Anda di halaman 1dari 4

DIVERSIFIKASI PRODUK TANAMAN REMPAH

Rempah adalah bagian dari tanaman yang berasal dari daun, bunga, buah, biji, kulit buah, batang, kulit batang, umbi atau akar yang memberikan aroma yang sangat spesifik dan dapat dijadikan sebagai perasa pada makanan atau minuman yang merangsang keluarnya enzim untuk memperlancar pencernaan. Di bidang industri, rempah dapat juga dimanfaatkan seabagai bahan baku untuk industri farmasi, obat tradisional/jamu dan kosmetik. Dalam perdagangan, rempah mempunyai segmen pasar yang cukup luas dengan berbagai macam bentuk produk sesuai dengan pemakaiannya antara lain bila pemanfaatannya sebagai bumbu masak biasanya digunakan dalam bentuk segar atau kering, untuk industri makanan atau minuman lebih disukai dalam bentuk konsentrat atau lebih dikenal sebagai oleoresin, untuk ekspor biasanya yang telah diawetkan dalam bentuk kering. Harga rempah ditingkat Internasional sangat berfluktuasi tergantung pada kualitas dari rempah tersebut. Di Indonesia rempah yang mempunyai nilai komersial cukup tinggi antara lain lada, cengkeh, pala, kayu manis, vanili, kapulaga, jahe, kunyit, bawang putih, cabai dan bawang merah. Teknologi memegang peranan penting dalam menciptakan ketangguhan sektor industri untuk mendapatkan produk yang handal. Dengan teknologi yang kompeten, produk yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik. Mutu yang sangat baik sangat erat kaitannya dengan harga jual dari produk tersebut. Di Indonesia, teknologi pascapanen rempah sebagian besar masih dilakukan secara tradisional oleh para petani, sehingga mutu yang dihasilkan kurang atau bahkan tidak memenuhi standar kualitas. Secara umum, sebagian besar produksi rempah masih dalam bentuk olahan primer, yaitu hanya dikeringkan seperti lada hitam, lada putih, kayu manis dan pala. Hanya sebagian kecil yang diproduksi lanjut dalam bentuk oleoresin, pasta, minyak atsiri dan serbuk. 1

Di Negara-negara Barat, pengolahan dan diversifikasi produk olahan rempah telah berkembang pesat dengan adanya berbagai bentuk olahan primer ataupun sekunder seperti oleoresin. Bila ditinjau dari peluang yang ada, Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan produk-produk olahan rempah. Beberapa faktor yang menunjang antara lain peluang pasar yang terbuka cukup luas, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri ataupun luar negeri, tersedianya sumber bahan baku yang beragam dan tersedianya tenaga kerja dengan upah yang bersaing. Teknologi pengolahan rempah telah banyak yang berkembang tinggal memilih produk andalan yang tepat. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut, maka industri pengolahan tanaman rempah mempunyai prospek dan peluang untuk dikembangkan, baik dalam skala menengah ataupun skala kecil. Selain meningkatkan mutu dan daya saing rempah, diperlukan juga usaha untuk meningkatkan nilai tambah rempah terutama dengan mengubah rempah tersebut menjadi suatu produk jadi yang unik sebagai hasil inovasi teknologi. Berikut beberapa bentuk diversifikasi produk rempah-rempah yang diolah dengan teknologi pascapanen : Minyak atsiri Minyak atsiri (essential oil) adalah komponen utama rempah dan merupakan salah satu komoditas perdagangan yang digunakan sebagai bahan penting untuk industri obatobatan, flavoring agent dalam bahan makanan atau minuman, kosmetika dan bahan pengikat/fiksatif parfum. Potensi Indonesia cukup besar sebagai penghasil minyak atsiri, dengan 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Mutu minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan baku sebelum penyulingan dan metode penyulingan yang digunakan. Ada tiga cara penyulingan yaitu (1) direbus, (2) dikukus, dan (3) dialiri uap langsung sedangkan lama penyulingan berkisar antara 8-24 jam. Minyak lada merupakan salah satu produk diversifikasi lada dan juga sebagai nilai tambah, karena bahan bakunya dapat berasal dari limbah pengolahan lada hitam atau lada putih dan lada gugur disamping dari buah ladanya sendiri. Minyak atsiri cengkeh dihasilkan dari daun, tangkai, dan bunga cengkeh, masingmasing mempunyai kadar minyak yang berbeda. Kadar terkecil dari daun cengkeh yaitu 1-4%, tangkai cengkeh 5-7% dan bunga cengkeh 15-20%. Komponen utama dari minyak cengkeh adalah Eugenol dengan kadar berkisar antara 83-95%. 2

Minyak atsiri pala biasanya disuling dari biji pala yang dipanen muda (berumur 4-5 bulan) dengan rendemen minyaknya 6-17% dan dari fuli yang masih muda yang berwarna keputih-putihan dengan rendemen berkisar 7-18%. Oleoresin Oleoresin merupakan produk olahan rempah yang berbentuk pekat, kental dan biasanya mengandung minyak atsiri, resin dan komponen aktif yang terdapat di dalamnya. Bau dari oleoresin sangat spesifik tergantung pada bahan baku yang diolah. Oleoresin dapat diperoleh melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Kemudian dilakukan penyaringan dilanjutkan dengan penguapan pelarut sampai dihasilkan ekstrak kental. Oleoresin banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman sebagai perasa alami. Biasanya produk oleoresin lebih disukai daripada rempah aslinya karena bahan dapat distandarisasikan dengan tepat, terutama aroma, rasa, dan warna. Dengan demikian, mutu produk akhir akan lebih terkontrol, bahan lebih homogen dan mudah ditangani, bebas pencemaran dan mudah dicampur ke dalam bahan makanan dan minuman. Produk Industri Makanan dan Minuman Dengan inovasi teknologi, beberapa bagian tanaman rempah yang semula tidak dimanfaatkan/tidak dijual dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan atau minuman yang mempunyai nilai ekonomis. Beberapa tanaman rempah dapat diracik menjadi minuman kesehatan yang menyegarkan dan dengan inovasi dapat diterima oleh konsumen sebagai produk yang eksotik contohnya adalah teh Secang celup dan Wedang Uwuh celup (teh rempah dari racikan Jahe, batang cengkeh, daun cengkeh, daun pala,dan kayu secang). Dari daging buah pala dapat dibuat berbagai macam produk pangan seperti manisan pala, sari buah pala, selai pala, chutney dan jelli. Jenis-jenis makanan tersebut merupakan produk makanan awetan dengan menggunakan konsentrasi gula yang tinggi dengan penambahan sedikit bahan makanan tambahan seperti pektin dan asam sitrat. Lada hijau kalengan juga merupakan salah satu olahan yang dibuat dari buah lada yang masih muda dan belum terlalu pedas. Produk Industri Farmasi dan Obat-obatan Diversifikasi produk cengkeh yang telah dibuat adalah balsam cengkeh untuk mengobati rematik, pegal-pegal dan masuk angin. 3 Tahapan proses yang dilakukan adalah pencucian, sortasi, pengisian dalam kemasan, penghampaan, penutupan dan sterilisasi.

Formula obat kumur sebagai obat sariawan dan sakit gigi dapat dibuat dengan bahan baku utama minyak cengkeh dan bahan-bahan lainnya seperti ZnCl2, minyak kayumanis, menthol, minyak cengkeh, alkohol, sakarin dan air. Produk Industri Kosmetika Bentuk diversifikasi produk rempah dalam bidang kosmetika atau perawatan tubuh biasanya merupakan pengembangan dari minyak atsiri rempah beberapa diantaranya adalah sabun, bodywash, shampoo, lulur dan bahan-bahan untuk spa. Pestisida Nabati Bentuk divesifikasi lainnya adalah penggunaan lada hitam dan oleoresin sebagai pengendali hama gudang (beras). Ekstrak kasar lada hitam dan piperin ternyata lebih efektif dibandingkan lada hitam bubuk untuk mengendalikan kutu beras.

Anda mungkin juga menyukai