Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HASIL PERIKANAN

PENGUJIAN TVB DAN TMA

Disusun Oleh :

NAMA : Widhita

NIM : 09/283766/PN/11723

HARI/TANGGAL : Rabu / 16 Maret 2011

ASISTEN :

LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN


JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
Pengujian TVB dan TMA

TVB atau total volatile bases adalah banyaknya basa menguap. TVB diproduksi oleh
reaksi oksidasi aktivitas enzim dan mikroba di dalam otot jaringan ikan yang sebagian besar
terdiri dari senyawa amin, diantaranya amonia, trimethylamine (TMA) dan dimethylamine
(DMA). TVB biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran ikan, semakin menurun
mutu ikan, akan semakin tinggi kadar TVB-nya. Selain itu dapat pula digunakan untuk
mengetahui batasan ikan yang masih layak untuk dikonsumsi. Ikan yang sudah benar-benar
busuk memiliki kadar TVB melebihi 30 mg-N/100 gram (Soekarto, 1990)
TMA atau trimethylamine merupakan jenis senyawa yang tidak berwarna, bersifat
higroskopik, dan mudah terbakar dimana amina tersier memiliki bau amis yang kuat.
Trimethylamine yang memiliki rumus N(CH3)3 disusun dari reaksi ammonia dan methanol
dengan menggunakan katalis. Reaksinya 3 CH3OH3 + NH3  (CH3)3N + 3H2O (Winarno, 1992).
Biasanya TMA digunakan dalam system kolin, hidroksida, tetramethylammonium, dan pengatur
pertumbuhan tanaman. Senyawa ini merupakan produk dekomposisi dari tumbuhan dan hewan.
Keberadaannya pada ikan juga dapat berasal dari penggabungan asam laktat dan TMAO
(Murdjiharto, 1993).
Pengujian TVB dan TMA diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan. Alat yang akan
digunakan antara lain cawan Conway, pipet ukur 1 mL, blender, kertas saring, Erlenmeyer, dan
incubator. Sedangkan bahan yang disiapkan adalah sampel (bakso ikan dan otak-otak), larutan
TCA 7.5%, larutan 4% asam borat, larutan K 2CO3 jenuh, larutan 1/70 N HCl dan vaselin. Pada
pengujian TMA bahan yang digunakan sama, hanya saja ditambah larutan formalin 40%.
Prosedur awal yang dilakukan adalah membuat filtrate yang berasal dari sampel yang
telah ditambah TCA 7.5% dan diblender. Menurut Sudarmadji (1996), TCA berfungsi untuk
menghentikan jalannya reaksi hidrolisis dengan cara mendenaturasi enzim karena sifat TCA
adalah asam. Kemudian menyiapkan 2 buah cawan Conway untuk masing-masing pengujian.
Mengolesi tepian cawan Conway dengan vaselin yang berfungsi untuk melekatkan cawan
Conway sehingga tidak terjadi pertukaran gas dari dalam keluar atau sebaliknya. Cawan Conway
1, diisi larutan asam borat sebanyak 1 mL yang dimasukkan dalam inner chamber, dimana
larutan ini berfungsi sebagai indicator perubahan warna saat dititrasi dengan HCl dan berubah
warna menjadi merah muda. Outer chamber sisi kanan diisi filtrate dan sebelah kiri diisi K 2CO3
masing-masing sebanyak 1 mL. K2CO3 berfungsi untuk mengikat basa volatile pada jaringan
sampel. Setiap kali memasukkan larutan kedalam cawan Conway, harus segera ditutup karena
larutan tersebut mempunyai sifat yang mudah menguap. Cawan Conway 2 digunakan untuk
blanko yang cara pembuatan yang sama dengan cawan Conway 1, hanya saja filtrate sampel
diganti dengan larutan TCA 7.5%. Pada pengujian TMA juga dilakukan hal serupa, hanya saja
pada cawan Conway 1, ditambah dengan larutan formalin 40% sebanyak 0.5 mL yang diletakkan
diantara sampel dan K2CO3. Larutan formalin berfungsi untuk mengikat senyawa lain selain
TMA. Larutan dalam outer chamber dicampur sesaat sebelum diinkubasi pada suhu 35 oC selama
2 jam atau 1 hari dengan suhu ruang. Setelah itu, asam borat dalam blanko dititrasi dengan HCl
sampai berwarna merah muda. Warna merah muda terbentuk karena adanya HCl berlebih yang
menyebabkan suasana asam. Selanjutnya asam borat dalam dalam sampel juga dititrasi dengan
HCl sampai warnanya seperti yang didapatkan pada blanko, kemudian dihitung kadarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Murdjiharto. T.J. 2005. Biokimia Nutrisi Protein Ikan. Universitas Brawijaya. Malang.
Soekarto, S.T. 1990.  Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai