Anda di halaman 1dari 11

BAB II MODEL BENCHMARKING ANTAR PROGRAM STUDI

Benchmarking program studi dapat dilakukan secara internal pada program studi di dalam UMS maupun program studi sejenis antara UMS dengan perguruan tinggi lainnya. Ketersediaan data juga menjadi pertimbangan. Hal ini berkaitan dengan adanya program studi yang dimiliki UMS dan perguruan tinggi lain namun datanya tidak tersedia. Benchmarking program studi dilakukan dengan dua jalan, yaitu dengan cara penilaian skoring terhadap profil program studi dan model sistem input-proses-output. A. Benchmarking berbasis skor profil Benchmarking berbasis profil dilakukan dengan menggunakan data profil program studi. Untuk melakukan benchmarking dipilih variabel yang dapat menunjukkan kinerja program studi. Variabel yang dipilih adalah meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. IP Kumulatif Persentase Mhs lulus tepat waktu Persentase Pendaftar yg lulus seleksi Persentase Pendaftar lulus seleksi yg daftar ulang Rasio jumlah dosen yg mengajar (tetap dan tidak tetap) Persentase Dosen tetap bergelar S-2 dan S-3

terhadap jumlah mahasiswa (1 : .. )

Selanjutnya dilakukan skoring pada variable-variabel tersebut. Skor berkisar dari 0 hingga 10. Rentang skor ini dipertimbangkan secara kontinum terhadap rentang data yang ada sehingga skor 10 diberikan bila tercapai nilai maksimum dari data variable tersebut. Misalnya, skor 10 pada variable IPK diberikan bila mempunyai nilai 4 dan skor 0 diberikan bila nilainya 0. Demikian untuk variable lainnya. Perhitungan untuk pemberian skor adalah sebagaimana Tabel 3.11. berikut.

Tabel 1. Perhitungan Skor


Variabel IP Kumulatif Persentase Mhs lulus tepat waktu Persentase Pendaftar yg lulus seleksi Persentase Pendaftar lulus seleksi yg daftar ulang Rasio dosen yg mengajar (tetap+tidak tetap) terhadap mahasiswa (1 : .. ) Rumus Perhitungan yi * 2,5 yi *10 (yi * (-10)) +10 ((yi *10)-(2*10-15)) Minimum Skor min = 0 (bila yi = 0) Skor min = 0 (bila yi = 0%) Skor min = 0 (bila yi = 0%) Skor min = 0 (bila yi = 0%) Skor min = 1 (bila yi = 1:>70) Maksimum Skor max = 10 (bila yi = 4) Skor max =10 (bila yi = 100%) Skor max = 10 (bila yi = 100%) Skor max = 10 (bila yi = 100%) Skor max = 10 (untuk Sosial bila yi = 1:<30 dan Eksakta yi = 1:<25) Skor max = 10 (bila yi = 100)

((-0,225)*yi)+16,75

Persentase Dosen tetap Skor min = 0 yi * 10 bergelar S2 dan S3 (bila yi = 0 ) Keterangan : yi adalah angka variabel yang dimiliki sesuai data yang ada

Skor akhir didapatkan dengan menghitung rata-rata skor seluruh variabel. Pada benchmarking program studi sejenis diantara beberapa perguruan tinggi diperlukan untuk diawali dengan membandingkan orientasi - fokus dan kompetensi lulusan program studi. Hal ini mengingat program studi yang mempunyai nama sama namun berada di perguruan tinggi lain dapat memiliki orientasi dan fokus yang berbeda serta tingkat kompetensi lulusan karena pengaruh dan batasan yang dimiliki visi, misi, dan tujuan universitas. Orientasi dan fokus dilihat dari visi, misi, dan tujuan pendidikan program studi sedangkan kompetensi lulusan dari pernyataan mengenai output lulusan yang diharapkan yang meliputi pengetahuan dan pemahaman bidang keilmuan dan ketrampilan individu maupun kelompok. B. Benchmarking berbasis sistem Benchmarking berbasis sistem adalah upaya perbandingan kondisi program studi dengan melihat pada sub sistem pendidikan tinggi yang terdiri dari sub sistem input proses output.

Input pada program studi di sini adalah kualitas masukan tiap tahun di program studi yang akan mengikuti proses pendidikan yang diarahkan untuk menjadi lulusan (output). Asumsi yang dipergunakan adalah untuk mendapatkan input yang berkualitas maka perlu dilakukan seleksi. Untuk mendapatkan input program studi yang berkualitas maka dilakukan seleksi calon mahasiswa baru. Variabel sebagai indikator sub sistem input bagi program studi adalah Tingkat ketetatan seleksi calon mahasiswa baru. Indikator ini dilihat dari persentase calon mahasiswa yang lulus ujian masuk dibandingkan jumlah pendaftar pada program studi tersebut. Semakin kecil persentase calon mahasiswa yang lolos menunjukkan keketatan seleksi yang berarti mutu input berkualitas tinggi (TINGGI). Sebaliknya, semakin besar persentasenya maka mutu inputnya RENDAH. Kategori input bermutu TINGGI atau RENDAH ditentukan berdasarkan pada standar yang diperoleh dari rata-rata persentase keketatan seleksi program studi sejenis pada perguruan tinggi sampel. Keketatan seleksi program studi yang lebih besar dari standar dikategorikan RENDAH sedangkan bila di bawahnya dikategorikan TINGGI. Proses pada program studi di sini adalah kualitas proses pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan sumberdaya yang berkualitas. Asumsi yang dipergunakan adalah untuk menjalankan proses yang berkualitas maka perlu dukungan sumberdaya yang memenuhi kapasitas layanan dan kemampuan. Sumberdaya utama pada proses pendidikan program studi adalah dosen. Kapasitas layanan ditunjukkan dari perbandingan jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa (rasio dosen terhadap mahasiswa) sedangkan kemampuan dosen ditunjukkan dengan kualifikasi tingkat pendidikan dosen (dosen bergelar master dan doktor). Variabel sebagai indikator sub sistem proses bagi program studi adalah rasio dosen dan mahasiswa. Indikator ini dilihat dari perbandingan jumlah dosen dengan mahasiswa yang mana semakin besar angka perbandingan (mendekati 1:1) maka menunjukkan mutu proses yang TINGGI. Sebaliknya, semakin besar angka perbandingan maka mutu prosesnya RENDAH. Kategori proses bermutu TINGGI atau RENDAH ditentukan berdasarkan pada standar yang diperoleh dari rata-rata rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa program studi sejenis pada perguruan tinggi sampel. Rasio jumlah dosen

terhadap jumlah mahasiswa program studi yang lebih besar dari standar dikategorikan RENDAH sedangkan bila di bawahnya dikategorikan TINGGI. Output pada program studi di sini adalah kualitas output pendidikan yang dihasilkan oleh program studi. Asumsinya adalah output yang berkualitas merupakan output yang memiliki nilai hasil uji tinggi. Lulusan program studi yang berkualitas adalah yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi. Variabel sebagai indikator sub sistem output bagi program studi adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indikator ini dilihat dari IPK (skala 0-4) dimana semakin besar angka IPK maka menunjukkan mutu output yang TINGGI. Sebaliknya, semakin kecil angka IPK maka mutu outputnya RENDAH. Kategori output bermutu TINGGI atau RENDAH ditentukan berdasarkan pada standar yang diperoleh dari rata-rata IPK program studi sejenis pada perguruan tinggi sampel. IPK yang lebih besar dari standar dikategorikan TINGGI sedangkan bila di bawahnya dikategorikan RENDAH. Rekapitulasi pada tabel di atas digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh input terhadap output dan proses terhadap output. Uji yang digunakan adalah korelasi dan regresi antara Input dan Output (I-O) serta Proses dan Output (P-O). Uji korelasi menunjukkan bahwa korelasi I-O adalah sebesar 0,591097 dan P-O sebesar 0,19975. Sedangkan uji regresi menunjukkan bahwa pengaruh input terhadap output (I-O) adalah sebesar R2=0,3494 sedangkan pengaruh proses terhadap output adalah R2 = 0,0399. Hasil uji menunjukkan bahwa hubungan dan pengaruh input terhadap output lebih kuat dibandingkan proses terhadap output. Regresi I-O

3,5 3 2,5 output 2 1,5 1 0,5 0 0 0,5 1 1,5 input 2 2,5 3 3,5 y = 0,6143x + 0,9571 R2 = 0,3494

Regresi P-O
3,5 3 2,5 output 2 1,5 1 0,5 0 0 0,5 1 1,5 proses 2 2,5 3 3,5 y = 0,2024x + 1,5802 R2 = 0,0399

Berdasarkan data yang menunjukkan input proses ouput program studi sejenis pada perguruan tinggi sampel, serta didukung hasil uji korelasi dan regresi, didapatkan 7 (tujuh) model sistem pendidikan. Model I merupakan model dengan sub sistem (baik input, proses, maupun output) yang bermutu tinggi. Model ini disebut sebagai model terbaik sistem pendidikan yang menunjukkan bahwa program studi mempunyai input yang baik dimana mahasiswa yang masuk diseleksi untuk menjadi mahasiswa program studi tersebut. Proses dalam program studi

Model I ini juga berlangsung dengan baik dimana dosen tersedia dengan cukup
untuk memberikan materi pada mahasiswa. Hasil lulusannya juga mempunyai kualifikasi yang bagus. Sedangkan Model VII merupakan model terburuk dari sistem pendidikan diantara perguruan tinggi sampel dimana dengan input dan proses yang rendah tetapi luaran lulusannya memiliki kualifikasi yang tinggi. Secara grafis, ketujuh model tersebut dapat disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Model sistem pendidikan perguruan tinggi sampel TIPE MODEL I MODEL II MODEL III MODEL IV MODEL V MODEL VI MODEL VII INPUT TINGGI TINGGI RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH PROSES TINGGI RENDAH TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH OUTPUT TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI KONDISI TERBAIK

TERBURUK

Selanjutnya dilakukan benchmarking dengan menggunakan 7 (ketujuh) model di atas untuk menggambarkan kondisi program studi di perguruan tinggi sampel.

C. Benchmarking Antar Program Studi di UMS Model benchmarking antar program studi diujicobakan pada program studi di UMS. Program studi yang diikutsertakan dalam benchmarking ini adalah program studi dengan strata 1 (S1). 1. Benchmarking antar program studi berdasarkan profil Adapun profil program studi di UMS dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Profil Program Studi di UMS
IP Kumulatif Persentase Mhs lulus tepat waktu Persentase Pendaftar yg lulus seleksi Persentase Pendaftar lulus seleksi yg daftar ulang Rasio dosen yg mengajar (tetap+tidak tetap) terhadap mahasiswa (1 : .. ) 27 20 37 23 24 16 16 41 41 17 19 64 49 13 40 64 53 42 43 58 30 Persentase Dosen tetap bergelar S-2 & S-3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TEKNIK KIMIA TEKNIK MESIN TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO ARSITEKTUR KESEHATAN MASY KEPERAWATAN FARMASI GEOGRAFI GIZI P. MATEMATIKA P. BIOLOGI P. PANCASILA P. AKUNTANSI P. BHS INDONESIA P. BHS INGGRIS HUKUM MANAJEMEN AKUNTANSI IESP

2,13 2,22 1,73 2,15 1,51 2,43 2,77 x 2,66 x 2,55 2,24 2,79 x 2,42 2,75 2,71 2,66 2,69 2,60 2,53 2,51 2,63 2,57

13,48% 10,79% 63,33% 7,96% 58,62% 18,33%

62,40% 2,35% 36,75% 53,13% 38,89% 52,72% 44,09% 35,06% 17,27% 49,11% 52,54% 35,26%

91,57% 87,04% 92,47% 81,37% 84,13% 87,14% 77,80% 62,24% 65,13% 100,00% 65,72% 90,97% 87,76% 99,06% 90,00% 98,42% 79,03% 85,71% 88,19% 86,73% 88,57%

69,74% 55,32% 77,33% 67,47% 68,87% 80,33% 32,65% 40,28% 56,49% 80,21% 44,71% 65,41% 85,34% 34,81% 86,15% 55,58% 65,34% 77,35% 78,42% 78,36% 67,74%

88,24% 78,95% 73,33% 65,00% 83,34% 48,15% 71,43% 42,86% 28,57% 75,00% 83,33% 61,11% 85,71% 83,33% 70,00% 53,85% 68,57% 55,18% 84,44% 82,61% 71,43%

PSIKOLOGI

2 ,7

1 ,1 % 4 7

8 ,4 % 3 3

7 ,7 % 4 3

2 8

7 ,1 % 1 5

Profil di atas selanjutnya diberikan skor sesuai dengan perhitungan Tabel 1 sehingga didapatkan Tabel 4 yang menunjukkan skor profil program studi di UMS.

Tabel 4. Skor Profil Program Studi UMS

IP Kumulatif

Persentase Mhs lulus tepat waktu

Persentase Pendaftar yg lulus seleksi

Persentase Pendaftar lulus seleksi yg daftar ulang

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TEKNIK KIMIA TEKNIK MESIN TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO ARSITEKTUR KESEHATAN MASY KEPERAWATAN FARMASI GEOGRAFI GIZI P. MATEMATIKA P. BIOLOGI P. PPKn P. AKUNTANSI P. BHS INDONESIA P. BHS INGGRIS HUKUM MANAJEMEN AKUNTANSI IESP

Rasio dosen yg mengajar (tetap+tidak tetap) terhadap mahasiswa (1 : .. ) 10,000 10,000 8,425 10,000 10,000 10,000 10,000 7,461 7,573 10,000 10,000 2,350 5,629 10,000 7,739 2,298 4,864 7,300 7,075 3,700 10,000 10,000

Persentase Dosen tetap bergelar S-2 & S-3

5,325 5,550 4,325 5,375 3,775 6,075 6,933 6,642 6,383 5,608 6,967 6,058 6,875 6,775 6,658 6,725 6,492 6,325 6,275 6,575 6,425 6,750

1,348 1,079 6,333 0,796 5,862 1,833 BELUM BELUM 6,240 0,235 BELUM 3,675 5,313 3,889 5,272 4,409 3,506 1,727 4,911 5,254 3,526 1,417

0,843 1,296 0,753 1,863 1,587 1,286 2,220 3,776 3,487 0,000 3,428 0,903 1,224 0,094 1,000 0,158 2,097 1,429 1,181 1,327 1,143 1,657

6,974 5,532 7,733 6,747 6,887 8,033 3,265 4,028 5,649 8,021 4,471 6,541 8,534 3,481 8,615 5,558 6,534 7,735 7,842 7,836 6,774 7,473

8,824 7,895 7,333 6,500 8,334 4,815 7,143 4,286 2,857 7,500 8,333 6,111 8,571 8,333 7,000 5,385 6,857 5,518 8,444 8,261 7,143 7,115

PSIKOLOGI

Skor profil di atas kemudian dicari skor total atau skor akhir yang merupakan ratarata skor dari keseluruhan item program studi. Hasilnya digunakan untuk menyusun peringkat program studi dan diketahui posisi satu program studi dengan program studi lainnya. Tabel 5. Benchmarking Program Studi UMS Berdasarkan Profil
NO PROGRAM STUDI 1GIZI 2GEOGRAFI 3P. AKUNTANSI 4P. BIOLOGI 5TEKNIK ELEKTRO 6MANAJEMEN 7KESEHATAN MASY 8IESP 9TEKNIK MESIN 10P. PPKn 11PSIKOLOGI 12TEKNIK INDUSTRI 13AKUNTANSI 14P. BHS INGGRIS 15ARSITEKTUR SKOR TOTAL 6,640 6,226 6,202 6,167 6,074 5,955 5,912 5,835 5,817 5,737 5,735 5,552 5,492 5,369 5,340

16KEPERAWATAN 17TEKNIK KIMIA 18TEKNIK SIPIL 19FARMASI 20HUKUM 21P. MATEMATIKA 22P. BHS INDONESIA

5,238 5,225 5,214 5,190 5,006 4,393 4,025

2. Benchmarking antar program studi berdasarkan sistem Benchmarking antar program studi internal di UMS dengan menggunakan model sistem adalah menggunakan data sebagaima berikut. Tabel 6. Kondisi Input-Proses-Output Program Studi di UMS

INPUT

PROSES

OUTPUT
IP Kumulatif

Persentase Pendaftar yg Rasio dosen yg lulus seleksi mengajar (tetap+tidak tetap) terhadap mahasiswa (1 : .. ) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI 91,57% 27 TEKNIK KIMIA 87,04% 20 TEKNIK MESIN 92,47% 37 TEKNIK SIPIL 81,37% 23 TEKNIK ELEKTRO 84,13% 24 ARSITEKTUR 87,14% 16 KESEHATAN MASY 77,80% 16 KEPERAWATAN 62,24% 41 FARMASI 65,13% 41 GEOGRAFI 100,00% 17 GIZIS1 65,72% 19 P. MATEMATIKA 90,97% 64 P. BIOLOGI 87,76% 49 P. PANCASILA 99,06% 13 P. AKUNTANSI 90,00% 40 P. BHS INDONES 98,42% 64 P. BHS INGGRIS 79,03% 53 HUKUM 85,71% 42 MANAJEMEN 88,19% 43 AKUNTANSI 86,73% 58 IESP 88,57% 30

2,13 2,22 1,73 2,15 1,51 2,43 2,77 2,66 2,55 2,24 2,79 2,42 2,75 2,71 2,66 2,69 2,60 2,53 2,51 2,63 2,57

PSIKOLOGI

83,43%

28

2,7

RATA-RATA

85,11%

35

2,45

Selanjutnya setelah diklasifikasikan didapatkan kategori kualitas sistem program studi di UMS sebagaimana Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Kualifikasi Sistem program Studi di UMS

PROGRAM STUDI
TEKNIK INDUSTRI TEKNIK KIMIA TEKNIK MESIN TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO ARSITEKTUR KESEHATAN MAS KEPERAWATAN FARMASI GEOGRAFI GIZI P. MATEMATIKA P. BIOLOGI P. PANCASILA P. AKUNTANSI P. BHS INDONESIA P. BHS INGGRIS HUKUM MANAJEMEN AKUNTANSI IESP

INPUT
RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI

PROSES
TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH RENDAH TINGGI TINGGI RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI TINGGI

OUTPUT
RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI

PSIKOLOGI

Selanjutnya didapatkan model sistem program studi sebagaimana Tabel berikut. Tabel 8. Benchmarking Program Studi UMS Berdasar Model Sistem

PROGRAM STUDI
KESEHATAN MASYARAKAT GIZI

MODEL
MODEL I MODEL I MODEL I MODEL II MODEL II MODEL II MODEL III MODEL IV MODEL IV MODEL IV MODEL IV MODEL V MODEL V MODEL VI MODEL VI MODEL VII MODEL VII MODEL VII MODEL VII

PSIKOLOGI
KEPERAWATAN FARMASI P. BHS INGGRIS P. PANCASILA TEKNIK INDUSTRI TEKNIK KIMIA ARSITEKTUR GEOGRAFI TEKNIK MESIN P. MATEMATIKA TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO P. BIOLOGI P. AKUNTANSI P. BHS INDONESIA HUKUM

MANAJEMEN AKUNTANSI IESP

MODEL VII MODEL VII MODEL VII

3. Lesson Learnt Benchmarking antar program studi UMS Terjadi perbedaan hasil pemeringkatan benchmarking berdasar profil dengan hasil berdasar model sisttem. Tiga peringkat terbaik berdasar model profil program studi UMS adalah Gizi, Geografi, dan Pendidikan Akuntansi. Sedangkan peringkat terbawah adalah Hukum, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Peringkat tersebut berbeda dengan peringkat yang diperoleh benchmarking dengan model sistem. Peringkat terbaik menurut model sistem adalah Kesehatan Masyarakat, Gizi, dan Psikologi. Adapaun yang berada pada peringkat terbawah hasil benchmarking menurut model sistem terdapat tujuh program studi, yaitu Pendidikan Biologi, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Bahasa Indonesia, Hukum, Manajemen, Akuntansi, dan IESP. Peringkat terbawah menurut model sistem berarti program studi tersebut memiliki Model VII. Perbedaan ini menunjukkan perlunya untuk menggunakan lebih dari satu metode benchmarking sehingga informasi yang didapatkan dapat berimbang dan memperhatikan multi aspek strategis. Sumber: http://www.google.co.id/#hl=id&biw=986&bih=531&q=input+yang+diharapkan+per guruan+tinggi&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=1d5091427d9c3ba

Anda mungkin juga menyukai