Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Job Training Sebagaimana telah tertuang dalam alur kurikulum perkuliahan program

studi ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Job Training merupakan sebuah mata kuliah yang berbentuk praktek langsung kelapangan dan menerapkan teori-teori yang telah di dapat dari semester-semester sebelumnya. Hal ini dikarenakan teori tanpa praktek tidak akan seimbang. Praktek langsung adalah suatu keharusan. Saat mahasiswa atau mahasiswi yang mengontrak mata kuliah Job Training, maka disitulah mereka menerapkan teori-teori yang di dapatkan di bangku perkuliahan sebelumnya dengan cara bekerja atau praktek di sebuah instansi atau perusahaan yang berkaitan dengan bidang/konsentrasi yang diambil. Melihat landasan di atas betapa pentingnya mahasiswa/i ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik untuk melakukan job training. Terlepas dari kepentingan masing-masing mahasiswa memanfaatkan waktu job training yang diberikan untuk memperkenalkan diri dengan dunia sesungguhnya (dunia kerja). Namun dalam pelaksanaannya setiap mahasiswa dituntut untuk mengikuti sebuah aturan-aturan tertentu yang telah ditentukan oleh pihak jurusan. Misalnya, seperti kesesuaian instansi dengan program dan konsentrasi yang diambil oleh tiap-tiap mahasiswa. Artinya, meskipun pihak jurusan memberikan kebebasan kepada setiap mahasiswanya untuk memilih, mencari dan menentukan sendiri kemana dan dimana dirinya akan melaksanakan job training, koordinasi dengan pihak jurusan tetap wajib dilaksanakan. Job Training atau yang lebih popular dikenal dengan nama magang ini dilaksanakan dalam waktu 30 hari atau satu bulan sesuai dengan waktu yang telah
1

ditetapkan oleh jurusan. Dengan waktu yang singkat tersebut, mahasiswa/I dituntut untuk bisa menghasilkan sebuah karya jurnalistik sesuai dengan focus kerjanya pada saat melakukan job training. 2. Manfaat Job Training Setelah pelaksanaan mata kuliah job training ini, diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada penulis, diantaranya: 1. Pelaksanaan mata kuliah Job Training ini bisa memberikan sedikit banyak pengalaman praktek kerja kepada penulis sebagai seorang wartawan atau jurnalis.
2. Penulis

dapat menerapkan teori-teori yang didapat dari bangku

perkuliahan kedalam proses praktek tersebut. 3. Pelaksanaan Job Training ini menambah wawasan dan juga link, sebagai bekal bagi penulis jika menghadapi dunia kerja yang sebenarnya. 4. Melatih penulis untuk memliki tanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan oleh pemimpin redaksi ataupun redaktur kepada penulis. 5. Penulis bisa mengetahu system kerja di bagian redaksi Harian Umum Kabar Banten.
6. Melatih penulis supaya bisa membuat sebuah tulisan yang layak untuk

diterbitkan dan dibaca oleh publik.


7. Mengajarkan penulis untuk lebih menghargai pekerjaan sebagai seorang

jurnalis. 8. Melatih penulis untuk mencari data dan fakta yang akurat dan bukan manipulasi.

1.

Fokus Kerja

Fokus kerja merupakan job desk yang di emban oleh penulis ketika melaksanakan job training di instansi yang terkait yang tentunya harus sesuai dengan keilmuan atau konsentrasi yang di ambil oleh penulis, yaitu Jurnalistik. Fokus kerja penulis selama menjalani Job Training di Harian Umum Kabar Banten adalah sebagai wartawan di rubrik Serang Kota. Tugasnya adalah mencari, menghimpun, mengolah, mengambil foto dan menulis berita untuk halaman Serang Kota. Sesuai dengan namanya, maka fokus kerjanya hanya di sekitar wilayah Kota Serang saja. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan penulis menggarap issue/berita di luar pos yang telah ditetapkan. Hal tersebut berkaitan dengan garapan yang tidak terencana atau yang bersifat incidental dan penting atas prakarsa sendiri ataupun penugasan dari Redaktur dan Pemimpin Redaksi. Selama menjalani job training, penulis tidak mendapatkan bimbingan khusus yang dilakukan redaktur dalam kegiatan penulisan sebagai mahasiswa yang tengah menjalani Job Training. Dari hari pertama penulis mulai bekerja, penulis dilepas tanpa pembimbing di lapangan. Namun, pihak redaksi tetap menghimbau supaya penulis tetap berpedoman pada kode etik jurnalistik.

BAB II

COMPANY PROFILE
1.

Profil Harian Umum Kabar Banten Harian Umum Kabar Banten adalah anak penerbitan dari media Grup

Pikiran Rakyat yang terbit sejak tanggal 30 Oktober 2000 di Provinsi Banten, sebuah provinsi di ujung barat Pulau Jawa yang berpenduduk lebih kurang 10 juta jiwa atau sekitar 3.150.000 Kepala Keluarga (KK). Sebanyak 80% diantaranya termasuk kelompok keluarga sejahtera, dengan usia produktif sebanyak 7.014.786 jiwa. Dengan gambaran penduduk tersebut, Hariam Umum Kabar Banten memiliki prospek untuk berkembang di wilayah Banten. Wilayah edar Harian Umum Kabar Banten menjangkau ke seluruh pelosok Provinsi Banten yang meliputi empat kabupaten dan empat kota, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Sementara untuk wilayah kota meliputi Kota Serang, kota Cilegon, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, serta ke sebagaian wilayah provinsi Lampung. Harian Umum Kabar Banten layak dibaca oleh semua lapisan masyarakat khususnya warga Provinsi Banten karena merupakan surat kabar terdepan dalam meyajikan beragam informasi terkini seputar wilayah Banten. Harian Umum Kabar Banten mempunyai orientasi sebagai koran regional. Oleh karena itu, setiap daerah di wilayah ini mendapat porsi pemberitaan yang merata, sehingga masyarakat pada setiap wilayah terpenuhi kebutuhan informasinya. Dengan mengusung sikap Kritis dan Santun sebagai karakter muatan informasinya, Harian Umum Kabar Banten memegang komitmen untuk memelihara idealisme pers yang selaras dengan upaya ke arah komersial. 2. Manajemen Penerbit Nama Penerbit Direktur Komisaris Utama Komisaris : PT. Fajar Pikiran Rakyat : Rachmat Ginandjar : H. Tubagus Hidayatullah : Yudi Gunayanto, Yoyo Sutaryo

Pemimpin Redaksi 3. Haluan Format Bahasa Waktu Terbit Periode Terbit Jumlah Halaman Harga eceran Bank No. Rekening Alamat Telepon Fax E-mail 4. Data Media

: Rachmat Ginandjar

Nama Media

: Harian Umum Kabar Banten : Independen : Koran Umum : Indonesia : Harian pagi : 6 hari dalam seminggu ( Senin s.d Sabtu) : 16 Halaman setiap hari Senin, Kamis, dan Sabtu : 12 Halaman setiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat. : Rp 1.500 per eksemplar : Bank Jabar Banten Cabang Serang : 0005888581001, a/n PT. Fajar Pikiran Rakyat. : Jln. Ahmad Yani No. 72 Serang Banten. : 0254 216123 (hunting) : 0254 216124 : fbanten@telkom.net/kabar banten@gmail.com

Spesifikasi Halaman : 320 x 580 mm : 301,5 mmx 540 mm (iklan = 301,5 x 520 mm) : 7,5 mm : 11 mm : 20 mm : 7 (tujuh) : 40,5 mm : 3 mm

Ukuran kertas Lahan tercetak Marjin dalam Marjin Luar Marjin atas/bawah Jumlah kolom Lebar kolom Jarak antarkolom 5.

Spesifikasi Kolom 1 kolom = 40,5 mm


5

2 kolom 3 kolom 4 kolom 5 kolom 6 kolom 7 kolom 6.

= 84 mm = 127,5 mm = 171 mm = 214,5 mm = 258 mm = 301,5 mm

Penggunaan Huruf HARIAN UMUM KABAR BANTEN = Trebuchet MS18pt = Galiard 140pt/120pt

Bendera Penerbitan

KRITIS & SANTUN = Trebuchet MS 20pt Bendera Rubrik Teks Judul Teks isi Teks Ket. Gambar 7. Rubrikasi = Galiard 60pt = Verdana = Georgia 9,5pt/10,5pt Trebuchet MS 9pt = Georgia 9,5pt/10,5pt

Halaman muka Halaman Serang Halaman Pandeglang Halaman Lebak Halaman Cilegon Halaman Tangerang Halaman Opini Halaman Ekonomi & Bisnis Halaman Iklan Baris & Kolom Halaman Nasional Halaman Olah Raga & Hiburan 8. Distribusi

1. Kota / Kabupaten Serang 2. Kota Cilegon 3. Kota Pandeglang 4. Kabupaten Lebak 5. Kota Tangerang Selatan 6. Kabupaten Tangerang 7. Kota Tangerang 8. DKI. Jakarta 9. Bandung 10. Lampung

Gambaran Distribusi Harian Umum Kabar Banten Dari gambaran distribusi di atas, terlihat bahwa Harian Umum Kabar Banten tersebar secara menyeluruh di setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten. Selain itu, Harian Umum Kabar Banten juga bisa menembus pangsa pasar di provinsi lain, yaitu Lampung dengan menggunakan armada

khusus. Hal ini membuktikan bahwa eksistensi Kabar Banten di dunia industri informasi tidak diragukan. Meskipun Harian Umum Kabar Banten masih termasuk surat kabar baru yang masih butuh waktu lama untuk mendapatkan simpati dari public. 9. Presentase Segmen Pembaca Menurut Jenis Kelamin PERSENTASE 67% 33%

JENIS KELAMIN Laki Laki Perempuan Menurut Usia

KELOMPOK USIA 10 14 tahun 15 19 tahun 20 29 tahun 30 39 tahun 40 49 tahun Lebih dari 50 tahun

PERSENTASE 1% 4% 29% 37% 18% 11%

Diagram persentase profil pembaca menurut usia Berdasarkan data grafik di atas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar pembaca Harian Umum Kabar Banten berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 67%. Sedangkan jika dilihat dari segi usia, kebanyakan pembaca berusia sekitar 30 sampai 39 tahun. Pembaca terbanyak kedua berusia antara 20-29 tahun. Hal ini menunjukan animo public terhadap Harian Umum Kabar banten termasuk cukup besar. Menurut Pendidikan PERSENTASE 2% 6% 52% 2%

TINGKAT PENDIDIKAN SD SMA SMP Diploma

S1 S2

4% 10%

Diagram profil pembaca berdasarkan pendidikan terakhir Sedangkan untuk profil pembaca jika dilihat dari segi pendidikan terakhir, sebagian besar pembaca mempunyai latar belakang pendidikan terakhir adalah lulusan SMA. Hal ini menunjukan bahwa masih ada ketimpangan atau ketidak merataan informasi yang di butuhkan oleh publik. Menurut Sosial Ekonomi KELAS A1 A2 B PERSENTASE 1% 5% 18%

10

C1 C2 D E

15% 19% 21% 21%

Menurut Profesi PROFESI PERSENTASE 23% 21% 15% 13% 7% 6% 6% 5% 3% 1% 1% 1%

Wiraswasta /pedagang /pengusaha Pegawai Negeri/BUMN Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Nasional Tidak / belum bekerja Pelajar / Mahasiswa Pensiunan / Purnawirawan Pegawai Swasta Asing Profesional Seniman TNI / POLRI Petani

11

Diagram profil pembaca berdasarkan status sosial ekonomi Sementara itu berdasarkan status sosial ekonomi, animo paling besar ditunjukkan pembaca yang berasal dari kalangan pedagang, pengusaha, wiraswasta, pegawai negeri/wiraswasta, ibu rumah tangga dan pegawai swasta nasional, sedangkan sisanya terbagi kedalam publik dengan status sosial yang bermacam-macam dengan persentase yang hampir merata. 1. Jenis dan Tarif Iklan Tarif Iklan Hitam Putih : Rp 10.000/mmk : Rp 15.000/mmk : Rp 10.000/mmk : Rp 15.000/mmk : Rp 25.000/mmk Iklan Baris Iklan Kolom Iklan Amal/Keluarga/Duka Cita Iklan Display Iklan Display hal 1 Iklan Warna (FC)

12

Spot color Spot color hal 1 Full Color Full Color hal 1 Iklan Advertorial / Pariwara

: Rp 20.000/mmk : Rp 30.000/mmk : Rp 25.000/mmk : Rp 40.000/mmk

Hitam Putih Spot color Full color Tarif Iklan Kuping

: Rp 14.000/mmk : Rp 20.000/mmk : Rp 30.000/mmk

Hitam Putih Spot color Full color

: Rp 1.200.000/terbit : Rp 1.500.000/terbit : Rp 2.000.000/terbit

BAB III
13

DESKRIPSI PROGRAM KERJA 1. Deskripsi Program Kerja Secara Umum Setiap hari kegiatan dimulai dengan rapat redaksi pada pukul 8.30 WIB, untuk menentukan proyeksi. Pada pertemuan awal tanggal 8 November, penulis memperkenalkan diri dengan para wartawan Kabar Banten. Karena itu merupakan hari pertama, penulis belum bisa beradaptasi dengan iklim kerja di tempat tersebut. Akan tetapi penulis mencoba menyesuaikan diri, setelah mendapatkan job desk dari redaktur. Tugas penulis yang diberikan oleh Direktur sekaligus pemimpin redaksi (Rachmat Ginandjar) adalah sebagai wartawan dirubrik serang kota dibawah asuhan redaktur Serang (Saepudin), dengan pos diwilayah sekitar kota Serang. Jadi penulis hanya mencari berita dengan ruang lingkup sekitar wilayah kota serang. Deadline yang dipatok oleh redaktur sekitar pukul dua siang. Artinya wartawan sudah harus setor berita kepada redaktur masing-masing paling cepat pukul dua siang. Pada awalnya penulis harus membawa minimal tiga berita. Dewan Redaksi setiap hari rutin memulai rapat terlebih dulu -kecuali hari sabtu dan minggu-, untuk membagi tugas yang ditentukan sesuai proyeksi. Baru setelah rapat, seluruh wartawan terjun ke lapangan. Seorang jurnalis harus jeli dalam melihat suatu issue atau permasalahan, karena itu penulis dituntut untuk jeli dalam melihat dan mendengar sebuah informasi yang tengah beredar di kalangan masyarakat maupun wartawan lain. Pada awal masa adaptasi, khususnya 3 hari pertama penulis terkadang mengalami hambatan-hambatan dilapangan. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang dimiliki penulis tentang suatu issue yang akan diangkat menjadi berita. Seorang jurnalis haruslah sigap, karena itu penulis diuji kesigapannya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Hal ini dikarenakan sebuah peristiwa bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja. Jika seorang jurnalis tidak memiliki

14

kesigapan maka belum pantaslah rasanya seseorang tersebut di sebut sebagai seorang wartawan. Keseriusan juga menjadi suatu kunci dalam menjalankan profesi ini. Seorang jurnalis dituntut supaya serius dalam menggaprap sebuah issue. Wawasan juga merupakan suatu landasan yang harus dimiliki oleh setiap jurnalis. Tanpa landasan tersebut maka seorang jurnalis akan mendaptkan kesulitan dilapangan ketika melakukan informasi. Profesionalitas merupakan hal yang penting. Profesionalitas harus kita terapkan dalam menjalankan profesi sebagai jurnalis. Hal diatas tadi merupakan beberapa hal yang harus diimplementasikan penulis dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang wartawan. Saat diberi tugas dari redaktur, penulis tidak serta merta menjalankan sepenuhnya. Penulis mencoba peruntungan untuk mendapatkan berita diluar pos yang telah ditentukan. Pada setiap kegiatan jurnalistik diperlukan kesabaran dan kehati-hatian dalam meliput. Penulis sering kali meliput demonstrasi mahasiswa, baik aksi damai maupun aksi ricuh. Hal itu menguji kesabaran, yaitu melihat moment yang tepat untuk mendapatkan foto jurnalistik yang bagus. Dalam menjalankan job training, porsi penulis dalam menampilkan sebuah berita relatif seimbang antara berita dan foto. Akan tetapi ada kalanya foto yang diambil penulis tidak dimuat dengan alasan tertentu, baik itu limit halaman yang sudah terlalu penuh, atau juga karena ada foto lain yang lebih bagus berkaitan dengan berita tersebut. Proyeksi merupakan tugas wajib bagi wartawan dan sebagai tolak ukur redaktur dalam memberikan penilaian. Sehingga penulis berusaha mengkombinasikan berita dan foto dalam setiap peliputan. Akan tetapi adakalanya berita yang akan diliput penulis berdasarkan proyeksi dari redaktur tidak terlaksana, dengan alasan tertentu seperti narasumber yang tidak mau diwawancara, sehingga penulis kekurangan data dan informasi. Hal ini

15

menyebabkan penulis harus memutar otak untuk mendapatkan berita diluar proyeksi yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan kata lain inisiatif. Sementara itu berbicara tentang kesulitan dilapangan, kesulitan yang paling sering ditemui penulis ketika dalam proses peliputan adalah birokrasi yang ada dalam setiap instansi pemerintahan maupun swasta. Karena birokrasi tersebut, terkadang maksud yang ingin dituju penulis kadang tidak tercapai. Tidak selamanya dalam menjalankan kegiatan liputan, penulis mudah menembus akses narasumber. Tak jarang penulis terhambat oleh birokrasi sebuah instansi maupun identitas penulis yang hanya berstatus mahasiswa magang. Namun dalam meliput issue atau berita yang tidak ada kaitannya dengan instistusi, pemerintahan, instansi, dan sejenisnya, penulis tidak begitu mengalami kesulitan dalam proses peliputan. Hal tersebut sering penulis hadapi saat mendatangi Dinas Bina Marga untuk koordinasi tentang perbaikan jalan di daerah Sayabuluh, saat itu penulis mengalami kesulitan karena kepala dinas beralasan tidak ada ditempat. Hal serupa juga pernah penulis hadapi ketika hendak menanyakan persiapan menjelang Natal dan tahun baru ke Dinas perhubungan. Pada saat hendak dikonfirmasi, Kepala dinas tersebut juga sedang tidak ada ditempat, alasannya sedang mempersiapkan pernikahan putrinya. Namun dibalik semua kesulitan tersebut, penulis merasa termotivasi dan tertantang, sehingga penulis mengejar sumber informasi sampi kerumah yang bersangkutan, walaupun pada akhirnya narasumber yang bersangkutan sedang tidak ada ditempat. Suatu kebanggaan bagi penulis adalah ketika berita yang diliput menjadi headline dihalaman utama. Hal ini pernah dialami oleh penulis ketika meliput kasus mutilasi yang terjadi di Kecamatan Kasemen, serang. Penulis terjun ke TKP setelah mendapatkan instruksi langsung dari Pemimpin redaksi, pagi sekitar pukul 08.00 wib. Dengan cepat penulis melakukan wawancara dengan warga sekitar yang sedang berkerumun di lokasi kejadian. Selain itu penulis juga berkoordinasi

16

dengan sesama wartawan lainnya untuk berbagi informasi yang didapat. Penulis juga mampir ke Mapolsek Kasemen untuk meminta data dan informasi berkaitan dengan korban mutilasi tersebut. Beberapa hari setelah kejadian kasus mutilasi yang mengerikan itu, penulis kembali mendapatkan instruksi dari redaktur berkaitan dengan perkembangan kasus mutilasi tersebut. Maka, sekitar pukul 19.15 wib penulis ditemani rekan seprofesi berangkat menuju kampung Padek, dimana potongan tubuh korban mutilasi kembali ditemukan. Namun, penulis terlambat. Potongan tubuh tersebut sudah di evakuasi oleh pihak kepolisian ke RSUD serang. Akhirnya penulis berangkat ke rumah sakit untuk proses peliputan. Terlepas dari segala rintangan yang dihadapi penulis, banyak manfaat yang penulis rasakan dalam menjalankan job training ini, terutama dalam menjalin hubungan baik dengan narasumber. Membuka relasi sehingga dapat kenal dengan banyak orang penting. seperti dari direktur perusahaan, Kapolres, Kasatlantas, dan Kepala Dinas. Namun, bukan dalam artian mengesampingkan rakyat biasa. Seperti tukang sepatu, tukang beras, penjual kain kafan, penjual buah, dan sebagainya. Penulis merasa senang karena dalam setiap kegiatan redaksi selalu melibatkan penulis. Seperti setiap hari jumat yang ditetapkan redaksi sebagai hari wajib bermain bola. Memang tidak mudah menjalani profesi sebagai wartawan, namun penulis terus berusaha dengan cara yang sesuai dengan kode etik jurnalistik. Tidak ada paksaan untuk seseorang dalam memberikan informasi kepada wartawan. Bila menghadapi persoalan tersebut, penulis sering konsultasi dengan redaktur dan diberikan solusi. Seiring berjalannya waktu, banyak rekan-rekan wartawan dari berbagai media mempermudah dalam akses menembus narasumber. Tidak bisa dipungkiri, narasumber tidak serta merta memberikan informasi untuk wartawan yang belum dikenalnya, apalagi tidak ada ID card yang menyertai wartawan magang.

17

Sehingga penulis cukup was-was ketika narasumber menanyakan ID card, karena penulis Cuma dibekali selembar surat keterangan dari Redaksi. Ada kesan tersendiri ketika melaksanakan Job Training di harian Umum Kabar Banten. Ada tantangan tersendiri bagi penulis, karena dalam pelaksanaan job training, penulis tidak dibimbing secara khusus, melainkan dilepas langsung oleh redaktur, sehingga ada kesan bahwa penulis memang sudah diposisikan sebagai wartawan. Kabar Banten terbit enam hari dalam satu minggu, kecuali hari Minggu dan tanggal merah. Hampir setiap hari dihabiskan untuk mencari berita di lapangan. Bahkan pada saat libur juga harus mencari berita di lapangan. Selain itu penulis juga mendapatkan pelajaran yang sebenarnya sudah pernah di dapat dibangku perkuliahan. Akan tetapi penulis merasa terbantu karena hal tersebut penulis jadikan sebagai ulasan tentang aturan-aturan penulisan dalam dunia jurnalistik yang sedikit terlupakan oleh penulis. Kritikan dan masukan juga sering penulis dapatkan dari kawan-kawan redaksi, akan tetapi kritkan tersebut sifatnya membangun. 2. Rekapitulasi Berita Selama Job Training Berikut ini adalah daftar berita dan foto yang telah dimuat selama penulis melaksanakan program Job Training. I. Daftar Hasil Berita yang telah Dimuat di Kabar Banten No. 1. Mahasiswa Protap 2. Puluhan Razia 3. Tb. Khotib Diusulkan Jadi 10 November 2010 Berita, foto Gelandangan Terjaring 9 November 2010 Berita, foto Judul Berita Tuntut Tanggal Terbit Pencabutan 8 November 2010 Keterangan Berita, foto

Pahlawan 4. Rosa Amat Dak (Dulu Rela 10 November 2010 Feature

18

Berperang Kini Berjuang Makan) 5. 6. 7. Cuaca Buruk Ancam Serang Puluhan Nelayan Tak Melaut 15 November 2010 15 November 2010 Berita Berita, foto Berita, foto

Hari ini, Peziarah Diperkirakan 15 November 2010 Meningkat

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Salat idul Adha Berbeda Hari Jalan Cipocok Tersendat Sejumlah Ruas Jalan Terendam Pemkot Serang Gagas Bus Perintis Seorang Perempuan Dimutilasi Daerah Rawan Curas

17 November 2010 18 November 2010 19 November 2010 22 November 2010 23 November 2010 24 November 2010

Berita Berita, foto Berita, foto Berita, foto Berita, foto Berita Feature

Rosa Amat Dak (Niat Menyapa 24 Noveember 2010 Tatangga Malah Petaka Menimpa)

15. 16. 17.

Ribuan Peserta CPNS Gugur Tes Membawa Bayi Bagian Ditemukan Pinggang

28 November 2010 28 November 2010 Korban 28 November 2010

Berita Berita Berita, foto

18. 19. 20. 21.

Kapal Cepat Tak Beroperasi Banten Lama Diserbu Peziarah Baru Seorang Calon Mendaftar Angka Kemiskinan Masih Tinggi

30 November 2010 7 Desember 2010 7 desember 2010 8 desember 2010

Berita Berita, foto Berita Berita, foto

II. Daftar Hasil Foto yang telah Dimuat di Kabar Banten No. 1. Judul Foto Massa Mahasiswa Tanggal Terbit 8 November 2010 Keterangan Pendukung

19

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Sejumlah Pengamen Aksi Bakar Ban Ratusan Perahu nelayan Suasana Kawasan Pemakaman Kondisi Ruas Jalan Raya Trafic light, Palima Sejumlah Kendaraan Seorang Pekerja Ratusan Warga Kampung Kilasah Beberapa Anak

9 November 2010

Pendukung

10 November 2010 Pendukung 15 November 2010 Pendukung 15 November 2010 pendukung 18 November 2010 Pendukung 18 november 2010 Foto Lepas

19 November 2010 Pendukung 22 November Foto Lepas

23 November 2010 Pendukung 8 Desember 2010 Pendukung

BAB IV

20

PENUTUP 1. Kesimpulan Jurnalistik merupakan sebuah pekerjaan yang penuh dengan tantangan dan resiko, oleh karena itu seorang jurnalis harus mempunyai mental yang mumpuni untuk menghadapi semua tantangan tersebut. Hal ini berkaitan erat dalam upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan fakta yang terdapat di lapangan, dengan kata lain harus mampu mencari data yang akurat. Kesigapan seorang jurnalis diuji dalam melaksanakan pekerjaan yang cukup berat ini. Karena sebuah peristiwa bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja. Jika seorang jurnalis tidak memiliki kesigapan maka belum pantaslah rasanya seseorang tersebut di sebut sebagai seorang wartawan. Keseriusan juga menjadi suatu kunci dalam menjalankan profesi ini. Seorang jurnalis dituntut supaya serius dalam menggaprap sebuah issue. Apabila ia kurang serius maka informasi dan data yang didapatkan menjadi sedikit dan informasi yang ditulis akan dangkal dan tingkat akurasi pemberitaan tersebut kurang maksimal. Wawasan adalah suatu landasan yang harus dimiliki oleh setiap jurnalis. Tanpa landasan tersebut maka seorang jurnalis akan mendaptkan kesulitan dilapangan ketika melakukan informasi. Selain itu wawasan tentang etika seorang jurnalis juga harus ditanam di dalam jiwa seorang jurnalis, karena etika merupakan pedoman yang menjadi aturan seorang jurnalis dalam mengemban tugasnya. Profesionalitas harus kita terapkan dalam menjalankan sebuah profesi, dalam hal ini yaitu sebagai jurnalis. Profesionalitas dalam sebuah pekerjaan di dapat berasarkan pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang kita punya, maka sebuah pekerjaan bisa kuasai dan barulah pantas di sebut sebagai jurnalis professional. Dengan adanya mata kuliah Job Training ini, penulis mendaptkan pengalaman yang tidak akan tercapai hanya dengan duduk dan mendengarkan
21

teori. Ini merupakan sebuah pengalaman yang akan mengantarkan penulis kedalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu juga terdapat perbedaaan antara teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan ketika praktek. Begitu banyak kesulitan yang di dapat penulis ketika proses peliputan berlangsung. Terkadang idealism yang kita pegang harus dikesampingkan. 2. Rekomendasi Setelah pelaksanaan Job Training ini ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada pihak dari Harian Umum Kababr Banten dan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA. 2.1 Untuk Harian Umum Kabar Banten Sebagai sebuah media baru yang ada di provinsi Banten, diharapkan Kabar Banten bisa menjadi acuan bagi para calon jurnalis untuk mengaplikasikan teoriteori dan menambah pengalaman di dunia jurnalistik. Perluas terus peluang job training bagi para mahasiswa. Selain kedua belah pihak mendapatkan keuntungan, Kabar Banten juga membantu melahirkan generasi penerus dalam dunia jurnalistik supaya lebih maju dan berkembang dimasa mendatang. 2.2 Untuk Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA Pihak prodi seharusnya harus bisa melakukan koordinasi dengan baik kepada mahasiswa. Hal ini bukan tanpa alasan. Sebagian mahasiswa mendapatkan kesulitan ketika akan melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses bimbingan terkadang dipersulit oleh dosen pembimbing dengan alasan-alasan tertentu. Saran penulis, kemudahan mahasiswa/i dalam mendapatkan informasi dan bimbingan supaya lebih dipermudah demi kelancaran bersama. Selain itu komunikasi antara kedua belah pihak juga harus tetap dijaga.

22

Anda mungkin juga menyukai