Anda di halaman 1dari 49

BAB I

By : Novia Rita, ST. MT


BAB. II
2.1 Cara Terdapatnya Minyak dan Gas Bumi

Pada prinsipnya minyak bumi terdapat dalam 2 cara, yaitu pada


permukaan dan didalam kerakbumi.
2.1.1 Minyak bumi pada permukaan
minyak bumi pada permukaan ditemukan sebagai rembesan dan
tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi dapat menunjukan
daerah kemungkinan adanya minyak dibawh permukaan
berdasarkan gejala cara timbulnya minyak pada permukaan
dapat dibagi dalam 2 jenis : rembesan yang masih aktiv dan
rembesan yang tidak aktiv
 Rembesan yang masih aktiv, yaitu minyak keluar sebagai sumber
bersama-sama dg air. Keluar atau merembes secara perlahan
kemudian membentuk suatu danau aspalt.
 Rembesan yg telah mati, yaitu dapat merupakan batupasir yg
dijenuhi oleh bitumina (zat seperti aspalt) yg merupakan residu
penguapan fraksi ringan dari minyak bumi.
2.1.1.1 Rembesan minyak bumi
Link (1952) memberikan klasifikasi 5 jenis rembesan, antara lain :
1. Rembesan yg keluar dari homoklin dimana ujungnya telah
tererosi atau tersingkap akan tetapi lapisan
minyaknya belum sampai ke permukaan.
2. Rembesan minyak yang berasosiasi dengan lapisan
dan formasi tempat minyak tersebut terbentuk.
3. Rembesan minyak dan gas yang keluar dari akumulasi
minyak yang besar dan telah tersingkap oleh erosi atau
reservoirnya telah dihancur-luluhkan oleh patahan dan
lipatan
4. Minyak merembes keluar pada permukaan sepanjang
bidang ketidak-selarasan.
5. Rembesan yang berasosiasi dengan intrusi Gunung Api
Adanya rembesan yang muncul dipermukaan dapat diperhatikan
dari segi ekplorasi minyak dan gas bumi, karena
:
a. Rembesan menunjukan bahwa batuan sedimen didaerah
tersebut mampu membentuk minyak bumi
b. Rembesan mungkin juga berasosiasi dengan suatu
reservoir minyak yang berada dibawahnya

2.1.1.2 Gunung Api Lumpur


gunung api lumpur (mud vulkano) adalah extrusi pada
permukaan lempung atau lumpur yang secara morfologi
membentuk suatu kerucut yg diatasnya terdapat suatu telaga.
a. Gunung api lumpur dangklal :
jenis ini biasanya berasosiasi dg minyak bumi dan
merupakan kerucut lumpur yg dihasilkan oleh extrusi
lempung
b. Gunung api lumpur dalam
Jenis ini berasosiasi dg suatu keadaan geologi yang
lapisan sedimennya belum terkompaksikan.
2.1.1.3 Telaga Aspal Buton
Telaga aspal yg terdapat di pulau Buton dapat diklasifikasikan
sebagai suatu lapisan homoklin yg tersingkap ke luar dan
tererosikan. Minyak yg mengalir ke permukaan membentuk suatu
telaga pada tempat perembesan keluar dan fraksi ringanya telah
menguap.

2.1.2 Minyak Bumi Dalam Kerak Bumi


2.1.2.1 Akumulasi Lokal
Minyak bumi didalam kerak bumi terdapat dalam batuan yang
berpori, dari segi jumlahnya minyak bumi dapat ditemukan sebagai
:
a. Jejak-jejak, yaitu dalam jumlah yang sangat kecil (sedikit)
b. Suatu akumulasi, yaitu terkumpul dalam jumlah besar
2.1.2.2 Cara Mendeteksi
Adanya tanda-tanda minyak dapat dideteksi dengan cara :
1. Lumpur Pemboran :
Dari lumpur pemboran yang ikut ke permukaan pada saat
sirkulasi berlangsung dapat juga mengindikasikan adanya
minyak yaitu dengan menyinari sinar ultra violet (akan
memberikan warna kuning keemasan). Gas dapat dideteksi
dengan menggunakan detektor gas (lumpur dikocok didalam
alat tsb sehingga mengeluarkan gas).
2. Serbuk Pemboran :
Potongan batuan yang terbawa ke permukaan bersama lumpur
diperiksa kandungan HC, yaitu dengan menggerus potongan
batuan tsb dan dicampurkan dengan CCl4 , Chloroform atau
Aseton dan dilihat dg sinar lampu ultraviolet dan jika berwarna
putih berarti ada HC
Untuk deteksi gas juga dilakukan dengan cara yang sama yaitu
dengan menggerus batuan dan diaduk dg air serta dianalisa dengan
alat detektor gas.

2.1.3. Akumulasi Komersil


Lapisan minyak disebut komersil jika minyak yang ada dapat
diproduksikan secara menguntungkan. Faktor yg menentukan
komersil tidaknya akumulasi minyak bumi :
a. Harga minyak
b. Jumlah cadangan
c. Produktivitas reservoir
d. Biaya produksi, exploitasi, explorasi.
e. Pajak dan biaya lainnya
2.1.4. Pengertian Reservoir, Lapangan dan Daerah Minyak
Reservoir :
adalah suatu wadah tempat minyak dan gas bumi berkumpul
(batuan yang dijenuhi oleh minyak)
Lapangan Minyak (oil field):
adalah daerah yg dibawahnya mempunyai akumulasi minyak
dari beberapa buah reservoir dalam suatu gejala geologi yang
sama (sifat struktur dan stratigrafi)
Lapangan Minyak dan Gas Raksasa :
Lapangan yg memiliki cadangan lebih dari 500 MMBbl
(misalnya, Lapangan Ghawar di Arab Saudi dan Lapangan
minas di Riau)
Provinsi atau daerah minyak :
adalah daerah dimana sejumlah reservoir dan lapangan minyak
berkelompok dalam lingkungan geologi yg sama. Daerah
minyak sering disebut sebagai cekungan minyak
2.2 Batuan dan Perangkap Reservoir

• Batuan reservoir adalah wadah dibawah permukaan yang


mengandung minyak dan gas bumi. Pada umumnya batuan dapat
bertindak sebagai batuan reservoir asalkan mempunyai porositas
dan permeabilitas. Menurut Payne (1942) porositas menentukan
jumlah cairan yg terdapat dalam batuan dan permeabilitas
menentukan jumlah yg dapat diproduksikan.
• Tiga Jenis Batuan (B. Beku, B. Sedimen dan B. Methamorf)
• Batuan Non Reservoir : B. Beku dan dan B. Methamorf
• Batuan Reservoir : B. Sedimen
• Batuan Sedimen : B. Clastic dan Non Clastic
Classification of Sedimentary Rocks

Clastic Nonclastic
Conglomerate Carbonate Evaporite Organic Other
Limestone
Limestone Gypsum Peat Chert
Sandstone
Dolomite Anhydrite Coal
Siltstone
Salt Diatomite
Shale
Potash Limestone
Batuan Beku
Obsidian (volcanic glass)
Scoria (vesicular basalt)
Pumice (vesicular rhyolite)
Basalt
Porphyritic Andesite
Rhyolite
Gabbro
Diorite
Granite
Clastic Sedimentary Rocks:
Mudstones
Clastic Sedimentary Rocks:
Sandstones
Clastic Sedimentary Rocks:
Conglomerates
Clastic Sedimentary Rocks:
Breccias
Metamorphic Rocks
• Metamorphic rocks are changed rocks
• They are formed in the solid state in response to
one or more of the following agents of
metamorphism:
• Change in pressure
• Change in temperature
• Exposure to chemically active fluids
• The protolith (the parent rock) is the preexisting
rock from which the metamorphic rock was formed
• Metamorphism may cause a change in a rock’s:
• Composition
• Mineral assemblage
• Texture
• All of the above
Types of Metamorphic Rocks

1. Foliated Metamorphic Rocks


Foliated rocks formed by increasing degree of
metamorphism (increasing P and T) of a mudstone

Slate Phyllite Schist Gneiss Migmatite

Gneiss Schist Phyllite


Formed in response to primarily to increasing P

Gneiss Migmatite
Formed in response primarily to increasing T
Slate
Protolith: Fine grained rock like
shale, mudstone, or siltstone

Appearance: Dull, microscopic


grains, strong slaty cleavage,
any color
Phyllite

Protolith: Can be any rock-type

Appearance: Shiny, strongly


micaceous with microscopic
grains, has strong schistose
cleavage, can be felsic
(muscovite-rich, silvery) or
Mafic (biotite-rich, shiny
medium to dark gray)
Schist

Protolith: Can be any rock-type

Appearance: Shiny, strongly


micaceous, fine to medium grained
has strong schistose cleavage,
can be felsic (muscovite-rich,
silvery) or mafic (biotite-rich,
shiny medium to dark gray)
Gneiss

Protolith: Can be any rock-type, but


most often formed from a sheared
coarse grained protolith such as
granite, conglomerate, breccia

Appearance: Dull, weakly micaceous,


fine to coarse grained, banded, weak
cleavage
Migmatite

Protolith: Can be any rock-type

Appearance: Dull, weakly micaceous,


fine to coarse grained, folded banded
texture, weak cleavage, almost melted,
a folded gneiss
DISTRIBUSI RESERVE MINYAK BERDASAR TIPE
BATUAN
dan UMUR BATUAN

DISTRIBUSI RESERVE
MINYAK BERDASAR TIPE
BATUAN

DISTRIBUSI RESERVE
MINYAK BERDASAR UMUR
BATUAN
Jenis - Jenis Perangkap
1. Perangkap Struktur
- Lipatan (Antiklin)
- Patahan
2. Perangkap Stratigrafi
- PS Karena Pembajian
- PS Karena Penyerpihan
- PS Karena Bidang Ketidakselarasan
- Saltdome (Kubah Garam)
3. Perangkap Kombinasi
- PK Jenis Lipatan dengan Pembajian
- PK Jenis Patahan dengan Pembajian
Types of Petroleum Reservoirs
Accumulation of oil and gas. A) Anticline trap, B) Fault trap, C) Unconformity trap, and D)
Stratigraphic trap
Diagramatic producing OIL well
DISTRIBUSI RESERVE MINYAK BERDASAR TIPE TRAPPING
2.3 Sifat Fisik batuan Reservoir

a. Porositas
b. Permeabilitas
c. Tekanan Kapiler
d. Saturasi
e. Wettabilty
f. Kompressibiltas
a. Porositas
Porositas secara umum adalah ukuran kapasitas batuan
untuk menampung fluida
Secara definisi porositas adalah : perbandingan volume pori
dengan volume total batuan. Istilah lain adalah porositas efektif
yaitu apabila rongga dalam batuan yg saling berhubungan,
sehingga porositas efektif lebih kecil dari rongga pori secara
total.
Menurut proses geologi porositas dibagi menjadi dua, yaitu :
porositas primer dan porositas sekunder.

Vol. Pori
 x 100%
Vol. Total Batuan
Porositas Primer : porositas yg terbentuk pada saat butiran-
butiran sedimen diendapkan.

Porositas Sekunder : porositas yg terbentuk karena


1. larutnya sebagian batuan yg mudah larut ke dalam
air yg berkarbon dan berasam organik
2. Rekahan yg terjadi selama proses perlipatan (folds)
atau patahan (faults)
3. Dolomisasi yaitu terjadinya proses transformasi dari
limestone menjadi dolomite.
Secara fisik, porositas dibagi 2 yaitu, porositas absolut dan
porositas efektif. Ada dua cara untuk penentuan harga
porositas yaitu pengukuran secara langsung dan tidak
langsung.
Penentuan secara langsung ditentukan berdasarkan
hasil pemeriksaan core di laboratorium dan penentuan tidak
langsung berdasarkan hasil pengukuran well-loggging (log
neutron, log density dan sonic).

Skala Porositas :
5 – 10% = buruk
10 – 15% = cukup
15 – 20% = baik
20 – 25% = sangat baik
b. Permeabilitas
Adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat
meluluskan cairan melalui pori-pori yg berhubungan
tampa merusak oartikel pembentuk batuan tersebut.
Definisi API untuk satu Darcy : suatu medium berpori
mempunyai permeabilitas sebesar 1 darcy, jika cairan
berfasa 1 dg kekentalan 1 cp mengalir dg kecepatan 1
cm/dt melalui penampang seluas 1 cm3 pada gradien
hidrolik 1 atm/cm.
satuan dari permeabilitas adalah Darcy, dimana 1 Darcy
= 1000 millidarcy (md)
kxA dp
q x
 dx
Cara – cara untuk penentuan permeabilitas :
a. Permeameter
b. Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam
pemboran
c. Dari kecepatan pemboran
d. Berdasarkan tes produksi terhadap penurunan
tekanan dasar lubang (Pwf)

Skala permeabilitas :
< 5 md = ketat
5 – 10 md = cukup
10 – 100 md = baik
100 – 1000 md = baik sekali
3 jenis permeabilitas :
1. Permeabilitas Absolut, yaitu pemeabilitas batuan
yg hanya mengalirkan 1 fasa fluida.
2. Permeabilitas efektif, yaitu permeabilitas batuan
yg mengalirkan fluida lebih dari 1 fasa
3. Permeabilitas relatif, yaitu perbandingan antara
permeabilitas efektif terhadap permeabilitas absolut.

c. Tekanan Kapiler
Adalah perbedaan tekanan antara fluiida pembasah dg
non pembasah, jika didalam media berpori tsb terdapat
dua atau lebih fluida yg tidak saling bercampur dalam
keadaan statis
d. Saturasi
Perbandingan antara vol. fluida terhadap vol. pori
batuan
e. Wettability (Kebasahan)
adalah salah satu sifat batuan untuk dibasahi, baik
dibasahi oleh air maupun dibasahi oleh minyak dan hal
ini tergantung dari sudut kontak antar fluida dengan fasa
padat.

f. Kompressibilitas

Anda mungkin juga menyukai