Anda di halaman 1dari 4

Cara terdapatnya minyak dan gas bumi

September 7, 2010 chayiechubby Geological Science Minyak Bumi, rembesan, seepages 3 Comments Pada prinsipnya minyakbumi terdapat dalam 2 cara utama, yaitu: PADA PERMUKAAN BUMI, terutama sebagai rembesan (seepages atau seeps), kadang-kadang juga sebagai suatu danau, sumber atau sebagai pasir yang dijenuhi minyakbumi. DI DALAM KERAK BUMI, sebagai suatu akumulasi, yaitu sebagai penjenuhan batuan yang sebetulnya hanyalah satu-satunya cara terdapat yang mempunyai arti ekonomi. Penjenuhan batuan seperti itu, minyakbumi terdapat di dalam rongga-rongga atau pori-pori batuan dan menjenuhi seluruh batuan tersebut. Tidak pernah minyakbumi didapatkan dalam suatu rongga besar, suatu ruangan, danau ataupun telaga di bawah tanah apalagi suatu laut di bawah tanah, Ini bertentangan dengan pendapat umum yang populer mengenai adanya lautan minyak ataupun telaga minyak di bawah permukaan bumi. Sebagai suatu penjenuhan batuan di dalam kerak bumi, minyak bumi bisa terdapat: a Dalam jumlah kecil atau yang disebut juga sebagai tanda-tanda minyak (oil shows). b Dalam jumlah akumulasi yang komersiil, yaitu cukup besar untuk dapat diproduksi secara umum. Akumulasi komersiil, tergantung sekali pada jumlah pori batuan yang terdapat, besarnya dan caranya pori dapat meluluskan minyak dan juga persentasi cairan yang menjenuhi batuan tersebut. Hal terakhir ini juga dihubungkan dengan suatu prinsip, bahwa dalam kerakbumi ataupun pada permukaan, minyakbumi selalu terdapat berasosiasi dengan air, terutama air asin dan jarang sekali dengan air tawar. Oleh karena itu minyak bumi yang terdapat di bawah permukaan selalu mengikuti prinsip hidrostatika dan dalarn keadaan tertentu juga prinsip hidrodinamika. 3.1 MINYAKBUMI PADA PERMUKAAN Di berbagai daerah minyak, termasuk juga di Indonesia, minyak bumi pada permukaan ditemukan dalam bentuk yang dinamakan rembesan (seep). Rembesan ini sendiri tidaklah mempunyai nilai ekonomi tetapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan adanya minyak di bawah permukaan. Berdasarkan gejala cara timbulnya, minyak pada permukaan dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu: 1) YANG MASIH AKTIF, yaitu minyak keluar sebagai sumber bersama-sama dengan air, keluar ataupun merembes secara perlahan-lahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat pula keluar secara aktif dari suatu gunungapi lumpur (mudvolcano). 2) YANG TELAH MATI ATAU TIDAK AKTIF LAGI, dapat merupakan batupasir yang dijenuhi oleh bitumina, suatu zat semacam aspal, yang merupakan

sisa atau residu penguapan fraksi ringan dari suatu minyakbumi. Suatu insipasi ataupun impregnasi batupasir oleh bitumina ini sering merupakan suatu lapisan pasir yang sangat lepas seperti pasir-ter di Canada sebelah barat yang disebut McMurray Sand atau Athabasca Tar-Sand, yang boleh dikatakan merupakan suatu permadani ter. Selain itu, terdapatnya hidrokarbon padat seperti wurtzelit, elaterit dan sebagainya dapat diartikan sebagai rembesan yang tidak aktif lagi sehingga merupakan residu minyak yang fraksi ringannya telah menguap. Tetapi untuk ini tidak terdapat bukti yang jelas karena gilsonit, wurtzelit dan sebagainya tidaklah menyerupai residu minyakbumi dari jenis apapun. Selain itu juga kerogen pernah dianggap berasal dari suatu rembesan yang telah mati. Perlu dikatakan di sini bahwa sebetulnya kerogen sama sekali tidak mempunyai hubungan langsung dengan minyakbumi, tidak bisa dikatakan minyakbumi yang telah merembas dan tersingkap keluar, karena kerogen merupakan zat organik yang belum menjadi minyakbumi, ataupun sisa pembentukan minyakbumi. 3.1.1 REMBASAN MINYAKBUMI Link (1952) memberikan suatu klasifikasi berbagai macam rembesan yang dapat terjadi di suatu daerah. Dibedakan olehnya lima jenis utama rembesan yang mula jadinya dapat diterangkan sebagai berikut: 1) REMBASAN YANG KELUAR DARI HOMOKLIN dimana ujungnya telah tererosi atau tersingkap, akan tetapi lapisan minyaknya sendiri belum sampai pada permukaan. Rembesan semacam ini biasanya kecil saja 2) REMBASAN MINYAK YANG BERASOSIASI DENGAN LAPISAN DAN FORMASI TEMPAT MINYAK TERSEBUT TERBENTUK. Biasanya lapisan serpih yang merupakan batuan induk minyakbumi jika teretakkan dan terhancurkan akan membebaskan minyak dalam jumlah kecil. Dalam hal ini hanya sedikit sekali terdapat indikasi pada permukaan. 3) REMBESAN MINYAK -DAN GAS YANG KELUAR DARI AKUMULAS I MINYAK YANG BESAR DAN TELAH TERSINGKAP OLEH EROSI ATAU RESERVOIRNYA TELAH DIHANCURLULUHKAN OLEH PATAHAN DAN LIPATAN. Rembesan semacam inilah yang biasanya merupakan daerah rembesan yang terbesar di dunia. 4) MINYAK MEREMBES KELUAR PADA PERMUKAAN SEPANJANG BIDANG KETIDAK-SELARASAN. Dalam hal ini mungkin terdapat banyak rembesan lain yang keluar atau memotong suatu ketidakselarasan, kemudian merupakan jalan utama dan alat pengumpul daripada semua rembesan tersebut dan terjadilah suatu rembesan yang cukup besar. Jelaslah, bahwa untuk mengetahui dari mana asalnya minyak bumi tersebut susah sekali, tetapi mungkin merupakan pengumpulan dari berbagai macam kebocoran beberapa reservoir

minyak ke arah bawah dari kemiringan ketidakselarasan tersebut. Sebagai contoh misalnya, batupasir-ter Athabasca. 5) REMBASAN YANG BERASOSIASI DENGAN INTRUSI, seperti gunungapi lumpur, intrusi batuan beku atau penusukan oleh kubah garam. Rembasan semacam itu dapat berasosiasi ataupun tidak dengan reservoir yang telah hancur di bawahnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya rembesan minyak pada permukaan bumi tidak usah selalu diasosiasikan dengan adanya suatu reservoir minyak di bawahnya. Seringkali orang awam mempunyai suatu kesan bahwa untuk mencari minyak bumi, haruslah mencari rembesan di permukaan bumi. Terdapatnya rembesan belum merupakan suatu bukti adanya akumulasi minyak di bawahnya, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai hal yang telah diuraikan di atas. Namun bagaimanapun juga adanya rembesan harus diperhatikan dari segi explorasi minyak dan gasbumi, karena: a) Rembasan menunjukkan bahwa batuan sedimen di daerah tersebut mampu membentuk minyak bumi. Apakah minyakbumi di situ terdapat dalam akumulasi komersiil atau tidak, bukanlah menjadi scale. Yang penting ialah kita dapat mencari keadaan struktur yang dapat memberikan akumulasi yang penting. b) Rembesan mungkin sekali berasosiasi dengan suatu reservoir minyak di bawahnya yang mengalami kebocoran. Dalam hal ini, penyelidikan geologi sekitar rernbasan tersebut sangatlah penting dan interpretasi mengenai jenisnya perlu dilakukan. Lapangan minyak yang mula-mula, terutama di Indonesia, ditemukan berdasarkan atas adanya rembesan. Penemuan rembesan diikuti dengan pemetaan geologi untuk mencari struktur antiklin. Berdasarkan hasil pemetaan ini diadakan pernboran untuk mendapatkan produksi minyakburni. Dahulu, pemboran dilakukan di dekat rembesan tanpa mengetahui arti yang sebenarnya dari rembesan tersebut. Boleh dikatakan 66 persen dari semua rembesan minyak secara langsung berhubungan dengan suatu reservoir minyak di bawahnya. Hal ini terutama berlaku untuk Indonesia dan juga Teluk Persia. Pentingnya rembesan minyak dalam cekungan minyak bumi dapat terlihat dari kenyataan bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir semuanya ditandai oleh adanya rembesan. Di Indonesia, lapangan minyak di Sumatra, Jawa, Kalimantan ataupun di Irian Jaya terdapat di daerah dimana rembesan seperti itu ditemukan (Garnbar 3.5). Di Timur Tengah, rembesan minyak diketahui dan dipergunakan sejak jaman Nabi Nuh, misalnya di daerah sebelah barat Iran. Juga di Amerika Serikat, di Venezuela, Arnerika Latin, rernbasan semacam itu telah banyak diketahui dan menjadi penyebab ditemukannya lapangan minyak yang penting di daerah tersebut. Secara tektonik rernbasan minyak didapatkan dalam cekungan sedimen dengan struktur yang kandungan minyaknya telah tererosikan atau telah dihancurkan sehingga lapisan minyak tersebut keluar pada permukaan, pada pinggiran cekungan atau juga pada jalur dengan ketidakselarasan

sarnpai ke permukaan. Rembesan ini terutama didapatkan dalam cekungan sedimen yang mempunyai suatu jalur mobil pada salah satu sisinya, misalnya saja di geosinklin Mesopotamia (di Timur Tengah) dan Venezuela. Di sini rembesan keluar sepanjang ketidakselarasan, atau karena pematahan yang mengakibatkan kebocoran reservoir sarnpai ke permukaan, ataupun di tempat yang lapisan reservoirnya tererosi. Di bagian yang lebih landai dari cekungan tersebut, juga didapatkan rembesan. Sebagai contoh misalnya, pasir-ter di Athabasca di Canada dan juga di Venezuela. Tetapi pada umumnya bagian yang lebih landai daripada cekungan tidak terlalu banyak menghasilkan rembesan. Pengaruh rembesan terhadap cadangan minyak yang bocor, mengakibatkan pengurangan cadangan itu. Di berbagai tempat dengan kebocoran yang besar, struktur reservoir minyaknya sendiri bahkan menjadi kosong. Rembesan seperti itu biasanya banyak didapatkan di lapisan muda yang terlipat, terpatahkan dan tererosi pada pinggiran cekungan. Rembasan didefinisikan sebagai tempat pemunculan gas dan cairan hidrokarbon pada permukaan bumi, yang dapat diamati. Rembesan ini haruslah dipisahkan dengan didapatkannya minyak dalam skala mikroskopis yang hanya bisa ditemukan dengan metoda geokimia dan dengan sendirinya tidak dapat disebut sebagai suatu rembesan. Seringkali keluarnya minyak dari rembesan diikuti dengan gas dan biasanya berasosiasi dengan air asin. Dalam Koesoemadinata, 1980 (edisi kedua)

Anda mungkin juga menyukai