Anda di halaman 1dari 11

A.

Informasi Umum Perangkat Ajar Informatika

Nama Penyusun Risma Wati, S.Pd Jenjang/Kelas SMK / XI KODE MAPEL

Asal sekolah SMKN 1 Sukabumi Mapel Bahasa Indonesia

Alokasi waktu 1 x Pertemuan Jumlah siswa Maksimal 36 peserta didik


3 x 45 menit

Profil pelajar ● Mandiri Model PJJ Daring/Paduan antara tatap


Pancasila yang ● Kreatif pembelajaran muka dan PJJ (blended
berkaitan ● Berpikir kritis learning)

Fase F ELEMEN Menemukan Perbedaan


antara Drama, Puisi, dan
Prosa

Tujuan Dalam materi mengonstruk konsep drama untuk pembelajaran Bahasa


Pembelajaran Indonesia, peserta didik mampu ;
a. Peserta mampu menjelaskan hakikat drama.
b. Peserta mampu menjelaskan unsur pembangun drama.
c. Peserta mampu menjelaskan unsur pementasan drama.
d. Peserta mampu menjelaskan jenis drama.
e. Peserta mampu mengapresiasi drama dalam aktivitas
menginterpretasi drama, merefleksi nilai-nilai drama, menulis teks
drama, dan mementaskan drama.

Kata kunci Perbedaan antara Drama, Puisi, dan Prosa

Materi ajar, Materi ajar puisi, prosa, dan drama.


alat, dan bahan Alat dan Bahan: Slide Presentasi, Modul

Sarana 1. Laptop/Komputer
Prasarana 2. Lab. Komputer/Ruang Kelas
3. Jaringan internet

Target Peserta Reguler


Didik

Kegiatan 1. Pengaturan Siswa : Individu, Berkelompok


Pembelajaran 2. Metode : Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Proyek
Utama

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
Asesmen 1. Penilaian : Asesmen Individu dan Kelompok
2. Jenis : Performa, Tertulis, Observasi

Persiapan 1. Guru menyiapkan perangkat ajar, materi, LKPD


Pembelajaran 2. Guru menyiapkan rubrik penilaian dan lembar observasi
3. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran

B. Profil Pelajar Pancasila

Kegiatan Profil Pelajar Pancasila Praktik Inti


Diskusi, praktik Mandiri Mengemukakan ide pada
saat diskusi dan praktikum

Diskusi, praktik Kreatif Membuat presentasi hasil


diskusi

Diskusi, praktik Berfikir Kritis a. Mencari Informasi


yang dapat diperoleh
dari internet
b. Membedakan puisi,
prosa, dan drama.

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
c. Peta Konsep

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
D. Deskripsi Materi

Pada bab ini kalian akan mengidentifikasi perbedaan drama dengan jenis karya sastra
yang lain. Kemudian, kalian akan mengetahui unsur-unsur pembangun sebuah
pertunjukan drama dan tahap-tahap mempersiapkan sebuah pertunjukan drama yang
merupakan tugas akhir bab ini. Kalian juga akan mempelajari pembuatan pamflet
sebagai sarana memberitahukan pertunjukan drama kepada calon penonton.

Genre Drama
a. Hakikat Drama
Drama merupakan salah satu genre sastra dengan kekhasan pada unsur dialog.
Hal ini sebagaimana pendapat Suryaman (2010: 10) yang menyatakan drama sebagai
karya sastra yang berupa dialog-dialog dan memungkinkan untuk dipertunjukkan
sebagai tontonan. Meskipun memiliki kemungkinan untuk dipertunjukkan, tetapi
drama tidak selalu dipentaskan. Wahyudi (cari:99) menyatakan bahwa ada drama
untuk dibaca saja meskipun di dalamnya terdapat dialog atau cakapan dan petunjuk
pemanggungan. Drama seperti ini lazim disebut closet drama atau drama baca.
Sementara itu, ada juga drama yang dipentaskan yang disebut sebagai drama pentas.
Naskah drama atau teks-teks drama ialah semua teks yang bersifat dialog dan isinya
membentangkan sebuah alur (Luxemburg, 1984). Hal ini sejalan dengan pendapat
Wiyanto (2002: 31-32) yang menyatakan naskah drama sebagai karangan yang berisi
cerita atau lakon. Prosa fiksi berbentuk cerita atau memiliki alur yang dikisahkan
secara langsung. Berbeda dengan prosa fiksi, penuturan cerita dalam naskah drama
ditampilkan melalui dialog para tokohnya. Drama menampilkan alur dengan konflik
kehidupan. Karya sastra ini mendramatisasikan konflik-konflik yang dialami oleh
manusia, meskipun tokohtokoh yang diangkatnya tidak selalu manusia. Drama bisa
mengangkat tokoh binatang, tokoh hantu, tokoh benda-benda di alam, tokoh mainan,
dan sebagainya. Dengan mendramatisasikan kehidupan manusia, pembaca teks drama
atau penonton pementasan drama akan mendapatkan amanat yang bermanfaat untuk
kehidupannya. Dengan alasan ini, pembelajaran drama di sekolah sangat relevan
untuk mengayakan pengalaman jiwa para siswa, sekaligus membangun karakter.

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
b. Unsur Drama 1) Alur Alur atau plot atau kerangka cerita merupakan jalinan
cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara
dua tokoh yang berlawanan (Waluyo, 2001:8). Menurut Wiyanto (2002:24), secara
rinci, perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu eksposisi, konflik, komplikasi,
krisis, resolusi, dan keputusan. Tahap eksposisi disebut pula tahap perkenalan. Wujud
perkenalan ini berupa penjelasan untuk mengantarkan penonton pada situasi awal
lakon drama. Pada tahap konflik, mulai muncul insiden (kejadian). Insiden pertama
inilah yang memulai plot sebenarnya, karena insiden merupakan konflik yang menjadi
dasar sebuah drama (Wiyanto 2002: 25). Selanjutnya, cerita berkembang ke dalam
tahap komplikasi sehingga menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan
rumit. Banyak persoalan yang saling terkait yang menimbulkan tanda tanya. Konflik
pun akhirnya memuncak dan masuk pada tahap krisis. Klimaks berarti titik pertikaian
paling ujung yang dicapai pemain protagonis (pemeran kebaikan) dan pemain
antagonis (pemeran kejahatan). Tahap resolusi merupakan penyelesaian konflik. Jalan
keluar penyelesaian konflik-konflik yang terjadi sudah mulai tampak jelas. Tahap
terakhir adalah keputusan. Pada tahap ini semua konflik berakhir dan sebentar lagi
cerita selesai. Dengan selesainya cerita, maka pementasan drama selesai (Wiyanto,
2002: 26).

Pertemuan 1
Menelaah kembali pemahaman tentang naskah drama, unsur-unsur pembangun
drama, dan bagaimana memper siapkan pertunjukan drama.

Pertanyaan Pemantik
1. Pernahkah kalian melihat pertunjukan drama? Jika iya, apa judulnya dan
bagaimana sinopsisnya?
2. Indonesia adalah negeri yang sangat kaya dengan keberagaaman etnis, budaya,
dan adat istiadat. Bagaimana cara memperkenalkan keberagaman tersebut melalui
pertunjukan drama?
3. Berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 2, mengapa pertunjukan drama dapat
memupuk sikap toleransi, saling menghargai, saling menjaga, dan saling
mengasihi di antara perbedaan dan keberagaman yang ada pada bangsa Indonesia?

a. Konsep terkait aktivitas

PERTEMUAN 1
Pendahuluan
1. Memberi Salam
2. Guru meminta peserta didik memimpin doa dan muraja’ah
10
3. Guru mengabsen, mengecek kerapian berpakaian, kebersihan kelas.
Menit
4. Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
5. Guru memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
6. Guru melakukan apersepsi
7. Guru memberikan pertanyaan arahan (Guide Questions) :
- Pernahkah kalian melihat pertunjukan drama? Jika iya, apa judulnya
dan bagaimana sinopsisnya?
8. Guru memberi motivasi kepada peserta didik

Inti
A. Orientasi peserta didik pada masalah

1. Guru memberikan kepada peserta didik sebuah kalimat informasi:


- Peserta didik menyimak video tentang drama “Sampek Engtay” yang
ditanyangkan oleh guru.
- Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap
tayangan video tersebut yang diutarakan. Lewat pertanyaan berikut :

a. Video tersebut adalah salah satu pertunjukan drama yang pernah


dipertunjukan di Indonesia. Menurut kalian, apa saja yang harus
dipersiapkan ketika akan melakukan dipertunjukkan drama?
b. Pertunjukan Teater Koma: “Sampek Engtay” Sumber:
detik.com/Rachman Haryanto/2021. Drama adalah salah satu
dari jenis karya sastra setelah puisi dan prosa. Jelaskan kekuatan
yang dimiliki oleh sebuah naskah drama dibanding dengan jenis
160
karya sastra yang lain seperti puisi dan prosa! Menit
c. Bagaimana hubungan antara pamflet dan pertunjukan drama
yang akan ditonton oleh masyarakat?
- Peserta didik diberikan kesempatan untuk membuat sinopsis dari
tayangan video tersebut dan menceritakan kembali.

2. Guru menugaskan peserta didik agar membentuk kelompok sebanyak 4


orang dan memberikan contoh kutipan puisi, prosa dan drama.
Setelah kalian membaca contoh puisi, prosa, dan drama, buatlah
kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Setelah itu, berdiskusilah dan
jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Temukan pengertian puisi, prosa, dan drama dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia!
b. Berdasarkan ketiga contoh karya sastra, temukan perbedaan ketiga
bentuk karya sastra tersebut dengan melengkapi tabel di bawah
ini!

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
Dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa, siswa mendiskusikan
jawaban dari beberapa pertanyaan berikut ini!
3. Guru memberikan kesempatan peserta didik bertanya dengan menanyakan
bagian yang belum dipahami.
- Peserta didik bertanya tentang bagian yang belum dipahami.

B. Mengorganisasi peserta didik dalam belajar


1. Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing
kelompok
- Peserta didik masing-masing membaca dan menganalisis petunjuk
dalam lembar kerja dan mencari referensi dari internet kemudian
masing-masing mencatat pendapatnya.

C. Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun


kelompok
Guru memantau keterlibatan peserta didik selama pengerjaan masalah
(penyelidikan)
- Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan resume dari bahan
kajian yang disajikan.
- Kelompok membuat jawaban hasil diskusi pada kertas yang diberikan
berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan
- Hasil dikumpulkan
D. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

1. Guru menilai hasil sajian setiap kelompok dan melakukan penyamaan persepsi
- Kelompok menyajikan hasil diskusi dan jawaban beserta argumen pendukung
yang mendasari jawaban.

Penutup
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran
15
2. Refleksi
menit
3. Melanjutkan Aktivitas selanjutnya

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
b. Lembar refleksi peserta didik

Aspek Refleksi Peserta didik


Perasaan dalam belajar Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari
ini?
Makna Apakah aktivitas pembelajaran hari ini bermakna dalam
kehidupan saya?
Penguasaan materi Saya dapat menguasai materi pelajaran pada hari ini
a. Baik
b. Cukup
c. kurang
Keaktifan Apakah saya terlibat aktif dalam pembelajaran hari ini?
Apakah saya menyumbangkan ide dalam proses pembuatan
infografis?
Gotong Royong Apakah saya dapat bekerjasama dengan teman 1 kelompok?

c. Lembar kerja peserta didik

Lembar Kerja Peserta Didik


Materi Ajar : Menemukan Perbedaan antara Drama, Puisi, dan Prosa
Mata Pelajaran : Informatika
Jenjang/Kelas : SMK/X
Nama Kelompok : 1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………

A. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta
didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu
menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta
menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
B. Tujuan
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa
gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari
menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara.

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
C. Alat dan Bahan

Laptop/Hp dan jaringan internet

D. Materi, Sumber/Media Pelatihan

Karya sastra dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bentuk
karya sastra puisi dan prosa telah kalian pelajari pada bab-bab sebelumnya. Sekarang
saatnya kalian belajar tentang jenis karya sastra yang ketiga yaitu drama. Bagaimana
perbedaan ketiga bentuk karya tersebut, akan kita bahas di bawah ini.

Kegiatan 1 Bacalah contoh karya sastra berupa puisi, prosa, dan drama.
1. Puisi “Bila Kutitipkan” Karya A. Mustofa Bisri

Bila Kutitipkan
Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku pada angin
Pastilah angin menyerbu badai
Bab 5 Mengenal Keberagaman Indonesia lewat Pertunjukan Drama 127
Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung melupakan api. Tapi
Kan kusimpan sendiri mendung dukaku
Dalam langit dadaku
Kusimpan sendiri badai resahku
Dalam angin desahku
Kusimpan sendiri gelombang geramku dalam laut
fahamku Kusimpan sendiri.
(Dikutip dari Mencari Bening Air Mata; hlm. 36)

2. Prosa, Penggalan Cerpen “Roh Meratus” Karya Zaidinoor.


...................
Kami kembali berjalan pulang. Kondisiku sudah sepenuhnya normal.
Tetua melangkah di depanku. Tak kusangka, dalam keadaan kritis ternyata kami
telah sangat jauh memasuki belantara. Aku memperhatikan pohon-pohon besar
yang kami lewati. Sinar matahari bahkan hampir tak bisa menembus ke
bawah.
Aku merasa asing di tempat ini. Pohon-pohon yang berlumut itu, sulur-
sulur yang bergantungan, semak-semak yang rimbun itu.. Oh... ternyata belantara
ini adalah tempat menakjubkan.
Bayangkan, di lumut batang pohon itu udang-udang kecil berloncatan
lincah. Belum pernah aku melihat udang hidup di batang pohon! ”Kau tahu anak
muda, tempat ini merasa terancam dengan keberadaan...” tetua menghentikan
langkahnya dan mengambil sesuatu dalam butah.”Roh Meratus meniupkan wisa(5)
ke tubuh kalian, sayang kawan-kawanmu yang lain terlambat,” sambungnya
kemudian melemparkan gulungan kertas yang diambil dari butah. Sigap kutangkap
gulungan itu. ”Itu peta yang kuambil dari ranselmu. Ternyata kalian memasang
patok-patok dan memberi tanda pohon-pohon besar untuk ditebang. Dan perlu kau

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
ketahui anak muda, tempat ini juga termasuk wilayah yang akan kalian pasangi
patok-patok itu,” katanya dingin. Perlahan kubuka gulungan peta di tanganku. Dari
peta terlihat jelas, pekerjaan kami tinggal sedikit lagi. Jika saja semuanya lancar,
maka kami akan sampai di tempat ini dan selesailah kontrak kerja kami. Dala
waktu yang singkat, mungkin alatalat berat akan didatangkan! Pohon-pohon ini
sulur-sulur ini, lumut-lumut ini, udang-udang ini...akan bagaimana? ”Tetua,
izinkan aku tinggal di sini dan bersama kaummu menjaga tempat ini...” Akhirnya
setelah lama hanya diam, aku menatap mata tetua mantap.
...........................
(Dikutip dari Kompas, 14 Agustus 2016)

3. Naskah Drama “Mangir” Karya Pramoedya Ananta Toer

DRAMA MANGIR Karya Pramoedya Ananta Toer Layar – terbuka pelan-


pelan dalam tingkahan gendang pencerita, mengangakan panggung yang
gelap gulita. Pencerita – berjalan mundur memasuki panggung gelap dengan
pukulan gendang semakin lemah, kemudian hilang dari panggung.

Setting – Sebuah ruang pendopo di bawah sokoguru atau sokosokoguru terukir


berwarna (polichromed), dilengkapi dengan sebuah meja kayu dan beberapa
bangku kayu.
Di atas meja berdiri sebuah gendi bercucuk berwarna kehitaman. Dekat pada
sebuah sokoguru berdiri sebuah jagang tombak dengan tujuh bilah tombak berdiri
padanya. Latar belakang adalah dinding rumah-dalam, sebagian tertutup dengan
rona kayu berukir dan sebuah ambin kayu bertilam tikar mendong.

BARU KLINTING (duduk di sebuah bangku pada ujung meja, menoleh pada
penonton). Hmm! (Dengan perbukuan jari•jari tangan memukul pojokan
meja, dalam keadaan masih menoleh pada penonton). Sini, kau Suriwang!

SURIWANG (memasuki panggung membawa seikat mata tombak tak bertangkai,


berhenti; dengan satu tangan berpegang pada sebuah sokoguru). Inilah Suriwang,
pandai tombak tepercaya Baru Klinting. (menghampiri Baru Klinting, meletakkan
ikatan tombak di atas meja). Pilih mana saja, Klinting, tak bakal kau dapat
mencela.

BARU KLINTING (mencabut sebilah, melempar•tancapkan pada daun meja,


mengangkat dagu): Setiap mata bikinan Suriwang sebelas prajurit Mataram
tebusan.

SURIWANG
Ai-ai-ai tak bisa lain. Segala apa yang baik untuk Suriwang, lebih baik lagi untuk
Klinting, laksana kebajikan menghias wanita jelita, laksana bintang menghias
langit-lebih, lebih baik lagi untuk Wanabaya, Ki Ageng Mangir. BARU
KLINTING (memberi isyarat dengan kepala). Tinggalkan yang tertancap ini.
Singkirkan selebihnya di ambin
sana.
.............................................
(Dikutip dari Mangir; hlm. 3)

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA
Kegiatan 2 Diskusikan dalam kelompok perbedaan puisi, prosa, dan
drama.
Setelah kalian membaca contoh puisi, prosa, dan drama, buatlah kelompok
yang terdiri atas 4-5 siswa. Setelah itu, berdiskusilah dan jawablah
pertanyaan di bawah ini.
1. Temukan pengertian puisi, prosa, dan drama dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia!
2. Berdasarkan ketiga contoh di atas, temukan perbedaan ketiga bentuk
karya sastra tersebut dengan melengkapi tabel di bawah ini!

Langkah Kerja
1. Melakukan diskusi kelompok untuk menentukan tugas masing – masing anggota
2. Mengidentifikasi soal
3. Mendiskusikan hasil identifikasi soal
4. Menentukan dan merangkum hasil identifikasi soal
5. Membuat laporan hasil identifikasi soal
6. Membuat presentasi hasil kelompok
7. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Remedial dan pengayaan


Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum waktu
yang telah ditentukan, diminta untuk membuat peta konsep terkait materi karya sastra Prosa, Puisi
dan Drama dalam berbagai bidang. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan
tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.

MODUL AJAR – BAHASA DRAMA


INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai