Anda di halaman 1dari 30

REFLEKSI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sulikhah
Umur : 48 tahun
Tanggal lahir : 7 April 1967
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ WNI
Alamat : Babadan RT 02 RW I Gondangsari Pakis Magelang
Pendidikan : SD
Pekeriaan : Ibu Rumah Tangga

Nama suami : Tn. Pawat
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ WNI
Pekeriaan : Buruh Tani
Pendidikan : SD
Tgl masuk RS : 24-10-2010 iam 18.30 WIB

II. ANAMNESIS
24 94-07 2010. jam 18.30
A. Keluhan utama
Pasien datang membawa pengantar dari poli dengan mioma uteri sudah membawa
hasil EKG, rontgen dan USG
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G0P0A0 mengeluh mengeluarkan darah segar seperti haid disertai gumpalan-
gumpalan 2 minggu yang lalu disertai rasa nyeri. pasien iuga merasakan
pembesaran perut bagian bawah seiak 3 bulan yang lalu.
C. Riwayat penyakit dahulu
Hipertensi () seiak 3 tahun terakhir
Diabetes mellitus, asma, hepatitis, TBC dan iantung disangkal.


D. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat hipertensi, penyakit iatung, asma dan diabetes melitus disangkal
Riwayat penyakit keganasan disangkal
E. Riwayat Haid
Haid pertama umur : 12 tahun
Siklus haid : 30 hari
Lama haid : 7 hari
Pola gangguan menstruasi : nyeri haid () dan banyak (sehari ganti 4-5x pembalut)
F. Riwayat perkawinan
Perkawinan satu kali dengan suami selama 30 tahun
G. Riwayat kehamilan, kelahiran dan niIas : (-)
H. Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi.
I. Riwayat Keluarga Berencana
Selama ini belum pernah KB.

III. PEMERIKSAAN

Hari/tanggal Pemerikasaan Diagnosis Manaiemen
Minggu
24/10/10
Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemas
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 160/110 mmhg
RR : 20x/mnt
Nadi : 80x/mnt
T : 37
0
C

Mata : coniunctiva anemis
()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas norma
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-


D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi
- Rencana operasi
hari Rabu tgl 27-
10-10
- Perbaikan KU :
transIusi s.d Hb ~
8 gr
- Mulai besok 1
kolI/ hari
- PRC 2 kolI untuk
perbaikan KU
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Konsul interna
untuk
pengelolaan
hipertensi
- Viliron 1x1
- InIorm consent
dari suami

Senin 25/10/10 Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemah
Kesadara: Compos mentis
Tanda vital :
TD : 160/110 mmhg
RR : 20x/mnt
Nadi: 80x/mnt
T : 37
0
C

Mata : coniunctiva anemis
()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-

D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi


- Rencana operasi
hari Rabu tgl 27-
10-10
- Perbaikan KU :
transIusi s.d Hb ~
8 gr
- PRC 2 kolI untuk
perbaikan KU
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Konsul interna
untuk
pengelolaan
hipertensi
- Viliron 1x1

Selasa
26/10/10
Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemah
Kesadaran:Compos mentis
Tanda vital :
TD : 150/100 mmhg
RR : 20x/mnt
Nadi : 80x/mnt
T : 38
0
C

Mata : coniunctiva anemis
()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-

D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi



- Perbaikan KU :
Rencana operasi
hari Rabu tgl 27-
10-10
- transIusi s.d Hb ~
8 gr
- PRC 2 kolI untuk
perbaikan KU
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Viliron 1x1
- Captopril 3x25mg


Rabu 27/10/10 Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemah
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 150/90mmhg
RR : 24x/mnt
Nadi : 84x/mnt
T : 38
0
C


D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi


- Perbaikan KU :
Rencana operasi
hari sabtu
31/10/10
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Viliron 1x1
- Captopril 3x25mg
- Cek Hb post
transIusi
Mata : coniunctiva
palpebra anemis ()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-

Kamis
28/10/10
Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemah
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 150/90mmhg
RR : 24x/mnt
Nadi : 84x/mnt
T : 38
0
C


Mata : coniunctiva
palpebra anemis ()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-

D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia ringan
Hipertensi


- Perbaikan KU :
Rencana operasi
hari sabtu 30-10-
10
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Viliron 1x1
- Captopril 3x25mg


Jum`at
29/10/10











Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : baik
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 150/90mmhg
RR : 24x/mnt
Nadi : 84x/mnt
T : 38
0
C


Mata : coniunctiva
palpebra anemis ()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bwh pusat
Ektrimitas : udem -/-
D/ : G0P0A0, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi


- Perbaikan KU :
Rencana operasi
hari sabtu
30/10/10
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Viliron 1x1
- Captopril 3x25mg


Sabtu 30/10/10 Keluhan utama : rencana
operasi mioma uteri
Kondisi umum : lemah
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 150/90mmhg
RR : 24x/mnt
Nadi : 84x/mnt
T : 38
0
C


Mata : coniunctiva
palpebra anemis ()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal
Abdomen : TFU 4 ir di
bawah pusat
Ektrimitas : udem -/-

D/ : G
0
P
0
A
0
, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia ringan
Hipertensi



- Perbaikan KU :
Rencana operasi
- WBC 1 kolI utk
persiapan operasi
- Viliron 1x1
- Captopril 3x25mg

Minggu
31/10/10


Post
histerektomi











Keadaan umum : lemas
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital :
TD : 140/90mmhg
RR : 24x/mnt
Nadi : 16
T : 38
0
C
Mata : coniunctiva
palpebra anemis ()
Thorax : cor/ pulmo dalam
batas normal





Monitor PPV
Inieksi kalnex 1 amp
Inieksi ketorolax 1 amp
Inieksi ceIotaxim 1 amp







22.00




22.15





00.00


Senin 01/11/10
T : 40
0
C
TD : 140/90 mmhg
Pasien gelisah, teriak-
teraik







TD : 120/80 mmhg
T: 39,5
0
C

TD : 120/80 mmhg
T : 37
0
C
Pindah ICU


Inieksi ceIotaxim stop
diganti ciproIloxacin
inIus 2x1
Metronidazol inIus 2x1
Monitor Tanda vital
Pasang O2

STATUS GINEKLGI
Inspeksi : perut membuncit
Palpasi : teraba massa padat sebesat telor angsa, 4 iari di bawah pusat, tidak berbeniol-
beniol, mobilitas terbatas
DATA HASIL LABRATRIUM
- Hasil pemeriksaan laboratorium
- Hb : 7,8 g/dl
- Ht : 24,8
- AL : 9700 u/l
- AT : 264.000 U/l
- LED : 9,1 mm/iam
- Hasil USG : tampak uterus membesar dengan gambaran hiperekoik. Adneksa DBN
tidak tampak cairan bebas intraabdominal. Kesan : mioma uteri
- Hasil EKG : tidak di cantumkan
- Hasil rontgen : tidak di cantumkan

DIAGNSA
G0P0A0, 48 tahun
Mioma Uteri
Anemia sedang
Hipertensi

IV. ANALISA KASUS

Pada kasus ini diagnosa myoma uteri pada seorang wanita 48 th dengan G
0
P
0
A
0

ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan Iisik dan pemeriksaan penuniang.
Pada anamnesa pasien mengeluh iika haid meniadi lebih lama dan lebih banyak,
kadang iuga teriadi perdarahan dari vagina di luar siklus haid. Pasien iuga merasakan adanya
beniolan yang tidak nyeri di perut bagian bawah yang semakin lama semakin terasa
membesar dan mengganial. Keluhan mual, nyeri, sering kencing, konstipasi tidak dialami
pasien. Pada sumber kepustakaan didapatkan bahwa geiala subyektiI pada myoma uteri hanya
dirasakan oleh 35-50 penderita, dan sebagian besar umumnya asimptomatik serta
ditemukan secara kebetulan pada saat USG. Nyeri perut, mual, konstipasi dan miksi
merupakan salah satu dari geiala mioma meskipun tidak khas. Biasanya geiala nyeri perut
disebabkan inIark akibat gangguan sirkulasi darah yang menyerupai geiala akut abdomen
(termasuk mual dan muntah). Terkadang dapat menyebabkan penekanan kandung kemih,
sehingga timbul bladder irritability, polakisuria dan disuria. Pasien iuga mengeluh lemas,
sering pusing, mata berkunag-kunang dan mudah lelah. Hal ini merupakan geiala subyektiI
anemia karena perdarahan yang lama dan banyak.
Pada pemeriksaan Iisik status generalis pasien ini didapatkan kedua coniuctiva mata
pasien anemis ringan. Pasien iuga pucat dan terlihat lemah dan lesu. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan teraba massa di suprapubik, konsistensi padat, batas tidak tegas, tepi
rata, permukaan tidak licin, tidak dapat digerakkan dari dasar, ukuran kurang lebih 9x10 cm.
Pada pemeriksaan penuniang, didapatkan kadar hemoglobin yang rendah, yaitu 7,8
gr/dl. Anemia yang teriadi adalah anemia mikrositik hipokromik, karena deIisiensi Fe akibat
perdarahan yang lama. Penatalaksanaan pada myoma uteri diberikan berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu berat keluhan, Iaktor usia, keinginan untuk memiliki anak, keadaan
umum pasien dan karakteristik myoma serta ada atau tidaknya keganasan pada massa
myoma. Karena pasien mengalami anemia, keadaan umum pasien diperbaiki terlebih dahulu,
dilakukan transIusi PRC hingga kadar hemoglobin mencapai batas normal dan keadaan
pasien stabil.





V. PEMBAHASAN

Myoma uteri merupakan ienis tumor uterus yang paling umum ditemukan pada
wanita. Terlihat pada 20 diantara wanita berumur 20-35 tahun. Insidensnya meningkat
seiring umur hingga hampir 40 pada umur diatas 45 tahun. Beberapa penelitian USG
menyatakan adanya sedikitnya satu myoma kecil pada 51 wanita.
Penelitian lain menyatakan bahwa sebanyak 3 dari 4 wanita memiliki myoma, tetapi
kebanyakan tidak sadar karena tidak menimbulkan tanda dan keluhan. Myoma yang
menyebabkan masalah hanya satu dari empat wanita yang memiliki myoma, tidak iarang
dokter menemukan secara tidak sengaia selama pemeriksaan dalam dan USG prenatal.
Di Indonesia myoma uteri ditemukan 2,39 11,7 pada semua penderita ginekologi
yang dirawat. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27 wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang-sarang myoma. Myoma uteri lebih sering didapati pada wanita nullipara
atau yang kurang subur. Faktor keturunan iuga memegang peran.
Etiologi dari myoma uteri tidak diketahui. Beberapa ahli yang mengemukakan teori
patogenesis myoma yaitu Meyer dan Desnoo, Lipschutz, Puukka dan kawan-kawan. Puukka
dkk., menyatakan bahwa reseptor estrogen pada myoma lebih banyak didapati daripada
myomaetrium normal.
Myoma tumbuh sebagai respon terhadap rangsangan estrogen. Myoma uteri tidak
teriadi sebelum menarche/pubertas dan di bawah pengaruh hormon. Myoma biasanya tumbuh
pada masa reproduktiI dan tidak pernah teriadi setelah menopause bahkan yang telah ada pun
biasanya mengecil bila mendekati masa menopause. Setelah menopause, hanya kira-kira 10
myoma yang masih bertumbuh. Bila myoma uteri bertambah besar pada masa post
menopause, harus dipikirkan degenerasi maligna (Sarcoma).
Jika myoma tumbuh secara mikroskopik dan terisolasi, myoma biasanya multiple dan
biasanya berukuran kurang dari 15 cm tapi bisa mencapai ukuran yang sangat besar dengan
berat lebih dari 45 kg (100 pon).
Myoma uteri berasal dari otot polos uterus dan iaringan ikat yang menompangnya
sehingga dalam kepustakaan dikenal iuga sebagai Iibromyoma, Iibroid, leiomyoma.
Walaupun biasanya asimptomatik, myoma dapat menyebabkan banyak problema
termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan inIertilitas. Memang, perdarahan
uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling banyak untuk dilakukan
histerektomi di Amerika Serikat.


DEFINISI
Myoma uteri adalah neoplasma iinak yang tersusun dari otot polos uteri dan iaringan
ikat yang menompangnya dan sering iuga disebut sebagai Iibromyoma, leiomyoma, Iibroid.
Dapat bersiIat tunggal atau multipel dan mencapai ukuran besar (100 pon). Konsistensinya
keras, dengan batas kapsul yang ielas sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.
Penampangnya berbentuk 'whorled like trabeculation yang khas seperti konde.

INSIDENS
Myoma uteri merupakan ienis tumor uterus yang paling umum ditemukan pada wanita. Terlihat
pada 20 diantara wanita berumur 20-35 tahun. Insidensnya meningkat seiring umur hingga hampir
40 pada umur diatas 45 tahun, iarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun. Beberapa
penelitian USG menyatakan adanya sedikitnya satu myoma kecil pada 51 wanita.
Penelitian lain menyatakan bahwa sebanyak 3 dari 4 wanita memiliki myoma, tetapi
kebanyakan tidak sadar karena tidak menimbulkan tanda dan keluhan. Myoma yang menyebabkan
masalah hanya satu dari empat wanita yang memiliki myoma, tidak iarang dokter menemukan secara
tidak sengaia selama pemeriksaan dalam dan USG prenatal.
Di Indonesia myoma uteri ditemukan 2,39 11,7 pada semua penderita ginekologi yang
dirawat. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27 wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang-
sarang myoma. Myoma uteri lebih sering didapati pada wanita nullipara atau yang kurang subur dan
pada wanita berkulit hitam. Faktor keturunan iuga memegang peran. Setelah menopause hanya kira-
kira 10 yang masih tumbuh.

KLASIFIKASI
1). Menurut lokalisasi, myoma uteri terdapat di :
a) Cervical (1-3)
b) Corporal
Cervical lebih iarang tetapi bila mencapai ukuran besar dapat menekan vesica urinaria
dan menyebabkan gangguan miksi.
2) Menurut 5osisi mvoma terhada5 la5isan-la5isan uterus, dapat dibagi
dalam 3 ienis :
a. myoma submukosa
b. myoma intramural/interstitial
c. myoma subserosa/subperitonal

My4ma Su-mu48a
Tumbuh tepat di bawah endometrium dan menoniol ke dalam cavum uteri. Sering
iuga tumbuh bertangkai yang paniang dan menoniol melalui serviks menuiu ke vagina
sehingga dapat terlihat secara inspekulo dan disebut sebagai mvoma geburt. Myoma pada
serviks dapat menoniol ke dalam saluran serviks sehingga OUE berbentuk bulat sabit.
Karena tumbuh di bawah endometrium dan di endometriumlah pendarahan uterus
yang paling banyak, sehingga myoma submukosa ini paling sering menyebabkan perdarahan
uteri yang banyak dan iregular (menometrorrhagia). Akibatnya diperlukan tindakan
histerektomi pada kasus myoma dengan perdarahan yang sangat banyak walaupun ukurannya
kecil.
Myoma submukosa yang bertangkai sering terinIeksi (ulcerasi) dan mengalami torsi
(terpelintir) ataupun meniadi nekrosis dan apabila hal ini teriadi maka kondisi ini meniadi
perhatian utama sebelum mengatasi myoma itu sendiri (sindrom mirip dengan akut
abdomen).
Kemungkinan teriadi degenerasi sarkoma iuga lebih besar pada ienis myoma
submucosa ini. Adanya myoma submucosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump`
(beniolan waktu kuret).
My4ma In97amu7al a9au In907899al
Tumbuh di dinding uterus di antara serabut myometrium. Ukuran dan konsistensinya
bervariasi, iika besar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbeniol-
beniol.

My4ma Su-80748a a9au Su-50794n0al
Tumbuh di bawah tunika serosa (tumbuh keluar dinding uterus) sehingga menoniol
keluar pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Myoma ienis ini iuga dapat bertangkai.
Jika myoma subserosa yang bertangkai ini mendapat perdarahan ekstrauterin dari pembuluh
darah omentum, maka tangkainya dapat atroIi dan diserap sehingga terlepas sehingga
meniadi 5arasitic mvoma.
Kadang-kadang vena yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra
abdominal. Malah myoma subserosa ini iuga dapat tumbuh diantara kedua lapisan peritoneal
dari ligamentum latum meniadi mvoma intraligamenter yang dapat menekan ureter dan A.
iliaca, sehingga menimbulkan gangguan miksi dan rasa nyeri.




Gambar 1. KlasiIikasi myoma uteri
PATGENESIS
Penyebab myoma uteri tidak diketahui. Ada bukti bahwa setiap sel myoma adalah
uniselular yang berasal (monoclonal) dari penelitian glukosa-6-IosIat dehidrogenase. Hal ini
sesuai dengan teori dari Meyer dan De Snoo bahwa asal sel myoma adalah sel imatur, bukan
dari sel otot yang matur (teori cell nest atau teori genitoblast).
Walau tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan myoma uteri, tetapi estrogen
ielas berpengaruh terhadap pertumbuhan myoma (meniadi lebih besar). Hal ini iuga sesuai
dengan percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen pada kelinci percobaan yang
ternyata dapat menimbulkan tumor Iibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat
lain dalam abdomen. EIek Iibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
progesteron atau testosteron.
Sel-sel myoma mempunyai reseptor estrogen yang lebih banyak daripada sel-sel
myometrium yang normal dan hal ini sesuai yang ditemukan oleh penelitian Puukka dan
kawan-kawan, tapi sel-sel myoma yang tumbuh di endometrium mempunyai reseptor
estrogen yang rendah. Sel-sel myoma tidak mempunyai reseptor progesteron. Estrogen
mungkin memperbesar ukuran myoma dengan peningkatan produksi matriks ekstraseluler.
Leiomyoma mungkin bertambah besar dengan terapi estrogen dan selama kehamilan, tetapi
hal tersebut tidak selalu teriadi.

Hipotesis yang menyatakan HGH (Human Growth Hormon) berhubungan dengan
pertumbuhan myoma telah secara luas dibuktikan tidak berhubungan dengan penelitian
radioimunoassay dari HGH pada wanita hamil dan wanita yang menggunakan estrogen tapi
terdapat spekulasi bahwa pertumbuhan myoma pada kehamilan berhubungan sinergis dengan
aktivitas estradiol dan HPL (Human Placental Lactogen).

PATLGI ANATMI
Myoma uteri biasanya multipel, terpisah dan berlobulasi yang tidak teratur. Walaupun
myoma mempunyai pseudocapsule, myoma ini dapat ielas dibedakan dari myometrium yang
normal dan dapat dienukleasi secara mudah dari iaringan sekitarnya.
Secara makroskopis pada potongan melintang, myoma itu berwarna lebih pucat, bulat,
licin dan biasanya padat dan iika myoma yang baru saia diangkat tersebut dibelah, permukaan
tumor terpisah dan mudah dibedakan dari pseudocapsulenya.
Secara mikroskopik, myoma uteri terdiri dari berkas otot polos dan iaringan ikat, yang
tersusun seperti konde/pusaran air horled like appearrance).

FAKTR RESIK

Ada beberapa Iaktor resiko untuk myoma, selain wanita usia reproduktiI. Herediter
mungkin berperan. Jika ibu atau saudara perempuan memiliki myoma, maka itu
meningkatkan kemungkinan berkembangnya myoma.
Penelitian mengenai Iaktor resiko belum dapat disimpulkan. Meskipun beberapa
penelitian memberi kesan bahwa wanita obese beresiko lebih tinggi myoma, penelitian lain
tidak menuniukan hubungan.
Penelitian lain menuniukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dan
wanita atletik beresiko lebih rendah untuk myoma tetapi penelitian berikutnya gagal
menuniukan hubungan ini. Peneliti iuga melihat apakah kehamilan dan kelahiran
memberikan eIek protektiI, tetapi hasilnya belum ielas.

PERUBAHAN SEKUNDER PADA MYMA UTERI
Perubahan sekunder pada Myoma Uteri ini didasarkan atas gambaran histopatologi
dan terbagi meniadi 2 bagian besar :
1. Degenerasi iinak, yang terbagi lagi meniadi 7 :
a. AtroIi
Tanda dan geiala-geiala berkurang atau menghilang sesuai dengan ukuran myoma
yang mengecil pada saat menopause atau sesudah kehamilan.
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering teriadi terutama pada penderita usia laniut karena myoma
telah meniadi matang. Tumor kehilangan struktur aslinya meniadi homogen dimana
tumor ini tetap berwarna putih tapi di dalamnya berwarna kuning, lembut bahkan
seperti gel/agar-agar (bergelatin). Tumor ini biasanya asimtomatik.
c. Degenerasi Kistik (LikuiIikasi)
Merupakan kelaniutan dari degenerasi hialin yang ekstrim sehingga seluruh tumor
meniadi mencair seolah-olah menyerupai uterus yang gravid atau kista ovarium.
Stress Iisik dapat menyebabkan pecahnya tumor ini sehingga menyebabkan
evakuasi secara mendadak isi cairan tersebut ke dalam uterus, rongga peritoneum dan
ruang retroperitoneal. Dapat iuga teriadi pembengkakan yang luas dan bendungan limIe
sehingga menyerupai limIangioma.
d. KalsiIikasi (Degenerasi membatu)
Myoma ienis subserosa yang tersering mengalami kalsiIikasi ini karena sirkulasi
darah yang terganggu dan terutama pada wanita berusia laniut. Hal ini teriadi karena
presipitasi CaCO
3
(calcium carbonate) dan IosIat sebagai kelaniutan dari sirkulasi darah
yang terganggu itu. Dengan rontgen, dapat terlihat dengan ielas (opak) dan dikenal
sebagai ~ omb Stone.
e. Septik atau inIeksi dan supurasi
Sirkulasi yang tidak adekuat menyebabkan nekrosis sentralis dari tumor yang
kemudian terinIeksi terutama teriadi pada ienis submukosa akibat adanya ulserasi. Hal
ini menyebabkan nyeri perut bawah yang akut disertai demam.


I. Degenerasi merah (Red or Carneous)
Terutama teriadi pada kehamilan dan niIas dikarenakan trombosis vena dan
kongesti dengan perdarahan interstitial (nekrosis sub akut) sehingga pada irisan
melintang tampak seperti daging mentah dan merah yang diakibatkan penumpukan
pigmen hemosiderin dan hemoIusin. Selama kehamilan, ketika degenerasi merah ini
teriadi iuga diikuti edema dan hipertroIi myometrium.
Degenerasi merah ini merupakan degenerasi dan inIark yang aseptik. Biasanya
pada degenerasi merah iuga menimbulkan rasa sakit yang biasanya akan sembuh
sendiri dan tampak khas apabila teriadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,
sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Tanda
dan geiala ini mirip dengan torsi tumor ovarium dan torsi myoma yang bertangkai.
Komplikasi potensial dari degenerasi dalam kehamilan meliputi kelahiran preterm
dan sangat iarang mencetuskan DIC (Disseminated Intravascular coagulation).
g. Degenerasi Lemak (myxomatous or Iatty)
Merupakan degenerasi asimtomatik yang iarang teriadi dan merupakan kelaniutan
dari degenerasi hialin dan kistik.

2. Degenerasi malignansi/Sarcomatosa/Ganas.
Myoma uteri yang meniadi leiomyosarkoma ditemukan hanya 0,32 0,6 dari
seluruh myoma serta merupakan 50-75 dari semua ienis sarkoma uteri. Kecurigaan
malignansi apabila myoma uteri cepat membesar dan teriadi pembesaran myoma pada
menopause.

PATFISILGI

Meskipun myoma umum teriadi, hanya beberapa yang menimbulkan keluhan, yang
tergantung pada ukuran, iumlah dan lokasi myoma. Umumnya myoma timbul karena rangsangan
estrogen yang ada sampai teriadinya menopause. Seiring waktu, myoma asimptomatik sebelumnya
tumbuh dan meniadi simptomatik. Sebaliknya, banyak myoma mengecil pada menopause.
Tekanan pelvis dan keluhan nyeri disebabkan eIek massa. Ini dapat teriadi pada myoma
tunggal besar atau dari kombinasi myoma kecil multipel. Myoma dapat tumbuh sebesar uterus
kehamilan aterm. Yang menarik, mungkin karena pertumbuhan yang lambat dan akomodasi oleh
pasien, beberapa uterus yang sangat besar dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien dan tidak
membutuhkan intervensi. Beberapa myoma yang menganggu ureter dapat menyebabkan
hidroneIrosis dan yang lebih iarang obstruksi ureter.
Kelainan perdarahan dikarenakan distorsi kavitas endometrial oleh myoma. Tidak seperti
nyeri yang disebabkan myoma yang besar atau multiple, beberapa pasien mengalami perdarahan
intermenstrual atau menorrhagia dari satu myoma, kecil dan letaknya strategis.
Myoma submukosa terkadang dapat prolaps sampai ke serviks dan mungkin tidak
menimbulkan geiala atau menimbulkan perdarahan yang signiIikan.
Nyeri akut iarang teriadi dan teriadi karena perpaduan 1 dari 2 kemungkinan. Beberapa
mvoma pedunculated dapat mengalami torsi yang menyebabkan nyeri seperti pada torsi ovarium.
Myoma besar iuga dapat terganggu pasokan darahnya, menyebabkan inIark (myoma degeneratiI)
yang menyebabkan nyeri.

GE1ALA KLINIS
Geiala-geiala myoma hanya terdapat pada 35-50 pasien dengan myoma uteri.
Malah kebanyakan myoma ini tidak memberikan geiala (kebetulan ditemukan) dan bahkan
myoma yang sangat besar dapat tidak terdeteksi terutama pada pasien yang gemuk.
Geiala myoma uteri tergantung dari :
a. Jenis myoma (subserosa, intramural, submukosa)
b. Besarnya myoma
c. Lokalisasi myoma
d. Perubahan (degenerasi) dan komplikasi yang teriadi

Geiala-geiala myoma uteri sebagai berikut:
a. Perdarahan yang abnormal (menometrorrhagia, dismenorrhea)
b. Nyeri
c. Akibat tekanan (pressure eIIect)
d. Tumor/massa di perut bawa
e. Geiala-geiala sekunder
I. InIertilitas

P07/a7ahan yang a-n47mal

Merupakan geiala yang tersering ( 30) dan maniIestasi klinik yang paling penting
pada leiomyoma. Biasanya dalam bentuk menorrhagia, metrorrhagia, dysmenorrhea. Jenis
myoma yang sering menyebabkan perdarahan adalah myoma submukosa. Beberapa Iaktor
yang meniadi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
1. Pengaruh ovarium sehingga teriadi hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma
endometrium.
2. Permukaan endometrium di atas myoma submukosa
3. AtroIi endometrium di atas myoma submukosa
4. Myometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang myoma diantara
serabut myometrium, sehingga tidak dapat meniepit pembuluh darah yang melaluinya
dengan baik.

Ny07

Geiala ini tidak khas untuk myoma. Nyeri timbul karena gangguan sirkulasi darah
pada myoma, inIeksi, nekrosis, torsi myoma yang bertangkai atau karena kontraksi myoma
subserosa dari cavum uteri. Rasa nyeri yang diakibatkan inIark dari torsi atau degenerasi
merah dapat menyerupai Akut Abdomen (disertai enek dan muntah-muntah)
.

Myoma yang sangat besar dapat menyebabkan 'sensasi berat (penuh) pada daerah
panggul, sensasi massa dalam pelvis, atau sensasi massa yang dapat diraba melalui dinding
perut.

Punggung yang pegal atau sakit adalah geiala yang umum karena penekanan terhadap
urat saraI yang menialar ke punggung, pinggang dan tungkai bawah.

Pada myoma Geburt
menyebabkan kanalis servikalis sempit sehingga timbul dysmenorrhae.


A-a9 T0anan
Bila menekan kandung kemih, akan menimbulkan kerentanan kandung kemih
ladder irritabilitv)dan dysuria. Bila urethra tertekan, bisa timbul retentio urine. Bila
berlarut - larut dapat menyebabkan hydroureteronephrosis. Tekanan pada rektum tidak begitu
besar, kadang-kadang menyebabkan konstipasi dan kadang-kadang sakit pada waktu
deIekasi.
Tumor dalam cavum Douglass dapat menyebabkan retensio urine. Kalau besar sekali,
mungkin ada gangguan pencernaan, kalau teriadi tekanan pada Vena Cava InIerior akan
teriadi oedema tungkai bawah.
Myoma pada cervical dapat menyebabkan sekret vaginal yang serosanguineous,
perdarahan vaginal, dyspareunia dan inIertilitas.

G0jala S0un/07
Akibat perdarahan yang hebat:
- Anemia
- Lemah
- Pusing-pusing
- Erythrocytosis pada myoma yang besar

Inf079l9a8
Myoma dapat menyebabkan inIertilitas, tergantung iumlah, ukuran dan lokasi uterus. Jika
terletak pada dinding terluar uterus, tidak akan menyebabkan inIertilitas. Tetapi harus ditekankan
bahwa adanya myoma, iika wanita itu hamil, maka dapat teriadi aborsi. Jika tidak menyebabkan
aborsi, maka akan menimbulkan beberapa masalah saat melahirkan, durasi persalinan memaniang,
mungkin teriadi perdarahan yang lebih banyak melalui uterus. Jadi myoma harus diangkat dengan
pembedahan.
Penilaian inIertilitas biasanya termasuk pemeriksaan myoma, khususnya myoma submukosa.
USG, HSG, 8onohv8terographv atau hv8tero8copv sering dipakai karena myoma submukosa tidak
teraba selama pemeriksaan pelvis.
Myoma yang menyebabkan inIertilitas primer hanya 2-10 dari pasien. Jenis myoma
yang berhubungan dengan inIertilitas adalah myoma submukosa yang bertangkai dan myoma
yang terletak di dekat cornu. InIertilitas sekunder yang disebabkan myoma dikarenakan
perdarahan uteri abnormal, motilitas uterine atau tuba yang berpengaruh dengan transportasi
sperma.

A-479u8 S54n9an
Insidens abortus spontan yang secara sekunder berhubungan dengan myoma tidak
diketahui tapi insidens ini 2 x lebih banyak daripada wanita hamil normal. Contohnya,
keiadian abortus spontan sebelum myomaektomi kira-kira 40 dan sesudah myomaektomi
kira-kira 20.

P0m078aan F8 Pa/a My4ma U907

Myoma dapat secara mudah ditemukan dengan pemeriksaan rutin bimanual dari
uterus atau kadang-kadang dengan palpasi pada abdomen bawah.
Pemeriksaan Bimanual akan mengungkapkan tumor padat, keras, teraba berbeniol-
beniol, gerakan bebas, tidak sakit, umumnya terletak di garis tengah atau agak ke samping
dan harus dipastikan bahwa tumor merupakan bagian dari rahim.
Myoma submukosa kadang kala dapat teraba dengan iari yang masuk ke dalam
kanalis servikalis dan terasanya beniolan pada permukaan kavum uteri.
Dengan sondase, cavum uteri meniadi luas dan tidak rata yang terutama terdapat pada
myoma intramural.
RetroIlexi uterus dan retroversi mungkin menyulitkan pemeriksaan diagnosis Iisis
walaupun tumor itu merupakan suatu myoma yang berukuran sedang. Apabila servix ditarik
ke atas dan ke belakang simIisis, biasanya ditemukan suatu iaringan Iibroid yang besar.

PEMERIKSAAN PENUN1ANG
O &ltra8onographv. myoma dapat dideteksi melalui pemeriksaan pelvis. Jika ada keraguan atau
iika ada pembesaran uterus harus dikonIirmasi atau dibedakan dari massa pelvis, USG
berguna.
USG pelvik umumnya dapat membantu diagnosis dan menyingkirkan kehamilan
sebagai pembesaran hamil. USG pelvik merupakan pemeriksaan pencitraan yang
paling utama pada kasus myoma tapi bukan berarti USG pelvik merupakan pengganti
pemeriksaan bimanual dari uterus dan pemeriksaan abdomen.
O HSG or 8onohv8terographv: dalam penilaian kavitas endometrial, iika ada kemungkinan kuat
adanya myoma dalam kavitas endometrial, gunakan HSG atau 8onohv8terographv.
O MRI (Magnetic Resonans Imaging): sangat tinggi akurasinya dalam menuniukkan iumlah,
besar dan lokasi leiomyoma.
O Myomektomi tidak bisa diterima iika pasien memiliki keganasan endometrial. Biopsi
endometrial dilakukan sebelum melakukan myomaektomi pada pasien diatas 35 tahun yang
memiliki riwayat perdarahan tidak teratur.
O Endometrial biopsi: Untuk mencari penyebab lain kelainan perdarahan, seperti kanker uteri,
akan diambil contoh sel dari lapisan uterus untuk analisis laboratorium. Prosedur ini disebut
biopsi endometrium

La-47a947um

Anemia merupakan tanda umum dari myoma uteri. Anemia ini teriadi karena
perdarahan uteri yang banyak dan penurunan kadar zat besi. Kadang-kadang didapatkan
eritrositosis pada pasien. Hematokrit akan meniadi normal setelah rahim diangkat dan teriadi
peningkatan erithropoetin.
Selain itu, polisitemia dan kelainan ginial mengarah pada spekulasi bahwa leiomyoma
mungkin menekan ureter menyebabkan tekanan balik ureter dan kemudian merangsang
produksi eritropoeitin ginial.
Leukositosis, panas dan kenaikan sedimentasi mungkin timbul bila terdapat
degenerasi atau inIeksi akut pada myoma.
Juga pemeriksaan darah untuk menyingkirkan kelainan perdarahan dan untuk menentukan
tingkat hormon reproduktiI yang dihasilkan ovarium.

P0m078aan Khu8u8
Histeroskopi mungkin dapat membantu dalam identiIikasi dan iuga untuk mengangkat
myoma submukosa. Laparaskopi lebih ielas dalam menentukan asal dari leiomyoma dan
lebih banyak digunakan untuk myomaektomi.
Histeroskopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan histeroskop, yang merupakan
teleskop kecil yang dimasukkan kedalam serviks sampai ke uterus. Tube mengeluarkan gas atau
cairan untuk melebarkan uterus, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan terhadap dinding uterus dan
membuka tuba Iallopi. Histeroskop modern bisa sangat kecil sehingga dapat mencapai serviks
dengan dilatasi minimal atau tanpa dilatasi. Dengan histeroskop kita dapat melihat myoma, polip,
dan masalah lain yang dapat menyebabkan perdarahan.
i8tero8onografi : Menggunakan ultrasound untuk mendapatkan gambaran kavitas uteri.
i8tero8alpingografi : Menggunakan pewarna untuk menerangi kavitas uterine dan tuba
Iallopi pada gambaran sinar X.

DIAGNSIS BANDING
Kelainan yang mirip dengan keluhan dan tanda :
A/0n4my488. Pada kondisi ini, keleniar normal yang terletak pada lapisan uterus menembus
dinding otot uterus. Nyeri teriadi ketika iaringan keleniar yang berpindah tempat berkembang
selama siklus menstruasi dan mengelupas selama menstruasi. Perdarahan abnormal teriadi
ketika iaringan membesar dan darah merembes dari otot. Penanganan berupa pembedahan atau
terapi hormonal.
D8fung8 h47m4nal. Kelainan hormon yang menyertai ovulasi dapat menyebabkan perdarahan
berat dan penebalan lapisan uterus.
P4l58 u907u8 (0n/4m097al). Pertumbuhannya biasanya iinak, membesar dari lapisan uterus.
Dapat menyebabkan perdarahan menstrual berat, noda setelah periode menstruasi atau noda
yang tidak berkaitan dengan menstruasi.

PENATALAKSANAAN
Pilihan pengobatan myoma tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan,
keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan geiala serta ukuran lokasi
serta ienis myoma uteri itu sendiri. Disini akan dibahas penatalaksanaan myoma uteri pada
wanita yang tidak hamil.

A. K4n807;a9f /0ngan 50m078aan 5074/

Tidak semua myoma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun medikamentosa
terutama bila myoma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan.
Walaupun demikian myoma uteri memerlukan pengamatan 3-6 bulan, maksudnya setiap
3-6 bulan pemeriksaan pelvik dan atau USG pelvik seharusnya diulang.
Pada wanita menopause, myoma biasanya tidak memberikan keluhan. Bahkan
pertumbuhan myoma dapat terhenti pertumbuhannya atau meniadi lisut. Estrogen harus
digunakan dengan dosis yang terkecil-kecilnya pada wanita post menopause dengan
myoma atau mengontrol geiala-geiala dan ukuran myoma harus diperiksa dengan
pemeriksaan pelvik dan USG pelvik setiap 6 bulan. Perlu diingat bahwa penderita myoma
uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Bila didapatkan pembesaran myoma
pada masa post menopause, harus dicurigai kemungkinan keganasan dan pilihan terapi
dalam hal ini adalah histerektomi total.

B. P0ng4-a9an M0/am0n948a /0ngan GnRHa onadotro5in Releasing Hormon
Agonist)

Hal ini didasarkan atas pemikiran myoma terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan
dipengaruhi oleh estrogen. Pemberian GnRHa dapat selama 16 minggu pada myoma uteri
menghasilkan degenerasi hialin hingga uterus meniadi mengecil. Karena itu GnRH
berguna mengontrol perdarahan.
Untuk merangsang siklus menstruasi baru, hipotalamus menghasilkan GnRH yang
kemudian dibawa ke keleniar pituitary, lalu merangsang ovarium untuk menghasilkan
estrogen dan progesteron.
Obat yang disebut n-R agoni8t8 (Lupron, Synarel) beraksi seperti GnRH. Tetapi ketika
dipakai sebagai terapi, agonis GnRH memberikan eIek yang berlawanan terhadap hormon
alami yang ada. Estrogen dan progesteron rendah, menstruasi berhenti, myoma mengecil
dan anemia membaik.
GnRH dapat diberikan dengan suntikan setiap bulan, nasal spray, atau ditanam
dibawah kulit yang akan mengurangi kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh
sehingga myoma dapat mengecil. Namun, keamanan iangka paniang dan keeIektiIannya
belum ditentukan, tingkat hipoestrogenik dalam waktu lama meningkatkan resiko
osteoporosis.
Pemakaian GnRHa hanya boleh digunakan sementara karena GnRH menyebabkan
menopause yang palsu. Bila pemakaian GnRH dihentikan maka myoma yang lisut itu tumbuh
kembali dibawah pengaruh estrogen karena myoma itu masih mengandung reseptor estrogen
dalam konsentrasi yang tinggi.


An/74g0n. Ovarium dan keleniar adrenal menghasilkan androgen. Danazol, sintetik
testosterone mengecilkan tumor Iibroid, mengurangi ukuran uterus, menghentikan
menstruasi dan memperbaiki anemia. Namun menimbulkan eIek samping yang tidak enak
seperti berat badan bertambah, dysphoria, ierawat, sakit kapala, pertumbuhan rambut yang
tidak diinginkan dan suara yang lebih berat, menyebabkan banyak wanita menghindarinya.
P0ng4-a9an lan. Kontrasepsi oral atau progestin dapat membantu mengontrol perdarahan
menstruasi tetapi tidak mengurangi ukuran Iibroid. AINS, pengobatan non hormonal, eIektiI
terhadap perdarahan vaginal berat yang tidak berkaitan dengan myoma, mereka tidak
mengurangi perdarahan yang disebabkan oleh myoma.
Leiomyoma merupakan hasil proliIerasi sel otot halus dan proliIerasi sel tersebut dihambat
oleh heparin. Pengertian ini memberikan harapan bahwa heparin dapat digunakan sebagai terapi
myoma.





. P0ng4-a9an 507a9f
Ada 4 dasar pengobatan operatiI untuk myoma, yaitu :
1. My4m094m
D0fn8
Adalah tindakan bedah dimana pengambilan myoma melalui laparatomi atau
laparoskopi tergantung ukuran, iumlah dan lokasi myoma. Dilakukan pengambilan sarang
myoma saia tanpa pengangkatan uterus. Myomektomi dilakukan bila masih
menginginkan keturunan, syaratnya harus dilakukan dilatasi kuretase dulu untuk
menghilangkan kemungkinan keganasan. Myomektomi berhasil untuk mengontrol
perdarahan kronik akibat myoma.

In/a8
Myomektomi iuga sering diterapkan pada pasien dengan inIertilitas karena adanya myoma.
Penelitian yang mendukung myomaektomi sebagai upaya memperbesar Iertilitas masih tidak
valid; meskipun demikian, rekomendasi kini untuk melakukan myomaektomi terhadap wanita
yang inIertil setelah penyebab lain disingkirkan (Practice Committee oI the American Society Ior
Reproductive Medicine, 2004).
Myoma dapat diangkat dengan pembedahan laparotomi atau laparoskopik, tergantung iumlah
dan ukuran myoma. Jika lebih besar dari 7 cm, atau iika iumlahnya lebih dari 4, atau iika letaknya
dekat tuba Iallopi, myoma harus diangkat dengan laparotomi. Myoma pedunculated dapat dieksisi
dengan pembedahan laparoskopik.
Jika wanita itu menginginkan kehamilan, diiiinkan setelah 4 bulan pengangkatan myoma. Jika
wanita itu sudah hampir menopause dan tidak ada keluhan, maka tidak dibutuhkan penanganan.

K4n97an/a8
Myomektomi tidak beralasan dilakukan pada myoma simptomatik pada pasien yang tidak lagi
menginginkan kesuburan atau mempertahankan uterus lagi. Sebaiknya tidak dilakukan pada
pasien yang ada kemungkinan kanker endometrial atau sarkoma uterina. Dihindarkan pada pasien
yang sedang hamil, sebaiknya tidak dikeriakan pada pasien asimptomatik. Tidak ada bukti yang
mendukung bahwa myomektomi proIilaktik dari myoma asimptomatik menurunkan resiko di
masa mendatang. Kontraindikasi relatiI termasuk kemungkinan besar bahwa uterus Iungsional
tidak dapat direkonstruksi setelah eksisi myoma.
Myoma yang terletak pada daerah pembuluh darah atau ligamen terkadang sulit untuk
mengangkat tanpa melakukan histerektomi. Jika pasien memiliki beberapa myoma kecil, angkat
dan rekonstruksi uterus untuk mendukung kehamilan di masa mendatang.


K4m5la8
Jangka pendek termasuk pendarahan, inIeksi, kerusakan visceral dan tromboemboli. Pada
1996, Iverson dkk, hampir 13 pasien memiliki temperatur lebih dari atau 38.5C (101.3F) 48
iam postoperatiI dan diberikan antibiotik. Pasien yang menialani myomektomi biasanya demam
teriadi dalam 48 iam postoperasi, Ienomena ini unik pada prosedur ini. Hal ini iuga dipelaiari
Iverson dkk (1999) mencatat 33 demam teriadi dalam 48 iam pertama. 'emam mvomektomi
ini diduga disebabkan keluarnya Iaktor pirogenik selama diseksi myoma atau dari hematoma pada
deIek yang ditinggalkan karena penangkatan myoma.
Resiko iangka pendek penting adalah kebutuhan untuk mengubah myomektomi meniadi
histerektomi selama intraoperatiI. Ini teriadi karena 2 alasan. Pertama, rekonstruksi uterus tidak
memungkinkan karena banyaknya deIek karena pengangkatan myoma kecil multipel atau myoma
luas tunggal. Kedua, histerektomi diperlukan intraoperatiI untuk mengontrol perdarahan.
Kerugian myomektomi adalah:
1

a. melemahkan dinding uterus ruptura uteri pada waktu hamil
b. menyebabkan perlekatan
c. residiI









Gambar 5. Myomektomi

2. H89074845
Menggunakan pipa paniang dengan kamera, dimasukkan kedalam vagina dan uterus
untuk melihat myoma, kemudian myoma di potong dan di buang. Teknik ini tidak dapat
dilakukan pada myoma yang terdapat di dalam dinding uterus atau pada myoma yang
bertangkai.



3. M4l88


Merupakan teknik operasi terbaru di Amerika, dengan menggunakan iarum elektrik
yang dimasukkan kedalam myoma pada saat laparoskopi, yang dapat menghentikan
peredaran darah ke myoma sehingga myoma mengecil.
4. H8907094m
Merupakan teknik operasi untuk mengangkat / membuang uterus. Teknik ini
merupakan cara yang terbaik untuk menyembuhkan myoma uteri, biasanya dilakukan
pada wanita dengan myoma yang besar, dan multipel, perdarahan yang banyak,
menielang / sudah menopause dan tidak menginginkan anak.
%he American College of Ob8tetrician8 and vnecologi8t8 memiliki kriteria untuk myoma
untuk histerektomi, yaitu sebagai berikut :
Perdarahan uteri berlebihan
- Perdarahan berat
- Anemia
Perasaan sakit yang disebabkan myoma
- Akut dan berat
- Tekanan pada abdominal bawah dan punggung bawah
- Tekanan pada kandung kemih yang menyebabkan Irekuensi miksi meningkat yang bukan
disebabkan karena inIeksi.
Kriteria tambahan termasuk keinginan pasien untuk mempertahankan uterus untuk
kesuburannya atau untuk keinginan pribadi mempertahankan uterusnya.
Kemungkinan untuk kambuh lagi tetap ada setelah myomaektomi, maka ada
kemungkinan untuk mengulangi prosedur operasi serupa di masa mendatang. Karenanya iika
pada pasien yang tidak ingin lagi mempertahankan uterusnya maka histerektomi merupakan
pilihan.

Novak8 gvnecologv iuga mengungkapkan beberapa indikasi bedah pada myoma
:
1. perdarahan uterina abnormal dengan anemia dan tidak berespon dengan terapi
hormonal.
2. nyeri kronis dengan dysmenorrhea, dysparenue atau tekanan abdomen bagian
bawah yang berat
3. nyeri akut, karena torsi leiomyoma pedunculated atau prolaps myoma submukosal
4. keluhan traktus urinarius seperti hidroneIrosis
5. inIertilitas dimana myoma merupakan penemuan satu-satunya
6. pembesaran uterus yang ielas dengan keluhan kompresi.
Histerektomi masih diperlukan oleh 25-35 penderita tersebut.

Histerektomi
adalah pengangkatan uterus yang merupakan tindakan terpilih.
2
Histerektomi secara
umum dilakukan pada myoma yang besar dan multipel. Histerektomi total umumnya
dilakukan dengan alasan mencegah timbulnya karsinoma servix uteri. Histerektomi
supravaginal (subtotal) hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran dalam melakukan
histerektomi total dan harus dilakukan Pap`s Smear setiap tahun sekali. Pada wanita
yang belum menopause sebaiknya ditinggalkan satu atau kedua ovarium untuk:
a. Meniaga agar iangan teriadi menopause sebelum waktunya
b. Mencegah penyakit iantung koroner atau aterosklerosis umum

D. Ra/4907a5
Tindakan ini bertuiuan untuk agar ovarium tidak berIungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopause dan diharapkan akan menghentikan perdarahan nantinya.
Syarat-syarat dilakukan radioterapi adalah :
- hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi bad ri8k patient)
- uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
- bukan ienis submukosa
- tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
- tidak dilakukan pada wanita muda sebab dapat menyebabkan menopause
- tidak ada keganasan uterus

E. Em-4l8a8 A7907 U907na / Em-4l8a8 My4ma U907

Merupakan teknik terbaru yang sudah diterapkan di negara-negara maiu, yaitu dengan
cara menghentikan suplai darah ke uterus dan tumornya, sehingga tumor menyusut. Cara
kerianya adalah dengan menyuntikkan partikel-partikel kecil melalui kateter kedalam arteri
uterina yang iuga memperdarahi myoma.
Darah akan membawa partikel tersebut sampai menyumbat cabang arteri dan
menghambat peredaran darah ke myoma secara permanen. Akibat adanya emboli dari
partikel tersebut, myoma akan menyusut dan kemudian mengecil.
Teknik ini memiliki beberapa keuntungan antara lain, tidak ada insisi, waktu
penyembuhan lebih singkat dan resiko perdarahan lebih kecil. Syarat melakukan Embolisasi
arteri uterina adalah penderita yang mengalami perdarahan hebat, myoma uteri yang menekan
rektum dan kandung kemih, pasien yang menolak histerektomi dan tidak ingin punya anak
lagi.
Komplikasi terumum dari embolisasi arteri uterine adalah sindrom post embolisasi. 1
wanita menialani histerektomi setelah embolisasi, biasanya karena inIeksi. Embolisasi arteri uterina
membutuhkan tindak laniut iangka paniang dan wanita harus diberi peringatan akan adanya
komplikasi kemudian. Tingkat kekambuhan embolisasi arteri uterina 10 setelah 2 tahun.


Embolisasi arteri uterina mempunyai resiko untuk inIeksi parah dari leiomyoma yang
mengalami inIark setelah prosedur ini.

MYMA UTERI DAN KEHAMILAN
Pengaruh myoma uteri pada kehamilan adalah :
- Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi cavum uteri khususnya pada myoma
submukosum.
- Dapat menyebabkan kelainan letak ianin
- Dapat menyebabkan plasenta previa
- Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat gangguan mekanik
dalam Iungsi myomaetrium
- Dapat mengganggu proses involusi uterus dalam masa niIas
- Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemaiuan persalinan dan
menghalangi ialan lahir.
Pengaruh kehamilan pada myoma uteri adalah

:
- Myoma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh estrogen yang
meningkat
- Dapat teriadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa niIas seperti telah
diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan segera guna
mengangkat sarang myoma.
- Meskipun iarang, myoma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan geiala dan tanda
sindrom akut abdomen.
Terapi myoma dengan kehamilan adalah konservatiI karena myomaektomi pada
kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan dapat iuga
menimbulkan abortus. Operasi terpaksa dilakukan kalau ada penyulit-penyulit yang
menimbulkan geiala akut atau karena myoma sangat besar. Jika myoma menghalangi ialan
lahir, dilakukan SC (Sectio Caesarea) disusul histerektomi tapi kalau akan dilakukan
enukleasi (myomaektomi) lebih baik ditunda sampai sesudah masa niIas (12 minggu setelah
melahirkan).

PRGNSIS MYMA UTERI
Histerektomi dengan mengangkat seluruh myoma adalah kuratiI. Myomaektomi yang
extensiI dan secara signiIikan melibatkan myomaetrium atau menembus endometrium, maka
diharuskan SC (Sectio Caesarea) pada persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali
(rekurens) setelah myomaektomi teriadi pada 15-40 pasien dan 2/3-nya memerlukan
tindakan lebih laniut.






















KESIMPULAN DAN SARAN

Myoma merupakan tumor iinak ginekologik paling sering ditemukan pada wanita usia ~ 30 th,
nullipara, Iaktor keturunan iuga berperan. Penyebab pasti tidak diketahui tetapi ielas bahwa
estrogen mempengaruhi terhadap pertumbuhan myoma.
Geiala klinis sebagian besar asimptomatik. Tergantung dari lokasi, besar, perubahan dan
komplikasi.
Pemeriksaan Iisik yang penting dalam mendiagnosa myoma adalah pemeriksaan abdomen dan
anogenital. Pemeriksaan penuniang seperti USG merupakan pemeriksaan yang sangat penting.
Penatalaksanaan myoma uteri tergantung pada keadaan umum pasien, beratnya keluhan,
karakteristik myoma, Iaktor usia, keinginan untuk memiliki anak.
Histerektomi dilakukan pada myoma yang besar dan multipel. Myomektomi dilakukan bila masih
menginginkan keturunan dan syaratnya harus dilakukan dilatasi kuretase dulu untuk
menghilangkan kemungkinan keganasan.
Pada pasien myoma uteri dengan anemia deIisiensi Fe, sebelum dilakukan tindakan operatiI
dilakukan perbaikan keadaan umum dan peningkatan kadar hemoglobin hingga mencapai kadar
normal. Hal ini karena pada tindakan operatiI akan teriadi perdarahan dan bisa mengakibatkan
shock hemoragik pada pasien dengan anemia.
















DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padiaiaran Bandung: inecologi,
Elstar OIIset, Bandung, 6: 154 163.
2. Wikniosastro, HaniIa: lmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardio, Jakarta, 1997, 13: 338-345. .
3. Cunningham, F Gary; Mac Donald, Paul C; Gant, Norman F: Ob8tetri illiam8, edisi 18, EGC,
Th 1995.
4. http://www.emedicine.com/med/topic3319.htm, Gynecologic Myomaectomy, last update 9 May
2005

Anda mungkin juga menyukai