Anda di halaman 1dari 8

Terdengar suara ritmis gerimis di atas seng. kemerlip lampu merah, kuning, hijau, nampak samar-samar.

Kemerlap cahaya sorot yang semakin sibuk lalu lalang, kian ramai, kian sunyi. Sendiri dalam naungan hujan seorang pria tua datang dari kegelapan malam dengan baju hitam, payung hitam, semua serba hitam. Pria tua Bendol Pria tua Bendol Pria tua : (suara pelan) Sendirian saja nak? : Iya pakeh iya mbah(tersenyum-senyum) : Namanya siapa? Jeneng e sopo? : Emmm. Mbendol mbah. : Mau kemana?

Bendol : Saya ingin pulang ke Tempel, tapi sekarang sedang hujan dan JOGTEM nya lama. Pria tua Bendol Pria tua sini. Bendol : Tentu saja boleh mbah. Saya juga penasaran dengan tempat ini. Sepertinya menyeramkan. Tetapi tenang saja mbah, saya tidak percaya dengan hal-hal mistis. Pria tua : Dahulu di sana (sambil menunjuk ke arah perempatan) sering terjadi kecelakaan karambol. Bendol Pria tua Bendol Pria tua : (menyeletup) Karambol! Mainan kae apa mbah? : Hus! Kecelakaan karambol kie, kecelakaan berantai. : Owww(seksama mendengarkan cerita pria tua) terus gimana mbah? : Konon, banyak orang yang meninggal pada waktu kecelakaaan kui. Nah, kecelakaan kui mau terjadi karena sopir JOGTEM ugal-ugalan. : OoowwTempel. Sebelahnya jembatan. : Inggih mbah. : Ndol sambil nunggu, mbah boleh bercerita sedikit tentang sejarah mistis di

Tiba-tiba turun seorang wanita cantik berpakian serba putih dari sebuah bus tuyul. Wanita itu langsung duduk di sebelah Bendol. Bendol Pria tua Sri Pria tua Bendol Sri : Wessscantiknya. (sambil berbisik) : Nduknamanya siapa? : Sri..mbah! : Bagus namanya seperti parasnya. : Setuju mbah : Biasa mawon tow mbah. (tersipu malu)

Bendol : (memandang ke arah Pria tua) Lha kelanjutan ceritanya piye tow mbah, kok malah berhenti. Ayo diteruske mbah! Pria tua Bendol Pria Tua : Lha td nyampai mana ceritanya? : Wanita canti mbah.. eh salah, maksudnya sopir JOGTEM yang ugal-ugalan . : Nah kecelakaan tadi terjadi antara bus JOGTEM dengan dua mobil, puluhan sepeda motor dan truk terbuka. Kecelakaan mengakibatkan seluruh penumpang bus dan banyak pengendara meninggal mengenaskan. Ada yang terpental, ada yang terlindas sampai remuk, pokoknya perempatan kae jadi lautan darah. Total korban meninggal 111 orang. Kejadiannya juga terjadi pas gerimis jam 11, tanggal 11 bulan 11. Sri : (diam-diam mendengarkan dan langsung berkomentar) Iya mbah kejadiannya terjadi pas setahun lalu. Bendol : Wahmenakutkan mbah (sambil membayangkan kejadian), weh tanggal 11 bulan 11 (kaget) berarti sekarang now mbah. Pria tua Bendol Sri : Pas banget Ndol, tanggal 11 bulan 11 tahun 11. : lha kok bisa korban kecelakaannya banyak yo mbah? : (langsung menyahut) Kejadiannya terjadi pas bus JOGTEM dari arah Pingit melaju kencang karena berebut penumpang dengan bus Ramayana, nah rem bus tadi

blong. Bruuaaakklangsung bus tadi menghantam 2 mobil dan puluhan sepeda motor yang sedang berhenti di perempatan. Busnya langsung berguling ke sisi jalan dan tertabrak truk terbuka yang membawa rombongan pekerja, lantas bus tersebut terbakar. Penumpang bus sejumlah 43 orang meninggal seketika beserta 11 orang penumpang mobil, 17 pengendara motor dan 30 orang penumpang truk terbuka. Jadi total yang meninggal ada 111 orang. Benar tidak mbah? (sambil bertanya kepada Pria Tua) Pria tua : Bener banget ndug.

Bendol : Lha mbah jadi saksi langsung dari kecelakaan karambol tadi apa? Pria tua Bendol : Jelas tidak tow Ndol. : Owalah....simbah kie jan mbah..mbah Lha kamu kok bisa tahu Sri? (beberapa saat terus menengok ke arah Sri) Bendol kaget dan terheran-heran karena Sri tiba-tiba menghilang. Bendol Pria tua Bendol Pria tua : (sambil ketakutan) Mbah Sri tadi kemana? : Lha tidak tahu. : Ooo..iya mbah, simbah tadi tahu cerita tentang kecelakaan tadi dari mana? : Sebenarnya simbah tahu ceritanya dari buku ini Ndol. Konon katanya, ini buku menjadi bukti sejarah kecelakaan tersebut. Banyak orang yang jadi aneh setelah membaca buku ini sampai halaman terakhir. Makanya buku ini jadi barang yang laka dan misterius. Bayangkan saja ndol, buku ini bisa bikin orang jadi tidak waras, apa tidak misterius kui. Bendol Pria tua rebeng. Bendol : Nama pengarangnya lucu, wah larang je mbah bukune! Masak ya 150 ewu Padahal pengen mbah. Sepertinya menarik. : Buku ngeri ya mbah, lha pengarang dan harganya berapa mbah? : Pengarangnya bernama Ronggolawe, kemarin simbah beli harganya 150

Pria tua

: Baiklah karena kamu minat, piye kalau buku ini diganti dengan uang 130 ewu.

Bendol : (sambil garuk-garuk kepala dan berpikir) Piye ya mbah? (Kemudian menunjukan isi dompetnya) Ini mbah uang saya tingal 120 ewu. Nanti untuk bayar bus sampai Tempel 9 ewu. Jadi tingal 111 ewu. Gimana mbah mau? Pria tua : Ya tidak apa-apa, karena kasihan sama kamu Ndol. Ini bukunya tak kasih dengan harga 111 ewu, mirip kecelakaan. Ingat yo, jangan baca buku ini sampai halaman terakhir! Bendol Pria tua : Sip! siap mbah matur suwun mbah. : Iya sama-sama. banget dengan angka jumlah korban

Bus JOGTEM yang ditunggu Bendol pun datang. Bendol Pria tua Bendol Kernet Bendol Kernet Bendol : (berdiri) Mbah saya pamit pulang dulu ya mbah. : Iya, hati-hati di jalan Ndol dan jaga baik-baik buku tersebut. : Siap mbah. (sambil naik ke bus) : Lha mas kie bicara sama siapa? : Sama simbah-sambah berbaju hitam di halte iku mas. : Mana mas. Orang ora ono? : (kaget dan melihat langsung ke cendela) Iya we mas ora ono!

Kernet : Aneh kamu mas orang tidak ada siapa-siapa kok bicara sendiri (sambil mengerutu). Mau turun dimana mas? Bendol Kernet : Tempel mas, sebelum jembatan Palbaplang. : yo..

Bendol menuju tengah dan mencari tempat duduk yang kosong. Bendol : Permisi mbak, boleh saya duduk sini?

Yanti

: Iya mas, silahkan.

Bendol : (kaget kembali karena melihat sosok yang mirip dengan orang yang baru ditemuinya di halte) Sri? Kamu kok sudah di dalam bus ini. Bagaimana caranya? Yanti : Mas ini ada-ada aja. Nama saya bukan Sri tetapi Yanti. Dari tadi saya sudah di sini. Dengan perasaan penasaran dan malu Bendol langsung sibuk membuka dan membaca buku yang di belinya dari Pria tua di halte. Dibacanya dengan seksama halaman demi halaman. Bendol : (keget dan tersentak di tempat duduk bus) Hah! Sama persis dengan suasana cerita dalam bus ini. Gawat ini. Gawat. Yanti Kernet : Kenapa mas? Apanya yang gawat? : Wee mas aneh, kenapa lagi?

Bendol : Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Cuma keget. (semakin ketakutan karena apa yang diceritakan dalam buku tersebut sangat mirip dengan apa yang telah dialami di dalam bus, dengan penumpang yang memakai pakian warna hitam semua). Yanti : Yakin mas tidak apa-apa?

Bendol : Iya Yanti tidak apa-apa. Aku hanya kaget saja. (dengan rasa ketakutan dan penasaran, diteruskannya membaca buku tersebut). Yanti : Mas sedang sibuk membaca apa? Sepertinya asik!

Bendol : Iya! Ini sedang membaca buku yang konon katanya buku sejarah peristiwa kecelakaan karambol. Yanti : Oooww pasti kecelakaan karambol yang terjadi di perempatan jln. Magelang ya mas. Bendol : Benar. Lha kok bisa tahu?

Yanti : Saya kan salah satu saksi peristiwa yang merengut 111 nyawa itu mas dan peristiwa itu merupakan peristiwa terheboh dan terbesar yang pernah terjadi di Jogja .

Bendol : (merinding karena ketakutan peristiwanya?

dan semakin

penasaran) Saksi? Bagaimana

Yanti : Peristiwanya terjadi secara tiba-tiba mas, bus langsung menabrak semua kendaraan yang sedang berhenti di perempatan tersebut. Oleh karena itu, banyak yang meninggal karena bus menabrak dengan kencang semua kendaraan yang didepannya dan bus tersebut terbakar hebat bersama penumpangnya. Nah malam ini pas 1 tahun kejadian tersebut. Bendol : (berbicara dalam hati) Benar apa yang diceritakan dalam buku ini sesuai dengan apa yang telah ku dengar dari cerita Sri dan Yanti. Bendol hanya terpaku di tempat duduknya dan tidak bisa berbicara apaapa, dan diteruskannya membaca buku tersebut sampai pada halaman terakhir. Bendol : Ku baca atau tidak ya halaman terakhir ini! (bingung dan berbicara sendiri) Bila ku baca pasti akan terjadi hal yang dibicarakan simbah, tetapi aku sangat penasaran! (semakin bingung dan tidak karuan) Baiklah dari pada mati penasaran akan ku buka halaman terakhir ini, akan ku terima segala resikonya. JANGKRIK simbah sialan. Ditipunya aku, buku ini harganya cuma Rp 11.000,00. (tertera harga buku di pojok kanan atas) ASEM TENANUang 100 ewu harusnya untuk ongkos kuliah selama seminggu malah sia-sia, ketipu simbah-simbah. (sambil tertawa-tawa bahagia) Ya jelas bakalan setres orang yang membaca halaman terakhir ini buku yang hanya 11 ewu di beli harga 111 ewu. Nasibnasib Yanti : (tertawa karena mendengarkan perkataan Bendol) Hahahahahaha. Sabar ya mas itu pasti pelajaran sangat berharga untuk mas agar lebih hati-hati dan tidak mudah

percaya. Saya saja juga tidak percaya sudah satu tahun berada di bus ini (keceplosan). Bendol : Lha maksudnya apa mbak? Sudah setahun disini! (kebingungan dan ketakutan kembali) Kernet tidak. Bendol Kernet Bendol : Iya mas. Mosok ya di sini terus. : Ya tidak apa-apa kalau ingin menemani kami. : Kami!!! ini uangnya. (langsung turun) Akhirnya sampai juga di Tempel. (dilihatnya kembali bus tersebut, terlihat bus dengan plat nomor AB 1111 SS di sisi belakang) Sepertinya aku kenal plat nomor itu! (sejenak berpikir dan teringat dengan plat nomor bus yang ada dalam buku) Hah!!! Plat nomornya sama! (langsung lari ketakutan) : (tiba-tiba langsung menyela) Mas aneh sudah sampai! Ingin turun atau

LAKON JOGTEM (Jogja-Tempel)


(naskah drama satu babak)

Iwan Khairi Yahya 08201244053

Pelaku: Bendol : anak kuliahan, aneh, penakut dan humoris. Pria tua : berumur sekitar 72 tahun, selalu memakai baju serba hitam. Sri : wanita cantik selalu memakai baju serba putih. Yanti : ceria, mirip dengan Sri, tetapi selalu memakai baju hitam. Kernet : berusia 29 tahun, dan berpakian compang-camping berwarna hitam

Anda mungkin juga menyukai