Anda di halaman 1dari 41

Oleh : Nunik Puspitasari, SKM., M.

Kes
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat

TRANSISI DEMOGRAFI
1

Transisi Demografi : terjadi di semua negara


Dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kurun

waktu yang berbeda

Teori klasik dalam demografi yang mencoba

mempelajari interaksi antara dinamika


kependudukan dan pembangunan

Merupakan suatu proses perubahan dari

tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi


hingga menjadi tingkat kelahiran dan
kematian yang rendah, diikuti dengan
berbagai kondisi perkembangan penduduk
2

Dengan berdasar pada definisi tersebut,


maka dapat diketahui bahwa teori ini
sebenarnya terdiri dari 2 bagian:
Bagian I: mencoba memberi

gambaran/deskripsi proses tersebut


Bagian II: mencoba menerangkan faktor
sosial ekonomi yang menentukan kapan
proses itu beralih dari satu tahap ke tahap
yang lain, dan berapa lama suatu
masyarakat berada di suatu tahap
3

Teori Transisi Demografi didasarkan


pada pengalaman sejarah masyarakat
Eropa abad-19 (akhir PD- II) dan
Amerika Utara
Ada 3 (tiga) tahap transisi demografi

Transisi Demografi
Tahap I

Tingkat mortalitas maupun fertilitas tinggi,

dengan tingkat fertilitas umumnya sedikit


lebih tinggi dari tingkat mortalitas ;
Pertambahan penduduk umumnya rendah atau
hampir tidak mengalami pertumbuhan (quasistable = angka pertumbuhan mendekati nol);
Kondisi sosial ekonomi buruk, banyak
kelaparan dan epidemi;
Merupakan tahap masyarakat agraris;
Tahap ini umumnya cukup lama, kendati pun
berbeda dari negara satu ke negara lain
5

Tahap II
Disebut tahap tansisi;
Disebut pula tahap peledakan

penduduk;
Tahap menuju masyarakat modern
Ditandai dengan penurunan angka
mortalitas;
Dimulai ketika angka harapan hidup
mulai meningkat, tetapi angka
kelahiran masih tinggi;
6

Tahap II
Tingkat fertilitas menurun tetapi tidak

sebanyak mortalitas, sehingga angka


pertambahan penduduk amat tinggi;
Biasanya terdapat pada masyarakat yang
sedang berkembang;
Terjadi pertumbuhan ekonomi yang
cepat, peningkatan urbanisasi, dan
transformasi struktural;
Pada akhir tahap ini: angka kelahiran
mulai menurun mendekati angka
kematian

Tahap III
Angka fertilitas dan mortalitas rendah, dan

kecenderungan ini dianggap tidak akan


berbalik (irreversibel);
Biasanya terdapat pada masyarakat industri;
Angka kelahiran umumnya telah mendekati
atau bahkan lebih rendah dari replacement
level yaitu NNR 1;
Bila NNR 1 dalam jangka waktu lama,
maka pertumbuhan penduduk dapat menjadi
negatif (jumlah penduduk secara absolut
dapat menurun). Bila hal ini terjadi, maka
tahap III bukanlah akhir transisi demografi
8

United Nations (1989), membagi proses


transisi vital menjadi empat tahap
berdasarkan indikator:
1. TFR: Total Fertility Rate
2. e: Life expectancy at birth

10

11

Pembagian Tahap Transisi menurut


United Nations (1989)
Tahap I:
Angka fertilitas masih tinggi
TFR 6 per wanita 15-49 th
Angka mortalitas masih tinggi
e 45 tahun
Tahap II:
Angka mortalitas dan fertilitas mulai
menurun
45 e 55 tahun
4,5 TFR 6 per wanita 15-49 th
12

Pembagian Tahap Transisi menurut


United Nations (1989)
Tahap III:
Angka fertilitas dan mortalitas menurun
dengan cepat
55 e 65 tahun
3 TFR 4,5 per wanita 15-49 th
Tahap IV:
Angka fertilitas dan mortalitas rendah
TFR 3 per wanita 15-49 th
e 65 tahun
13

TRANSISI VITAL DI INDONESIA


Indonesia diperkirakan mengakhiri proses
transisi vital tahun 2000-2005. Benarkah?
Diperkirakan tahun 2005:
e 65,8 tahun
TFR 2,25 per wanita 15-49 th
NRR = 1
Fakta tahun 2005:
e0= 68 tahun
TFR= 2,3 per wanita 15-49 th
NRR 1990-2005: 1.4%
14

Lima Tahap Evolusi Demografi dari


Blacker (1949)
1. Tahap stasioner tinggi (high stationary)
tingkat kelahiran dan kematian tinggi
2. Tahap perkembangan awal (early

expanding)

tingkat kelahiran tinggi, tetapi tingkat


kematian menurun

3. Tahap perkembangan akhir (late

expanding)

tingkat kelahiran menurun, tetapi tingkat


15
kematian menurun lebih cepat

4. Tahap stasioner rendah (low

stationary)

tingkat kelahiran rendah diimbangi


oleh tingkat kematian rendah

5. Tahap menurun (declining)

tingkat kelahiran rendah tetapi tingkat


kematian lebih rendah, dan penurunan
kematian melebihi kelahiran
16

Sejumlah Masalah yang belum bisa


dijawab Teori Transisi Demografi
a.

Kapan suatu masyarakat beralih dari tahap


pertama ke tahap transisi, dan dari tahap
transisi ke tahap terakhir;

Berapa TFR, CBR, eo, CDR yang diperlukan


untuk terjadinya peralihan dari satu tahap
ke tahap lain;
c. Struktur usia seperti apa yang dibutuhkan
untuk beralih dari satu tahap ke tahap
berikutnya;
d. Faktor sosial ekonomi seperti apa yang
diperlukan untuk terjadinya peralihan dari
satu tahap ke tahap lainnya;
b.

17

Sejumlah Masalah yang belum bisa


dijawab Teori Transisi Demografi
Tingkat agraris, industrialisasi, dan
urbanisasi yang bagaimana yang akan
membuat suatu masyarakat beralih dari
satu tahap ke tahap lainnya;
f. Perubahan tata nilai seperti apa yang
diperlukan;
g. Berapa lama proses transisi harus dijalani
(baik untuk setiap tahap maupun secara
keseluruhan);
h. Dapatkah proses transisi dipercepat dan
apa dampaknya.
e.

18

Pertumbuhan penduduk yang mendekati nol


tidak diinginkan oleh negara manapun
Setiap masyarakat akan berusaha mencapai
angka harapan hidup yang tinggi. Bila
demikian angka kelahiran harus berapa?
Tidak ada masyarakat yang menginginkan
kondisi stationary population (NRR = 1),
yang lebih diinginginkan adalah quasi stable
(komposisi usia dan jenis kelaminnya) untuk
memudahkan perencanaan pembangunan
ekonomi dan sosial
19

Zelinsky (1971) menyebutkan :


Transisi demografi : terdiri dari
transisi fertilitas dan transisi
mortalitas serta transisi mobilitas;
Transisi vital : terdiri dari transisi
fertilitas dan mortalitas

20

Perubahan struktur dan komposisi


penduduk Indonesia dibagi empat
1. Tahap I :
Terjadi perluasan dasar piramida
penduduk, sehingga menjadi bentuk V
terbalik
Akibat dari:
Penurunan angka kematian terutama
angka kematian bayi
Peningkatan fertilitas dalam jangka
pendek

21

Perubahan struktur dan komposisi


penduduk Indonesia dibagi empat
2. Tahap II :

terjadi proses penuaan penduduk di

bagian dasar piramida


piramida menjadi berbentuk spade
profile ( bagian dasar piramida
mengecil)
fertilitas mulai menurun

22

Perubahan struktur dan komposisi


penduduk Indonesia dibagi empat
3. Tahap III :

proses menua terjadi pada bagian

tengah dan atas piramida


piramida berbentuk seperti cendawan
(mushroom)
angka fertilitas mulai menunjukkan
kestabilan

23

Perubahan struktur dan komposisi


penduduk Indonesia dibagi empat
4. Tahap IV :
proses stabilisasi
piramida berbentuk hampir seperti
empat persegi panjang
terjadi penurunan jumlah penduduk
kelompok umur tua
ditandai meninggalnya generasi terakhir
dari proses transisi.
INDONESIA saat ini berada pada tahap kedua
(II) dan hampir ke tahap ketiga (III) dari
proses transisi vital berdasarkan struktur
dan komposisi penduduk.

24

TRANSISI MORTALITAS
25

Secara umum ada dua kategori


penentu kematian
1. Variabel yang berhubungan dengan

pembangunan sosial ekonomi, yang


biasanya diukur dengan tingkat
pendapatan;

2. Variabel yang berhubungan dengan

kemajuan dalam teknologi kedokteran, kes.


masyarakat, dan sanitasi.

26

Terjadinya proses transisi mortalitas tidak


dapat dilepaskan dari proses transisi
epidemiologi, yaitu perubahan pola penyakit
penyebab kematian yaitu dari penyakit
infeksi penyebab utama kematian digantikan
(walau tidak secara keseluruhan) oleh
penyakit degeneratif dan penyakit akibat
perbuatan manusia.

27

Ada dua pendapat tentang


penurunan angka kematian
1. Kenaikan pendapatan per kapita yang cukup

siknifikan dan disertai dengan perbaikan


sarana sosial ekonomi secara otomatis akan
menurunkan angka kesakitan yang pada
akhirnya akan menurunkan angka kematian,
biasanya di negara maju

2. Penurunan angka kematian tidak ada

hubungannya dengan pendapatan per kapita,


tetapi lebih disebabkan import teknologi
kesehatan dari negara-negara maju
Tetapi import teknologi kesehatan tanpa
perbaikan kondisi sosial ekonomi, hasilnya
28
hanya sementara dan sia-sia.

Transisi epidemiologi dibagi tiga


tahap
1. Tahap I:

Masa penyakit infeksi dan kelaparan

2. Tahap II:

Masa menyusutnya pendemi, baik


dalam frekuensi maupun ukuran

3. Tahap III:

Masa penyakit degeneratif dan penyakit


akibat perbuatan manusia.

Proses transisi mortalitas yang terjadi selama


ini tak lepas dari modernisasi yang terus
berjalan

29

Dampak modernisasi pada penurunan


angka kematian penduduk dunia
1. Tahap I: periode pertengahan abad ke-

18 s.d awal abad ke-19

Ditandai dengan kemajuan dalam


bidang pertanian
Adanya perbaikan dalam bidang
kesehatan
ditemukan vaksin cacar oleh Jenner
pada tahun 1796

30

Dampak modernisasi pada penurunan


angka kematian penduduk dunia
2. Tahap II: periode akhir abad ke-19
Adanya revolusi pertama dalam bidang
kedokteran dari hasil kerja Pasteur dan
Koch dalam identifikasi pathogens untuk
pencegahan dan pengobatan dengan
vaksin dan serum.
3. Tahap III: periode Perang Dunia I
Adanya perluasan kemajuan dalam
bidang teknologi kedokteran dan
meluasnya pendidikan kesehatan.
31

Dampak modernisasi pada penurunan


angka kematian penduduk dunia
4.

Tahap IV: periode Perang Dunia II


Ditemukan penicillin pada tahun 1929

dan sintesisnya oleh Flemming pada


tahun 1943
Menyusul ditemukan antibiotika seperti
steptomycin (1944) dan aureomycin
(1946)

32

Tahap penurunan angka mortalitas


menurut Bourgeois Pichart
1. Tahap I:
IMR 100 per 1.000 kelahiran hidup
sebagian besar penyakit berkaitan
dengan infeksi, misal: diare, penyakit
yang berhubungan dgn pernapasan.
disebut tahap soft rock
kematian lebih mudah ditanggulangi
dengan teknologi kesehatan seperti
imunisasi dan antibiotik.

33

Tahap penurunan angka mortalitas


menurut Bourgeois Pichart
2.

Tahap II:

IMR antara 30 - 100 per 1.000


kelahiran hidup
Disebut tahap intermediate rock
Kematian diturunkan dengan perbaikan
kondisi sosial ekonomi.

34

Tahap penurunan angka mortalitas


menurut Bourgeois Pichart
3. Tahap III:
IMR : 30 per 1000 kelahiran hidup
Disebut juga tahap hard rock
Penurunan angka kematian sangat
dipengaruhi kondisi sosial ekonomi
termasuk tingkat pendapatan dan cara
hidup masyarakat
Penyakit yang muncul adalah penyakit
degeneratif non infeksi: kanker, jantung,
diabetes, asthma, dll
35

TRANSISI FERTILITAS
36

Tahapan Transisi Fertilitas


1. Tahap I :
Anak mempunyai nilai ekonomi tinggi
Dibutuhkan jumlah anak yang besar,
sedang angka kematian tinggi
Natural fertility tidak seperti yang
diinginkan masyarakat.
Tahap defisit
Tidak dibutuhkan alat pengatur
kelahiran
Kemajuan sosial ekonomi akan
meningkatkan fertilitas
37

Tahapan Transisi Fertilitas


2. Tahap II :
Natural fertility harapan masyarakat
Ada surplus kelahiran yang diharapkan
Ada keinginan mengatur kelahiran
namun banyak kendala :
Biaya (materi dan non materi)
Medis
Fertilitas masih sama dengan natural
fertility

38

Tahapan Transisi Fertilitas


3. Tahap III :
Biaya pengaturan kelahiran mulai
menurun
mulai ada pengaturan kelahiran
Fertilitas natural fertility
Fertilitas yang diharapkan
4. Tahap IV :
Fertilitas natural fertility
Fertilitas = yang diharapkan
Biaya pengaturan kelahiran
39

Faktor Penyebab Penurunan Angka


Fertilitas
1. Menurunnya angka kematian bayi dan anak
2. Ada keinginan mempertahankan dan
3.
4.
5.
6.
7.

memperbaiki standar hidup


Meluasnya pendidikan
Adanya penurunan nilai atau manfaat dari
mempunyai anak
Semakin banyaknya wanita berpartisipasi
dalam kegiatan ekonomi, khususnya di
sektor formal
Semakin meluasnya pengetahuan akan
kontrasepsi
Adanya perbaikan tenologi kontrasepsi.

40

Terima Kasih

41

Anda mungkin juga menyukai