Anda di halaman 1dari 7

Pulang sekolah, tiba-tiba saja anakku mengaku gatal-gatal sekujur badan.

Ketika disingkap bajunya, barulah terlihat bercak merah timbul di semua permukaan yang tersebar acak. Ini pasti BIDUREN atau KALIGATA atau bahasa medisnya URTIKARIA. Maklum, dengan sejarah keluarga yang sangat akrab dengan riwayat Diabetes, Asthma dan Eksim dari kedua pihak (nenek suamiku dan nenekku), tak diragukan lagi bila penyakit alergis ini sangat akrab dengan kami, terutama di musim pancaroba seperti sekarang. Begitulah, mereka yang lekat dengan riwayat penyakit-penyakit yang tersebut di atas memang biasanya juga akrab dengan alergi.

Sebagaimana definisi medisnya, Kaligata (urtikaria) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bilur-bilur berwarna merah dengan berbagai ukuran di permukaan kulit. Bilur gatal itu sendiri merupakan reaksi anafilaktik yang terbatas pada kulit dan jaringan di bawahnya. Apa yang menyebabkan penyakit ini hinggap di badan kita ? Penyebabnya adalah adanya alergen atau faktor pencetus alergi. Jenis alergennya macam-macam, mulai dari obat-obatan, makanan (misalnya telur, seafood, kacang-kacangan, dan susu), serbuk sari tanaman, serbuk binatang (terutama kucing), gigitan serangga, air, cahaya matahari, cuaca panas, cuaca dingin, dan stres emosional. Untuk lebih pastinya, kita bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencari sumber alergennya. Prosedur ini bisa sampai pemeriksaan laborat. Dalam keluarga kami, faktor cuaca adalah alergen yang paling sering memicu timbulnya biduren. Kadang matahari terasa terik di siang hari, sementara badan terasa dingin. Kalau sudah begini, langsung saja kaligatanya keluar. Dalam setahun, setidaknya 2 kali mengalami kaligata. Yang pertama adalah saat perubahan cuaca dari musim penghujan ke musim panas, dan yang kedua dari musim panas menuju musim penghujan. Saking seringnya, kami jadi hapal dengan pengobatan yang bisa diberikan untuk mengobati penyakit ini. Meskipun, menurut dokter, penyakit ini bisa hilang dengan sendirinya, tapi setidaknya kami bisa memberikan sedikit rasa nyaman bila anak-anak kami sedang didera kaligata. Biasanya kami akan memberikan obat alergi berupa antihistamin. Sebenarnya sih tak cuma antihistamin yang bisa diberikan sebagai penolong penderita biduren, tapi juga obat lain yang mengandung epinephrine, terbutalin, simetidin, kortikosteroid atau obat penenang.

Biasanya, untuk keluargaku, sirup antihistamin merek Celestamine adalah sirup yang paling sering kami sediakan untuk kaligata mereka. Maksudnya sih supaya syaraf mereka bisa tidur, maka tentu saja mereka juga jadi mengantuk setelah meminumnya. Dosisnya sesuai anjuran yang tertera di lembar informasi yang ada dalam kotak bungkusnya. Kalau takut salah penanganan sih memang lebih baik periksa ke dokter dulu. Tapi karena saking seringnya mengalami hal yang sama setiap semesternya, kami jadi hapal bagaimana mengatasinya. Hal kedua yang sering kami sediakan untuk mempercepat penyembuhan mereka adalah asupan kalsium. Kami memakai CDR sebagai pembantu pemulihan. Kalsium penting karena akan memberikan efek hangat bagi tubuh kita. Bila hangat terasa, niscaya bilur-bilur gatal itu akan segera sirna. Bisa saja digunakan sirup multivitamin lain yang mengandung kalsium semacam Calcidol atau Calcilimo. Tentu saja dosis yang diberikan tetap harus sesuai anjuran. Tapi saya pernah bertanya pada dokter yang menganjurkan penambahan asupan kalsium ini, katanya pasien diperbolehkan mendapat asupan 2 kali lebih besar dari dosis anjuran hanya hingga penderita sembuh dari kaligata. Jadi selama masih alergi gatal, kalsiumnya 2 kali dosis yang ada. Setelah itu, kembali memakai dosis normal. Dan sesuai pengalaman, biasanya kaligata akan sembuh dengan sendirinya hanya dalam waktu tak lebih dari 3 hari setelah terapi ini. Kalau menurut sumber informasinya sih kaligata atau biduren ini juga bisa menyebabkan adanya penyumbatan tenggorokan dan kesulitan pernapasan. Waduh, kalau yang sudah seperti ini, langkah paling bijaksana ya harus membawa penderita ke dokter. Karena mereka lebih tau tindakan darurat apa yang harus diberikan. Begitulah pengalaman kami. Bila ada anggota keluarga anda terkena kaligata, jangan panik. Insyaallah semua bisa diatasi. Yang penting, sebagai pencegahan, kita harus waspada dan menghindari faktor pencetus alerginya.

Alergi Secara Umum, Urtikaria, Biduran, Kaligata, dkk


Posted by ARCAVA | | Health, News | 26 comments

Keadaan kulitku yang makin menggila membuatku penasaran dan akhirnya mencari tahu tentang apa yang sebenarnya menimpaku. Bila suatu saat nanti ada di antara kita yang mengalami ini, saya harap tulisan ini bermanfaat. Urtikaria atau biduran atau kaligata adalah jenis penyakit kulit yang timbul sebagai gambaran alergi yang kita derita. Eh tapi gambar di blog ini bukan gambar kulitku lho..! Penyebab alergi itu bermacam-macam, di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alergi terhadap jenis material fisik tertentu, misal: bulu hewan, debu, dll Jenis makanan atau bahan kimia tertentu, misal: udang, MSG, bahan kosmetik, dll Kondisi psikis seperti tertekan atau stress. Obat-obatan Gigitan serangga Air, cahaya matahai, panas, dingin Stres emosional.

Gambaran alergi yang paling umum memang terlihat dalam bentuk: 1. 2. 3. 4. 5. bersin2 (>3x berturut-turut) ketika terpapar suatu agent (fisik, kimia, biologi) timbul gatal2 dikulit, kemerahan / ruam sesak nafas pusing sampai pingsan bahkan syok berdebar-debar dan berkeringat dingin, mual-muntah, diare dll.

Semua gejala ini bervariasi bentuknya, ada yang seketika muncul dalam hitungan detik sampai berbulan-bulan. Penyakit reaksi imun tsb sangat spesifik karena terkait dengan sistim memori yang terpateri di gen/kromosom sel kita (keturunan) bisa juga karena faktor didapat (aquired) selama perjalan hidup kita, jadi muncul setelah kita terpapar

dengan agent tertentu dan akan selalu di ingat oleh sistim imun kita. Maka dapat disimpulkan bahwa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. semua bentuk protein dapat menimbulkan reaksi/penyakit imun, terutama yang telah mengalami kerusakan (kadaluarsa/expired). reaksi penyakit imun sifatnya spesifik / individual. reaksi imun terkait dengan faktor keturunan dan akan diturunkan juga. tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa dikendalikan. gambarannya bisa sama, tetapi penyebabnya berbeda-beda. perlu penanganan medis/dokter untuk mengidentifikasi penyebab dan mendapatkan pengobatan yang pas/rasional. jangan mudah percaya dengan pengobatan2 alternatif, karena mereka tidak mengerti mekanisme imun, bila apes maka reaksi tersebut akan makin menghebat. untuk mengurangi peradangan, gatal-gatal dan pembengkakan, diberikan antihistamin, epinephrine, terbutalin, simetidin, kortikosteroid atau obat penenang. Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi (sumber: Hembing) : 1. 2. 15 gram jahe + 30 cc cuka beras putih/rice venegar + gula merah secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum. Lakukan secara teratur sehari sekali. Jika alergi menyerang hidung sehingga menimbulkan pilek atau bersin-bersin dapat menggunakan cara tradisional berikut: 7 lembar daun sambung nyawa + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 500cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat. atatu dengan: daun lidah buaya secukupnya dikupas kulitnya lalu dijus. Teteskan jus lidah buaya ke dalam hidung sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet. 3. Sedangkan bila alergi menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal atau eksim dapat digunakan: sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena alergi. Daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena alergi. 4. Jika alergi menyerang paru-paru yang mengakibatkan asma dapat menggunakan : 10 kuntum bunga kenop + 10 - 15 gram jahe direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangathangat. 30 gram daun pegagan + 10 gram bawang putih direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat. Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah. Semoga bermanfaat.

Obat-obat yang lazim digunakan, diantaranya: (1) Antihistamin (H1):

* Diphenhydramine injeksi. Dosis dewasa: 10-20 mg per dosis, diberikan 3-4 kali sehari, dosis anak: 0,5 mg per kg berat badan per dosis, diberikan 3-4 kali sehari. * Hydroxyne HCl (bestalin). Dosis dewasa: 25 mg, diberikan 3-4 kali sehari, dosis anak: 0,5 mg per kg berat badan per dosis, diberikan 3 kali sehari. * Cetirizine 10 mg (cetymin, cirrus, estin, falergi, histrine, ryzen, dll), diminum 11 sehari. * Loratadine 10 mg (alernitis, anlos, clarihis, claritin, clatatin, inclarin, rahistin, dll), diminum1x1 sehari. * Mebhydrolin napadisylate 50 mg (interhistin, tralgi, zoline, dll), diminum 31 sehari. * Dan masih banyak lagi yang lainnya :D Efek samping antihistamin pada umumnya ngantuk, karenanya sebaiknya tidak minum antihistamin saat akan beraktifitas, ntar pulesss ketiduran. ehm ;) (2) Kombinasi setroid dan antihistamin, (misalnya: alegi, colergis, dextafen, exabetin, lorson, zestam, dll), diminum 31 sehari. (3) Ephedrin HCl, biasanya digunakan sebagai kombinasi atau sebagai pengganti injeksi adrenalin. (4) Adrenalin injeksi. Digunakan untuk kasus yang berat dan perlu penanganan segera. (dosis dewasa: 0,3-0,5 ml per dosis dan dapat diulang 15-30 menit; dosis anak: 0,1-0,3 ml setiap kali pemberian). Sekali lagi, jenis obat di atas hanya contoh. Mungkin ada yang bertanya, gimana kalo make CTM (chlortrimeton) untuk pertolongan pertama ? Boleh, syukur kalo dengan itu udah sembuh.

Jika Bayi Sering Biduran


INI sudah kelima kalinya Rama kena biduran. Aduh, bagaimana ini, padahal sudah diobati, keluh Sarah kepada suaminya melihat badan Rama yang dipenuhi bentol-bentol merah. Bocah berusia 10 bulan itu pertama kali mengalami biduran saat ia berusia 6 bulan. Kalau biduran itu muncul, Sarah merasa kasihan. Putranya itu jadi reflek ingin menggaruk kulitnya yang terasa gatal, menjadi susah tidur dan rewel. Apa sih sebenarnya biduran itu? Untuk mengetahui lebih jauh mengenai biduran, inilah penjelasan dr Sandra Widaty, SpKK (K) dari Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM, Jakarta: Reaksi Kulit Pengertian biduran, gabag, gidu, kaligata atau urtikaria sebenarnya sama saja. Biduran untuk istilah bahasa Indonesia, gabag untuk istilah Jawa, gidu untuk istilah orang Betawi, kaligata untuk istilah Sunda atau Padang, sedangkan urtikaria adalah istilah medis. Nah, urtikaria atau biduran ini merupakan reaksi kulit akibat beragam sebab yang biasanya ditandai dengan edema (bengkak) di area kulit setempat yang cepat timbul dan menghilang secara perlahanlahan. Edema tersebut berwarna pucat atau memutih bila ditekan dan mengeluarkan cairan, juga kemerahan yang disertai keluhan gatal-gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Apa Penyebabnya? Hingga saat ini, diduga ada beragam faktor penyebab penyakit biduran, antara lain: - Genetik

Bila si kecil berulangkali terserang penyakit biduran, coba selidiki kembali adakah kemungkinan ayah, ibu, paman, tante, kakek, atau neneknya punya bakat penyakit biduran? Besar kemungkinan, penyakit biduran ini menurun, tapi tidak menular. - Obat Obat-obatan antibiotik seperti golongan penisilin, aspirin, aobat-obatan hormonal atau obat lainnya yang potensial menyebabkan penyakit biduran muncul. - Makanan Contohnya adalah susu, keju, telur, gandum, ikan, atau ayam. Zat pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan urtikaria. - Lingkungan Terpapar debu rumah seperti tungau, jamur, atau perubahan suhu udara seperti udara dingin atau panas. - Stres Pada penyakit biduran atau urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stres secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadi urtikaria.

KumpulBlogger.com

- Penyakit sistemik Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain: limfoma, hipertiroid, lupus dan penyakit sistemik lainnya. Gejala Penderita seringkali mengeluh gatal yang disertai rasa terbakar atau tertusuk. Bila sudah muncul, akan tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) di area setempat dan berbatas tegas. Kadangkadang bagian tengah, terlihat lebih pucat. Urtikaria biasanya terjadi secara berkelompok. Bila satu urtikaria menghilang, urtikaria yang lain dapat muncul kembali. Namun, yang musti Moms waspadai bila urtikaria sudah mengenai mulut, mata dan mulut kelamin. Bila mengenai ketiga area tersebut -mata, mulut dan mulut kelamin-, dikhawatirkan sudah menyerang ke organ dalam misalnya saluran cerna dan napas yang disebut dengan angioderma. Pada kondisi ini, penderita akan merasa sesak napas, serak dan susah untuk menelan makanan. Sebaiknya jangan tunda lagi! Segera bawa ke rumah sakit terdekat agar si kecil segera tertolong. Hindari Faktor Pencetus Dalam hal ini, idealnya mencari tahu faktor penyebab, mengobatinya dan menghindari faktor pencetusnya. Setidaknya, mencoba mengurangi penyebabnya atau tidak berkontak langsung dengan penyebabnya.

Untuk mengobatinya, bisanya digunakan obat simtomatik seperti obat antihistamin oral (melalui mulut) sesuai resep dokter. Obat ini dapat mengontrol gejala bagi sebagian penderita, namun tidak menghilangkan penyebabnya. Pencegahan 1. Hindari bayi dari alergen yang diketahui, termasuk beberapa makanan dan penyedap makanan, obatobatan dan beberapa situasi seperti panas, dingin atau stres emosional. 2. Buat catatan kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa yang dimakan bayi. Hal ini akan membantu Anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria. 3. Tingkatkan daya tahan tubuh, melalui istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi tinggi dan seimbang. Bila nafsu makan si kecil kurang, Moms bisa memberinya suplemen. Bila perlu konsultasikan terlebih dulu ke dokter Anda sebelum memberikan suplemen kepada si kecil. Bila daya tahan tubuh kuat maka kemungkinan untuk kembali terserang urticaria lebih kecil.(Mom& Kiddie//nsa)

Anda mungkin juga menyukai