Anda di halaman 1dari 1

Transisi Demografi Pada awal abad 20, tampak bahwa tingkat kematian turun di berbagai Negara Barat dan

tingkat kelahiran juga turun. Kondisi ini menimbulkan teori demografi yang utama yaitu : Teori Transisi Demografi. Transisi demografi pada dasarnya mengacu pada perubahan dari satu situasi stationary (saat dimana pertumbuhan penduduk 0) ke situasi lainnya. Menurut Blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi. Tahap-tahap dalam Transisi Demografi 1. Tahap Stasioner tinggi Tingkat Kelahiran: Tinggi Tingkat Kematian: Tinggi Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah Contoh: Eropa abad 14 2. Tahap Awal perkembangan Tingkat Kelahiran: Tinggi (ada budaya pro natalis) Tingkat Kematian: Lambat menurun Pertumbuhan Alami: Lambat Contoh: India sebelum PD II 3. Tahap Akhir perkembangan Tingkat Kelahiran: Menurun Tingkat Kematian: Menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran Pertumbuhan Alami: Cepat Contoh: Australia, Selandia Baru tahun 30an 4. Tahap Stasioner rendah Tingkat Kelahiran: Rendah Tingkat Kematian: Rendah Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah Contoh: Perancis sebelum PD II 5. Tahap Menurun Tingkat Kelahiran: Rendah Tingkat Kematian: Lebih tinggi dari tingkat kelahiran Pertumbuhan Alami: Negatif Contoh: Jerman Timur & Barat tahun 75 Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.

Anda mungkin juga menyukai