Anda di halaman 1dari 98

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

Oleh SHIERA RELITA HANDOKO H24103904

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ABSTRAK Shiera Relita Handoko. H24103904. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor. Di bawah bimbingan Budi Purwanto.

Informasi merupakan kebutuhan penting sebagian masyarakat modern. Peran media massa sangat penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan media cetak. Surat kabar sebagai salah satu media cetak yang dimanfaatkan masyarakat untuk memperoleh informasi, memiliki keunggulan dapat langsung dibaca isi beritanya (informasi) pada berbagai tempat. Menyadari bahwa surat kabar lokal juga berperan penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, maka tahun 2005, PT Trieka Visitama menerbitkan Harian Pakuan Raya yang merupakan satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi masyarakat Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana PT Trieka Visitama menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra perusahaan, mengetahui penerapan bauran pemasaran perusahaan, faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran perusahaan, dan alternatif strategi pemasaran yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi STP (Segmentation, Targeting and Positioning) dan bauran pemasaran PT Trieka Visitama, mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, serta mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei 2008. Dalam penelitian ini dievaluasi visi dan misi perusahaan dengan mengidentifikasi strategi STP dan bauran pemasaran yang diimplementasikan dalam lingkungan perusahaan, yaitu lingkungan internal dan eksternal. Metode pada penelitian ini menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Faktor internal dan eksternal perusahaan diidentifikasi dengan melakukan pembobotan pada masing-masing faktor. Dari hasil identifikasi, didapat enam kekuatan dan lima kelemahan, serta enam peluang dan lima ancaman. Kekuatan utama Harian Pakuan Raya adalah konsep pemberitaannya yang konsisten dengan nilai 0,420 sedangkan kelemahannya masyarakat belum begitu mengenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,244. Peluang utama perusahaan ini adalah tingginya kebutuhan informasi lokal dan ancaman terbesar adalah media elektronik dengan nilai 0,285. Skor total matriks IFE sebesar 2,742 dan matriks EFE 2,632. Dalam matriks IE, posisi perusahaan terletak pada sel V, yaitu pertahankan dan pelihara ( hold and maintain), sehingga strategi yang dapat dikembangkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan adalah memanfaatkan besarnya pangsa pasar untuk memperluas jaringan distribusi, memaksimalkan SDM untuk mengantisipasi persaingan, mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik pelanggan baru. Berdasarkan hal tersebut, saran bagi perusahaan adalah meningkatkan promosi agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan meningkatkan efektifitas penjualan serta memaksimalkan SDM yang ada untuk mengurangi retur penjualan yang masih tinggi.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh SHIERA RELITA HANDOKO H24103904

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh Shiera Relita Handoko H24103904

Menyetujui, Mei 2008

Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir.Jono M.Munandar,M.sc Ketua Departemen

Tanggal ujian: 27 Mei 2008

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Shiera Relita Handoko, dilahirkan di Reading (England) pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dr. Ir. Handoko, M.Sc. dan Ir. Novia Handoko. Penulis menyelesaikan pendidikan di Albion Primary School, Australia pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2 Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas mengenai pentingnya informasi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Media massa merupakan sarana yang menyediakan informasi. Salah satu media massa yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi adalah surat kabar. Surat kabar terdiri dari surat kabar nasional dan lokal. Dalam penelitian ini, penulis memilih surat kabar lokal Bogor Harian Pakuan Raya yang merupakan produk dari Trieka Visitama sebagai objek penelitian, karena sebagai surat kabar independen, Harian Pakuan Raya cukup berani muncul diantara persaingan surat kabar yang begitu ketat, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis strategi pemasarannya dengan mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini, yaitu : 1. Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini. 2. Farida Ratnadewi, SE, MM dan M. Najib, S.Tp, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. 3. Bapak R. Arindra selaku pemimpin umum perusahaan yang telah bersedia membantu peneliti memperoleh informasi dan data. 4. Bapak David Rizar Nugroho selaku pemimpin redaksi dan Ibu Rosa selaku Manajer Pemasaran PT Trieka Visitama yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data skripsi ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang selalu mendukung penulis sejak skripsi ini dibuat, yaitu : 1. Mami, dadi dan Ei tersayang atas segala dukungan yang selalu diberikan pada penulis, semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesempatan untuk senantiasa membahagiakan mereka. 1. Seluruh keluarga besar Emza serta keluarga besar Soerani yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan dan doa. 2. Rhendie Arindra, atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan kesetiaan yang diberikan kepada penulis. Dont know how if i dont have you. 3. Citra Arum Purdiarini, yang selalu ada saat penulis susah dan senang. You are my best friend ever serta Hilman Ramadhan yang juga selalu bersedia membantu penulis. 4. Tyas dan Yudi, yang telah membantu dalam banyak hal. Other Blehems (Nie, Vitha, Ia, Nene, Eka, Sefi) miss you all. 5. Ikhwan dan Ajenk yang selalu memberikan keceriaan dan semangat bagi penulis. 6. Om Eri dan Tante Popi atas dukungan dan doa-doa yang telah diberikan. 7. Teman-teman satu bimbingan, Anggie, Mimir, Kiki, Ika dan Leo atas kerjasama selama bimbingan dan konsultasi skripsi. Dont give up guys! 8. Gala, Notie, Dase, Andre, Betet, Oo, Kw, Acil, Nitnut, Meri, Dine, Gitri, Mitha, Icu, Ama dan semua teman-teman Manajemen 40 dan 41. 9. Mba Odah yang selalu sabar menghadapi keinginan penulis dalam segala hal. 10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Bogor, Mei 2008

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP . i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI . iv DAFTAR TABEL . vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN ....viii I. PENDAHULUAN .. 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah .... 3 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Kegunaan Penelitian ... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA . 6 2.1 Media Massa ... 6 2.2 Surat Kabar ..... 6 2.3 Berita .. 9 2.4 Pemasaran Surat Kabar ..... 10 2.5 Strategi Pemasaran Surat Kabar 10 2.6 Lingkungan Perusahaan Surat Kabar .... 12 2.6.1 Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar ...12 2.6.2 Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar ... 16 2.7 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu .18 III. METODOLOGI PENELITIAN ..... 21 3.1 Kerangka Pemikiran ..... 21 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24 3.3 Jenis dan Sumber Data ...... 24 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data . 24 3.4.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ...... 24 3.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE) . 25 3.4.3 Matriks Internal Eksternal 27 3.4.4 Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) ... 28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 30 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 30 4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 30 4.1.2 Visi dan Misi Persahaan 31 4.1.3 Struktur Organisasi ... 31 4.1.4 Lingkungan Internal Perusahaan ...................................... 34 4.1.4.1. Pemasaran .......................................................... 34 4.1.4.2 Produksi ............................................................. 40 4.1.4.3 Sumber Daya Keuangan .................................... 43 4.1.4.4 Sumber Daya Manusia ...................................... 44

4.1.5 Lingkungan Eksternal Perusahaan 47 4.1.5.1. Lingkungan Mikro . 47 4.1.5.2 Lingkungan Makro 49 4.1.5.3 Lingkungan Industri .. 51 4.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan ................................. 55 4.2.1 Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan .............................. 55 4.2.2 Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................... 58 4.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ...................... 61 4.3.1 Analisis matriks IFE ..... 61 4.3.2 Analisis Matriks EFE ....................................................... 62 4.3.3 Analsis Matriks IE ............................................................ 63 4.3.4 Analisis SWOT ................................................................. 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 68 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 68 5.2 Saran ............................................................................................. 69 DAFTAR PUSTAKA 70

DAFTAR TABEL

Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Halaman

Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan .. 26 Matriks IFE 27 Matriks EFE ... 27 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota . 35 Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008 38 Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya . 38 Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya ............................................. 39 Pendapatan Iklan HPR tahun 2008 ........................................................ 44 Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama 45 Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan Jabatan, Keahlian dan Pengalaman ............................................................................................ 46 Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi dan Pendidikan 48 Market Share Pembaca Koran di Bogor 55

DAFTAR GAMBAR

Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Halaman

Pengaruh Sistem Lingkungan Perusahaan 12 Kerangka Pemikiran Penelitian . 23 Matriks IE . 28 Matriks SWOT ......................................................................................... 29 Proses Produksi Harian Pakuan Raya ...................................................... 40 Matriks IE ................................................................................................. 64 Matriks SWOT .......................................................................................... 65

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor 1. 2. 3. 4.

Halaman

Struktur Organisasi PT Trieka Visitama ............................................... 71 Data Agen Harian Pakuan Raya ........................................................... 72 Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal ....................... 73 Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal Serta Rata-Rata dari Ketiga Responden ................................................ 74 5. Matriks IFE dan EFE ............................................................................. 75 6. Undang-Undang Kebebasan Pers .......................................................... 76 7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama .................................... 84

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Pada zaman sekarang, informasi sudah merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat. Peran media massa sangat penting untuk

menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan media cetak yang masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan. Media elektronik menggunakan peralatan elektronik seperti radio, televisi (TV) atau media internet untuk penyampaian informasinya berupa audio, audio-visual atau data digital. Salah satu keunggulan media

elektronik yaitu informasi dapat disampaikan kepada pengguna secara cepat, bahkan secara langsung (real-time) sehingga pengguna dapat mengikuti perkembangan informasi dari waktu ke waktu. Sebaliknya, kelemahan media elektronik antara lain memerlukan peralatan yang hanya dimiliki sebagian masyarakat seperti televisi dan komputer, serta memerlukan sumber energi berupa listrik. Salah satu media cetak yang dimanfaatkan masyarakat untuk memperoleh informasi adalah surat kabar. Surat kabar adalah suatu

penerbitan yang biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran dan berisi mengenai berita-berita terkini dalam berbagai topik, seperti kejadian politik, kriminalitas, tajuk rencana, olahraga dan cuaca (http://www.wikipedia.org). Menurut Soehoet (2003), surat kabar merupakan salah satu media komunikasi massa yang mempunyai kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara cepat, luas dan simultan. Kelebihan surat kabar, pengguna dapat langsung membaca pada berbagai tempat secara langsung tanpa

berita (informasi)

memerlukan alat bantu seperti radio, televisi dan komputer; serta sumber energi listrik yang diperlukan oleh media elektronik. Namun demikian, dibandingkan media elektronik kecepatan penyampaian informasi melalui surat kabar masih lebih lambat.

Sebuah surat kabar dapat dikatakan kuat jika memiliki modal dan jangkauan investasi yang besar serta mampu menjangkau konsumen pembaca dalam skala luas. Di antara banyak surat kabar yang beredar di Indonesia, terdapat tiga kelompok penerbitan yang cukup kuat dan berpengaruh pada skala nasional, yaitu Kompas, Jawa Pos dan Media Indonesia. Fenomena yang menarik adalah bukan hanya bermunculan surat kabar nasional tetapi juga surat kabar lokal. Surat kabar lokal lebih ditujukan bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai kondisi daerahnya secara lebih spesifik yang tidak terdapat pada surat kabar nasional yang lebih menyajikan berita secara umum. Surat kabar lokal juga menyajikan berita-berita tentang nasional namun dalam porsi yang tidak banyak. Menyadari bahwa surat kabar lokal juga berperan penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, maka hadirlah Harian Pakuan Raya yang merupakan satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi masyarakat Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Koran independen adalah koran yang bukan merupakan anak dari suatu perusahaan besar (berdiri sendiri). Harian Pakuan Raya merupakan koran lokal Bogor kedua setelah Radar Bogor yang merupakan anak perusahaan surat kabar yang sudah ternama yaitu Jawa Pos. Dengan konsep pendalaman berita, Harian Pakuan Raya senantiasa berusaha memberikan berbagai informasi dan berita yang lengkap, utuh dan terarah sesuai visi dan misi perusahaan. Harian Pakuan Raya berusaha membidik sasaran yang jelas, yaitu Local Society dan berpijak pada nilai-nilai profesionalisme yang tinggi (http://www.pakuanraya.com). Kekuatan informasi, edukasi dan gaya penyajiannya mampu menjadikan nilai tambah yang menjadi tujuan utama Harian Pakuan Raya. Inovasi, terobosan dan konsep rubrikasi merupakan ekspresi Harian Pakuan Raya dalam mengelola sebuah media di tengah masyarakat saat ini yang dilanda banjir informasi. Selain edisi cetak, Harian Pakuan Raya juga menyajikan informasi yang lengkap dalam bentuk media online atau website, yaitu www.pakuanraya.com yang setiap hari dikunjungi oleh

lebih dari seribu pembaca. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih mengarah pada berita politik, bisnis, ekonomi dan olahraga. Harian Pakuan Raya merupakan produk dari PT Trieka Visitama, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dan multimedia. Selain membidangi media cetak dan media online, PT Trieka Visitama juga membidangi media luar ruang, seperti billboard dan media publikasi luar ruang lainnya. 1.2. Perumusan Masalah Sebagai surat kabar independen yang keberadaannya masih baru di Bogor, sangat menarik untuk melihat sejauh mana Harian Pakuan Raya mampu masuk dan berkembang dalam dunia persaingan industri surat kabar di Indonesia. Mengingat banyak pesaing yang telah muncul lebih dahulu dan berada di bawah perusahaan ternama serta telah memiliki pasar sendiri, maka kondisi persaingan menjadi cukup tajam antar perusahaan media cetak. Salah satu contoh surat kabar yang tidak mampu bersaing dalam dunia industri surat kabar di Bogor adalah harian pagi Metro Bogor. Harian pagi Metro Bogor hanya mampu bertahan selama 3 tahun (2003 sampai 2006). Kondisi tersebut membuktikan bahwa dari tahun ke tahun tingkat persaingan dalam dunia media cetak semakin ketat. Dalam hubungan ini, Harian Pakuan Raya akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam melakukan kegiatan pemasarannya. PT Trieka Visitama melakukan segmentasi pasar dengan membagi pasar berdasarkan karakteristik dan kebutuhan pembaca. Segmentasi ini dilakukan untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Setelah melakukan segmentasi, PT Trieka Visitama melakukan targeting untuk menentukan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya yang disesuaikan dengan konten berita yang dimuat dengan mengidentifikasi segmentasi pasar terbaik. Selanjutnya, PT Trieka Visitama menetapkan posisi pasar (positioning) agar berbeda dengan surat kabar lain sehingga terbentuk citra Harian Pakuan Raya yang konsisten sebagai surat kabar lokal yang layak untuk dikonsumsi masyarakat Bogor dan sekitarnya yang relevan dengan segmen sasaran.

PT Trieka Visitama melakukan pengendalian dan membuat variasi dengan menggunakan empat variabel bauran pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place) dalam mempengaruhi konsumen. Analisis pemasaran dimulai dengan

menganalisis faktor-faktor lingkungan yang meliputi lingkungan internal dan eksternal dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman supaya perusahaan mampu berkembang dalam dunia persaingan industri surat kabar di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana PT Trieka Visitama melakukan segmentasi dan

menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra sebagai surat kabar lokal Bogor yang handal? 2. Bagaimana PT Trieka Visitama menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) berupa empat variabel : (1) produk (product), (2) harga (price), (3) promosi (promotion), dan (4) lokasi (place)? 3. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran Harian Pakuan Raya? 4. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Harian Pakuan Raya agar dapat bersaing dengan surat kabar yang lain? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini disusun berdasarkan perumusan masalah di atas sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi STP (Segmentation, Targeting and Positioning) pada PT Trieka Visitama. 2. Mengidentifikasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Trieka Visitama dalam upaya mengembangkan usahanya. 3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal PT Trieka Visitama. 4. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya.

1.4.

Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan berupa alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka Visitama. 2. Untuk menerapkan konsep pemasaran yang diperoleh dari kuliah pada dunia bisnis secara nyata. 3. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.5.

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas masalah strategi pemasaran media cetak berupa surat kabar Harian Pakuan Raya yang merupakan koran lokal di wilayah Bogor dan sekitarnya. Strategi yang dilakukan menggunakan STP yang didukung oleh bauran pemasaran serta faktor lingkungan perusahaan yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Ruang lingkup penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan PT Trieka Visitama dalam memasarkan Harian Pakuan Raya, dengan harapan dapat memberikan alternatif strategi pemasaran yang tepat sehingga perusahaan dapat bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi persaingan bisnis surat kabar yang semakin kompetitif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Media Massa Media massa adalah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya (Ardianto, 2004). Sedangkan menurut Moore (2004), media massa

merupakan sarana yang mengalihkan pesan-pesan yang identik kepada jumlah besar orang yang secara fisik berpencaran. Setiap media massa mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu yang harus diketahui dengan baik oleh pihak yang bersangkutan (Ruslan, 1997). Hampir setiap media massa seperti, surat kabar, tabloid atau majalah berita dan hiburan memiliki jumlah oplah (tiras) tertentu, segmentasi pembaca yang berbeda pada masing-masing media yang bersangkutan yaitu sebagai berikut : 1. Pembaca yang fokus, yaitu pembaca yang kritis, teliti, berpikir secara mendalam, berpendidikan tinggi dan berwawasan luas. 2. Pembaca yang tidak fokus, yaitu pembaca yang hanya sekedar ingin tahu berita, tidak berminat atau tidak memahami karena keterbatasan pendidikan dan pengetahuan tentang suatu masalah yang diberitakan. Soehoet (2003) membagi media massa kedalam dua golongan, yaitu media massa periodik dan non periodik. Keduanya dibedakan oleh periodisitasnya, yaitu keteraturan penyampaian isi pernyataan. Media

massa periodik terdiri dari surat kabar, majalah, televisi dan radio. Sedangkan media massa non periodik terdiri dari spanduk, leaflet, pamflet, poster, billboard dan papan pengumuman. 2.2. Surat Kabar Surat kabar merupakan bagian dari media massa periodik dan termasuk dalam kategori media cetak. Jumlah kopi surat kabar yang dijual setiap harinya disebut oplah. Menurut Soehoet (2003), terdapat lima

syarat yang harus dipenuhi surat kabar, yaitu : 1. Publisitas, artinya isi surat kabar diperuntukkan untuk umum maka isi berita, tajuk rencana dan yang lainnya harus mengangkat hal-hal yang umum sehingga dapat dibaca oleh siapa saja.

2. Perioditas, suatu penerbitan disebut surat kabar jika terbitnya secara tetap dan periodik (teratur). 3. Universalitas, surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia tentang segala aspek kehidupan masyarakat. 4. Aktualitas, kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak, isinya aktual dan belum dimuat sebelumnya. 5. Kontinuitas, surat kabar selalu berusaha menyajikan informasi secara lengkap dan jika berita tersebut masih ada kelanjutannya maka perkembangannya akan terus disajikan. Surat kabar dapat diklasifikasikan dalam lima hal (Kasali, 1992), yaitu berdasarkan : 1. Frekuensi penerbitan Pada umunya surat kabar dibedakan menjadi surat kabar harian dan mingguan. 2. Ukuran Dalam penggolongan ini terdapat dua jenis surat kabar, yaitu tabloid dan bentuk standar. Surat kabar tabloid seperti majalah yang tidak dijilid dan terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing lebarnya 5 cm dan panjang 35 cm. Sedangkan surat kabar bentuk standar ukurannya dua kali lipat dari ukuran tabloid dengan delapan atau sembilan kolom kesamping. 3. Format isi Dalam hal ini perlu memperhatikan rubrik-rubrik yang menjadi kekuatan suatu media dengan tingkat popularitas tertentu yang dapat diperbandingkan dengan rubrik sejenis pada media lainnya. 4. Sirkulasi Merupakan kata yang digunakan untuk menjelaskan jumlah surat kabar yang terjual dilihat dari cakupan wilayah jangkauannya.

5. Kelas sosial pembaca Dibedakan menjadi High Brow Newspaper (Quality) dan Boulevard Newspaper (Popular). Tipe quality adalah surat kabar yang oplahnya relatif sedang, berpengaruh, isi beritanya berbobot dan analisanya tinggi. Tipe koran tersebut untuk golongan masyarakat menengah ke atas. Sedangkan tipe popular yaitu merupakan surat kabar yang

oplahnya besar, penuh sensasional dan tipe pembacanya beragam, tipe ini untuk golongan masyarakat menengah ke bawah. Menurut Kasali (1992), surat kabar juga mempunyai kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan surat kabar adalah : 1. Market Coverage Surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah sesuai dengan cakupan pasarnya, baik lokal, nasional maupun regional. 2. Conparison Shopping (Catalog) Surat kabar sebagai referensi yang biasa dibawa konsumen untuk memiliki barang saat belanja. 3. Positive Consumer Attitudes Umumnya konsumen memandang surat kabar yang memuat hal-hal aktual yang harus segera diketahui khalayak pembacanya. 4. Flexibility Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana dalam cakupan geografis yang akan diprioritaskan. Sedangkan kelemahan dari surat kabar adalah : 1. Short Life Span Surat kabar hanya berusia 24 jam dan umumnya hanya dibaca satu kali dengan waktu yang singkat. 2. Clutter Berita yang dipaksakan dalam surat kabar dimana tidak mempunyai manajemen redaksi dan tata letak yang baik dapat mengacaukan daya serap pembaca.

3. Limited Coverage of Certain Groups Meskipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, namun beberapa kelompok pasar tertentu tidak dapat terlayani dengan baik. 4. Products That Don't Fit Terdapat beberapa produk yang tidak dapat diiklankan dengan baik di surat kabar terutama untuk produk yang tidak ditujukan untuk umum atau yang menuntut peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi. 2.3. Berita Berita merupakan hal penting dalam surat kabar. Assegaf dalam Ruslan (1997) berpendapat bahwa berita adalah suatu laporan tentang fakta atau ide terbaru yang dipilih oleh redaksi suatu harian surat kabar atau majalah untuk siap disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca, karena hal yang luar biasa (aneh), penting, akibat atau dampak yang dihasilakan mencakup segi-segi ketertarikan manusia (humor, emosi, ketegangan dan sebagainya). Penyampaian berita dalam garis besarnya lebih menonjolkan halhal yang berbau sensasional dan menarik perhatian pembaca, menonjolkan peristiwa tertentu (event), pertentangan dan ide atau informasi terbaru. Dalam praktiknya, pihak pers dalam fungsinya mengandung dua dimensi, yaitu : 1. Dimensi ideal, mengarah pada buah pikiran, ide-ide dan pendapat umum/individu. 2. Dimensi komersial, mengarah pada hal-hal ekonomi, seperti

keuntungan usaha, promosi, distribusi, persaingan, dan lain-lain. Susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu : 1. Headline : kepala berita atau judul berita. 2. Dateline : waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh. 3. Lead : teras berita. 4. News Body : isi berita.

2.4.

Pemasaran Surat Kabar Pemasaran merupakan kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan serta mempromosikannya melalui proses

pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan (Budiarto, 1993). Menurut Kotler (2000), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran surat kabar merupakan kegiatan perusahaan surat kabar dalam memproduksi dan menjual produknya kepada masyarakat dengan menggunakan strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan pemasaran surat kabar telah berkembang begitu cepat. Hal tersebut membuat konsumen semakin banyak pilihan dengan berbagai merek surat kabar sehingga konsumen menjadi sangat selektif dalam memilih surat kabar terbaik dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas, harga, ketepatan waktu penerimaan produk dan kontinuitas ketersediaan produk di pasar. Dengan keadaan tersebut, dalam memasarkan produknya perusahaan tidak dapat hanya memusatkan perhatiannya pada produk yang telah dihasilkan namun juga memikirkan bagaimana cara yang harus ditempuh agar surat kabar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli dan

membacanya. Pada hakikatnya, pemasaran surat kabar merupakan upaya mencocokkan antara kemampuan yang dimiliki perusahaan dengan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran menjadi ujung tombak keberhasilan dan perusahaan harus menentukan strategi pemasaran surat kabar yang akan digunakan agar perusahaan dapat terus berkembang dalam persaingan bisnis persuratkabaran yang begitu ketat. 2.5. Strategi Pemasaran Surat Kabar Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2006). Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang terpadu dan

menyeluruh yang mengaitkan kekuatan perusahaan dalam menghadapi lingkungan usaha agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi terdiri dari tiga tingkatan, yaitu : 1. Strategi Tingkat Korporat (Corporate Strategy) Menurut Andrews dalam Rangkuti (2006), strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis, dimana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi competitive advantage. 2. Strategi Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units) Strategi unit bisnis (SBU) adalah strategi yang dilakukan dalam bisnis tertentu untuk memenangkan persaingan penangannya berbeda dengan bisnis lain. Karakteristik SBU menurut Abell dalam Rangkuti (2006) adalah : memiliki misi dan strategi, menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi, menghasilkan produk atau jasa secara spesifik, bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas. Strategi pemasaran dapat diartikan sebagai logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2001). Strategi pemasaran surat kabar dapat mengidentifikasikan posisi perusahaan surat kabar saat ini dan berfungsi untuk menentukan tujuan bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan pemasaran bertujuan agar perusahaan bersifat lebih reaktif daripada proaktif. Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan surat kabar digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan tersebut menjalankan usahanya, dimana posisi bisnis saat ini dan hal apa saja yang perlu dilakukan secara berbeda pada masa yang akan datang. Perumusan strategi pemasaran surat kabar didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan perusahaan surat kabar, yaitu eksternal perusahaan. lingkungan internal dan

2.6.

Lingkungan Perusahaan Surat Kabar Lingkungan perusahaan surat kabar digunakan untuk

memformulasikan strategi bersaing dari perusahaan tersebut. Analisis lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis lingkungan internal dan eksternal (Rangkuti, 2006). Budiarto (1993) menggambar bagan pengaruh sistem lingkungan perusahaan sebagai berikut :

Lingkungan Eksternal

Lingkungan Internal

Peluang dan Ancaman Pemasaran

Kekuatan dan Kelemahan Pemasaran

Tujuan atau Target Pasar

Strategi Pemasaran Gambar 1. Pengaruh sistem lingkungan perusahaan (Budiarto, 1993) 2.6.1. Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar Lingkungan internal bagi perusahaan surat kabar dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut dengan mengidentifikasi komponen-komponen sebagai berikut : 1. Pemasaran a. Segmentation, Targeting dan positioning (STP) Menurut David (2004), segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi sub kelompok pelanggan berdasarkan kebutuhan dan kebiasaan konsumen. Perusahaan surat kabar dapat membagi pembacanya berdasarkan variabel segmentasi yang terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis dan

perilaku (Kotler, 2000). Setelah segmentasi pasar ditentukan, langkah selanjutnya adalah melakukan targeting untuk menetapkan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya. Perusahaan surat kabar dapat menentukan segmen mana saja yang cocok untuk dibidik sesuai dengan berita yang dimuat. Selanjutnya perusahaan harus menetapkan posisi pasar

(positioning) untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing surat kabar di pasar dalam benak konsumen. b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2000). pemasaran terdiri dari empat variabel, yaitu : Produk (product) Surat kabar merupakan produk yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan konsumen sebagai salah satu sumber informasi. Namun surat kabar merupakan barang produksi yang tidak dapat disimpan lama karena berita yang dimuat dalam surat kabar selalu berubah setiap harinya sehingga beritanya cepat basi. Topik surat kabar berupa berita politik, ekonomi, kriminalitas, olahraga dan sebagainya. Surat kabar terdiri dari surat kabar lokal dan nasional. Bauran

Surat kabar lokal lebih mengutamakan berita mengenai kejadian-kejadian disuatu daerah, sedangkan surat kabar nasional memuat berita yang lebih luas, mencakup berita dalam dan luar negeri. Harga (price) Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik menyangkut kegiatan penjualan maupun aspek keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Persaingan

harga antar surat kabar kini semakin tajam karena hampir semua surat kabar berlomba-lomba memberikan harga termurah untuk menarik minat pembeli. Namun perlu

diperhatikan dampaknya di masa depan akan menurunnya jumlah pembeli jika surat kabar kembali ke harga semula. Oleh karena itu, perusahaan surat kabar harus menetapkan biaya yang dapat dijangkau oleh pasarnya sesuai dengan kualitas berita yang dimuat. Distribusi (place) Pemilihan saluran distribusi juga ikut berperan dalam memperluas pasar sasaran atau target market surat kabar, karena semakin luas jaringan distribusi semakin banyak pula konsumen yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jumlah surat kabar yang optimal untuk dikirimkan ke masing-masing wilayah distribusi dan jumlah total surat kabar yang optimal untuk dicetak. Distribusi surat kabar merupakan tanggung jawab bagian sirkulasi. Distribusi ke pelanggan baik

langsung maupun tidak langsung biasanya menggunakan tenaga agen. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan

karena mereka berperan dalam peningkatan oplah. Promosi (promotion) Promosi surat kabar dilakukan dengan

menginfomasikan kelebihan surat kabar serta membujuk para konsumen agar memiliki perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk membeli produk tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mempromosikan surat kabar seperti memasang spanduk atau poster, membuat iklan pada media elektronik, membagikan koran gratis dan komunikasi dua arah dengan masyarakat. Umar (2003)

berpendapat bahwa untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang dikenal sebagai bauran

promosi (promotion mix) yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan. 2. Produksi Kegiatan produksi dalam bisnis persuratkabaran merupakan inti yang paling dalam, spesifik dan berbeda dengan bidang fungsional lain karena dalam kegiatan produksi terjadi suatu proses transfomasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Terdapat empat tahap dalam proses produksi surat kabar, yaitu: pertama, pengumpulan berita yaitu terjun ke lapangan, mengadakan wawancara dan melakukan penelitian. Kedua, perencanaan yaitu memeriksa dan membuktikan kebenaran berita sekaligus membuat alur berita. Ketiga, penulisan yaitu membuat berita dalam bentuk yang menarik, jelas dan padat. Keempat, produksi yaitu memasukkan berita dalam surat kabar. Pada dasarnya proses produksi berita terdiri dari input dan output. Input pada proses produksi adalah bahan berita yang direncanakan, dicari, diperoleh, kemudian diseleksi,

dikumpulkan, diolah/dilakukan editing, disusun dan dicetak. Dan output dari proses berita adalah informasi yang telah diolah. 3. Sumber Daya Keuangan Analisis sumber daya keuangan perusahaan surat kabar diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi keuangan pada masa yang akan datang. Kondisi keuangan

biasanya digunakan sebagai ukuran posisi bersaing antar perusahaan surat kabar dan dapat juga digunakan sebagai daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

4. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia mempunyai peranan penting dalam peningkatan kinerja bisnis perusahaan surat kabar. SDM

adalah tenaga inti kewartawanan dan manajemen yang akan menjadi motor utama perusahaan surat kabar. Untuk

melahirkan surat kabar yang bagus, harus disiapkan SDM yang bagus pula dengan gaji yang memadai agar produk yang dihasilkan berkualitas dan mampu mengalahkan saingannya. 2.6.2. Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar Lingkungan eksternal bagi surat kabar memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengantisipasi peluang dan ancaman bagi perusahaan juga faktor-faktor diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor eksternal bagi perusahaan surat kabar terdiri dari lingkungan mikro, lingkungan makro dan lingkungan industri. 1. Lingkungan Mikro Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam melayani pasarnya (Kotler, 2000). Faktorfaktor yang termasuk dalam lingkungan mikro adalah pemasok, pelanggan, pesaing dan perantara. Berdasarkan teori Kotler

tersebut, para pelaku dalam lingkungan perusahaan surat kabar adalah sebagai berikut : a. Pemasok : pihak yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan surat kabar, seperti kertas dan tinta. b. Pelanggan : perusahaan surat kabar harus berusaha memberikan pengaruh positif dalam membangun dan memperluas hubungan dengan pelanggan. c. Pesaing : pihak-pihak yang menawarkan kepada pasar surat kabar dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda dan ini harus dihadapi oleh setiap perusahaan surat kabar.

d. Perantara : perusahaan atau orang-orang yang terlibat dalam perusahaan untuk mempromosikan, menjual dan

mendistribusikan surat kabar kepada pembeli terakhir. 2. Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan (Kotler, 2000). a. Demografi, berhubungan dengan populasi karena oranglah yang membentuk pasar, pemasar sangat tertarik pada ukuran dan tingkat pertumbuhan penduduk dalam kota, wilayah dan negara yang berbeda, distribusi umur dan bauran etnis, tingkat pendidikan, pola rumah tangga serta karakteristik dan pergerakan regional. b. Politik/hukum, keputusan pemasar dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Hukum dapat membatasi dan dapat pula menciptakan peluang baru bagi perusahaan. c. Teknologi, salah satu kekuatan paling dramatis dalam membentuk hidup manusia. Perusahaan harus dapat

mengikuti trend dalam perkembangan teknologi. d. Sosial budaya, terdiri dari lembaga dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan dan tingkah laku yang dianut masyarakat. Pemasar harus

memperhatikan sistem sosial budaya dimana perusahaan memasarkan produknya. 3. Lingkungan Industri Menurut Porter (1995), industri didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat saling menggantikan. Aspek lingkungan industri lebih

mengarah pada aspek persaingan dimana suatu perusahaan berada. Dalam lingkungan industri ada beberapa faktor

kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup

perusahaan, yaitu ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar pembeli,

ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman persaingan segmen yang ketat (Porter, 1995). Berdasarkan

teori yang diungkapkan Porter, faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar antara lain : a. Ancaman pendatang baru, reformasi membuat pelaku dalam industri surat kabar bertambah dengan cepat, sehingga akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan lama terutama berkaitan dengan perebutan pangsa pasar. b. Ancaman produk substitusi, merupakan produk pengganti. Produk substitusi dari surat kabar adalah majalah, tabloid dan media elektronik. c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, serta mendesak perusahaan agar

meningkatkan mutu dan pelayanannya. d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk dan jasa yang dibeli. e. Ancaman persaingan segmen yang ketat, setiap perusahaan surat kabar tentu ingin menjadi pemimpin dalam industri persuratkabaran sehingga mampu memperoleh keuntungan yang besar. 2.7. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Suhartini (2002) dalam penelitiannya mengenai upaya promosi Surat Kabar Buena terhadap agen-agennya dalam meningkatkan oplah penjualan. Surat kabar merupakan barang produksi yang tidak dapat

disimpan lama karena produk utamanya adalah berita yang sifatnya cepat

basi. Oleh karena itu, distribusi menjadi bagian penting dalam menunjang keberhasilan penyaluran surat kabar agar dapat sampai ditangan pembaca tepat waktu. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan karena mereka berperan dalam peningkatan oplah. Berdasarkan dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa komitmen agen terhadap penerbit

dipengaruhi oleh faktor keuntungan agen, pelayanan penerbit dan perhatian penerbit terhadap para agen. Anam (2004) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran harian pagi Metro Bogor dengan menggunakan metode analisis SWOT. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa strategi yang tepat bagi perusahaan adalah strategi Grow and Build yang diimplikasikan dalam strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan penetrasi pasar di Kodya dan Kabupaten Bogor. Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan menambah agen di wilayah Kabupaten Bogor, pengoptimalan fungsi divisi promosi dan pemasaran, serta mencari mitra bisnis yang baru. Sedangkan strategi pengembangan produk dapat diwujudkan dengan melakukan peningkatan mutu. Pada tahun 2003 sampai 2004 harian pagi Metro Bogor mampu menembus dan bersaing dengan surat kabar lain di Bogor. Bahkan tingkat penjualan harian pagi Metro Bogor sempat mengalahkan jumlah penjualan beberapa surat kabar lainnya. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mendukung keberhasilan harian pagi Metro Bogor, yaitu: (1) Besarnya modal yang dimiliki PT Metro Bogor Lestari. Perusahaan tersebut didirikan oleh tiga orang komisaris, sehingga modal yang dimiliki cukup besar; (2) Sumberdaya manusia (tenaga kerja) yang terdapat dalam harian Metro Bogor merupakan sumberdaya yang berkualitas dan berpengalaman; (3) Promosi yang dilakukan harian Metro Bogor cukup gencar. Namun, berdasarkan informasi yang didapat, harian pagi Metro Bogor telah tutup pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh rusaknya hubungan manajemen puncak yang terdapat dalam PT Metro Bogor Lestari sehingga kondisi manajemen di bawahnya menjadi tidak teratur.

Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa perencanaan yang telah dirumuskan tidak dapat diterapkan dengan sempurna yang pada akhirnya perusahaan tersebut menjadi tidak mampu lagi bersaing dalam dunia industri surat kabar di wilayah Bogor dan sekitarnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Kerangka Pemikiran Visi dan misi PT Trieka Visitama diimplementasikan dalam lingkungan pemasaran, baik lingkungan internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Lingkungan internal yang terdapat dalam PT Trieka Visitama antara lain: (1) Pemasaran, yang didalam terdiri dari : (a) Segmentation, Targeting dan Positioning (STP), yang merupakan langkah awal dalam melaksanakan kegiatan

pemasarannya dan (b) Bauran Pemasaran, merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran surat kabar secara kontinyu yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga, distribusi dan promosi; (2) Produksi, proses produksi berita terdiri dari input dan output. Input pada proses produksi meliputi bahan berita yang direncanakan, dicari, diperoleh, diseleksi, dikumpulkan, editing, disusun kemudian dicetak. Sedangkan output pada proses berita merupakan informasi yang telah diolah; (3) Sumberdaya Keuangan, diperlukan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan saat ini dan yang akan datang; (4) Sumberdaya Manusia, yaitu tenaga inti kewartawanan dan manajemen yang akan menjadi motor utama perusahaan surat kabar sehingga SDM surat kabar harus memiliki keahlian dalam bidang persurat kabaran. Lingkungan eksternal yang terdapat dalam PT Trieka Visitama dibedakan menjadi lingkungan mikro, makro dan industri. Lingkungan mikro terdiri dari berbagai kekuatan yang berada pada perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan. Para pelaku yang mempengaruhi lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan, pesaing dan perantara. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial (demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik/hukum dan budaya) yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan.

Sedangkan lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan yang didalamnya terdapat faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar yaitu ancaman pendatang

baru, ancaman produk substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman persaingan segmen. Evaluasi terhadap lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE. Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengetahui kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional perusahaan. Sedangkan evaluasi terhadap lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Matriks EFE diperlukan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan. Interaksi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi operasi bisnis PT Trieka Visitama dikombinasikan ke dalam matriks IE. Matriks IE terdiri dari sembilan sel yang dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu: strategi integratif, penetrasi pasar, dan strategi divestasi. Matriks IE digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada perusahaan dengan tujuan memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan. Setelah mengidentifikasi matriks IE, dapat dirumuskan matriks SWOT yang merupakan alat bantu untuk mengembangkan strategi berdasarkan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Perumusan alternatif strategi dari matriks SWOT terdiri dari empat alternatif strategi, yaitu strategi S-O yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal, strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, dan strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2004). Dari hasil olahan matriks SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi pemasaran yang akan direkomendasikan kepada PT Trieka Visitama. Gambaran kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

PT Trieka Visitama Visi dan Misi Lingkungan Pemasaran

Analisis Lingkungan Internal : - Pemasaran : STP dan Bauran Pemasaran - Produksi - Sumberdaya Keuangan - Sumberdaya Manusia

Analisis Lingkungan Eksternal : - Lingkungan mikro - Lingkungan makro - Lingkungan industri

Matriks IFE : - Kekuatan - Kelemahan

Matriks EFE : - Peluang - Ancaman

Matiks IE : - Strategi integratif - Penetrasi pasar - Strategi divestasi Matriks SWOT : - Kekuatan-Peluang (S-O) - Kelemahan-Peluang (W-O) - Kekuatan-Ancaman (S-T) - Kelemahan-Ancaman (W-T)

Alternatif Strategi Pemasaran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Harian Pakuan Raya yang berlokasi di Ruko Warung Jambu Jalan Padjajaran No. 3 Bogor. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari sampai April 2008.

3.3.

Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner kepada pihakpihak terkait pada PT Trieka Visitama. Pengisian kuesioner dilakukan untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan bobot matriks IFE dan EFE. Kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer pemasaran. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, data dan laporan yang diperoleh dari perusahaan. Data-data yang digunakan bersumber dari internal dan eksternal perusahaan. Data internal adalah data yang didapat dari dalam organisasi berupa visi, misi, tujuan, company profile, strategi pemasaran dan operasional PT Trieka Visitama. Sedangkan data eksternal merupakan data yang diperoleh dari luar organisasi yang berupa kondisi persaingan yang dihadapi PT Trieka Visitama.

3.4.

Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh adalah data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka dan dianalisis dengan menggunakan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Metode SWOT dianalisis dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi pemasaran yang disusun berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal. Alat-alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.4.1. Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan terdiri dari analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan

internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Trieka Visitama dengan melakukan wawancara langsung dan mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan pemasaran, produksi, sumber daya keuangan dan SDM kepada masing-masing manajer dan staf. Sedangkan analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor peluang dan ancaman bagi perusahaan dengan melakukan wawancara kepada pemimpin redaksi Harian Pakuan Raya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

lingkungan mikro, makro dan industri PT Trieka Visitama. 3.4.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE) Sebelum membuat matriks faktor strategi internal dan eksternal, harus menentukan faktor strategi internal dan eksternal dengan langkah-langkah berikut (Kinnear dan Taylor, 1996) : 1. Menyusun daftar faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical success factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan aspek eksternal (peluang dan ancaman) yang ditempatkan pada kolom pertama. 2. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut pada pihak manajemen dengan menggunakan metode "Paired Comparison" (Kinnear dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor dengan menggunakan skala 1, 2, 3. Adapun skala yang digunakan, yaitu : 1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator horizontal. 2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator horizontal. 3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator horizontal.

Tabel 1.

Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan A B C D .... Total

Faktor Strategi Internal/Eksternal A B C D .... Total Sumber : Kinnear dan Taylor, 1996

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus sebagai berukut : Keterangan : Xi ai =
n

i
i=1

ai Xi i n

= = = =

Bobot variabel ke-i Nilai variabel ke-i 1,2,3,...,n Jumlah variabel

3. Menentukan rating masing-masing faktor dengan skala 1 sampai 4. Untuk matriks IFE, rating 1=sangat lemah, 2=lemah, 3=kuat, 4=sangat kuat. Dan matriks EFE, rating 1=dibawah rata-rata, 2=rata-rata, 3=diatas rata-rata, 4=sangat bagus. 4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor terbobot. 5. Menjumlahkan semua skor pembobotan secara vertikal untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Pada matriks IFE total skor berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan ratarata 2,5 yang menunjukkan seberapa baik perusahaan merespon faktor-faktor strategis internal perusahaan sekarang dan yang diharapkan. Sedangkan matriks IFE, total skor matriks EFE juga berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan rata-rata 2,5 yang menunjukkan seberapa baik perusahaan menanggapi faktor dalam lingkungan eksternalnya. Skor terbobot total merupakan

hasil akhir yang didapat dari kedua matriks tersebut yang disajikan pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Matriks IFE Faktor Strategi Internal Kekuatan : Kelemahan : Total Sumber : David, 2004 Tabel 3. Matriks EFE Faktor Strategi Internal Peluang : Ancaman : Total Sumber : David, 2004 3.4.3. Matriks Internal Eksternal (IE) Setelah mengetahui faktor-faktor peluang, ancaman,

Bobot

Rating

Skor

Bobot

Rating

Skor

kekuatan dan kelemahan perusahaan, selanjutnya data dimasukkan ke dalam matriks internal eksternal (IE) untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih tinggi. Matriks ini terdiri dari sembilan sel, dimana sumbu horizontal menunjukkan skor total IFE dan sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE (Gambar 3). Pada sumbu horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,00-2,99 adalah sedang dan skor 3,00-4,00 adalah tinggi.

Skor Total IFE 4.0 4.0 Tinggi Skor Total EFE 3.0 Sedang Kuat I Tumbuh dan bina IV Tumbuh dan bina 2.0 Rendah 1.0 Gambar 3. Matriks IE (David, 2004) Sembilan sel tersebut dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu : 1. Sel I, II dan IV disebut tumbuh dan bina. Strategi yang cocok bagi daerah ini adalah strategi integratif. 2. Sel III, V dan VII baik untuk dikendalikan dengan pertahanan dan pelihara. Strategi yang terbaik adalah penetrasi pasar. 3. Sel VI, VIII dan IX paling baik dikendalikan dengan strategi panen atau divestasi. 3.4.4. Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) Matriks SWOT digunakan untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Langkah-langkah matriks SWOT adalah dengan membuat : 1. daftar peluang eksternal yang tersedia dalam lingkungan perusahaan saat ini dan yang akan datang. 2. daftar ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan saat ini dan yang akan datang. VII Pertahankan dan pelihara 3.0 Rata-rata II Tumbuh dan bina V Pertahankan dan pelihara VIII Divestasi XI Divestasi 2.0 Lemah III Pertahankan dan pelihara VI Divestasi 1.0

3. daftar bidang-bidang khusus kekuatan perusahaan saat ini dan yang akan datang. 4. daftar kelemahan perusahaan saat ini dan akan datang. 5. sekumpulan strategi yang mungkin bagi perusahaan. Setelah mengumpulkan semua informasi dan melakukan analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, selanjutnya adalah mengembangkan alternatif strategi. Perumusan strategi dapat

dilakukan dengan menggunakan alat bantu matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi lalu disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Formulasi strategi dengan matriks

SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan strategi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. IFE EFE Kekuatan (S) Strategi SO Menciptakan strategi dengan Peluang (O) memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang. Strategi ST Strategi yang menggunakan Ancaman (T) kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Gambar 4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2006) Kelemahan (W) Strategi WO Strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan. Strategi WT Strategi yang didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan Harian Pakuan Raya didirikan oleh PT Trieka Visitama pada bulan Febuari 2005 dan terbit pertama kali pada tanggal 1 Juni 2005. Harian Pakuan Raya diambil dari nama Kerajaan Sunda bernama "Pakuan" yang pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa yang terletak di Bogor selama abad ke-7 hingga abad ke-16. Kerajaan Pakuan juga mencakup wilayah Sukabumi, Cianjur, Depok dan Kabupaten Tangerang, yang merupakan wilayah edar Harian Pakuan Raya. Salah satu ikon Harian Pakuan Raya adalah "Ki Demang" yang dalam kesehariannya berbicara mengenai seputar masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Nama tersebut dipilih sebagai ikon

karena Ki Demang merupakan nama tokoh penting dalam kehidupan masyarakat yang memiliki kharisma yang tinggi, bijaksana dan sangat sederhana. PT Trieka Visitama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dan multimedia yang sangat memahami akan fenomena perkembangan informasi dan pentingnya strategi

pemasaran pada kondisi masyarakat saat ini yang semakin berkembang. PT Trieka Visitama juga membidangi media luar

ruang, seperti billboard dan media publikasi luar ruang lainnya, selain itu juga mengakomodasikan pengembangan piranti lunak (software development). PT Trieka Visitama terletak di Ruko Warung Jambu Jalan Pajajaran No. 3 Bogor. Perusahaan memilih lokasi tersebut karena Jalan Pajajaran merupakan bisnis distrik kota Bogor dan strategis sehingga lokasinya mudah dijangkau.

4.1.2. Visi dan Misi Persahaan Setiap perusahaan memiliki tujuan yang dituangkan dalam bentuk visi dan misi. Sesuai dengan moto perusahaan, vision newspaper, visi PT Trieka Visitama adalah menjadikan Harian Pakuan Raya sebagai koran politik dan ekonomi daerah yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam

keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa. Sedangkan misi PT Trieka Visitama adalah sebagai berikut : Menjadikan Harian Pakuan Raya sebagai referensi terpercaya bagi masyarakat yang peduli terhadap dinamika demokrasi dan politik serta ekonomi daerah. Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efektif dan efisien, profesional. 4.1.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT Trieka Visitama terdiri dari perpaduan dua bidang kegiatan, yaitu bidang redaksional dan bidang usaha. Kedua bidang tersebut saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan ditentukan. masing-masing sesuai dengan aturan yang telah serta mampu dipertanggungjawabkan secara

Bidang redaksi mengolah informasi menjadi berita.

Informasi yang diperoleh wartawan di lapangan dikelola di meja redaksi. Bidang redaksi berada dibawah tanggung jawab pemimpin redaksi. Bidang usaha merupakan unit penghasil. Tugas utama

bidang usaha adalah sebagai mesin uang perusahaan dari usaha penjualan produk dan pendapatan lainnya. Bidang usaha dipimpin oleh pemimpin perusahaan yang dibantu oleh beberapa manajer dan staf perusahaan. Pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan bertanggung jawab terhadap pemimpin umum perusahaan, karena pemimpin umum yang memegang kendali bidang redaksi dan bidang usaha, sehingga ia berwenang mengangkat pejabat yang ditugasi melaksanakan kegiatan

kedua bidang tersebut. Struktur organisasi PT Trieka Visitama disajikan dalam lampiran 1. Pemimpin Umum merupakan orang pertama pada PT Trieka Visitama. Pemimpin umum bertanggungjawab terhadap maju mundurnya perusahaan. Ia mempunyai kekuasaan yang luas untuk mengambil perusahaan. kebijakan Pemimpin dan menentukan berhak arah perkembangan dan

umum

mengangkat

memberhentikan karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam mengembangkan perusahaannya, pemimpin umum memegang kendali pada bidang redaksi dan bidang usaha, dimana dalam setiap bidang tersebut terdapat komponen-komponen yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing. 1. Pemimpin Redaksi Pemimpin redaksi mengendalikan kegiatan keredaksian

perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama (headline), berita pembuka halaman (opinion news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya. Pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hukum yang disebabkan oleh isi pemberitaan pada penerbitannya. Di bawah pemimpin redaksi terdapat bagian-bagian yang membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu : Sekretaris Redaksi (Sekred) Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam administrasi keredaksionalan, seperti menerima surat-surat dari luar yang menyangkut keredaksionalan, mengirim honor tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat yang diperlukan oleh pemimpin redaksi. Redaktur Pelaksana (Redpel) Redaktur pelaksana memimpin pelaksanaan harian operasi perusahaan serta memberikan penilaian dan memutuskan layak atau tidaknya suatu berita untuk dimuat.

Koordinator Liputan (Korlip) Korlip bertugas mengimplementasikan perencanaan liputan yang telah dibuat redaktur pelaksana dan telah disetujui pemimpin redaksi di lapangan. Korlip juga bertugas memeriksa (listing) hasil liputan wartawan untuk dilaporkan kepada redaktur pelaksana. Redaktur Redaktur melakukan penyuntingan berita yang akan

diturunkan dan melengkapi naskah berita yang ditulis oleh wartawan. Redaktur dibantu oleh asisten yang disebut subeditor. Wartawan/Reporter Wartawan bertugas mencari dan mengumpulkan data yang valid untuk dijadikan berita dan mengangkat data-data yang sudah dikumpulkan menjadi tulisan yang kemudian akan diproses menjadi berita. 2. Pemimpin Perusahaan Pemimpin perusahaan bertugas mengendalikan usaha untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya guna

kesejahteraan semua karyawan. Dalam operasional sehari-hari, pemimpin perusahaan mempunyai beberapa manajer yang akan memimpin bidang-bidang yang dibutuhkannya, yaitu sirkulasi, iklan, keuangan, promosi dan umum. Bagian Sirkulasi Bagian sirkulasi menjual produk hasil penerbitannya dan menangani perjalanan produk penerbitannya tersebut, mulai dari keluar percetakan sampai pada konsumen. Bagian Iklan Bagian iklan bertugas mencari pemasang iklan yang berminat untuk membeli spot atau ruang iklan di dalam Harian Pakuan Raya dan memastikan jangka waktu pemasangan iklan.

Bagian Promosi Bagian promosi bertugas menangani kegiatan promosi yang dilakukan PT Trieka Visitama dan melakukan sosialisasi produk kepada masyarakat Bogor dan sekitarnya. Bagian Keuangan Bagian keuangan bertugas mengendalikan keuangan

perusahaan, yaitu menghitung pemasukan dan pengeluaran uang, menyimpan dan membayarkan uang, memungut dan membayarkan pajak, membayar kebutuhan operasional perusahaan serta mengumpulkan kekayaan perusahaan. Bagian Umum Bagian umum menangani dan menyediakan kebutuhan bagi perusahaan, baik yang bersifat hardware maupun software. Kebutuhan hardware misalnya peralatan kantor, seperti alat angkut untuk dinas maupun operasional, mesin cetak, komponen tinta cetak dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan software seperti kebutuhan jumlah karyawan, peningkatan kemampuan karyawan dan kesejahteraan karyawan. Dalam melakukan kegiatannya, manajer umum dibantu beberapa staf yang melaksanakan tugas-tugas perawatan dan personalia. 4.1.4. Lingkungan Internal Perusahaan Perusahaan ditentukan oleh kemampuan mengelola faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal perusahaan dalam mencapai keberhasilannya. Lingkungan internal PT Trieka Visitama mencakup : 4.1.4.1. Pemasaran a. Segmentation, Targeting dan Positioning Segmentation Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Daerah 2006 (BPS), jumlah penduduk di wilayah Bogor sekitar 10.930.969 jiwa (27,35% dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat), dengan perincian pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota Kab./Kota Luas Wilayah 3.357,92 3.947,83 3.217,89 118,50 48,00 200,29 10.890,43 Jumlah Penduduk Wanita L+P 2.015.347 1.088.634 1.029.236 415.151 141.264 685.470 5.375.102 4.100.934 2.224.993 2.098.644 844.778 287.760 1.373.860 10.930.969 Kepadatan Penduduk Jiwa/ km 1.221 564 652 7.129 5.995 6.859 1.004

Laki-laki 2.085.587 1.136.359 1.069.408 429.627 146.496 688.390 5.555.867

1. Kab.Bogor 2. Kab. Sukabumi 3. Kab. Cianjur 4. Kota Bogor 5. Kota Sukabumi 6. Kota Depok Jumlah

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006 Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kabupaten Bogor (37,52%), sedangkan jumlah terkecil terdapat di kota Sukabumi (2,63%). Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bogor dan Kota Depok, sedangkan yang terendah di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Kedudukan geografi Kota Bogor berada di tengahtengah wilayah Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Tingginya jumlah penduduk wilayah Bogor mendorong PT Trieka Visitama untuk tidak hanya memasarkan produknya di Kota Bogor saja namun juga di wilayah-wilayah sekitarnya, sehingga Harian Pakuan Raya melakukan segmentasi dengan memilih segmen pasar yang mencakup masyarakat yang tinggal pada wilayah edar Harian Pakuan Raya, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Tangerang dan Depok untuk menentukan pasar sasarannya. Targeting Wilayah Bogor merupakan daerah permukiman dan terdapat banyak perguruan tinggi sehingga sumberdaya manusia warga Bogor sangat potensial, mulai dari pengusaha, pakar, intelektual, aktivis LSM, politikus,

budayawan, ulama, teknokrat sampai birokrat

yang

kapasitasnya bertaraf nasional, bahkan internasional. Hal ini merupakan faktor pendukung keberadaan Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar yang mengedepankan

pengetahuan dan memberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi wilayah Bogor dan sekitarnya. Konten berita Harian Pakuan Raya lebih mengarah pada dinamika demokrasi, politik dan ekonomi daerah, sehingga Harian Pakuan Raya menjadi bacaan dan referensi yang diperlukan oleh para pengambil keputusan di lingkungan pemerintahan daerah, para pelaku politik dan ekonomi, mahasiswa serta PNS yang menjadi target pasar Harian Pakuan Raya. Positioning Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal Bogor yang menyajikan isi berita yang berbeda dari surat kabar lokal lain pada umumnya, berhasil membentuk citra Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal berwawasan, sesuai dengan motonya "vision newspaper", yang selalu

mengutamakan berita yang berhubungan dengan daerah Bogor dan sekitarnya. b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang saling berkaitan, yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Bauran pemasaran yang diterapkan PT Trieka Visitama adalah sebagai berikut : Produk (product) Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar lokal wilayah Bogor dan sekitarnya yang dibuat sesuai dengan selera pembaca. Konsistensi Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal merupakan suatu kelebihan dibandingkan surat kabar lain yang mengaku sebagai surat kabar lokal namun berita yang dimuat lebih banyak yang berskala

nasional. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih mengarah pada dinamika demokrasi, politik dan ekonomi daerah. Kertas yang digunakan Harian Pakuan Raya adalah kertas koran biasa yang memiliki lebar 34,7 cm dan tinggi 57,8 cm yang terdiri dari 16 halaman, 4 halaman full colour dan 12 halaman black and white. Harga (price) Harga jual eceran Harian Pakuan Raya adalah Rp. 2.000,- per eksemplar. Biaya produksi Rp. 1.075,- per

eksemplar, pengecer Rp. 500,- per eksemplar dan agen Rp. 300,- per eksemplar, sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan sebesar Rp. 125,- per eksemplar. Harga koran bagi yang berlangganan Harian Pakuan Raya adalah Rp. 1.800,- per eksemplar. Perusahaan baru bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan Koran jika retur di bawah 20%. Walaupun kini antar surat kabar sedang perang harga, namun Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan harganya untuk menjaga image produk dan telah memiliki pasar sendiri. Penjualan Harian Pakuan Raya setiap harinya sebanyak 35% dari langganan tetap dan 65% dijual melalui agen dan pengecer dengan tingkat retur rata-rata 45%. Jumlah retur yang masih berada di atas 20%, dapat ditutup dengan pendapat iklan. Penjualan tertinggi Harian Pakuan Raya terjadi pada hari Senin. Keuntungan terbesar perusahaan berasal dari

pemasangan iklan. Tipe-tipe iklan berupa iklan baris (45%), iklan lelang/pengumuman/instansi/ucapan (20%), iklan display/kolom (20%), iklan advetorial (10%) dan lain-lain (5%). Rata-rata iklan yang masuk setiap harinya sebanyak 15-20 iklan baris dan 2-5 iklan lelang, pengumuman dan

display. Tarif iklan Harian Pakuan Raya dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008. Jenis Iklan Hitam Berwarna/milimeter Keterangan putih/milimeter kolom kolom Display Rp. 28.500,Halaman 1(Utama) Display Rp. 17.500,Rp. 22.500,Halaman 8, 9 & 16 Kolom Rp. 13.500,Halaman Dalam Sosial/Obituary Rp. 10.500,Rp. 19.500,Ucapan Selamat Rp. 10.500,Rp. 19.500,Advertorial Rp. 12.500,Rp. 22.500,Iklan Baris Rp. 9.000,Min 3 baris, maks 7 baris Creative Ad Rp. 12.500,Rp. 25.000,Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 Perusahaan menyediakan tenaga yang digunakan untuk menarik pemasang iklan untuk memasang iklannya pada Harian Pakuan Raya, namun ada juga pemasang iklan yang datang langsung ke kantor Harian Pakuan Raya. Distribusi (place) Saluran distribusi Harian Pakuan Raya sejak edisi perdana terbit pada bulan Juni 2005 dengan standar oplah 30.000 eksemplar, telah menyebar hampir ke seluruh wilayah Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 6 persentase jumlah surat kabar yang disebar pada masingmasing wilayah. Tabel 6. Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Kabupaten dan Kota Sukabumi Cianjur Depok Kabupaten dan Kota Tangerang Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 % 30 25 15 10 10 10

Saluran distribusi Harian Pakuan Raya adalah dari kantor percetakan lalu disalurkan ke agen-agen resmi yang telah terdaftar dan kemudian diteruskan kepada konsumen. Jumlah seluruh agen resmi Harian Pakuan Raya sebanyak 35 agen yang tersebar di wilayah Bogor dan sekitarnya, dengan perincian pada tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7. Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Depok Cianjur Sukabumi Tangerang Total Jumlah Agen 12 10 5 2 4 2 35

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 Promosi (promotion) Dalam mempromosikan Harian Pakuan Raya dilakukan berbagai cara agar menarik perhatian konsumen untuk membeli dan membacanya. Harian Pakuan Raya melakukan promosi awal dengan membidik pembaca pemula yang sesuai dengan konten berita yang dimuat, seperti

membagikan koran gratis ke perumahan-perumahan yang cukup elit. Selanjutnya, melakukan komunikasi dua arah dengan konsumen, yaitu dengan menanyakan pendapat dan kritik dari masyarakat yang telah membaca Harian Pakuan Raya. Respon masyarakat saat itu cukup baik sehingga semakin membangkitkan semangat perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya. Harian Pakuan Raya juga melakukan promosi melalui media elektronik, yaitu radio Lesmana FM dan Megaswara serta dengan memasang

spanduk di tempat-tempat umum. Selain untuk menarik perhatian konsumen, promosi juga dilakukan untuk menarik pemasang iklan untuk memasangkan iklannya pada Harian Pakuan Raya. 4.1.4.2. Produksi Dalam melakukan pekerjaannya, seorang wartawan memerlukan pekerjaannya tahapan terutama kerja pada untuk proses mempermudah pencarian dan

pengumpulan berita. PT Trieka Visitama melakukan proses-proses manajemen yang didalamnya terdapat unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating) dan pengontrolan (controlling). Proses produksi Harian Pakuan Raya adalah sebagai berikut:

Rapat redaksi

Liputan

Pengolahan Berita Rapat Budget Iklan Cetak Desain

Distribusi Gambar 5. Proses Produksi Harian Pakuan Raya 1. Rapat Redaksi Rapat redaksi merupakan agenda rutin dan telah menjadi standar baku organisasi yang harus dilaksanakan setiap hari. Rapat redaksi dilaksanakan sebelum wartawan melakukan kegiatan reportase di lapangan. Tujuannya adalah untuk mengarahkan agar liputan wartawan sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh pemimpin redaksi.

2. Liputan Setelah melakukan rapat redaksi, wartawan

menjalankan tugas liputannya. Ada wartawan yang mendapat tugas liputan khusus dengan nara sumber yang telah direncanakan, ada pula wartawan yang mencari informasi terbaru dari peristiwa yang telah terjadi. Selain itu, terdapat wartawan yang ditempatkan di tempat-tempat khusus, seperti wartawan kriminal yang biasanya

menunggu di dinas pemakaman, rumah sakit dan kantor polisi. 3. Pengolahan Berita Setelah melakukan liputan, wartawan kembali ke kantor untuk mengetik berita. Wartawan harus kembali ke kantor sekitar pukul 15.00-16.00 kecuali ada tugas khusus atau liputan berita besar. Hasil liputan langsung diberikan pada Korlip untuk listing berita, lalu bahan yang diperoleh Korlip dilaporkan ke Redaktur Pelaksana sebagai input yang akan dibicarakan dalam rapat budget. 4. Rapat Budget Rapat budget merupakan rapat yang dilaksanakan pada sore hari dan dihadiri oleh unsur pimpinan Harian Pakuan Raya, seperti wartawan, redaktur, manajer iklan, manajer sirkulasi dan bagian-bagian lain yang terkait. Rapat ini menentukan materi atau bahan berita yang akan diturunkan dari hasil liputan para reporter, membahas dummy/draft per halaman, membahas penempatan berita dan foto di halaman muka dan halaman dalam. Selain membahas soal materi berita, rapat ini juga membahas perencanaan materi iklan. Iklan diperoleh dari pemasang iklan yang datang langsung ke kantor atau dari tenaga yang telah disediakan perusahaan untuk menarik pemasang iklan.

Dalam

rapat

budget

masih

dimungkinkan

ada

pengembangan berita. Jika berita yang dipilih menjadi berita utama (headlines) kurang nara sumber atau kurang dalam, masih diberi kesempatan redaktur memerintahkan reporter untuk melengkapi berita tersebut melalui

wawancara melalui telepon. Setelah halaman satu selesai, masing-masing redaktur halaman mempresentasikan maka,

rencana halaman yang lainnya. Setelah disetujui

setiap penanggungjawab halaman diwajibkan membuat dummy halaman yang menjadi pegangan para petugas lay out dalam mengerjakan tugasnya. 5. Desain (lay out) Dummy halaman diserahkan kepada petugas lay out. Di dalam dummy tersebut jelas tergambar jenis berita dan foto yang diinginkan serta grafis peristiwa jika dibutuhkan. Dummy juga menggambarkan komposisi halaman. Setelah semua naskah siap, proses selanjutnya adalah proses mendesain halaman. Dan terakhir yang dikerjakan oleh petugas lay out adalah halaman satu. Dalam proses pembuatannya didampingi oleh penanggungjawab halaman. Jika sudah selesai dan tidak ada kesalahan lagi, proses pengontrolan selanjutnya dilakukan redaktur bahasa, untuk memastikan tidak ada kesalahan ketik dan nalar serta tidak melanggar Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sebelum dicetak, setiap halaman harus disupervisi dahulu, yang dilakukan oleh pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana. 6. Cetak Setelah supervisi dilakukan, selanjutnya adalah proses persiapan naik cetak. PT Trieka Visitama tidak memiliki mesin cetak sendiri, maka Harian Pakuan Raya melakukan sistem cetak jarak jauh yaitu pada perusahaan percetakan

PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Proses percetakan ini dinamakan sistem jarak jauh, dengan mengirim file-file halaman melalui internet menggunakan fasilitas File Transfer Protocol (FTP). Pengiriman ini dilakukan secara bertahap. Halaman yang sudah selesai dan telah disupervisi dirubah dalam bentuk file PDF dan dikirim melalui FTP. Pihak percetakan akan menangkap file-file tersebut lalu difilmkan. Kemudian film-film tersebut ditembakkan dengan alat khusus ke pelat-pelat, lalu pelat-pelat tersebut dicuci dan dipasang ke mesin cetak dan menghasilkan Harian Pakuan Raya. 7. Distribusi Surat kabar yang selesai cetak kemudian dikemas dan dikirim. Dari kantor percetakan, sudah di atur ke mana arah distribusi Harian Pakuan Raya. Yang dituju oleh kendaraan distribusi adalah agen-agen besar. Data-data agen sudah dipegang oleh petugas distribusi. Dari agen besar, sub-sub agen akan mengambil jatah korannya hingga sampai pada konsumen. 4.1.4.3. Sumber Daya Keuangan Modal yang digunakan untuk membangun PT Trieka Visitama berasal dari pemegang saham perusahaan. Pemegang saham pada perusahaan ini terdiri dari empat orang. Aset yang dimiliki perusahaan terdiri dari gedung, kendaraan bermotor dan peralatan-peralatan kantor, seperti komputer, meja, kursi dan alat-alat tulis. Ketersediaan sumberdaya keuangan yang memadai merupakan faktor pendukung bagi kelangsungan perusahaan. Modal yang

dimiliki digunakan untuk beban karyawan dan operasional, seperti yang dapat dilihat pada neraca keuangan PT Trieka Visitama pada lampiran 7. Selain dari modal, pendapatan perusahaan sebagian besar berasal dari pemasangan iklan,

sedangkan dari penjualan surat kabar sendiri hanya memperoleh keuntungan yang sangat kecil. Pendapat iklan dapat mencapai Rp.100.000.000,- sampai Rp.250.000.000,per bulan, sehingga dapat menutupi kerugian retur yang masih tinggi (45%) setiap harinya, jumlah pendapatan iklan tahun ini, sudah mencapai Rp. 901.469.500,- seperti yang dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Pendapatan Iklan Harian Pakuan Raya tahun 2008 Bulan Januari Februari Maret April Total Pendapatan Iklan Rp. 217.500.000,Rp. 186.850.000,Rp. 274.328.000,Rp. 222.791.500,Rp. 901.469.500,-

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 4.1.4.4. Sumber Daya Manusia (SDM) Pihak manajemen selalu melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan sesuai dengan sistem penilaian yang diterapkan oleh perusahaan pada umumnya, penilaian ini meliputi loyalitas, kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan dan pencapaian prestasi yang menyangkut kinerja secara perseorangan maupun kerjasama tim, manajemen akan memberikan award terhadap karyawan yang berprestasi berupa insentif dan program promosi jabatan yang diharapkan akan mendorong para karyawan untuk terus meningkatkan prestasi kerjanya, dan masing-masing berlomba untuk dapat memberikan sumbangsih yang optimal terhadap kemajuan perusahaan secara keseluruhan. Jumlah karyawan PT Trieka Visitama adalah 63 orang yang terdiri dari pekerja tetap yang diangkat dan mendapatkan gaji secara bulanan. Jumlah karyawan PT

Trieka Visitama berdasarkan jabatan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 9 berikut. Tabel 9. No. Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama Jabatan Jumlah (orang) 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Pemimpin Umum Pemimpin Perusahaan Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Sekretaris Redaksi Koordinator Liputan Redaktur Asisten Redaktur Wartawan/Reporter Divisi Design/Tata letak Divisi Iklan/pemasaran Divisi Distribusi/Sirkulasi Divisi Produksi Divisi Adm/Keuangan Divisi Umum Divisi IT Biro Sukabumi Biro Cianjur Biro Depok/Jakarta Biro Tanggerang Total Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 Tenaga kerja PT Trieka Visitama sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang dan jenis kelamin perempuan hanya berjumlah 8 orang. Hal ini bidang media cetak 1 1 1 1 1 1 4 3 8 4 5 7 5 3 3 2 4 2 4 3 63 Jenis Kelamin L L L L L L 4L 3L 8L, 2P 4L 2L, 3P 7L 5L 1L,2P 3L 2L 4L 2L 3L, 1P 3L S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 D3 dan S1 D3 dan S1 D3 dan S1 S1 D3 dan S1 S1 S1 S1 S1 D3 D3 D3 D3 Pendidikan

dikarenakan pekerjaan pada

membutuhkan waktu lama dan tidak dapat diprediksi, terkadang dalam penyelesaian pembuatan berita

memerlukan waktu hingga larut malam. Selain itu, tenaga kerja PT Trieka Visitama merupakan tenaga kerja yang cukup berkualitas, dapat dilihat dari pendidikan masingmasing pekerja yang minimal lulusan perguruan tinggi. Jabatan-jabatan pada PT Trieka Visitama di isi oleh personel yang cakap serta profesional pada bidangnya, dengan bekal pengalaman yang memadai dan keahlian yang dimiliki, seperti yang dapat dilihat pada tabel 10 berikut. Tabel 10. Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan Jabatan, Keahlian dan Pengalaman JABATAN Pimpinan KEAHLIAN Jurnalis, Leadership Manager/Koordinator Jurnalis, Leadership, Kompetensi Redaktur Jurnalis, Kompetensi Wartawan/Reporter Jurnalis, Kompetensi Staf Administrasi umum Sumber : PT Trieka Visitama, 2008. Setiap karyawan memiliki jam kerja yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Bagian iklan, promosi, keuangan dan staf bekerja pukul 08.00-17.00, bagian produksi pukul 24.00-04.00, bagian distribusi langsung pukul 04.00-08.00, sedangkan wartawan dan redaktur tidak memiliki jam kerja yang tetap karena suatu kejadian dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Gaji karyawan berkisar antara PENGALAMAN 5 Tahun 5 Tahun

3-5 Tahun 1-3 Tahun 1-3 Tahun

Rp.600.000,- hingga Rp.3.500.000,- sesuai jabatan masingmasing.

4.1.5. Lingkungan Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal perusahaan yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan industri. Dari kedua komponen tersebut akan menghasilkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 4.1.5.1. Lingkungan Mikro Faktor-faktor yang dianalisis dalam lingkungan mikro : a. Pemasok Pemasok merupakan pihak yang menyediakan

sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan, seperti kertas, tinta dan berita. Kertas dan tinta berasal dari perusahaan percetakan tempat Harian Pakuan Raya dicetak. PT Trieka Visitama tidak mempunyai mesin cetak sendiri, sehingga perusahaan tersebut mencetak produknya pada perusahaan percetakan PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Selain itu terdapat pula pemasok berita, berita dapat berasal dari hasil wawancara, suatu kejadian dan mengutip dari referensi lain. b. Pelanggan PT Trieka Visitama melakukan klasifikasi pembacanya berdasarkan usia, jenis kelamin, profesi dan pendidikan. Berdasarkan usia, pembaca Harian Pakuan Raya sebagian besar berusia 25-40 tahun (58 %), disusul usia 40-55 tahun (25 %) dan di bawah 25 tahun (7 %). Berdasarkan jenis kelamin, pembaca Harian Pakuan didominasi oleh laki-laki (72%) dan perempuan (18%). Sedangkan berdasarkan profesi dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi dan Pendidikan Profesi Pengusaha dan Pedagang Karyawan Swasta Pegawai Negeri/PNS Ibu Rumah Tangga Pelajar dan Mahasiswa Lain-lain 27 % 23% 20% 13% 12% 5% SD SLTP SMA Diploma Sarjana Pasca Sarjana Pendidikan 1% 4% 20% 30% 35% 10%

Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pembaca terbanyak berusia 25-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dengan profesi pengusaha dan pedagang, karyawan swasta dan PNS serta berpendidikan SMA hingga sarjana. Hal tersebut menandakan bahwa pembaca Harian Pakuan Raya sebagian besar adalah masyarakat dewasa dengan profesi dan pendidikan tinggi. Pelanggan tetap Harian Pakuan Raya meliputi rumah tangga, perusahaan dan instansi pemerintah daerah maupun swasta. Dari total produksi Harian Pakuan Raya, 35% merupakan pelanggan tetap. c. Pesaing Berdasarkan surat kabar lokal Bogor yang ada, pesaing Harian Pakuan Raya adalah Radar Bogor yang merupakan anak perusahaan Jawa Pos dan Jurnal Bogor yang merupakan anak perusahaan Jurnal Nasional, yang baru saja berdiri pada bulan November 2007. Namun Harian Pakuan Raya memiliki keunggulan yaitu sebagai satusatunya koran independen yang konsisten sebagai surat kabar lokal dengan selalu menjadikan wilayah Bogor dan sekitarnya sebagai berita utama. Diantara surat kabar nasional maupun lokal yang beredar di Bogor, Harian Pakuan Raya berada pada peringkat 9 setelah Koran

Kompas, Warta Kota, Pos Kota, Radar Bogor, Suara Pembaruan, Indonesia. d. Perantara Dalam menjual produknya, PT Trieka Visitama menggunakan tenaga agen sebagai perantara. Setelah dicetak, surat kabar disebarkan kepada agen-agen pada setiap wilayah edar untuk dijual, lalu sisa surat kabar yang tidak terjual dan hasil penjualan disetor kembali kepada perusahaan oleh agen. Tidak seperti surat kabar Pikiran Rakyat, Republika dan Media

kebanyakan, Harian Pakuan Raya tidak menggunakan jasa pedagang asongan dalam menjual produknya. Harian Pakuan Raya hanya dapat ditemukan pada agen-agennya yang telah terdaftar. 4.1.5.2 Lingkungan Makro a. Demografi Bogor terdiri dari kota dan kabupaten Bogor. Menurut hasil registrasi penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada akhir tahun 2006, jumlah penduduk kota Bogor sebanyak 750.250 jiwa, yang terdiri dari 379.446 jiwa laki-laki dan 370.804 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk pada wilayah kabupaten Bogor sebanyak 4.215.436 jiwa, yang terdiri dari 2.163.853 jiwa laki-laki dan 2.051.583 jiwa perempuan. Jumlah penduduk diantara

kabupaten Bogor merupakan yang terbesar

kabupaten/kota di Jawa Barat. Tingginya jumlah penduduk Bogor merupakan peluang yang besar bagi PT Trieka Visitama dalam memasarkan Harian Pakuan Raya sebagai koran lokal Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Trieka Visitama, jumlah pembaca dari sepuluh surat kabar terbesar di kota Bogor hingga saat ini sebesar 36.250

pembaca, yang arinya hanya 4,83% dari jumlah penduduk Kota Bogor. b. Politik/Hukum Pers yang memiliki kemerdekaan untuk mencari dan menyampaikan informasi sangat penting untuk

mewujudkan Hak Asasi Manusia yang dijamin dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, antara lain yang menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi sejalan dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hak Asasi Manusia Pasal 19 yang berbunyi : "Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas wilayah". Adanya pernyataan tersebut mendorong

banyaknya bisnis penerbitan yang bermunculan. Undang-Undang mengenai kebebasan pers tercantum dalam UU No. 40 tahun 1999 (lampiran 2). UndangUndang ini memiliki landasan universal Freedom of Information dengan memberikan kebebasan menyampaikan pendapat, membuat berita dan informasi melalui berbagai macam media. c. Teknologi Kemajuan teknologi dapat mempermudah dan

mempercepat proses cetak surat kabar. Dengan adanya mesin cetak yang sudah canggih, dapat menghasilkan jumlah surat kabar yang besar dalam waktu yang singkat. Untuk menghasilkan 30.000 eksemplar, hanya diperlukan waktu setengah jam. Di samping itu, perusahaan yang tidak

memiliki mesin cetak sendiri dapat melakukan sistem cetak jarak jauh, seperti yang dilakukan PT Trieka Visitama yang melakukan percetakan di Bekasi. Bahan berita yang akan dicetak dikirim melalui internet kepada perusahaan percetakan sehingga sistem ini membantu beredarnya surat kabar ke daerah-daerah dengan tepat waktu. Manfaat perkembangan teknologi juga dapat dirasakan pada penggunaan sistem LAN (Local Area Network), dimana seluruh komputer pada PT Trieka Visitama telah online antar bagian, sehingga mempermudah kegiatan operasional perusahaan. d. Sosial Budaya Masyarakat Bogor adalah masyarakat yang religius dan egaliter (terbuka) serta mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup tinggi, baik dengan sesama etnis, antar etnis/pendatang maupun antar strata sosial-ekonomi yang berbeda. Ini menjadi faktor utama terciptanya kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Pada masa stabilitas nasional yang tidak kondusif maupun saat ini, Kota Bogor terhindar dari kerusuhan ataupun penjarahan. Meskipun demikian masyarakat Kota Bogor adalah masyarakat kritis dan dinamis, sehingga dikenal juga dengan Kota Dialog. Masyarakat yang kritis dan dinamis tentu membutuhkan banyak informasi dalam menjalankan kegiatannya sehingga melihat peluang tersebut, maka hadirlah Harian Pakuan Raya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bogor. 4.1.5.3. Lingkungan Industri Dalam lingkungan industri terdapat beberapa faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan, yaitu (Porter, 1995) :

a. Ancaman pendatang baru. Pendatang baru dalam bisnis surat kabar dapat muncul kapan saja, hal ini didukung dengan adanya kebebasan pers yang dimuat dalam Undang-Undang No. 40 tahun 1999 (lampiran 8). Undang-Undang ini memiliki landasan universal Freedom of Information dengan memberikan kebebasan menyampaikan pendapat, membuat berita dan informasi melalui berbagai macam media sehingga untuk membuat Surat Izin Usaha Penerbitan Pers menjadi mudah. Adanya pendatang baru yang bermunculan merupakan ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya dalam

menjalankan bisnisnya. Pada bulan November 2007 lalu, terbit surat kabar lokal baru yang bernama Jurnal Bogor. Jurnal Bogor merupakan anak perusahaan dari Jurnal Nasional. Agar dapat bersaing dan mempertahankan pasarnya, Harian Pakuan Raya harus melakukan

diferensiasi untuk membedakan Harian Pakuan Raya dengan surat kabar lainnya. Salah satunya, Harian Pakuan Raya masih merupakan satu-satunya koran independen yang dapat menyaingi para pesaingnya yang berada dibawah perusahaan surat kabar yang telah ternama. Selain itu, Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan berita lokalnya, tidak seperti surat kabar lokal lain yang mengaku sebagai koran lokal namun beritanya lebih mengarah pada skala nasional. b. Ancaman produk substitusi Produk substitusi surat kabar merupakan produk pengganti surat kabar berupa media cetak dan media elektronik, seperti majalah, tabloid, televisi dan radio. Salah satu majalah lokal baru di Bogor adalah F Magazine yang lebih mengedepankan life style dan ditujukan kepada generasi muda Bogor. Namun majalah bukan termasuk

ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya, hal ini dikarenakan majalah memiliki cakupan berita yang berbeda dengan surat kabar. Ancaman produk substitusi yang paling besar adalah media elektronik, seperti televisi, radio dan internet yang memiliki keunggulan dalam kecepatan penyampaian berita. Media elektronik dapat menyampaikan berita langsung ketika suatu kejadian terjadi, sedangkan surat kabar harus menunggu hingga hari berikutnya. Agar tidak kalah bersaing dengan media elektronik, Harian Pakuan Raya membuat media online sehingga masyarakat juga dapat mengakses berita melalui internet. c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli Pembeli dapat mempengaruhi harga dengan

membanding-bandingkan suatu merek produk dengan merek lainnya. Pembeli akan beralih ke merek lain jika menurutnya suatu merek lebih mahal. Hal ini sering dialami Harian Pakuan Raya, banyak konsumen yang tidak jadi membeli Harian Pakuan Raya karena terdapat beberapa merek surat kabar yang harganya lebih rendah, seperti Harian Jurnal Bogor. Namun hal tersebut tidak membuat Harian Pakuan Raya untuk menurunkan harganya karena Harian Pakuan Raya telah memiliki pasar sendiri yang tetap setia menjadi pelanggannya. d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok Kenaikan harga kertas dapat mengakibatkan

meningkatnya biaya produksi, namun harga jual surat kabar per eksemplarnya tidak dapat dengan mudah dinaikkan karena akan mengakibatkan menurunnya jumlah penjualan secara drastis. Pemasok yang cenderung tidak mau tahu dengan kenaikan harga bahan baku, memasang kenaikan

tarif yang sulit untuk dikompromi, sehingga Harian Pakuan Raya dituntut mampu mengantisipasi hal tersebut. e. Ancaman persaingan segmen yang ketat Berdasarkan segmen pasar yang dibidik, Harian Pakuan Raya belum memiliki pesaing yang begitu ketat karena surat kabar lain yang beredar memiliki segmen pasar yang berbeda dengan Harian Pakuan Raya. Harian Pakuan Raya lebih tertuju pada segmen tertentu sesuai dengan konten berita yang dimuat sebagai koran berwawasan ( vision newspaper), sedangkan surat kabar lain yang beredar

hingga saat ini sebagian besar untuk komunitas atau masyarakat umum (community newspaper). Namun

walaupun segmen utama yang dituju berbeda, Harian Pakuan Raya juga memiliki beberapa kesamaan dengan surat kabar lain yang menjadi pesaingnya, seperti Radar Bogor yang juga memuat berita lokal Bogor dan sekitarnya. Selain itu, surat kabar nasional juga merupakan pesaing, seperti koran Kompas yang juga memuat berita yang berhubungan dengan wawasan. Hal ini yang perlu diantisipasi Harian Pakuan Raya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan memperbanyak jumlah kosumen. Market share pembaca koran di kota Bogor, dihitung dari sepuluh koran dengan penjualan tertinggi hanya sebesar 4,83% dari jumlah penduduk kota Bogor. Market share pembaca dari masing-masing koran harian, dapat dilihat pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Market Share Pembaca Koran di Kota Bogor No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Koran Koran Kompas Warta Kota Pos Kota Radar Bogor Suara Pembaruan Pikiran Rakyat Republika Media Indonesia Harian Pakuan Raya Koran Sindo Total Sumber : PT Trieka Visitama, 2008 4.2. Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan Identifikasi faktor lingkungan perusahaan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada lingkungan perusahaan yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan perusahaan. 4.2.1. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan internal Jumlah Pembaca 6.190 4.400 4.230 3.980 3.500 3.470 2.910 2.820 2.540 2.210 36.250 Market Share (%) 17,07 12,14 11,67 10,98 9,65 9,57 8,03 7,78 7,01 6,10

perusahaan diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan PT Trieka Visitama terdiri dari : 1. Konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal yang selalu konsisten memuat berita lokal. Harian Pakuan Raya memiliki komitmen untuk tidak keluar dari jalur berita yang sejak semula selalu mengedepankan berita pada cakupan wilayah Bogor dan sekitarnya. Harian Pakuan Raya tetap menyajikan berita dari wilayah luar Bogor, namun proporsinya tidak banyak.

2. Tenaga kerja yang dipilih merupakan tenaga kerja yang profesional pada bidangnya. SDM yang terdapat pada PT Trieka Visitama merupakan tenaga kerja yang cukup berkualitas. Seluruh tenaga kerjanya merupakan lulusan perguruan tinggi (D3 dan S1), seperti yang dapat dilihat pada tabel 5. SDM pada PT Trieka Visitama terdiri dari personel yang profesional pada bidangnya, dengan bekal pengalaman yang memadai dan keahlian yang dimiliki (tabel 6). 3. Loyalitas karyawan yang tinggi. Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan para karyawan yang dapat berimplikasi pada peningkatan loyalitas karyawan. Selain suasana kerja yang sangat kondusif, perusahaan juga peduli pada kebutuhan karyawan termasuk tunjangan kesehatan sampai reward yang diterima karyawan sesuai dengan performansi mereka, sehingga proses turn over yang terjadi pada PT Trieka Visitama sangat kecil sejak perusahaan ini berdiri. 4. Hubungan kekeluargaan yang erat antar para karyawan. Pada PT Trieka Visitama, tidak terjadi kesenjangan yang menonjol antara karyawannya, baik antara karyawan satu dengan yang lain maupun antara atasan dan bawahan. Cara bekerja pada perusahaan ini tidak seperti perusahaan pada umumnya, dimana bawahan harus selalu tunduk pada atasannya. Hubungan antar individu para pekerja sangat dekat, sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dan tidak kaku. Meskipun tidak ada jurang pemisah, namun setiap karyawan tetap memahami kapasitasnya masing-masing, dimana mereka pantas bertindak dan bekerja sama dengan baik. 5. Harian Pakuan Raya merupakan salah satu surat kabar lokal yang memiliki media online (website) di Bogor. Tidak semua surat kabar, terutama surat kabar lokal memiliki media online (website). Sehingga keberadaan fasilitas media online merupakan kelebihan Harian Pakuan Raya dalam

memberikan kemudahan akses untuk memperoleh informasi bagi pembacanya. Media online ini dikunjungi oleh lebih dari seribu pembaca setiap harinya, dimana pengunjung terbanyak terdapat pada hari Senin, jam 10.00 sampai 12.00 yang dapat mencapai 1.200 pembaca. 6. Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya yang luas. Terdapat beberapa wilayah yang menjadi jaringan distribusi Harian Pakuan Raya, yaitu Kota Bogor (30%), Kabupaten Bogor (25%), Kabupaten dan Kota Sukabumi (15%), Cianjur (10%), Depok (10%), Kota dan Kabupaten Tengerang (10%). Sedangkan kelemahan yang dimiliki PT Trieka Visitama meliputi : 1. Pertumbuhan penjualan Harian Pakuan Raya yang lambat. Sebagai perusahaan surat kabar yang terhitung baru 3 tahun berdiri, belum banyak pembaca yang menjadi pelanggan setia Harian Pakuan Raya. Sehingga penjualan per hari belum sesuai dengan target yang diharapkan dan grafik pertumbuhan penjualan masih berjalan lambat. 2. Pendapatan iklan yang rendah. Harian Pakuan Raya belum dapat menarik perhatian para pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal tersebut dikarenakan para pemasang iklan lebih memilih aman dengan memasang iklan di surat kabar lama yang lebih dikenal masyarakat. 3. Harian Pakuan Raya belum begitu dikenal masyarakat Bogor dan sekitarnya. Promosi yang masih terbatas yang dilakukan Harian Pakuan Raya belum berhasil meningkatkan pamornya di mata masyarakat, sehingga belum banyak orang yang mengetahui keberadaan surat kabar ini.

4. Kapasitas produksi Harian Pakuan Raya masih kecil. Volume produksi harian Pakuan Raya sebesar 30.000 eksemplar per harinya, masih tergolong rendah sehingga cakupan wilayah edarnya belum merata. 5. Tidak memiliki mesin cetak sendiri. Fasilitas operasi dan produksi yang lengkap dapat meminimalis biaya produksi dan efisiensi waktu. PT Trieka Visitama tidak memiliki fasilitas mesin cetak sendiri sehingga percetakan dilakukan pada perusahaan percetakan di Bekasi, dimana setelah bahan berita dikirimkan, tidak dapat langsung dicetak melainkan harus mengantri dengan surat kabar lain. Biasanya perusahaan percetakan lebih mendahulukan surat kabar dengan jumlah oplah yang lebih besar. 4.2.2. Peluang dan Ancaman Perusahaan Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan

diperoleh beberapa peluang dan ancaman perusahaan. Peluang yang dimiliki PT Trieka Visitama adalah : 1. Pangsa pasar yang luas Jumlah penduduk yang besar dalam suatu wilayah semakin membuka peluang dalam menarik jumlah konsumen karena penduduk yang jumlahnya tinggi mengindikasikan pangsa pasar masih terbuka luas bagi suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. 2. Kebutuhan masyarakat yang tinggi mengenai informasi lokal. Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi lokal semakin tinggi, sehingga masyarakat semakin memerlukan media yang menyediakan informasi mengenai daerahnya. Harian Pakuan Raya sebagai salah satu media cetak yang konsisten menyediakan informasi lokal, bermanfaat dalam menjawab kebutuhan masyarakat tersebut.

3. Adanya kebijakan pemerintah. Undang-Undang Kebebasan Pers yang telah ada saat ini, semakin membuka jalan bagi badan usaha yang ingin menggerakkan bisnisnya di bidang surat kabar. Selain itu, Pemerintah juga semakin pro aktif dalam memberikan kebebasan setiap perusahaan surat kabar tersebut dalam menyajikan berita yang transparan dan sesuai fakta di lapangan. 4. Permintaan surat kabar saat ini semakin tinggi. Seiring dengan meningkatnya minat membaca masyarakat dari semua lapisan masyarakat, surat kabar menjadi salah satu alternatif tepat dalam mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga permintaan surat kabar semakin meningkat dari waktu ke waktu. 5. Adanya otonomi daerah yang mendorong banyaknya tumbuh perusahaan surat kabar lokal. Otonomi daerah yang banyak diberlakukan sekarang telah mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. Salah satunya melalui dukungan terhadap perusahaan media cetak lokal, dimana perusahaan tersebut diharapkan dapat memberi dan mengembangkan informasi mengenai daerahnya. 6. Kepercayaan yang tinggi dari pelanggan yang memilih Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar andalannya. Tingkat kepercayaan yang tinggi dari konsumen dapat meningkatkan loyalitas terhadap produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Sehingga PT Trieka Visitama melalui Harian Pakuan Raya yang telah memiliki pasar dengan tingkat kepercayaan tinggi merupakan salah satu peluang untuk mempertahankan usahanya. Sedangkan Ancaman yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah : 1. Persaingan antar surat kabar baik lokal maupun nasional yang semakin tajam.

Persaingan bidang usaha yang semakin tajam saat ini semakin menuntut setiap badan usaha untuk dapat

mempertahankan eksistensinya agar tidak mudah digeser oleh pesaing lain. Tidak terkecuali di bidang persaingan surat kabar yang semakin meningkat. Perusahaan surat kabar harus mampu mempersiapkan diri menghadapi persaingan dalam dunia bisnis. 2. Media elektronik dengan kecepatan informasi yang diberikan merupakan ancaman yang besar bagi perusahaan surat kabar. Perputaran arus informasi yang bergerak semakin cepat saat ini membuat perusahaan surat kabar harus selalu siap mengupdate segala bentuk informasi. Walaupun media elektronik lebih unggul dalam kecepatan penyampaian beritanya, namun surat kabar tetap dituntut untuk menyajikan berita secara lengkap, dimana berita yang lengkap belum tentu terdapat pada media elektronik. 3. Harga bahan baku kertas yang semakin meningkat yang menyebabkan harga produksi juga naik. Naiknya harga bahan baku kertas mengakibatkan harga produksi juga naik. Bila tidak diantisipasi dengan baik, dapat mengganggu kestabilan usaha perusahaan tersebut. 4. Terkadang terdapat pemberitaan yang disajikan dalam surat kabar yang tanpa sengaja menyinggung pihak-pihak tertentu. Wartawan bahkan sering mendapat teror atau ancaman dari pihak-pihak tersebut karena menyajikan berita yang menurutnya tidak pantas dimuat dalam surat kabar. 5. Pelanggan yang tidak loyal terhadap Harian Pakuan Raya. Tingkat loyalitas yang rendah dari pelanggan menyebabkan perusahaan kehilangan pasar yang konsisten dalam membeli produk mereka. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus, dapat merugikan perusahaan dalam memasarkan produknya.

4.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah matrik IFE, matriks EFE, matriks IE dan analisis SWOT. Matriks IFE diperoleh dari pembobotan yang diberikan pada masing-masing faktor internal dan matriks EFE dari pembobotan masing-masing faktor eksternal PT Trieka Visitama. Pembobotan diberikan melalui kuesioner yang disebar kepada tiga orang responden, yaitu pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer pemasaran PT Trieka Visitama. Kemudian mariks IFE dan EFE dikombinasikan ke dalam sembilan sel matriks IE sehingga diperoleh posisi perusahaan. Selanjutnya faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman digabungkan ke dalam matriks SWOT. Analisis matriks IFE Setelah memperoleh hasil identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, masing-masing faktor kemudian diberi bobot dan rating oleh tiga responden yang terdiri dari pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer pemasaran PT Trieka Visitama. Berdasarkan penilaian para responden terhadap faktor internal

perusahaan, terdapat enam faktor kekuatan dan lima faktor kelemahan perusahaan. Skor total pada matriks IFE adalah 2,742 (lampiran 5) yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya yang konsisten merupakan faktor pertama dari kekuatan perusahaan dengan nilai 0,420. Sebagai surat kabar lokal Bogor, Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang konsisten menyajikan berita lokal yang dibutuhkan konsumen, tidak seperti surat kabar lokal lain yang lebih banyak menyajikan berita berskala nasional. Hubungan kekeluargaan yang erat merupakan kekuatan kedua Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,340. Dalam melaksanakan tugasnya, diantara para tenaga kerja tidak terjadi kesenjangan yang menonjol, sehingga mereka dapat bekerja dengan santai namun tetap fokus. Kekuatan ketiga adalah media online yang disediakan Harian

Pakuan Raya bagi pembacanya dengan nilai 0,294. Hal ini merupakan antisipasi Harian Pakuan Raya agar tidak kalah bersaing dengan media elektronik, sehingga dengan adanya media online tersebut pembaca dapat mengakses berita dengan mudah. Kelemahan Harian Pakuan Raya adalah masyarakat belum begitu kenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,214. Sebagai surat kabar yang tergolong masih baru berdiri, sehingga penjualan per harinya belum sesuai dengan target yang diharapkan. Pendapatan iklan yang rendah merupakan kelemahan lain yang dimiliki Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,202. Harian Pakuan Raya belum dapat menarik perhatian pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal ini dikarenakan para pemasang iklan lebih tertarik memasang iklannya pada surat kabar yang lebih dikenal oleh masyarakat. Kapasitas produksi yang masih kecil juga merupakan faktor kelemahan Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,170. Dengan kapasitas yang masih tergolong kecil, penyebaran Harian Pakuan Raya disetiap wilayah belum merata. 4.3.2. Analisis Matriks EFE Analisis faktor eksternal mendefinisikan enam faktor peluang dan lima faktor ancaman bagi perusahaan. Skor total pada matriks EFE adalah 2,632 (lampiran 5), yang menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Pangsa pasar yang luas merupakan peluang terbesar dengan nilai 0,370. Jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor serta wilayah edar Harian Pakuan Raya yang terus meningkat mengindikasikan pangsa pasar masih terbuka luas bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Tingginya kebutuhan informasi lokal merupakan peluang tertinggi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,333. Semakin dinamisnya kehidupan di daerah Bogor dan sekitarnya menyebakan kebutuhan informasi lokal semakin tinggi, sehingga menjadi peluang

bagi Harian Pakuan Raya sebagai media

informasi untuk

menyediakan kebutuhan tersebut. Peluang lainnya adalah permintaan surat kabar yang tinggi dengan nilai 0,309. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semikin membutuhkan informasi dalam kehidupannya, sehingga semakin banyak bermunculan perusahaan media massa, terutama surat kabar yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Harian Pakuan Raya merupakan salah satunya. Ancaman utama yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah media elektronik dengan nilai 0,288. Media elektronik merupakan ancaman karena dapat menyajikan berita lebih cepat dibandingkan surat kabar. Kenaikan harga bahan baku juga merupakan ancaman bagi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,191. Kenaikan harga bahan baku menyebabkan biaya produksi surat kabar juga meningkat. Ancaman berikutnya adalah persaingan dengan surat kabar lain dengan nilai 0,182. Banyaknya surat kabar yang muncul

mengindikasikan semakin banyak pesaing yang harus dihadapi Harian Pakuan Raya untuk merebut hati konsumen dan

mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tidak beralih ke tangan pesaing. 4.3.3. Analisis Matriks IE Dari matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan, kemudian skor total kedua matriks tersebut digabung pada matrik IE untuk mengetahui posisi perusahaan dan untuk mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi

perusahaan sangat penting dalam menghadapi persaingan dan meningkatkan volume penjualan. Skor total matriks IFE adalah 2,742 dan matriks EFE adalah 2,632 sehingga jika dipetakan ke dalam matriks IE terletak pada sel V yang berarti pada posisi pertahankan dan pelihara seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Skor Total IFE 4.0 4.0 Tinggi Skor Total EFE 3.0 Sedang Kuat I Tumbuh dan bina IV Tumbuh dan bina 2.0 Rendah 1.0 Gambar 6. Matriks IE Strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah strategi mengembangkan pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada melalui usaha pemasaran yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih besar untuk memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat luas dan menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan. Sedangkan VII Pertahankan dan pelihara 3.0 Rata-rata II Tumbuh dan bina V Pertahankan dan pelihara VIII Divestasi XI Divestasi 2.0 Lemah III Pertahankan dan pelihara VI Divestasi 1.0

strategi pengembangan produk adalah strategi mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jumlah agen dalam penyebaran oplahnya agar penjualan Harian Pakuan Raya merata pada setiap wilayah edar. Analisis SWOT Matriks SWOT bertujuan untuk mengembangkan empat

alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan, yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T seperti pada Gambar 7 berikut.

W Faktor Internal 1. 1. Pertumbuhan penjualan lambat 2. 2. Pendapatan iklan 3. rendah 4. 3. Harian Pakuan Raya belum begitu dikenal 5. 4. Kapasitas produksi 6. masih kecil Faktor Eksternal 5. Tidak memiliki mesin cetak sendiri O Strategi S-O Strategi W-O 1. Pangsa pasar 1. Semakin banyak 1. Pangsa pasar yang luas luas masyarakat yang dapat membantu untuk 2. Kebutuhan membutuhkan informasi meningkatkan informasi lokal lokal merupakan peluang pertumbuhan penjualan. 3. Kebijakan bagi Harian Pakuan Raya 2. Kepercayaan yang pemerintah yang selalu konsisten tinggi dari pelanggan 4. Permintaan menyajikan berita seputar yang sudah ada dapat surat kabar kejadian di daerah. membantu mengenalkan tinggi 2. Pangsa pasar yang luas Harian Pakuan Raya ke 5. Otonomi dapat memperluas jaringan masyarakat lain yang daerah distribusi Harian Pakuan belum mengetahui 6. Kepercayaan Raya. keberadaan atau kualitas tinggi dari isi Harian Pakuan Raya pelanggan dari mulut ke mulut. T Strategi S-T Strategi W-T 1. Persaingan 1. Konsep pemberitaan yang 1. Agar masyarakat dengan surat konsisten merupakan salah mengenal dan tertarik kabar lain satu keunggulan dalam untuk membeli, Harian 2. Media bersaing dengan surat kabar Pakuan Raya harus elektronik lain. meningkatkan promosi, 3. Kenaikan 2. SDM yang berkualitas salah satunya dapat harga bahan dapat membantu dilakukan promosi baku mengantisipasi persaingan melalui media 4. Pemberitaan 3. Harian Pakuan Raya elektronik, seperti radio, yang menyediakan media online internet atau bahkan menyinggung agar dapat juga diakses pada televisi. pihak tertentu media elektronik. 2. Kapasitas produk yang 5. Pelanggan 4. SDM berkualitas yang masih terbatas yang tidak dimiliki perusahaan dikarenakan harga bahan loyal diharapkan lebih teliti baku yang meningkat, membuat berita agar tidak sehingga harus solusi menyinggung pihak-pihak untuk meningkatkan tertentu. pendapatan, seperti menarik lebih banyak pemasang iklan Gambar 7. Matriks SWOT

S Konsep pemberitaan yang konsisten SDM yang berkualitas Loyalitas karyawan tinggi Hubungan kekeluargaan yang erat Media online Jaringan distribusi luas

1. Strategi S-O Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Dengan konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya yang konsisten mengenai berita lokal, mempermudah akses masyarakat yang membutuhkan informasi seputar daerahnya. Selain itu, jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor yang tinggi merupakan peluang bagi Harian Pakuan Raya untuk memperluas jaringan distribusinya karena semakin tinggi jumlah penduduk maka pangsa pasar semakin luas. 2. Strategi S-T Strategi S-T merupakan strategi yang mengandalkan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal perusahaan. SDM yang berkualitas di perusahaan merupakan kekuatan yang dapat direfleksikan untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan surat kabar. Selain itu, media online yang disediakan Harian Pakuan Raya dapat menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang membutuhkan informasi yang cepat, sehingga walaupun tidak membeli korannya, berita Harian Pakuan internet. 3. Strategi W-O Strategi W-O merupakan strategi yang memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dengan jumlah penduduk Kota dan kabupaten Bogor yang tinggi merupakan peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas, sehingga Harian Pakuan Raya harus dapat merebut hati masyarakat dan pemasang iklan agar menambah jumlah pelanggannya dan pemasang iklan tertarik untuk memasangkan iklannya. Selain itu, kepercayaan yang tinggi dari pelanggan yang sudah ada dapat membantu tetap dapat diakses melalui media elekronik, yaitu

mengenalkan Harian Pakuan Raya ke masyarakat lain yang belum mengetahui keberadaan atau kualitas isi Harian Pakuan Raya dari mulut ke mulut. 4. Strategi W-T Strategi W-T merupakan cara untuk bertahan dengan mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat diterapkan yaitu melakukan promosi yang lebih gencar, salah satunya dapat dilakukan dengan promosi melalui media elektronik, seperti radio, internet atau bahkan televisi. Hal ini ditujukan supaya perusahaan lebih siap menghadapi persaingan. Selain itu, kapasitas produk yang masih terbatas dikarenakan harga bahan baku yang terus meningkat, sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan pendapatan, contohnya dengan cara menarik lebih banyak pemasang iklan.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang didirikan oleh PT Trieka Visitama pada tahun 2005. Dalam melaksanakan strategi pemasarannya, PT Trieka Visitama melakukan strategi STP

(segmentation, Targeting dan Positioning) dan strategi bauran pemasaran, yang terdiri dari product, price, place dan promotion. Strategi yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Harian Pakuan Raya sebagai vision newspaper, bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, khususnya masyarakat Bogor dan sekitarnya dengan menyajikan informasi mengenai pengetahuan yang lebih mengarah kepada berita politik dan ekonomi daerah. Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota dan Kabupaten Tengerang. 2. Dari hasil matriks IFE dan EFE, diperoleh skor total pada matriks IFE sebesar 2,742 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Sedangkan skor total pada matriks EFE sebesar 2,632. Skor ini juga berada di atas rata-rata 2,5 yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. 3. Skor total matriks IFE dan EFE kemudian dimasukkan ke dalam matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan dan diperoleh posisi Harian Pakuan Raya berada pada sel V yang berarti pada posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih besar untuk memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat luas dan menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan.

Sedangkan strategi pengembangan produk dapat difokuskan pada

efisiensi penjualan untuk menekan jumlah retur yang masih tinggi (45%) setiap harinya. 4. Alternatif strategi yang dihasilkan dari kombinasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan dan ancaman perusahaan adalah : (1) memanfaatkan pangsa pasar yang luas untuk memperluas jaringan distribusi dan mempertahankan penyajian berita seputar kejadian daerah agar dapat menarik lebih banyak pelanggan yang semakin banyak membutuhkan informasi lokal, (2) memaksimalkan SDM untuk membantu mengatasi persaingan dan mengawasi wartawan agar lebih teliti dalam membuat berita agar tidak menyinggung pihak mana pun, (3) mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik pelanggan baru, (4) meningkatkan kapasitas promosi agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal oleh masyarakat luas. 5.2. Saran 1. Agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat luas dan para pemasang iklan, sebaiknya dilakukan promosi yang lebih gencar, misalnya dengan cara mengoptimalisasi tenaga kerja bagian promosi dan pemasaran untuk merancang kegiatan promosi apa saja yang dapat dilakukan. 2. Meningkatkan efektivitas penjualan untuk mengurangi retur yang masih tinggi dengan memaksimalkan sumberdaya manusia yang sudah ada untuk menyajikan berita yang lebih berkualitas dan menarik, serta menambah jumlah agen agar penjualan Harian Pakuan Raya merata disetiap wilayahnya, karena walaupun jaringan distribusinya sampai ke beberapa daerah, namun Harian Pakuan Raya masih jarang terlihat pada agen-agen koran di Bogor.

DAFTAR PUSTAKA Anam, C. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pagi Metro Bogor (Studi Kasus pada PT Metro Bogor Lestari). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ardianto, E. 2004. Public Relations. Pustaka Bani Quraisy, Bandung. Arindra, R. 2007. Sekapur sirih. http://www.pakuanraya.com. [16 Maret 2008] Budiarto, T. 1993. Dasar Pemasaran. Uninersitas Gunadarma, Jakarta. David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi kesembilan. PT Indeks, Jakarta. Griffin, R. W. dan R. Ebert. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Erlangga, Jakarta. Kasali, R. 1992. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. Kinnear, T. L. Dan Taylor. 1996. Marketing Research. An Aplied Approach 5th Edition. Mc Graw Hill, New York. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. PT Indeks, Jakarta. Kotler, P. Dan G. Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Moore, F. 2004. Membantu Citra dengan Komunikasi (Terjemahan). PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Porter, M.E. 1995. Strategi Bersaing. Erlangga, Jakarta. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ruslan, R. 1997. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Rajawali Pers, Jakarta. Soehoet, H. 2003. Media Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta. Umar, H. 2003. Management Strategic. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suhartini, T. 2002. Upaya Promosi Sebuah Perusahaan Penerbit Surat Kabar terhadap agen-agennya dalam Meningkatkan Oplah Penjualan. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. Wikipedia Indonesia. 2008. Koran. http://www.wikipedia.org. [28 Februari 2008]

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Trieka Visitama

Pemegang Saham

Pemimpin Umum

Pemimpin Redaksi

Pemimpin Perusahaan
Produksi Distribusi/Sirkulasi

Redaktur Pelaksana

Keuangan Iklan

Sekred

Koordinator Liputan Redaktur Design/Tata letak Asisten Redaktur


Adm / Umum PR / Promosi

Staf Redaksi/Reporter

Lampiran 2. Data Agen Harian Pakuan Raya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 1 2 Nama Agen KOTA BOGOR Fauzy Agency Asep Agency Lasihan Agency Tjutju Agency Heri Agency Anam Agency Tambe Agency Join Agency Silalahi Agency Raharda Agency Bogor Agency Pelopor Agency KAB.BOGOR Insan Media Aneka Media Iwan Agency Joshua Agency Waliman Agency Mahbub Riva Jasa Agency Ary Agency Fifi Agency Janer DEPOK Rahmat Agency Nugraha Agency Sohir Agency Sirait Agency Patrik CIANJUR Nanan Amin Sub Agen Sofyan SUKABUMI Kawanua Agency Beben Asep Andri TANGGERANG Saud Simarmata Nainggolan Alamat Stasiun Bogor Stasiun Bogor Stasiun Bogor Stasiun Bogor Stasiun Bogor Stasiun Bogor Stasiun Bogor Bogor Baru Baranang Siang Sukasari Pasar Bogor Warung Jambu Gadog Ciawi Citeureup Cileungsi Cibinong Jl. Raya Puncak Parung Parung Parung Lw. Liang Depok Depok Depok Depok Depok Cianjur Cianjur Jl. Sudirman Sukabumi Cibadak Parung Kuda Pelabuhan Ratu Kontak Person Fauzy 0251 - 384091 Taufik 0251 - 344119 Lasihan 0251 - 331461 Yudi / Fery 0251 - 340537 0251-638239, 08121928845 081283884951 Tambe 0818745845 Joni 0251- 323863 Silalahi 08179033307 Yusuf 0251-323840 0251-326863 Parno 0818482212 Robert Fery 0251- 241612 Iwan 021-87901168 021- 82498183 021-87906530 0251 - 7127734 Hutagalung 0251 - 616979, 085217567041 Pasar Parung Pasar Parung 8561393382 021-92705104, 08128241641 021-77211502 021 - 7750382, 08161695231 021 - 92795546 081311169090 Nanan 08886305317 Cipanas 0263-244611 0266 - 224154 0266 - 226323 0266 - 226491 0266 - 227377 81791042111 81932152232

Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal I. Bobot Faktor Strategi Internal Faktor Strategi Internal A. Konsep pemberitaan yang konsisten B. SDM yang berkualitas C. Loyalitas karyawan yang tinggi D. Hubungan kekeluargaan yang erat E. Media online Harian Pakuan Raya F. Jaringan distribusi yang luas G. Pertumbuhan penjualan yang lambat H. Pendapatan iklan yang rendah I. Belum begitu dikenal masyarakat J. Kapasitas produksi masih kecil K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri Total

R1 0,109 0,100 0,082 0,100 0,100 0,100 0,068 0,086 0,100 0,082 0,073 1,000

R2 0,100 0,100 0,086 0,105 0,100 0,091 0,082 0,091 0,082 0,086 0,077 1,000

R3 0,114 0,091 0,082 0,105 0,095 0,091 0,077 0,086 0,091 0,086 0,082 1,000

Rata-rata 0,105 0,097 0,083 0,103 0,098 0,095 0,076 0,088 0,093 0,085 0,077 1,000

II. Bobot Faktor Strategi Ekternal Faktor Strategi Eksternal A. Pangsa pasar yang luas B. Kebutuhan informasi lokal C. Kebijakan pemerintah D. Permintaan surat kabar yang tinggi E. Otonomi daerah F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan G. Persaingan dengan surat kabar lain H. Media elektronik I. Kenaikan harga bahan baku J. Pemberitaan yang menyinggung pihak tertentu K. Pelanggan yang tidak loyal Total

R1 0.114 0,109 0,082 0,095 0,082 0,100 0,086 0,091 0,086 0,073 0,082 1,000

R2 0,114 0,095 0,095 0,109 0,095 0,105 0,068 0,091 0,077 0,065 0,086 1,000

R3 0,109 0,100 0,082 0,105 0,086 0,086 0,082 0,105 0,086 0,082 0,077 1,000

Rata-rata 0,112 0,101 0,086 0,103 0,088 0,097 0,079 0,096 0,083 0,073 0,082 1,000

Lampiran 4. Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal dan Rata-Rata dari Ketiga Responden

I. Rating Faktor Strategi Internal Faktor Strategi Internal A. Konsep pemberitaan yang konsisten B. SDM yang berkualitas C. Loyalitas karyawan yang tinggi D. Hubungan kekeluargaan yang erat E. Media online Harian Pakuan Raya F. Jaringan distribusi yang luas G. Pertumbuhan penjualan yang lambat H. Pendapatan iklan yang rendah I. Belum begitu dikenal masyarakat J. Kapasitas produksi masih kecil K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri

R1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2

R2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2

R3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2

Rata-rata 4,0 3,0 3,0 3,3 3,0 2,7 2,0 2,3 2,3 2,0 2,0

II. Rating Faktor Strategi Eksternal Faktor Strategi Eksternal A. Pangsa pasar yang luas B. Kebutuhan informasi lokal C. Kebijakan pemerintah D. Permintaan surat kabar yang tinggi E. Otonomi daerah F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan G. Persaingan dengan surat kabar lain H. Media elektronik I. Kenaikan harga bahan baku J. Pemberitaan yang menyinggung pihak tertentu K. Pelanggan yang tidak loyal

R1 3 4 3 3 2 3 2 3 2 1 2

R2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2

R3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 1

Rata-rata 3,3 3,3 2,3 3,0 2,0 3,0 2,3 3,0 2,3 1,3 1,7

Lampiran 5. Matriks IFE dan EFE

I. Matriks IFE Faktor Strategi Internal Kekuatan : - Konsep pemberitaan yang konsisten - SDM yang berkualitas - Loyalitas karyawan yang tinggi - Hubungan kekeluargaan yang erat - Media online Harian Pakuan Raya - Jaringan distribusi yang luas Kelemahan : - Pertumbuhan penjualan yang lambat - Pendapatan iklan yang rendah - Belum begitu dikenal masyarakat - Kapasitas produksi masih kecil - Tidak memiliki mesin cetak sendiri Skor Total

Bobot 0,105 0,097 0,083 0,103 0,098 0,095

Rating 4,0 3,0 3,0 3,3 3,0 2,7

Skor 0,420 0,291 0,249 0,340 0,294 0,256

0,076 0,088 0,093 0,085 0,077

2,0 2,3 2,3 2,0 2,0

0,152 0,202 0,214 0,170 0,154 2,742

II. Matriks EFE Faktor Strategi Eksternal Peluang : - Pangsa pasar yang luas - Kebutuhan informasi lokal - Kebijakan pemerintah - Permintaan surat kabar yang tinggi - Otonomi daerah - Kepercayaan tinggi dari pelanggan Ancaman : - Persaingan dengan surat kabar lain - Media elektronik - Kenaikan harga bahan baku - Pemberitaan yang menyinggung pihak tertentu - Pelanggan yang tidak loyal Skor Total

Bobot 0,112 0,101 0,086 0,103 0,088 0,097

Rating 3,3 3,3 2,3 3,0 2,0 3,0

Skor 0,370 0,333 0,198 0,309 0,176 0,291

0,079 0,096 0,083 0,073 0,082

2,3 3,0 2,3 1,3 1,7

0,182 0,288 0,191 0,095 0,139 2,632

Lampiran 6.

Undang-Undang Kebebasan Pers

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapata sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin; b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejateraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa; c. bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun; d. bahwa pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; e. bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, dan e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers;

Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan: 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. 2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. 3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi. 4. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. 5. Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers. 6. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia. 7. Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan asing. 8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik. 9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum. 10. Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya. 11. Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. 12. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. 13. Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan. 14. Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan. BAB II ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS Pasal 2 Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Pasal 3 1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. 2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Pasal 4 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. 2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. 3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak. Pasal 5 1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 2. Pers wajib melayani Hak Jawab. 3. Pers wajib melayani Hak Koreksi. Pasal 6 Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut: a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui; b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormat kebhinekaan; c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar; d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum; e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran; BAB III WARTAWAN Pasal 7 1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan. 2. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Pasal 8 Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum. BAB IV PERUSAHAAN PERS Pasal 9 1. Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers. 2. Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.

Pasal 10 Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan lainnya. Pasal 11 Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar modal. Pasal 12 Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamt dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan. Pasal 13 Perusahaan pers dilarang memuat iklan: a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu kerukunan hidup antarumat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat; b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok. Pasal 14 Untuk mengembangkan pemberitaan ke dalam dan ke luar negeri, setiap warga negara Indonesia dan negara dapat mendirikan kantor berita. BAB V DEWAN PERS Pasal 15 1. Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen. 2. Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;

b. melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers; c. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;

d.

memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers; mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah; memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan; mendata perusahaan pers;

e.

f.

g.

3. Anggota Dewan Pers terdiri dari : a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;

b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers; c. tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi, dan bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers;

4. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota. 5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya. 7. Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal dari: organisasi pers, perusahaan pers, dan bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak mengikat. BAB VI PERS ASING Pasal 16 Peredaran pers asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 17

1. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan. 2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa: a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers; b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 18 1. Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah). 2. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah). 3. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah). BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 1. Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundangundangan di bidang pers yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undangundang ini. 2. Perusahaan pers yang sudah ada sebelum diundangkannya undang-undang ini, wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkannya undangundang ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20 Pada saat undang-undang ini mulai berlaku: 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2815) yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia); 2. Undang-undang Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2533), Pasal 2 ayat (3) sepanjang menyangkut ketentuan mengenai buletin-buletin, suratsurat kabar harian, majalah-majalah, dan penerbitan-penerbitan berkala; Dinyatakan tidak berlaku. Pasal 21 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta Pada tanggal 23 September 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd BACHARUDIN JUSUF HABIBIE Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 23 September 1999 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd MULADI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 166

Salinan sesuai dengan aslinya. SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan Perundangundangan II

Plt Edy Sudibyo

Lampiran 7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama AKTIVA Aktiva Lancar Kas Persediaan bahan Piutang Tagihan iklan-iklan Tagihan Penjualan Koran Tagihan Outdoor advertising 41,695,700 23,180,400 619,538,914 Hutang Pajak 56,321,719 93,685,838 50,585,000 Pasiva Lancar Hutang-hutang Pinjaman pada Direksi/Kar Pinjaman pada Mitra Kerja Pinjaman Intern kas pemilik 461,550,000 79,975,100 PASIVA

JML AKTIVA LANCAR

828,685,852 Modal Modal disetor 750,000,000 703,007,500 250,000,000 (405,588,831) Laba berjalan 608,599,781 Laba ditahan

Aktiva Tetap Tanah/Bangunan Peralatan/perlengkapan Inventaris Kantor/lain-lain (Akumulasi Penyusutan, Amortisasi)

2,532,493,718 (1,512,835,796)

JUMLAH AKTIVA

2,126,104,521

JUMLAH PASIVA

2,226,104,522

Anda mungkin juga menyukai