Anda di halaman 1dari 31

BAB II KONSEP DASAR

A. KONSEP KELUARGA 1. a. Pengertian Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Nasrul Effendy, 1998: 32). b. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung

karena hubungan darah, perkawinan atau dengan ikatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu samalain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul Effendy, 1998: 32-33). c. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dan dalam keadaan saling ketergantungan (Nasrul Effendy, 1998: 32). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah: Unit terkecil dari masyarakat terdiri dari 2 orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dalam satu rumah dan berinteraksi sesama anggota keluarga serta anggota keluarga mempunyai peranan masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

2. Fungsi Keluarga Menurut (Nasrul Effendy, 1998: 35), keluarga mempunyai beberapa fungsi dasar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota individu, keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Fungsi-fungsi tersebut adalah: a. Fungsi biologis

1) Untuk meneruskan keturunan. 2) Memelihara dan membesarkan anak-anak. 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga. b. 1) 2) keluarga. 3) keluarga. 4) c. 1) 2) Memberikan identitas keluarga. Fungsi sosialisasi Membina sosialisasi pada anak. Membentuk norma-norma tingkah laku Membina pendewasaan kepribadian anggota Fungsi Psikologis Memberikan kasih sayang dan rasa aman. Memberikan perhatian diantara anggota

sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 3) d. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Fungsi ekonomi

1)

Memenuhi

sumber-sumber

penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 2) Pengaturan penggunaan penghasilan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di

masa depan, misalnya: pendidikan, jaminan hari tua dan sebagainya. e. 1) Fungsi pendidikan Menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. 2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. 3) perkembangannya. 3. Tipe Keluarga Mendidik anak sesuai dengan tingkat

Menurut (Nasrul Effendy, 1998: 33) tipe keluarga terdiri dari: a. Keluarga inti Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. b. Keluarga besar (Extended family) Adalah keluarga inti ditambah sanak saudara. c. Keluarga berantai (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti. d. Keluarga duda atau janda (Single family) Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi (Compocite) Adalah keluarga yang berpoligami yang saling hidup bersama. f. Keluarga kabitas (Cohabitation) Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. 4. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga Tahap-tahap perkembangan keluarga menurut Duvall, dikutip dari Nasrul Effendy, 1998: 36-37, adalah: a. Tahap I keluarga baru (pasangan baru)

Tugas perkembangan: 1) 2) kelompok sosial. 3) b. pertama) Tugas perkembangan: 1) Persiapan menjadi orang tua. Mendiskusikan rencana memiliki anak. Tahap II keluarga Child Bearing (Kelahiran anak Membina hubungan intim yang memuaskan. Membina dengan keluarga lain teman atau

2)

Adaptasi

dengan

perubahan

anggota

keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan. 3) Mempertahankan hubungan yang

memuaskan dengan pasangan. c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah

Tugas perkembangan: 1) 2) 3) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Membantu anak untuk bersosialisasi. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,

sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi. 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik

di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar). d. Tahap IV keluarga dengan anak sekolah

Tugas perkembangan: 1) Membantu sosialisasi anak: tetangga,

sekolah dan lingkungan. 2) 3) Mempertahankan keintiman pasangan. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan

yang semakin meningkat termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. e. Tahap V keluarga dengan anak remaja

Tugas perkembangan:

1)

Memberikan kebebasan seimbang dengan

tanggung jawab dan otoritasnya. 2) dalam keluarga. 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara Mempertahankan hubungan yang intim

anak dan orang tua, hindari kecurigaan, perdebatan dan permusuhan. 4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk

tumbuh kembang keluarga. f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan: 1) besar. 2) 3) Mempertahankan keintiman pasangan. Membantu orang tua, suami atau istri yang Memperluas keluarga inti menjadi keluarga

sedang sakit, yang memasuki masa tua. 4) masyarakat. 5) tangga. g. Tahap VII keluarga dengan usia pertengahan Penataan kembali peran dan kegiatan rumah Membantu anak untuk mandiri di

Tugas perkembangan: 1) Mempertahankan kesehatan.

2)

Mempertahankan

hubungan

yang

memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak. 3) h. Meningkatkan keakraban pasangan. Tahap VIII keluarga dengan usia lajut

Tugas perkembangan: 1) menyenangkan. 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan Mempertahankan suasana rumah yang

pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan. 3) saling merawat. 4) Mempertahankan hubungan dengan anak Mempertahankan keakraban suami istri dan

dan sosial di masyarakat.

5.

Struktur Keluarga Struktur keluarga menurut Nasrul Effendy (1998: 32) terbagi

menjadi 5 macam yaitu:

a.

Patrilineal adalah keluarga yang sedara dan terdiri dari

sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga dari suami. e. Keluarga kawinan adalah suami istri yang mempunyai

hubungan sebagai dasar pembinaan kelaurga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami istri. 6. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga Pemegang kekusaan dalam keluarga menurut (Nasrul Effendy, 1998: 34), terdiri dari 3 macam, yaitu: a. iakal b. Patr Mat : Dimana yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah. : Dimana yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ibu. : Dimana yang memegang kekuasaan dalam

riakal c. Equ

ilitarian keluarga adalah ayah dan ibu. 7. Peran Keluarga

Peran

keluarga

menggambarkan

seperangkat

perilaku

interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan status tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga (Nasrul Effendy, 1998: 34): a. Peran ayah Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pelindung serta pemberi rasa aman, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan. b. Peranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peranan anak Anak-anak melaksanakan perannya psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

8. Tugas-Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas-tugas keluarga menurut Nasrul Effendy (1998: 37) ada 8 tugas pokok sebagai berikut: a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing. d. Sosialisasi antar anggota keluarga. e. Pengaturan jumlah anggota keluarga. f. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang masih luas. g. Membangkitkan dorongan dan semangat anggota keluarga.

A. MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai dengan derajat keparahannya, mempunyai rentang dari keparahan darah normal, tinggi, sampai hipertensi (JNC/Joint National Commite on Delection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure: 1997 dikutip oleh Arief Mansjoer, dkk, 1998). 2. Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Arief Mansjoer, dkk, 1999) adalah:

a. Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya/hipertensi idiopatik, faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, peningkatan polisitemia. b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifikasi diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom chusing, feorkromasi lama, koorktasia qorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. 3. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi sesuai WHO/ISH adalah klasifikasi yang dipilih atau digunakan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) karena sederhaan dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula umur sistolik yang juga penting dalam penentuan. TABEL 2.1 Klasifikasi WHO/ISH Klasifikasi Sistolik (mmHg) Normotensi < 140 Hipertensi ringan 140-180 Hipertensi perbatasan 140-160 Hipertensi sedang dan berat 180 Hipertensi sistolik terisolasi >140 Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 4. Patofisiologi Sumber: Kapita selekta kedokteran tahun 1998. Diastolik (mmHg) <90 90-105 90-95 105 <90 <90 resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal. Hipertensi termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan

metablisme tubuh agar berfungsi normal. Menurut R. Goedhi Darmojo (1999: 320) patofisiologi dari hipertensi yaitu pada tahap awal, curah jantung meninggi sedangkan perifer normal. Hal ini disebabkan karena peningkatan aktivitas otot simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tekanan perifer normal sedangkan perifer meningkat. Akibatnya terjadi refleks autoregulasi (keadaan tubuh untuk mempertahankan hemodinamik yang normal. Pembuluh darah terjadi hipertrofi dinding dan pada jantung terjadi penebalan dinding ventrikel. Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tekanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainan terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arterior akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan pada struktur pembuluh darah anterior berupa penebalan tunika intima dan hipertrofi tunika media. Dengan adanya hipertrofi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoreksia relatif. Hipertrofi dan hiperplasi ini akhirnya akan diikuti dilatasi ventrikel kiri dan selanjutnya akan berakhir dengan terjadinya dekompensasi jantung kiri. Sistem aldosteron

juga

berperan

terhadap

timbulnya

hipertensi.

Sekresi

aldosteron

meningkatkan volume cairan ekstravaskuler dan mengakibatkan cardiak output dan tekanan arteri meningkat sehingga akan terjadi hipertensi. faktor lingkungan seperti stres, obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam yang berlebihan juga berperan terhadap timbulnya hipertensi. 5. Gambaran Klinis Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Gejala lain yang sering ditemukan adalah: a. Sakit kepala. b. Epistaksis.

c. Mudah marah. d. Telinga berdengung. e. Rasa berat di tengkuk. f. Sukar tidur. g. Mata berkunang-kunang dan pusing. 6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa penyakit hipertensi yaitu pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan untuk menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa:

a. Hemoglobin dan hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan adanya hiperkoagulitas dan anemia. b. Blood Urea Nitrogen (BUN) dan creatinin Menggambarkan perfusi atau keadaan fungsi ginjal. c. Kolesterol dan trigliserida serum Peningkatan kadar dapat mengidentifikasikan pencetus adanya pembentukan plak ateromio fosa (efek kardiovaskuler). d. Asam urat Hiperuresemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi. e. EKG Dapat menunjukkan pembesaran jantung, peningkatan

gelombang P adalah salah satu tertanda dini penyakit hipertensi. f. Foto thorak Dapat menunjukkan klasifikasi katup. 7. Komplikasi Penyakit hipertensi yang tidak segera ditangani dapat berdampak buruk bagi kesehatan penderita. Beberapa organ penting dalam tubuh dapat terkena pengaruhnya akibat peninggian tekanan darah seperti jantung, ginjal, otak, mata, dan lain-lain. Menurut Elisabeth J. Corwin (2000: 359) komplikasi yang sering muncul pada penderita hipertensi yaitu:

a. Stroke, dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebar, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. b. Terjadi infark miokardium, apabila arteri koroner arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsi ginjal, sehingga nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksis dan kematian. 8. Penatalaksanaan Tujuan dari terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau obat anti hipertensi. Untuk pasien dan tekanan darah perbatasan tanpa gejala menggunakan modifikasi gaya hidup, bila belum berhasil baru menggunakan obat anti hipertensi. Modifikasi gaya hidup yang dianjurkan contohnya:

a. Menurunkan berat badan apabila terdapat kelebihan. b. Membatasi alkohol. c. Meningkatkan aktifitas aerobik (30-45menit/hari). d. Mengurangi asupan natrium (kurang dari 100 mmol Na/2 gr Na/60 NaCl/hari. e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari). f. Mempertahankan asupan kalium dan magnesium yang adekuat. g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan. 8. Asuhan Keperawatan Fokus Utama Anggota Keluarga Menderita Hipertensi a. 1) Anamnesa Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah: a) Sejauhmana keluarga mengenal hipertensi. b) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari masalah yang diketahui. c) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit Pengkajian

(penyebab, tanda dan gejala). 2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan. a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai situasi dan luas masalah.

b) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga. c) Apakah kelaurga merasa menyerah terhadap masalah yang dialaminya. d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dan tindakan penyakit. e) Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah kesehatan. f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada. g) Apakah kesehatan. h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan mengatasi masalah. 3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit. a) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, penyebaran (sifat, komplikasi, prognosa dan cara keluarga kurang percaya terhadap tenaga

perawatannya). b) Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan. c) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik dan psikososial).

d) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit. 4) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah sehat, hal yang perlu dikaji adalah: a) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki. b) Sejauhmana lingkungan. c) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi. d) Sejauhmana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi. e) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga. 5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan. a) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan. b) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan. c) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan. d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan. keluarga melihat manfaat pemeliharaan

e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

b.

Pemeriksaan Fisik Menurut Priharjo, R. (1996: 67-68) empat langkah pemeriksaan

fisik antara lain: 1) Inspeksi a) Kepala. b) Mata. c) Telinga. d) Hidung. e) Pernapasan. 2) Palpasi a) Leher. b) Tangan. c) Kaki. 3) Auskultasi a) Pernapasan. b) Tekanan darah. 4) Perkusi: jantung. c. Diagnosa dan Intervensi

Sebelum mengatasi masalah hipertensi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang fokus penatalaksanaan hipertensi agar dapat mengatasinya fokus intervensi keperawatan yang dikaitkan dengan tugas perkembangan keluarga (Doengoes, 1999: 35). Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: Intervensi: 1) Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi. a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. (1) Jelaskan mengenai pengertian, tanda dan gejala

hipertensi. (2) Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk

bertanya dan menjawab pertanyaan. (3) pasien. b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. (1) Jelaskan mengenai penanganan yang tepat supaya Berikan reinforcement positif atas tanggapan

tidak terjadi hipertensi. (2) Jelaskan mengenai penanganan hipertensi yang

harus menggunakan obat anti hipertensi. (3) Beri pengertian pada pasien untuk jangan merasa

cemas atau terlalu banyak pikiran.

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. (1) Jelaskan pada keluarga tentang cara perawatan

hipertensi. (2) Anjurkan pada keluarga untuk

mengidentifikasikan dimana perubahan gaya hidup yang tepat dapat mengurangi faktor-faktor penyebab hipertensi. d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. (1) Jelaskan pada keluarga untuk mengurangi

ketegangan atau emosi yang dapat meningkatkan tekanan darah. (2) Anjurkan pada keluarga untuk memodifikasi gaya

hidup untuk mengatasi hipertensi dengan menggunakan sumber-sumber yang ada dalam keluarga. e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat. (1) Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya

memeriksakan diri pada pasien hipertensi, apalagi jika disertai tanda-tanda nyeri kepala hebat, jantung berdebardebar dan napas sesak.

(2)

Anjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas

kesehatan secara teratur untuk memonitor tekanan darah yang dapat meningkatkan tekanan darah. 2) Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi: a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. (1) (2) (3) (4) Gali pengetahuan keluarga tentang rasa nyeri. Jelaskan pada keluarga tentang nyeri. Diskusikan dengan tentang penyebab rasa nyeri. Beri reinforcement positif atas kemampuan

keluarga untuk mengidentifikasi masalah. b) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat. (1) Motivasi keluarga dalam mengambil keputusan

dan tindakan yang tepat tentang nyeri kepala. (2) Ajak keluarga dalam mengambil tindakan yang

tepat tentang nyeri kepala. (3) keluarga. c) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit. (1) Gali pengetahuan keluarga tentang perawatan Beri reinforcement positif atas keputusan

pada anggota keluarga dengan nyeri kepala.

(2)

Jelaskan pada keluarga tentang keperawatan pada

anggota keluarga dengan nyeri kepala. (3) d) Keluarga Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya. mampu memodifikasi lingkungan yang

menunjang kesehatan. (1) Identifikasi lingkungan yang tepat untuk anggota

keluarga yang mengalami nyeri kepala akut. (2) Motivasi keluarga untuk mengatur pola makan

anggota keluarga yang mengalami nyeri kepala. (3) Jelaskan tentang diet yang tepat untuk penderita

hipertensi. e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (1) Diskusikan dengan keluarga tempat-tempat

pelayanan kesehatan yang ada. (2) Tanyakan fasilitas kesehatan mana yang dipilih

anggota keluarga kaitannya dengan sakit yang diderita keluarga. Rasional: Memberi alternatif pilihan bagi keluarga. (3) benar. 3) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit. Beri reinforcement positif atas jawaban yang

Intervensi: a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan. (1) Kaji tingkat perubahan nutrisi pada pasien

hipertensi. (2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang benar bagi

pasien hipertensi. (3) Beri kesempatan pada keluarga untuk mengulangi

penjelasan. b) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat. (1) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan

yang tepat. (2) Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya

diit rendah garam pada pasien hipertensi. (3) keluarga. c) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit. (1) Jelaskan menu yang benar untuk penderita Beri reinforcement positif terhadap keputusan

hipertensi. (2) Demonstrasikan cara menyusun menu yang sehat

pada penderita hipertensi. d) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.

(1) mahal. (2)

Jelaskan bahwa menu yang sehat bukan berarti

Anjurkan untuk mengkonsumsi menu sehat tanpa

mengabaikan diet rendah garam. e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (1) (2) Jelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan. Tanyakan fasilitas kesehatan yang mana yang

akan dipilih keluarga kaitannya dengan sakit yang diderita anggota keluarganya. 4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi: a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan. (1) (2) Gali respon pasien terhadap aktivitas. Beri penjelasan pasien tentang teknik

penghematan energi. (3) Beri reinforcement keluarga bila keluarga mau

menjawab pertanyaan perawat. b) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat. (1) Diskuskan pada keluarga tentang teknik

penghematan energi.

(2)

Beri alternatif keluarga untuk memilih cara

penghematan energi. c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit. (1) Jelaskan pada keluarga tentang aktivitas yang

perlu dilakukan pada penelitian penderita hipertensi. (2) Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti. d) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan. (1) tepat. (2) Beri kesempatan klien untuk mengulang. Demonstrasikan cara penghematan energi dengan

e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. (1) Jelaskan pada keluarga tentang komplikasi dari

hipertensi antara lain: stroke, gagal ginjal, gagal jantung. (2) Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. (3) Beri reinforcement positif bila keluarga bersedia

untuk mengunjungi fasilitas kesehatan.

PATHWAY KEPERAWATAN
ETIOLOGI Umur - Stress Jenis Kelamin - Lingkungan Gaya hidup - Pola makan Obesitas - Keturunan Hipertensi Otak Resistensi pembuluh darah otak Tekanan pembuluh darah otak meningkat Nyeri kepala Gangguan rasa nyaman CVA Gangguan keseimbangan cairan Oedem Retensi Na Suplay O2 otak turun Sinkope Resiko tinggi injuri Ginjal Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal Blood flow menurun Gangguan perfusi jaringan Vasokon -striksi Respon RAA Pembuluh darah Sistemik Vasokon -striksi After load mening -kat Penurunan COP Fatique Koroner jantung Iskemi miokard Nyeri dada Retina Spasmus arteriar diplopia Resiko tinggi injuri

Rangsang aldosteron

Pengertian hipertensi tanda dan gejala hipertensi faktor penyebab.

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Akibat hipertensi, cara pencegahan, cara mengatasi hipertensi.

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat

Penyakit akibat dari hipertensi. Informasi perawatan anggota keluarga yang sakit.

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.

Memodifikasi hidup sehat. Memodifikasi mendukung.

dalam

perilaku yang

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

lingkungan

Memodifikasi mendukung.

lingkungan

yang

Ketidakmampuan memanfaatkan kesehatan.

keluarga fasilitas

5) 6) d. e. f. g. h. i. j. k. l. 9. 10. 11. 12. B. dfasdfsa

C. D. E. F.

9. 10. 11. 12. 13. 14.

Anda mungkin juga menyukai