Anda di halaman 1dari 92

1

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com


2
































Diser t ai:
Met ode menyenangkan unt uk Haf alan
Dan Pemahaman Al-Qur an buat anak-anak;
Ter uj i dar i pengalaman Husein dan r at usan bocah ser upa.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
3





































PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
4
DAFTAR I SI



1. Mukjizat Abad 20
Doktor Honoris Causa 7 Tahun ........................................ 5
{ Saat-Saat Menakjubkan di Luar dan Dalam Negeri ..... 7
{ Tumbuh Besar di Tengah Lantunan Al-Quran ............. 12
{ Biarpun Doktor Tapi Tetap Anak Kecil ....................... 15
{ Penuturan Ayahanda..................................................... 19
{ Ketika Si Doktor Cilik Itu Sudah Berusia 16 Tahun.... 23

2. Anak Kecil yang Berbicara dengan Al-Quran................. 29
{ Hafal dan Paham Al-Quran .......................................... 31
{ Pertemuan dengan Ayatullah Jawadi Amuli................. 38
{ Penyambutan Sepulang dari Inggris ............................. 43
{ Pertemuan dengan Para Mahasiswa Magister .............. 45
{ Acara Qurani di Madrasah Ma'shumiah ....................... 48
{ Kunjungan ke Bosnia.................................................... 52
{ Kunjungan ke Qatar...................................................... 54

3. Metode Penghafalan Quran ala Si Doktor Cilik.............. 61
{ Sekolah "Jamiatul Quran"............................................. 63
F Metode Isyarat Tangan ........................................... 64
F Metode Permainan.................................................. 67
{ 5 Prinsip Utama ............................................................ 69
{ "Jamiatul Quran" .......................................................... 75
F Metode Cerita Bergambar....................................... 76

4. Rumah Qurani .................................................................... 83
{ Perkenalan Awal ........................................................... 85
{ Hasil Ujicoba Terhadap Metode Ini di Indonesia......... 87
{ Testimoni Metode Rumah Qurani ................................ 94



PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
5




















BAB 1

Mukj izat Abad 20
Dokt or Honor is Causa
7 Tahun




PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
6
1
Saat - saat Menakj ubkan
di Luar dan Dalam Neger i



Gedung bergaya Victoria itu berdiri dengan anggun
diteduhi oleh pepohonan oak berusia tua. Suasana asri beralaskan
rumput hijau dan bermandikan warna-warna pastel yang menghiasi
gedung itu pastilah memberikan kesegaran pikiran kepada para
siswa dan mahasiswa yang menuntut ilmu di dalamnya. Gedung
itu adalah Hijaz College Islamic University, terletak di jantung
wilayah Kerajaan Inggris, sekitar 32 kilometer dari kota
Birmingham. Di gedung itulah, pada bulan Februari 1998, seorang
lelaki cilik berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Lelaki cilik
itu datang dari sebuah negeri yang sangat jauh, Negeri Persia. Di
negerinya sendiri, dia sudah sangat terkenal sejak usianya baru 5
tahun. Dia disebut-sebut sebagai mukjizat abad ke-20.

Kini di sebuah negeri berperadaban Barat, lelaki cilik itu
menjalani ujian selama 210 menit, dalam 2 kali pertemuan. Ujian
yang harus dilaluinya meliputi 5 bidang: menghafal Al-Quran dan
menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, menerangkan topik ayat
Al-Quran, menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan
menggunakan ayat lainnya dari Al-Quran, bercakap-cakap dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Quran, dan metode menerangkan
makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan. Di sela-sela ujian,
saat istirahat, dia bermain-main di halaman gedung, layaknya
seorang anak kecil usia 7 tahun. Seorang doktor, salah seorang
anggota tim penguji, mendatangi lelaki cilik itu untuk
mengeluhkan kepalanya yang terasa pusing. Si lelaki cilik bermata
bundar dengan bulu mata lentik itu memegang dahinya,
membacakan doa, lalu kembali bermain.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
7
Setelah ujian selesai, tim penguji memberitahukan bahwa
nilai yang berhasil diraih lelaki cilik itu adalah 93. Menurut
standar yang ditetapkan Hijaz College Islamic University, peraih
nilai 60-70 akan diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana
kehormatan, 80-90 magister kehormatan, dan di atas 90 doktor
kehormatan (Honoris Causa). Tepat pada tanggal 19 Februari
1998, lelaki cilik itu pun menerima ijazah Doktor Honoris Causa
dalam bidang "Science of The Retention of The Holy Quran".

















Lelaki cilik itu bernama lengkap Sayyid Muhammad
Husein Tabataba'i. Husein datang ke Inggris 2 pekan sebelum
akhirnya dia menerima ijazah Doktor Honoris Causa itu. Selama 2
pekan itu, Husein diundang dalam berbagai acara Qurani. Situs
BBC online memberitakan bahwa sekitar 13.000 muslim Inggris
datang menemui Husein di Online Islamic Centre yang berlokasi
di barat laut London. Dalam pertemuan-pertemuan itu, berbagai
pertanyaan diajukan kepadanya. Husein menjawab semuanya
dengan lancar. Dia memang sudah terbiasa dengan forum
semacam itu sejak usianya masih 5 tahun. Biasanya, hadirin akan
menyebutkan potongan sebuah ayat dan bertanya, "Ayat ini di
mana letaknya dalam Al-Quran?" Atau, hadirin menyebutkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
8
arti/makna sebuah ayat dan menanyakan, "Apa bunyi ayat yang
saya maksudkan?" Sebagian yang lain menanyakan pertanyaan
sederhana, misalnya, "Engkau memiliki berapa orang paman?"
Husein selalu menjawab dengan menggunakan ayat Al-Quran,
sehingga pertanyaan tadi dijawabnya dengan 2 ayat, "Sudah
sampaikah kepadamu kisah Musa" (QS 79:15) dan "Muhammad
itu adalah utusan Allah" (QS 48:29). Yang dimaksud Husein, dia
memiliki 2 paman, 1 bernama Musa dan 1 lagi bernama
Muhammad.

Sejak usianya 5 tahun, wajah Husein yang innocent sering
menghias layar televisi Iran, serta tampil di berbagai koran dan
majalah. Foto-fotonya dijual di toko-toko buku, baik dalam bentuk
poster atau stiker. Di televisi, matanya yang bundar dan lebar, khas
ras Persia, selalu menatap kamera televisi dengan penuh percaya
diri. Biasanya, dia tampil dengan mengenakan gamis (baju panjang
hingga ke mata kaki) warna putih dan dilapisi abaa (mantel hitam
khas para ulama Iran). Dengan gaya bahasa anak-anak dan sedikit
cadel dia menjelaskan hukum-hukum Islam, misalnya tentang
kewajiban shalat. Tangannya pun turut digerakkan ke udara, untuk
memberi penekanan pada kalimat-kalimat tertentu. Secara fasih dia
mengutip ayat-ayat Al-Quran, dan langsung diterjemahkannya ke
dalam bahasa Persia, bahasa nasional Iran. Tata bahasa Persia yang
digunakannya untuk menerjemahkan ayat-ayat itu adalah tata
bahasa yang cenderung sastrawi dan menggunakan rima.

Biasanya, di televisi Husein tampil dengan duduk di sebuah
kursi, sementara di depannya, beberapa anak kecil, laki-laki dan
perempuan, duduk di lantai beralas permadani Persia. Mereka
menyimak dengan khusyuk kata-kata teman sebaya mereka itu.
Teman sebaya, namun dianugerahi Allah Swt sebuah kemampuan
luar biasa: menghafal seluruh isi Al-Quran pada usia 5 tahun, bisa
menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya (bahasa
Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa
menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Bahkan
ia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu
ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di sebelah kanan halaman
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
9
Al-Quran. Dia mampu secara berurutan menyebut ayat-ayat
pertama dari setiap halaman Al-Quran, atau menyebutkan ayat-
ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir
ke ayat pertama.













Selain tampil di televisi, Husein juga diundang dalam
berbagai majelis Qurani, baik di dalam maupun luar negeri.
Majelis Qurani juga secara rutin diselenggarakan di rumah
keluarga Tabataba'i setiap Jumat sore dan orang-orang dari
berbagai penjuru Iran berdatangan menemuinya untuk
menyaksikan secara langsung "mukjizat abad ke-20" itu. Di
majelis-majelis itu, kejadian yang sama akan selalu terulang, para
hadirin mengujinya dengan berbagai pertanyaan dan akan berakhir
dengan bacaan shalawat para hadirin, menandakan ketakjuban
mereka. Demikian pula yang terjadi dalam kunjungannya ke
Inggris, Husein seperti biasa duduk di depan mikrofon dan para
hadirin silih berganti mengajukan berbagai pertanyaan kepadanya.
Husein cilik akan terdiam sebentar, dan matanya yang bundar
indah berputar-putar, seolah-olah sedang mencari-cara file data
dalam benaknya. Lalu dengan lancar, dia akan menyebutkan ayat
itu, lengkap dengan artinya, di halaman mana ayat itu berada, di
baris ke berapa. Terkadang, dia lupa satu bagian dari ayat itu dan
ayahnya akan menggerakkan tangan membentuk isyarat-isyarat
tertentu. Dengan sigap Husein pun melanjutkan kembali
penyebutan ayat yang tadi sedikit terlupakan olehnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
10
Seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana pendapatmu
tentang budaya Barat?" Husein menjawab, "(Mereka) menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafiunya." (QS 19:59)
Seseorang yang lain bertanya, "Apa yang dilakukan Imam
Khomeini terhadap Iran?" Husein menjawab, "(Dia) membuang
dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka" (QS 7:157). Yang dimaksudkan Husein, pada masa
pemerintahan monarki, rakyat Iran terbelenggu dan tertindas, lalu
Imam Khomeini memimpin revolusi untuk membebaskan mereka
dari belenggu dan penindasan itu.

Ada lagi yang berkata, "Coba sebutkan ayat mengenai
dirimu sendiri." Husein menjawab, "Sesungguhnya aku dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat" (QS 8:48)
[sambungan ayat ini: "sesungguhnya aku takut kepada Allah";
yang dimaksud Husein adalah: dia "melihat" Allah dan dia takut
kepada-Nya]

Kemampuan Husein yang menakjubkan dalam menguasai
ayat-ayat Al-Quran membuat para hadirin di majelis-majelis
Qurani itu terkagum-kagum. Dalam sebuah majelis Qurani di
sebuah masjid di London, para hadirin bahkan berbaris panjang
dan bergiliran menyalami tangan Husein serta menciumnya.
Sepulang dari Inggris, Husein ditanya orang, "Apa tanggapan
orang-orang di sana (Inggris)? Husein menjawab, "Mereka tertawa
(QS 83:34)." [maksud Husein, orang-orang di Inggris yang
menemuinya itu merasa senang/ gembira]










PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
11
2
Tumbuh Besar di Tengah
Lant unan Al- Qur an



Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i terlahir ke dunia
pada tanggal 16 Februari tahun 1991 di kota Qom, sekitar 135
kilometer dari Teheran, ibu kota Iran. Husein adalah anak ketiga
dari 6 bersaudara. Orang tua Husein menikah ketika mereka
masing-masing berusia 17 tahun dan setelah menikah keduanya
bersama-sama berusaha menghafal Al-Quran. Tekad itu akhirnya
tercapai 6 tahun kemudian, ketika mereka berhasil menghafal 30
juz Al-Quran. Dalam proses menghafal Al-Quran itu, kedua orang
tua Husein membentuk kelompok khusus penghafalan Al-Quran.
Dalam kelompok itu, secara teratur dan terprogram, orang tua
Husein dan rekan-rekan mereka yang juga berkeinginan untuk
menghafal Al-Quran bersama-sama mengulang hafalan,
mengevaluasi, dan menambah hafalan. Orang tua Husein juga
mendirikan kelas-kelas pelajaran Al-Quran yang diikuti oleh para
pencinta Al-Quran.

Seiring dengan kegiatan belajar dan mengajar Al-Quran
orang tuanya itulah, Husein dan saudara-saudarinya tumbuh besar.
Husein pun sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri
kelas-kelas Al-Quran. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya
duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran.
Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz
'amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti
aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran,
serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan
mereka. Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya pun secara serius
mengajarkan hafalan Quran juz ke 29. Dalam proses belajar, ayah
Husein biasa memberikan hadiah sebagai pembangkit semangat,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
12
misalnya, "Jika kamu berhasil menghafal surah ini, Ayah akan
memberimu hadiah."

Setelah Husein berhasil menghafal juz ke-29, dia mulai
diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya. Awalnya, ayahnya
menggunakan metode biasa, yaitu dengan membacakan ayat-ayat
yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan
setiap pekan, jumlah hafalan pun ditingkatkan. Namun, tak lama
kemudian, ayah Husein menyadari bahwa metode seperti ini
memiliki 2 persoalan. Pertama, ketidakmampuan Husein
Tabataba'i untuk membaca Al-Quran, membuatnya sangat
tergantung kepada ayahnya dalam usaha mengulang-ulang ayat-
ayat yang sudah dihafal. Kedua, metode penghafalan Al-Quran
secara konvensional ini sangat 'kering' dan tidak cocok bagi
psikologis anak usia balita. Selain itu, Husein tidak bisa
memahami dengan baik makna ayat-ayat yang dihafalnya karena
banyak konsep-konsep yang abstrak, yang sulit dipahami anak
balita.

Untuk menyelesaikan persoalan pertama, Husein pun mulai
diajari membaca Al-Quran, agar dia bisa mengecek sendiri
hafalannya. Untuk menyelesaikan persoalan kedua, ayah Husein
menciptakan metode sendiri untuk mengajarkan makna ayat-ayat
Quran itu, yaitu dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya,
kata Allah, tangan menunjuk ke atas, kata yuhibbu (mencintai),
tangan seperti memeluk sesuatu, kata sulh (berdamai), dua tangan
saling berpegangan. Ayah Husein biasanya akan menceritakan
makna suatu ayat secara keseluruhan dengan bahasa sederhana
kepada Husein kemudian dia akan mengucapkan ayat itu sambil
melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan makna
ayat.

Metode isyarat ini ternyata semakin hari, semakin menarik
perhatian Husein. Setelah beberapa waktu berlalu, Husein semakin
lancar memahami makna isyarat tangan yang diperagakan
ayahnya. Setiap kali ayahnya membuat isyarat dengan tangan atas
suatu ayat, Husein dengan cepat mengucapkan ayat yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
13
dimaksudkan ayahnya itu. (Penjelasan selanjutnya mengenai
metode ini bisa dibaca pada Bab 3) Metode ini sedemikian
berpengaruhnya pada kemajuan Husein dalam menguasai ayat-ayat
Al-Quran, sehingga dengan mudah dia mampu menerjemahkan
ayat-ayat itu ke dalam bahasa Persia (bahasa sehari-hari orang
Iran) dan mampu menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan
sehari-hari. (Penjelasan selanjutnya mengenai kemampuan Husein
berbicara dengan menggunakan ayat Al-Quran bisa dibaca pada
Bab 2)




























PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
14
3
Biar pun Dokt or Tapi
Tet ap Anak Kecil



Meski sudah meraih gelar Doktor Honoris Causa, sifat-
sifat anak kecil masih tetap melekat dalam dirinya. Dalam sebuah
majelis Qurani yang dihadiri Husein, juga hadir beberapa
penghafal Quran cilik lainnya. Mereka duduk di atas panggung
dan menjawab berbagai pertanyaan dari hadirin. Ketika giliran
Abdussalam, seorang penghafal setengah Al-Quran yang baru
berusia 4 tahun, Husein mengetahui lebih cepat jawabannya dan
dengan spontan dia membuka mulut untuk menjawab. Namun
ayahnya menahannya. Kejadian ini terjadi berkali-kali sehingga
Husein merasa jengkel. Dia berkata, "Aku kan juga diundang
dalam acara ini?!" Hadirin pun tertawa mendengar protesnya.

Setelah tiba giliran Husein dan dia selesai menjawab
berbagai pertanyaan dari hadirin, dia pun nyeletuk "Sesungguhnya
(apakah) kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?"
(QS 7:113) [Maksud Husein, "Apakah aku akan mendapat hadiah
karena sudah menjawab semua pertanyaan dengan baik?"]

Dalam kunjungannya ke Makkah, dalam sebuah majelis
Qurani, Husein tertarik pada kabel mikrofon yang ada di
hadapannya. Dia berulang-ulang menarik-narik kabel itu dan
akhirnya mencopotnya hingga terlepas. Di lain kesempatan, dia
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para hadirin sambil
memainkan mobil-mobilannya. Saat bermain mobil-mobilan
bersama saudara-saudaranya pun, Husein cilik juga
menggumamkan ayat-ayat Al-Quran. Ketika menaiki mobil-
mobilannya, ia berkata, "Mereka (duduk) di atas dipan-dipan
sambil memandang." (QS 83:23)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
15

















Husein mengaku, di tengah keluarganya, dia tidak
diperlakukan istimewa. Ketika ditanya, "Jika engkau berbuat
kesalahan, apa sikap ayahmu?" Husein menjawab, "Barang siapa
yang mengerjakan keburukan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan setimpal" (QS 4:123). Seseorang juga pernah bertanya
kepadanya, "Apa perbedaan antara engkau dan saudara-
saudaramu? Husein menjawab, "Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka." (QS 2:136)

Husein terkadang juga bertengkar dengan saudara-
saudaranya. Uniknya, saat bertengkar pun, Husein mengucapkan
ayat Al-Quran. Ketika saudara laki-lakinya itu berusaha
memukulnya, Husein segera berteriak (selamatkanlah aku dari
Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang
zalimQS 66: 11).

Kejadian yang sama pernah terulang, ketika saudara
perempuannya juga hendak memukulnya. Husein melarikan diri
dari kejaran saudarinya itu, lalu terjatuh ke lantai. Dia berteriak
(wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakangQS 12: 25).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
16
Namun, Husein kecil sudah mengerti masalah hijab. Suatu
hari, dia dan keluarganya diundang makan malam oleh sebuah
keluarga. Dalam kebiasaan sebagian orang Iran, acara jamuan
makan malam dilakukan secara terpisah antara laki-laki dan
perempuan. Para bapak akan berkumpul di satu ruangan, dan para
ibu akan berkumpul di ruangan lain. Ketika bosan duduk di
ruangan bersama para bapak, Husein pun keluar ruangan dan
melihat-lihat ruangan lain di rumah itu. Tuan rumah
mempersilakannya masuk ke ruangan para ibu. Husein pun masuk
sebentar lalu segera keluar lagi dengan wajah kesal. Dia berkata
kepada tuan rumah, "Katakan kepada para perempuan itu agar
menjaga hijab mereka."

Suatu hari, dalam sebuah jamuan makan, adik Husein,
Baqir, nyeletuk, "Aku ingin jadi pemimpin para ulama." Tak lama
kemudian, Baqir menyelonjorkan kakinya dan tanpa sengaja
menendang piring buah (jamuan makan dilaksanakan di atas
karpet bukan di meja makan). Husein menegur, "Kalau kamu ingin
jadi pemimpin ulama, mengapa kamu tendang piring ini?"

Ayah Husein bertanya dengan bergurau, "Kamu kan sudah
belajar fiqih sedikit. Nah, apa hukumnya menendang piring?"
Husein menjawab dengan gurauan pula, "Tidak ada hukumnya,
kan dia belum baligh." (baligh adalah usia ketika seseorang sudah
terikat pada kewajiban-kewajiban agama, misalnya wajib
menunaikan shalat, wajib menutup aurat).

Masalah baligh ini pun sempat menjadi perdebatan antara
Husein dan seseorang ketika dia diundang ke Suriah. Seorang ibu
merasa gemas pada Husein kecil dan dia mendatangi Husein untuk
menciumnya. Husein berkata, "Jangan pegang aku." Tapi si ibu
tetap mendekati Husein dan menciumnya. Husein terlihat kesal.
Seseorang berkata, "Tidak apa-apa, kamu kan belum baligh, tidak
apa-apa bila dicium perempuan bukan muhrim." Husein
menjawab, "Saya belum baligh, tapi kan dia sudah!"

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
17
Masih tentang masalah baligh. Suatu hari Husein dan
ayahnya diundang ke rumah seorang pejabat tinggi di sebuah
negara Teluk. Di tengah-tengah percakapan di antara para hadirin
laki-laki, tuan rumah mempersilahkan Husein pergi ke ruangan
tempat para hadirin perempuan. Husein pergi sebentar ke sana dan
kembali lagi. Tuan rumah bertanya, "Bagaimana, engkau sudah
melihat mereka (hadirin perempuan)?" Husein menjawab, "Saya
ke sana, tapi tidak melihat mereka [maksud Husein, dia
menundukkan pandangannya]' Tuan rumah kembali bertanya,
"Apa engkau mau kupilihkan seorang perempuan cantik di antara
mereka untuk menjadi istrimu?"

Husein menjawab cerdas, "Ketika aku mencapai usia
baligh, mereka sudah menjadi perempuan-perempuan tua yang
telah terhenti, yang tiada ingin kawin." (QS 24:60).













Husein berkali-kali ditanya orang, mana yang lebih ia
sayangi, ibu atau ayahnya. Sambil melirik ayahnya, dia pernah
menjawab, "Tidak masuk kepada golongan ini dan tidak kepada
golongan itu" (QS 4:143). Maksudnya, dia tidak condong kepada
ayahnya, tidak pula kepada ibunya, baginya keduanya sama-sama
dicintainya. Namun di lain kesempatan, Husein pernah menjawab,
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 2 tahun. (QS
31:14). Maksud Husein, dia lebih menyayangi ibunya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
18
4
Penut ur an Ayahanda



Menurut Sayyid Muhammad Mandi Tabataba'i, ayahanda
dari Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, kedisiplinan adalah
sifat utama anaknya. Husein secara teratur setiap harinya
mengulang-ulang hafalannya. Bahkan setelah berhasil menghafal
seluruh Al-Quran, dia pun mulai secara teratur membaca 1
halaman buku tafsir Quran setiap harinya. Bahkan ayahanda
Husein berkata, "Kami belajar kedisiplinan dari Husein."

Seorang sahabat keluarga Tabataba'i bernama Ashgar
Judai, menceritakan, suatu hari dia datang menemui Husein untuk
membimbingnya belajar. Saat itu, Husein sedang asyik bermain
mobil-mobilan dengan saudara-saudara dan kerabatnya. Namun
ketika Husein mulai khusyuk belajar (sambil tetap duduk di atas
mobil-mobilannya), dia sama sekali tidak memperdulikan
sekitarnya. Meskipun mobil-mobilan Husein ditabrak dengan keras
oleh mobil-mobilan adiknya, atau bahunya digoyang-goyang oleh
kerabatnya, Husein sama sekali tidak memberikan reaksi apa pun,
dia tetap konsentrasi belajar. Ashgar Judai juga menceritakan,
ketika sedang di luar kota, dia menelpon Husein sekedar untuk
melepas rindu pada sahabat ciliknya itu. Setelah beberapa menit
bercakap-cakap, Husein berkata, "Maaf, saya punya pelajaran,
saya harus menelaah (pelajaran itu)." Asghar menyatakan bahwa
dia cukup terkejut waktu itu, karena meski hubungan Husein
dengannya sudah sangat akrab (dan usianya juga jauh lebih tua
daripada Husein), ternyata Husein tetap bersikap tegas kepadanya
terkait dengan waktu.

Ayahanda Husein juga menceritakan, "Sebelum kelahiran
Muhammad Husein, saya dan ibunya bertekad untuk menghafal
Al-Quran bersama-sama. Selama hamil dan menyusui, ibunya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
19
dalam sehari membaca minimalnya 1 juz Al-Quran." Para ahli
psikologis juga menyatakan bahwa jika pada masa kehamilan ibu
memperdengarkan musik atau membacakan buku, akan memberi
pengaruh positif bagi anak. Tentu saja, membacakan Al-Quran
kepada bayi pasti akan memberikan pengaruh positif yang jauh
lebih besar lagi, mengingat bahwa Al-Quran adalah kalam Ilahi
dan petunjuk hidup yang paling sempurna.



























Ayahanda Husein mengenang, "Suatu saat, beberapa dokter
datang ke rumah kami untuk menemui Husein. Mereka
mengatakan, Menurut teori, bayi dalam perut ibu sejak 5 bulan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
20
sudah bisa mendengarkan suara ibu. Karena itu jika ibu dalam
masa kehamilan dan masa menyusui secara teratur membacakan
hal-hal khusus kepada anak, misalnya ayat Quran, syair, atau lagu,
maka ketika anak itu mencapai usia belajar, dia akan mampu
mempelajari hal-hal yang didengarnya di waktu janin/bayi itu
beberapa kali lebih cepat daripada anak lainnya. Kami meyakini,
cepatnya kemampuan anak Anda dalam mempelajari Al-Quran
adalah pengaruh dari kegiatan ibunya membacakan Al-Quran
ketika masa kehamilan."

Ketika ditanyakan kepadanya apakah Husein anak yang
istimewa, ayahanda Husein menjawab, Menurut saya, Husein
tidaklah istimewa. Kemampuannya memang di atas rata-rata.
Setiap anak bisa saja dididik untuk memiliki kemampuan seperti
Husein. Namun, tentu saja, pra-kondisi dan kondisinya haruslah
lengkap. Misalnya, sebagaimana pernah saya ceritakan, sejak
sebelum masa kehamilan saya dan ibu Husein sudah mulai
menghafalkan Al-Quran. Selama masa kehamilan dan menyusui,
ibunda Husein juga teratur membacakan Al-Quran untuk Husein.
Begitu pula, sejak kecil, Husein sudah dibesarkan dalam
lingkungan yang cinta Al-Quran. Selain itu, keberadaan seorang
guru yang menguasai Al-Quran dan tafsirnya, serta penuh kasih
sayang, juga sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan
seorang anak di bidang Al-Quran. Sangat mungkin banyak anak-
anak lain yang sebenarnya memiliki kemampuan seperti Husein,
namun karena ketiadaan guru yang baik, potensinya terabaikan
begitu saja.

Pada kesempatan lain, ayahanda Husein pernah
mengatakan, "Bila orang tua menginginkan anaknya menjadi
pencinta Al-Quran dan lebih lagi, menghafal Al-Quran, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah, si orang tua terlebih dahulu
juga mencintai Al-Quran dan rajin membaca Al-Quran di rumah.
Husein sejak matanya bisa menatap dunia, telah melihat Al-Quran,
mendengarkan suara bacaan Al-Quran, dan akhirnya menjadi
akrab dengan Al-Quran."

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
21
Penut ur an I bunda

Ibunda Husein kepada majalah Ashena terbitan bulan Juni
1998 menuturkan sebagai berikut. "Selama masa kehamilan, saya
selalu berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang saleh dan
pintar. Ketika Husein lahir, saya selalu berwudhu dulu sebelum
menyusuinya. Saya juga sangat rajin pergi ke masjid dan membaca
Al-Quran. Pendidikan anak harus dilakukan jauh sebelum anak
lahir, dengan cara mencari pasangan yang berasal dari keturunan
yang baik. Nabi pernah bersabda, (orang yang menderita,
menderita di perut ibunya; orang yang bahagia, bahagia di perut
ibunya).

Maksud hadis ini adalah, akar dari kebahagiaan atau
kesengsaraan seorang anak berawal dari kondisi ibunya. Keimanan
dan amal-amal saleh ibu sangat berperan dalam pendidikan anak.
Saya selama hamil selalu berusaha menghafal, membaca, dan
memahami Al-Quran. Ketika saya sedang menyusuinya, saya juga
selalu membacakan Al-Quran untuknya. Saya juga mengajaknya
ke kelas-kelas Al-Quran di mana saya menjadi pengajarnya. Saya
meyakini bahwa segala kegiatan saya yang terkait dengan Al-
Quran telah memberi pengaruh besar kepada Husein. Selain itu,
saya juga menjauhi acara-acara yang diisi dengan musik tidak
Islami, bercampur baur antara laki-laki perempuan, atau berbagai
bentuk perilaku tidak Islami lainnya. Perilaku-perilaku yang tidak
Islami akan mengeraskan hati kita."










PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
22
5
Ket ika Si Dokt er Cilik I t u
Sudah Ber usia 16 Tahun



Saat ini, Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i sudah
berusia 16 tahun. Dia kini sedang menuntut ilmu agama di hawzah
(semacam institut agama Islam negeri) di tingkat 8
1
.

Pada tanggal 5 Oktober 2006 lalu, harian terkemuka Iran,
Kayhan, menurunkan wawancara eksklusif dengan Sayyid
Muhammad Husein Tabataba'i. Berikut terjemahannya.





















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
23
Kayhan (K): Di mana engkau selama ini?
Husein (H): Saya tidak ke mana-mana, saya di sini, sibuk dengan
pelajaran saya.
K: Sekarang, jika orang melihatmu di jalan, apa mereka akan
mengenalimu ?
H: Tidak, karena yang mereka ingat adalah wajah saya ketika
berusia 5-6 tahun. Menurut saya, begini lebih baik. Ada yang
bilang "Dalam ketidakterkenalan ada kenyamanan."
K: Sekarang, apa yang sedang engkau pelajari?
H: Saya tidak membatasi diri pada pelajaran tertentu, namun saya
lebih tertarik mempelajari buku-buku tentang akhlak dan
agama.
K: Mengapa engkau tidak lagi muncul di televisi?
H: Sejak beberapa waktu lalu, program pelajaran saya semakin
padat dan saya sedikit sekali mempunyai waktu untuk kegiatan
lain.
K: Selama ini apakah engkau juga pernah mengajar?
H: Ya, saya pernah menjadi pengajar juga.
K: Metode penghafalan Quran yang muncul saat engkau kecil dulu
(metode isyarat), apakah saat ini berkembang di masyarakat?
H: Prinsip menghafal Al-Quran sejak zaman dahulu hingga
sekarang tidak ada perubahan, yaitu dengan membaca dan
mengulang, dengan mendengar, atau dengan menulis. Namun
metode atau cara mengajarkan di kelas, akan terus mengalami
perkembangan. Metode baru ini (metode isyarat) alhamdulillah
sangat efektif. Dengan penuh penghormatan kepada metode
lama, saya menyambut segala bentuk metode baru.
K: Sebagian orang meyakini bahwa engkau di masa kecil tertekan
karena pada saat engkau seharusnya menikmati masa kecil
malah diharuskan mempelajari Al-Quran.
H: Ya, banyak yang mengira demikian, namun sama sekali tidak
benar. Saya cukup menikmati masa kecil saya. Saya masih
ingat, dalam sebuah majelis Qurani yang dihadiri kaum
perempuan, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka
sambil bermain mobil-mobilan. Pada usia 8 tahun, saya dan
teman-teman (mereka jumlahnya 50 orang) pergi kemping.
Pagi-pagi, setelah shalat subuh, mereka semua tidur dan saya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
24
mencoreng muka mereka dengan arang. Ke-50 teman saya itu
tidak tahu sampai sekarang, siapa yang membuat wajah mereka
hitam (tersenyum).
K: Selama ini mengapa engkau terlihat menjauh dari masyarakat?
H: Saya tidak tahu apa yang Anda maksudkan dengan menjauh.
Saya selalu berada di tengah masyarakat dan sering hadir
dalam berbagai acara Qurani di berbagai kota.
K: Apa definisi Al-Quran bagi seorang remaja?
H: Saya pikir, pandangan seorang remaja terhadap Al-Quran
haruslah seperti pandangannya terhadap minyak wangi. Ketika
kita keluar rumah, tentu kita selalu ingin wangi dan
menggunakan minyak wangi. Kita juga harus berusaha
mengharumkan jiwa dengan membaca dan menghayati Al-
Quran. Seorang remaja harus menyimpan Al-Quran di dadanya
supaya sedikit demi sedikit perilaku dan pembicaraannya
dipengaruhi oleh Al-Quran.
K: Menurutmu, untuk mencapai hal seperti ini (pengenalan yang
baik terhadap Al-Quran di kalangan remaja), apa yang sudah
dilakukan (pemerintah/masyarakat)?
H: Menurut saya, hingga kini belum dilakukan langkah yang
mendasar terkait dengan Al-Quran, hanya terfokus pada
kegiatan-kegiatan klise. Saya tidak mengatakan bahwa
kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah dilakukan tidak baik,
namun tidak cukup. Selama Al-Quran tidak menjadi prioritas
utama pemerintah dan masyarakat, Al-Quran tidak akan
bersemayam di hati para remaja. Kita berkewajiban
menggunakan segala fasilitas untuk memperkenalkan hakikat
Al-Quran dan penerapannya dalam kehidupan kepada
masyarakat. Di antara fasilitas yang sangat berpengaruh adalah
melalui film dan televisi. Namun, hal ini jangan dilakukan
hanya terbatas pada bulan Ramadhan saja. Salah satu tanda
akhir zaman adalah orang-orang tidak lagi beribadah kepada
Allah selain di bulan Ramadhan.
K: Bukankah kita sudah memiliki stasiun radio Qurani dan satu
channel khusus Al-Quran?
H: Ya, saya pikir, salah satu berkah dari pemerintahan Islam
adalah berdirinya radio dan televisi Qurani ini. Namun, tidak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
25
berarti channel-channel televisi dan stasiun radio yang lain
tidak punya kewajiban dalam memasyarakatkan Al-Quran,
terutama channel 3 yang dikhususkan untuk para muda.
K: Bagaimana dengan internet?
H: Internet memiliki sebuah "bahasa bersama" di dunia, karena-
nya, internet merupakan sebuah jembatan komunikasi yang
sangat tepat untuk menyebarluaskan pemahaman agama. Kita
juga harus memanfaatkan fasilitas yang sangat kuat ini dengan
semaksimal mungkin.
K: Bagaimana kalau saya mengajukan pertanyaan 1 kata?
H: Silakan
K: Sedih?
H: Orang yang selalu bersama Al-Quran tidak akan pernah merasa
sedih.
K: Hawa nafsu ?
H: Kita harus berhati-hati menghadapinya, terutama nafsu amarah
K: Kematian?
H: Jembatan yang akan mengantarkan manusia baik ke surga
K: Dosa?
H: Api yang kalau pun hanya didekati saja, panasnya sudah terasa.
K: Pencerahan agama?
H: Kebangkitan
K: RAM 512?
H: Salah satu bagian dari hardware komputer.
K: Saya tidak sangka engkau mengetahuinya.
H: Oya?!
K: Internet?
H: Fasilitas terbaik untuk menyebarluaskan Islam.
K: Menunggu?
H: Kerja dan aktivitas.
K: Syahid?
H: Lilin.
K: Cinta?
H: Hati orang mukmin.
K: Energi nuklir?
H: Hak semua bangsa.
K: Olah raga?
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
26
H: Perlu bagi semua orang.
K: Menonton sepakbola atau bermain?
H: Keduanya, saya menonton dan bermain sepakbola.
K: Parameter kehidupan?
H: Rasulullah.
K: Musik?
H: Saya mendengarkannya (sambil tertawa), tentu saja musik yang
terkait dengan Al-Quran.
K: Syair (puisi)?
H: Saya membacanya, tapi tidak terlalu.
K: Gulestan-e Sadi (buku syair karya penyair sufi Iran, Sa'di
Shirazi)?
H: Kitab ketiga yang saya hafal (kitab pertama: Al-Quran)
K: Buku terakhir yang dibaca?
H: Akhlak dalam Al-Quran, karya Ayatullah Makarim Shirazi
K: Apa perbedaan antara Sayyid Muhammad Husein 10 tahun
lalu dengan hari ini?
H: Semakin banyak saya membaca dan semakin jauh saya
berjalan, saya semakin menemukan bahwa saya semakin
"miskin" dan semakin "membutuhkan''.
K: (Allah tidak akan membebani seseorang selain sesuai
kemampuannya-QS 2:286)
H: Menurut saya, untuk mencapai tujuan dan kemajuan, kita harus
memandang bahwa kewajiban kita lebih besar daripada
kemampuan yang kita miliki.












PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
27




























CATATAN AKHIR:
1
Hawzah: institut pendidikan agama Islam, berada di tingkat 8 artinya setara
dengan tahun akhir S1 (bila Husein lulus tingkat 8 ini, dia berhak
mendapatkan ijazah sarjana).

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
28






















BAB 2

Anak Kecil yang Ber bicar a
Dengan Al- Qur an




PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
29

1
Haf al dan Paham Al- Qur an



Anak kecil yang mampu menghafal seluruh Al-Quran
sebenarnya bukan hanya Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i.
Namun, keistimewaan utama yang dimiliki Husein adalah
kemampuannya memahami makna ayat-ayat itu dan
menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Dia bahkan
mampu memilih ayat yang tepat untuk menganalisis sebuah
masalah.

Seorang ulama bernama Hujjatul Islam Ganji dalam sebuah
majelis yang dihadiri oleh Husein dan ayahnya, menceritakan
pengalamannya yang terkait dengan kemampuan analisis tersebut.
Suatu saat, ulama itu menghadapi 2 pilihan. Di waktu yang sama,
dia harus memilih antara pergi menunaikan tugas tabligh
(berdakwah/menyampaikan ceramah agama ke berbagai tempat)
atau pergi berziarah ke Karbala (orang-orang Iran memiliki
kebiasaan melakukan ziarah ke makam makam para wali; di
Karbala-Irak, terdapat makam Imam Ali dan Imam Husein).
Ulama itu pun mengajukan pertanyaan kepada Husein, pilihan
mana yang hams yang diambilnya?

Husein menjawab dengan mengutip ayat Al Quran, "Dan
barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."
(QS 5:32) Yang dimaksud Husein, mendahulukan urusan untuk
orang yang masih hidup (dalam hal ini berdakwah kepada orang-
orang yang masih hidup) lebih utama daripada menziarahi para
wali yang sudah meninggal. Akhirnya ulama itu pun memilih
untuk tetap tinggal di kotanya dan tidak jadi pergi ke Karbala
(Irak).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
30

Dalam bab ini, kami akan mencatatkan berbagai dialog dan
tanya-jawab yang dilakukan berbagai pihak dengan Sayyid Husein
Tabataba'i. Dari tanya jawab ini, selain mengetahui betapa dalam
pemahaman Husein terhadap Al-Quran, kita juga akan
memperoleh sangat banyak tambahan pengetahuan mengenai Al-
Quran.

Ber debat dengan Menggunakan
Ayat Qur an

a, J angan Ber sumpah
Dalam sebuah pertemuan dengan para donatur Yayasan
Jamiatul Quran, ayah Husein bertanya kepada anaknya, "coba
kausebutkan ayat mengenai niat baik para hadirin ini."

Husein menjawab, Janganlah kamu jadikan Allah dalam
sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan (2:224)
[maksudnya, para hadirin sebaiknya jangan bersumpah dengan
nama Allah untuk menjadi donatur, karena mungkin saja ternyata
sumpah itu tidak bisa diamalkan].

Ayah Husein membalas, "Tidak, bapak-bapak ini pasti
akan mengamalkan janji mereka."

Husein menjawab lagi, "Kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" (QS 61:2)

Ayah Husein berkata lagi, "Pasti mereka akan
mengamalkan janji mereka."

Husein menyahut, "Dan sekiranya aku mengetahui yang
ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya" (QS
7:188) [maksud Husein, darimana kita mengetahui apakah mereka
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
31
mengamalkan janji atau tidak, itu adalah masalah yang gaib/tidak
bisa diketahui].
Ayah Husein, "Tidak, tekad mereka menjamin akan
pelaksanaan janji mereka."

Husein tetap ngotot, "Sesungguhnya pengetahuan tentang
itu adalah di sisi Allah" (QS 7:187) . Percakapan ayah dan anak itu
diikuti oleh gelak tawa para hadirin.

b. J angan Member i I syar at
Suatu hari Husein dan ayahnya hadir dalam sebuah majelis
Qurani. Seorang anak kecil perempuan bertanya, "Bagaimana cara
menghafal Al-Quran?"

Dengan tangannya, ayah Husein memberi isyarat ke arah
anak perempuan itu dan berkata, "Itu, anak yang bertanya itu ada
di sebelah sana."

Husein menjawab, "Mengapa Ayah memberi isyarat?
Seharusnya Ayah tidak memberi isyarat."

Ayah Husein menjawab, "Saya ingin memberitahukan,
mana anak yang tadi bertanya, karena banyak anak perempuan lain
di ruangan ini."

Husein menjawab, "Saya sudah tahu anak perempuan mana
yang tadi bertanya, saya dengar suaranya berasal dari arah sana."

Ayah Husein membalas, "Yah nggak apa-apa kan Ayah
memberi isyarat? Dulu kan Sayyidah Maryam [ibunda Nabi Isa]
juga memberi isyarat, maka Maryam menunjuk kepada anaknya."
(QS 19:29)

Husein menjawab, "Sayyidah Maryam memberi isyarat
karena dia bernazar untuk puasa bicara, karena itu dia wajib untuk
memberi isyarat. Tapi Ayah kan tidak wajib memberi isyarat?"
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
32


c. J angan Makan Ter lalu Banyak
Dalam sebuah perjamuan makan, ayah Husein
mengingatkan agar Husein jangan makan buah terlalu banyak
dengan mengutip ayat, "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu
sedikit." (QS 77:46)

Husein membalas sambil tersenyum, "Untung Ayah tidak
membaca lanjutan ayat itu, sesungguhnya kamu adalah orang-
orang yang berdosa" (QS 77:46)






















d. J angan Ber bisik-bisik
Dalam sebuah majelis, Husein melihat seorang laki-laki
tengah berbisik-bisik dengan seorang yang lain. Husein
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
33
menegurnya, "Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari
setan." (QS 58:10)
Tak lama kemudian, Husein sendiri yang berbisik-bisik
dengan ayahnya. Lelaki yang tadi ditegur Husein pun berbalik
mengkritiknya, "Bukankah tadi engkau bilang berbisik-bisik itu
pekerjaan yang buruk?"

Husein menjawab dengan tangkas, "Dan bicarakanlah
tentang membuat kebajikan dan takwa." (QS 58:9) [Dalam
penggalan pertama QS 58:9, Allah melarang kita untuk melakukan
pembicaraan rahasia bila tujuannya berbuat dosa, namun di
penggalan selanjutnya, Allah memerintahkan kita untuk berbicara
rahasia mengenai kebaikan. Maksud Husein dalam jawabannya itu
adalah, dia membisikkan sesuatu yang baik kepada ayahnya, jadi
dia tidak melakukan perbuatan yang buruk.]

e. Balasan Per buat an Baik adalah 10 Kali Lipat
Husein biasa membaca Al-Quran sekitar 1 juz atau 20
halaman dalam sehari. Suatu saat, ayahnya bertanya, "Kamu sudah
membaca 20 halaman?"

Husein menjawab, "Hm... iya, sudah." (nada suaranya
terdengar ragu)

Ayahnya bertanya lagi, "Kok cepat sekali?"

Sahut Husein, "Hm... Ayah, sebenarnya aku hanya
membaca 2 halaman. Tapi, Allah kan berfirman, barang siapa
membawa amal yang baik, maka baginya 10 kali lipat amalnya"
(QS 6:160) [maksud Husein, Allah menjanjikan pahala 10 kali
lipat untuk satu perbuatan baik, berarti jika dia membaca 2
halaman Al-Quran nilainya sama dengan membaca 20 halaman]

f . Per nikahan
Suatu hari, di tengah keluarga Tabataba'i sedang terjadi
perbincangan mengenai seorang kerabat yang sudah waktunya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
34
untuk dicarikan istri (dinikahkan). Husein iseng nyeletuk, "Ayo
carikan juga istri untukku."
Ayah Husein menjawab, "Pertama, kamu kan masih kecil,
belum masuk usia siap nikah. Kedua, kamu tidak punya uang."

Husein membalas, "Tidak punya uang tidak bisa dijadikan
alasan. Bukankah Allah berfirman, "Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya?" (QS 24:32) [ayat
ini berbicara mengenai pernikahan]




















Per t emuan dengan Ayat ullah Khamenei

Pada bulan Ramadhan 1417 H, Sayyid Muhammad Husein
bersama para hafiz (penghafal) dan qari (pembaca) Al-Quran di
kota Qom, diundang berbuka puasa di rumah Ayatullah Khamenei
(Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran) di kota Teheran. Dalam acara
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
35
buka puasa itu, Husein duduk di samping Ayatullah Khamenei.
Beliau bertanya, "Engkau puasa hari ini?"
Husein menjawab, "Tidak."
Ayatullah Khamenei bertanya lagi, "Kenapa?"

Jawab Husein, "Allah berfirman, maka barangsiapa di
antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain" (QS
2:184) [maksud Husein, karena dia musafir, tidak wajib baginya
untuk berpuasa].

Ayatullah Khamenei tertawa dan menjawab, "Kamu juga
bisa menggunakan bagian ayat ini, dan orang-orang yang berat
menjalankannya, karena kamu tidak kuat berpuasa [karena masih
kecil].Tapi kamu harus mencoba berpuasa setengah hari, beberapa
jam berpuasa, kemudian makan, lalu berpuasa lagi." [Ayat yang
dikutip Ayatullah Khamenei adalah lanjutan ayat yang dikutip
Husein, QS 2:184.]



















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
36

2
Per t emuan dengan
Ayat ullah J awadi Amuli



Dalam pertemuan ini terjadi dialog menarik antara ulama
dua generasi, yaitu seorang ulama tua yang rambut dan janggutnya
sudah memutih dan seorang anak kecil berusia 5 tahun yang
menguasai berbagai seluk-beluk Al-Quran.

Ayatullah Jawadi Amuli (AJA): Sayangku, apa yang dikaruniakan
Allah kepada Nabi Yahya di waktu kecil?
Husein (H): "Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak." (QS 19:12)
AJA: Siapa lagi nabi yang berbicara di waktu kanak-kanak?
H : Nabi Isa as.
AJA: Apa kalimat yang diucapkannya waktu itu?
H: "Berkata (Isa), Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab dan Dia menjadikan aku seorang nab
(QS 19:30)."
AJA: Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, engkau mengetahui
bahwa Allah bisa memberikan kemampuan ingatan luar biasa
di waktu kanak-kanak, seperti yang kaumiliki. Ini adalah
pertolongan Ilahi. Engkau harus menghargai pertolongan ini.
(Kemampuan) ingatan ini harus engkau manfaatkan
semaksimal mungkin. Setiap kali Allah memberi kita nikmat,
Allah menghendaki kita untuk bersyukur. Apa ayat yang
menyatakan tentang hal ini?
H: "Sesungguhnyajika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah kepadamu." (QS 14:7)
Lalu Husein meneruskan lagi, "Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada orang tuamu." (QS 31:14)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
37
AJA: Apa yang diwasiatkan Luqman kepada anak-anaknya?
H: "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah mengerjakan
yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang munkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu." (QS 31:17)




















Di sela-sela pertemuan itu, Husein sempat menatap alas
tempat duduknya, yaitu selimut tebal yang dilipat sedemikian rupa.
Secara spontan, Husein berkata, "Kendatipun kamu di dalam
menara/benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS 4:78). Lalu, dia
berkata kepada ayahnya, "Melihat (pola lukisan pada) selimut ini,
saya jadi teringat pada sebuah menara."

Di akhir pertemuan, Ayatullah Jawadi Amuli memberikan
hadiah kepada Husein. Lagi-lagi, secara spontan, Husein
membacakan 3 ayat yang artinya, "Dan sesungguhnya aku akan
mengirim utusan kepada mereka dengan hadiah, dan menunggu
apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu" (QS
27:35). Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
38
yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu
untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (QS
57:11). Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi
Allah adalah kekal." (QS 16:96)

Maksud Husein dengan ayat-ayat yang dibacanya itu
adalah bahwa bila kita memberikan hadiah dengan ikhlas karena
Allah kepada orang lain, Allah pasti akan membalasnya yang
pahala yang berlipat ganda, dan pahala (hadiah) dari Allah itu
adalah kekal, sementara hadiah dari sesama manusia akan lenyap
(fana).

Mendengar ayat-ayat yang dibaca Husein, Ayatullah
Jawadi Amuli tertawa dan berkata, "Insya Allah hadiah ini berasal
dari Allah dan insya Allah akan kekal."



Per t emuan dengan Ayat ullah Musawi Shali

Dalam pertemuan ini, banyak hadirin yang turut serta.
Mereka silih berganti menanyakan berbagai pertanyaan kepada
Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i dan semua dijawabnya
dengan ayat Al-Quran.

Tanya (T): Apa kabarmu?
Husein (H): "Dan penutup doa mereka ialah:
Alhamdulilaahi Rabbil aalamin" (QS 10:10).
[Maksud Husein, kabarnya baik-baik saja, dan untuk itu, segala
puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam.]
T: Apakah ada ayat Al-Quran yang berbicara tentang roti?
H: "Roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung" (QS
12:36)
T: Di manakah Tuhan?
H: "Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah
Allah."(QS 2:115)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
39
T: Berapa kali engkau membaca Al-Quran dalam sehari?
H: "8 hari terus menerus (QS 69:7)." [maksudnya: 8 kali dalam
sehari]
T: Ayat mana dalam Al-Quran yang paling engkau sukai?
H: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
(QS 9:128)
T: Apakah engkau juga suka bermain?
H: "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan
senda gurau." (QS:47:36) [Maksud Husein, dia pun suka
bermain.]
























PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
40
Seseorang di antara hadirin yang bernama Asghar bertanya,
"Sayyid Muhammad Husein, apakah dalam Al-Quran ada kata
ashgar?"

Husein menjawab, "Tidak ada yang lebih kecil (asghar)
dan tidak yang lebih besar dari itu, melainkan dalam kitab yang
nyata." (QS 10:61)."

Ketika Ayatullah Shali sedang mencicipi kue yang
dihidangkan, beliau bertanya, "Coba bacakan ayat yang berkaitan
tentang kue ini."

Sambil tersenyum, Husein menjawab, "Maka mereka
memenuhi perut dengannya" (QS 37:66) [Ayat ini sesungguhnya
berbicara tentang makanan manusia di neraka, namun dalam
dialog ini, Husein hanya menggunakan arti harfiah dari kalimat
tersebut, yaitu: kue adalah sesuatu untuk memenuhi perut.]

Ayatullah Shali kemudian menunjuk ke arah kamera video
(handycam) tanpa berkata-kata. Dengan cepat, Husein berkata,
"Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu." (QS
64:3) [Kata yang dipakai dalam ayat ini adalah shawwara yang
kata turunannya adalah tashwir dan dalam bahasa Persia kata
tashwir dipakai untuk menunjuk hasil rekaman video.]













PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
41
3
Acar a Penyambut an
Sepulang dar i I nggr is



Setelah kembali dari Inggris, rumah keluarga Tabataba'i
ramai dikunjungi para tamu yang ingin memberikan selamat atas
keberhasilan Sayyid Muhammad Husein meraih gelar Doktor
Honoris Causa. Dalam pertemuan itu, lagi-lagi para hadirin
menanyakan berbagai hal kepada Husein. Berikut ini beberapa
catatan dari tanya-jawab yang terjadi pada saat itu.

Tanya (T): Bagaimana ujian yang kamu lalui (di Inggris)?"
Husein (H): "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan."(QS 94:6)
T: Apa tanggapan orang-orang di sana (Inggris) dalam acara-
acara Qurani-mu?
H: "Mereka tertawa" (QS 83:34). [maksud Husein, orang-orang di
Inggris yang menemuinya itu merasa senang/gembira]
T: Jika kamu ditanya orang, buat apa engkau pergi ke Inggris?
Apa jawabanmu?
H: "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu" (QS 5:67) [yang dimaksud Husein adalah dia ke
Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat Al-Quran].
T: Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin bisa mendapat
gelar Doktor?
H: "Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah
yang diberikan-Nya kepada mereka" (QS 3:170) [maksudnya,
semua itu adalah karunia Allah].
T: Bagaimana ilmu itu diajarkan?
H: "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjihad) untuk
Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami" (QS 29:69) [maksud Husein, bila manusia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
42
berusaha mencari dengan bersungguh-sungguh, maka Allah
akan membuka jalan ilmu baginya].
T: Kapan engkau akan menikah?
H: (sambil tersenyum) "Dan apabila anak-anakmu telah sampai
umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin" (QS
24:59) [maksud Husein dia akan menikah jika umurnya sudah
baligh].
T: Jika seseorang menzalimi dan memukulmu, apa yang
kaulakukan?
H: "Dan dalam qishash itu ada hidup bagimu" (QS 2:179)
[maksudnya, Husein akan membalas pukulan itu].
T: Apakah kamu pernah marah?
H: "janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan
kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu" (QS 8:46)
[maksud Husein, dia berusaha untuk tidak marah/tidak
bertengkar].





















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
43
4
Per t emuan dengan
Par a Mahasiswa Magist er



Suatu hari, serombongan mahasiswa magister bertamu ke
rumah keluarga Tabataba'i dan mereka pun menguji Sayyid
Muhammad Husein cilik dengan berbagai pertanyaan.

Seorang mahasiswa bertanya, "Sayyid Muhammad Husein,
siapa yang dimaksud sebagai orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan?" [tercantum dalam QS 3:7]

Husein menjawab, "Dan sesungguhnya orang-orang yang
tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang
dari jalan." (QS 23:74)

Jawaban Husein menunjukkan pemahamannya yang luas
terhadap ayat ini. Kata zaigh yang digunakan dalam QS 3:7 berarti
kecenderungan yang kadang muncul dalam hati manusia dan
menyimpangkan jiwa dari jalan yang lurus. Di ayat (QS 23:74)
yang menjadi jawaban Husein, dijelaskan siapa yang
menyimpang dari jalan, yaitu: orang-orang yang tidak meyakini/
mengimani adanya hari akhirat.

T: Jika manusia tua, apa yang akan terjadi padanya?
H: "Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya
Kami kembalikan dia kepada kejadian"(QS 36:68)
[maksud ayat ini: orang yang sangat tua perilakunya akan
kembali seperti anak kecil].
Husein juga menyebutkan ayat lain mengenai hal ini,
"Kepalaku telah ditumbuhi uban" (QS 19:4) [maksudnya, jika
manusia menjadi tua, di kepalanya akan tumbuh uban] .
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
44
T: Sayyid Muhammad Husein, tolong berikan nasihat kepada
kami.
H: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [sebutlah nama]
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS 33:41)






















Jawaban Husein ini sangat dalam maknanya. Zikir
bermakna menghadirkan Allah, baik di dalam hati ataupun di
dalam perkataan. Berzikir artinya tidak pernah melupakan Alalh
dalam setiap detik kehidupan. Dampak zikir terhadap manusia
adalah adanya dorongan untuk berbuat baik dan bersikap
dermawan. Zikir juga akan menghidupkan dan menerangi hati
manusia, menjauhkan setan dari diri manusia, mengamankan diri
dari kemunafikan, memberi makanan kepada jiwa, memberi
ketenangan kepada jiwa, dan memberi kebahagiaan. Sebagian
riwayat menyebutkan manfaat zikir adalah meluaskan hati,
mendatangkan rahmat Ilahi, membawa manusia ke dalam naungan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
45
surga Ilahi, menyembuhkan penyakit hati, mendatangkan
kecintaan Allah, dan menghapuskan dosa-dosa. Zikir yang paling
bermanfaat adalah membaca: subhanallah (Mahasuci Allah),
alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Allahu akbar (Allah
Mahabesar).



Menolong Mahasiswa

Pada kesempatan lain, seorang mahasiswa jurusan ilmu Al-
Quran pernah datang menemui Husein dan ayahnya. Dengan
wajah tersipu, dia menyerahkan sebuah buku yang berisi
penggalan ayat-ayat Quran. Rupanya dia kebingungan mencari di
mana letak ayat-ayat itu dalam Al-Quran, karena yang tertera di
buku itu hanya penggalan saja, tidak jelas apa awal ayat dan apa
akhir ayat. Husein dengan tersenyum mengambil buku itu dan
menulis catatan di samping setiap ayat, yang menunjukkan ayat itu
terletak di surat apa, ayat berapa.

















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
46
5
Acar a Qur ani di Madr asah Mashumiah



Madrasah Ma'shumiah adalah hawzah ilmiah atau institusi
khusus pendidikan ilmu-ilmu keislaman. Ketika Sayyid
Muhammad Husain diundang untuk hadir dalam acara Qurani di
madrasah ini, para pelajar (yang setingkat dengan mahasiswa di
universitas umum) mengujinya dengan berbagai pertanyaan.

T: Warna hijau ada di ayat mana dalam Al-Quran?
H: "(yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu) api dari kayu yang
hijau." (QS 36:80)
T: Ayat mana yang menyebutkan tentang anak yang berubah
menjadi tua?
H: "Hari yang menjadikan anak-anak beruban" (QS 73:17)
[yang dimaksud adalah hari kiamat].
T: Apa ayat yang menceritakan orang yang memukul wajahnya?
H: "Lalu menepuk mukanya." (QS 51:29)
[Ayat ini berbicara mengenai istri Nabi Ibrahim. Saat diberi
tahu bahwa dia akan dikaruniai anak, dia menepuk mukanya
sendiri dan berkata seorang perempuan tua yang mandul.]
T: Siapa yang paling engkau cintai?
H: Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah (QS 2:165) [maksud Husein, yang paling dia
cintai adalah Allah Swt].
T: Apa pandanganmu tentang Israel?
H: "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak
mensucikan hati mereka." (QS 5:41)
T: Dengan siapa kamu bermain?
H: Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami" (QS 12:90) [maksud
Husein, dia bermain dengan adiknya dan mereka berdua
mendapat karunia dari Allah] .
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
47
T: Apa yang harus kita lakukan supaya Allah ridha kepada kita?
H: "Katakanlah, Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku
dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.(QS
72:20)
T: Bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah?
H: Jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu Furgan. (QS 8:29)
[Yang dimaksud Husein: cara mensyukuri nikmat Allah adalah
dengan bertakwa kepada-Nya, yaitu menjauhi apa yang
dilarang-Nya dan menuruti apa yang diperintah-Nya. Dalam
kesempatan itu, ayah Husein menyambung dengan mengutip
sebuah hadis, Syukur nikmat adalah dengan menjauhi yang
haram.]
T: Apa makanan kesukaanmu?
H: Adasnya (sejenis kacang) dan bawang merahnya. (QS2: 61)
Ayah Husein terperanjat mendengar jawaban anaknya dan para
hadirin pun tertawa melihat ekspresinya. Sambil bercanda,
ayah Husein berkata, "Mendingan kamu bilang dan daging
burung dari apa yang mereka inginkan." (QS 56:21)

















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
48
Di akhir pertemuan, Husein diminta memberikan nasihat
kepada para pelajar agama yang hadir dalam acara itu. Husein
menjawab, "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani,
karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya" (QS 3:79) [maksud Husein, "Karena kalian
adalah pelajar agama yang mempelajari dan mengajarkan Kitab
Suci, jadilah orang yang rabbani (ulama yang menyampaikan
ajaran Ilahi)].



Kunj ungan ke Ar ab Saudi

Di Arab Saudi, selain menunaikan ibadah haji, Sayyid
Muhammad Husein juga diundang hadir ke berbagai acara Qurani.
Dalam pertemuan dengan para qari Al-Quran asal Lebanon,
Husein diuji dengan berbagai pertanyaan, di antaranya, "Apa
pendapatmu tentang ulama?" Husein menjawab, "Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama." (QS 35:28)

Husein ditanyai lagi, "Jika engkau memiliki pertanyaan
ilmiah, kepada siapa engkau akan bertanya?

Husein menjawab, "Maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." (QS
21:7)

Selanjutnya, berikut ini sebagian tanya jawab yang terjadi
pada saat itu.

Tanya (T): Apa pakaian yang kausukai?
Husein (H): "Pakaian takwa itulah yang paling baik." (QS 7:26)
T: Apa hadiah terbaik dari ayah kepada anaknya?
H: "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
49
agama" (QS 9:122) [maksud Husein, seorang ayah haruslah
mendidik anaknya di bidang agama sebaik mungkin] .
T: Jika ayahmu marah, apa yang dia lakukan?
H: Apabila mereka marah, mereka memberi maaf. (QS 42:37)
T: Apakah engkau bersikap baik kepada ayah-ibumu?
H: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya." (QS 46:15)

Dalam sebuah majelis Qurani yang diselenggarakan di
Jeddah, para hadirin berkali-kali menanyakan ayat-ayat yang
berkaitan dengan sihir kepada Husein. Akhirnya Husein pun
merasa tersinggung dan berkata, "Apakah ini sihir? Dan ahli-ahli
sihir itu tidaklah mendapat kemenangan" (QS 10:77). Ayah
Husein menceritakan, di majelis lain di kota tersebut, dari empat
arah ada orang-orang yang membaca ayat Kursi (QS 2: 255) yang
dimaksudkan untuk menangkal sihir (dengan kata lain, Husein
dituduh memiliki kekuatan sihir). Dalam majelis tersebut Husein
juga kembali membacakan QS 10:77 itu kepada hadirin.

Suatu saat, Husein diundang makan malam oleh keluarga
Kerajaan Arab Saudi di istana saudara Raja Fand. Ketika
memasuki istana yang sangat megah itu, Husein berkali-kali
berkomentar dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. "Kamu
mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit"
(QS 17:93), kata Husein. Ketika Husein menatap sedemikian
banyak makanan yang tersaji atas meja makan, dia berkata, "Di
dalamnya (surga) terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan
sedap mata" (QS 43:71). Dalam jamuan makan itu, beberapa
ulama juga diundang hadir. Husein dengan polos berkata kepada
para ulama tersebut, "Bertakwalah kepada Allah" (QS 2:282).
Salah seorang ulama yang hadir, bernama Abdurrahman,
menjawab, "Dia menasihati kita. Menurut saya, sudah menjadi
kehendak Allah bahwa kita dinasihati Allah melalui lidah anak
ini."



PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
50
6
Kunj ungan ke Bosnia



Sayyid Muhammad Husein dan ayahnya pada tahun 1998
diundang oleh pemerintah Iran untuk bergabung dalam delegasi
yang diutus pada Konferensi Islam dan HAM di Bosnia. Husein
diberi kesempatan untuk mengisi acara di sela-sela konferensi itu
selama setengah jam. Dalam rentang waktu 30 menit itu para
peserta konferensi mengajukan berbagai pertanyaan kepada
Husein. Seorang perempuan berkata, "Di negara kami,
menggunakan hijab sulit dilakukan. Jika kami menggunakan hijab,
kami tidak bisa mendapat pekerjaan." Husein menjawab, "Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (QS
65:7)

Di Bosnia, Husein cilik juga diundang oleh sebuah stasiun
televisi untuk diwawancarai dan disiarkan secara live. Ketika
masuk ke studio televisi itu, Husein mendapati bahwa presenter
perempuan yang akan mewawancarainya tidak mengenakan jilbab.
Husein pun menolak diwawancarai. Petugas televisi kemudian
berusaha mencari kerudung untuk presenter itu. Ketika kerudung
sudah didapatkan, perempuan yang ditugaskan mewawancarai
Husein itu ternyata tidak bisa mengenakannya dengan rapi dan
akhirnya kesal, lalu menolak sama sekali. Akhirnya, pihak televisi
mencari presenter Baru dari luar. Wawancara live pun akhirnya
dimulai. Para pemirsa televisi dipersilakan menelpon ke studio
untuk mengajukan pertanyaan mereka kepada Husein.

Seorang pemirsa berkata, "Apa nasihatmu untuk kaum
perempuan Bosnia?"

Husein menjawab, "Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kerudung ke dadanya" (QS 24:31).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
51
Mengapa Ser bia Menyer ang Kami?

Dalam suatu majelis Qurani, seorang lelaki bertanya
kepada Husein, "Mengapa Serbia menyerang kami?" Husein
menjawab, "Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah
terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu
kamu dengan sekaligus" (QS 4:102).

Jawaban Husein ini menakjubkan, mengingat di usianya
yang baru 7 tahun, Husein sudah memahami apa yang sedang
terjadi di Bosnia. Bosnia mendeklarasikan kemerdekaannya dari
Serbia tanpa didukung oleh persediaan senjata yang memadai
untuk membela diri dan tanah air. Dalam kondisi seperti itulah,
Serbia menyerang Bosnia dan melakukan pembantaian massal di
sana. Ayahanda Husein menyatakan bahwa dia tidak menyangka,
Husein mampu menjawab pertanyaan tadi.



Ber t emu Pr esiden I zet begovich

Dalam pertemuan itu, Presiden Bosnia, Alija Izetbgovich,
mengatakan, "Negara kami dan negara Anda terpisah sangat jauh."
Husein menjawab, "Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal" (QS 49:13).

Seorang pejabat Bosnia dalam kesempatan itu bertanya
kepada Husein, "Menurutmu, apa sumber kehidupan?"

Husein menjawab, "Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup." (QS 21:30)



PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
52
7
Kunj ungan ke Qat ar



Pada bulan Mei 1998, Sayyid Muhammad Husein
Tabatabai diundang ke Qatar. Media massa Qatar menyambut
kunjungan itu dengan antusias dan berbagai laporan negara itu
memberitakan kedatangan Husein dengan judul atau julukan
"Mukjizat Qurani". Pemberitaan gencar dari media massa Qatar
membuat kunjungan Husein di negara itu selalu dikerubuti oleh
keramaian. Massa menanti di hotel yang didiami Husein selama
berjam-jam hanya demi bisa menjumpai Husein saat dia masuk
atau keluar dari hotel. Bahkan banyak orang-orang yang sakit,
menunggu selama berjam-jam di hotel menanti kedatangan
Husein. Ketika Husein tiba, mereka meminta Husein membacakan
doa bagi keembuhan mereka.

Setiap majelis Qurani yang menghadirkan Husein selama
di Qatar selalu dipenuhi oleh massa. Majelis Qurani terbesar yang
khusus digelar untuk Husein diselenggarakan di stadium olah raga
An-Nadi Al Arabi, Doha. Belasan ribu orang datang menghadiri
acara itu dan memenuhi setiap sudut stadium, dan ribuan lainnya
dikabarkan tidak bisa masuk karena tempat sudah penuh. Seperti
acara-acara serupa yang dihadiri Husein, para hadirin silih berganti
mengajukan pertanyaan dan semua dijawabnya dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Quran.

Dalam kunjungan ke Qatar, Husein sempat bertemu dengan
ulama muslim terkemuka, Syaikh Yusuf Qardhawi. Beliau
mengatakan kepada Husein, "Allah telah menjadikan engkau
sebagai penolong Islam dan kaum muslimin." Kedutaan Besar
Republik Islam Iran untuk Qatar mengatur pertemuan Husein
dengan para duta besar berbagai negara Islam. Seorang mantan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
53
menteri Qatar yang hadir dalam pertemuan itu bertanya, "Apakah
seseorang bisa melakukan dua pekerjaan secara bersamaan?"

Husein menjawab, "Kecuali jika Allah menghendaki" (QS
7:89).

Husein juga bertemu dengan pemain sepak bola terkenal
Qatar, Muhammad Al-Anzi. Al-Anzi memberikan seragam tim
nasionalnya kepada Husein. Ketika menerima baju kaos sepakbola
itu, Husein berkata, "Dan pakaian takwa itulah yang paling baik"
(QS 7:26). Ketika melihat nomor punggung kaos itu (yaitu angka
9), Husein berkata, "Termasuk 9 buah mukjizat kepada Fir'aun
dan kaumnya" (QS 27:12) [ayat ini berbicara tentang sembilan
mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa]. Lalu, ketika
Al-Anzi menghadiahi Husein souvenir berupa logo klub, Husein
berkata, "Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan Allah.
Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah
aku kembali" (QS 11:88).

Sebuah stasiun radio di Qatar menyiarkan siaran langsung
bersama Husein dan para pendengar radio dipersilakan
mengajukan berbagai pertanyaan melalui telepon yang langsung
dijawab Husein dengan baik. Berbagai media massa (di antaranya
Al-Syarq, Al-Murasaluun, Al-Wathan terbitan akhir bulan
Muharram) juga memberitakan hasil wawancara mereka dengan
Husein. Berikut ini sebagian catatan tanya jawab antara Husein
dengan para wartawan Qatar, yang disusun menurut topik tanya
jawab itu.

Politik
T: Amerika ingin memiliki hubungan diplomatik secara langsung
dengan Iran, apa pendapatmu?
H: "Sesungguhnya Allah melarang kamu menjadikan orang-orang
yang memerangimu karena agama (sebagai kawanmu)" (QS
60:9)
T: Lalu, apa pendapatmu tentang seruan Presiden Khatami untuk
melakukan dialog antar peradaban?
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
54
H: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena
agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu" (QS 60:8).
T: AS berusaha untuk memutus hubungan antara Iran dengan
negara-negara Arab, apa pesan Anda kepada para pemimpin
Arab?
H: "Berpeganglah kalian semua pada tali Allah." (QS 3:103)
T: Apa pendapat Anda terhadap masa depan hubungan Iran-
Mesir? [yang tegang sejak awal kemenangan revolusi Islam
Iran]
H: "Dan berdamai itu baik." (QS 4:128)
T: Apa pesan Anda kepada kelompok-kelompok di Afganistan?
[pada saat itu masih terjadi perang saudara di negara itu]
H: "Dan kalau ada dua golongan dari orang-orang yang beriman
saling berperang hendaklah kalian damaikan antara
keduanya." (QS 49:9)
T: Apa pandangan Anda tentang peristiwa berdarah di Aljazair?
[Sejak tahun 1991, di Aljazair terjadi konflik berdarah
menyusul kemenangan partai Islam FIS; rezim yang berkuasa
menolak mengakui kemenangan itu dan melakukan represi
terhadap para pendukung FIS.]
H: "Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri." (QS 35:43)
T: Apa pendapatmu tentang kezaliman yang diderita bangsa
Palestina hari ini?
H: "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah
orang-orang Yahudi." (QS 5:82)
T: Apa pendapatmu tentang para teroris?
H: "Dilaknati Allah mereka." (QS 9:30)
T: Apa pesanmu kepada anak-anak Palestina yang berjuang
dengan senjata batu?
H: "Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah." (QS 8:39)
[Jawaban Husein ini dijadikan headline di salah satu koran
Qatar keesokan harinya, yaitu "Bocah Mukjizat dari Iran
Menyeru Rakyat Palestina BerIntifadah."]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
55
T: Apakah menurutmu Organisasi Konferensi Islam adalah
organisasi yang berhasil?
H: "Bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (QS
3:159). [mereka menyelesaikan] urusan mereka dengan
musyawarah di antara mereka (QS 42:38)."
[maksudnya, ada perintah dari Allah agar sesama Muslim
saling bermusyawarah dan Organisasi Konferensi Islam
merupakan wadah untuk musyawarah]
T: Menurut Anda, bagaimana masa depan hubungan Iran dan
negara-negara Arab?
H: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (QS
49:10)
T: Jika engkau menjadi pemimpin kaum muslimin, apa yang akan
kaulakukan?
H: "Maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu." (QS 38:26)
T: Apa nasihat Anda kepada Presiden Khatami?
H: "Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah
dari perbuatan yang mungkar. "(QS 22:41)

Sosial, Budaya, Olahraga
T: Apa prediksi Anda atas pertandingan sepak bola Iran-
Amerika? [Piala Dunia tahun 1998]
H: "Telah dikalahkan bangsa Rumawi." (30:2)
[Ayat ini merupakan 'ramalan' dalam Al-Quran yang
memberitakan bahwa kelak, bangsa Rumawi akan dikalahkan
oleh bangsa Persia. Husein menggunakan ayat ini dalam
konteks ramalan saat wawancara berlangsung,
pertandingan belum dilakukan. Husein memprediksikan bahwa
tim AS akan kalah dan memang benar hal itu terjadi.]
T: Apa pendapatmu tentang sepak bola?
H: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat
kepadanya?" (QS 21:52)
[Jawaban Husein ini ditujukan kepada fenomena
pemberhalaan sepak bola, antara lain fanatisme terhadap tim
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
56
yang menyebabkan orang-orang sampai berbunuh-bunuhan,
pemujaan terhadap pemain sepak bola tertentu, dan dihambur-
hamburkannya uang dalam jumlah raksasa untuk industri sepak
bola.]
T: Apa pendapatmu bila perempuan bermain sepak bola dan
sepeda di stadium olahraga?
H: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah
mereka menahan pandangannya." (QS 24:30)
[Maksud Husein, karena laki-laki yang beriman diperintahkan
Allah untuk menahan pandangan, olahraga sepak bola dan
bersepeda perempuan tidak seharusnya ditontonsebaliknya,
perempuan juga seharusnya tidak berolahraga di tempat
terbuka sehingga bisa dilihat oleh lelaki non muhrim.]
T: Bagaimana bila perempuan berolahraga di ruangan tertutup
dan tidak dilihat laki-laki?
H: "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah
yang dahulu." (QS 33:33)
[maksudnya, ruang tertutup dan tidak dilihat laki-laki artinya
sama seperti di rumah sendiri, jadi tidak mengapa bila
perempuan berolahraga di sana]
T: Apa pendapatmu mengenai penyembuhan dengan Al-Quran?
H: "Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman." (QS 17:82)
T: Apa pendapatmu tentang rokok?
H: "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan." (QS 2:195)
T: Apa nasihatmu kepada mereka lagu/musik yang haram
didengar?
[catatan: dalam Islam tidak semua musik boleh didengarkan;
musik-musik yang membangkitkan syahwat haram untuk
didengarkan]
H: "Jauhilah perkataan-perkataan dusta/batil" (QS 22:30)
[Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa kata qawlaz-zur yang
ada dalam ayat ini maknanya adalah lagu/musik.]
T: Apa pandanganmu tentang bahasa Arab?
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
57
H: "(Dan sebelum Al-Quran itu telah ada kitab Musa sebagai
petunjuk dan rahmat) dan ini adalah kitab yang
membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi
peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS
46:12)
T: Apa ayat yang paling berat dalam Al-Quran?
H: "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran. (QS
54:17)
[maksud Husein, tidak ada ayat yang berat dalam Al-Quran]
T: Apa topik Al-Quran yang paling engkau sukai?
H: "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik." (QS
12:3) [maksud Husein, yang paling disukainya adalah kisah-
kisah dalam Al-Quran]
T: Menurutmu, sebaiknya anak-anak disuruh membaca buku apa?
H: "Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam." (QS 3:
19)
[maksudnya, anak-anak sebaiknya disuruh membaca buku-
buku yang Islami]
T: Apa nasihatmu kepada anak-anak?
H: "Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan." (QS
49:11)
T: Apa harapanmu?
H: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku
dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya
hisab." (QS 14:41)
T: Apa cita-citamu?
H: "Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan;
dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk." (QS
13:7) [maksud Husein, dia ingin menjadi ulama yang membimbing
umat]

Menjawab dengan Cerita
Husein tidak selalu menjawab pertanyaan dengan ayat Al-
Quran. Di usianya yang sangat belia dia sudah membaca berbagai
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
58
buku, sehingga terkadang jawaban yang diberikannya berasal dari
buku yang dibacanya.

T: Apa pendapatmu tentang kematian?
H: Suatu hari ketika Salman Al-Farisi sedang melewati pasar, dia
melihat seorang pemuda berteriak, lalu pingsan. Orang-orang
pun berkerumun di sekeliling pemuda itu dan berkata,
"Mungkin anak muda ini gila." Salman menyiramkan air ke
wajah pemuda itu sehingga dia siuman. Salman bertanya,
"Mengapa kamu pingsan?" Dia menjawab, "Ketika saya
melihat pandai besi sedang menempa besi. Saya jadi teringat
pada neraka dan saya sangat takut." Sejak itu Salman berteman
dengan pemuda tersebut. Suatu hari pemuda itu datang
menemui Salman. Salman melihat ada malaikat maut berada di
dekat pemuda itu dan dia pun bertanya, "Bagaimana kamu
memperlakukan pemuda ini?" Malaikat maut menjawab,
Kami akan berlaku baik kepada manusia yang baik, dan akan
bersikap keras terhadap orang-orang yang tersesat.



















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
59






















BAB 3

Met ode Penghaf alan Qur an
ala Si Dokt or Cilik




PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
60

1
Sekolah J amiat ul Qur an



Sekolah itu hanya menyewa satu lantai di sebuah gedung
sederhana bertingkat tiga, di kawasan Teheran Barat. Untuk
mencapainya, bila menggunakan bis, setelah turun dari bis, kita
masih harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Tidak ada papan
nama mewah, hanya poster sederhana bergambar Sayyid
Muhammad Husein Tabataba'i yang ditempel di pintu. Ini adalah
sekolah "Jamiatul Quran" cabang Teheran Barat.

Perabotan yang tersedia di dalam kelas pun sangat
sederhana. Lantainya beralaskan permadani Persia dan tersedia
kursi plastik berwarna-warni untuk anak-anak. Dinding kelas
ditempeli berbagai hiasan yang dibuat oleh para guru dari kertas
hias. Pasfoto murid-murid ditempel di sela-sela hiasan dari kertas
hias itu. Langit-langit kelas juga ditempeli hiasan dari kertas
warna-warni. Namun, kebersahajaan itu sepertinya tidak menjadi
perhatian anak-anak. Mereka terlihat lebih peduli kepada perhatian
ibunda mereka dan perhatian dari ibu guru. Kehangatan langsung
menyapa anak-anak ketika mereka datang ke kelas "Jamiatul
Quran". Ketika tiba di sekolah, anak-anak langsung disambut satu
per satu oleh para guru dengan hangat. Mereka akan menyapa,
"Salam sayangku? Apa kabar? Wah... bajumu hari ini bagus
sekali? Siapa yang belikan? Mama?"

Kemudian, anak-anak disuruh masuk ke kelas mereka dan
duduk di kursi-kursi plastik yang berwarna warni itu. Biasanya
selalu saja terjadi pertengkaran kecil di antara anak-anak, Fatimah
ingin duduk di kursi warna biru, tapi kursi warna biru itu sudah
diduduki Hamid. Karena di kelas itu ada ibu yang mendampingi,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
61
Fatimah akan lari memeluk ibunya sambil merengek meminta
kursi biru.
Di "Jamiatul Quran", para ibu diharuskan ikut duduk di
kelas bersama anak-anak mereka. Di satu sisi, dengan kehadiran
ibu, anak-anak (usia 3 tahun sudah mulai masuk sekolah ini) tidak
akan menangis/rewel. Di sisi lain, kehadiran ibu di kelas akan
membuat si ibu memahami isi pelajaran dan bisa mengulang
pelajaran bersama anaknya di rumah.



Met ode I syar at Tangan

Lalu, ibu guru pun datang dan memimpin anak-anak untuk
berdoa dan dilanjutkan dengan berolahraga sederhana. Anak-anak
diajak meloncat-loncat, bertepuk tangan, duduk-berdiri, dan
berbagai gerakan lain yang menyenangkan. Biasanya anak-anak
akan melakukan gerakan-gerakan itu sambil tertawa-tawa.
Kemudian, mereka duduk dan ibu guru mulai bercerita sambil
menunjukkan sebuah gambar anak yang sedang mandi sendiri.

"Anak-anak, siapa di antara kalian yang bisa mandi
sendiri?"

(anak-anak akan berebutan menjawab, "saya... saya...!")

"Ayo.. coba bilang, apa gunanya mandi?" (anak-anak akan
berebutan menjawab)

"Anak-anak, tahukah kalian, Allah sangat menyukai anak
yang bersih dan rajin mandi. Ayo... coba ikuti Ibu...

"Wa" (sambil mengucapkan kata wa tangan ibu guru
diayunkan setengah lingkaran, membentuk isyarat kata 9 [wa],
yang artinya dan). Anak-anak pun mengucapkan kata wa sambil
tangan mereka diayunkan setengah lingkaran.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
62

"Laahu", kata ibu guru sambil telunjuknya menunjuk ke
atas (bermakna Allah, Tuhan)

"Yuhibbu", kata ibu guru sambil kedua tangannya seolah
memeluk sesuatu (bermakna mencintai)

"Muthahhiriin", kata ibu guru sambil kedua tangannya
memperagakan gerakan orang yang sedang mandi.

Ayat lengkapnya adalah gJ9$#=t !$#ur (dan Allah
menyukai orang-orang yang bersih QS 9:108)

Langkah selanjutnya adalah memperagakan isyarat yang
sama, namun pengucapan ayat diganti dengan pengucapan makna
ayat itu dalam bahasa Persia. Dalam bahasa Indonesia, arti ayat
bisa disederhanakan menjadi:

Wa = dan r
Laahu = Allah !$#











Allah (tangan menunjuk ke atas)

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
63

yuhibbu= suka =t











Menyukai (tangan memeluk)




Muthahhiriin = orang yang bersih gJ9$












Tangan digosok-gosok ke lengan, seperti sedang mandi


PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
64

Met ode Per mainan

Setelah itu, dengan cara bermain, anak-anak disuruh
mengulang-ulang ayat tadi sampai hafal. Cara bermain misalnya,
bila jumlah anak ada 10 orang, taruh 9 kursi berderet, lalu anak-
anak disuruh berlomba duduk di kursi, sehingga pasti ada satu
anak yang tidak kebagian kursi. Anak yang tidak kebagian kursi
ini, disuruh membaca ayat dan artinya, sambil memperagakan
isyarat tangan. Kemudian, si anak disuruh duduk terpisah. Lalu,
kursi dikurangi satu, sehingga tersisa 8 kursi. Sembilan anak
disuruh kembali berlomba duduk di kursi, dan kembali ada satu
anak yang tidak kebagian kursi. Demikian seterusnya. Ketika
pulang, ibu guru akan membagikan hadiah, misalnya gambar
tempel, boneka kecil, pensil, atau karet penghapus.

Begitulah situasi pengajaran di "Jamiatul Quran" cabang
Teheran Barat. Sekolah itu pertama kali didirikan di kota Qom
(135 km dari Teheran) oleh ayah Husein, Sayyid Muhammad
Mahdi Tabatabai, pada tahun 1998, tidak lama setelah Husein
berhasil meraih gelar doktor Honoris Causa-nya.

Kehebatan Husein memang fenomenal. Sebagian kalangan
menyebut Husein sebagai mukjizat abad 20. Karenanya, tidaklah
mengherankan jika fenomena Husein itu membangkitkan semacam
histeria pada masyarakat Iran. Selama ini, mereka hanya
mengetahui dari buku-buku sejarah bahwa para ulama zaman
dahulu mampu menghafal Al-Quran ketika mereka masih kanak-
kanak. Kini mereka menyaksikannya sendiri bahwa hal semacam
itu bisa terwujud di masa kini, lewat sosok seorang Husein. Maka,
Sayyid Muhamad Mahdi pun, mendirikan sebuah sekolah hafalan
Quran khusus bagi anak-anak yang ia beri nama Jamiatul Quran.
Sekolah itu ia dirikan di dekat rumahnya yang berada di jantung
kota Qom.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
65
Sekolah itu segera menjadi sangat terkenal, tentu saja
karena keberadaan "Sang Mukjizat Abad 20" sebagai ikonnya.
Bagi Sayid Mohamad Mahdi sendiri, pendirian sekolah ini menjadi
ujian tersendiri untuk mengetahui apakah metode pengajaran
hafalan Quran yang ia temukan hanya bisa diterapkan untuk
anaknya, ataukah bisa juga diterapkan untuk anak-anak yang lain.

Hasilnya ternyata sangat menggembirakan. Hingga kini,
Jamiatul Quran memiliki ratusan alumnus hafiz Quran, dan ribuan
alumnus yang hafal sebagian dari Al-Quran. Mereka adalah anak-
anak kecil dengan usia rata-rata 9-10 tahun, yang mampu
menghafal Al-Quran, lengkap dengan terjemahannya. Meskipun
kemampuan mereka tidak bisa menyamai Husein, tetap saja
kemampuan "bunga-bunga Qurani" itu sangat menakjubkan. Anda
bisa membayangkan, betapa sangat menyejukkan hati,
menyaksikan mulut mungil-mungil itu secara lancar melafalkan
ayat-ayat suci Al-Quran beserta terjemahannya.

Sejak pertama kali didirikan, orang tua yang mendaftarkan
anak-anaknya untuk belajar di Jamiatul Quran sudah sangat
banyak. Bahkan tidak sedikit warga di luar kota Qom yang sengaja
datang ke kota ini hanya untuk menyekolahkan anak-anak mereka
ke Jamiatul Quran. Sebagian dari mereka hanya mengikuti
berbagai program musim panas yang memang disediakan oleh
Jamiatul Quran. Seiring dengan semakin besarnya animo
masyarakat Iran untuk menyekolahkan anaknya di Jamiatul Quran,
sekolah ini akhirnya mendirikan herbagai cabangnya di kota-kota
besar Iran, termasuk Teheran. Suasana kelas yang tadi penulis
ceritakan di atas adalah situasi di salah satu cabang sekolah
hafalan Quran tersebut.







PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
66
2
5 Pr insip ut ama



Menyekolahkan anak di Jamiatul Quran ternyata
memberikan banyak pelajaran bagi para orang tuanya. Ada banyak
hal-hal inkonvensional yang ditemukan di sekolah ini; sangat
berbeda dengan yang sebelumnya dibayangkan oleh para orang
tua. Tapi, mungkin justru karena adanya hal-hal yang baru dan
inovatif itulah maka Jamiatul Quran menjadi istimewa hingga
mampu mencetak para hafiz Quran berusia muda.

Berikut ini adalah sejumlah hal istimewa yang penulis
temukan selama menyekolahkan anak di Jamiatul Quran tersebut.

1. Motivasi

Sebelum mulai mengajarkan anak untuk menghafalkan Al-
Quran, kita para orang tua dan guru perlu bertanya kepada diri
sendiri, mengapa kita perlu menghafal Al-Quran (baik sebagian
maupun keseluruhannya)? Mengapa kita perlu mengajarkan dan
mendorong anak-anak kita untuk menghafal Al-Quran? Jawaban
yang paling tepat, adalah demi mencapai ketenangan dalam
kehidupan kita sendiri. Menghafal Al-Quran yang ideal bukanlah
proses menghafal cangkem (menghafal bunyi-bunyian, tanpa
paham maknanya), apalagi proses untuk gaya-gayaan, Anak saya
sudah hafal 20 surat loh, padahal usianya baru 5 tahun!
Percayalah, jika motivasi ini yang tertanam sejak awal, proses
menghafal Al-Quran tidak akan menjadi memberi keberkahan buat
kita. Apalagi yang akan kita dorong untuk menghafal Al-Quran itu
adalah anak-anak yang masih memiliki jiwa yang suci nan fitri.
Al-Quran adalah kitab suci. Mendorong jiwa-jiwa suci agar
menghafalkannya diperlukan motivasi yang tulus dan suci juga.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
67
Menghafal Al-Quran yang ideal adalah membaca ayat-ayat
itu dengan tajwid yang benar, memahami makna kata-demi-kata,
lalu berusaha menyimpannya di dada. Menghafal Al-Quran
adalah menyimpan kata demi-kata dari surat cinta Sang Kekasih
di dalam benak dan Kati kita.

















Ketika ayat-ayat yang berisi petunjuk menjalani kehidupan
itu telah bersemayam dengan benar di dada kita, insya Allah,
pencerahan-demi-pencerahan akan datang, ketenangan, dan rahmat
akan menaungi kehidupan kita. Wa nunazzilu min Al-Qurani maa
huwa syifaaun wa rahmatun lil muminiin.. dan Kami turunkan
dalam Al-Quran penyembuh dan rahmat bagi orang yang
beriman. (Al Isra: 82)

Tentu saja, kita tetap bisa mendapatkan (sebagian) rahmat
dan ketenangan itu hanya dengan membaca dan mempelajari ayat-
ayat Al-Quran, tanpa perlu menghafalnya. Namun, pengalaman
menunjukkan bahwa dengan menghafalnya, kita akan masuk ke
sebuah dunia lain dari Al-Quran. Kita akan dibawa kepada
sebuah keteraturan (karena proses menghafal Al-Quran
membutuhkan keteraturan program/jadwal), kepada semacam
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
68
keterikatan khusus dengan ayat-ayat yang sedang kita hafalkan
itu. Kalaupun kemudian ayat-ayat yang sudah kita hafalkan itu
akhirnya terlupakan, ketika kita mendengar ayat-ayat itu
dibacakan oleh orang lain, kita akan merasa dekat dengannya,
dan ayat-ayat itu bukan lagi kalimat-kalimat bahasa planet yang
masuk telinga kiri dan keluar begitu saja dari telinga kanan.
Bukankah selama ini kita sering geregetan kepada kita sendiri
karena kita tidak mampu memahami, apalagi menghayati, lantunan
kalam suci Ilahi yang dibacakan oleh orang lain (misalnya oleh
seorang qari di televisi)?

Dengan menghafalkan Al-Quran, kita akan merasakan
bahwa ayat-ayat itu adalah kalimat-kalimat cinta dari-Nya. Hidup
seperti apakah yang lebih indah daripada hidup dengan dinaungi
oleh rasa cinta kepadaNya?

Selanjutnya, marilah kita memandang kondisi sosial
masyarakat di sekitar kita yang begitu bobrok: pornografi merebak
luas, korupsi merajalela, pemerkosaan, pembunuhan, penipuan
menjadi berita sehari-hari. Apa yang bisa kita lakukan dalam
melindungi keluarga kita sendiri agar tidak terpolusi oleh berbagai
fitnah dan maksiat itu? Cara terampuh adalah dengan mengenalkan
anak-anak kepada panduan hidup yang paling benar: Al-Quran.
Dengan mengajak mereka menghafalkan Al-Quran (sekali lagi,
dengan cara yang benar dan komprehensif, bukan asal hafal di
mulut), kita sesungguhnya sedang mendidik sebuah generasi
Qurani, yang menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup
mereka. Ketika mereka menghafalkan Al-Quran, sesungguhnya
mereka sedang menyimpan cahaya di dada mereka, dan cahaya
itulah yang akan menerangi jalan mereka dalam setiap episode
kehidupan.

Kita sering terobsesi dengan konsep anak yang bisa
menjadi cahaya di hari kiamat, ketika cahaya-cahaya lain,
termasuk cahaya kita, sangat redup dan tidak cukup untuk menjadi
modal agar bisa terhindar dari siksa api neraka. Kita sering tidak
yakin dengan nasib kita di akhirat kelak. Sementara itu di sisi lain,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
69
ada banyak sekali hadis dari Rasul yang mulia Saw yang
menyatakan bahwa anak yang saleh bisa menjadi penyelamat
orang tuanya di alam kubur hingga hari akhir kelak. Karenanya,
bukanlah obsesi berlebihan jika para orang tua menaruh harapan
akan nasib mereka di akhirat kelak kepada anak-anak mereka.
Tentu saja, hanya anak-anak saleh saja yang bisa diharapkan
menjadi penyelamat nasib kita tersebut.

Karena motivasi utama yang seharusnya kita miliki saat
mendorong anak-anak menghafal Al-Quran adalah hal yang terkait
dengan pembentukan akhlak Qurani pada jiwa anak, maka
mengupayakan anak-anak agar sedari kecil sudah dekat Al-Quran
pada dasarnya adalah salah satu upaya yang sangat efektif guna
membangun generasi cahaya penyelamat. Dekatkanlah anak-anak
kepada Al-Quran agar mereka bisa menjadi anak-anak kita yang
saleh. Bisa jadi, justru merekalah yang akan menjadi tumpuan
harapan kita agar menjadi cahaya penerang di hari yang sangat
sulit.

2. Tidak Boleh Memaksa Anak

Prinsip utama dalam mengajarkan anak untuk menghafal
Al-Quran adalah: tidak boleh memaksa anak. Menurut ayah
Husein, Sayyid Muhammad Mahdi Tabatabai, tidak semua anak
bisa menghafal seluruh Al-Quran (tapi tentu bisa menghafal
sebagiannya, terutama surat-surat pendek). Mereka awalnya harus
dites dan diobservasi, apakah memang berbakat untuk menjadi
hafiz Quran 30 Juz. Ayah Husein pernah mengatakan,di antara 40
muridnya, hanya 4 orang di antara mereka yang berhasil
menghafal 30 Juz Quran sementara yang lainnya menghafal
sampai sebatas kemampuan mereka masing-masing.

Tidak bolehnya memaksa anak untuk menghafal juga
ditekankan oleh seorang ulama besar bernama Ayatullah Behjat.
Suatu hari, Husein dan ayahnya diundang bertamu ke rumah
Ayatullah Behjat. Dalam pertemuan itu, Ayatullah Behjat
menasihati ayah Husein, "Saya berharap, Anda selalu bersikap
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
70
seimbang. Jangan sampai Anda dan juga Husein sendiri,
memberikan beban yang berat kepada dirinya. Misalnya, jangan
katakan, sekarang karena engkau sudah menghafal Al-Quran,
hafalkanlah Nahjul Balagah atau Sahifah Sajadiah. Jangan berikan
beban yang banyak kepadanya. Berikan pekerjaan yang mudah
kepadanya."

Poin tidak boleh memaksa ini menjadi sangat penting
mengingat akhir-akhir ini berkembang trend yang salah di tengah-
tengah masyarakat kota yang sangat berambisi menjadikan anak-
anak mereka sebagai anak-anak yang hebat. Padahal, terbukti
bahwa sikap semacam itu lebih banyak menunjukkan egoisme
orang tua ketimbang niat tulus untuk berbuat baik kepada anak-
anak. Dalam banyak hal, sikap semacam ini malah membuat anak-
anak menjadi sangat tertekan. Tentu saja ambisi salah seperti itu
kontradiktif dengan semangat menghafal Al-Quran bagi anak-
anak. Prinsip "jangan memaksa" ini terkait erat dengan prinsip lain
yang harus kita pegang, yaitu: lakukan kegiatan yang
menyenangkan.

3. Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan

Menghafal Quran dengan cara menyenangkan akan
berpengaruh baik pada perkembangan jiwa anak. Untuk
menjauhkan dari pemaksaan namun pada saat yang sama, tetap
memotivasi anak agar menyukai kegiatan menghafal Quran, orang
tua atau guru harus kreatif. Cara yang bisa dilakukan agar kegiatan
menghafal Quran menjadi menyenangkan, antara lain dengan
menggunakan metode isyarat, memberi hadiah, atau melakukan
berbagai bentuk permainan.

4. Dimulai dari Ayat-Ayat yang Mudah Dipahami

Dalam memperkenalkan kegiatan menghafal Al-Quran,
sebaiknya kita mulai dengan mengajak anak menghafalkan ayat-
ayat (atau penggalan ayat) yang maknanya mudah mereka pahami
karena bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
71
kata lain, proses menghafal Quran dimulai dengan ayat-ayat yang
membumi, misalnya ayat tentang mengucapkan salam, berbuat
baik kepada orang tua, mandi yang bersih, jangan mubazir (jangan
menyisakan makanan), atau berdamai itu baik. Untuk
menerangkan makna ayat-ayat itu, orang tua atau guru sebaiknya
menggunakan teknik bercerita yang melibatkan anak. Contoh-
contoh ayat/penggalan ayat yang cocok diajarkan pertama kali
kepada anak serta bagaimana cara menerangkannya kepada anak,
dapat dilihat pada Bab Lampiran.

5. Keteladanan

Sebagaimana yang dikatakan oleh ayah Husein, "Bila
orang tua menginginkan anaknya menjadi pencinta Al-Quran dan
lebih lagi, penghafal Al-Quran, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah, si orang tua terlebih dahulu juga mencintai Al-
Quran dan rajin membaca Al-Quran di rumah."




















PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
72
3
J amiat ul Qur an



Menurut Ibu Faramarzi, Kepala Sekolah "Jamiatul Quran"
cabang Teheran Barat, metode yang dipakai di sekolah ini
ditujukan untuk memberikan kenangan indah kepada anak-anak
terhadap Al-Quran. Keramahan guru-guru, suasana kelas yang
menarik, hadiah-hadiah, permainan, dan kehadiran ibunda di
dalam kelas, semua akan memberikan kenangan kepada anak
bahwa kelas Quran adalah kelas yang rnenyenangkan. Murid-
murid "Jamiatul Quran" tidak diberi beban banyak. Dalam 1 kali
pertemuan, hanya diajarkan dua ayat/potongan ayat. Target utama
dalam metode ini adalah membuat anak familiar terhadap ayat-ayat
Al-Quran dan memahami maknanya, serta bisa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari, bukan memproduksi anak yang
seperti burung bulbul, bisa mengucapkan ayat-ayat dengan lancar
tanpa salah, tapi tidak tahu apa maknanya. Setelah semua ayat
pilihan (ada 70-an ayat) diajarkan, anak akan diajari membaca
Quran, lalu mulai menghafal juz amma (juz ke-30). Kemudian
anak akan diobservasi, apakah dia memang berbakat menjadi
penghafal Al-Quran 30 juz. Kalau memang demikian, dia akan
diikutkan pada program khusus. Kalau tidak, si anak hanya diajak
menghafal sampai semampunya saja.

Penulis merasakan, dengan metode ini pemahaman anak-
anak terhadap suatu ayat sangatlah bagus. Sebagai contoh, putri
penulis setelah mengikuti kelas "Jamiatul Quran", suka mengkritik
orang tuanya jika membuka keran air terlalu besar, "Mama itu israf
(mubazir)!" Dia juga pernah menggumam sendiri, "Oh, malaikat
pasti tahu ya?" Ketika penulis menanyakan kepadanya, "Tahu apa,
Nak?" dia menjawab, "Tadi aku bohong Ma, maaf ya? Sebenarnya
aku tadi makan di rumah Fatimah." Sebelumnya, penulis bertanya
padanya, "Kamu makan di rumah temanmu ya?" dan dia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
73
menjawab "tidak" karena takut dimarahi (saya selalu
mengajarkannya agar tidak makan di rumah orang lain). Di
sekolah, dia sudah belajar bahwa malaikat ada di kiri-kanan setiap
manusia dan mencatat semua amal baik dan amal buruk manusia
(QS 82: 10-11).

Seorang ibu teman penulis juga mengeluhkan (dengan nada
senang) anaknya yang selalu mengkritiknya bila dia sedang
membicarakan orang lain, "Mama, jangan ghibah (bergunjing)!"
Seorang ibu yang lain sambil tertawa mengaku pusing karena
anaknya selalu mengingatkannya untuk memakai jilbab di rumah,
padahal, kewajiban berjilbab hanya berlaku jika ada lelaki non
nuhrim.



Met ode Cer it a Ber gambar

Berikut ini beberapa ayat yang pertama kali diajarkan
kepada anak-anak dalam proses menghafal Al-Quran dengan
metode ala si Doktor Cilik.

1. Berbuat Baik kepada Ibu-Bapak

Lihatlah, Atifah sedang mencium
tangan ibunya. Sepertinya, dia baru
bangun tidur. Ya, ketika kalian bangun
tidur, akan pergi ke sekolah, pulang
sekolah, atau menjelang tidur, biasakan
untuk mencium tangan ayah dan ibu.
Usahakan pula untuk selalu membantu
mereka semampu kalian, misalnya
dengan membereskan sendiri mainan kalian setelah bermain.
Mencium tangan orang tua, membereskan sendiri mainan dan
kamar, menuruti perintah mereka, makan sendiri tanpa perlu
disuapi, dan selalu berusaha memakai baju dan sepatu sendiri
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
74
tanpa perlu dibantu ibu, semua itu adalah perbuatan baik kepada
orang tua. Mengapa kita harus selalu berbuat baik kepada orang
tua? Karena Allah berfirman:
$Z|m) t$!uq9$$/ur
Dan berbuat baiklah kepada ayah dan ibumu. (Al Israa': 23)












Ayah (menunjuk ke kumis ayah)












Ibu (tangan menunjuk ke kerudung ibu)


Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu
ingat untuk berbuat baik kepada ayah dan ibu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
75
2. Topik Ayat: Kebersihan Baju

Lihatlah, Ahmad sedang mencuci baju.
Rupanya dia sedang berusaha berbuat baik
kepada ibunya dengan cara membantu mencuci
pakaian. Kalian pun dapat membantu ibu
dengan cara menjaga agar pakaian kalian
selalu bersih. Bila kalian gemar bermain tanah
atau lumpur, baju kalian akan sangat kotor dan
ibu harus bersusah-payah dalam mencucinya.
Bila baju kalian selalu bersih, kalian akan sehat, akan tampak
selalu tampan dan cantik, serta dicintai oleh Allah. Mengapa?
Karena Allah berfirman:

y7t/$uOur gss
Dan bersihkanlah bajumu. (Al Mudatsir: 4)












Bajumu






PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
76











Bersihkan

Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu
ingat untuk menjaga kebersihan baju.

3. Topik Ayat: Berdamai dan Berteman

Lihatlah Wati dan Asma sedang
berjabat tangan. Rupanya, kemarin
mereka sudah bertengkar. Wati kemarin
secara tidak sengaja telah merusakkan
boneka milik Asma sehingga Asma
marah dan tidak mau berbicara dengan
Wati. Tapi, kini Wati meminta maaf dan
Asma telah memaafkannya. Merekapun
kembali bersahabat dan bermain ber-
sama. Ya, bersahabat itu lebih baik daripada bermusuhan.
Bermusuhan dengan teman akan membuat hati kita sedih. Juga,
ketahuilah bahwa bermusuhan adalah perbuatan yang tidak disukai
Allah karena Allah berfirman:

yzx=9$#ur
"Dan perdamaian adalah perbuatan yang baik." An-Nisa: 128)

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
77










Perdamaian












Baik

Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu
ingat untuk menjaga kebersihan baju.

4. Topik Ayat: Mubazir/Israf

Lihatlah, apa yang sedang
dilakukan Putri. Ia makan apel
sedikit, lalu dibuang, makan jeruk
sedikit, lalu dibuang, makan roti
sedikit, lalu dibuang. Wah, betapa
banyak makanan yang dibuang-
buang oleh Putri! Lihat pula
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
78
keran air di dekat Putri. Air mengalir dan terbuang begitu saja.
Mungkin ibu Putri lupa mematikan keran. Seharusnya, Putri
mematikan keran tersebut agar air tidak terbuang begitu saja.
Anak-anak, tahukah kalian bahwa membuang-buang makanan dan
membiarkan air mengalir dari keran sehingga terbuang percuma
seperti yang dilakukan Putri adalah perbuatan yang buruk?
Membuang-buang makanan, air, dan benda-benda bermanfaat lain,
secara sia-sia, disebut "israf" atau mubazir. Perbuatan israf adalah
perbuatan yang tidak disukai Allah, karena Allah berfirman:

(#q=2ur (#q/u$#ur wur (#q@
"Makanlah dan minumlah kalian, tetapi, jangan israf."
(Al Araf:31)


















Makan



PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
79









Minum











Jangan (telunjuk tangan digoyang-goyang)











Israf/mubazir (tangan seolah menebarkan benda)

Ucapkanlah dan hafalkanlah ayat ini, agar kalian selalu
ingat untuk tidak mubazir.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
80























BAB 4

Rumah Qur ani




PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
81
1
Per kenalan Awal



Sebuah e-mail yang tersebar luas di berbagai milis, berisi
cerita seorang ibu yang anaknya belajar di sekolah "Jamiatul
Quran" Iran, telah menginspirasi beberapa orang untuk menyebar-
luaskan metode sekolah tersebut di Indonesia. Setelah melakukan
diskusi panjang dan berbagai persiapan, akhirnya disepakati
pembentukan sebuah tim bernama Rumah Qurani. Tim ini
berusaha untuk membangun sistem pengajaran dan metode
pengajaran Al-Quran yang terbaik, yang paling pas untuk anak-
anak Indonesia, dengan mengadaptasi metode "Jamiatul Quran".
Target Rumah Qurani bukanlah untuk mencetak anak seperti
Husein Tabatabai karena sebagaimana telah dijelaskan dalam
Bab 1- untuk itu diperlukan proses yang panjang, mulai sejak anak
masih dalam kandungan ibunda. Tentu saja, target seperti ini
bukan tidak mungkin dicapai, namun membutuhkan tekad kuat dan
usaha maksimal dari orang tua si anak sendiri.

Target Rumah Qurani adalah mengenalkan dunia Al-Quran
yang menyenangkan kepada anak-anak dan membuat mereka
menghayati makna Al-Quran serta bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan target seperti ini, Al-Quran bukan
lagi sekadar huruf-huruf dengan bentuk dan bunyi yang asing bagi
anak-anak. Mereka tidak lagi dipaksa belajar membaca huruf-huruf
asing itu dengan doktrin "harus, karena kamu beragama Islam",
melainkan diajak untuk menyelami sebuah firman cinta dari Allah,
Sang Pemilik Alam Semesta. Mereka bukan lagi diharuskan untuk
menghafalkan ayat-ayat pendek tanpa tahu apa maknanya, tapi
dimotivasi untuk menyadari, bahwa inilah surat cinta dari Sang
Maha Lathif, Maha Lembut.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
82
Sesuai dengan targetnya tersebut, maka perlu dilakukan
banyak perubahan dari metode asli yang diterapkan di "Jamiatul
Quran" meskipun tetap memegang 5 prinsip utama sekolah itu,
yaitu adanya motivasi, tidak memaksa, menyenangkan, mulai dari
yang mudah, dan keteladanan.


4 Langkah Met ode Rumah Qur ani

1. Permainan yang sesuai dengan penerapan sehari-hari ayat (di
"Jamiatul Quran", permainan yang dilakukan hanya sekadar
hiburan untuk anak). Permainan ini antara lain mengajarkan
konsep sebab-akibat dari makna ayat yang dimaksud.
Misalnya, ketika mengajarkan ayat "dan Allah menyukai
orang-orang yang bersih" (QS 9:108), anak diajak bermain
kotor-kotoran, lalu mandi, sehingga anak mengerti bahwa
mandi itu perlu karena kalau tidak mandi badannya akan terasa
gatal.
2. Cerita yang merupakan kesimpulan dari permainan (melalui
cerita, makna ayat yang diajarkan akan lebih terjelaskan
kepada anak).
3. Penggunaan isyarat tangan ala "Jamiatul Quran" yang telah
disesuaikan dengan konteks budaya dan bahasa Indonesia.
4. Pendinginan (cooling down) diperlukan untuk menurunkan
energi emosi anak, agar tidak menguras tenaganya saat pulang
ke rumah.

Dalam mempraktikkan 4 langkah metode Rumah Qurani itu,
guru tidak saja dituntut untuk memiliki kemampuan baca Al-
Quran yang baik (tajwid, tartil), motivasi tinggi, akrab dengan
anak, serta hafal ayat dan isyarat tangan, tetapi juga harus
memenuhi kriteria tambahan, yaitu kreatif, inovatif, dan mau
bermain dengan anak. Metode Rumah Qurani paling cocok
diajarkan pada anak balita hingga usia TK.


PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
83
2
Hasil Uj icoba Ter hadap Met ode I ni
di I ndonesia



Untuk melihat pengaruhnya pada anak-anak, Rumah
Qurani bekerja sama dengan Pesantren Babussalam untuk
mengadakan sebuah kelas pilot project. Beberapa anak murid TPQ
(Taman Pendidikan Al-Quran) di pesantren itu dengan persetujuan
orang tua mereka, diikutkan dalam kelas pilot project Rumah
Qurani.

Melalui percobaan di kelas pilot project itu, ditemukan ada
beberapa kendala penerapan langsung metode "Jamiatul Quran" di
Indonesia, antara lain perbedaan budaya. Keberhasilan metode
"Jamiatul Quran" adalah keikutsertaan ibunda dalam proses
pengajaran. Bahkan, untuk tahap pertama, ibunda para murid
diharuskan ikut hadir di kelas bersama anak-anak mereka. Di
Indonesia, sistem seperti ini sulit diterapkan karena kebanyakan
orang tua tidak memahami bahwa proses pendidikan Qurani juga
perlu diperkuat kembali oleh orang tua di rumah. Pendidikan
Qurani adalah pendidikan yang membutuhkan keteladanan dan
tidak bisa diserahkan 100 persen kepada guru di sekolah.

Selain itu, target Rumah Qurani untuk memahamkan
makna ayat-ayat pilihan kepada anak-anak agar mereka bisa
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sulit untuk dicapai
dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan antara lain karena anak-
anak Indonesia berada dalam kondisi lingkungan yang kurang
kondusif untuk pembelajaran Quran. Media massa (terutama
televisi) di Indonesia tidak terkendali, sehingga yang dihadapi
anak saat pulang ke rumah adalah nilai-nilai yang seringkali
negatif dan jauh dari nilai-nilai Qurani, dengan kemasan yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
84
sangat menarik. Akibatnya, kesan dari TV yang membawa nilai-
nilai bebas, akan lebih kuat tertanam di benak anak, dibandingkan
kesan dari sekolah Quran.

Kendala tadi sebenarnya bisa diatasi bila ada motivasi kuat
dari para orang tua untuk mendidik generasi Qurani. Keikutsertaan
orang tua dalam mengaplikasikan metode Rumah Qurani akan
sangat berperan pada kecepatan anak dalam memahami makna
suatu ayat Al-Quran. Menurut Muhammad Ni'mal Fata, Ketua
Pilot project Rumah Qurani, Pesantren Babussalam, tanpa adanya
dukungan orang tua, anak-anak di rumah akan kembali tenggelam
dalam kesehariannya, tanpa ada interaksi mengenai ayat-ayat itu
dengan orang tuanya.
Misalnya, dalam pengajaran ayat "wa sulhu khair" (berdamai itu
baik- QS 4:128). Si ibu yang tidak tahu apa-apa tentang ayat ini
mungkin akan mendamaikan anak-anak yang bertengkar dengan
caranya sendiri, atau malah sekadar memarahi anak. Padahal
idealnya, si ibu harus membawakan ayat ini ketika anak
bertengkar, "Sayang, bukankah Allah berfirman wa sulhu khair?
Kamu ingin disayang Allah bukan? Ayo.. jangan bertengkar ya?"

Kendala-kendala tersebut membuat rentang waktu yang
diperlukan oleh anak-anak Indonesia (yang mengikuti kelas pilot
project) untuk mempelajari satu ayat jauh lebih lama dibandingkan
dengan murid-murid "Jamiatul Quran". Apabila memakai metode
Rumah Qurani, rata-rata seorang anak membutuhkan 3 kali
pertemuan di kelas (masing-masing pertemuan memakan waktu
tiga jam) untuk mempelajari satu ayat. (Di "Jamiatul Quran", dua
ayat dipelajari dalam satu pertemuan yang berdurasi 3 jam). Itulah
sebabnya, metode "Jamiatul Quran" mau tidak mau harus
diadaptasi menjadi suatu metode baru yang lebih sesuai untuk
keadaan di Indonesia, yaitu harus menarik, menyenangkan,
memberikan kesan yang mendalam, mudah dipelajari, dan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.



PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
85
Cont oh Per encanaan Kelas Rumah Qur ani

Tema: Berdamai itu baik (QS 4:128), pertemuan pertama
(dari 3 pertemuan)

Kegiatan Rincian Sasaran Media
Rutinitas awal Baris, bernyanyi
Pengkondisian Lingkaran besar-kecil Anak dapat berkonsentrasi
mengikuti instruksi lagu

Pembentukan
2 kelompok
Masih dalam lingkaran
mata terpejam dibagikan 2
kartu beda warna
Kartu beda warna
Bahasa rupa:
Gambar
bendera
Anak menggambar
bendera di atas kertas
HVS
Anak berani
menggambarkan bendera
menurut versi dirinya
HVS pewarna
(pinsil warna)
koran alas
Pembuatan
yel





Games:
Perang koran
Guru: anak-anak
Anak: siapmerdeka
Allahu Akbar (klp1)
Subhanallah (klp2)

Lalu dilombakan
(tersemangat)
2 kelompok dipisahkan
garis perang dimulai
dengan saling lempar
koran pada lawan sambil
teriak ujung yel kelompok
Anak mampu menjawab yel
yang diucapkan
anak terkondisi berperang
anak mengenal 4
kosa kata baru


anak dapat berpatisipasi
anak memahami instruksi
anak menggunakan 4 kata
baru







Bola koran diremas
segenggaman
tangan anak
Plastik wadah
bola
kapur
Relaksasi Terlentang dan mengatur
nafas mata terpejam
Menurunkan energi Koran alas
Perdamaian Salah satu kelompok
berkunjung ke markas lain
lalu mengajak berdamai
dengan pacantel
Mengenal gerak baru:
pacantel sulhu
Anak mampu mengutarakan
niat berdamai

Refleksi
Cerita
perdamaian
Tingki dan tongko tadinya
asyik main bersama lalu
rebutan mainan lalu terasa
tidak enaknya musuhan
akhirnya mereka berdamai
Kemampuan menyimak
cerita
2 kursi sebagai
panggung
2 boneka
Lem sebagai alat
permainan
Istirahat
Isyarat
Ayat 1
Anak berbaris di belakang
guru-guru melakukan
gerakan sambil
mengucapkan kata anak
menirukan
Anak mampu mengikuti
gerakan ayat dan artinya

Rutinitas
akhir
Baca doa pada ortu salam
dan pulang




PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
86
Analisis Met ode Pembelaj ar an Rumah Qur ani

Metode pembelajaran Rumah Qurani dapat kita bedah
dengan menggunakan berbagai teori kecerdasan yang
dikemukakan para ahli psikologi, di antaranya teori Tiga Domain
Pembelajaran dan teori Multiple Intelegences. Analisis ini
dilakukan untuk mengingatkan para praktisi pendidikan, bahwa
kecerdasan bukanlah suatu tujuan, melainkan alat untuk mencapai
suatu pemahaman yang lebih tinggi. Kecerdasan kognitif yang
tinggi (cerdas memahami sesuatu dengan berfikir) ataupun
kecerdasan linguistik (cerdas memahami sesuatu yang berkaitan
dengan bahasa) yang tinggi misalnya, bukanlah suatu tujuan, akan
tetapi suatu sarana untuk memahami suatu materi tertentu, di
antaranya Al-Quran. Mendorong anak untuk menjadi cerdas
tidaklah salah. Namun, alangkah lebih baik bila kita mendorong
anak menjadi baik dengan alat berupa cerdas. Alangkah banyak
orang dewasa yang cerdas dan menggunakan kecerdasannya
untuk kejahatan. Sudah saatnya, kita mengubah cara pandang kita
dan memproduksi lebih banyak orang yang 'baik' ketimbang orang
yang cerdas.

1. Analisis Berdasarkan Teori "Tiga Domain Pembelajaran"

Tiga domain pembelajaran meliputi: domain kognitif
(kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman), domain
psikomotorik (kemampuan yang berkaitan dengan otot,
keterampilan motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi
otot), dan domain afiktif (kemampuan yang berkaitan dengan sikap
dan emosi).

Sebagaimana kami sebutkan sebelumnya, dalam rangka
memberikan pemahaman makna suatu ayat kepada anak-anak,
Rumah Qurani menggunakan metode permainan, cerita, dan
isyarat tangan. Bila ditinjau dengan teori "Tiga Domain
Pembelajaran" ini, permainan akan lebih banyak menstimulasi
domain psikomotorik (keterampilan otot dan fisik) dan domain
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
87
afektif. Misalnya, permainan "perang-perangan" untuk
mengenalkan makna ayat "berdamai itu baik" (QS 4:128) akan
mendorong anak untuk mengambil sikap dalam sebuah
lingkungan, misalnya, dia menjadi tidak menyukai sebuah
pertengkaran dan lebih menyukai perdamaian.

Sementara itu, cerita-cerita yang terkait dengan suatu ayat,
akan memberikan pengaruh besar pada domain kognitif
(pemahaman) dan afektif (sikap, emosi) anak. Metode bercerita
yang diterapkan Rumah Qurani bertujuan membuat anak mampu
memahami dan mengevaluasi makna ayat itu. Dengan kata lain,
anak mampu mengaitkan konteks sehari-hari dengan makna ayat
Quran yang diajarkan. Misalnya, jika anak diajarkan ayat
kebersihan baju Dan bersihkanlah bajumuQS 74:4), pada saat
melihat baju kotor, dia sudah bisa menyimpulkan bahwa kondisi
(baju) itu tidak sesuai dengan ayat kebersihan.

Terakhir, metode isyarat tangan. Metode isyarat lebih
banyak mengasah kemampuan kognitif (pemahaman) dan
psikomotorik (gerakan otot). Namun, kemampuan kognitif yang
diasah oleh metode isyarat hanyalah sekadar level mengingat,
yaitu level terbawah dari kemampuan kognitif. Melalui gerakan
tangan, anak akan terbantu untuk mengingat suatu ayat.
Kemampuan psikomotorik yang diasah pun, sekadar kemampuan
meniru (imitasi). Oleh karena itulah, metode isyarat memerlukan
metode pendamping berupa metode permainan dan cerita
(sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), agar bisa lebih efektif
diserap anak.

2. Analisis Berdasarkan Teori Multiple Intelegences

Dr. Howard Gardner mengemukakan teori multiple
intelegences atau kecerdasan majemuk, yang pada prinsipnya
menyebutkan bahwa kecerdasan manusia terdiri dari berbagai
aspek, antara lain, kecerdasan verbal-linguistik (kecerdasan
bahasa), kecerdasan kinestetik jasmani (cerdas memahami tubuh),
cerdas interpersonal (cerdas sosial), cerdas logis-matematis, dan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
88
cerdas visual (cerdas rupa). Masing-masing aspek kecerdasan itu
memiliki kadar yang berbeda-beda serta dapat dieksplorasi,
ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal.

Permainan, cerita, dan isyarat tangan yang digunakan
dalam Metode Rumah Qurani dapat dianalisis melalui teori
kecerdasan mejemuk ini. Permainan Rumah Qurani melibatkan
hampir semua aspek kecerdasan, tergantung jenis permainannya.
Misalnya, permainan membuat kerajinan tangan akan
menstimulasi kecerdasan visual, permainan kejar-kejaran atau
perang-perangan akan menstimulasi kecerdasan kinestetik-
jasmani. Apabila permainan itu mengajarkan "sebab-akibat",
berarti permainan itu akan menstimulasi kecerdasan logis-
matematis. Sebagai contoh, dalam permainan "mandi-mandian",
anak diajari konsep sebab-akibat, misalnya, bila kita tidak mau
mandi, akibatnya badan kita akan kotor dan gatal.

Sementara itu, cerita ayat Rumah Qurani (cerita yang
berkaitan dengan suatu ayat) akan melibatkan dan
mengembangkan aspek linguistik. Artinya, dengan bercerita, sisi
kecerdasan linguistik anak akan terasah. Anak yang cerdas secara
linguistik akan cepat memahami makna ayat melalui cerita.
Sebaliknya, anak yang kurang cerdas secara linguistik akan terasah
kecerdasan linguistiknya. Melalui cerita atau dongeng ini,
keterampilan anak untuk bercerita secara runtut juga akan terasah.
Selain itu, cerita akan mengembangkan kecerdasan emosi anak
karena biasanya anak akan mencoba meniru mimik dan intonasi
suara pendongeng.

Terakhir, metode isyarat yang digunakan dalam metode
Rumah Qurani akan menstimulasi kecerdasan linguistik (bahasa)
dan kinestetik (jasmani). Dengan menggunakan bahasa isyarat,
anak yang cerdas secara linguistik dan kinestetik akan sangat
terbantu dalam mengingat suatu ayat dan maknanya. Sebaliknya,
anak yang kurang cerdas dalam kedua aspek itu, akan terasah
kecerdasannya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
89
Hasil Evaluasi Sementara

Setelah berjalan 1 tahun, kami mengadakan evaluasi
terhadap tingkat keberhasilan metode ini dengan mengadakan
angket pada orang tua. Pada saat itu, ayat yang diajarkan
berjumlah 12 ayat. Anak yang terlibat berjumlah 12 anak. Kami
juga mengadakan sedikit wawancara terhadap orang tua yang
terlibat. Dari hasil wawancara dan poling tersebut, didapat data
sebagai berikut:

Dari seluruh ayat yang diajarkan, orang tua melaporkan
pengajaran ayat yang tidak mempengaruhi perilaku anak adalah
sebesar 35% dari keseluruhan ayat yang diajarkan (kebanyakan
ayat yang sulit, misalnya musyawarah).

Sedangkan laporan dari orang tua tentang pengajaran ayat
yang mempengaruhi perilaku anak adalah 56,25%, terutama ayat-
ayat yang permainannya dirasa menarik

Pengajaran ayat yang mempengaruhi perilaku anak,
sekaligus menyebutkan, "Habis kata Allah begitu!", ada 4%, ini
adalah 2 orang responden dengan 2 ayat.

Ada juga anak yang terpengaruh, sekaligus bisa
memberikan alasan berupa potongan ayat, yaitu 10% dari
keseluruhan ayat, 4 orang anak dengan 4 ayat.

Karena responden terlalu sedikit dan alat ukur kurang
memadai, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
menyelidiki sejauh mana keberhasilan metoda Rumah Qurani
dalam menanamkan akhlak Quran pada anak-anak. Apalagi, pilot
project sekarang telah berjalan nyaris 2 tahun.





PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
90
3
Test imoni Met ode Rumah Qur ani



1. Ibu dari Fina, Murid TK Babussalam

Suatu hari, saya kaget sekali mendapati anak saya sepulang
sekolah langsung mengangkat ember berisi air ke tengah rumah.
Saya pun bertanya kepadanya, "Fina sedang apa?"
"Fina mau mencuci," jawabnya.
"Kalo mau mencuci, di kamar mandi dong, Nak!" sahut saya.

Fina menurut dan meneruskan kegiatannya di kamar
mandi. Malamnya, Fina sepertinya masih penasaran. Kali ini, dia
mencuci bungkus mie. Saking gandrungnya dia pada kegiatan
mencuci, dia melakukannya pagi, siang, dan malam. Karena
penasaran, saya pun menanyakan kepada Fina, mengapa dia
sedemikian suka mencuci. Jawab Fina, "Abis kata Allah mencuci."

Setelah menceritakan kejadian ini kepada gurunya, saya
pun menyadari bahwa ternyata Fina baru diajari ayat "Dan
bersihkanlah bajumu" (QS 74:4). Fina jadi senang mencuci,
karena diajari senam mencuci oleh Bu Irma (pengajar Rumah
Qurani).

2. Ibu dari Fida, murid TK Babussalam

Anak saya sering main ledek-ledekan sama kakak-
kakaknya. Suatu hari, kakak Fida, Najwa, sedikit meledek kakak
tertuanya, Farwa. Tiba-tiba Fida menukas "Hey, kakak, jangan
mengejek! Kata Allah, laa yakshar tau! Jangan mengejek!" Saya
sedikit tercengang juga, ketika menyadari bahwa Fida mengerti
penerapan ayat dan sekaligus hafal ayatnya (ayat yang dibaca Fida
adalah penggalan dari QS 49:11).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
91
3. Ibu Wahidah Rosyadah, Kepala Sekolah TK Babussalam

Metode Rumah Qurani, sedikit banyak mengenalkan anak
pada kosa kata Al-Quran, misalnya saja isyrabu artinya minum,
atau kuluu artinya makan. Banyak testimoni orang tua yang
mengatakan bahwa pengajaran Rumah Qurani memberi dampak
positif bagi anak.

4. Bu Neli, Pengajar Metode Rumah Qurani

Berkat metode Rumah Qurani, beberapa anak yang tadinya
takut gelap, takut hantu, setelah memahami ayat "Dan Allah
sebaik-baik pelindung" (QS 12:64) berubah menjadi pemberani.
Begitu pula, ketika diajarkan bahwa kita harus memakai baju yang
rapi dan bersih jika pergi ke masjid (QS 7:31), mereka benar-benar
melakukannya. Apalagi, kalau permainan yang disajikan dalam
metode ini menarik, anak akan sangat terkesan dan mempraktik-
kannya di rumah.

5. Lilis R. Hamdah, Litbang Metode Isyarat

Ketika ada anak berkelahi di kelas TK saya (kelas Ibu Lilis
tidak mengajarkan metode Rumah Qurani), iseng-iseng saya
mengajarkan kedua anak tersebut ayat berdamai itu baik.
x=9$#ur yz
(QS 4: 128)

Kebetulan, anak-anak yang lain menonton kejadian itu.
Waktu itu saya tidak terbayang sama sekali bahwa anak-anak
berusia 3-4 tahun itu akan mengingat apa yang saya ajarkan.
Keesokan harinya, ada sepasang anak lain yang bertengkar. Anak
lainnyabukan yang kemarin diajari ayatmendamaikan kedua
anak tersebut, lalu menyeretnya ke depan saya. Kepada saya, anak
itu bercerita dengan bangga, "Bu, udah saya damaikan keduanya,
saya bilang, harus berdamai, kan kata Allah, was-shulhu...
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
92
"Khaiiiiir!!!!" kalimatnya disambung oleh semua teman-temannya
dengan keras, secara bersamaan. Ternyata, ayat yang saya ajarkan
hanya sekali itu, dapat diserap dengan baik oleh anak-anak.

6. Nimal Fata, Ketua Pilot project Rumah Qurani, Pesantren
Babussalam

Sejauh ini, dari pengamatan terhadap kelas pilot project yang
diadakan di Pesantren Babussalam, menunjukkan hasil sesuai yang
kami impikan: anak-anak mampu memahami ayat-ayat Al-Quran
yang diajarkan secara komprehensif. Dengan kata lain, mereka
mampu mengaplikasikan ayat-ayat itu dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, setelah ayat "fal-llahu khairu haafidzaa wa huwa
arhamur-raahimiin (Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan
Dia adalah Yang Maha Penyayang di antara para penyayangQS
12:64)" diajarkan kepada anak-anak dengan metode Rumah Qurani
(antara lain, anak-anak dibawa ke rumah kosong yang lama tak
ditempati, dan seperti biasa, ada isu-isu tentang hantu), di antara
anak-anak kelas pilot project itu muncul wacana, (si anu sekarang
percaya diri sekali), kemana-mana berani sendiri. Kan wallahu
khairun haafidzaa?

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com

Anda mungkin juga menyukai