Anda di halaman 1dari 9

Lanjutan.....

PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI KLINIS

PERSPEKTIF BIOPSIKOSOSIAL Terdapat beberapa model atau perspektif untuk memahami dan menangani gangguan psikologis. Fakta bahwa terdapat banyak cara yang berbeda untuk memandang fenomena yang sama tidak berarti bahwa satu model benardan yang lainnya salah. Tidak satupun perspektifteoritis yang dapat menjelaskan berbagai bentuk yang kompleks dari perilaku abnormal yang kita temui. Setiap perspektif memberikan suatu sumbangan terhadap pemahaman kita, namun tidak ada satupun yang menawarkan suatu pandangan yang lengkap. Banyak teoritikus masa kini yang mengadopsi perspektif biopsikososial yang memandang bagaimana berbagai faktor-faktor yang mewakili ranah-ranah biologis, psikologis dan sosiokultural berinteraksi dalam berkembangnya gangguan tertentu. Perspektif biopsikososial mengundang kita untuk memikirkan bagaimana faktorfaktor biologis-psikologis dan sosial terkait dalam berkembangnya pola-pola perilaku abnormal. Banyak gangguan psikologis terdapat berbagai penyebab yang mewakili ranah-ranah biologis, psikologis dan sosiokultural. Kita harus memperhitungkan tidak sekedar kontribusidari beragamnya penyebab tetapi juga interaksi antarpenyebab tersebut. Salah satu model biopsikososial adalah model diatesis stres Model diatetesis stres (diathesis-stress model) beranggapan bahwa gangguan muncul dari kombinasi atau interaksi dari suatu diatesis (diathesis) atau kerentanan (predisposisi) dengan stres. Dalam sebagian besar versi dari model ini, diatesis dijelaskan sebagai kerentanan biologis, biasanya bersifat genetis, yang meningkatkan risiko berkembangnya gangguan tertentu. Namun, apakah gangguan sungguh-sungguh

berkembang akan tergantungpada jenis dan keparahan stresor yang dialami seseorang. Strestor-stresor tersebut mungkin mencakup trauman pranatal atau masa kanak-kanak, komplikasi kelahiran, penyakit fisik, penyiksaan seksual atau fisik semasa kanak-kanak dan konflik keluarga, pengangguran yang berlangsung lama, kehilangan orang yang dicintai atau situasi-situasi hidup yang negatif atau perubahan-perubahan. Pada beberapa kasus, orang dengan diatesis untuk gangguan tertentu mungkin tetap bebas dari gangguan atau mengembangkan bentuk gangguan ringan jika tingkat stres pada kehidupan mereka tetap rendah atau jika mereka mengembangkan respon coping yang efektif untuk menangani stress yang mereka hadapi. Namun semakin kuat diatesisnya, semakin sedikit stres yang biasanya dibutuhkan untuk menghasilkan gangguan. Pada beberapa kasus diatesisnya mungkin sedemikian kuat sehingga gangguan tetap berkembang meskipun dalam situasi kehidupan yang paling baik. Istilah coping mengacu pada upaya kognitif behavioral untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan dalam situasi kehidupan, terutama yang bersifat stressfull. Coping dapat dikaitkan dengan konsep defence mechanisme (mekanisme pertahan diri dari Freud). Mekanisme pertahanan diri adalah metode tak sadar yang digunakan orang untuk menghadapi distres. Coping digunakan untuk penelitian tentang cara-cara sadar untukuntuk beradaptasi terhadap stress. Tidak semua bentuk dari model diatesis stres didasarkan pada interaksi antara diatesis biologis dan stres kehidupan. Diatesis psikologis mungkin juga terlibat, seperti disfungsi pada pola pikir dan trait kepribadian yang meningkatkan risiko berkembangnya gangguan tertentu saat menghadapi stres kehidupan. Sebagai contoh, kecenderungan mencari kesalahan dalam diri sendiri untuk peristiwa hidup yang negatif mungkin

menempatkan individu pada risiko yang lebih besar dalam mengembangkan depresi setelah peristiwa hidup yang negatif atau stresor, seperti perceraian atau hilangnya pekerjaan.

Diatesis Suatu predisposisi atau kerentanan Misal predisposisi yang diwariskan untuk pengembangan gangguan

Stress Stressor lingkungan Trauma pranatal Kekerasan seksual/fisik masa kanak-kanak Konflik keluarga dll

Perkembangan gangguan Semakin kuat diatesis mk stres sedikit sj akan mengakibatkan gangguan Ganggua psikologis

Sumber 1. Nietzel M.T, Bernstein D.A, Millich R. 1998. Introduction to Clinical Psychology. 5th ed. New Jersey : Prentice Hall 1. Sundberg, N.D., Winebarger, A.A, Taplin, J.R, 2007. Psikologi Klinis : Perkembangan, Teori, Praktek dan Penelitian. Helly Prayitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto (pen). Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2. Nevit, J.S, Rathus,S.P dan Greene. 2003. Psikologi Abnormal. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga

CLINICAL APPROACHES IN ACTION (PENDEKATAN KLINIS DALAM TINDAKAN) Pendekatan yang berbeda-beda akan mempunyai pengaruh yang berbeda dalam asesmen, tritmen dan aktivitas dari psikolog klinis. Kasus Mr B Mr B berumur 58 tahun, seorang eksekutif dari suatu perusahaan komputer bertaraf nasional. Ia tumbuh dalam keluarga kelas buruh, ia anak tertua dari 3 bersaudara.

Ia termasuk anak-anak dengan kepandaian rata-rata pada masa sekolahnya dan tidak pernah memberikan masalah pada orang tuanya, ia juga ingat bahwa ia tidak begitu bahagia. Karena semasa kecil, ia dimanja oleh orang tuanya dan sering digoda temantemannya dengan sebutan anak mami. Ia agak terlalu gemuk sebagai seorang remaja dan selalu merasakan diabaikan/tidak dianggap oleh temen-temennya yang suka olah raga. Mr B menikahi pacar saat SMA-nya yang juga masuk dalam universitas yang sama. Mereka menikah pada umur 35 tahun dan mempunyai 2 anak. Sebagai tambahan gajinya sebesar 150.000 $ per tahun dan juga masih mendapat tambahan dari beberapa bidang usahanya. Mr B cenerung menilai dirinya dan orang lain dari materi dan penampilan luar. Ia selalu ingin dipuji, kadang menjengkelkan orang lain dan ia sangat sensitive terhadap kritikan dan juga sangat senang mengkritik orang lain. Mr B selalu mencoba menyenangkan anak-anaknya dengan uang dan hadiah, tetapi hubungan dengan anakanaknya cenderung jauh. Ia selalu berkeluh kesah saya telah bekrja dengan membanting tulang dan tidak ada seorangpun yang menghargainya Mr B merasa resah/gelisah dan merasa tidak bahagia selama 2 tahun dan menjadi selalu cemas. Perutnya selalu mengalami gangguan perut dan ia sering tidak dapat bernafas. Pengujian medical menunjukkan bahwa Mr B mempuyai penyakit Crohns disease, suatu gangguan usus yang berpotansial berbahaya. Banyak dokter yang ia kunjungi memberikan resep obat anti cemas dan anti depressant, tetapi obat tersebut memiliki efek samping sehingga Mr B tidak meminumnya. Pada suatu saat, ia merasa gelisah yang menyebabkan ia tidak dapat duduk tenang, tidak dapat konsentrasi dalam bekerja dan mempunyai gangguan mengingat. Pada akhirnya, ia membawa pulang

pekerjaan dan meninggalkan beberapa kertas kerja (kasus-kasus) di lantai parkir. Kualitas kerja mulai menurun. Ia tidak dapat tidur sampai jam 3 dan hampir setiap malam karena pikirannya selalu berputar dengan kecemasan/kekhawatiran tentang problem pekerjaan dan problem perkawinan. Ia menjelaskan pernikahannya sebagai sangat tegang dan tidak nyaman/tenang, ia dan istrinya selalu berusaha untuk sebisa mungkin selalu menghindar. Meskipun ia mengatakan secara seksual impotent) dengan istrinya- suatu problem yang menyebabkan ia mencoba mendapatkan kehidupan sek- yaitu ia telah berselingkuh dengan rekan kerja selama beberapa tahun. Ia merasa bahwa penipuan dalam menyembunyikan hubungan ini dari setiap orang mulai ketahuan. Mr B juga khawatir karena perusahan mulai mengurangi pengaruhnya/kekuasaannya/wewenangnya. Akhirakhir ini, eksekutif tingkat menengah telah menyerangnya dan Mr B yakin hal ini akan menjadi masalah sebelum ia diberhentikan dari perusahaan.Ia meyakini bahwa pada umurnya sekarang ini, tidak ada seorangpun yang akan menerima bekerja. Sering sekali, ketika ia memikirkan masa depan, Mr B merasa tertekan (depresi) dan putus asa. Dalam kenyataannya, ia menjadi terlalu terobsesi bahwa ia akan segera meninggal dan kadangkadang ia berpikir sebaiknya ia mengakhiri hidupnya sehingga akan hilang ketidaktenangan dan ketakutannya.

Psikodinamika A. asesmen memperoleh sejarah kehidupan klien : pengalaman masa kanak-kanak & kaitannya dg simptom saat ini & relationship tes psikologi (tat) : lebih mengetahui konflik, dysfungsi khususnya isu-isu dinamika interpersonal B. hipotesis penyebab/dinamika kepribadian narcissistic: refleksi cinta ortu yang konflik, ambivelensi, tidak konsisiten : anak menjadi insecure/tidak aman misal: masa keci tidak bahagia, tidak pernah merepotkan ortu, anak mami (hubungan patologi/terlalu diperhatikan/dimanja), saat dewasa merasa tidak adekuat sbg laki-laki mencari simbol tuk menunjukkan rasa bernilai hubungan patologi:gagal memperoleh hubungan yg akrab/hubungan yg berarti; hub dg anak tidak sehat, affair C. rencana tritmen hunbungan yg tidak mengancam/supportif (terapi melukai harga diri) terapi perlu kemamuan tuk membongkar, menjawab stressor masa lalu & nampak tidak cukup kuat;menunggu mood, konsentrasi normal dulu (dpt dg obat) didorong tuk mendiskusikan & merefleksikan masalah,menemukan bgmn ia berkembang, diasuh : asosiasi bebas (pikiran/fantasi)

terapis merefleksikan & mengklarifikasi pikiran/perasaan yg berhubungan dg masalah agar menjadi fokus perhatian

interpretasi difokuskan pd tema yg berhub dg asosiasi bebas, mimpi, simptom klinis, hubungan saat ini & sejarah anak-anak

Behavior A. asesmen structured clinical interview for dsm-iv axis i disorder (scid) hamilton anxiety rating scale hamilton depression rating scale beck depression inventory attributional style questionnaire (menilai positif /negatif) dysfunctional attitude scale (mengukur perfectionis/penilaian sosial) dyadic adjusment scale (kepuasan perkawinan B. hipotesis penyebab/dinamika generalized anxiety disorder (cemas dlm sgl hal, sulit konsentrasi, pelupa, ttidak dpt hidup) major depressive disoder (kehilangan kesenangan, ide bunuh diri, insomnia dll) kebutuhan penilaian krn kurang penerimaan baik keluarga & teman sebaya : jarang menerima feedback sosial yg positif ortu bukan model yg baik tuk ekspresi afeksi & penilaian pandangan thd penyebab kejadian

fungsi sosial rendah:kesulitan komunikasi, tidak dekat dg seorangpun, kesepian, mencari penilaian dr orang lain

penilaian sosial & sexual : affair menekankan tanda-tanda kegagalan, belief yg tdk adekuat C. rencana tritmen menggunakan cognitive behavior therapy(cbt) cognitif: situasi sosial kerja dg pikiran negatif, skema utama orang yg tdk mampu behavior: kemampuan komunikasi rendah, kurang pernyataan positif, kurang keterampilan social cbt : perubahan emosi dicapai tdk langsung dr perubahan kognitif, perubahan biologi (relaksasi) & perilaku relaksasi (mengurangi stres/insomnia) perubahan kognitif : belajar bicara gd diri (merasa tdk mampu) monitor perasaan (baik/buruk) mencatat situasi mencatat pikiran yg muncul misal standar tinggi perasaan negative monitor : situation-thoughts-feeling-alternative thoughts-new feeling) mengembangkan pemahaman pikiran negatif menyebabkan keyakinan

utama/skema dr ketidakmampuan & penolakan sosial : prosedur menantang kognitif/hypotesis testing

behavior : keterampilan pengakuan positif (bgmn memuji & menerima kritik), keterampilan komunikasi

Sumber 1. Nietzel M.T, Bernstein D.A, Millich R. 1998. Introduction to Clinical Psychology. 5th ed. New Jersey : Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai