Anda di halaman 1dari 11

MODEL PEMBELAJARAN KOMPETENSI BERSASTRA SMA MEMBACAKAN PUISI 1.

Pengantar: Model Pembelajaran Membacakan Puisi sebagai bagian dari Kompetensi Bersastra siswa SMA ini menggunakan pendekatan contekstual, interaktif, dan integratif, dengan tetap menekankan kepada karakteristik pembelajaran yang membuat siswa senang belajar, dapat berpikir kritis, berpikir kreatif, memiliki kecakapan hidup, serta mengembangkan kecakapan jamak yang dimiliki siswa. . Karakteristik pembelajaran ini terlihat pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru/penulis model. Puisi yang akan dibahas dan dibacakan siswa adalah puisi karya Arifin C.Noor, salah satu naskah puisi yang bertema kemanusiaan, kasih sayang dalam keluarga. Pilihan terhadap naskah ini sebagai bahan pembelajaran karena temanya sesuai dengan tema kaum remaja, bahasanya pun mudah, sehingga mudah dibacakan, dan isinya mudah ditangkap. Di samping itu, siswa dapat memperoleh pengalaman dan wawasan kehidupan dari dalam puisi terebut. 2. Identitas Model: 1) Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesa 2) Jenjang : SMA 3) Kelas : X11 4) Aspek : Kemampuan Bersastra Subaspek : Membacakan Teks Puisi 5) Alokasi waktu : tatap muka 2 x 45 menit 3. Standar Kompetensi : Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan sastra melalui (membacakan puisi), membaca (serta mendiskusikan isi naskah melayu klasik), dan menganalisis cerpen. 4. Kompetensi Dasar : Membacakan puisi 5. Indikator : Sebagai indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah mampu membacakan puisi adalah mereka dapat: 5.1 Mengucapkan lafal dengan tepat. 5.2 Menentukan ketepatan tekanan (frasering) dalam pembacaan puisi. 5.3 Membacakan teks puisi dengan irama (intonasi) yang sesuai dengan jiwa puisi. 5.4 Mengubah isi puisi ke dalam bentuk prosa. 6. Materi Pokok : 6.1 Ketepatan lafal 6.2 Ketepatan tekanan (frasering) pembacaan puisi 6.3 Ketepatan irama 6.4 Penceritaan kembali isi puisi ke dalam bentuk prosa . 7. Pendekatan : contekstual, interaktif dan integratif 8. Strategi Pembelajaran :

A. PENDAHULUAN (Pendekatan interaktif, pemberian contoh, membuat siswa senang awal pembelajaran, media: rekaman pembacaan puisi) 1. Membuka schemata siswa terhadap pembacaan puisi Sebelum siswa membacakan puisi yang telah disiapkan guru, terlebih dahulu dibuka schemata siswa tentang pembacaan puisi dengan teknik bertanya tentang pengalaman mereka membacakan puisi. Anak-anak siapa di antara kalian yang pernah membacakan puisi?. Atau, guru membacakan puisi, atau memperdengarkan pembacaan puisi dari rekaman yang telah disediakan. Misalnya puisi yang berjudul Lelaki Tua dan Gerobak Pada suatu pagi yang tenang Seoranglelaki tua terangguk-angguk di atas gerobak Berderak di atas jalanan menuju kota Sarat dan berat Ia datang dari pedalaman, bertanya: Jam berapakah sekarang? Matahari di atasnya (Ketika itu ia hampir sampai di pusat kota Angin dan debu mengapung) Seorang anak kecil melintas dengan langkah gugup Lelaki bertanya lagi: Kemana kau nak? Gerobak itu berjalan terus Dan lelaki itu terbatuk-batuk Dan kuda berhenti, gerobak berhenti Ia bicara sendiri: gerobak berhenti karena kuda berhenti Kemudian ia bertanya lagi Sudah sampaikah aku? Lelaki itu menoleh keliling Lalu bicara sendiri:

Bedakanlah buatku ya Tuhan Antara keyakinan dan cinta Ajar daku tentang keyakinan Izinkan daku bercinta Dan tunjukkan padaku Disudut manakan di kota ini Kasih saying dan keramahan!? Lelaki itu kemudian terbatuk-batuk Dan malaikat membawanya Tanpa gerobak. (Goenawan Moehamad Dalam Pengantar Apresiasi Sastra Aminuddin) Guru menanyakan kepada siswa isi puisi yang baru saja dibacakan atau diperdengarkan melalui kaset.. Dilanjutkan dengan pertanyaan tentang pengalaman mereka sesuai dengan isi puisi tersebut. . (Reaksi atas pertanyaan ini akan beragam . Siswa mungkin akan terdiam mendengarnya, tertawa, atau menunjuk temannya dengan nada geli, atau ada yang menjawabnya dengan serius). Guru mulai menjelaskan puisi yang baru diperdengarkan dan menjelaskan jiwa puisi tersebut dan tentang cara-cara membacakan puisi dengan tepat 2. Pengarahan kepada pembacaan puisi Perhatian siswa diarahkan kepada inti pembelajaran dengan cara membuka bayangan mereka tentang para penyair, baik terkenal maupun yang belum, tentang pembacaaan puisi oleh para penyair di tempat-tempat kesenian seperti di TIM, Gelanggang Remaja, atau tempat-tempat budaya lainnya. Guru juga menayangkan pembacaan puisi oleh penyair melalui VCD yang tersedia untuk membangkitkan imajinasi dan kreativitas berpikir siswa. Kepada siswa diajukan pertanyaan secara umum maupun perorangan, tentang pembacaan puisi oleh para penyair untuk memancing perhatian mereka terhadap pelafalan, irama puisi, atau isi puisi yang dibacakan penyair.

B. INTI PEMBELAJARAN Materi 1 Pelafalan (Pembentukan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi dengan tepat melalui metode induktif, modeling) 1) Membacakan kata-kata yang homofon. Siswa seorang demi seorang ditugasi membacakan kata kata yang homofone seperti, kata sedan pada frase mobil sedan, dengan kata sedan pada sedu sedan sehinga mereka memahami perbedaan maknanya. Salah ucap menimbulkan salah makna. 2) Guru menjelaskan bahwa kesalahan ucapan akan menyebabkan kesalahan makna. 3) Siswa menyebutkan kata-kata lain yang homofone . Materi 2 Penekanan Kata (frasering) 1) Siswa membacakan satu bait puisi dengan mmemperhatikan tekanan yang tepat. Misalnya: Pada suatu pagi yang tenang Seorang lelaki tua terangguk-angguk di atas gerobak 2) Guru membedakan pembacaan larik puisi dengan penekanan yang berbeda sambil memberikan tanda penekanan (frasering) pada lariklarik tersebut. Misalnya: (1) Pada/ suatu pagi / yang tenang/ Seorang lelaki tua/ terangguk-angguk/ di atas gerobak.//

(2) Pada suatu pagi yang tenang/ Seorang lelaki tua/ terangguk-angguk di atas gerobak.// 3) Siswa mediskusikan akibat dari perbedaan kedua tekanan pembacaan tersebut. Jelas, yang nomor (2) lebih tepat pembacaaannya dari yang nomor (1). 4) Guru menugasi memberikan frasering pada puisi yang akan dibacakannya. 5) Secara bergantian, siswa membacakan puisi dengan penekanan yang telah ditandainya. 6) Guru mengamati pembacaan puisi siswa dengan menggunakan format penilaian observasi. 7) Guru mengomentari dan membetulkan pembacaan puisi oleh siswa yang tekanannya tidak tepat.

Materi 3: Irama Puisi 1) Guru menjelaskan bahwa pembacaan puisi harus sesuai dengan jiwa puisi. Ada puisi yang bernada kesepian, kegelisahan, kegembiraan, kesyahduan, dsb. Pembacaannya harus sesuai dengan jiwa puisi tersebut. Jangan puisi berjiwa gembira dibaca dengan nada syahdu atau sedih , demikian juga sebaliknya. 2) Siswa seorang demi seorang berlatih membacakan puisi dengan nada / irama yang sesuai. 3) Guru mengamati pembacaan puisi oleh siswa dengan menggunakan format penilaian observasi (porto folio). 4) Siswa yang lain pun ikut mengamati dengan menggunakan format yang sama. 5) Guru bersama siswa memberikan komentar terhadap pembacaan puisi oleh siswa berdasarkan ketepatan lafal, ketepatan tekanan, dan kesesuaian nada (irama) puisi. 4. Materi 4 Parafrase Puisi 1) Guru menjelaskan teknik memparafrasekan puisi yaitu: (1) dengan menambahkan kata-kata bantu pada larik atau antarlarik untuk memperjelas makna puisi. Kata-kata yang ditambahkan diletakkan di dalam kurung supaya terlihat perbedaannya dengan kata-kata yang di dalam puisi. (2) dengan cara menceritakan kembali secara bebas dengan kata-kata siswa sendiri yang tidak menyimpang dari makna puisi. Misalnya: Teknik 1. Pada suatu pagi yang (udaranya ) tenang Seorang lelaki (yang telah ) tua (duduk) teranggukangguk di atas gerobak (nya) (Rodanya) Berderak di atas jalanan menuju kota (Muatannya) sarat dan berat Ia datang dari pedalaman, bertanya: Jam berapakah sekarang? Matahari (terik) di atasnya Teknik ke-2 Pada suatu pagi yang udaranya masih terasa enak dan segar, anginnya berembus tenang, seorang laki-laki tua duduk terangguk-angguk di atas gerobak. Roda gerobaknya terdengar bunyinya berderak-derak bergerak menuju ke arah kota. Muatannya sarat dan berat. Ia datang dari pedalaman. matahari telah berada terik di atas kepalanya.

(1) Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi

Setelah lama berjalan, ia berhenti sambil bertanya pada dirinya sendiri pukul berapa hari. Tenyata hari sudah tinggi, karena matahari telah berada terik di atas kepalanya. 2) Secara berkelompok, siswa memparafrasekan puisi sesuai dengan cara yang telah ditunjukkan guru. 3) Masing-masing kelompok membacakan parafrase yang telah disusun mereka secara bergiliran. 4) Guru memberikan pengukuhan. Guru memberikan pengukuhan terhadap hasil kerja kelompok dengan menyatakan mana di antara kelompok yang sudah benar jawabannya mana yang masih perlu perbaikan.) Kelompok siswa yang pekerjaannya bagus, diberi reward berupa pujian, angka, atau benda akademik tertentu (seperti pensil, penghapus, dsb. kalau memungkinkan) Kelompok siswa yang masih memerlukan perbaikan, memperbaiki kembali hasil temuan mereka. PENUTUP 1. Refleksi Sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran, guru melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa. Misalnya: a. tentang proses pemantapan lafal b. tentang prose pemantapan tekanan pembacaan puisi. c. tentang proses pemantapan nada / irama pembacaan puisi d. tentang proses parafrase puisi. 2. Tindak lanjut Hasil refleksi dimanfaatkan agar siswa dapat berlatih membaca puisi dengan menentukan penekanan, dan nada pembacaan. 9. Penilaian a) Proses Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas, kreativitas, dan keseriusan siswa bekerja dalam kelompok dengan menggunakan format pengamatan proses belajar (porto folio) terlampir. b) Hasil Sebagai penilaian hasil belajar, guru mengamati pembacaan puisi dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan sebelumnya. 10 Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS disediakan guru sebagai sarana belajar siswa yang digunakan dalam melaksanakan tugas selama kegiatan belajar.(format terlampir) 11. MEDIA 1) LKS 2) Format Penilain Porto Folio 3) Teks puisi Lelaki Tua dan Gerobak.

4) Teks penggalan puisi Lelaki Tua dan Gerobak. 5) Gambar seorang orang tua yang sedang mendorong gerobak. Sumber/Daftar Pustaka S.Effendi, Bimbingan Apresiasi Puisi, Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Malang: Sinar Baru dan YA3

MEDIA YANG DIGUNAKAN LKS Format Penilain Porto Folio Teks puisi Lelaki Tua dan Gerobak. Lelaki Tua dan Gerobak Pada suatu pagi yang tenang Seoranglelaki tua terangguk-angguk di atas gerobak Berderak di atas jalanan menuju kota Sarat dan berat Ia datang dari pedalaman, bertanya: Jam berapakah sekarang? Matahari di atasnya (Ketika itu ia hampir sampai di pusat kota Angin dan debu mengapung) Seorang anak kecil melintas dengan langkah gugup Lelaki bertanya lagi: Kemana kau nak? Gerobak itu berjalan terus Dan lelaki itu terbatuk-batuk Dan kuda berhenti, gerobak berhenti Ia bicara sendiri: gerobak berhenti karena kuda berhenti Kemudian ia bertanya lagi Sudah sampaikah aku? Lelaki itu menoleh keliling Lalu bicara sendiri:

Bedakanlah buatku ya Tuhan Antara keyakinan dan cinta Ajar daku tentang keyakinan Izinkan daku bercinta Dan tunjukkan padaku Disudut manakan di kota ini Kasih saying dan keramahan!? Lelaki itu kemudian terbatuk-batuk Dan malaikat membawanya Tanpa gerobak. (Goenawan Moehamad Dalam Pengantar Apresiasi Sastra Aminuddin) Teks penggalan puisi Lelaki Tua dan Gerobak. Gambar seorang orang tua yang sedang mendorong gerobak.

Format Penilaian Proses ( Portofolio)


Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas : X11 Kompetnsi Dasar: Membacakan Puisi Indikator: Siswa dapat: 6. Membacakan puisi dengan lafal yang tepat. 7. Membacakan puisi dengan ketepatan tekanan (frasering). 8. Membacakan teks puisi dengan irama (intonasi) yang sesuai dengan jiwa puisi. 9. Mengubah isi puisi ke dalam bentuk prosa. Nama Siswa: ....... No. Kegiatan Ketepatan lafal Ketepatan tekanan Ketepatan nada/irama Nilai

Jakarta, ...... 2006 Paraf Penilai Guru/ Siswa

Format Lembar Kegiatan Siswa (LKS)


Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas : X11 Kompetnsi Dasar: Membacakan Puisi Indikator: Siswa dapat: 1. Membacakan puisi dengan lafal yang tepat. 2. Membacakan puisi dengan ketepatan tekanan (frasering). 3. Membacakan teks puisi dengan irama (intonasi) yang sesuai dengan jiwa puisi. 4. Mengubah isi puisi ke dalam bentuk prosa. Materi Pokok : 1. 2. 3. 4. Ketepatan lafal Ketepatan tekanan (frasering) pembacaan puisi Ketepatan irama Penceritaan kembali isi puisi ke dalam bentuk prosa

Kegiatan: 1. Beri catatan terhadap ketepatan lafal temanmu membacakan puisi dengan menggunakan format porto folio! 2. Beri catatan terhadap ketepatan penekanan pembacaan puisi temanmu dengan menggunakan format porto folio! 3. Beri catatan terhadap kesesuaian nada / irama pembacaan puisi oleh temanmu dengan menggunakan format porto folio! Jakarta, .....2006 Paraf Penilai Guru/ Siswa

Tabel Cek Kerja Model Pembelajaran No.Kegiatan Karakteristik Pendekatan pembelajaran S KT KR KH KJ 1 2 3 4 5 6 7

IA 8

IG

Kom

KT

1, dst Keterangan : Karakteristik Pembelajaran S : Senang (joyful Learning) KT : Kritis (critical thinking) KR : Kreatif ( creativity) KH : Kecakapan Hidup (life skills) Kecakapan Mengenali Diri (SA) Kecakapan Berpikir Rasional ( TS) Kecakapan Sosial (SS) Kecakapan Akademik (AS) Kecakapan Vokasional (VS) Pendekatan: KJ : Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligence) 1) Kecerdasan Linguistik (L) 2) Kecerdasan Matematik- Logis (ML) 3) Kecerdasan Spasial (S) 4) Kecerdasan Kinestetik Jasmani (KJ) 5) Kecerdasan Musikal (M) 6) Kecerdasan Interpersonal (Ie) 7) Kecerdasan Intrapersonal (Ia) 8) Kecerdasan Natural (N) Ia : Interaktif Ig : Integratif Kom : Komunikatif Kt : Kontekstual 1) Bertanya (B) 2) Menemukan (T) 3) Konstruktivisme (K) 4) Pemodelan (Md) 5) Belajar Berkelompok (KP) 6) Refleksi (R) 7) Penilaian Autentik (PA) Tangerang Juli 2009, Penulis :

Anda mungkin juga menyukai