Engka seuwa wettu dek na naipakaraja Sangiaseri (Ratu Padi) ri pabbanuae ri tana Luwu.
Dek na naipatudang ri onrong marajae, dek na gaga pabbanua turui pammatoa,
appemmaliangnge, naanreni balawo riwennie, napitto manuk riwellang kessoe. Maeng palo
iya pakarajai sangiaseri isessa pabaanuae. Gangkanna menssinyawa sangiaseri najoppa lao
mabela salai onrongngero sibawa Meong palo karellae.
Sumber : http://tiksmansa-ade.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Terima kasih banyak !
Wassalam :)
Setelah saya sudah agak besar , nenek tetap menurunkan dongeng ini kpd
adik2 saya , terruuus....seperti itu.
Maka bisa saya katakan , ini adalah dongeng turun temurun.
Walaupun nenek sedang mendongeng untuk adik saya , acapkali saya juga
masih ikut mendengarkan.
Dan yang sangat menarik dari nenek adalah selalu ada tambahan2 (bumbu2)
yg berbeda setiap kali beliau mendongeng.
Dongeng yang sama dg bumbu yang berbeda.
Suatu kali dia pergi lagi memancing. Tp kali ini dia sedang tidak
beruntung.
Setelah lama memancing , hanya satu ikan yang diperolehnya.
Karena dia sudah sangat kelaparan , ikan itupun langsung
dimasaknya untuk dimakan.
Pikirnya : nanti setelah makan dia akan mencari ikan lg khusus
untuk anak dan istrinya.
Mungkin karena selama ini tidak ada manusia biasa yang berani
mendekati rumahnya. Jadi dia tidak pernah berfikir kalau suara
itu disebabkan oleh manusia biasa.
Konon kabarnya di sekitar kampung itu juga ada seorang Raksasa
yg dijuluki Raja Pitu Reppa , yg tubuhnya sangat besar dan
tingginya melebihi pohon2 di hutan (sekitar 7 hasta)
Nenek Pakande khawatir jangan-jangan raksasa inilah yang ingin
mengacaukan hajatannya. Namun ia tetap berusaha
menenangkan diri dan mencoba untuk kembali keluar rumah
memperhatikan dr mana suara2 itu.. Kali ini dia membawa Obor
untuk penerangan. Tapi cahaya obor itu tdk bisa menembus
rimbunnya dedaunan di pohon tempat La Paitong berada. Nenek
Pakande benar-benar ketakutan tapi dia tetap berusaha untuk
menenangkan diri dan kembali naik ke atas rumah. Melihat
tingkah Nenek Pakande yg ketakutan, La Paitong kembali
melanjutkan aksinya.
Dia kembali mengganggu kera itu dan kera itu pun berteriak lg.
Dan akhirnya Nenek Pakande benar-benar ketakutan. Karena
sudah tidak tahan lagi Nenek Pakande turun dari rumahnya dan
berlari tanpa tujuan entah kemana. Karena situasi sudah aman, La
Paitong turun dari Pohon dan naik kerumah Nenek Pakande. Dia
lalu membebaskan 40 orang yang ditawan Nenek Pakande. Betapa
gembiranya mereka karena telah bebas dan bisa kembali bertemu
keluarga masing-masing.
'' inilah yang aku janjikan padamu, bahwa suatu saat nanti aku
akan membawa makanan yg banyak untuk kalian dan inilah
buktinya ''
****************************************************
Karena cerita ini , dulu saya ingat, kalo ada diantara kami nakal , mis : ga mau
tidur dll, kami diancam :
Tindro ko...engka tu Nene Pakande matu. Nandre ko tu...
(Ayo tidur , kalo enggak nanti dimakan ko sm Nene pakande)
Ha ha haa..
Dan La Paitong ini , dlm pandanganku sbg anak2 , dia adalah se org yg sangat
sederhana , tp dia orang yang jujur dan pemberani . Sehingga keberuntungan
selalu menyertainya..
Satu lagi , krn dikatakan La Paitong ini adalah org yang sangat senang tidur ,
bahkan memancing pun dia bs tertidur dg pulasnya. Jadi kata nenek , kalo ada
orang yang kerjanya tidur terus , dia dinamai La Paitong...
Pesan cerita :
Peliharalah kebaikan hatimu dan kejujuranmu. Jsdilah pemberani untuk
mempertahankan yang benar.