PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2
Diser t ai: Met ode menyenangkan unt uk Haf alan Dan Pemahaman Al-Qur an buat anak-anak; Ter uj i dar i pengalaman Husein dan r at usan bocah ser upa. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 3
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 4 DAFTAR I SI
1. Mukjizat Abad 20 Doktor Honoris Causa 7 Tahun ........................................ 5 { Saat-Saat Menakjubkan di Luar dan Dalam Negeri ..... 7 { Tumbuh Besar di Tengah Lantunan Al-Quran ............. 12 { Biarpun Doktor Tapi Tetap Anak Kecil ....................... 15 { Penuturan Ayahanda..................................................... 19 { Ketika Si Doktor Cilik Itu Sudah Berusia 16 Tahun.... 23
2. Anak Kecil yang Berbicara dengan Al-Quran................. 29 { Hafal dan Paham Al-Quran .......................................... 31 { Pertemuan dengan Ayatullah Jawadi Amuli................. 38 { Penyambutan Sepulang dari Inggris ............................. 43 { Pertemuan dengan Para Mahasiswa Magister .............. 45 { Acara Qurani di Madrasah Ma'shumiah ....................... 48 { Kunjungan ke Bosnia.................................................... 52 { Kunjungan ke Qatar...................................................... 54
3. Metode Penghafalan Quran ala Si Doktor Cilik.............. 61 { Sekolah "Jamiatul Quran"............................................. 63 F Metode Isyarat Tangan ........................................... 64 F Metode Permainan.................................................. 67 { 5 Prinsip Utama ............................................................ 69 { "Jamiatul Quran" .......................................................... 75 F Metode Cerita Bergambar....................................... 76
4. Rumah Qurani .................................................................... 83 { Perkenalan Awal ........................................................... 85 { Hasil Ujicoba Terhadap Metode Ini di Indonesia......... 87 { Testimoni Metode Rumah Qurani ................................ 94
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 5
BAB 1
Mukj izat Abad 20 Dokt or Honor is Causa 7 Tahun
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 6 1 Saat - saat Menakj ubkan di Luar dan Dalam Neger i
Gedung bergaya Victoria itu berdiri dengan anggun diteduhi oleh pepohonan oak berusia tua. Suasana asri beralaskan rumput hijau dan bermandikan warna-warna pastel yang menghiasi gedung itu pastilah memberikan kesegaran pikiran kepada para siswa dan mahasiswa yang menuntut ilmu di dalamnya. Gedung itu adalah Hijaz College Islamic University, terletak di jantung wilayah Kerajaan Inggris, sekitar 32 kilometer dari kota Birmingham. Di gedung itulah, pada bulan Februari 1998, seorang lelaki cilik berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Lelaki cilik itu datang dari sebuah negeri yang sangat jauh, Negeri Persia. Di negerinya sendiri, dia sudah sangat terkenal sejak usianya baru 5 tahun. Dia disebut-sebut sebagai mukjizat abad ke-20.
Kini di sebuah negeri berperadaban Barat, lelaki cilik itu menjalani ujian selama 210 menit, dalam 2 kali pertemuan. Ujian yang harus dilaluinya meliputi 5 bidang: menghafal Al-Quran dan menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, menerangkan topik ayat Al-Quran, menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan menggunakan ayat lainnya dari Al-Quran, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran, dan metode menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan. Di sela-sela ujian, saat istirahat, dia bermain-main di halaman gedung, layaknya seorang anak kecil usia 7 tahun. Seorang doktor, salah seorang anggota tim penguji, mendatangi lelaki cilik itu untuk mengeluhkan kepalanya yang terasa pusing. Si lelaki cilik bermata bundar dengan bulu mata lentik itu memegang dahinya, membacakan doa, lalu kembali bermain. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 7 Setelah ujian selesai, tim penguji memberitahukan bahwa nilai yang berhasil diraih lelaki cilik itu adalah 93. Menurut standar yang ditetapkan Hijaz College Islamic University, peraih nilai 60-70 akan diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana kehormatan, 80-90 magister kehormatan, dan di atas 90 doktor kehormatan (Honoris Causa). Tepat pada tanggal 19 Februari 1998, lelaki cilik itu pun menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang "Science of The Retention of The Holy Quran".
Lelaki cilik itu bernama lengkap Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i. Husein datang ke Inggris 2 pekan sebelum akhirnya dia menerima ijazah Doktor Honoris Causa itu. Selama 2 pekan itu, Husein diundang dalam berbagai acara Qurani. Situs BBC online memberitakan bahwa sekitar 13.000 muslim Inggris datang menemui Husein di Online Islamic Centre yang berlokasi di barat laut London. Dalam pertemuan-pertemuan itu, berbagai pertanyaan diajukan kepadanya. Husein menjawab semuanya dengan lancar. Dia memang sudah terbiasa dengan forum semacam itu sejak usianya masih 5 tahun. Biasanya, hadirin akan menyebutkan potongan sebuah ayat dan bertanya, "Ayat ini di mana letaknya dalam Al-Quran?" Atau, hadirin menyebutkan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 8 arti/makna sebuah ayat dan menanyakan, "Apa bunyi ayat yang saya maksudkan?" Sebagian yang lain menanyakan pertanyaan sederhana, misalnya, "Engkau memiliki berapa orang paman?" Husein selalu menjawab dengan menggunakan ayat Al-Quran, sehingga pertanyaan tadi dijawabnya dengan 2 ayat, "Sudah sampaikah kepadamu kisah Musa" (QS 79:15) dan "Muhammad itu adalah utusan Allah" (QS 48:29). Yang dimaksud Husein, dia memiliki 2 paman, 1 bernama Musa dan 1 lagi bernama Muhammad.
Sejak usianya 5 tahun, wajah Husein yang innocent sering menghias layar televisi Iran, serta tampil di berbagai koran dan majalah. Foto-fotonya dijual di toko-toko buku, baik dalam bentuk poster atau stiker. Di televisi, matanya yang bundar dan lebar, khas ras Persia, selalu menatap kamera televisi dengan penuh percaya diri. Biasanya, dia tampil dengan mengenakan gamis (baju panjang hingga ke mata kaki) warna putih dan dilapisi abaa (mantel hitam khas para ulama Iran). Dengan gaya bahasa anak-anak dan sedikit cadel dia menjelaskan hukum-hukum Islam, misalnya tentang kewajiban shalat. Tangannya pun turut digerakkan ke udara, untuk memberi penekanan pada kalimat-kalimat tertentu. Secara fasih dia mengutip ayat-ayat Al-Quran, dan langsung diterjemahkannya ke dalam bahasa Persia, bahasa nasional Iran. Tata bahasa Persia yang digunakannya untuk menerjemahkan ayat-ayat itu adalah tata bahasa yang cenderung sastrawi dan menggunakan rima.
Biasanya, di televisi Husein tampil dengan duduk di sebuah kursi, sementara di depannya, beberapa anak kecil, laki-laki dan perempuan, duduk di lantai beralas permadani Persia. Mereka menyimak dengan khusyuk kata-kata teman sebaya mereka itu. Teman sebaya, namun dianugerahi Allah Swt sebuah kemampuan luar biasa: menghafal seluruh isi Al-Quran pada usia 5 tahun, bisa menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya (bahasa Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Bahkan ia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di sebelah kanan halaman PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 9 Al-Quran. Dia mampu secara berurutan menyebut ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al-Quran, atau menyebutkan ayat- ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir ke ayat pertama.
Selain tampil di televisi, Husein juga diundang dalam berbagai majelis Qurani, baik di dalam maupun luar negeri. Majelis Qurani juga secara rutin diselenggarakan di rumah keluarga Tabataba'i setiap Jumat sore dan orang-orang dari berbagai penjuru Iran berdatangan menemuinya untuk menyaksikan secara langsung "mukjizat abad ke-20" itu. Di majelis-majelis itu, kejadian yang sama akan selalu terulang, para hadirin mengujinya dengan berbagai pertanyaan dan akan berakhir dengan bacaan shalawat para hadirin, menandakan ketakjuban mereka. Demikian pula yang terjadi dalam kunjungannya ke Inggris, Husein seperti biasa duduk di depan mikrofon dan para hadirin silih berganti mengajukan berbagai pertanyaan kepadanya. Husein cilik akan terdiam sebentar, dan matanya yang bundar indah berputar-putar, seolah-olah sedang mencari-cara file data dalam benaknya. Lalu dengan lancar, dia akan menyebutkan ayat itu, lengkap dengan artinya, di halaman mana ayat itu berada, di baris ke berapa. Terkadang, dia lupa satu bagian dari ayat itu dan ayahnya akan menggerakkan tangan membentuk isyarat-isyarat tertentu. Dengan sigap Husein pun melanjutkan kembali penyebutan ayat yang tadi sedikit terlupakan olehnya. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 10 Seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana pendapatmu tentang budaya Barat?" Husein menjawab, "(Mereka) menyia- nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafiunya." (QS 19:59) Seseorang yang lain bertanya, "Apa yang dilakukan Imam Khomeini terhadap Iran?" Husein menjawab, "(Dia) membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka" (QS 7:157). Yang dimaksudkan Husein, pada masa pemerintahan monarki, rakyat Iran terbelenggu dan tertindas, lalu Imam Khomeini memimpin revolusi untuk membebaskan mereka dari belenggu dan penindasan itu.
Ada lagi yang berkata, "Coba sebutkan ayat mengenai dirimu sendiri." Husein menjawab, "Sesungguhnya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat" (QS 8:48) [sambungan ayat ini: "sesungguhnya aku takut kepada Allah"; yang dimaksud Husein adalah: dia "melihat" Allah dan dia takut kepada-Nya]
Kemampuan Husein yang menakjubkan dalam menguasai ayat-ayat Al-Quran membuat para hadirin di majelis-majelis Qurani itu terkagum-kagum. Dalam sebuah majelis Qurani di sebuah masjid di London, para hadirin bahkan berbaris panjang dan bergiliran menyalami tangan Husein serta menciumnya. Sepulang dari Inggris, Husein ditanya orang, "Apa tanggapan orang-orang di sana (Inggris)? Husein menjawab, "Mereka tertawa (QS 83:34)." [maksud Husein, orang-orang di Inggris yang menemuinya itu merasa senang/ gembira]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 11 2 Tumbuh Besar di Tengah Lant unan Al- Qur an
Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i terlahir ke dunia pada tanggal 16 Februari tahun 1991 di kota Qom, sekitar 135 kilometer dari Teheran, ibu kota Iran. Husein adalah anak ketiga dari 6 bersaudara. Orang tua Husein menikah ketika mereka masing-masing berusia 17 tahun dan setelah menikah keduanya bersama-sama berusaha menghafal Al-Quran. Tekad itu akhirnya tercapai 6 tahun kemudian, ketika mereka berhasil menghafal 30 juz Al-Quran. Dalam proses menghafal Al-Quran itu, kedua orang tua Husein membentuk kelompok khusus penghafalan Al-Quran. Dalam kelompok itu, secara teratur dan terprogram, orang tua Husein dan rekan-rekan mereka yang juga berkeinginan untuk menghafal Al-Quran bersama-sama mengulang hafalan, mengevaluasi, dan menambah hafalan. Orang tua Husein juga mendirikan kelas-kelas pelajaran Al-Quran yang diikuti oleh para pencinta Al-Quran.
Seiring dengan kegiatan belajar dan mengajar Al-Quran orang tuanya itulah, Husein dan saudara-saudarinya tumbuh besar. Husein pun sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas-kelas Al-Quran. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz 'amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran, serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka. Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya pun secara serius mengajarkan hafalan Quran juz ke 29. Dalam proses belajar, ayah Husein biasa memberikan hadiah sebagai pembangkit semangat, PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 12 misalnya, "Jika kamu berhasil menghafal surah ini, Ayah akan memberimu hadiah."
Setelah Husein berhasil menghafal juz ke-29, dia mulai diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya. Awalnya, ayahnya menggunakan metode biasa, yaitu dengan membacakan ayat-ayat yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan, jumlah hafalan pun ditingkatkan. Namun, tak lama kemudian, ayah Husein menyadari bahwa metode seperti ini memiliki 2 persoalan. Pertama, ketidakmampuan Husein Tabataba'i untuk membaca Al-Quran, membuatnya sangat tergantung kepada ayahnya dalam usaha mengulang-ulang ayat- ayat yang sudah dihafal. Kedua, metode penghafalan Al-Quran secara konvensional ini sangat 'kering' dan tidak cocok bagi psikologis anak usia balita. Selain itu, Husein tidak bisa memahami dengan baik makna ayat-ayat yang dihafalnya karena banyak konsep-konsep yang abstrak, yang sulit dipahami anak balita.
Untuk menyelesaikan persoalan pertama, Husein pun mulai diajari membaca Al-Quran, agar dia bisa mengecek sendiri hafalannya. Untuk menyelesaikan persoalan kedua, ayah Husein menciptakan metode sendiri untuk mengajarkan makna ayat-ayat Quran itu, yaitu dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya, kata Allah, tangan menunjuk ke atas, kata yuhibbu (mencintai), tangan seperti memeluk sesuatu, kata sulh (berdamai), dua tangan saling berpegangan. Ayah Husein biasanya akan menceritakan makna suatu ayat secara keseluruhan dengan bahasa sederhana kepada Husein kemudian dia akan mengucapkan ayat itu sambil melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan makna ayat.
Metode isyarat ini ternyata semakin hari, semakin menarik perhatian Husein. Setelah beberapa waktu berlalu, Husein semakin lancar memahami makna isyarat tangan yang diperagakan ayahnya. Setiap kali ayahnya membuat isyarat dengan tangan atas suatu ayat, Husein dengan cepat mengucapkan ayat yang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 13 dimaksudkan ayahnya itu. (Penjelasan selanjutnya mengenai metode ini bisa dibaca pada Bab 3) Metode ini sedemikian berpengaruhnya pada kemajuan Husein dalam menguasai ayat-ayat Al-Quran, sehingga dengan mudah dia mampu menerjemahkan ayat-ayat itu ke dalam bahasa Persia (bahasa sehari-hari orang Iran) dan mampu menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. (Penjelasan selanjutnya mengenai kemampuan Husein berbicara dengan menggunakan ayat Al-Quran bisa dibaca pada Bab 2)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 14 3 Biar pun Dokt or Tapi Tet ap Anak Kecil
Meski sudah meraih gelar Doktor Honoris Causa, sifat- sifat anak kecil masih tetap melekat dalam dirinya. Dalam sebuah majelis Qurani yang dihadiri Husein, juga hadir beberapa penghafal Quran cilik lainnya. Mereka duduk di atas panggung dan menjawab berbagai pertanyaan dari hadirin. Ketika giliran Abdussalam, seorang penghafal setengah Al-Quran yang baru berusia 4 tahun, Husein mengetahui lebih cepat jawabannya dan dengan spontan dia membuka mulut untuk menjawab. Namun ayahnya menahannya. Kejadian ini terjadi berkali-kali sehingga Husein merasa jengkel. Dia berkata, "Aku kan juga diundang dalam acara ini?!" Hadirin pun tertawa mendengar protesnya.
Setelah tiba giliran Husein dan dia selesai menjawab berbagai pertanyaan dari hadirin, dia pun nyeletuk "Sesungguhnya (apakah) kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?" (QS 7:113) [Maksud Husein, "Apakah aku akan mendapat hadiah karena sudah menjawab semua pertanyaan dengan baik?"]
Dalam kunjungannya ke Makkah, dalam sebuah majelis Qurani, Husein tertarik pada kabel mikrofon yang ada di hadapannya. Dia berulang-ulang menarik-narik kabel itu dan akhirnya mencopotnya hingga terlepas. Di lain kesempatan, dia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para hadirin sambil memainkan mobil-mobilannya. Saat bermain mobil-mobilan bersama saudara-saudaranya pun, Husein cilik juga menggumamkan ayat-ayat Al-Quran. Ketika menaiki mobil- mobilannya, ia berkata, "Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang." (QS 83:23) PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 15
Husein mengaku, di tengah keluarganya, dia tidak diperlakukan istimewa. Ketika ditanya, "Jika engkau berbuat kesalahan, apa sikap ayahmu?" Husein menjawab, "Barang siapa yang mengerjakan keburukan, niscaya akan diberi pembalasan dengan setimpal" (QS 4:123). Seseorang juga pernah bertanya kepadanya, "Apa perbedaan antara engkau dan saudara- saudaramu? Husein menjawab, "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka." (QS 2:136)
Husein terkadang juga bertengkar dengan saudara- saudaranya. Uniknya, saat bertengkar pun, Husein mengucapkan ayat Al-Quran. Ketika saudara laki-lakinya itu berusaha memukulnya, Husein segera berteriak (selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalimQS 66: 11).
Kejadian yang sama pernah terulang, ketika saudara perempuannya juga hendak memukulnya. Husein melarikan diri dari kejaran saudarinya itu, lalu terjatuh ke lantai. Dia berteriak (wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakangQS 12: 25). PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 16 Namun, Husein kecil sudah mengerti masalah hijab. Suatu hari, dia dan keluarganya diundang makan malam oleh sebuah keluarga. Dalam kebiasaan sebagian orang Iran, acara jamuan makan malam dilakukan secara terpisah antara laki-laki dan perempuan. Para bapak akan berkumpul di satu ruangan, dan para ibu akan berkumpul di ruangan lain. Ketika bosan duduk di ruangan bersama para bapak, Husein pun keluar ruangan dan melihat-lihat ruangan lain di rumah itu. Tuan rumah mempersilakannya masuk ke ruangan para ibu. Husein pun masuk sebentar lalu segera keluar lagi dengan wajah kesal. Dia berkata kepada tuan rumah, "Katakan kepada para perempuan itu agar menjaga hijab mereka."
Suatu hari, dalam sebuah jamuan makan, adik Husein, Baqir, nyeletuk, "Aku ingin jadi pemimpin para ulama." Tak lama kemudian, Baqir menyelonjorkan kakinya dan tanpa sengaja menendang piring buah (jamuan makan dilaksanakan di atas karpet bukan di meja makan). Husein menegur, "Kalau kamu ingin jadi pemimpin ulama, mengapa kamu tendang piring ini?"
Ayah Husein bertanya dengan bergurau, "Kamu kan sudah belajar fiqih sedikit. Nah, apa hukumnya menendang piring?" Husein menjawab dengan gurauan pula, "Tidak ada hukumnya, kan dia belum baligh." (baligh adalah usia ketika seseorang sudah terikat pada kewajiban-kewajiban agama, misalnya wajib menunaikan shalat, wajib menutup aurat).
Masalah baligh ini pun sempat menjadi perdebatan antara Husein dan seseorang ketika dia diundang ke Suriah. Seorang ibu merasa gemas pada Husein kecil dan dia mendatangi Husein untuk menciumnya. Husein berkata, "Jangan pegang aku." Tapi si ibu tetap mendekati Husein dan menciumnya. Husein terlihat kesal. Seseorang berkata, "Tidak apa-apa, kamu kan belum baligh, tidak apa-apa bila dicium perempuan bukan muhrim." Husein menjawab, "Saya belum baligh, tapi kan dia sudah!"
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 17 Masih tentang masalah baligh. Suatu hari Husein dan ayahnya diundang ke rumah seorang pejabat tinggi di sebuah negara Teluk. Di tengah-tengah percakapan di antara para hadirin laki-laki, tuan rumah mempersilahkan Husein pergi ke ruangan tempat para hadirin perempuan. Husein pergi sebentar ke sana dan kembali lagi. Tuan rumah bertanya, "Bagaimana, engkau sudah melihat mereka (hadirin perempuan)?" Husein menjawab, "Saya ke sana, tapi tidak melihat mereka [maksud Husein, dia menundukkan pandangannya]' Tuan rumah kembali bertanya, "Apa engkau mau kupilihkan seorang perempuan cantik di antara mereka untuk menjadi istrimu?"
Husein menjawab cerdas, "Ketika aku mencapai usia baligh, mereka sudah menjadi perempuan-perempuan tua yang telah terhenti, yang tiada ingin kawin." (QS 24:60).
Husein berkali-kali ditanya orang, mana yang lebih ia sayangi, ibu atau ayahnya. Sambil melirik ayahnya, dia pernah menjawab, "Tidak masuk kepada golongan ini dan tidak kepada golongan itu" (QS 4:143). Maksudnya, dia tidak condong kepada ayahnya, tidak pula kepada ibunya, baginya keduanya sama-sama dicintainya. Namun di lain kesempatan, Husein pernah menjawab, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 2 tahun. (QS 31:14). Maksud Husein, dia lebih menyayangi ibunya. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 18 4 Penut ur an Ayahanda
Menurut Sayyid Muhammad Mandi Tabataba'i, ayahanda dari Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, kedisiplinan adalah sifat utama anaknya. Husein secara teratur setiap harinya mengulang-ulang hafalannya. Bahkan setelah berhasil menghafal seluruh Al-Quran, dia pun mulai secara teratur membaca 1 halaman buku tafsir Quran setiap harinya. Bahkan ayahanda Husein berkata, "Kami belajar kedisiplinan dari Husein."
Seorang sahabat keluarga Tabataba'i bernama Ashgar Judai, menceritakan, suatu hari dia datang menemui Husein untuk membimbingnya belajar. Saat itu, Husein sedang asyik bermain mobil-mobilan dengan saudara-saudara dan kerabatnya. Namun ketika Husein mulai khusyuk belajar (sambil tetap duduk di atas mobil-mobilannya), dia sama sekali tidak memperdulikan sekitarnya. Meskipun mobil-mobilan Husein ditabrak dengan keras oleh mobil-mobilan adiknya, atau bahunya digoyang-goyang oleh kerabatnya, Husein sama sekali tidak memberikan reaksi apa pun, dia tetap konsentrasi belajar. Ashgar Judai juga menceritakan, ketika sedang di luar kota, dia menelpon Husein sekedar untuk melepas rindu pada sahabat ciliknya itu. Setelah beberapa menit bercakap-cakap, Husein berkata, "Maaf, saya punya pelajaran, saya harus menelaah (pelajaran itu)." Asghar menyatakan bahwa dia cukup terkejut waktu itu, karena meski hubungan Husein dengannya sudah sangat akrab (dan usianya juga jauh lebih tua daripada Husein), ternyata Husein tetap bersikap tegas kepadanya terkait dengan waktu.
Ayahanda Husein juga menceritakan, "Sebelum kelahiran Muhammad Husein, saya dan ibunya bertekad untuk menghafal Al-Quran bersama-sama. Selama hamil dan menyusui, ibunya PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 19 dalam sehari membaca minimalnya 1 juz Al-Quran." Para ahli psikologis juga menyatakan bahwa jika pada masa kehamilan ibu memperdengarkan musik atau membacakan buku, akan memberi pengaruh positif bagi anak. Tentu saja, membacakan Al-Quran kepada bayi pasti akan memberikan pengaruh positif yang jauh lebih besar lagi, mengingat bahwa Al-Quran adalah kalam Ilahi dan petunjuk hidup yang paling sempurna.
Ayahanda Husein mengenang, "Suatu saat, beberapa dokter datang ke rumah kami untuk menemui Husein. Mereka mengatakan, Menurut teori, bayi dalam perut ibu sejak 5 bulan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 20 sudah bisa mendengarkan suara ibu. Karena itu jika ibu dalam masa kehamilan dan masa menyusui secara teratur membacakan hal-hal khusus kepada anak, misalnya ayat Quran, syair, atau lagu, maka ketika anak itu mencapai usia belajar, dia akan mampu mempelajari hal-hal yang didengarnya di waktu janin/bayi itu beberapa kali lebih cepat daripada anak lainnya. Kami meyakini, cepatnya kemampuan anak Anda dalam mempelajari Al-Quran adalah pengaruh dari kegiatan ibunya membacakan Al-Quran ketika masa kehamilan."
Ketika ditanyakan kepadanya apakah Husein anak yang istimewa, ayahanda Husein menjawab, Menurut saya, Husein tidaklah istimewa. Kemampuannya memang di atas rata-rata. Setiap anak bisa saja dididik untuk memiliki kemampuan seperti Husein. Namun, tentu saja, pra-kondisi dan kondisinya haruslah lengkap. Misalnya, sebagaimana pernah saya ceritakan, sejak sebelum masa kehamilan saya dan ibu Husein sudah mulai menghafalkan Al-Quran. Selama masa kehamilan dan menyusui, ibunda Husein juga teratur membacakan Al-Quran untuk Husein. Begitu pula, sejak kecil, Husein sudah dibesarkan dalam lingkungan yang cinta Al-Quran. Selain itu, keberadaan seorang guru yang menguasai Al-Quran dan tafsirnya, serta penuh kasih sayang, juga sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan seorang anak di bidang Al-Quran. Sangat mungkin banyak anak- anak lain yang sebenarnya memiliki kemampuan seperti Husein, namun karena ketiadaan guru yang baik, potensinya terabaikan begitu saja.
Pada kesempatan lain, ayahanda Husein pernah mengatakan, "Bila orang tua menginginkan anaknya menjadi pencinta Al-Quran dan lebih lagi, menghafal Al-Quran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah, si orang tua terlebih dahulu juga mencintai Al-Quran dan rajin membaca Al-Quran di rumah. Husein sejak matanya bisa menatap dunia, telah melihat Al-Quran, mendengarkan suara bacaan Al-Quran, dan akhirnya menjadi akrab dengan Al-Quran."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 21 Penut ur an I bunda
Ibunda Husein kepada majalah Ashena terbitan bulan Juni 1998 menuturkan sebagai berikut. "Selama masa kehamilan, saya selalu berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang saleh dan pintar. Ketika Husein lahir, saya selalu berwudhu dulu sebelum menyusuinya. Saya juga sangat rajin pergi ke masjid dan membaca Al-Quran. Pendidikan anak harus dilakukan jauh sebelum anak lahir, dengan cara mencari pasangan yang berasal dari keturunan yang baik. Nabi pernah bersabda, (orang yang menderita, menderita di perut ibunya; orang yang bahagia, bahagia di perut ibunya).
Maksud hadis ini adalah, akar dari kebahagiaan atau kesengsaraan seorang anak berawal dari kondisi ibunya. Keimanan dan amal-amal saleh ibu sangat berperan dalam pendidikan anak. Saya selama hamil selalu berusaha menghafal, membaca, dan memahami Al-Quran. Ketika saya sedang menyusuinya, saya juga selalu membacakan Al-Quran untuknya. Saya juga mengajaknya ke kelas-kelas Al-Quran di mana saya menjadi pengajarnya. Saya meyakini bahwa segala kegiatan saya yang terkait dengan Al- Quran telah memberi pengaruh besar kepada Husein. Selain itu, saya juga menjauhi acara-acara yang diisi dengan musik tidak Islami, bercampur baur antara laki-laki perempuan, atau berbagai bentuk perilaku tidak Islami lainnya. Perilaku-perilaku yang tidak Islami akan mengeraskan hati kita."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 22 5 Ket ika Si Dokt er Cilik I t u Sudah Ber usia 16 Tahun
Saat ini, Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i sudah berusia 16 tahun. Dia kini sedang menuntut ilmu agama di hawzah (semacam institut agama Islam negeri) di tingkat 8 1 .
Pada tanggal 5 Oktober 2006 lalu, harian terkemuka Iran, Kayhan, menurunkan wawancara eksklusif dengan Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i. Berikut terjemahannya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 23 Kayhan (K): Di mana engkau selama ini? Husein (H): Saya tidak ke mana-mana, saya di sini, sibuk dengan pelajaran saya. K: Sekarang, jika orang melihatmu di jalan, apa mereka akan mengenalimu ? H: Tidak, karena yang mereka ingat adalah wajah saya ketika berusia 5-6 tahun. Menurut saya, begini lebih baik. Ada yang bilang "Dalam ketidakterkenalan ada kenyamanan." K: Sekarang, apa yang sedang engkau pelajari? H: Saya tidak membatasi diri pada pelajaran tertentu, namun saya lebih tertarik mempelajari buku-buku tentang akhlak dan agama. K: Mengapa engkau tidak lagi muncul di televisi? H: Sejak beberapa waktu lalu, program pelajaran saya semakin padat dan saya sedikit sekali mempunyai waktu untuk kegiatan lain. K: Selama ini apakah engkau juga pernah mengajar? H: Ya, saya pernah menjadi pengajar juga. K: Metode penghafalan Quran yang muncul saat engkau kecil dulu (metode isyarat), apakah saat ini berkembang di masyarakat? H: Prinsip menghafal Al-Quran sejak zaman dahulu hingga sekarang tidak ada perubahan, yaitu dengan membaca dan mengulang, dengan mendengar, atau dengan menulis. Namun metode atau cara mengajarkan di kelas, akan terus mengalami perkembangan. Metode baru ini (metode isyarat) alhamdulillah sangat efektif. Dengan penuh penghormatan kepada metode lama, saya menyambut segala bentuk metode baru. K: Sebagian orang meyakini bahwa engkau di masa kecil tertekan karena pada saat engkau seharusnya menikmati masa kecil malah diharuskan mempelajari Al-Quran. H: Ya, banyak yang mengira demikian, namun sama sekali tidak benar. Saya cukup menikmati masa kecil saya. Saya masih ingat, dalam sebuah majelis Qurani yang dihadiri kaum perempuan, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sambil bermain mobil-mobilan. Pada usia 8 tahun, saya dan teman-teman (mereka jumlahnya 50 orang) pergi kemping. Pagi-pagi, setelah shalat subuh, mereka semua tidur dan saya PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 24 mencoreng muka mereka dengan arang. Ke-50 teman saya itu tidak tahu sampai sekarang, siapa yang membuat wajah mereka hitam (tersenyum). K: Selama ini mengapa engkau terlihat menjauh dari masyarakat? H: Saya tidak tahu apa yang Anda maksudkan dengan menjauh. Saya selalu berada di tengah masyarakat dan sering hadir dalam berbagai acara Qurani di berbagai kota. K: Apa definisi Al-Quran bagi seorang remaja? H: Saya pikir, pandangan seorang remaja terhadap Al-Quran haruslah seperti pandangannya terhadap minyak wangi. Ketika kita keluar rumah, tentu kita selalu ingin wangi dan menggunakan minyak wangi. Kita juga harus berusaha mengharumkan jiwa dengan membaca dan menghayati Al- Quran. Seorang remaja harus menyimpan Al-Quran di dadanya supaya sedikit demi sedikit perilaku dan pembicaraannya dipengaruhi oleh Al-Quran. K: Menurutmu, untuk mencapai hal seperti ini (pengenalan yang baik terhadap Al-Quran di kalangan remaja), apa yang sudah dilakukan (pemerintah/masyarakat)? H: Menurut saya, hingga kini belum dilakukan langkah yang mendasar terkait dengan Al-Quran, hanya terfokus pada kegiatan-kegiatan klise. Saya tidak mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah dilakukan tidak baik, namun tidak cukup. Selama Al-Quran tidak menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat, Al-Quran tidak akan bersemayam di hati para remaja. Kita berkewajiban menggunakan segala fasilitas untuk memperkenalkan hakikat Al-Quran dan penerapannya dalam kehidupan kepada masyarakat. Di antara fasilitas yang sangat berpengaruh adalah melalui film dan televisi. Namun, hal ini jangan dilakukan hanya terbatas pada bulan Ramadhan saja. Salah satu tanda akhir zaman adalah orang-orang tidak lagi beribadah kepada Allah selain di bulan Ramadhan. K: Bukankah kita sudah memiliki stasiun radio Qurani dan satu channel khusus Al-Quran? H: Ya, saya pikir, salah satu berkah dari pemerintahan Islam adalah berdirinya radio dan televisi Qurani ini. Namun, tidak PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 25 berarti channel-channel televisi dan stasiun radio yang lain tidak punya kewajiban dalam memasyarakatkan Al-Quran, terutama channel 3 yang dikhususkan untuk para muda. K: Bagaimana dengan internet? H: Internet memiliki sebuah "bahasa bersama" di dunia, karena- nya, internet merupakan sebuah jembatan komunikasi yang sangat tepat untuk menyebarluaskan pemahaman agama. Kita juga harus memanfaatkan fasilitas yang sangat kuat ini dengan semaksimal mungkin. K: Bagaimana kalau saya mengajukan pertanyaan 1 kata? H: Silakan K: Sedih? H: Orang yang selalu bersama Al-Quran tidak akan pernah merasa sedih. K: Hawa nafsu ? H: Kita harus berhati-hati menghadapinya, terutama nafsu amarah K: Kematian? H: Jembatan yang akan mengantarkan manusia baik ke surga K: Dosa? H: Api yang kalau pun hanya didekati saja, panasnya sudah terasa. K: Pencerahan agama? H: Kebangkitan K: RAM 512? H: Salah satu bagian dari hardware komputer. K: Saya tidak sangka engkau mengetahuinya. H: Oya?! K: Internet? H: Fasilitas terbaik untuk menyebarluaskan Islam. K: Menunggu? H: Kerja dan aktivitas. K: Syahid? H: Lilin. K: Cinta? H: Hati orang mukmin. K: Energi nuklir? H: Hak semua bangsa. K: Olah raga? PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 26 H: Perlu bagi semua orang. K: Menonton sepakbola atau bermain? H: Keduanya, saya menonton dan bermain sepakbola. K: Parameter kehidupan? H: Rasulullah. K: Musik? H: Saya mendengarkannya (sambil tertawa), tentu saja musik yang terkait dengan Al-Quran. K: Syair (puisi)? H: Saya membacanya, tapi tidak terlalu. K: Gulestan-e Sadi (buku syair karya penyair sufi Iran, Sa'di Shirazi)? H: Kitab ketiga yang saya hafal (kitab pertama: Al-Quran) K: Buku terakhir yang dibaca? H: Akhlak dalam Al-Quran, karya Ayatullah Makarim Shirazi K: Apa perbedaan antara Sayyid Muhammad Husein 10 tahun lalu dengan hari ini? H: Semakin banyak saya membaca dan semakin jauh saya berjalan, saya semakin menemukan bahwa saya semakin "miskin" dan semakin "membutuhkan''. K: (Allah tidak akan membebani seseorang selain sesuai kemampuannya-QS 2:286) H: Menurut saya, untuk mencapai tujuan dan kemajuan, kita harus memandang bahwa kewajiban kita lebih besar daripada kemampuan yang kita miliki.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 27
CATATAN AKHIR: 1 Hawzah: institut pendidikan agama Islam, berada di tingkat 8 artinya setara dengan tahun akhir S1 (bila Husein lulus tingkat 8 ini, dia berhak mendapatkan ijazah sarjana).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 28
BAB 2
Anak Kecil yang Ber bicar a Dengan Al- Qur an
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 29
1 Haf al dan Paham Al- Qur an
Anak kecil yang mampu menghafal seluruh Al-Quran sebenarnya bukan hanya Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i. Namun, keistimewaan utama yang dimiliki Husein adalah kemampuannya memahami makna ayat-ayat itu dan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Dia bahkan mampu memilih ayat yang tepat untuk menganalisis sebuah masalah.
Seorang ulama bernama Hujjatul Islam Ganji dalam sebuah majelis yang dihadiri oleh Husein dan ayahnya, menceritakan pengalamannya yang terkait dengan kemampuan analisis tersebut. Suatu saat, ulama itu menghadapi 2 pilihan. Di waktu yang sama, dia harus memilih antara pergi menunaikan tugas tabligh (berdakwah/menyampaikan ceramah agama ke berbagai tempat) atau pergi berziarah ke Karbala (orang-orang Iran memiliki kebiasaan melakukan ziarah ke makam makam para wali; di Karbala-Irak, terdapat makam Imam Ali dan Imam Husein). Ulama itu pun mengajukan pertanyaan kepada Husein, pilihan mana yang hams yang diambilnya?
Husein menjawab dengan mengutip ayat Al Quran, "Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." (QS 5:32) Yang dimaksud Husein, mendahulukan urusan untuk orang yang masih hidup (dalam hal ini berdakwah kepada orang- orang yang masih hidup) lebih utama daripada menziarahi para wali yang sudah meninggal. Akhirnya ulama itu pun memilih untuk tetap tinggal di kotanya dan tidak jadi pergi ke Karbala (Irak). PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 30
Dalam bab ini, kami akan mencatatkan berbagai dialog dan tanya-jawab yang dilakukan berbagai pihak dengan Sayyid Husein Tabataba'i. Dari tanya jawab ini, selain mengetahui betapa dalam pemahaman Husein terhadap Al-Quran, kita juga akan memperoleh sangat banyak tambahan pengetahuan mengenai Al- Quran.
Ber debat dengan Menggunakan Ayat Qur an
a, J angan Ber sumpah Dalam sebuah pertemuan dengan para donatur Yayasan Jamiatul Quran, ayah Husein bertanya kepada anaknya, "coba kausebutkan ayat mengenai niat baik para hadirin ini."
Husein menjawab, Janganlah kamu jadikan Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan (2:224) [maksudnya, para hadirin sebaiknya jangan bersumpah dengan nama Allah untuk menjadi donatur, karena mungkin saja ternyata sumpah itu tidak bisa diamalkan].
Ayah Husein membalas, "Tidak, bapak-bapak ini pasti akan mengamalkan janji mereka."
Husein menjawab lagi, "Kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" (QS 61:2)
Ayah Husein berkata lagi, "Pasti mereka akan mengamalkan janji mereka."
Husein menyahut, "Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya" (QS 7:188) [maksud Husein, darimana kita mengetahui apakah mereka PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 31 mengamalkan janji atau tidak, itu adalah masalah yang gaib/tidak bisa diketahui]. Ayah Husein, "Tidak, tekad mereka menjamin akan pelaksanaan janji mereka."
Husein tetap ngotot, "Sesungguhnya pengetahuan tentang itu adalah di sisi Allah" (QS 7:187) . Percakapan ayah dan anak itu diikuti oleh gelak tawa para hadirin.
b. J angan Member i I syar at Suatu hari Husein dan ayahnya hadir dalam sebuah majelis Qurani. Seorang anak kecil perempuan bertanya, "Bagaimana cara menghafal Al-Quran?"
Dengan tangannya, ayah Husein memberi isyarat ke arah anak perempuan itu dan berkata, "Itu, anak yang bertanya itu ada di sebelah sana."
Husein menjawab, "Mengapa Ayah memberi isyarat? Seharusnya Ayah tidak memberi isyarat."
Ayah Husein menjawab, "Saya ingin memberitahukan, mana anak yang tadi bertanya, karena banyak anak perempuan lain di ruangan ini."
Husein menjawab, "Saya sudah tahu anak perempuan mana yang tadi bertanya, saya dengar suaranya berasal dari arah sana."
Ayah Husein membalas, "Yah nggak apa-apa kan Ayah memberi isyarat? Dulu kan Sayyidah Maryam [ibunda Nabi Isa] juga memberi isyarat, maka Maryam menunjuk kepada anaknya." (QS 19:29)
Husein menjawab, "Sayyidah Maryam memberi isyarat karena dia bernazar untuk puasa bicara, karena itu dia wajib untuk memberi isyarat. Tapi Ayah kan tidak wajib memberi isyarat?" PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 32
c. J angan Makan Ter lalu Banyak Dalam sebuah perjamuan makan, ayah Husein mengingatkan agar Husein jangan makan buah terlalu banyak dengan mengutip ayat, "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu sedikit." (QS 77:46)
Husein membalas sambil tersenyum, "Untung Ayah tidak membaca lanjutan ayat itu, sesungguhnya kamu adalah orang- orang yang berdosa" (QS 77:46)
d. J angan Ber bisik-bisik Dalam sebuah majelis, Husein melihat seorang laki-laki tengah berbisik-bisik dengan seorang yang lain. Husein PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 33 menegurnya, "Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan." (QS 58:10) Tak lama kemudian, Husein sendiri yang berbisik-bisik dengan ayahnya. Lelaki yang tadi ditegur Husein pun berbalik mengkritiknya, "Bukankah tadi engkau bilang berbisik-bisik itu pekerjaan yang buruk?"
Husein menjawab dengan tangkas, "Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa." (QS 58:9) [Dalam penggalan pertama QS 58:9, Allah melarang kita untuk melakukan pembicaraan rahasia bila tujuannya berbuat dosa, namun di penggalan selanjutnya, Allah memerintahkan kita untuk berbicara rahasia mengenai kebaikan. Maksud Husein dalam jawabannya itu adalah, dia membisikkan sesuatu yang baik kepada ayahnya, jadi dia tidak melakukan perbuatan yang buruk.]
e. Balasan Per buat an Baik adalah 10 Kali Lipat Husein biasa membaca Al-Quran sekitar 1 juz atau 20 halaman dalam sehari. Suatu saat, ayahnya bertanya, "Kamu sudah membaca 20 halaman?"
Sahut Husein, "Hm... Ayah, sebenarnya aku hanya membaca 2 halaman. Tapi, Allah kan berfirman, barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya 10 kali lipat amalnya" (QS 6:160) [maksud Husein, Allah menjanjikan pahala 10 kali lipat untuk satu perbuatan baik, berarti jika dia membaca 2 halaman Al-Quran nilainya sama dengan membaca 20 halaman]
f . Per nikahan Suatu hari, di tengah keluarga Tabataba'i sedang terjadi perbincangan mengenai seorang kerabat yang sudah waktunya PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 34 untuk dicarikan istri (dinikahkan). Husein iseng nyeletuk, "Ayo carikan juga istri untukku." Ayah Husein menjawab, "Pertama, kamu kan masih kecil, belum masuk usia siap nikah. Kedua, kamu tidak punya uang."
Husein membalas, "Tidak punya uang tidak bisa dijadikan alasan. Bukankah Allah berfirman, "Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya?" (QS 24:32) [ayat ini berbicara mengenai pernikahan]
Per t emuan dengan Ayat ullah Khamenei
Pada bulan Ramadhan 1417 H, Sayyid Muhammad Husein bersama para hafiz (penghafal) dan qari (pembaca) Al-Quran di kota Qom, diundang berbuka puasa di rumah Ayatullah Khamenei (Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran) di kota Teheran. Dalam acara PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 35 buka puasa itu, Husein duduk di samping Ayatullah Khamenei. Beliau bertanya, "Engkau puasa hari ini?" Husein menjawab, "Tidak." Ayatullah Khamenei bertanya lagi, "Kenapa?"
Jawab Husein, "Allah berfirman, maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain" (QS 2:184) [maksud Husein, karena dia musafir, tidak wajib baginya untuk berpuasa].
Ayatullah Khamenei tertawa dan menjawab, "Kamu juga bisa menggunakan bagian ayat ini, dan orang-orang yang berat menjalankannya, karena kamu tidak kuat berpuasa [karena masih kecil].Tapi kamu harus mencoba berpuasa setengah hari, beberapa jam berpuasa, kemudian makan, lalu berpuasa lagi." [Ayat yang dikutip Ayatullah Khamenei adalah lanjutan ayat yang dikutip Husein, QS 2:184.]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 36
2 Per t emuan dengan Ayat ullah J awadi Amuli
Dalam pertemuan ini terjadi dialog menarik antara ulama dua generasi, yaitu seorang ulama tua yang rambut dan janggutnya sudah memutih dan seorang anak kecil berusia 5 tahun yang menguasai berbagai seluk-beluk Al-Quran.
Ayatullah Jawadi Amuli (AJA): Sayangku, apa yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Yahya di waktu kecil? Husein (H): "Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak." (QS 19:12) AJA: Siapa lagi nabi yang berbicara di waktu kanak-kanak? H : Nabi Isa as. AJA: Apa kalimat yang diucapkannya waktu itu? H: "Berkata (Isa), Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab dan Dia menjadikan aku seorang nab (QS 19:30)." AJA: Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, engkau mengetahui bahwa Allah bisa memberikan kemampuan ingatan luar biasa di waktu kanak-kanak, seperti yang kaumiliki. Ini adalah pertolongan Ilahi. Engkau harus menghargai pertolongan ini. (Kemampuan) ingatan ini harus engkau manfaatkan semaksimal mungkin. Setiap kali Allah memberi kita nikmat, Allah menghendaki kita untuk bersyukur. Apa ayat yang menyatakan tentang hal ini? H: "Sesungguhnyajika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kepadamu." (QS 14:7) Lalu Husein meneruskan lagi, "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang tuamu." (QS 31:14) PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 37 AJA: Apa yang diwasiatkan Luqman kepada anak-anaknya? H: "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu." (QS 31:17)
Di sela-sela pertemuan itu, Husein sempat menatap alas tempat duduknya, yaitu selimut tebal yang dilipat sedemikian rupa. Secara spontan, Husein berkata, "Kendatipun kamu di dalam menara/benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS 4:78). Lalu, dia berkata kepada ayahnya, "Melihat (pola lukisan pada) selimut ini, saya jadi teringat pada sebuah menara."
Di akhir pertemuan, Ayatullah Jawadi Amuli memberikan hadiah kepada Husein. Lagi-lagi, secara spontan, Husein membacakan 3 ayat yang artinya, "Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan hadiah, dan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu" (QS 27:35). Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 38 yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (QS 57:11). Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal." (QS 16:96)
Maksud Husein dengan ayat-ayat yang dibacanya itu adalah bahwa bila kita memberikan hadiah dengan ikhlas karena Allah kepada orang lain, Allah pasti akan membalasnya yang pahala yang berlipat ganda, dan pahala (hadiah) dari Allah itu adalah kekal, sementara hadiah dari sesama manusia akan lenyap (fana).
Mendengar ayat-ayat yang dibaca Husein, Ayatullah Jawadi Amuli tertawa dan berkata, "Insya Allah hadiah ini berasal dari Allah dan insya Allah akan kekal."
Per t emuan dengan Ayat ullah Musawi Shali
Dalam pertemuan ini, banyak hadirin yang turut serta. Mereka silih berganti menanyakan berbagai pertanyaan kepada Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i dan semua dijawabnya dengan ayat Al-Quran.
Tanya (T): Apa kabarmu? Husein (H): "Dan penutup doa mereka ialah: Alhamdulilaahi Rabbil aalamin" (QS 10:10). [Maksud Husein, kabarnya baik-baik saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam.] T: Apakah ada ayat Al-Quran yang berbicara tentang roti? H: "Roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung" (QS 12:36) T: Di manakah Tuhan? H: "Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah."(QS 2:115) PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 39 T: Berapa kali engkau membaca Al-Quran dalam sehari? H: "8 hari terus menerus (QS 69:7)." [maksudnya: 8 kali dalam sehari] T: Ayat mana dalam Al-Quran yang paling engkau sukai? H: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS 9:128) T: Apakah engkau juga suka bermain? H: "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau." (QS:47:36) [Maksud Husein, dia pun suka bermain.]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 40 Seseorang di antara hadirin yang bernama Asghar bertanya, "Sayyid Muhammad Husein, apakah dalam Al-Quran ada kata ashgar?"
Husein menjawab, "Tidak ada yang lebih kecil (asghar) dan tidak yang lebih besar dari itu, melainkan dalam kitab yang nyata." (QS 10:61)."
Ketika Ayatullah Shali sedang mencicipi kue yang dihidangkan, beliau bertanya, "Coba bacakan ayat yang berkaitan tentang kue ini."
Sambil tersenyum, Husein menjawab, "Maka mereka memenuhi perut dengannya" (QS 37:66) [Ayat ini sesungguhnya berbicara tentang makanan manusia di neraka, namun dalam dialog ini, Husein hanya menggunakan arti harfiah dari kalimat tersebut, yaitu: kue adalah sesuatu untuk memenuhi perut.]
Ayatullah Shali kemudian menunjuk ke arah kamera video (handycam) tanpa berkata-kata. Dengan cepat, Husein berkata, "Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu." (QS 64:3) [Kata yang dipakai dalam ayat ini adalah shawwara yang kata turunannya adalah tashwir dan dalam bahasa Persia kata tashwir dipakai untuk menunjuk hasil rekaman video.]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 41 3 Acar a Penyambut an Sepulang dar i I nggr is
Setelah kembali dari Inggris, rumah keluarga Tabataba'i ramai dikunjungi para tamu yang ingin memberikan selamat atas keberhasilan Sayyid Muhammad Husein meraih gelar Doktor Honoris Causa. Dalam pertemuan itu, lagi-lagi para hadirin menanyakan berbagai hal kepada Husein. Berikut ini beberapa catatan dari tanya-jawab yang terjadi pada saat itu.
Tanya (T): Bagaimana ujian yang kamu lalui (di Inggris)?" Husein (H): "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."(QS 94:6) T: Apa tanggapan orang-orang di sana (Inggris) dalam acara- acara Qurani-mu? H: "Mereka tertawa" (QS 83:34). [maksud Husein, orang-orang di Inggris yang menemuinya itu merasa senang/gembira] T: Jika kamu ditanya orang, buat apa engkau pergi ke Inggris? Apa jawabanmu? H: "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu" (QS 5:67) [yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat Al-Quran]. T: Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin bisa mendapat gelar Doktor? H: "Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka" (QS 3:170) [maksudnya, semua itu adalah karunia Allah]. T: Bagaimana ilmu itu diajarkan? H: "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjihad) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" (QS 29:69) [maksud Husein, bila manusia PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 42 berusaha mencari dengan bersungguh-sungguh, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya]. T: Kapan engkau akan menikah? H: (sambil tersenyum) "Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin" (QS 24:59) [maksud Husein dia akan menikah jika umurnya sudah baligh]. T: Jika seseorang menzalimi dan memukulmu, apa yang kaulakukan? H: "Dan dalam qishash itu ada hidup bagimu" (QS 2:179) [maksudnya, Husein akan membalas pukulan itu]. T: Apakah kamu pernah marah? H: "janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu" (QS 8:46) [maksud Husein, dia berusaha untuk tidak marah/tidak bertengkar].
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 43 4 Per t emuan dengan Par a Mahasiswa Magist er
Suatu hari, serombongan mahasiswa magister bertamu ke rumah keluarga Tabataba'i dan mereka pun menguji Sayyid Muhammad Husein cilik dengan berbagai pertanyaan.
Seorang mahasiswa bertanya, "Sayyid Muhammad Husein, siapa yang dimaksud sebagai orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan?" [tercantum dalam QS 3:7]
Husein menjawab, "Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan." (QS 23:74)
Jawaban Husein menunjukkan pemahamannya yang luas terhadap ayat ini. Kata zaigh yang digunakan dalam QS 3:7 berarti kecenderungan yang kadang muncul dalam hati manusia dan menyimpangkan jiwa dari jalan yang lurus. Di ayat (QS 23:74) yang menjadi jawaban Husein, dijelaskan siapa yang menyimpang dari jalan, yaitu: orang-orang yang tidak meyakini/ mengimani adanya hari akhirat.
T: Jika manusia tua, apa yang akan terjadi padanya? H: "Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian"(QS 36:68) [maksud ayat ini: orang yang sangat tua perilakunya akan kembali seperti anak kecil]. Husein juga menyebutkan ayat lain mengenai hal ini, "Kepalaku telah ditumbuhi uban" (QS 19:4) [maksudnya, jika manusia menjadi tua, di kepalanya akan tumbuh uban] . PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 44 T: Sayyid Muhammad Husein, tolong berikan nasihat kepada kami. H: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [sebutlah nama] Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS 33:41)
Jawaban Husein ini sangat dalam maknanya. Zikir bermakna menghadirkan Allah, baik di dalam hati ataupun di dalam perkataan. Berzikir artinya tidak pernah melupakan Alalh dalam setiap detik kehidupan. Dampak zikir terhadap manusia adalah adanya dorongan untuk berbuat baik dan bersikap dermawan. Zikir juga akan menghidupkan dan menerangi hati manusia, menjauhkan setan dari diri manusia, mengamankan diri dari kemunafikan, memberi makanan kepada jiwa, memberi ketenangan kepada jiwa, dan memberi kebahagiaan. Sebagian riwayat menyebutkan manfaat zikir adalah meluaskan hati, mendatangkan rahmat Ilahi, membawa manusia ke dalam naungan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 45 surga Ilahi, menyembuhkan penyakit hati, mendatangkan kecintaan Allah, dan menghapuskan dosa-dosa. Zikir yang paling bermanfaat adalah membaca: subhanallah (Mahasuci Allah), alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Allahu akbar (Allah Mahabesar).
Menolong Mahasiswa
Pada kesempatan lain, seorang mahasiswa jurusan ilmu Al- Quran pernah datang menemui Husein dan ayahnya. Dengan wajah tersipu, dia menyerahkan sebuah buku yang berisi penggalan ayat-ayat Quran. Rupanya dia kebingungan mencari di mana letak ayat-ayat itu dalam Al-Quran, karena yang tertera di buku itu hanya penggalan saja, tidak jelas apa awal ayat dan apa akhir ayat. Husein dengan tersenyum mengambil buku itu dan menulis catatan di samping setiap ayat, yang menunjukkan ayat itu terletak di surat apa, ayat berapa.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 46 5 Acar a Qur ani di Madr asah Mashumiah
Madrasah Ma'shumiah adalah hawzah ilmiah atau institusi khusus pendidikan ilmu-ilmu keislaman. Ketika Sayyid Muhammad Husain diundang untuk hadir dalam acara Qurani di madrasah ini, para pelajar (yang setingkat dengan mahasiswa di universitas umum) mengujinya dengan berbagai pertanyaan.
T: Warna hijau ada di ayat mana dalam Al-Quran? H: "(yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu) api dari kayu yang hijau." (QS 36:80) T: Ayat mana yang menyebutkan tentang anak yang berubah menjadi tua? H: "Hari yang menjadikan anak-anak beruban" (QS 73:17) [yang dimaksud adalah hari kiamat]. T: Apa ayat yang menceritakan orang yang memukul wajahnya? H: "Lalu menepuk mukanya." (QS 51:29) [Ayat ini berbicara mengenai istri Nabi Ibrahim. Saat diberi tahu bahwa dia akan dikaruniai anak, dia menepuk mukanya sendiri dan berkata seorang perempuan tua yang mandul.] T: Siapa yang paling engkau cintai? H: Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (QS 2:165) [maksud Husein, yang paling dia cintai adalah Allah Swt]. T: Apa pandanganmu tentang Israel? H: "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka." (QS 5:41) T: Dengan siapa kamu bermain? H: Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami" (QS 12:90) [maksud Husein, dia bermain dengan adiknya dan mereka berdua mendapat karunia dari Allah] . PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 47 T: Apa yang harus kita lakukan supaya Allah ridha kepada kita? H: "Katakanlah, Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.(QS 72:20) T: Bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah? H: Jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furgan. (QS 8:29) [Yang dimaksud Husein: cara mensyukuri nikmat Allah adalah dengan bertakwa kepada-Nya, yaitu menjauhi apa yang dilarang-Nya dan menuruti apa yang diperintah-Nya. Dalam kesempatan itu, ayah Husein menyambung dengan mengutip sebuah hadis, Syukur nikmat adalah dengan menjauhi yang haram.] T: Apa makanan kesukaanmu? H: Adasnya (sejenis kacang) dan bawang merahnya. (QS2: 61) Ayah Husein terperanjat mendengar jawaban anaknya dan para hadirin pun tertawa melihat ekspresinya. Sambil bercanda, ayah Husein berkata, "Mendingan kamu bilang dan daging burung dari apa yang mereka inginkan." (QS 56:21)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 48 Di akhir pertemuan, Husein diminta memberikan nasihat kepada para pelajar agama yang hadir dalam acara itu. Husein menjawab, "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" (QS 3:79) [maksud Husein, "Karena kalian adalah pelajar agama yang mempelajari dan mengajarkan Kitab Suci, jadilah orang yang rabbani (ulama yang menyampaikan ajaran Ilahi)].
Kunj ungan ke Ar ab Saudi
Di Arab Saudi, selain menunaikan ibadah haji, Sayyid Muhammad Husein juga diundang hadir ke berbagai acara Qurani. Dalam pertemuan dengan para qari Al-Quran asal Lebanon, Husein diuji dengan berbagai pertanyaan, di antaranya, "Apa pendapatmu tentang ulama?" Husein menjawab, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (QS 35:28)
Husein ditanyai lagi, "Jika engkau memiliki pertanyaan ilmiah, kepada siapa engkau akan bertanya?
Husein menjawab, "Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." (QS 21:7)
Selanjutnya, berikut ini sebagian tanya jawab yang terjadi pada saat itu.
Tanya (T): Apa pakaian yang kausukai? Husein (H): "Pakaian takwa itulah yang paling baik." (QS 7:26) T: Apa hadiah terbaik dari ayah kepada anaknya? H: "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 49 agama" (QS 9:122) [maksud Husein, seorang ayah haruslah mendidik anaknya di bidang agama sebaik mungkin] . T: Jika ayahmu marah, apa yang dia lakukan? H: Apabila mereka marah, mereka memberi maaf. (QS 42:37) T: Apakah engkau bersikap baik kepada ayah-ibumu? H: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya." (QS 46:15)
Dalam sebuah majelis Qurani yang diselenggarakan di Jeddah, para hadirin berkali-kali menanyakan ayat-ayat yang berkaitan dengan sihir kepada Husein. Akhirnya Husein pun merasa tersinggung dan berkata, "Apakah ini sihir? Dan ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan" (QS 10:77). Ayah Husein menceritakan, di majelis lain di kota tersebut, dari empat arah ada orang-orang yang membaca ayat Kursi (QS 2: 255) yang dimaksudkan untuk menangkal sihir (dengan kata lain, Husein dituduh memiliki kekuatan sihir). Dalam majelis tersebut Husein juga kembali membacakan QS 10:77 itu kepada hadirin.
Suatu saat, Husein diundang makan malam oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi di istana saudara Raja Fand. Ketika memasuki istana yang sangat megah itu, Husein berkali-kali berkomentar dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. "Kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit" (QS 17:93), kata Husein. Ketika Husein menatap sedemikian banyak makanan yang tersaji atas meja makan, dia berkata, "Di dalamnya (surga) terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap mata" (QS 43:71). Dalam jamuan makan itu, beberapa ulama juga diundang hadir. Husein dengan polos berkata kepada para ulama tersebut, "Bertakwalah kepada Allah" (QS 2:282). Salah seorang ulama yang hadir, bernama Abdurrahman, menjawab, "Dia menasihati kita. Menurut saya, sudah menjadi kehendak Allah bahwa kita dinasihati Allah melalui lidah anak ini."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 50 6 Kunj ungan ke Bosnia
Sayyid Muhammad Husein dan ayahnya pada tahun 1998 diundang oleh pemerintah Iran untuk bergabung dalam delegasi yang diutus pada Konferensi Islam dan HAM di Bosnia. Husein diberi kesempatan untuk mengisi acara di sela-sela konferensi itu selama setengah jam. Dalam rentang waktu 30 menit itu para peserta konferensi mengajukan berbagai pertanyaan kepada Husein. Seorang perempuan berkata, "Di negara kami, menggunakan hijab sulit dilakukan. Jika kami menggunakan hijab, kami tidak bisa mendapat pekerjaan." Husein menjawab, "Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (QS 65:7)
Di Bosnia, Husein cilik juga diundang oleh sebuah stasiun televisi untuk diwawancarai dan disiarkan secara live. Ketika masuk ke studio televisi itu, Husein mendapati bahwa presenter perempuan yang akan mewawancarainya tidak mengenakan jilbab. Husein pun menolak diwawancarai. Petugas televisi kemudian berusaha mencari kerudung untuk presenter itu. Ketika kerudung sudah didapatkan, perempuan yang ditugaskan mewawancarai Husein itu ternyata tidak bisa mengenakannya dengan rapi dan akhirnya kesal, lalu menolak sama sekali. Akhirnya, pihak televisi mencari presenter Baru dari luar. Wawancara live pun akhirnya dimulai. Para pemirsa televisi dipersilakan menelpon ke studio untuk mengajukan pertanyaan mereka kepada Husein.
Seorang pemirsa berkata, "Apa nasihatmu untuk kaum perempuan Bosnia?"
Husein menjawab, "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya" (QS 24:31). PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 51 Mengapa Ser bia Menyer ang Kami?
Dalam suatu majelis Qurani, seorang lelaki bertanya kepada Husein, "Mengapa Serbia menyerang kami?" Husein menjawab, "Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus" (QS 4:102).
Jawaban Husein ini menakjubkan, mengingat di usianya yang baru 7 tahun, Husein sudah memahami apa yang sedang terjadi di Bosnia. Bosnia mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia tanpa didukung oleh persediaan senjata yang memadai untuk membela diri dan tanah air. Dalam kondisi seperti itulah, Serbia menyerang Bosnia dan melakukan pembantaian massal di sana. Ayahanda Husein menyatakan bahwa dia tidak menyangka, Husein mampu menjawab pertanyaan tadi.
Ber t emu Pr esiden I zet begovich
Dalam pertemuan itu, Presiden Bosnia, Alija Izetbgovich, mengatakan, "Negara kami dan negara Anda terpisah sangat jauh." Husein menjawab, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal" (QS 49:13).
Seorang pejabat Bosnia dalam kesempatan itu bertanya kepada Husein, "Menurutmu, apa sumber kehidupan?"
Husein menjawab, "Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup." (QS 21:30)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 52 7 Kunj ungan ke Qat ar
Pada bulan Mei 1998, Sayyid Muhammad Husein Tabatabai diundang ke Qatar. Media massa Qatar menyambut kunjungan itu dengan antusias dan berbagai laporan negara itu memberitakan kedatangan Husein dengan judul atau julukan "Mukjizat Qurani". Pemberitaan gencar dari media massa Qatar membuat kunjungan Husein di negara itu selalu dikerubuti oleh keramaian. Massa menanti di hotel yang didiami Husein selama berjam-jam hanya demi bisa menjumpai Husein saat dia masuk atau keluar dari hotel. Bahkan banyak orang-orang yang sakit, menunggu selama berjam-jam di hotel menanti kedatangan Husein. Ketika Husein tiba, mereka meminta Husein membacakan doa bagi keembuhan mereka.
Setiap majelis Qurani yang menghadirkan Husein selama di Qatar selalu dipenuhi oleh massa. Majelis Qurani terbesar yang khusus digelar untuk Husein diselenggarakan di stadium olah raga An-Nadi Al Arabi, Doha. Belasan ribu orang datang menghadiri acara itu dan memenuhi setiap sudut stadium, dan ribuan lainnya dikabarkan tidak bisa masuk karena tempat sudah penuh. Seperti acara-acara serupa yang dihadiri Husein, para hadirin silih berganti mengajukan pertanyaan dan semua dijawabnya dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran.
Dalam kunjungan ke Qatar, Husein sempat bertemu dengan ulama muslim terkemuka, Syaikh Yusuf Qardhawi. Beliau mengatakan kepada Husein, "Allah telah menjadikan engkau sebagai penolong Islam dan kaum muslimin." Kedutaan Besar Republik Islam Iran untuk Qatar mengatur pertemuan Husein dengan para duta besar berbagai negara Islam. Seorang mantan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 53 menteri Qatar yang hadir dalam pertemuan itu bertanya, "Apakah seseorang bisa melakukan dua pekerjaan secara bersamaan?"
Husein menjawab, "Kecuali jika Allah menghendaki" (QS 7:89).
Husein juga bertemu dengan pemain sepak bola terkenal Qatar, Muhammad Al-Anzi. Al-Anzi memberikan seragam tim nasionalnya kepada Husein. Ketika menerima baju kaos sepakbola itu, Husein berkata, "Dan pakaian takwa itulah yang paling baik" (QS 7:26). Ketika melihat nomor punggung kaos itu (yaitu angka 9), Husein berkata, "Termasuk 9 buah mukjizat kepada Fir'aun dan kaumnya" (QS 27:12) [ayat ini berbicara tentang sembilan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa]. Lalu, ketika Al-Anzi menghadiahi Husein souvenir berupa logo klub, Husein berkata, "Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali" (QS 11:88).
Sebuah stasiun radio di Qatar menyiarkan siaran langsung bersama Husein dan para pendengar radio dipersilakan mengajukan berbagai pertanyaan melalui telepon yang langsung dijawab Husein dengan baik. Berbagai media massa (di antaranya Al-Syarq, Al-Murasaluun, Al-Wathan terbitan akhir bulan Muharram) juga memberitakan hasil wawancara mereka dengan Husein. Berikut ini sebagian catatan tanya jawab antara Husein dengan para wartawan Qatar, yang disusun menurut topik tanya jawab itu.
Politik T: Amerika ingin memiliki hubungan diplomatik secara langsung dengan Iran, apa pendapatmu? H: "Sesungguhnya Allah melarang kamu menjadikan orang-orang yang memerangimu karena agama (sebagai kawanmu)" (QS 60:9) T: Lalu, apa pendapatmu tentang seruan Presiden Khatami untuk melakukan dialog antar peradaban? PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 54 H: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu" (QS 60:8). T: AS berusaha untuk memutus hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab, apa pesan Anda kepada para pemimpin Arab? H: "Berpeganglah kalian semua pada tali Allah." (QS 3:103) T: Apa pendapat Anda terhadap masa depan hubungan Iran- Mesir? [yang tegang sejak awal kemenangan revolusi Islam Iran] H: "Dan berdamai itu baik." (QS 4:128) T: Apa pesan Anda kepada kelompok-kelompok di Afganistan? [pada saat itu masih terjadi perang saudara di negara itu] H: "Dan kalau ada dua golongan dari orang-orang yang beriman saling berperang hendaklah kalian damaikan antara keduanya." (QS 49:9) T: Apa pandangan Anda tentang peristiwa berdarah di Aljazair? [Sejak tahun 1991, di Aljazair terjadi konflik berdarah menyusul kemenangan partai Islam FIS; rezim yang berkuasa menolak mengakui kemenangan itu dan melakukan represi terhadap para pendukung FIS.] H: "Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri." (QS 35:43) T: Apa pendapatmu tentang kezaliman yang diderita bangsa Palestina hari ini? H: "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi." (QS 5:82) T: Apa pendapatmu tentang para teroris? H: "Dilaknati Allah mereka." (QS 9:30) T: Apa pesanmu kepada anak-anak Palestina yang berjuang dengan senjata batu? H: "Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah." (QS 8:39) [Jawaban Husein ini dijadikan headline di salah satu koran Qatar keesokan harinya, yaitu "Bocah Mukjizat dari Iran Menyeru Rakyat Palestina BerIntifadah."] PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 55 T: Apakah menurutmu Organisasi Konferensi Islam adalah organisasi yang berhasil? H: "Bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (QS 3:159). [mereka menyelesaikan] urusan mereka dengan musyawarah di antara mereka (QS 42:38)." [maksudnya, ada perintah dari Allah agar sesama Muslim saling bermusyawarah dan Organisasi Konferensi Islam merupakan wadah untuk musyawarah] T: Menurut Anda, bagaimana masa depan hubungan Iran dan negara-negara Arab? H: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (QS 49:10) T: Jika engkau menjadi pemimpin kaum muslimin, apa yang akan kaulakukan? H: "Maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu." (QS 38:26) T: Apa nasihat Anda kepada Presiden Khatami? H: "Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. "(QS 22:41)
Sosial, Budaya, Olahraga T: Apa prediksi Anda atas pertandingan sepak bola Iran- Amerika? [Piala Dunia tahun 1998] H: "Telah dikalahkan bangsa Rumawi." (30:2) [Ayat ini merupakan 'ramalan' dalam Al-Quran yang memberitakan bahwa kelak, bangsa Rumawi akan dikalahkan oleh bangsa Persia. Husein menggunakan ayat ini dalam konteks ramalan saat wawancara berlangsung, pertandingan belum dilakukan. Husein memprediksikan bahwa tim AS akan kalah dan memang benar hal itu terjadi.] T: Apa pendapatmu tentang sepak bola? H: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS 21:52) [Jawaban Husein ini ditujukan kepada fenomena pemberhalaan sepak bola, antara lain fanatisme terhadap tim PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 56 yang menyebabkan orang-orang sampai berbunuh-bunuhan, pemujaan terhadap pemain sepak bola tertentu, dan dihambur- hamburkannya uang dalam jumlah raksasa untuk industri sepak bola.] T: Apa pendapatmu bila perempuan bermain sepak bola dan sepeda di stadium olahraga? H: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya." (QS 24:30) [Maksud Husein, karena laki-laki yang beriman diperintahkan Allah untuk menahan pandangan, olahraga sepak bola dan bersepeda perempuan tidak seharusnya ditontonsebaliknya, perempuan juga seharusnya tidak berolahraga di tempat terbuka sehingga bisa dilihat oleh lelaki non muhrim.] T: Bagaimana bila perempuan berolahraga di ruangan tertutup dan tidak dilihat laki-laki? H: "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu." (QS 33:33) [maksudnya, ruang tertutup dan tidak dilihat laki-laki artinya sama seperti di rumah sendiri, jadi tidak mengapa bila perempuan berolahraga di sana] T: Apa pendapatmu mengenai penyembuhan dengan Al-Quran? H: "Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS 17:82) T: Apa pendapatmu tentang rokok? H: "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." (QS 2:195) T: Apa nasihatmu kepada mereka lagu/musik yang haram didengar? [catatan: dalam Islam tidak semua musik boleh didengarkan; musik-musik yang membangkitkan syahwat haram untuk didengarkan] H: "Jauhilah perkataan-perkataan dusta/batil" (QS 22:30) [Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa kata qawlaz-zur yang ada dalam ayat ini maknanya adalah lagu/musik.] T: Apa pandanganmu tentang bahasa Arab? PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 57 H: "(Dan sebelum Al-Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat) dan ini adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS 46:12) T: Apa ayat yang paling berat dalam Al-Quran? H: "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran. (QS 54:17) [maksud Husein, tidak ada ayat yang berat dalam Al-Quran] T: Apa topik Al-Quran yang paling engkau sukai? H: "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik." (QS 12:3) [maksud Husein, yang paling disukainya adalah kisah- kisah dalam Al-Quran] T: Menurutmu, sebaiknya anak-anak disuruh membaca buku apa? H: "Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam." (QS 3: 19) [maksudnya, anak-anak sebaiknya disuruh membaca buku- buku yang Islami] T: Apa nasihatmu kepada anak-anak? H: "Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan." (QS 49:11) T: Apa harapanmu? H: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab." (QS 14:41) T: Apa cita-citamu? H: "Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk." (QS 13:7) [maksud Husein, dia ingin menjadi ulama yang membimbing umat]
Menjawab dengan Cerita Husein tidak selalu menjawab pertanyaan dengan ayat Al- Quran. Di usianya yang sangat belia dia sudah membaca berbagai PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 58 buku, sehingga terkadang jawaban yang diberikannya berasal dari buku yang dibacanya.
T: Apa pendapatmu tentang kematian? H: Suatu hari ketika Salman Al-Farisi sedang melewati pasar, dia melihat seorang pemuda berteriak, lalu pingsan. Orang-orang pun berkerumun di sekeliling pemuda itu dan berkata, "Mungkin anak muda ini gila." Salman menyiramkan air ke wajah pemuda itu sehingga dia siuman. Salman bertanya, "Mengapa kamu pingsan?" Dia menjawab, "Ketika saya melihat pandai besi sedang menempa besi. Saya jadi teringat pada neraka dan saya sangat takut." Sejak itu Salman berteman dengan pemuda tersebut. Suatu hari pemuda itu datang menemui Salman. Salman melihat ada malaikat maut berada di dekat pemuda itu dan dia pun bertanya, "Bagaimana kamu memperlakukan pemuda ini?" Malaikat maut menjawab, Kami akan berlaku baik kepada manusia yang baik, dan akan bersikap keras terhadap orang-orang yang tersesat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 59
BAB 3
Met ode Penghaf alan Qur an ala Si Dokt or Cilik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 60
1 Sekolah J amiat ul Qur an
Sekolah itu hanya menyewa satu lantai di sebuah gedung sederhana bertingkat tiga, di kawasan Teheran Barat. Untuk mencapainya, bila menggunakan bis, setelah turun dari bis, kita masih harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Tidak ada papan nama mewah, hanya poster sederhana bergambar Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i yang ditempel di pintu. Ini adalah sekolah "Jamiatul Quran" cabang Teheran Barat.
Perabotan yang tersedia di dalam kelas pun sangat sederhana. Lantainya beralaskan permadani Persia dan tersedia kursi plastik berwarna-warni untuk anak-anak. Dinding kelas ditempeli berbagai hiasan yang dibuat oleh para guru dari kertas hias. Pasfoto murid-murid ditempel di sela-sela hiasan dari kertas hias itu. Langit-langit kelas juga ditempeli hiasan dari kertas warna-warni. Namun, kebersahajaan itu sepertinya tidak menjadi perhatian anak-anak. Mereka terlihat lebih peduli kepada perhatian ibunda mereka dan perhatian dari ibu guru. Kehangatan langsung menyapa anak-anak ketika mereka datang ke kelas "Jamiatul Quran". Ketika tiba di sekolah, anak-anak langsung disambut satu per satu oleh para guru dengan hangat. Mereka akan menyapa, "Salam sayangku? Apa kabar? Wah... bajumu hari ini bagus sekali? Siapa yang belikan? Mama?"
Kemudian, anak-anak disuruh masuk ke kelas mereka dan duduk di kursi-kursi plastik yang berwarna warni itu. Biasanya selalu saja terjadi pertengkaran kecil di antara anak-anak, Fatimah ingin duduk di kursi warna biru, tapi kursi warna biru itu sudah diduduki Hamid. Karena di kelas itu ada ibu yang mendampingi, PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 61 Fatimah akan lari memeluk ibunya sambil merengek meminta kursi biru. Di "Jamiatul Quran", para ibu diharuskan ikut duduk di kelas bersama anak-anak mereka. Di satu sisi, dengan kehadiran ibu, anak-anak (usia 3 tahun sudah mulai masuk sekolah ini) tidak akan menangis/rewel. Di sisi lain, kehadiran ibu di kelas akan membuat si ibu memahami isi pelajaran dan bisa mengulang pelajaran bersama anaknya di rumah.
Met ode I syar at Tangan
Lalu, ibu guru pun datang dan memimpin anak-anak untuk berdoa dan dilanjutkan dengan berolahraga sederhana. Anak-anak diajak meloncat-loncat, bertepuk tangan, duduk-berdiri, dan berbagai gerakan lain yang menyenangkan. Biasanya anak-anak akan melakukan gerakan-gerakan itu sambil tertawa-tawa. Kemudian, mereka duduk dan ibu guru mulai bercerita sambil menunjukkan sebuah gambar anak yang sedang mandi sendiri.
"Anak-anak, siapa di antara kalian yang bisa mandi sendiri?"
(anak-anak akan berebutan menjawab, "saya... saya...!")
"Ayo.. coba bilang, apa gunanya mandi?" (anak-anak akan berebutan menjawab)
"Anak-anak, tahukah kalian, Allah sangat menyukai anak yang bersih dan rajin mandi. Ayo... coba ikuti Ibu...
"Wa" (sambil mengucapkan kata wa tangan ibu guru diayunkan setengah lingkaran, membentuk isyarat kata 9 [wa], yang artinya dan). Anak-anak pun mengucapkan kata wa sambil tangan mereka diayunkan setengah lingkaran. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 62
"Laahu", kata ibu guru sambil telunjuknya menunjuk ke atas (bermakna Allah, Tuhan)
"Yuhibbu", kata ibu guru sambil kedua tangannya seolah memeluk sesuatu (bermakna mencintai)
"Muthahhiriin", kata ibu guru sambil kedua tangannya memperagakan gerakan orang yang sedang mandi.
Ayat lengkapnya adalah gJ9$#=t !$#ur (dan Allah menyukai orang-orang yang bersih QS 9:108)
Langkah selanjutnya adalah memperagakan isyarat yang sama, namun pengucapan ayat diganti dengan pengucapan makna ayat itu dalam bahasa Persia. Dalam bahasa Indonesia, arti ayat bisa disederhanakan menjadi:
Wa = dan r Laahu = Allah !$#
Allah (tangan menunjuk ke atas)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 63
yuhibbu= suka =t
Menyukai (tangan memeluk)
Muthahhiriin = orang yang bersih gJ9$
Tangan digosok-gosok ke lengan, seperti sedang mandi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 64
Met ode Per mainan
Setelah itu, dengan cara bermain, anak-anak disuruh mengulang-ulang ayat tadi sampai hafal. Cara bermain misalnya, bila jumlah anak ada 10 orang, taruh 9 kursi berderet, lalu anak- anak disuruh berlomba duduk di kursi, sehingga pasti ada satu anak yang tidak kebagian kursi. Anak yang tidak kebagian kursi ini, disuruh membaca ayat dan artinya, sambil memperagakan isyarat tangan. Kemudian, si anak disuruh duduk terpisah. Lalu, kursi dikurangi satu, sehingga tersisa 8 kursi. Sembilan anak disuruh kembali berlomba duduk di kursi, dan kembali ada satu anak yang tidak kebagian kursi. Demikian seterusnya. Ketika pulang, ibu guru akan membagikan hadiah, misalnya gambar tempel, boneka kecil, pensil, atau karet penghapus.
Begitulah situasi pengajaran di "Jamiatul Quran" cabang Teheran Barat. Sekolah itu pertama kali didirikan di kota Qom (135 km dari Teheran) oleh ayah Husein, Sayyid Muhammad Mahdi Tabatabai, pada tahun 1998, tidak lama setelah Husein berhasil meraih gelar doktor Honoris Causa-nya.
Kehebatan Husein memang fenomenal. Sebagian kalangan menyebut Husein sebagai mukjizat abad 20. Karenanya, tidaklah mengherankan jika fenomena Husein itu membangkitkan semacam histeria pada masyarakat Iran. Selama ini, mereka hanya mengetahui dari buku-buku sejarah bahwa para ulama zaman dahulu mampu menghafal Al-Quran ketika mereka masih kanak- kanak. Kini mereka menyaksikannya sendiri bahwa hal semacam itu bisa terwujud di masa kini, lewat sosok seorang Husein. Maka, Sayyid Muhamad Mahdi pun, mendirikan sebuah sekolah hafalan Quran khusus bagi anak-anak yang ia beri nama Jamiatul Quran. Sekolah itu ia dirikan di dekat rumahnya yang berada di jantung kota Qom.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 65 Sekolah itu segera menjadi sangat terkenal, tentu saja karena keberadaan "Sang Mukjizat Abad 20" sebagai ikonnya. Bagi Sayid Mohamad Mahdi sendiri, pendirian sekolah ini menjadi ujian tersendiri untuk mengetahui apakah metode pengajaran hafalan Quran yang ia temukan hanya bisa diterapkan untuk anaknya, ataukah bisa juga diterapkan untuk anak-anak yang lain.
Hasilnya ternyata sangat menggembirakan. Hingga kini, Jamiatul Quran memiliki ratusan alumnus hafiz Quran, dan ribuan alumnus yang hafal sebagian dari Al-Quran. Mereka adalah anak- anak kecil dengan usia rata-rata 9-10 tahun, yang mampu menghafal Al-Quran, lengkap dengan terjemahannya. Meskipun kemampuan mereka tidak bisa menyamai Husein, tetap saja kemampuan "bunga-bunga Qurani" itu sangat menakjubkan. Anda bisa membayangkan, betapa sangat menyejukkan hati, menyaksikan mulut mungil-mungil itu secara lancar melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran beserta terjemahannya.
Sejak pertama kali didirikan, orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya untuk belajar di Jamiatul Quran sudah sangat banyak. Bahkan tidak sedikit warga di luar kota Qom yang sengaja datang ke kota ini hanya untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke Jamiatul Quran. Sebagian dari mereka hanya mengikuti berbagai program musim panas yang memang disediakan oleh Jamiatul Quran. Seiring dengan semakin besarnya animo masyarakat Iran untuk menyekolahkan anaknya di Jamiatul Quran, sekolah ini akhirnya mendirikan herbagai cabangnya di kota-kota besar Iran, termasuk Teheran. Suasana kelas yang tadi penulis ceritakan di atas adalah situasi di salah satu cabang sekolah hafalan Quran tersebut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 66 2 5 Pr insip ut ama
Menyekolahkan anak di Jamiatul Quran ternyata memberikan banyak pelajaran bagi para orang tuanya. Ada banyak hal-hal inkonvensional yang ditemukan di sekolah ini; sangat berbeda dengan yang sebelumnya dibayangkan oleh para orang tua. Tapi, mungkin justru karena adanya hal-hal yang baru dan inovatif itulah maka Jamiatul Quran menjadi istimewa hingga mampu mencetak para hafiz Quran berusia muda.
Berikut ini adalah sejumlah hal istimewa yang penulis temukan selama menyekolahkan anak di Jamiatul Quran tersebut.
1. Motivasi
Sebelum mulai mengajarkan anak untuk menghafalkan Al- Quran, kita para orang tua dan guru perlu bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita perlu menghafal Al-Quran (baik sebagian maupun keseluruhannya)? Mengapa kita perlu mengajarkan dan mendorong anak-anak kita untuk menghafal Al-Quran? Jawaban yang paling tepat, adalah demi mencapai ketenangan dalam kehidupan kita sendiri. Menghafal Al-Quran yang ideal bukanlah proses menghafal cangkem (menghafal bunyi-bunyian, tanpa paham maknanya), apalagi proses untuk gaya-gayaan, Anak saya sudah hafal 20 surat loh, padahal usianya baru 5 tahun! Percayalah, jika motivasi ini yang tertanam sejak awal, proses menghafal Al-Quran tidak akan menjadi memberi keberkahan buat kita. Apalagi yang akan kita dorong untuk menghafal Al-Quran itu adalah anak-anak yang masih memiliki jiwa yang suci nan fitri. Al-Quran adalah kitab suci. Mendorong jiwa-jiwa suci agar menghafalkannya diperlukan motivasi yang tulus dan suci juga.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 67 Menghafal Al-Quran yang ideal adalah membaca ayat-ayat itu dengan tajwid yang benar, memahami makna kata-demi-kata, lalu berusaha menyimpannya di dada. Menghafal Al-Quran adalah menyimpan kata demi-kata dari surat cinta Sang Kekasih di dalam benak dan Kati kita.
Ketika ayat-ayat yang berisi petunjuk menjalani kehidupan itu telah bersemayam dengan benar di dada kita, insya Allah, pencerahan-demi-pencerahan akan datang, ketenangan, dan rahmat akan menaungi kehidupan kita. Wa nunazzilu min Al-Qurani maa huwa syifaaun wa rahmatun lil muminiin.. dan Kami turunkan dalam Al-Quran penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman. (Al Isra: 82)
Tentu saja, kita tetap bisa mendapatkan (sebagian) rahmat dan ketenangan itu hanya dengan membaca dan mempelajari ayat- ayat Al-Quran, tanpa perlu menghafalnya. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa dengan menghafalnya, kita akan masuk ke sebuah dunia lain dari Al-Quran. Kita akan dibawa kepada sebuah keteraturan (karena proses menghafal Al-Quran membutuhkan keteraturan program/jadwal), kepada semacam PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 68 keterikatan khusus dengan ayat-ayat yang sedang kita hafalkan itu. Kalaupun kemudian ayat-ayat yang sudah kita hafalkan itu akhirnya terlupakan, ketika kita mendengar ayat-ayat itu dibacakan oleh orang lain, kita akan merasa dekat dengannya, dan ayat-ayat itu bukan lagi kalimat-kalimat bahasa planet yang masuk telinga kiri dan keluar begitu saja dari telinga kanan. Bukankah selama ini kita sering geregetan kepada kita sendiri karena kita tidak mampu memahami, apalagi menghayati, lantunan kalam suci Ilahi yang dibacakan oleh orang lain (misalnya oleh seorang qari di televisi)?
Dengan menghafalkan Al-Quran, kita akan merasakan bahwa ayat-ayat itu adalah kalimat-kalimat cinta dari-Nya. Hidup seperti apakah yang lebih indah daripada hidup dengan dinaungi oleh rasa cinta kepadaNya?
Selanjutnya, marilah kita memandang kondisi sosial masyarakat di sekitar kita yang begitu bobrok: pornografi merebak luas, korupsi merajalela, pemerkosaan, pembunuhan, penipuan menjadi berita sehari-hari. Apa yang bisa kita lakukan dalam melindungi keluarga kita sendiri agar tidak terpolusi oleh berbagai fitnah dan maksiat itu? Cara terampuh adalah dengan mengenalkan anak-anak kepada panduan hidup yang paling benar: Al-Quran. Dengan mengajak mereka menghafalkan Al-Quran (sekali lagi, dengan cara yang benar dan komprehensif, bukan asal hafal di mulut), kita sesungguhnya sedang mendidik sebuah generasi Qurani, yang menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup mereka. Ketika mereka menghafalkan Al-Quran, sesungguhnya mereka sedang menyimpan cahaya di dada mereka, dan cahaya itulah yang akan menerangi jalan mereka dalam setiap episode kehidupan.
Kita sering terobsesi dengan konsep anak yang bisa menjadi cahaya di hari kiamat, ketika cahaya-cahaya lain, termasuk cahaya kita, sangat redup dan tidak cukup untuk menjadi modal agar bisa terhindar dari siksa api neraka. Kita sering tidak yakin dengan nasib kita di akhirat kelak. Sementara itu di sisi lain, PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 69 ada banyak sekali hadis dari Rasul yang mulia Saw yang menyatakan bahwa anak yang saleh bisa menjadi penyelamat orang tuanya di alam kubur hingga hari akhir kelak. Karenanya, bukanlah obsesi berlebihan jika para orang tua menaruh harapan akan nasib mereka di akhirat kelak kepada anak-anak mereka. Tentu saja, hanya anak-anak saleh saja yang bisa diharapkan menjadi penyelamat nasib kita tersebut.
Karena motivasi utama yang seharusnya kita miliki saat mendorong anak-anak menghafal Al-Quran adalah hal yang terkait dengan pembentukan akhlak Qurani pada jiwa anak, maka mengupayakan anak-anak agar sedari kecil sudah dekat Al-Quran pada dasarnya adalah salah satu upaya yang sangat efektif guna membangun generasi cahaya penyelamat. Dekatkanlah anak-anak kepada Al-Quran agar mereka bisa menjadi anak-anak kita yang saleh. Bisa jadi, justru merekalah yang akan menjadi tumpuan harapan kita agar menjadi cahaya penerang di hari yang sangat sulit.
2. Tidak Boleh Memaksa Anak
Prinsip utama dalam mengajarkan anak untuk menghafal Al-Quran adalah: tidak boleh memaksa anak. Menurut ayah Husein, Sayyid Muhammad Mahdi Tabatabai, tidak semua anak bisa menghafal seluruh Al-Quran (tapi tentu bisa menghafal sebagiannya, terutama surat-surat pendek). Mereka awalnya harus dites dan diobservasi, apakah memang berbakat untuk menjadi hafiz Quran 30 Juz. Ayah Husein pernah mengatakan,di antara 40 muridnya, hanya 4 orang di antara mereka yang berhasil menghafal 30 Juz Quran sementara yang lainnya menghafal sampai sebatas kemampuan mereka masing-masing.
Tidak bolehnya memaksa anak untuk menghafal juga ditekankan oleh seorang ulama besar bernama Ayatullah Behjat. Suatu hari, Husein dan ayahnya diundang bertamu ke rumah Ayatullah Behjat. Dalam pertemuan itu, Ayatullah Behjat menasihati ayah Husein, "Saya berharap, Anda selalu bersikap PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 70 seimbang. Jangan sampai Anda dan juga Husein sendiri, memberikan beban yang berat kepada dirinya. Misalnya, jangan katakan, sekarang karena engkau sudah menghafal Al-Quran, hafalkanlah Nahjul Balagah atau Sahifah Sajadiah. Jangan berikan beban yang banyak kepadanya. Berikan pekerjaan yang mudah kepadanya."
Poin tidak boleh memaksa ini menjadi sangat penting mengingat akhir-akhir ini berkembang trend yang salah di tengah- tengah masyarakat kota yang sangat berambisi menjadikan anak- anak mereka sebagai anak-anak yang hebat. Padahal, terbukti bahwa sikap semacam itu lebih banyak menunjukkan egoisme orang tua ketimbang niat tulus untuk berbuat baik kepada anak- anak. Dalam banyak hal, sikap semacam ini malah membuat anak- anak menjadi sangat tertekan. Tentu saja ambisi salah seperti itu kontradiktif dengan semangat menghafal Al-Quran bagi anak- anak. Prinsip "jangan memaksa" ini terkait erat dengan prinsip lain yang harus kita pegang, yaitu: lakukan kegiatan yang menyenangkan.
3. Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan
Menghafal Quran dengan cara menyenangkan akan berpengaruh baik pada perkembangan jiwa anak. Untuk menjauhkan dari pemaksaan namun pada saat yang sama, tetap memotivasi anak agar menyukai kegiatan menghafal Quran, orang tua atau guru harus kreatif. Cara yang bisa dilakukan agar kegiatan menghafal Quran menjadi menyenangkan, antara lain dengan menggunakan metode isyarat, memberi hadiah, atau melakukan berbagai bentuk permainan.
4. Dimulai dari Ayat-Ayat yang Mudah Dipahami
Dalam memperkenalkan kegiatan menghafal Al-Quran, sebaiknya kita mulai dengan mengajak anak menghafalkan ayat- ayat (atau penggalan ayat) yang maknanya mudah mereka pahami karena bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 71 kata lain, proses menghafal Quran dimulai dengan ayat-ayat yang membumi, misalnya ayat tentang mengucapkan salam, berbuat baik kepada orang tua, mandi yang bersih, jangan mubazir (jangan menyisakan makanan), atau berdamai itu baik. Untuk menerangkan makna ayat-ayat itu, orang tua atau guru sebaiknya menggunakan teknik bercerita yang melibatkan anak. Contoh- contoh ayat/penggalan ayat yang cocok diajarkan pertama kali kepada anak serta bagaimana cara menerangkannya kepada anak, dapat dilihat pada Bab Lampiran.
5. Keteladanan
Sebagaimana yang dikatakan oleh ayah Husein, "Bila orang tua menginginkan anaknya menjadi pencinta Al-Quran dan lebih lagi, penghafal Al-Quran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah, si orang tua terlebih dahulu juga mencintai Al- Quran dan rajin membaca Al-Quran di rumah."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 72 3 J amiat ul Qur an
Menurut Ibu Faramarzi, Kepala Sekolah "Jamiatul Quran" cabang Teheran Barat, metode yang dipakai di sekolah ini ditujukan untuk memberikan kenangan indah kepada anak-anak terhadap Al-Quran. Keramahan guru-guru, suasana kelas yang menarik, hadiah-hadiah, permainan, dan kehadiran ibunda di dalam kelas, semua akan memberikan kenangan kepada anak bahwa kelas Quran adalah kelas yang rnenyenangkan. Murid- murid "Jamiatul Quran" tidak diberi beban banyak. Dalam 1 kali pertemuan, hanya diajarkan dua ayat/potongan ayat. Target utama dalam metode ini adalah membuat anak familiar terhadap ayat-ayat Al-Quran dan memahami maknanya, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bukan memproduksi anak yang seperti burung bulbul, bisa mengucapkan ayat-ayat dengan lancar tanpa salah, tapi tidak tahu apa maknanya. Setelah semua ayat pilihan (ada 70-an ayat) diajarkan, anak akan diajari membaca Quran, lalu mulai menghafal juz amma (juz ke-30). Kemudian anak akan diobservasi, apakah dia memang berbakat menjadi penghafal Al-Quran 30 juz. Kalau memang demikian, dia akan diikutkan pada program khusus. Kalau tidak, si anak hanya diajak menghafal sampai semampunya saja.
Penulis merasakan, dengan metode ini pemahaman anak- anak terhadap suatu ayat sangatlah bagus. Sebagai contoh, putri penulis setelah mengikuti kelas "Jamiatul Quran", suka mengkritik orang tuanya jika membuka keran air terlalu besar, "Mama itu israf (mubazir)!" Dia juga pernah menggumam sendiri, "Oh, malaikat pasti tahu ya?" Ketika penulis menanyakan kepadanya, "Tahu apa, Nak?" dia menjawab, "Tadi aku bohong Ma, maaf ya? Sebenarnya aku tadi makan di rumah Fatimah." Sebelumnya, penulis bertanya padanya, "Kamu makan di rumah temanmu ya?" dan dia PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 73 menjawab "tidak" karena takut dimarahi (saya selalu mengajarkannya agar tidak makan di rumah orang lain). Di sekolah, dia sudah belajar bahwa malaikat ada di kiri-kanan setiap manusia dan mencatat semua amal baik dan amal buruk manusia (QS 82: 10-11).
Seorang ibu teman penulis juga mengeluhkan (dengan nada senang) anaknya yang selalu mengkritiknya bila dia sedang membicarakan orang lain, "Mama, jangan ghibah (bergunjing)!" Seorang ibu yang lain sambil tertawa mengaku pusing karena anaknya selalu mengingatkannya untuk memakai jilbab di rumah, padahal, kewajiban berjilbab hanya berlaku jika ada lelaki non nuhrim.
Met ode Cer it a Ber gambar
Berikut ini beberapa ayat yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak dalam proses menghafal Al-Quran dengan metode ala si Doktor Cilik.
1. Berbuat Baik kepada Ibu-Bapak
Lihatlah, Atifah sedang mencium tangan ibunya. Sepertinya, dia baru bangun tidur. Ya, ketika kalian bangun tidur, akan pergi ke sekolah, pulang sekolah, atau menjelang tidur, biasakan untuk mencium tangan ayah dan ibu. Usahakan pula untuk selalu membantu mereka semampu kalian, misalnya dengan membereskan sendiri mainan kalian setelah bermain. Mencium tangan orang tua, membereskan sendiri mainan dan kamar, menuruti perintah mereka, makan sendiri tanpa perlu disuapi, dan selalu berusaha memakai baju dan sepatu sendiri PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 74 tanpa perlu dibantu ibu, semua itu adalah perbuatan baik kepada orang tua. Mengapa kita harus selalu berbuat baik kepada orang tua? Karena Allah berfirman: $Z|m) t$!uq9$$/ur Dan berbuat baiklah kepada ayah dan ibumu. (Al Israa': 23)
Ayah (menunjuk ke kumis ayah)
Ibu (tangan menunjuk ke kerudung ibu)
Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu ingat untuk berbuat baik kepada ayah dan ibu. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 75 2. Topik Ayat: Kebersihan Baju
Lihatlah, Ahmad sedang mencuci baju. Rupanya dia sedang berusaha berbuat baik kepada ibunya dengan cara membantu mencuci pakaian. Kalian pun dapat membantu ibu dengan cara menjaga agar pakaian kalian selalu bersih. Bila kalian gemar bermain tanah atau lumpur, baju kalian akan sangat kotor dan ibu harus bersusah-payah dalam mencucinya. Bila baju kalian selalu bersih, kalian akan sehat, akan tampak selalu tampan dan cantik, serta dicintai oleh Allah. Mengapa? Karena Allah berfirman:
y7t/$uOur gss Dan bersihkanlah bajumu. (Al Mudatsir: 4)
Bajumu
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 76
Bersihkan
Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu ingat untuk menjaga kebersihan baju.
3. Topik Ayat: Berdamai dan Berteman
Lihatlah Wati dan Asma sedang berjabat tangan. Rupanya, kemarin mereka sudah bertengkar. Wati kemarin secara tidak sengaja telah merusakkan boneka milik Asma sehingga Asma marah dan tidak mau berbicara dengan Wati. Tapi, kini Wati meminta maaf dan Asma telah memaafkannya. Merekapun kembali bersahabat dan bermain ber- sama. Ya, bersahabat itu lebih baik daripada bermusuhan. Bermusuhan dengan teman akan membuat hati kita sedih. Juga, ketahuilah bahwa bermusuhan adalah perbuatan yang tidak disukai Allah karena Allah berfirman:
yzx=9$#ur "Dan perdamaian adalah perbuatan yang baik." An-Nisa: 128)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 77
Perdamaian
Baik
Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu ingat untuk menjaga kebersihan baju.
4. Topik Ayat: Mubazir/Israf
Lihatlah, apa yang sedang dilakukan Putri. Ia makan apel sedikit, lalu dibuang, makan jeruk sedikit, lalu dibuang, makan roti sedikit, lalu dibuang. Wah, betapa banyak makanan yang dibuang- buang oleh Putri! Lihat pula PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 78 keran air di dekat Putri. Air mengalir dan terbuang begitu saja. Mungkin ibu Putri lupa mematikan keran. Seharusnya, Putri mematikan keran tersebut agar air tidak terbuang begitu saja. Anak-anak, tahukah kalian bahwa membuang-buang makanan dan membiarkan air mengalir dari keran sehingga terbuang percuma seperti yang dilakukan Putri adalah perbuatan yang buruk? Membuang-buang makanan, air, dan benda-benda bermanfaat lain, secara sia-sia, disebut "israf" atau mubazir. Perbuatan israf adalah perbuatan yang tidak disukai Allah, karena Allah berfirman:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 79
Minum
Jangan (telunjuk tangan digoyang-goyang)
Israf/mubazir (tangan seolah menebarkan benda)
Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu ingat untuk tidak mubazir. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 80
BAB 4
Rumah Qur ani
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 81 1 Per kenalan Awal
Sebuah e-mail yang tersebar luas di berbagai milis, berisi cerita seorang ibu yang anaknya belajar di sekolah "Jamiatul Quran" Iran, telah menginspirasi beberapa orang untuk menyebar- luaskan metode sekolah tersebut di Indonesia. Setelah melakukan diskusi panjang dan berbagai persiapan, akhirnya disepakati pembentukan sebuah tim bernama Rumah Qurani. Tim ini berusaha untuk membangun sistem pengajaran dan metode pengajaran Al-Quran yang terbaik, yang paling pas untuk anak- anak Indonesia, dengan mengadaptasi metode "Jamiatul Quran". Target Rumah Qurani bukanlah untuk mencetak anak seperti Husein Tabatabai karena sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab 1- untuk itu diperlukan proses yang panjang, mulai sejak anak masih dalam kandungan ibunda. Tentu saja, target seperti ini bukan tidak mungkin dicapai, namun membutuhkan tekad kuat dan usaha maksimal dari orang tua si anak sendiri.
Target Rumah Qurani adalah mengenalkan dunia Al-Quran yang menyenangkan kepada anak-anak dan membuat mereka menghayati makna Al-Quran serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan target seperti ini, Al-Quran bukan lagi sekadar huruf-huruf dengan bentuk dan bunyi yang asing bagi anak-anak. Mereka tidak lagi dipaksa belajar membaca huruf-huruf asing itu dengan doktrin "harus, karena kamu beragama Islam", melainkan diajak untuk menyelami sebuah firman cinta dari Allah, Sang Pemilik Alam Semesta. Mereka bukan lagi diharuskan untuk menghafalkan ayat-ayat pendek tanpa tahu apa maknanya, tapi dimotivasi untuk menyadari, bahwa inilah surat cinta dari Sang Maha Lathif, Maha Lembut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 82 Sesuai dengan targetnya tersebut, maka perlu dilakukan banyak perubahan dari metode asli yang diterapkan di "Jamiatul Quran" meskipun tetap memegang 5 prinsip utama sekolah itu, yaitu adanya motivasi, tidak memaksa, menyenangkan, mulai dari yang mudah, dan keteladanan.
4 Langkah Met ode Rumah Qur ani
1. Permainan yang sesuai dengan penerapan sehari-hari ayat (di "Jamiatul Quran", permainan yang dilakukan hanya sekadar hiburan untuk anak). Permainan ini antara lain mengajarkan konsep sebab-akibat dari makna ayat yang dimaksud. Misalnya, ketika mengajarkan ayat "dan Allah menyukai orang-orang yang bersih" (QS 9:108), anak diajak bermain kotor-kotoran, lalu mandi, sehingga anak mengerti bahwa mandi itu perlu karena kalau tidak mandi badannya akan terasa gatal. 2. Cerita yang merupakan kesimpulan dari permainan (melalui cerita, makna ayat yang diajarkan akan lebih terjelaskan kepada anak). 3. Penggunaan isyarat tangan ala "Jamiatul Quran" yang telah disesuaikan dengan konteks budaya dan bahasa Indonesia. 4. Pendinginan (cooling down) diperlukan untuk menurunkan energi emosi anak, agar tidak menguras tenaganya saat pulang ke rumah.
Dalam mempraktikkan 4 langkah metode Rumah Qurani itu, guru tidak saja dituntut untuk memiliki kemampuan baca Al- Quran yang baik (tajwid, tartil), motivasi tinggi, akrab dengan anak, serta hafal ayat dan isyarat tangan, tetapi juga harus memenuhi kriteria tambahan, yaitu kreatif, inovatif, dan mau bermain dengan anak. Metode Rumah Qurani paling cocok diajarkan pada anak balita hingga usia TK.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 83 2 Hasil Uj icoba Ter hadap Met ode I ni di I ndonesia
Untuk melihat pengaruhnya pada anak-anak, Rumah Qurani bekerja sama dengan Pesantren Babussalam untuk mengadakan sebuah kelas pilot project. Beberapa anak murid TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) di pesantren itu dengan persetujuan orang tua mereka, diikutkan dalam kelas pilot project Rumah Qurani.
Melalui percobaan di kelas pilot project itu, ditemukan ada beberapa kendala penerapan langsung metode "Jamiatul Quran" di Indonesia, antara lain perbedaan budaya. Keberhasilan metode "Jamiatul Quran" adalah keikutsertaan ibunda dalam proses pengajaran. Bahkan, untuk tahap pertama, ibunda para murid diharuskan ikut hadir di kelas bersama anak-anak mereka. Di Indonesia, sistem seperti ini sulit diterapkan karena kebanyakan orang tua tidak memahami bahwa proses pendidikan Qurani juga perlu diperkuat kembali oleh orang tua di rumah. Pendidikan Qurani adalah pendidikan yang membutuhkan keteladanan dan tidak bisa diserahkan 100 persen kepada guru di sekolah.
Selain itu, target Rumah Qurani untuk memahamkan makna ayat-ayat pilihan kepada anak-anak agar mereka bisa menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sulit untuk dicapai dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan antara lain karena anak- anak Indonesia berada dalam kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk pembelajaran Quran. Media massa (terutama televisi) di Indonesia tidak terkendali, sehingga yang dihadapi anak saat pulang ke rumah adalah nilai-nilai yang seringkali negatif dan jauh dari nilai-nilai Qurani, dengan kemasan yang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 84 sangat menarik. Akibatnya, kesan dari TV yang membawa nilai- nilai bebas, akan lebih kuat tertanam di benak anak, dibandingkan kesan dari sekolah Quran.
Kendala tadi sebenarnya bisa diatasi bila ada motivasi kuat dari para orang tua untuk mendidik generasi Qurani. Keikutsertaan orang tua dalam mengaplikasikan metode Rumah Qurani akan sangat berperan pada kecepatan anak dalam memahami makna suatu ayat Al-Quran. Menurut Muhammad Ni'mal Fata, Ketua Pilot project Rumah Qurani, Pesantren Babussalam, tanpa adanya dukungan orang tua, anak-anak di rumah akan kembali tenggelam dalam kesehariannya, tanpa ada interaksi mengenai ayat-ayat itu dengan orang tuanya. Misalnya, dalam pengajaran ayat "wa sulhu khair" (berdamai itu baik- QS 4:128). Si ibu yang tidak tahu apa-apa tentang ayat ini mungkin akan mendamaikan anak-anak yang bertengkar dengan caranya sendiri, atau malah sekadar memarahi anak. Padahal idealnya, si ibu harus membawakan ayat ini ketika anak bertengkar, "Sayang, bukankah Allah berfirman wa sulhu khair? Kamu ingin disayang Allah bukan? Ayo.. jangan bertengkar ya?"
Kendala-kendala tersebut membuat rentang waktu yang diperlukan oleh anak-anak Indonesia (yang mengikuti kelas pilot project) untuk mempelajari satu ayat jauh lebih lama dibandingkan dengan murid-murid "Jamiatul Quran". Apabila memakai metode Rumah Qurani, rata-rata seorang anak membutuhkan 3 kali pertemuan di kelas (masing-masing pertemuan memakan waktu tiga jam) untuk mempelajari satu ayat. (Di "Jamiatul Quran", dua ayat dipelajari dalam satu pertemuan yang berdurasi 3 jam). Itulah sebabnya, metode "Jamiatul Quran" mau tidak mau harus diadaptasi menjadi suatu metode baru yang lebih sesuai untuk keadaan di Indonesia, yaitu harus menarik, menyenangkan, memberikan kesan yang mendalam, mudah dipelajari, dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 85 Cont oh Per encanaan Kelas Rumah Qur ani
Tema: Berdamai itu baik (QS 4:128), pertemuan pertama (dari 3 pertemuan)
Kegiatan Rincian Sasaran Media Rutinitas awal Baris, bernyanyi Pengkondisian Lingkaran besar-kecil Anak dapat berkonsentrasi mengikuti instruksi lagu
Pembentukan 2 kelompok Masih dalam lingkaran mata terpejam dibagikan 2 kartu beda warna Kartu beda warna Bahasa rupa: Gambar bendera Anak menggambar bendera di atas kertas HVS Anak berani menggambarkan bendera menurut versi dirinya HVS pewarna (pinsil warna) koran alas Pembuatan yel
Games: Perang koran Guru: anak-anak Anak: siapmerdeka Allahu Akbar (klp1) Subhanallah (klp2)
Lalu dilombakan (tersemangat) 2 kelompok dipisahkan garis perang dimulai dengan saling lempar koran pada lawan sambil teriak ujung yel kelompok Anak mampu menjawab yel yang diucapkan anak terkondisi berperang anak mengenal 4 kosa kata baru
anak dapat berpatisipasi anak memahami instruksi anak menggunakan 4 kata baru
Bola koran diremas segenggaman tangan anak Plastik wadah bola kapur Relaksasi Terlentang dan mengatur nafas mata terpejam Menurunkan energi Koran alas Perdamaian Salah satu kelompok berkunjung ke markas lain lalu mengajak berdamai dengan pacantel Mengenal gerak baru: pacantel sulhu Anak mampu mengutarakan niat berdamai
Refleksi Cerita perdamaian Tingki dan tongko tadinya asyik main bersama lalu rebutan mainan lalu terasa tidak enaknya musuhan akhirnya mereka berdamai Kemampuan menyimak cerita 2 kursi sebagai panggung 2 boneka Lem sebagai alat permainan Istirahat Isyarat Ayat 1 Anak berbaris di belakang guru-guru melakukan gerakan sambil mengucapkan kata anak menirukan Anak mampu mengikuti gerakan ayat dan artinya
Rutinitas akhir Baca doa pada ortu salam dan pulang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 86 Analisis Met ode Pembelaj ar an Rumah Qur ani
Metode pembelajaran Rumah Qurani dapat kita bedah dengan menggunakan berbagai teori kecerdasan yang dikemukakan para ahli psikologi, di antaranya teori Tiga Domain Pembelajaran dan teori Multiple Intelegences. Analisis ini dilakukan untuk mengingatkan para praktisi pendidikan, bahwa kecerdasan bukanlah suatu tujuan, melainkan alat untuk mencapai suatu pemahaman yang lebih tinggi. Kecerdasan kognitif yang tinggi (cerdas memahami sesuatu dengan berfikir) ataupun kecerdasan linguistik (cerdas memahami sesuatu yang berkaitan dengan bahasa) yang tinggi misalnya, bukanlah suatu tujuan, akan tetapi suatu sarana untuk memahami suatu materi tertentu, di antaranya Al-Quran. Mendorong anak untuk menjadi cerdas tidaklah salah. Namun, alangkah lebih baik bila kita mendorong anak menjadi baik dengan alat berupa cerdas. Alangkah banyak orang dewasa yang cerdas dan menggunakan kecerdasannya untuk kejahatan. Sudah saatnya, kita mengubah cara pandang kita dan memproduksi lebih banyak orang yang 'baik' ketimbang orang yang cerdas.
1. Analisis Berdasarkan Teori "Tiga Domain Pembelajaran"
Tiga domain pembelajaran meliputi: domain kognitif (kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman), domain psikomotorik (kemampuan yang berkaitan dengan otot, keterampilan motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi otot), dan domain afiktif (kemampuan yang berkaitan dengan sikap dan emosi).
Sebagaimana kami sebutkan sebelumnya, dalam rangka memberikan pemahaman makna suatu ayat kepada anak-anak, Rumah Qurani menggunakan metode permainan, cerita, dan isyarat tangan. Bila ditinjau dengan teori "Tiga Domain Pembelajaran" ini, permainan akan lebih banyak menstimulasi domain psikomotorik (keterampilan otot dan fisik) dan domain PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 87 afektif. Misalnya, permainan "perang-perangan" untuk mengenalkan makna ayat "berdamai itu baik" (QS 4:128) akan mendorong anak untuk mengambil sikap dalam sebuah lingkungan, misalnya, dia menjadi tidak menyukai sebuah pertengkaran dan lebih menyukai perdamaian.
Sementara itu, cerita-cerita yang terkait dengan suatu ayat, akan memberikan pengaruh besar pada domain kognitif (pemahaman) dan afektif (sikap, emosi) anak. Metode bercerita yang diterapkan Rumah Qurani bertujuan membuat anak mampu memahami dan mengevaluasi makna ayat itu. Dengan kata lain, anak mampu mengaitkan konteks sehari-hari dengan makna ayat Quran yang diajarkan. Misalnya, jika anak diajarkan ayat kebersihan baju Dan bersihkanlah bajumuQS 74:4), pada saat melihat baju kotor, dia sudah bisa menyimpulkan bahwa kondisi (baju) itu tidak sesuai dengan ayat kebersihan.
Terakhir, metode isyarat tangan. Metode isyarat lebih banyak mengasah kemampuan kognitif (pemahaman) dan psikomotorik (gerakan otot). Namun, kemampuan kognitif yang diasah oleh metode isyarat hanyalah sekadar level mengingat, yaitu level terbawah dari kemampuan kognitif. Melalui gerakan tangan, anak akan terbantu untuk mengingat suatu ayat. Kemampuan psikomotorik yang diasah pun, sekadar kemampuan meniru (imitasi). Oleh karena itulah, metode isyarat memerlukan metode pendamping berupa metode permainan dan cerita (sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), agar bisa lebih efektif diserap anak.
2. Analisis Berdasarkan Teori Multiple Intelegences
Dr. Howard Gardner mengemukakan teori multiple intelegences atau kecerdasan majemuk, yang pada prinsipnya menyebutkan bahwa kecerdasan manusia terdiri dari berbagai aspek, antara lain, kecerdasan verbal-linguistik (kecerdasan bahasa), kecerdasan kinestetik jasmani (cerdas memahami tubuh), cerdas interpersonal (cerdas sosial), cerdas logis-matematis, dan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 88 cerdas visual (cerdas rupa). Masing-masing aspek kecerdasan itu memiliki kadar yang berbeda-beda serta dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal.
Permainan, cerita, dan isyarat tangan yang digunakan dalam Metode Rumah Qurani dapat dianalisis melalui teori kecerdasan mejemuk ini. Permainan Rumah Qurani melibatkan hampir semua aspek kecerdasan, tergantung jenis permainannya. Misalnya, permainan membuat kerajinan tangan akan menstimulasi kecerdasan visual, permainan kejar-kejaran atau perang-perangan akan menstimulasi kecerdasan kinestetik- jasmani. Apabila permainan itu mengajarkan "sebab-akibat", berarti permainan itu akan menstimulasi kecerdasan logis- matematis. Sebagai contoh, dalam permainan "mandi-mandian", anak diajari konsep sebab-akibat, misalnya, bila kita tidak mau mandi, akibatnya badan kita akan kotor dan gatal.
Sementara itu, cerita ayat Rumah Qurani (cerita yang berkaitan dengan suatu ayat) akan melibatkan dan mengembangkan aspek linguistik. Artinya, dengan bercerita, sisi kecerdasan linguistik anak akan terasah. Anak yang cerdas secara linguistik akan cepat memahami makna ayat melalui cerita. Sebaliknya, anak yang kurang cerdas secara linguistik akan terasah kecerdasan linguistiknya. Melalui cerita atau dongeng ini, keterampilan anak untuk bercerita secara runtut juga akan terasah. Selain itu, cerita akan mengembangkan kecerdasan emosi anak karena biasanya anak akan mencoba meniru mimik dan intonasi suara pendongeng.
Terakhir, metode isyarat yang digunakan dalam metode Rumah Qurani akan menstimulasi kecerdasan linguistik (bahasa) dan kinestetik (jasmani). Dengan menggunakan bahasa isyarat, anak yang cerdas secara linguistik dan kinestetik akan sangat terbantu dalam mengingat suatu ayat dan maknanya. Sebaliknya, anak yang kurang cerdas dalam kedua aspek itu, akan terasah kecerdasannya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 89 Hasil Evaluasi Sementara
Setelah berjalan 1 tahun, kami mengadakan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan metode ini dengan mengadakan angket pada orang tua. Pada saat itu, ayat yang diajarkan berjumlah 12 ayat. Anak yang terlibat berjumlah 12 anak. Kami juga mengadakan sedikit wawancara terhadap orang tua yang terlibat. Dari hasil wawancara dan poling tersebut, didapat data sebagai berikut:
Dari seluruh ayat yang diajarkan, orang tua melaporkan pengajaran ayat yang tidak mempengaruhi perilaku anak adalah sebesar 35% dari keseluruhan ayat yang diajarkan (kebanyakan ayat yang sulit, misalnya musyawarah).
Sedangkan laporan dari orang tua tentang pengajaran ayat yang mempengaruhi perilaku anak adalah 56,25%, terutama ayat- ayat yang permainannya dirasa menarik
Pengajaran ayat yang mempengaruhi perilaku anak, sekaligus menyebutkan, "Habis kata Allah begitu!", ada 4%, ini adalah 2 orang responden dengan 2 ayat.
Ada juga anak yang terpengaruh, sekaligus bisa memberikan alasan berupa potongan ayat, yaitu 10% dari keseluruhan ayat, 4 orang anak dengan 4 ayat.
Karena responden terlalu sedikit dan alat ukur kurang memadai, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki sejauh mana keberhasilan metoda Rumah Qurani dalam menanamkan akhlak Quran pada anak-anak. Apalagi, pilot project sekarang telah berjalan nyaris 2 tahun.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 90 3 Test imoni Met ode Rumah Qur ani
1. Ibu dari Fina, Murid TK Babussalam
Suatu hari, saya kaget sekali mendapati anak saya sepulang sekolah langsung mengangkat ember berisi air ke tengah rumah. Saya pun bertanya kepadanya, "Fina sedang apa?" "Fina mau mencuci," jawabnya. "Kalo mau mencuci, di kamar mandi dong, Nak!" sahut saya.
Fina menurut dan meneruskan kegiatannya di kamar mandi. Malamnya, Fina sepertinya masih penasaran. Kali ini, dia mencuci bungkus mie. Saking gandrungnya dia pada kegiatan mencuci, dia melakukannya pagi, siang, dan malam. Karena penasaran, saya pun menanyakan kepada Fina, mengapa dia sedemikian suka mencuci. Jawab Fina, "Abis kata Allah mencuci."
Setelah menceritakan kejadian ini kepada gurunya, saya pun menyadari bahwa ternyata Fina baru diajari ayat "Dan bersihkanlah bajumu" (QS 74:4). Fina jadi senang mencuci, karena diajari senam mencuci oleh Bu Irma (pengajar Rumah Qurani).
2. Ibu dari Fida, murid TK Babussalam
Anak saya sering main ledek-ledekan sama kakak- kakaknya. Suatu hari, kakak Fida, Najwa, sedikit meledek kakak tertuanya, Farwa. Tiba-tiba Fida menukas "Hey, kakak, jangan mengejek! Kata Allah, laa yakshar tau! Jangan mengejek!" Saya sedikit tercengang juga, ketika menyadari bahwa Fida mengerti penerapan ayat dan sekaligus hafal ayatnya (ayat yang dibaca Fida adalah penggalan dari QS 49:11). PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 91 3. Ibu Wahidah Rosyadah, Kepala Sekolah TK Babussalam
Metode Rumah Qurani, sedikit banyak mengenalkan anak pada kosa kata Al-Quran, misalnya saja isyrabu artinya minum, atau kuluu artinya makan. Banyak testimoni orang tua yang mengatakan bahwa pengajaran Rumah Qurani memberi dampak positif bagi anak.
4. Bu Neli, Pengajar Metode Rumah Qurani
Berkat metode Rumah Qurani, beberapa anak yang tadinya takut gelap, takut hantu, setelah memahami ayat "Dan Allah sebaik-baik pelindung" (QS 12:64) berubah menjadi pemberani. Begitu pula, ketika diajarkan bahwa kita harus memakai baju yang rapi dan bersih jika pergi ke masjid (QS 7:31), mereka benar-benar melakukannya. Apalagi, kalau permainan yang disajikan dalam metode ini menarik, anak akan sangat terkesan dan mempraktik- kannya di rumah.
5. Lilis R. Hamdah, Litbang Metode Isyarat
Ketika ada anak berkelahi di kelas TK saya (kelas Ibu Lilis tidak mengajarkan metode Rumah Qurani), iseng-iseng saya mengajarkan kedua anak tersebut ayat berdamai itu baik. x=9$#ur yz (QS 4: 128)
Kebetulan, anak-anak yang lain menonton kejadian itu. Waktu itu saya tidak terbayang sama sekali bahwa anak-anak berusia 3-4 tahun itu akan mengingat apa yang saya ajarkan. Keesokan harinya, ada sepasang anak lain yang bertengkar. Anak lainnyabukan yang kemarin diajari ayatmendamaikan kedua anak tersebut, lalu menyeretnya ke depan saya. Kepada saya, anak itu bercerita dengan bangga, "Bu, udah saya damaikan keduanya, saya bilang, harus berdamai, kan kata Allah, was-shulhu... PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 92 "Khaiiiiir!!!!" kalimatnya disambung oleh semua teman-temannya dengan keras, secara bersamaan. Ternyata, ayat yang saya ajarkan hanya sekali itu, dapat diserap dengan baik oleh anak-anak.
6. Nimal Fata, Ketua Pilot project Rumah Qurani, Pesantren Babussalam
Sejauh ini, dari pengamatan terhadap kelas pilot project yang diadakan di Pesantren Babussalam, menunjukkan hasil sesuai yang kami impikan: anak-anak mampu memahami ayat-ayat Al-Quran yang diajarkan secara komprehensif. Dengan kata lain, mereka mampu mengaplikasikan ayat-ayat itu dalam kehidupan sehari- hari. Misalnya, setelah ayat "fal-llahu khairu haafidzaa wa huwa arhamur-raahimiin (Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Yang Maha Penyayang di antara para penyayangQS 12:64)" diajarkan kepada anak-anak dengan metode Rumah Qurani (antara lain, anak-anak dibawa ke rumah kosong yang lama tak ditempati, dan seperti biasa, ada isu-isu tentang hantu), di antara anak-anak kelas pilot project itu muncul wacana, (si anu sekarang percaya diri sekali), kemana-mana berani sendiri. Kan wallahu khairun haafidzaa?
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com