(RPP)
B. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami, menerapkan,menganalisis, dan mengevaluasi tentang Pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kajian bahasa Indonesia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional,regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian Bahasa
Indonesia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu.
C. Kompetensi Dasar
KD 3.35 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton
KD 4.35 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan
3 Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
menguraikan isi drama yang dibaca atau ditonton dengan cermat
2. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
menguraikan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton dengan cermat
4 Materi Pembelajaran
Pertemuan pertama
Teks Drama
1. Pengertian drama
2. Isi drama
a. Tema
b. Tokoh dan karakter
c. Alur
d. Konflik
e. Latar
f. Pesan
3. Kebahasaan drama
a. Berupa dialog
b. Menggunakan tanda petik pada dialog
c. Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau,
ia, -nya)
d. Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya,
kami, kita, kamu)
e. Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-
mula, kemudian)
f. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa
(menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisitrahat)
g. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami)
h. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
(ramai, bersih, baik, gagah, kuat)
5 Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning, Project Based Learning
Teknik : ceramah, diskusi, tanya jawab
6 Media Pembelajaran
1. Media : Teks drama,video drama
2. Alat : LCD, Proyektor, sound system,
7 Sumber Belajar
Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK dan MAK. Jakarta: Kemendikbud
8 Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (3JP)
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 20 menit
1. Peserta didik memberi salam kepada guru, berdoa, dan mengondisikan diri
siap belajar.
2. Peserta didik dan guru bertanya jawab mengenai materi pada pertemuan
sebelumnya.
3. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari unsur – unsur
pembangun puisi teks drama.
4. Peserta didik menyimak pokok-pokok materi pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak acuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
140 menit
Menelaah Model
(Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Mengamati
6. Peserta didik berkelompok yang terdiri atas 3-4 orang.
7. Peserta didik mengamati video drama “Malin Kundang” dengan cermat
https://www.youtube.com/watch?v=L_U_nmXN1no
8. Peserta didik membaca teks drama yang berjudul “Malin Kundang”
dengan cermat.
Verification (pembuktian)
45. Peserta didik mencocokkan isi naskah drama “Malin Kundang” secara
cermat.
46. Peserta didik mencocokkan kebahasaan naskah drama “Malin Kundang”
secara cermat.
Mengontruksi Mandiri LK I
(Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
47. Peserta didik membaca teks drama yang berjudul “Persahabatan” dengan
cermat.
Menyusun jadwal
12. Peserta didik bersama kelompok mendapatkan tugas mendemonstrasikan
drama yang telah diajarkan di pembelajaran selanjutnya.
.
Memonitor kemajuan proyek
Menalar
13. Peserta didik berlatih peran dengan mendalami karakter tokoh yang
diperankan secara mandiri dan cermat.
14. Peserta didik berlatih peran dengan mendalami karakter tokoh yang
diperankan secara Bersama -sama untukmenyatukan dialog secara cermat.
15. Peserta didik Bersama kelompok mengamati dan memberikan penguatan
sebelum mereka tampil dengan arahan guru secara cermat.
Kegiatan penutup
1. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi. 10 menit
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.
3. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
4. Ketua kelas melaporkan pembelajaran telah selesai dan memimpin doa
Kegiatan Penutup
17. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
18. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi.
19. Peserta didik mengerjakan evaluasi pembelajaran.
20. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.
21. Ketua kelas melaporkan pembelajaran telah selesai dan memimpin berdoa.
9 Penilaian Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk instrumen : Lembar Observasi
2. Pengetahuan
Teknik penilaian : Tes
Bentuk instrumen : Uraian
Kriteria : C4
Pertemuan 2 dan 3
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk instrumen : Lembar observasi
2. ketrampilan
Teknik penilaian : non tes
Bentuk instrumen : unjuk kerja
Kriteria : C4
Pembelajaran Remedial
Peserta didik mempelajari materi dengan bantuan teman sebaya, kemudian mengerjakan
kembali lembar kerja dengan baik.
Pembelajaran Pengayaan
Peserta didik mencari contoh lain di internet, kemudian menganalisis isi drma secara
mandiri.
Plot Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun
sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga
membentuk rangkaian cerita. Tahapan-tahapan dalam alur
meliputi
- tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan
pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan
lain sebaginya.
- pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak
pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang
merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan
terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua
pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan
mengenal alur dari cerita yang dibuat.
- komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan
konflik, semaki banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa
konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik
utama pada alur cerita.
- Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada.
Ditahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang
terjadi mulai dari awal cerita.
- Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar
dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik
yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada
tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap
tokoh akan muncul di tahapan ini.
- Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story,
dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan
merupakan akhir dari cerita.
Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (Lafal, intonasi,
nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas,
intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan
memahami teks drama.Teks drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama
tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya
(Kontum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks dram, yang diutamakan ialah tingkah
laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita
yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama
dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.
Dalam teks drama yang perlu kamu pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang
dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat
dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu kamu baca dan pahami ialah rangkaian
peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya.
Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati watak tokoh. Apa yang perlu
kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh dapat diidentifikasi melaui (1) narasi
pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau ucapan tokoh lain
terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan watak tokoh.
Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu, seorang
pemain harus mampu:
Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca dialog,
suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan. Suara pemain
tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga ketika ada penonton
yang berisik.
Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang lain
bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat menunjukkan
bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.
Ada 3 macam tekanan yang biasa digunakan dalam melisankan naskan drama:
tekanan dinamik
yaitu tekanan yang diberikan terhadap kata atau kelompok kata tertentu dalam kalimat,
sehingga kata atau kelompok kata tersebut terdengar lebih menonjol dari kata-kata yang
lain. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tanggalkan bajumu sebagai jaminan!” (kata
yang dicetak miring menunjukkan penekanan dalam ucapan).
tekanan tempo
yaitu tekanan pada kata atau kelompok kata tertentu dengan jalan memperlambat
pengucapannya. Kata yang mendapat tekanan tempo diucapkan seperti mengeja suku
katanya. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tang-gal-kan ba-ju-mu sebagai jaminan!”
Pengucapan kelompok kata dengan cara memperlambat seperti itu merupakan salah satu
cara menarik perhatian untuk menonjolkan bagian yang dimaksud.
c. tekanan nada
yaitu nada lagu yang diucapkan secara berbeda-beda untuk menunjukkan perbedaan
keseriusan orang yang mengucapkannya. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tanggalkan
bajumu sebagai jaminan!” bisa diucapkan dengan tekanan nada yang menunjukkan
”keseriusan” atau ”ancaman” jika diucapkan secara tegas mantap. Akan tetapi, kalimat
tersebut bisa juga diucapkan dengan nada bergurau jika pengucapannya disertai dengan
senyum dengan nada yang ramah.
penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat yang
diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau status sosial
tokoh yang diperankan.
Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan
kemarahan, maka ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa marah.
Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para
pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah.
Memahami Teknik Bermain Drama
Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut ini hal-hal
yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.
1. Teknik Muncul
Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk
ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. Tentu, setelah muncul,
pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana perasaan adegan yang sudah tercipta di
atas pentas. Kehadiran seorang tokoh harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan
perwatakan yang sudah tercipta atau dibangun.
Kalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap
keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain.
Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik,
tekanan nada, dan tekanan tempo).
3. Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian
estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan memikat. Bagi
pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:
Pengucapan
Pengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume dan
nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog diucapkan dengan
penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus mengucap dengan keras-cepat-
tinggi atau lembut-lambat-rendah.
Gesture
Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu saja, tidak dapat
dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.
Menaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah, tangan
terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di lantai-kursi-meja.
(2) Berpaling
Berpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh atau kepala.
Perhatikan dialog berikut ini dan tentukan pada bagian mana kita harus berpaling.
”Aku iri denganmu. Kadang-kadang aku berpikir untuk keluar saja, lalu buka bengkel juga.
Tidak ada hierarki. Tidak ada rapat-rapat panjang.”
(3) Berpindah tempat
Berpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depan-belakang, bawah-atas. Tentu, harus
ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah
(4) Gerakan
(5) Mimik
Perubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa penghayatan dan
penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau perasaan-perasaan. Justru
perasaan inilah yang mendasari raut wajah.
4. Menciptakan Peran
Tentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang ”memerankan
sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang dihadirkan adalah sifat,
watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”. Dengan demikian, seorang pemain
harus berkemampuan menciptakan peran dalam sebuah pertunjukan.
kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan
kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol
carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya
ciptakan gerakan mimik atau gesture yang mampu mengekspresikan watak tokoh
ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh
rancanglah garis permainan tokoh untuk mlihat perubahan dan perkembangan karakter
tokoh
ciptakan blocking dan internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang
diperankan.
Daftar Pustaka :
https://muntijo.wordpress.com/2011/05/19/unsur-unsur-analisis-drama/
https://blog.ruangguru.com/mengenal-unsur-unsur-naskah-dram
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-drama/unsur-unsur-pementasan-drama
Lampiran II
Teks 1
“Maling Kundang”
Disebuah desa bernama suka maju hiduplah seorang pemuda yg bernama Malin. Ia hidup
bersama ibunya, sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia. Suatu hari Malin
menyampaikan keinginannya kepada ibunya untuk pergi merantau ke kota.
Malin : “Bu, saya mau pergi merantau ke kota saja,siapa tahu disana saya bisa mendapat
pekerjaan demi kehidupan kita.”
Ibu : “Kau yakin nak? Mencari pekerjaan di kota besar itu lebih sulit daripada mencari
pekerjaan di desa kita ini”
Malin : “Saya yakin Bu, tolong izinkan saya ya! Ibu: “Baiklah kalau itu keinginan mu,Ibu
izinkan.“
Esok paginya berangkatlah Malin ke kota untuk mencari pekerjaan.Tempat demi tempat ia
datangi,tetapi hasilnya nihil.Sampai suatu ketika Ia melihat seorang wanita cantik sedang
belanja di pasar.Tiba-tiba tas sang wanita tersebut dijambret oleh seorang lelaki.
Lalu sang pejambret dibawa Malin ke kantor polisi untuk mendapat proses hukum
selanjutnya.
Singkatnya, Malin tiba dirumah cahaya dan kemudian berkenalan dengan sang ayah.
Semenjak kejadian itu Malin diangkat sebagai karyawan dan menjadi akrab dengan cahaya.
Karena keakrabannya,sampai-sampai Malin hampir tidak ingat lagi dengan sang Ibu di
kampung.
Ibu : “Malin pulang??Terimakasih Uni atas kabarnya!” Syukur Alhamdulillah anakku pulang
(dalam hati)
Mendengar kabar itu sang Ibu merasa senang sekali. Hari yang ditunggu sang ibu pun tiba.
Ibu : “Malin , Malin (berteriak), Malin anakku , kau sudah kembali nak. Ibu sangat
merindukanmu.” Karena malu mengakui Ibunya,Malin pun berbohong.
Ibu : “Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti
ini??”
Cahaya : “Apa benar dia itu Ibumu Kang??Lalu kenapa engkau tidak mengakui dia??”
Malin : “Tidak !! Dia bukan Ibuku !! (bergegas meninggalkan Ibunya)Kemudian sang ibu
menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Ibu : “Ya ALLAH,mengapa anakku satu-satunya seperti itu??Aku yang melahirkan dan
membesarkan dia Ya ALLAH.Berilah Ia teguranmu,sesungguhnya Ia adalah anak yang
durhaka!!!”
Malin : “Ada apa ini??Badai begitu besar” Tiba-tiba kilat menyambar malin.
Malin : “Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”
Seketika simalin langsung menjadi batu karena telah dilaknat oleh Allah karena telah durhaka
kepada ibunya.
Teks 2
Teks dialog drama Persahabatan
Ibandi:
“Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Andine:
“A dan C”
Yensieta:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibandi:
“10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”
Aldiansyah:
“Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Yensieta:
“Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”
Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan
Budiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.
Ibandi:
“Bud,kamu sudah selesai?”
Budiman:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibandi:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budiman:
“Tidak Bisa Ban,”
Ibandi:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Andine:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldiansyah:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budiman:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Yensieta:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budiman:
“Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”
Yensieta:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Andine:
“Iya Bud, bantu kami”
Budiman:
“tetap tidak bisa”
Aldiansyah:
“Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)
Ibandi:
“biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.
Yensieta:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibandi:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.
Pengajar:
“Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”
Ibandi:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Andine:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Yensieta:
“Seharusnya kita belajar ya”
Aldiansyah:
“Iya, Budiman benar”
Ibandi:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Yensieta:
“Aku menyesal!”
Aldiansyah, Andine&Ibandi:
“Aku juga” bersama
Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut
berdiri hormat seperti yang lain.
Budiman:
“Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita
bersama”
Yensieta:
“Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”
Andine:
“dan tidak kita ulangi lagi”
Aldiansyah:
“Kita sahabat sejati”
Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata
persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.
Sumber https://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-pendek-
singkat.html#ixzz5R2td7c5e
Penilaian
Nama :
Lembar Kerja I
KD 3.25
Menganalisis isi dan kebahasaan teks drama
Petunjuk :
1. Cermatilah teks drama yang berjudul “Persahabatan”!
2. Lengkapi kolom yang ada di bagian bawah teks!
Teks dialog drama Persahabatan
Ibandi:
“Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Andine:
“A dan C”
Yensieta:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibandi:
“10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”
Aldiansyah:
“Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Yensieta:
“Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”
Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan
Budiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.
Ibandi:
“Bud,kamu sudah selesai?”
Budiman:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibandi:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budiman:
“Tidak Bisa Ban,”
Ibandi:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Andine:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldiansyah:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budiman:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Yensieta:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budiman:
“Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”
Yensieta:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Andine:
“Iya Bud, bantu kami”
Budiman:
“tetap tidak bisa”
Aldiansyah:
“Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)
Ibandi:
“biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.
Yensieta:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibandi:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.
Pengajar:
“Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”
Ibandi:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Andine:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Yensieta:
“Seharusnya kita belajar ya”
Aldiansyah:
“Iya, Budiman benar”
Ibandi:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Yensieta:
“Aku menyesal!”
Aldiansyah, Andine&Ibandi:
“Aku juga” bersama
Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut
berdiri hormat seperti yang lain.
Budiman:
“Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita
bersama”
Yensieta:
“Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”
Andine:
“dan tidak kita ulangi lagi”
Aldiansyah:
“Kita sahabat sejati”
Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata
persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.
Sumber https://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-pendek-
singkat.html#ixzz5R2td7c5e
DIALOG
Menggunakan tanda
petik pada dialog
Konjungsi Temporal
Paraf Guru
Kelompok …………..
No Kriteria pengamatan Komentar
Evaluasi 1 Evaluasi 2
oleh penonton)
tuntutan naskah)
penonton)
berbicara (konsisten)
tokoh)
menggambarkan karakter
tokoh
Cermat Jumlah
No
Nama Peserta didik Skor
.
Hati – hati Penuh minat Teliti
1.
2.
3.
4.
5
6
7
8
Petunjuk Penilaian :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20 Petunjuk Penskoran :
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10 1 = menunjukkan sikap tidak pernah
2 = menunjukkan sikap jarang
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 5
3 = menunjukkan sikap sering
4 = menunjukkan sikap selalu
Instrument Penilaian LK I
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor Skor
Maksimal
Menguraikan 10 unsur dengan tepat 60 60
Menguraikan 9 unsur dengan tepat 55
Menguraikan 8 unsur dengan tepat 50
Menguraikan 7 unsur dengan tepat 45
Menguraikan 6 unsur dengan tepat 40
1.
Menguraikan 5 unsur dengan tepat 35
Menguraikan 4 unsur dengan tepat 30
Menguraikan 3 unsur dengan tepat 25
Menguraikan 2 unsur dengan tepat 20
Menguraikan 1 unsur dengan tepat 15
Menguraikan 8 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 40 40
tepat
Menguraikan 7 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 35
tepat
Menguraikan 6 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 30
tepat
Menguraikan 5 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 25
tepat
2.
Menguraikan 4 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 20
tepat
Menguraikan 3 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 15
tepat
Menguraikan 2 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 10
tepat
Menguraikan 1 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 5
tepat
Jumlah 100
Keterangan :
Nilai Kriteria Nilai Akhir
1 Kurang sekali Jumlah nilai yang diperoleh X 100
2 Kurang Jumlah maksimal
3 Sedang
4 Baik
5 Baik sekali