Anda di halaman 1dari 16

Menyelidiki Hubungan Antara Titik Berat dan Gaya Kuasa Dengan Panjang Lengan dan Massa Beban

Nama Kelompok:
Click to edit Master subtitle style

Agustina Norhidayati (A1C410021) Deny Agustiadi (A1C410008) Dedhy Wiranata (A1C410050) Nurul Ulfah (A1C410032) Sanro Dwi Gustian (A1C410020)

A. Latar Belakang Masalah


Di taman biasanya sering kita temui permainan anak-anak, diantaranya yaitu papan junggit , atau penggunaan alat pengungkit atau pesawat sederhana. Untuk mengankat beban yang berat biasanya penumpu diletakan di dekat beban sehingga beban dapat terangkat dengan mudah, sedangkan jika penumpu diletakan jauh dari posisi beban, maka beban akan terasa lebih berat untuk di angkat.
rb rk

rb

rk

Fkec il

Fbesa r

Sebetulnya hal apakah yang menyebabkan berat dan ringannya hal tersebut?

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, berat ringannya hal tersebut ternyata tidak lain adalah momen gaya (torsi). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya momen gaya tersebut, yaitu: 1. Panjang lengan (r), karena pada kegiatan yang pertama dilihat bahwa kegiatan mengankat beban dengan meletakan penumpu di dekat beban, maka lengan kuasa otomatis lebih panjang, dan gaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. 2. Titik berat / pusat massa tongkat, dapat dilihat kedua kegiatan tersebut, letak penumpu juga dapat menjadi letak titik berat, dengan sistem terdebut dalam keadaan setimbang, sehingga dapat dilihat hubungan tersebut. Berdasarkan hubungan tersebut, apakah titik berat dan gaya kuasa dipengaruhi oleh massa beban dan panjang lengan?

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tadi, maka masalah dalam penyelidikan ini dirumuskan sebagai: 1. Bagaimana hubungan anatara titik berat dan gaya kuasa dengan panjang lengan (r), jika massa beban gantung (m) tetap. Bagaimana hubungan anatara titik berat dan gaya kuasa dengan massa beban gantung (m), jika panjang lengan (r) tetap.

2.

D. Kajian Teori
Torsi (momen gaya) Besaran yang merupakan perkalian antara lengan gaya dengangaya dinamakan torsi atau torka atau momen gaya yang diberi simbol . (1) atau (2) Pada benda dalam keadaan seimbang

maka

(3)

E. Hipotesis
Berdasarkan persamaan diatas, maka hipotesis dalam penyelidikan ini dapat di jelaskan bahwa: 1. Gaya berbanding terbalik dengan panjang lengan. 2. Benda pada keadaan setimbang, resultan torsinnya sama dengan nol dan, letak titik seibang terdebut merupakan posisi titik beratnya.

F. Identifikasi Variabel
l

Untuk mengetahui hubungan antara r dengan F, maka: i. Variabel manipulasi : panjang lengan/letak titik berat (r) ii. Variabel respon: Gaya kuasa (F) iii. Variabel kontrol : Massa beban (m), massa lengan neraca, dan tempat eksperimen

Untuk mengetahui hubungan antara m dengan F, maka: i. Variabel manipulasi : massa beban (m) ii. Variabel respon: Gaya kuasa (F) iii. Variabel kontrol : panjang lengan/letak titik berat (r), massa lengan neraca, dan tempat eksperimen

G. Definisi Operasional Variabel


Variabel manipulasi, respon, dan kontrol dalam identifikasi tersebut, di jelaskan: l Panjang lengan/letak titik berat (r) adalah jarak suatu titik kesembangan dari salah satu ujung lengan neraca yang dipakai sebagai acuan, diukur dengan penggaris(mistar), dan dinyatakan dalam meter (m). l Massa beban (m) adalah zat yang terkandung dalam beban, yang nilainya dianggap standar atau diukur dengan neraca ohauss untuk hasil yang lebih akurat, yang dinyatakan dalam kilogram (kg). l Gaya Kuasa (F) adalah besar gaya yang di butuhkan untuk membuat sistem dalam keadaan setimbang, yang dinyatakan dalam newton (N).

Panduan Praktikum
Judul:

KESETIMBANGAN
Tujuan: 1. Membuktikan resultan torsi pada keadaan setimbang dama dengan nol 2. Menentukan hubungan antara panjang lengan (r) dengan gaya kuasa (F) 3. Menentikan hubungan antara massa beban (m) dengan gaya kuasa(F)

Alat dan Bahan


1. Neraca pegas 2. Neraca Ohauss 2610g 3. Neraca tekan 4. Penggaris/mistar (50 cm) 5. Anak timbangan (massa beban) 6. Lengan neraca/tiang keseibangan 7. Penggantung piring neraca 8. Piring neraca : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 6 buah berbeda : 1 buah

: 1 buah

: 1 buah

Prosedur
rb rk

Fk Fb
Gaya-gaya pada tuas (pengungkit)

Cattan: neraca tekan digunakan untuk melihat massa total sistem dalam keadaan setimbang, dapat tidak di muat dalam alat dan bahan.

Menentukan hubungan m dan F 1. Menentukan ketelitian alat-alat ukur yang digunakan. 2. Mengukur massa beban dengan neraca ohauss, kemudian hitung berat masing-masing beban (Wb) 3. Meletakan penumpu pada neraca tekan kemudian meletakan lengan neraca dan mengukur panjang lengan beban (rb) dan lengan kuasa (rk) dengan mistar. 4. Meletakan penggantung piringan, piringan neraca, serta anak timbangan pada lengan beban dan mengaitkan neraca pegas pada lengan kuasa. 5. Menarik neraca pegas hingga lengan neraca dalam keadaan horizontal (mendatar). 6. Mencatat besar gaya yang ditunjukan pada neraca pegas. 7. Mengulangi kegiatan tersebut untuk massa beban yang berbeda.

Tabel data hubungan m dan F

No.

Massa beban mb (kg)

Berat Beban Wb = mb g (N)

Gaya Kuasa F (N)

Lengan Beban rb (m)

Lengan Kuasa rk (m)

b = rb wb k = rk F

1 2 3 4 5 6

Menentukan hubungan r dan F 1. Mengukur salah satu massa beban dengan neraca ohauss, kemudian hitung berat beban (Wb) 2. Meletakan penumpu pada neraca tekan kemudian meletakan lengan neraca dan mengukur panjang lengan beban (rb) dan lengan kuasa (rk) dengan mistar. 3. Meletakan penggantung piringan serta piringan neraca dan mengaitkan neraca pegas pada lengan kuasa. 4. Meletakan anak timbangan pada piringan neraca. 5. Menarik neraca pegas hingga lengan neraca dalam keadaan horizontal (mendatar). 6. Mencatat besar gaya yang ditunjukan pada neraca pegas. 7. Mengulangi kegiatan tersebut untuk posisi penumpu/panjang lengan yang berbeda.

Tabel data hubungan r dan F

No.

Massa beban mb (kg)

Berat Beban Wb = mb g (N)

Gaya Kuasa F (N)

Lengan Beban rb (m)

Lengan Kuasa rk (m)

b = rb wb k = rk F

1 2 3 4 5 6

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai