Sarana 1. Laptop/Komputer
Prasarana 2. Lab. Komputer/Ruang Kelas
3. Jaringan internet
Pada bab ini kalian akan mengidentifikasi perbedaan drama dengan jenis karya sastra
yang lain. Kemudian, kalian akan mengetahui unsur-unsur pembangun sebuah
pertunjukan drama dan tahap-tahap mempersiapkan sebuah pertunjukan drama yang
merupakan tugas akhir bab ini. Kalian juga akan mempelajari pembuatan pamflet
sebagai sarana memberitahukan pertunjukan drama kepada calon penonton.
Genre Drama
a. Hakikat Drama
Drama merupakan salah satu genre sastra dengan kekhasan pada unsur dialog.
Hal ini sebagaimana pendapat Suryaman (2010: 10) yang menyatakan drama sebagai
karya sastra yang berupa dialog-dialog dan memungkinkan untuk dipertunjukkan
sebagai tontonan. Meskipun memiliki kemungkinan untuk dipertunjukkan, tetapi
drama tidak selalu dipentaskan. Wahyudi (cari:99) menyatakan bahwa ada drama
untuk dibaca saja meskipun di dalamnya terdapat dialog atau cakapan dan petunjuk
pemanggungan. Drama seperti ini lazim disebut closet drama atau drama baca.
Sementara itu, ada juga drama yang dipentaskan yang disebut sebagai drama pentas.
Naskah drama atau teks-teks drama ialah semua teks yang bersifat dialog dan isinya
membentangkan sebuah alur (Luxemburg, 1984). Hal ini sejalan dengan pendapat
Wiyanto (2002: 31-32) yang menyatakan naskah drama sebagai karangan yang berisi
cerita atau lakon. Prosa fiksi berbentuk cerita atau memiliki alur yang dikisahkan
secara langsung. Berbeda dengan prosa fiksi, penuturan cerita dalam naskah drama
ditampilkan melalui dialog para tokohnya. Drama menampilkan alur dengan konflik
kehidupan. Karya sastra ini mendramatisasikan konflik-konflik yang dialami oleh
manusia, meskipun tokohtokoh yang diangkatnya tidak selalu manusia. Drama bisa
mengangkat tokoh binatang, tokoh hantu, tokoh benda-benda di alam, tokoh mainan,
dan sebagainya. Dengan mendramatisasikan kehidupan manusia, pembaca teks drama
atau penonton pementasan drama akan mendapatkan amanat yang bermanfaat untuk
kehidupannya. Dengan alasan ini, pembelajaran drama di sekolah sangat relevan
untuk mengayakan pengalaman jiwa para siswa, sekaligus membangun karakter.
Pertemuan 1
Menelaah kembali pemahaman tentang naskah drama, unsur-unsur pembangun
drama, dan bagaimana memper siapkan pertunjukan drama.
Pertanyaan Pemantik
1. Pernahkah kalian melihat pertunjukan drama? Jika iya, apa judulnya dan
bagaimana sinopsisnya?
2. Indonesia adalah negeri yang sangat kaya dengan keberagaaman etnis, budaya,
dan adat istiadat. Bagaimana cara memperkenalkan keberagaman tersebut melalui
pertunjukan drama?
3. Berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 2, mengapa pertunjukan drama dapat
memupuk sikap toleransi, saling menghargai, saling menjaga, dan saling
mengasihi di antara perbedaan dan keberagaman yang ada pada bangsa Indonesia?
PERTEMUAN 1
Pendahuluan
1. Memberi Salam
2. Guru meminta peserta didik memimpin doa dan muraja’ah
10
3. Guru mengabsen, mengecek kerapian berpakaian, kebersihan kelas.
Menit
4. Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
Inti
A. Orientasi peserta didik pada masalah
1. Guru menilai hasil sajian setiap kelompok dan melakukan penyamaan persepsi
- Kelompok menyajikan hasil diskusi dan jawaban beserta argumen pendukung
yang mendasari jawaban.
Penutup
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran
15
2. Refleksi
menit
3. Melanjutkan Aktivitas selanjutnya
A. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta
didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu
menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta
menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
B. Tujuan
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa
gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari
menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara.
Karya sastra dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bentuk
karya sastra puisi dan prosa telah kalian pelajari pada bab-bab sebelumnya. Sekarang
saatnya kalian belajar tentang jenis karya sastra yang ketiga yaitu drama. Bagaimana
perbedaan ketiga bentuk karya tersebut, akan kita bahas di bawah ini.
Kegiatan 1 Bacalah contoh karya sastra berupa puisi, prosa, dan drama.
1. Puisi “Bila Kutitipkan” Karya A. Mustofa Bisri
Bila Kutitipkan
Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku pada angin
Pastilah angin menyerbu badai
Bab 5 Mengenal Keberagaman Indonesia lewat Pertunjukan Drama 127
Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung melupakan api. Tapi
Kan kusimpan sendiri mendung dukaku
Dalam langit dadaku
Kusimpan sendiri badai resahku
Dalam angin desahku
Kusimpan sendiri gelombang geramku dalam laut
fahamku Kusimpan sendiri.
(Dikutip dari Mencari Bening Air Mata; hlm. 36)
BARU KLINTING (duduk di sebuah bangku pada ujung meja, menoleh pada
penonton). Hmm! (Dengan perbukuan jari•jari tangan memukul pojokan
meja, dalam keadaan masih menoleh pada penonton). Sini, kau Suriwang!
SURIWANG
Ai-ai-ai tak bisa lain. Segala apa yang baik untuk Suriwang, lebih baik lagi untuk
Klinting, laksana kebajikan menghias wanita jelita, laksana bintang menghias
langit-lebih, lebih baik lagi untuk Wanabaya, Ki Ageng Mangir. BARU
KLINTING (memberi isyarat dengan kepala). Tinggalkan yang tertancap ini.
Singkirkan selebihnya di ambin
sana.
.............................................
(Dikutip dari Mangir; hlm. 3)
Langkah Kerja
1. Melakukan diskusi kelompok untuk menentukan tugas masing – masing anggota
2. Mengidentifikasi soal
3. Mendiskusikan hasil identifikasi soal
4. Menentukan dan merangkum hasil identifikasi soal
5. Membuat laporan hasil identifikasi soal
6. Membuat presentasi hasil kelompok
7. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok