Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
menyelesaikan modul ini dengan lancar. Pada penyusunan modul ini, berisi materi mengenai teks
puisi yang diadaptasi dari hasil analisis kajian strata norma yang menghasilkan lapis bunyi, lapis
arti, lapis objek, lapis dunia dan lapis metafisis, dirancang untuk mendalami materi mengenai teks
puisi bagi siswa tingkat SMA.

Dengan selesainya modul ini, berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan ibu/bapak guru
yang telah membatu dan memimbing dalam pembuatan modul ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapakan demi
kesempurnaan modul ini . Penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri
khususnya, bagi siswa agar dapat belajar dengan praktis dan mandiri.

Bandung, 8 Juli 2020

Penyusun
PENDAHULUAN

Modul ini berisi tentang materi pembelajaran teks puisi yang melibatkan keterampilan
menyimak dan berbicara. Anda akan belajar memahami tentang teks puisi. Dalam modul ini
disajikan rangkuman materi, tes formatif, kunci jawaban, dan glosarium.
Melalui modul ini, Anda akan memeroleh pengalaman belajar secara mandiri. Setelah
mempelajar modul ini, diharapkan Anda dapat memperoleh pemahaman mengenai pengertian
puisi, ciri-ciri puisi, jenis-jenis puisi, struktur puisi, suasana, tema, dan makna puisi. Selain itu
modul ini dirancang sebagai bentuk pelaksaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
berikut:
1) Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena, dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
2) Komptensi Dasar
Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu:

1. menjelaskan pengertian puisi,


2. menjelaskan ciri-ciri puisi, dan jenis-jenis puisi
3. menjelaskan struktur puisi (lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis
metafisis)
PENTUNJUK
PENGGUNAAN MODUL

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, alangkah baiknya terlebih dahulu mengetahui


petunjuk modul berikut ini.

1. Baca dan telaah memahami kegiatan pembelajaran memahami teks puisi.


2. Pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar.
3. Kerjakanlah latihan yang ada pada setiap akhir uraian materi.
4. Setelah mempelajari materi dan latihan, selanjutnya kerjakanlah tes formatif yang telah
disediakan.
5. Bila materi yang belum jelas, konsultasikan dengan guru.
KEGIATAN BELAJAR 1

MENGENAL PUISI
Sebelum memulai materi, bacalah petunjuk berikut ini!
Pahamilah materi pada kegiatan belajar 1. Kemudian jka Anda mengalami kesulitan catat bagian yang
Anda kurang pahami lalu diskusikan dengan fasilitator. Jika materi sudah Anda pahami semua,
selanjutnya kerjakan tugas latihan yang sudah disediakan pada modul. Setelah Anda selesai menjawab
semuanya, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci jawabam yang sudah tersedia pada modul.
Apabila Anda sudah memahami materi pada kegiatan belajar 1, maka langkah selanjutnya Anda dapat
melanjutkan materi pada kegiatan belajar 2. Selamat mengerjakan!

Materi Pembelajaran
A. Pengertian Puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra sastra yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Selain itu, bahasa dalam puisi lebih didayagunakan untuk
memberikan efek keindahan. Efek tersebut sering kali lebih menyentuh, memesona, merangsang,
menyaran, serta membangkitkan imajinasi dan suasana tertentu.

B. Ciri-ciri Puisi
Puisi memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan karya sastra yang lainnya. Adapun ciri-ciri puisi yaitu
sebagai berikut. (Kosasih, 2003).
1) Pada sebuah puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
2) Pada penyusunan sebuah puisi, unsur-unsur bahasa dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-
baiknya dengan memerhatikan rima dan bunyi.
3) Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang bedasarkan pengalaman dan bersifat
imajinatif.
4) Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah puisi bersifat konotatif.
5) Sebuah puisi dibentuk olehh struktur fisik dan struktur batin.

C. Jenis-Jenis Puisi
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi puisi atau gagasan yang hendak di sampaikan, maka
puisi terbagi menjadi dua jenis yaitu puisi lama dan puisi baru (Waluyo, 1987).
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama diantaranya adalah;
a. Jumlah larik dalam tiap naris
b. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap larik
c. Pola rima pada setiap larik atau bait, dan
d. Persamaan bunyi kata atau irama.
Adapun bentuk jenis-jenis puisi lama sebagai berikut:
a. Mantara adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contohnya:
Assalam’alaikm putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku meyanggul rambutmu
Aku membawa sedap gading
Akan membasuh mukamu
(Sumber: berpendidikan.com)

b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b tiap bait, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,
2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Contohnya:

Kala ada jarum patah


Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
(Sumber: berpendidikan.com)

c. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek, dan memiliki syarat yang tida jauh
dengan pantun. Contohnya:
Dahulu parang ,sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

(Sumber: www.studiobelajar.com )

d. Sekola adalah pantun berkait. Jika dilihat dari stukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat
mirip dengan pantun. Yang membedakannya keduanya adalah seloka memiliki ciri tiap baris
adalah isi puisi. Contohnya:
Warna merah menghias kuku
Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang
(Sumber: www.studiobelajar.com )

e. Gurinda adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris , bersajak a-a-a-a berisi nasihat
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

(Sumber: berpendidikan.com)

f. Talibun adalah pantun genap. Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah
sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun yang membedakannya memiliki
baris yang panjang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Contohnya:
Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas
(Sumber: www.studiobelajar.com )

g. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap baris 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat atau cerita. Contohnya:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana
(Sumber: www.studiobelajar.com)

2. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada
puisi lama dalam segi jumlah baris, suku, kata, maupun rima.
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan puisi baru terbagi
menjadi tiga jenis, diantaranya:
a. Balada : adalah pisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 bait, masing-masing dengan
8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b . Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c-b-
c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai relefan dalam bait-bait berikutnya. Conhnya:
‘’balada orang-orang tercinta’’ karya WS Rendra.
b. Himne: adalah puisi pujian untuk Tuhan tanah air atau pahlawan. Contohnya:’’ Perjuangan’’
karya WS Rendra dan ‘’ Doa’’ karya TaufIq Ismail.
c. Ode : adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi, bernada
anggun, membahasa sesuatu yang mulia, hersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau
peristiwa umum. Contohnya: ‘’Di ponegro’’ kaya Chairil Anwar.
d. Epigram: adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.Contohnya: ‘’ Perjalanan Usia’’ karya
Canda Malik dan ‘’Pagi’’ karya Chairil Anwar.
e. Romansa: adalah salah satu jenis puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Contohnya:
‘’Teman’’ karya Chairil Anwar.
f. Eligi : adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan yang berisi sajak dengan mengungkapkan
rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu. Contohnya: ‘’Eligi Jakarta’’ karya Asl Saini.
g. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik kepada orang yang memiliki posisi/jabatan.
Contohnya:’’ Tentang Mahasiswa Yang Mati, 1996’’ karya Sapardi Djoko Damono.
h. Distikon: adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris. Contohnya: ‘’ Hutan Karet karya
Joko Pinuro’’
i. Soneta : adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait yang
pertama masing-masing emat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.Contohnya: ‘’Pagi-pagi
karya Moh. Yamin.

RANGKUMAN

1. Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif yang dituangkan kedalam bentuk yang indah dan kaya makna.
2. Puisi memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan karya sastra yang lainnya.
a. Pada sebuah puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
b. Pada penyusunan sebuah puisi, unsur-unsur bahasa dirapikan,
diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memerhatikan rima dan
bunyi.
c. Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang bedasarkan
pengalaman dan bersifat imajinatif.
3. Puisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama yang terdiri dari mantra, pantun, sekola,
gurindam, talibun dan syair. Puisi baru yang terdiri dari balada, himne, ode, epigram,
satire, distikon dan soneta.
LATIHAN 1

Setelah Anda mempelajari materi pembelajaran 1, untuk menguatkan pemahamanmu tentang materi
ini, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan puisi!
2. Sebutkan ciri-ciri puisi!
3. Jelaskan apa yang dimaksud puisi lama dan puisi baru!
4. Sebuatkan jenis-jenis puisi baru!
5. Mengapa penggalan puisi di bawah ini termasuk ke dalam jenis puisi baru eligi?
Di saat semua cahaya mata terpejam
Aku tersungkur
Di atas sebentang kain beralaskan tikar
Tersirat sejuta bayangan nan kelam
KEGIATAN BELAJAR 2

MENELAAH TEKS PUISI

Baca dan pahamilah materi pada kegiatan belajar 2. Jika Anda mengalami kesulitan catatatlah
dan tanyakan kepada fasilitator. Kemudian, jika Anda sudah memahami materi tersebut dimohon
tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum Anda selesai menjawab soal yang sudah
tersedia. Selamat mengerjakan!

Materi Pembelajaran

Karya sastra itu tidak hanya merupakan satu sistem norma, melainkan terdiri dari beberapa
lapis norma. Masing-masing norma menimbulkan lapis norma di bawahnya. Adapaun lapis norma
tersebt adalah lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis ke dunia dan lapis metafisi (Rene Wellek
1968).

a. Lapis Bunyi

Lapis bunyi (sound stratum) bila orang membaca puisi, maka yang terdengar itu ialah
rangkain bunyi yang dibatasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang. Tetapi, suara itu bukan
hanya suara tak berarti. Suara yang sesuai dengan konvensi bahasa tertentu, disusun begitu rupa
hingga menimbulkan arti. Dengan adanya satuan-satuan suara orang menangkap artinya . Lapis
bunyi bisa berupa satuan-satuan suara; suara: suara suku kata, kata, dan merupakan seluruh bunyi.
Di dalam puisi pembicaraan lapis bunyi haruslah ditunjukkan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi
yang bersifat istimewa atau khusus, yaitu yang dipergunakan untuk mendapatkan efek puistis atau
nilai seni).
Bunyi yang bersifat istimewa atau khusus dalam sebuah puisi dapat tercipta melalui
pengulangan bunyi. Pengulangan bunyi yang dimaksud meliputi asonansi dan aliterasi. Salah satu
contoh lapis bunyi asonasi yaitu:

Pahlawanku,
Setiap jauh lemhut dari ragamu
Adalah kehidupan kami
Keringat yang membanjiri tubuhmu
Adalah jiwa kami

Pada kutipan bait di atas terdapat asonasi/pengulangan bunyi vokal /u/ dan/i/ yang diulang-
ulang pada setiap barisnya. Asonasi merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama pada kata/
perkataan yang berurutan dalam baris-baris puisi.

Selain itu, contoh bunyi aliterasi, yaitu:

Untuk mengarungi hidup di masa depan


Menerjang badai penuh tantangan

Pada kutipan puisi di atas terdapat pengulangan bunyi konsonan/n/. Aliterasi merupakan
pengulangan konsonan yang sama dalam baris-baris pusi; biasanya pada awal kata yang berurutan.
Pengulangan seperti itu menimbulkan kesan indahan bunyi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk menelaah lapis bunyi terlebih dahulu Anda
harus dapat membedakan huruf vokal dan huruf konson. Huruf vokal yakni terdiri atas; a, i , u, e,
o. Sedangkan huruf konsonan terdiri atas; b,c,f, g, j, k,l dll.
b. Lapis Arti

Lapis arti berupa rangkain fonem, suku kata, kata frase, dan kalimat. Semuanya itu
merupakan satuan-satuan arti. Rangkain kalimat menjadi aline, bab, dan keseluruhan cerita
ataupun keseluruhan sajak, dalam lapis arti ini, arti dalam tiap diksi bisa semakin dekat dengan
keobjektifan, tentu dengan dihubungkan dengan lapis lain. Untuk memahami lapir arti, cermatilah
beberapa contoh berikut ini:

Mataku, sayup mengisi dosa


Ialahi, ampuni aku
Ialahi, izinkan aku
Menapakkan sepasang kaki kotor ini
Kelantai Firdaus-Mu
Kutipan bait puisi ‘’ Firdaus-Mu’’ di ibaratkan memiliki arti; surga. Jika diartikan dalam
satu kalimat maka kutipan di atas memiliki lapis arti: ‘’Mataku, sayup sambil mengucapkan
kalimat ilahi melihatkan sepasang kaki yang kotornya kelantai untuk memohon ampun dan
mengharapkan agar dapat masuk ke surga.

Tunggu, Nak. Jika kau patuhi nasihat emak


Nanti kau akan mendapat beasiswa
‘Tuk sekolah di surga’
Kutipan bait puisi di atas jika diartikan dalam satu kalimat maka akan memiliki lapis arti;
Jika anak patuhi nasihat emak. Maka ia akan akan masuk surga.

Kusibak kembali setumpuk daun kering sejarah


Yang memenuhi pelataran masa lampau
Kutipan bait di atas jika diartikan dalam satu kata-satu kata, makan akan memiliki arti;
Kubuka kembali setumpuk lembaran kenangan yang gugur dalam sejarah, yang memenuhi
halaman rumah di masa lampau.

Berdasarkan penjelasaan di atas, maka untuk menelaah lapis arti Anda dapat menggunakan
berbagai cara dengan salah satunya mengartikan dalam satu kalimat atau dalam suku kata.

c. Lapis Objek

Lapis ketiga ini beruapa objek-objek yang dikemukakan di dalam sajak, latar tempat, latar
waktu, pelaku, dan dunia pengarang. Dunia pengarang adalah cerita yang merupakan gabungan
dan jalinan antara objek-objek yang dikemukka, latar, pelaku, serta struktur ceritanya (alur).
Contohnya:

Pagi yang indah telah tiba


Bersama kicau burung bernyanyi ria
Aku bersiap hendak berangkat
Ke sekolah sambil memohon rahmat
Kutipan bait ‘’pagi yang indah telah tiba’’di atas termasuk ke dalam lapis objek latar waktu
yang dimana penyair menceritakan di pagi hari itu ia harus berangkat ke sekolah.

Di sekolah kuraih waktu


Kudapat belajar menmba ilmu
Kudapat menulis dan membaca buku
Dibimbing bapak dan ibu guru
Kutipan bait ‘’Di sekolah kuraih waktu’’ di atas termasuk ke dalam lapis objek latar
tempat. Dalam bait tersebut penyair menggambarkan dengan jelas bahwa sekolah adalah latar
tempat dimana penyair melakukan kegiatan-kegiatan sehari-harinya.
Tak kusangka
Kau rela mati
Demi melihat kami bersatu ‘’Merdeka’
Saat dadamu tertusuk peluru
Kau hanya tersenyum beku
Dan pistol-pistol jahat itu
Tertawa dan melihat kau tergelatak
Lemah tak berda
Kutipan bait ‘’Tak kusangka’’ pada puisi di atas menggambarkan jelas bawha pelaku
dalam puisi tersebuat adalah subjek lirik ‘’Aku’’.

PAHLAWAN KARYA AYU LARASATI


Kusibak kemali setumpuk daun kering sejarah
Yang memenuhi pelataran masa lampau
Sesak melesat di dadaku saat kubaca

Darah terburai, mengalir


Di setiap jangkal tanah
Yang mereka pertahankan

Merekalah lilin-lilin yang membakar diri mereka


Agar kedualatan tetap nyala
Dunia pengarang Dunia pengarang adalah cerita yang merupakan gabungan dan jalinan
antara objek-objek yang dikemukka, latar, pelaku, serta struktur ceritanya (alur). Pada puisi
‘’Pahlawanku’’ karya Ayu Larasti memiliki dunia pengarang yang menggambarkan; Dunia yang
menceritakan tentang pahlawan. Kita dihadapkan pada masa dimana momen-momen yang indah
dalam banyak kenangan akan diingat kembali. Penyair dalam puisi tersebut melukiskan seorang
pahlawan yang bertempur dimasa penjajahan untuk mempertahankan kedaulatan (kekuasaan).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka lapis objek memiliki tiga komponen yaitu, yang
pertama lapsi latar yang dibagi menjadi dua; latar waktu dan latar tempat, ke dua lapis objek pelaku
yang berkaitan dengan siapa pelaku dari puisi yang diceritakan oleh penyair, dan yang terakhir
lapis objek dunia pengarang.

d. Lapis Dunia

Lapis kempat ialah lapis yang dilihat dari titik pandangan tertentu yang tak perlu
dinyatakan, tetapi terkandung di dalamnya. Sebuah peristiwa dalam sastra yang dikemukkan atau
dinyatakan “ terdengar” atau “ terlihat”, bahkan peristiwa yang sama. Dalam lapis ini membahas
perbedaan makna dari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya;

TERIMA KASIH, GURUKU KARYA M. AZHAR PAHLEVI


Pagi yang indah telah tiba
Bersama kicau burung bernyanyi ria
Aku bersiap hendak berangkat
Ke sekolah sambil memohon rahmat
Sekolah tempatku meraih mimpi
Bersama teman merajut hati
Berbagi kasih dan berbakti
Pada guruku yang telah memberi

Terima kasih, Guruku


Kau bekali aku dengan budi pekerti
Kau siapkan aku menjadi insan yang mapan
Kau jadikan aku tangkai padi yang kokoh
Kau jadikan aku tongkol jantung yang kuat
Untuk mengarungi hidup di masa depan
Menerjang badai penuh tantangan
Terima kasih, Guruku
Kau bagaikan pelita
Kau terangi aku dalam gulita
Sungghuh jasamu tiada tara. (Kakilangit, Januari 2012)

Lapis dunia dalam puisi Terima kasih, Guruku yang ditulis pada tahun 2012 jika dilihat
dari latar belakang pada tahun tersebut penyair sedang duduk dibangku kelas 2 SMP. Hal ini sesuai
dengan bait pertama, yaitu:

Pagi yang indah telah tiba

Bersama kicau burung bernyanyi ria

Aku bersiap hendak berangkat

Ke sekolah sambil memohon rahmat

Dalam bait ini menceritakan betapa gembiranya penyair menyambut pagi hari itu untuk
hendak pergi ke sekolah. Jika dilihat pada masa itu, masa SMP bagi penyair adalah masa-masa
yang menyenangkan untuk berada di sekolah. Hal ini sesuai dengan bait ke tiga, yaitu:

Sekolah tempatku meraih mimpi

Bersama teman merajut hati

Berbagi kasih dan berbakti

Pada guruku yang telah memberi


Arti pada bait ini mengartikan si penyair yang sedang merasa senang berada di sekolah
selain mendapatkan ilmu dari ibu bapak guru, penyair juga mempunyai banyak teman untuk
belajar bersama.

Berdasarkan penjelasan di atas lapis dunia berkaitan dengan makna-makna yang terjadi di
kehidupan sehari-hari.

e. Lapis Metafisis

Lapis metafisis, berupa sifat-sifat metafisis (yang sublime, yang tragis, mengerikan atau
menakutkan, dan yang suci) dengan sifat-sifat ini dapat memberikan renungan kepada pembaca.
Pada lapis ini pembaca diajak untuk merenung dan berpikir atau berimainasi apa yang terdapat
pada puisi yang sedang dibaca. Akan tetapi, tidak setiap karya sastra dalamnya terdapat metafisis
Dalam lapis ini pembaca dibawa merenung atau memikirkan apa yang terjadi dalam karya
sastra.Contohnya:

Dalam puisi Terima Kasih, Guruku, pada sudut pandang metafisis, isinya menunjukkan
adanya metafisis yang suci dan bertemakan kasih sayang. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
disekolah akan menjadi suatu kenangan yang tidak pernah terlupakan. Begitu pula dengan jasa-
jasa yang telah diberikan guru kepada kita. Pada puisi tersebut digambarkan manusia (kita)
dibekali berbagai macam ilmu oleh guru sehingga kita tumbuh menjadi insan (manusia) yang akan
memiliki masa depan yang cerah.

Sama halnya yang dirasakan oleh penyair dalam puisi Terima, Kasih Guruku tersebut,
dimana dalam puisi ini penyair dengan tulus mengucapkan terima kasih atas pelajaran-pelajaran
yang ia dapat ketika di sekolah. Puisi ini membuka kembali kenangan-kenangan manis dimasa
sekolah.
RANGKUMAN

Strukur puisi terdiri dari;

1. Lapis bunyi;
a) Bunyi Asonasi : merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama pada kata/
perkataan yang berurutan dalam baris-baris puisi.
b) Bunyi Aliterasi: Aliterasi merupakan pengulangan konsonan yang sama dalam
baris-baris pusi; biasanya pada awal kata yang berurutan.
2. Lapis arti: rangkain fonem, suku kata, kata frase, dan kalimat. Semuanya itu
merupakan satuan-satuan arti
3. Lapis objek: beruapa objek-objek yang dikemukakan di dalam sajak,
a) Latar: Latar waktu dan latar tempat
b) Pelaku
c) Dunia pengarang
4. Lapis Dunia: Dalam lapis ini membahas perbedaan makna dari peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari
5. Lapis Metafisis: berupa sifat-sifat metafisis (yang sublime, yang tragis, mengerikan
atau menakutkan, dan yang suci) dengan sifat-sifat ini dapat memberikan renungan
kepada pembaca.
LATIHAN 2

Setelah memelajari materi kegiatan 2, selanjutnya, coba Ada pahami dan telaah teks puisi yang
sudah sediakan pada modul ini dengan memperhatikan strukur puisi.

1. Sebutkan apa aja strukur puisi menurut teori roman ingarden!


2. Jelaskan tema yang terdapat pada puisi di bawah ini!
Kusibak kemali setumpuk daun kering sejarah
Yang memenuhi pelataran masa lampau
Sesak melesat di dadaku saat kubaca
Darah terburai, mengalir
Di setiap jangkal tanah
Yang mereka pertahankan
Merekalah lilin-lilin yang membakar diri mereka
Agar kedualatan tetap nyala

3. Jelaskan lapis arti yang terdapat pada puisi di bawah ini!


Contoh penggalan puisi.
Di sekolah kuraih waktu
Kudapat belajar menimba ilmu
Kudapat menulis dan membaca buku
Dibimbing bapak dan ibu guru
4. Jelaskan lapis metafisis yang terdapat pada puisi di bawah ini!
Di saat semua cahaya mata terpejam
Aku tersungkur
Di atas sebentang kain beralaskan tikar
Tersirat sejuta bayangan nan kelam
Ketika setiap insan
Hidup di bawah alam sadar
Untaian kalimat ilahi kuuraikan
Mataku, sayup mengisi dosa
Ialahi, ampuni aku
Ialahi, izinkan aku
Menapakkan sepasang kaki kotor ini
Kelantai Firdaus-Mu
Meski sekejap mata berkedip
.
TES FORMATIF

Untuk menguji pemahamanmu tentang materi yang sudah dipahami pada kegiatan belajar
1 dan 2 , langkah selanjutnya kerjakanlah tes formatif berikut ini! Berilah tanda silang (x) di
depan jawaban yang dianggap paling benar!
1. Sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan yang dianggapp imajinatif yang
dituangkan kedalam bentuk bahasa yang indah dan kaya makna.
Kalimat di atas merupakan pengertian dari...
A. Sajak D. Cerpen
B. Puisi E. Pantun
C. Novel

Perhatikan puisi berikut untuk menjawab pertanyaan 2-4


PAHLAWAN KARYA AYU LARASATI
Kusibak kemali setumpuk daun kering sejarah
Yang memenuhi pelataran masa lampau
Sesak melesat di dadaku saat kubaca

Darah terburai, mengalir


Di setiap jangkal tanah
Yang mereka pertahankan

Merekalah lilin-lilin yang membakar diri mereka


Agar kedualatan tetap nyala
2. Tema puisi di atas adalah ...
A. Ketuhanan E. Ketakutan
B. Kasih sayang D. Kegelisahan
C. Patriotisme

3. Tema dan makna termasuk ke dalam lapis..


A. Lapis bunyi D. Lapis dunia
B. Lapis arti E. Lapis metafisi
C. Lais objek

4. Bagian yang miring dalam puisi di atas termasuk ke dalam lapis...


A. Lapis bunyi D. Lapis objek latar tempat
B. Lapis arti E. Lapis metafisis
C. Lapis ojek latar watktu

5. Puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama
dalam segi jumlah baris, suku, kata, maupun rima.
Pernyataan di atas termasuk pengertian dari....
A. Puisi Baru D. Puisi Lama
B. Pantun E. Ode
C. Eligi

6. Yang termasuk ke dalam bagian lapis objek adalah....


A. Dunia pengarang D. Latar waktu
B. Pelaku E. Aliterasi
C. Latar tempat
Perhatikan penggalan puisi di bawah ini!
Di sekolah kuraih waktu
Kudapat belajar menimba ilmu
Kudapat menulis dan membaca buku
Dibimbing bapak dan ibu guru

7. Latar tempat pada puisi di atas adalah....


A. Menimba ilmu D. Waktu
B. Menulis dan membaca E. Sekolah
C. Buku

Perhatikan penggalan puisi di bawah ini!

Pagi yang indah telah tiba


Bersama kicau burung bernyanyi ria
Aku bersiap hendak berangkat
Ke sekolah sambil memohon rahmat
8. Suasana yang digambarkan dalam puisi di atas adalah.....
A. Kesedihan D. Kegelisahan
B. Senang E. Penyesalan
C. Pengharapan

9. Bacalah puisi di bawah ini!


Di saat semua cahaya mata terpejam
Aku tersungkur
Di atas sebentang kain beralaskan tikar
Tersirat sejuta bayangan nan kelam

Ketika setiap insan


Hidup di bawah alam sadar
Untaian kalimat ilahi kuuraikan

Mataku, sayup mengisi dosa


Ialahi, ampuni aku
Ialahi, izinkan aku
Menapakkan sepasang kaki kotor ini
Kelantai Firdaus-Mu
Meski sekejap mata berkedip

Puisi di atas memiliki lapis dunia yang menggambarkan tentang....

A. Seseorang hamba yang merasakan kesunian


B. Seseorang hamba yang sedang bersedih
C. Perjalanan seseorang hamba untuk masuk ke surga
D. Seseorang hamba yang mengingat akan dosanya dan berharap diampuni oleh Yang Maha Esa
E. Seseorang hamba yang sedang merasa gelisah akan ketidak pastian.
10. Bacalah pengalan puisi di bawah ini!
Tak kusangka
Kau rela mati
Demi melihat kami bersatu ‘’Merdeka’
Saat dadamu tertusuk peluru
Kau hanya tersenyum beku
Dan pistol-pistol jahat itu
Tertawa dan melihat kau tergelatak
Lemah tak berdaya

Tema puisi di atas adalah....


A. Ketuhanan C. Kerinduhan
B. Kasih sayang D. Partiotisme
C. Kegelisahan
KUNCI JAWABAN

Kunci Jawaban Latihan 1

No Jawaban Skor
1. Sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan 0-20
perasaan yang dianggapp imajinatif yang dituangkan
kedalam bentuk bahasa yang indah dan kaya makna.
2. Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh 0-20
aturan-aturan.
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan
yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama
dalam segi jumlah baris, suku, kata, maupun rima.
3. Puisi baru : Balada, himne, ode, epigram, eligi, satire, 0-20
distikon, senota.
4. Pada sebuah puisi terdapat pemadatan segala unsur 0-20
kekuatan bahasa.
Pada penyusunan sebuah puisi, unsur-unsur bahasa
dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan
memerhatikan rima dan bunyi.
Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair
yang bedasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah puisi bersifat
konotatif.
Sebuah puisi dibentuk olehh struktur fisik dan struktur
batin.
5. Karna puisi tersebut menceritakan tentang kesedihan 0-20
akan teringat atas segala dosa-dosanya dan berusaha
untuk memperbaikinya dengan berdoa kepada yang
Maha Esa agar diampuni segala dosa-dosanya.
Jumlah 100

Kunci Jawaban Latihan 2


No Jawaban Skor
1. Lapis bunyi 0-20
Lapis arti
Lapis objek
Lapis dunia
Lapis metafisis
2. Tema partiotisme karena dalam puisi tersebuat 0-20
menceritakan sifat kepahlawanan
3. Di sekolah aku mempunyai kesemaptan atau peluang 0-30
dengan belajar nemimba ilmu kudapat menulis dan
membaca dibimbing oleh baapk dan ibu guru.
4. Lapis metafisis pada puisi Sebentang kain penghantar 0-30
doa terdapat lapis metafisis yang suci dan bertemakan
ketuhanan. Kita sebagai manusia pastinya memiliki
kesalahan dalam kehidupan baik dan buruknya suatu
kesalahan yang diperbuat dapat diperbaiki dengan niat
yang tulus.
Sama halnya yang dirasakan penyair dalam puisi
Sebentang kain penghatar doa tersebut, dimana penyair
teringat atas segala dosa-dosanya dan berusaha untuk
memperbaikinya dengan berdoa kepada yang Maha
Esa agar diampuni segala dosa-dosanya. Dalam puisi
ini mengajarkan kepada kita untuk tidak pantang
menyerah dan selalu berdoa kepada Tuhan.
Jumlah 100

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

No Jawaban Skor
1 B 1
2 C 1
3 D 1
4 C 1
5 A 1
6 E 1
7 E 1
8 B 1
9 D 1
10 D 1
Jumlah 10
GLOSARIUM

Puisi : Adalah sebuah karya sasta yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
Secara imajinatif yang diungkapkan kedalam bentuk yang indah dna kaya
makna.

Tes formatif : Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembasahan suatu pokok bahasan/topik, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejuah manakah suatu proses pembelajan telah
berjalan seabagaimana yang direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesustraan. Bandung: Yrama Widya.


Wellek, Rene dan Warrem, Austin. (1989). Teori Kesustraan. Jakarta: PT. Gramedia.
Waluyo, Herman. J. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai