(PRE-CURRENT-POST AUDIT)
Disampaikan dalam
Kepentingan Investor
BAGIAN KONTRAKTOR
?
KKKS
PENDAPATAN (REVENUE)
Cost Recovery
?
Kepentingan Nasional
BAGIAN INDONESIA
FTP 20%
73,2143%
Pemerintah
Pemerintah
Kontraktor
Kontraktor
Cost Recoverable
26,7857% Biayabiaya PAJAK = 44% SPLIT = 15%, after Tax Split = 0,15 / (1- 0,44) = 26,7857% (before Tax) 5
Misal : Pendapatan kotor FTP 20 % Total biaya produksi Equity to be split Kalau split 85/15 makapendapatan pemerintah
:X : 0.2 X :Y : 0.8 X - Y
: 0.85 (0.8X-Y) + 0.85 x 0.2X 0.85X - 0.85Y Ini artinya pendapatan pemerintah yang 85 % dari pendapatan kotor, masih harus dikurangi 85% dari total biaya produksi. Semakin kecil biaya produksi (Y), maka equity to be split menjadi lebih besar: ===> Perolehan negara maupun KKKS semakin besar
== KUSWO WAHYONO, IATMI - KMI, Agustus 2007 ==
COST RECOVERY COST RECOVERY 1. 2. 3. 4. Biaya operasi dan depresiasi biaya kapital, seminimal mungkin. Unconsolidated. Sedapat mungkin tanpa komponen bunga pinjaman. Alat Kontrol:
PRE-AUDIT (POD, WP&B, AFE, tender) CURRENT AUDIT (pelaporan, monitoring, inspeksi) POST-AUDIT (pemeriksaan internal dan eksternal).
5. Dilakukan sejak pembicaraan Plan of Development (POD), Work Program & Budget (WP&B), Authorization of Expenditure (AFE), monitoring pelaksanaan WP&B, dan Closed-out AFE
== KUSWO WAHYONO, IATMI - KMI, Agustus 2007 ==
POD
Evaluasi keekonomian secara global, perkiraan tentang: gross revenue, total biaya, pendapatan pemerintah, pendapatan investor, cost recovery, parameter keekonomian.
No, Reject
Yes
WP&B
Pelaksanaan POD dituangkan dalam rencana WP&B tahunan. Volume pekerjaan dan biaya yang dibutuhkan harus mengacu pada POD yang telah disetujui. AFE merupakan alat kontrol (pre, current, post audit) terhadap AFE seluruh belanja KKKS (eksekusi WP&B dan angaran). Selalu diusahakan biaya yang diusulkan sewajar mungkin (pre audit), sehingga pengeluaran nyata lebih wajar daripada anggaran dalam POD maupun WP&B.
AFE
AFE
POD CONTENTS
Keekonomian Lapangan
Indikator Ekonomi: Government & Contractor Income, NPV, IRR, PIR, POT Project Schedule
Planning : Screening, Feasibility, and Conceptual Study. Execution : EPCI Commisioning Operation
Field Development Facility A. Primary Recovery Facilities Offshore Production Facilities : Offshore Platform, Other Offshore, dan Additional Facility. Onshore Production Facility : Processing, Flowline, Storage, dan Disposal Facility. Artificial Lift Equipment. B. Enhanced Oil Recovery
Geological Findings
Justification & Historical Well Discovery Output Data Geologi : Stratigrafi, Struktur, Korelasi, dan Peta. Output Data Reservoir : Karakterisasi Reservoir, Properti Batuan, Properti Fluida, dan Mekanisme Tenaga Pendorong. Output Data Komersial : Proved Reserves, Probable Reserves, dan Possible Reserves.
Analisis Keekonomian: Oil Price, Development cost, Sensitivity Analysis, Spider Chart
Development Scenario A. Development Strategy Phasing Development : Out-Step, In-Step, dan Proving Up. Fully Development B. Drilling & Production Strategy Platform/Cluster/Stand Alone Well Design : Vertical, Horizontal, Radial, Slim Hole. Completion Strategy : Comingle, Dual Completion Production Forecast
10
11
12
C. IMPLEMENTASI OPERASIONAL
PENGARUH PERUBAHAN HARGA MINYAK TERHADAP COST RECOVERY DAMPAK POSITIF: Gross Revenue meningkat dan ekivalen barrel Cost Recovery turun. Pendapatan Pemerintah dan Kontraktor KKS meningkat. KKKS berusaha secepat mungkin menaikkan produksi. Kegiatan KKKS bertambah, menggairahkan perekonomian. DAMPAK NEGATIF: Persaingan dalam mendapatkan peralatan dan kebutuhan penunjang lain. Biaya pengadaan peralatan utama dan penunjang meningkat. Kegiatan eksplorasi kalah dibandingkan kegiatan pengembangan lapangan. Cost Recovery dalam nilai unag (US$) KKKS akan meningkat. PERMASALAHAN LAIN: Kebanyakan lapangan minyak sudah mature dan depleted. Perubahan harga minyak yang dratis dapat mengakibatkan kondisi tidak kondusif.
== KUSWO WAHYONO, IATMI - KMI, Agustus 2007 ==
13
THANKS
14