Anda di halaman 1dari 10

Sekilas Mengenai Hardware Jaringan

di 14:16

=====================================================

Yup, kali ini saya akan coba jelaskan sedikit gambaran mengenai fungsi dari hardware jaringan yang telah di request. Yakni Router, Switch dan Hub. Langsung aja ke bahasannya ...

Router : Router, digunakan untuk menyambung 2 jaringan yang berbeda. Sebagai contohnya, untuk menyambungkan antara LAN dengan Internet diperlukan adanya router sebagai jembatan dari 2 jaringan tersebut. Kedudukan router biasanya diletakkan sesudah modem, kira-kira gambarannya adalah seperti ini.

| Internet |----| Modem |----| Router |----| LAN |

Router yang digambarkan diatas berfungsi sebagai gateway, sekaligus firewall.

Gateway : Gerbang penantian menuju internet. Masing-masing client/workstation dalam jaringan melewati gateway terlebih dahulu untuk menuju internet. Bisa digambarkan seperti ini :

| Internet |----| WS1 as Gateway1 |----| WS Lain |

|| ||

| WS Lain |

Firewall : Biasanya dipasang diantara internet dan router. Firewall berfungsi sebagai tembok keamanan untuk jaringan dalam [ LAN ]. Didalamnya biasanya terdapat fasilitas, firewall, logging, snort. etc.

Contoh router phisik multifungsi seperti itu adalah Cisco Router. Tetapi saya lebih cenderung memakai alternatif router yaitu menggunakan Smoothwall. Karena smoothwall hanya memerlukan komputer butut yang sudah lama tidak terpakai dengan harddisk sekitar 300 mb, dan tentunya 2 lan card. Smoothwall adalah distro linux khusus yang didesain untuk menangani masalah router, firewall, dan gateway. Selain itu Router pun digunakan untuk menyambungkan 2 LAN, yang berbeda subnet masknya. Lebih kearah Intranet.

Switch : Biasanya switch banyak digunakan untuk jaringan LAN token star.

Dan switch ini digunakan sebagai repeater/penguat. Berfungsi untuk menghubungkan kabel-kabel UTP ( Kategori 5/5e ) komputer yang satu dengan komputer yang lain. Dalam switch biasanya terdapat routing, routing sendiri berfungsi untuk batu loncat untuk melakukan koneksi dengan komputer lain dalam LAN.

Gambarannya adalah seperti ini :

Hub : Sama seperti switch, tetapi perbedaannya adalah hub tidak memiliki faslitas routing. Sehingga semua informasi yang datang akan dikirimkan ke semua komputer (broadcast)

Subnetting Block IP

Diberikan sebuah block IP 202.200.46.0/24 Buat Subnet dari alamat tersebut jika

1. dibutuhkan 7 network 2. Bagian keuangan 62 host, Manajemen 30 host, Karyawan 126 host, antar router 2 host, 2host

Jawab : 1. 7 Network

Subnet 0 202.200.46.0/27 Subnet 1 202.200.46.32/27 Subnet 2 202.200.46.64/27 Subnet 3 202.200.46.96/27 Subnet 4 202.200.46.128/27 Subnet 5 202.200.46.160/27 Subnet 6 202.200.46.192/27 Subnet 7 202.200.46.224/27

2.

Karyawan (126 host) Network/prefix : 202.200.46.0/25 Address range : 1 126 Broadcast Address : 127

Keuangan (62 host) Network/prefix : 202.200.46.128/26 Address range : 129 190 Broadcast Address : 191

Manajemen (30 host) Network/prefix : 202.200.46.192/27 Address range : 193 222 Broadcast Address : 223

Router 1 (2 host) Network/prefix : 202.200.46.224/30 Address range : 225 226 Broadcast Address : 227

Router 2 (2 host) Network/prefix : 202.200.46.228/30

Address range : 229 230 Broadcast Address : 231 Diposkan oleh ****** di 21:49 0 komentar Label: tugas jaringan komputer

Penjelasan IPv4 dan IPv6

Pv4 vs IPv6 Senin, 2008 Desember 01 di 6:41 AM | Penulisan IPV4 terbagi 4 blok yaitu x.x.x.x dimana setiap blok merupakan penjumlahan bilangan biner (0 dan 1) yg terdiri dr 8 bit, jadi jika ditulis dalam bit aturannya sebagai berikut:

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

untuk penjumlahannya dibaca dari kanan ke kiri dengan kelipatan 2 dimulai dari 1.

128 x

Jadi bilangan terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 255 (128+64+32+16+8+4+2+1). Contoh penulisan ke biner dr bilangan 160 = 10100000, karena yg bit 1 hanya nomor 8 dan 6

maka penjumlahannya 128+32

IPV4 dibagi jadi 5 class:

class A : 0.0.0.0 s/d 127.255.255.255 (net 0.0.0.0 dan 127.0.0.0 pengecualian) class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255 class C : 192.0.0.0 s/d 224.255.255.255

Berikut diberi contoh kasus konfigurasi jaringan sbg berikut:

Jaringan I 100.10.0.1100.10.0.2100.10.0.3100.10.0.4100.10.0.5 Jaringan II 130.10.0.1130.10.0.2130.10.0.3130.10.0.4130.10.0.5 Jaringan III 202.10.0.1202.10.0.2202.10.0.3202.10.0.4202.10.0.5

Dari informasi address di atas disimpulkan sebagai berikut:

1. Komputer hanya bisa saling koneksi dengan komputer lain dalam satu jaringan 2. Komputer yang beda jaringan misal komputer dgn IP 100.10.0.1 VS 202.10.0.4 tidak bisa berkoneksi secara langsung 3. Agar komputer dalam jaringan berbeda dapat saling koneksi dibutuhkan suatu proses routing (penjelasan routing dalam artikel lain. 4. Menentukan NetID, HostID, Broadcast, dan Netmask.

64

32

16

2 x

1 x

IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug dan Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6

didefinisikan dalam RFC 2373.

Untuk mengimlementasikan suatu jaringan IPv6, yang pertama tama dibutuhkan adalah alokasi prefix ipv6 yang unik, yang bisa diperoleh dari penyedia jasa internet seperti ISP, APNIC atau yang lain. Kebutuhan selanjutnya adalah infrastruktur jaringan yang telah mendukung IPv6.

Meskipun telah dipersiapkan sebuah teknologi baru untuk menggantikan keterbatasan metode sebelumnya, pengimplementasian ipv6 ini tidak dapat langsung diterapkan begitu saja. Ada banyak metode yang dapat dilakukan untuk migrasi secara bertahap dari ipv4 ke ipv6. Beberapa diantaranya akan coba dibahas disini.

Pertama dengan teknik dual-stack. Dengan teknik ini, kita cukup menambahkan ipv6 pada setiap komputer tanpa menghapus ipv4 nya. Di beberapa operating system yang

baru, mereka rata rata telah menerapkan metode dual stack ini.

Kedua dengan teknik tunnel ipv6 didalam ipv4. Teknik ini menggunakan ipv4 sebagai datalink layer dan ipv6 akan dienkapsulasi kedalam jaringan ipv4.

Ketiga dengan teknik transalasi dari network address translation ke protocol transfer. Atau dengan menggunakan teknik tcp relay dari ipv4 ke ipv4. Dimana aplikasi yang menggunakan ipv6 di relay di domain name server yang kemudian diteruskan ke dns yang menggunakan ipv4. Kedua dengan teknik tunnel ipv6 didalam ipv4. Teknik ini menggunakan ipv4 sebagai datalink layer dan ipv6 akan dienkapsulasi kedalam jaringan ipv4. Ketiga dengan teknik transalasi dari network address translation ke protocol transfer. Atau dengan menggunakan teknik tcp relay dari ipv4 ke ipv4. Dimana aplikasi yang menggunakan ipv6 di relay di domain name server yang kemudian diteruskan ke dns yang menggunakan ipv4.

Anda mungkin juga menyukai