Anda di halaman 1dari 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI TERIPANG LAUT

(HOLOTHURIA ATRA) TERHADAP BAKTERI


Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

Kelompok I :
Eroh Sari Dame ( 2101012008) Sebagai Presentator
Ririn Masrita (2101012017) Sebagai Pencari Jurnal
Yuni Puspitasari (2101012021) Sebagai Pembuat Powerpoint
ABSTRAK

Indonesia merupakan negara tropis, yang mempunyai keanekaragaman hayati berlimpah


salah satuya ialah teripang laut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri
fraksi teripang laut (Holothuria atra) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan fraksi
meggunakan pelarut n-heksan, kloroform, metanol dan air. Pengujian antibakteri
menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak dan fraksi uji
memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa
fraksi teripang laut (Holothuria arta) efektif dalam menghambat pertumbuhan bateri
Escherichia coli serta bateri Staphyococcus aureus dangan kategori sedang dan kuat. Daya
hambat terbesar ditunjukkan oleh fraksi kloroform.

Kata Kunci : Holothuria arta, daya ambat, Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
fraksinasi, difusi agar.
PENDAHULUAN

Teripang merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek


cukup baik dan berniai ekonomis tinggi, baik dipasaran domestik maupun internasional
(Darsono, 2007). Pemanfaatan teripang diindonesia sebagai bahan pangan dibandingkan
produk perikanan lainnya tergolong rendah dan kurang popular (Darsono et al. 1998).
Rajhab dan Darsono menjelaskan bahwa dibeberapa negara seperti Hongkong, Taiwan,
dan Singapura telah meiliki teknik pengelolaan teripang yang lebih maju sehingga
teripang telah menjadi salah satu komponen pangan yang sangat digemari.
METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam peneitian ini antara lain yaitu Masker, Shorkel, Fins,
Tabung oksigen, Cool box, Alat fotografi, Pisau, Botol plastik, Botol kaca steril, Timbangan
analitik, Gelas ukur 100 ml dan 250 ml, Pipet tetes, Corong gelas, Corong pisah, Kertas
saring, Beaker glass 1800 ml, Rotary evaporator, Isonicater, vortex, cawan petri, spatula,
kertas label, lemari pendingin, erlenmayer 250 ml, autoklaf, pinset, magnetic stirer, batang
pengaduk, mikropipet, tabung reaksi, inkubator, laminar air flow, oven, sarung tangan,
kipas, tissue, mistar berskala.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu teripang laut, bakteri uji
staphylococcus aureus dan escherichia coli, estrak daging (beef extract), aquadest, etanol,
kloroform, metanol, n-heksana, kapsul kloramfenikol 250 mg, nutrient agar, pepton,
natrium klorida, paper disc ukuran 6 mm.
PENGAMBILAN SAMPEL

Pada sampel ini sampel teripang laut dikoleksi dari perairan pantai manado,
dengan menggunakan alat bantu (masker, fins, dan shorkel). Sampel yang telah
diperoleh dimasukkan kedalam kantong plastik tahan panas, selanjutnya ditempatkan
dalam cool box kemudian langsung dibawa ke laboratorium.
EKSTRAKSI BAHAN AKTIF SAMPEL

1. Sampel dipotong kecil-kecil dan ditimbang 332,4 dimasukkan dalam botol kaca, setelah itu
sampel di rendam kedalam larutan etanol 96% sebanyak 664 ml dengan perbandingan 1:2
dtutup dengan aluminium foil selama selang waktu 24 jam pada suhu kamar.
2. Sampel disaring hingga menghasilkan filtrat 1 dan debris 1
3. Debris 1 ditambah larutan etanol dengan perbandingan 1:2 tutup dengan aluminium foil dan
biarkan selama selang waktu 24 jam, kemudian sampel disaring hingga menghaslikan filtrat
2 dan debris 2
4. Debris 2 ditambah dengan larutan etanol dengan perbandingan 1:2 ditutup dengan
aluminium foil dan dibiarkan selama selang waktu 24 jam, selanjutnya sampel disaring
menghasikan filtrat 3 dan debris 3
5. Filtrat 1,2, dan 3 dicampurkan menjadi satu kemudian disaring dan selanjutnya dievaporasi
menggunakan rotary eaporator pada suhu 40°c sampai etanol menguap.
6. Selanjutnya ekstrak dikeringkan dengan cara diangin-angikan sehingga diperoleh ekstrak
kasar dan ditimbang menggunakan timbangan analitik
7. Letak dalam botol kecil kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
FRAKSINASI SAMPEL
1. Ekstrak kasar teripang laut sebanyak 1 gram dimasukkan kedalam corong pemisah,
kemudian dilarutkan dalam metanol: air sebanyak 100 ml dengan perbandingan 9:1
selanjutnya ditambahkan n-heksana 100 ml.

2. Dikocok sampai homogen, dan dibiarkan hingga terbentuk lapisan metanol-air dan lapisan
n-heksana, Masing-masing larutan ditampung kedalam erlenmayer yang berbeda.

3. Lapisan n-heksana dievaporasi menggunakan rotary evaporator samapai lapisan mengering


dan menghasilkan fraksi n-heksana kemudian ditimbang.

4. Lapisan metanoi-air ditambah air sebanyak 100 ml dengan perbandingan 1:1 lalu dipertisi
dengan pelarut kloroform 200 ml. Kocok sampai homogen, dibiarkan hingga terbentuk
lapisan metanol-air dan lapisan koroform.

5. Masing-masing lapisan ditampung di erlenmayer yang berbeda, kroform kemudian


dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga kermg dan membentuk fraksi
kloroform.

6. Lapisan metanol-air ditampung pada erlenmayer yang berbeda, kemudian diuapkan dengan
rotary evaporator hingga kering dan menghasilkan fraksi metanol-air. Timbang ketiga fraksi
lalu diletakkan dalam lemari pendingin.
PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Metode yang digunakan yaitu metode difusi agar. Pada pengujian ini cakram (paper
disc) yang digunakan berukuran 6 mmdengan daya serap 50 µL tiap cakram. Konsentrasi
yang digunakan hanya satu konsentrasi yaitu 250 µg/ 50 µl pada setiap sampel yang terdiri
dari ekstrak kasar, fraksi n-heksana, fraksi kloroform, fraksi metanol-air, kontrol positif
dan kontrol negatif. Sampel yang telah ditentukan konsentrasinya ditotolkan pada masing-
masing cakram dengan menggunakan mikropipet. Media agar BI yang sudah di autoklaf
pada suhu 121°C selama 15 menit, kemudian didinginkan sampai suhu 40°C. tuang media
agar kedalam cawan petri, diambi sebanyak 100µL bakteri yang telah dikultur dalam
tabung reaksi, dipipet dan diinokulasi pada media agar BI dan ditunggu sampai media agar
BI mengeras. Diletakkan kertas cakram yang telah ditotolkan sampel uji dengan pinset
kemudian masing-masing cawan petri diberi label dan nomor sampel yang sesuai lalu
diinkubasi selama 1x 24 jam..
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Fraksinasi dan Rendemen Fraksi

Berat Fraksi Rendemen


Sampel Warna
(g) (%)
FH Hijau
0,22 22
FK Coklat kehitaman
0,37 37
FMA Coklat
0,24 24

Keterangan :
FH : Fraksi Heksana
FK : Fraksi Kloroform
FMA : Fraksi Metanol-Air
Berdasarkan tabel 1. partisi menggunakan pelarut n-heksana, didapati fraksi n-heksana

berwarna hijau dengan berat 0,22 g dan rendemen berkisaran 22%, untuk pelarut kloroform

didapati fraksi berwarna coklat kehitaman dengan berat 0,37 g dengan rendemen

berkisaran 37% dam metanol didapati fraksi berwarna coklat dengan berat 0,24 g serta

rendmen berkisaran 24%. Ketiga rendemen menunjukkan perbedaan yang nyata seperti

rendemen yang dihasilkan oleh fraksi kloroform lebih besar dibandingkan dengan

rendemen metanol-air dan n-heksana hal ini disebabkan oleh adanya peredaan kelarutan

komponen dalam sampel.


Tabel 2. Diameter Zona Hambat (mm) Terhadap Bakteri Uji Escherichia Coli

Ulangan
Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi Kontrol Kontrol
Etanol Metanol Kloroform n-heksana Positif Negatif
Ekstrak Air (+) (-)

1 12,5 7,75 12,75 5,75 21,75 0


2 11,75 7,75 20,75 6,75 23,75 0
3 8,75 8,75 21,75 7,75 24,25 0
Rata- rata 11 7,91 18,41 6,75 23,25 0

Berdasarkan tabel 2. didapati bahwa ekstrak dan fraksi uji mampu


menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif yaitu bakteri escherichia coli.
Tabel 3. Diameter Zona Hambat (mm) Terhadap Bakteri Uji Staphylococcus aureu

Ulangan
Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi Kontrol Kontrol
Etanol Metanol Kloroform n-heksana Positif Negatif
Ekstrak Air (+) (-)

1 13,75 7,75 13,5 6,75 20,5 0


2 10,75 8,75 22,5 7,5 21,75 0
3 12,75 9,75 23,5 8,5 23,25 0
Rata- rata 12,41 8,75 19,83 7,58 21,83 0
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi uji mampu menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif yaitu bakteri staphylococcus aureus. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya daya hambat yang terbentuk pada fraksi metanol ekstrak sebesar 12,41 mm
serta fraksi kloroform yaitu sebesar 19,83 mm dikategorikan kuat, sedangkan untuk fraksi
metanol-air menunjukkan daya hambat dengan kategori sedang yaitu 8,75 mm dan pada
fraksi n-heksan sebesar 7,58 mm.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa fraksi
teripang laut (Holothuria atra) memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri
Escherichia coli dan bakteri staphylococcus aureus. Fraksi teripang laut memiliki senyawa
bioaktif dengan spektrum yang luas yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan staphylococcus aureus. Masing-masing fraksi memiliki perbedaan daya
hambat terhadap bakteri Escherichia coli dan staphylococcus aureus. Daya hambat yang
paling besar ditunjukkan oleh fraksi kloroform.
Terimakasih guys

Anda mungkin juga menyukai