Anda di halaman 1dari 32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMK Cut Nya’ Dien Semarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Komp. Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas/Semester : XI/ 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (6 x 45 menit)

B. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami, menerapkan,menganalisis, dan mengevaluasi tentang Pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kajian bahasa Indonesia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional,regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian Bahasa
Indonesia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu.

C. Kompetensi Dasar
KD 3.35 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton
KD 4.35 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan

D. Indikator Pencapaian Kompetensi


Pertemuan 1 3.35.1 Menguraikan isi drama yang dibaca atau ditonton dengan cermat
3.35.2 Menguraikan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton
dengan cermat
Pertemuan 2 4.35.1 Mengidentifikasikan tokoh dan karakter dalam naskah drama
dan 3 secara cermat
4.35.3 Memerankan naskah drama dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan secara cermat

3 Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
menguraikan isi drama yang dibaca atau ditonton dengan cermat
2. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
menguraikan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton dengan cermat

Pertemuan kedua dan ketiga


1. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
mengidentifikasi tokoh dan karakter secara cermat
2. Setelah memperoleh penjelasan, membaca, dan mendiskusikan, peserta didik mampu
memerankan naskah drama dengan memerhatikan isi dan kebahasaan secara cermat

4 Materi Pembelajaran
Pertemuan pertama
Teks Drama
1. Pengertian drama
2. Isi drama
a. Tema
b. Tokoh dan karakter
c. Alur
d. Konflik
e. Latar
f. Pesan
3. Kebahasaan drama
a. Berupa dialog
b. Menggunakan tanda petik pada dialog
c. Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau,
ia, -nya)
d. Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya,
kami, kita, kamu)
e. Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-
mula, kemudian)
f. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa
(menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisitrahat)
g. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami)
h. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
(ramai, bersih, baik, gagah, kuat)

Pertemuan kedua dan ketiga


1. Tokoh dan karakter
2. Langkah memerankan drama
(Penjabaran secara lengkap terlampir.)

5 Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning, Project Based Learning
Teknik : ceramah, diskusi, tanya jawab
6 Media Pembelajaran
1. Media : Teks drama,video drama
2. Alat : LCD, Proyektor, sound system,

7 Sumber Belajar
Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK dan MAK. Jakarta: Kemendikbud

8 Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (3JP)
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 20 menit
1. Peserta didik memberi salam kepada guru, berdoa, dan mengondisikan diri
siap belajar.
2. Peserta didik dan guru bertanya jawab mengenai materi pada pertemuan
sebelumnya.
3. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari unsur – unsur
pembangun puisi teks drama.
4. Peserta didik menyimak pokok-pokok materi pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak acuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
140 menit
Menelaah Model
(Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Mengamati
6. Peserta didik berkelompok yang terdiri atas 3-4 orang.
7. Peserta didik mengamati video drama “Malin Kundang” dengan cermat
https://www.youtube.com/watch?v=L_U_nmXN1no
8. Peserta didik membaca teks drama yang berjudul “Malin Kundang”
dengan cermat.

(Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


9. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” menguraikan tema secara cermat.
10. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan tokoh dan karakter secara cermat.
11. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraiakan alur secara cermat.
12. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan konflik secara cermat.
13. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan latar secara cermat.
14. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan pesan secara cermat.
15. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa
dialog secara cermat.
16. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa
penggunaan tanda petik secara cermat.
17. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa
penggunaan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia,
beliau, ia, -nya) secara cermat.
18. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa
penggunaan konjungsi temporal secara cermat.
19. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa kata
kerja yang menggambarkan sesuatu peristiwa dan pikiran secara cermat.
20. Peserta didik bersama kelompok mengamati bagian – bagian teks drama
“Malin Kundang” untuk menguraikan kebahasaan teks drama berupa kata
sifat secara cermat.
Data collection (pengumpulan data)
Menanya
21. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang tema secara cermat.
22. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang tokoh dan karakter secara cermat.
23. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang alur secara cermat.
24. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang konflik secara cermat.
25. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang latar secara cermat.
26. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang pesan secara cermat.
27. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa dialog secara cermat.
28. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa penggunaan tanda
petik secara cermat.
29. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa penggunaan kata ganti
orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya) secara
cermat.
30. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa penggunaan konjungsi
temporal secara cermat.
31. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa kata kerja yang
menggambarkan sesuatu peristiwa dan pikiran secara cermat.
32. Peserta didik bersama kelompok dan guru berdiskusi mengenai pertanyaan
yang muncul tentang kebahasaan teks drama berupa kata sifat secara
cermat.
Data processing (pengolahan data)
Menalar
33. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tema
secara cermat.
34. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tokoh
dan penokohan secara cermat.
35. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa alur
secara cermat.
36. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa
konflik secara cermat.
37. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa latar
secara cermat.
38. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tema
secara cermat.
39. Secara berkelompok peserta didik mencatat isi naskah drama berupa pesan
secara cermat.
40. Secara berkelompok peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah
drama berupa dialog secara cermat.
41. Secara berkelompok peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah
drama berupa kata ganti orang secara cermat.
42. Secara berkelompok peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah
drama berupakonjungsi secara cermat.
43. Secara berkelompok peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah
drama berupa kata kerja yang menyatakan peristiwa dan pikiran secara
cermat.
44. Secara berkelompok peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah
drama berupa kata sifat secara cermat.

Verification (pembuktian)
45. Peserta didik mencocokkan isi naskah drama “Malin Kundang” secara
cermat.
46. Peserta didik mencocokkan kebahasaan naskah drama “Malin Kundang”
secara cermat.

Mengontruksi Mandiri LK I
(Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
47. Peserta didik membaca teks drama yang berjudul “Persahabatan” dengan
cermat.

(Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


48. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan”
menguraikan tema secara cermat.
49. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan tokoh dan karakter secara cermat.
50. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraiakan alur secara cermat.
51. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan konflik secara cermat.
52. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan latar secara cermat.
53. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan pesan secara cermat.
54. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan kebahasaan teks drama berupa dialog secara cermat.
55. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan kebahasaan teks drama berupa penggunaan tanda petik secara
cermat.
56. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan kebahasaan teks drama berupa penggunaan kata ganti orang
ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya) secara cermat.
57. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan kebahasaan teks drama berupa penggunaan konjungsi
temporal secara cermat.
58. Peserta didik mengamati bagian – bagian teks drama “Persahabatan” untuk
menguraikan kebahasaan teks drama berupa kata kerja yang
menggambarkan sesuatu peristiwa dan pikiran secara cermat.
Data processing (pengolahan data)
Menalar
59. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tema secara
cermat.
60. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tokoh dan
penokohan secara cermat.
61. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa alur secara
cermat.
62. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa konflik
secara cermat.
63. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa latar secara
cermat.
64. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa tema secara
cermat.
65. Secara mandiri peserta didik mencatat isi naskah drama berupa pesan
secara cermat.
66. Secara mandiri peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah drama
berupa dialog secara cermat.
67. Secara mandiri peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah drama
berupa kata ganti orang secara cermat.
68. Secara mandiri peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah drama
berupakonjungsi secara cermat.
69. Secara mandiri peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah drama
berupa kata kerja yang menyatakan peristiwa dan pikiran secara cermat.
70. Secara mandiri peserta didik mencatat kaidah kebahasaan naskah drama
berupa kata sifat secara cermat.
Kegiatan Penutup 20 menit
71. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
72. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi.
73. Peserta didik mengerjakan evaluasi pembelajaran.
74. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.
75. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.

2. Pertemuan kedua (3JP)


Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Peserta didik menjawab sapaan guru. Peserta didik mengondisikan kelas.
2. Ketua kelas melaporkan kondisi kelas dan memimpin berdoa.
3. Peserta didik dan guru bertanya jawab ihwal tema, topik, kerangka, da
yang pernah dipelajari .(membangun konteks)
4. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari materi
pembelajaran yang akan disampaikan.
5. Peserta didik menyimak pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran.
6. Peserta didik menyimak acuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Menentukan pertanyaan mendasar
Menanya
7. Peserta didik mendiskusikan tentang cara mendemonstrasikan drama
dengan baik yang tepat

Mendesain Perencanaan 140


Menalar menit
8. Peserta didik dibagi kedalam lima kelompok, setiap kelompok terdiri atas 6
orang
9. Peserta didik diminta membaca naskah drama “Malin Kundang” secara
cermat.
10. Peserta didik memahami tokoh dalam naskah drama “Malin Kundang”
secara cermat
11. Peserta didik secara berkelompok membagi tokoh dan karakter (casting)
secara cermat

Menyusun jadwal
12. Peserta didik bersama kelompok mendapatkan tugas mendemonstrasikan
drama yang telah diajarkan di pembelajaran selanjutnya.

.
Memonitor kemajuan proyek
Menalar
13. Peserta didik berlatih peran dengan mendalami karakter tokoh yang
diperankan secara mandiri dan cermat.
14. Peserta didik berlatih peran dengan mendalami karakter tokoh yang
diperankan secara Bersama -sama untukmenyatukan dialog secara cermat.
15. Peserta didik Bersama kelompok mengamati dan memberikan penguatan
sebelum mereka tampil dengan arahan guru secara cermat.

Kegiatan penutup
1. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi. 10 menit
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.
3. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
4. Ketua kelas melaporkan pembelajaran telah selesai dan memimpin doa

3. Pertemuan ketiga (3JP)


Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 20 menit
5. Peserta didik menjawab sapaan guru. Peserta didik mengondisikan kelas.
6. Ketua kelas melaporkan kondisi kelas dan memimpin berdoa.
7. guru bertanya jawab tentang proyek yang ditugaskan kepada peserta didik
.(membangun konteks)
8. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari materi
pembelajaran yang akan disampaikan.
9. Peserta didik menyimak pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran.
10. Peserta didik menyimak acuan pembelajaran.
Kegiatan Inti 140
menit
Menguji Proses dan hasil belajar
Mengomunikasikan
11. Perwakilan kelompok diminta mengambil undian untuk menentukan urutan
mendemonstrasikan drama “malin Kundang” secara cermat.
12. Peserta didik bersama kelompok menyiapkan tata panggung yang
dibutuhkan untuk kelengkapan pementasan drama “Malin Kundang” secara
cermat.
13. Peserta didik bersama kelompok melakukan gladi bersih sebelum mereka
tampil secara cermat.
14. Peserta didik bersama kelompok mendemonstrasikan naskah drama “Malin
Kundang” sesuai dengan urutan secara cermat.
Mengevaluasi pengalaman
15. Kelompok yang lain mengamati dengan memberikan komentar dan
penilaian terhadap kelompok yang mendemonstrasikan naskah drama
secara cermat.
16. Peserta didik bersama guru memberikan penguatan dan komentar tentang
kekurangan dan kelebihan dari drama yang dipentaskan.

Kegiatan Penutup
17. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
18. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi.
19. Peserta didik mengerjakan evaluasi pembelajaran.
20. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.
21. Ketua kelas melaporkan pembelajaran telah selesai dan memimpin berdoa.

9 Penilaian Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk instrumen : Lembar Observasi
2. Pengetahuan
Teknik penilaian : Tes
Bentuk instrumen : Uraian
Kriteria : C4
Pertemuan 2 dan 3
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk instrumen : Lembar observasi
2. ketrampilan
Teknik penilaian : non tes
Bentuk instrumen : unjuk kerja
Kriteria : C4

Pembelajaran Remedial
Peserta didik mempelajari materi dengan bantuan teman sebaya, kemudian mengerjakan
kembali lembar kerja dengan baik.
Pembelajaran Pengayaan
Peserta didik mencari contoh lain di internet, kemudian menganalisis isi drma secara
mandiri.

Semarang, 20 Juni 2019


Mengetahui,
Kepala SMK Cut Nya’ Dien Guru Bahasa Indonesia

Sukaryo, S.Pd. Muhammad Rosyidi, S.Pd.


Lampiran
Materi
TEKS DRAMA
1. Pengertian Teks Drama
Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang dapat berbentuk
puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita berbicara mengenai drama berarti terdapat
2 pengertian, yaitu: (1) drama sebagai seni sastra dan (2) drama sebagai seni pertunjukan.
Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain, naskah drama sering
disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun closet-drama.
Genre drama disebut genre sastra tersendiri karena mamiliki konsep, kategori dan ciri
khas yang membedakan dengan genre prosa dan puisi. Oleh karena itu secara konseptual
selalu terkait dengan konstruksi naratif yang disampaikan melalui dialog. Dialog inilah
yang membedakan dengan genre lain (puisi dan prosa). Meskipun dalam karya tertentu
karya drama yang puitis maupun yang prosais.
2. Unsur – unsur teks drama

Struktur Teks Drama


a. Prolog, merupakan bagian pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah
drama atau sandiwara.
b. Dialog, merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematikan
hidup yang dihadapi, dan cara manusia dalam menyikapi persoalan hidupnya.
c. Epilog, merupakan bagian akhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk
menyampaikan inti sari cerita atau bagian yang menafsirkan maksud cerita oleh salah
seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.

Isi naskah drama


Unsur Penjelasan
Tema Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat tema
adalah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari
drama. Dapat dikatakan tema sebagai “akar” pada suatu drama.
Dengan bertolakkan dari tema, unsur-unsur instrinsik drama
dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa mengikuti tema
yang telah ditentukan, seperti alur, pertokohan, latar, gaya
bahasa, judul, dan lainya.

Plot Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun
sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga
membentuk rangkaian cerita. Tahapan-tahapan dalam alur
meliputi
- tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan
pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan
lain sebaginya.
- pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak
pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang
merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan
terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua
pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan
mengenal alur dari cerita yang dibuat.
- komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan
konflik, semaki banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa
konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik
utama pada alur cerita.
- Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada.
Ditahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang
terjadi mulai dari awal cerita.
- Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar
dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik
yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada
tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap
tokoh akan muncul di tahapan ini.
- Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story,
dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan
merupakan akhir dari cerita.

Macam-macam plot dalam suatu cerita yaitu:

- Alur maju (prograsif), set cerita berjalan maju, mulai dari


masa kini ke masa yang akan datang.
- Alur mundur (regreasif), kebalikan dari alur progresif. Set
cerita berjalan mundur, yang mana masa kini adalah sebuah
hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu.
- Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini
dengan masa lalu dan juga dengan masa depan. Di sebut
juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini
mengungkakpakn konflik yang belum selesai dari masa lalu,
masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan. Saling
terkait satu sama lain.

Tokoh Tokoh cerita meriupakan individu- individuyang memainkan


peran, terlibat dalam cerita atau konflik pada sebuah drma.
Macam-macam tokoh dalam sebuah cerita:

- Berdasarkan peran: tokoh utama (central) merupakan tokoh


yang dikuatkan atau tokoh utama dalam sebuah cerita atau
drama. Sedangkan tokoh tambahan (figuran) merupakan tokoh
yang membantu atau mendukung cerita. Dalam cerita, dapat
memiliki beberapa tokoh utama, yang dapat dikenali dengan
sering munculnya dalam cerita. Sedangkan tokoh figuran hanya
muncul beberapa scene, kehadirannya hanya untuk menunjang
cerita dari tokoh utama.
- Berdasarkan watak, tokoh antagonis adalah tokoh yang
digambarkan sebagai sosok yang penuh keliciikan, jahat dan
penyebab munculnya suatu konflik. Sedangkan tokoh protagonis,
merupakan tokoh yang mengalami konflik bersama tokoh
antagonis.
- Berdasarkan perkembangan, tokoh statis yaitu tokoh yang
relative tetp tidak megalami perubahan dari mulai cerita sampai
akhir. Sedangkan tokoh yang berkembang ialah tokoh yang
mengalami perubahan seiring dengan konflik- konflik yang
terjadi pada alur cerita.

Dialog Dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Teknik


dialog amat penting bagi sebuah cerita. Masign-masing tokoh
sangat dikuatkan denga dialog yang diucapkan serta gaya atau
mimik wajah.
Konflik Konflik merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang
terjadi pada suatu drama. Konflik ini dialami oleh tokoh utama
dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang. Setiap drama atau
cerita memliki konflik yang berbeda- beda. Konflik sebuah
drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan
sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalam
pertikaian yang terjadi antar tokoh (red: merasakan). Konflik
antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton
semakin pensaran dengan kelanjutan cerita dan bagaimana
endingnya.

Latar Merupakan tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung


dalam alur cerita. Tak hanya itu, latar mencakup peralatan,
waktu, pakaian, budaya, serta yang berhubungan dengan
kehidupan para tokoh dalam cerita.
Amanat Tentu dalam sebuah cerita ingin menyampaikan sebuah pesan-
pesan moral kepada penonton. Amanat ini disampaikan secara
tersirat artinya tidak tertulis dalam naskah namun dapat diambil
hikmah dari alur, konflik cerita. Ini merupakan bagian amat
penting dan tidak boleh dilupakan dalam sebuah drama.

3. Kaidah Kebahasaan Drama


i. Berupa dialog
j. Menggunakan tanda petik pada dialog
k. Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -
nya)
l. Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami,
kita, kamu)
m. Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula,
kemudian)
n. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh,
menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisitrahat)
o. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami)
p. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai,
bersih, baik, gagah, kuat)

4. Pementasan Naskah Drama


Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yagn terdapat di dalam naskah
drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang menonjol dalam memerankan
drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan
perpindahanletak pemain.

Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (Lafal, intonasi,
nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas,
intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan

1. Membaca dan Memahami Teks Drama

Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan
memahami teks drama.Teks drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama
tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya
(Kontum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks dram, yang diutamakan ialah tingkah
laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita
yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama
dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.

Dalam teks drama yang perlu kamu pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang
dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat
dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu kamu baca dan pahami ialah rangkaian
peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya.

2. Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan

Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati watak tokoh. Apa yang perlu
kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh dapat diidentifikasi melaui (1) narasi
pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau ucapan tokoh lain
terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan watak tokoh.

Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kamu dapat memerankan tokoh tertentu


dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan melalui cara sang tokoh memikirkan
dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Artinya, watak seorang tokoh bisa dihayati mulai dari cara sang tokoh
memikirkan dan merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan cara
tokoh bertingkah laku.

Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu, seorang
pemain harus mampu:

1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.


Seorang pemain dikatakan mampu bertutur dengan jelas apabila setiap suku kata yang
diucapkannya dapat terdengar jelas oleh penonton sampai deretan paling belakang. Selain
jelas, pemain harus mampu mengucapkan dialog secara wajar. Perasaan dari masing-masing
pemain pun harus bisa ditangkap oleh penonton.

2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.

Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca dialog,
suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan. Suara pemain
tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga ketika ada penonton
yang berisik.

3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.

Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang lain
bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat menunjukkan
bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.

Ada 3 macam tekanan yang biasa digunakan dalam melisankan naskan drama:

tekanan dinamik
yaitu tekanan yang diberikan terhadap kata atau kelompok kata tertentu dalam kalimat,
sehingga kata atau kelompok kata tersebut terdengar lebih menonjol dari kata-kata yang
lain. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tanggalkan bajumu sebagai jaminan!” (kata
yang dicetak miring menunjukkan penekanan dalam ucapan).

tekanan tempo
yaitu tekanan pada kata atau kelompok kata tertentu dengan jalan memperlambat
pengucapannya. Kata yang mendapat tekanan tempo diucapkan seperti mengeja suku
katanya. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tang-gal-kan ba-ju-mu sebagai jaminan!”
Pengucapan kelompok kata dengan cara memperlambat seperti itu merupakan salah satu
cara menarik perhatian untuk menonjolkan bagian yang dimaksud.

c. tekanan nada

yaitu nada lagu yang diucapkan secara berbeda-beda untuk menunjukkan perbedaan
keseriusan orang yang mengucapkannya. Misalnya, ”Engkau boleh pergi. Tapi, tanggalkan
bajumu sebagai jaminan!” bisa diucapkan dengan tekanan nada yang menunjukkan
”keseriusan” atau ”ancaman” jika diucapkan secara tegas mantap. Akan tetapi, kalimat
tersebut bisa juga diucapkan dengan nada bergurau jika pengucapannya disertai dengan
senyum dengan nada yang ramah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan dialog drama adalah:

penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat yang
diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau status sosial
tokoh yang diperankan.
Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan
kemarahan, maka ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa marah.
Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para
pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah.
Memahami Teknik Bermain Drama

Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut ini hal-hal
yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.

1. Teknik Muncul

Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk
ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. Tentu, setelah muncul,
pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana perasaan adegan yang sudah tercipta di
atas pentas. Kehadiran seorang tokoh harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan
perwatakan yang sudah tercipta atau dibangun.

2. Teknik Memberi Isi

Kalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap
keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain.
Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik,
tekanan nada, dan tekanan tempo).

3. Teknik Pengembangan

Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian
estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan memikat. Bagi
pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:

Pengucapan
Pengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume dan
nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog diucapkan dengan
penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus mengucap dengan keras-cepat-
tinggi atau lembut-lambat-rendah.

Gesture
Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu saja, tidak dapat
dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.

(1) Menaikkan posisi tubuh

Menaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah, tangan
terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di lantai-kursi-meja.

(2) Berpaling

Berpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh atau kepala.
Perhatikan dialog berikut ini dan tentukan pada bagian mana kita harus berpaling.

”Aku iri denganmu. Kadang-kadang aku berpikir untuk keluar saja, lalu buka bengkel juga.
Tidak ada hierarki. Tidak ada rapat-rapat panjang.”
(3) Berpindah tempat

Berpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depan-belakang, bawah-atas. Tentu, harus
ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah

(4) Gerakan

Gerakan anggota tubuh: melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal, menghentakkan


kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi. Ada tiga kategori melakukan gerakan:
a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata, b) gerakan dilakukan sebelum
kata diucapkan, c) gerakan dilakukan sesudah kata diucapkan.

(5) Mimik

Perubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa penghayatan dan
penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau perasaan-perasaan. Justru
perasaan inilah yang mendasari raut wajah.

4. Menciptakan Peran

Tentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang ”memerankan
sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang dihadirkan adalah sifat,
watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”. Dengan demikian, seorang pemain
harus berkemampuan menciptakan peran dalam sebuah pertunjukan.

Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran:

kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan
kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol
carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya
ciptakan gerakan mimik atau gesture yang mampu mengekspresikan watak tokoh
ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh
rancanglah garis permainan tokoh untuk mlihat perubahan dan perkembangan karakter
tokoh
ciptakan blocking dan internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang
diperankan.

Daftar Pustaka :

https://muntijo.wordpress.com/2011/05/19/unsur-unsur-analisis-drama/
https://blog.ruangguru.com/mengenal-unsur-unsur-naskah-dram
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-drama/unsur-unsur-pementasan-drama

Lampiran II
Teks 1
“Maling Kundang”

Disebuah desa bernama suka maju hiduplah seorang pemuda yg bernama Malin. Ia hidup
bersama ibunya, sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia. Suatu hari Malin
menyampaikan keinginannya kepada ibunya untuk pergi merantau ke kota.

Malin : “Bu, saya mau pergi merantau ke kota saja,siapa tahu disana saya bisa mendapat
pekerjaan demi kehidupan kita.”

Ibu : “Kau yakin nak? Mencari pekerjaan di kota besar itu lebih sulit daripada mencari
pekerjaan di desa kita ini”

Malin : “Saya yakin Bu, tolong izinkan saya ya! Ibu: “Baiklah kalau itu keinginan mu,Ibu
izinkan.“

Esok paginya berangkatlah Malin ke kota untuk mencari pekerjaan.Tempat demi tempat ia
datangi,tetapi hasilnya nihil.Sampai suatu ketika Ia melihat seorang wanita cantik sedang
belanja di pasar.Tiba-tiba tas sang wanita tersebut dijambret oleh seorang lelaki.

Cahaya : “Tolong, jambret !!!!! jambret!!!!!”

Malin segera menolong Cahaya dan mengejar pejambret tersebut.Akhirnya Ia berhasil


menangkappejambret itu dan menghakiminya.

Pejambret : “Ampun bang, ampun . . . “

Malin : “ Kurang ajar kau, beraninya hanya dengan perempuan !!”

Pejambret: “Ampun bang . . Ampun !!”

Malin : “Ikut saya kekantor polisi !”

Lalu sang pejambret dibawa Malin ke kantor polisi untuk mendapat proses hukum
selanjutnya.

Cahaya : “Terimakasih ya sudah menolong saya, untuk ungkapan rasa


terimakasih,maukahanda kerumah saya dulu ?”

Malin : “Tentu nona”

Cahaya : “Jangan panggil saya nona, nama saya cahaya”.

Singkatnya, Malin tiba dirumah cahaya dan kemudian berkenalan dengan sang ayah.
Semenjak kejadian itu Malin diangkat sebagai karyawan dan menjadi akrab dengan cahaya.
Karena keakrabannya,sampai-sampai Malin hampir tidak ingat lagi dengan sang Ibu di
kampung.

Tidak lama kemudian,mereka menikah. Setelah menikah dengan Cahaya,Malin bekerja


sebagai karyawan mertuanya. Tak sengaja,kapalnya singgah di desa suka maju,tempat Ia dan
Ibunya tinggal. Seorang kerabat melihat Malin bertepi dan segera mengabarkan Ibu Malin.

Tetangga : “Mak,mak.. Malin pulang mak,dia bertepi di pelabuhan!!!”

Ibu : “Malin pulang??Terimakasih Uni atas kabarnya!” Syukur Alhamdulillah anakku pulang
(dalam hati)

Tetangga : “Ayo Mak, kita kesana!”

Mendengar kabar itu sang Ibu merasa senang sekali. Hari yang ditunggu sang ibu pun tiba.

Ibu : “Malin , Malin (berteriak), Malin anakku , kau sudah kembali nak. Ibu sangat
merindukanmu.” Karena malu mengakui Ibunya,Malin pun berbohong.

Malin : “Siapa kau ?? Ibu ku sudah lama meninggal!!!”

Ibu : “Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti
ini??”

Malin : “Tidak,kau bukan Ibuku,Ibuku telah meninggal.”

Cahaya : “Apa benar dia itu Ibumu Kang??Lalu kenapa engkau tidak mengakui dia??”

Malin : “Tidak !! Dia bukan Ibuku !! (bergegas meninggalkan Ibunya)Kemudian sang ibu
menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.

Ibu : “Ya ALLAH,mengapa anakku satu-satunya seperti itu??Aku yang melahirkan dan
membesarkan dia Ya ALLAH.Berilah Ia teguranmu,sesungguhnya Ia adalah anak yang
durhaka!!!”

Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin bertiup kencang,gelombang air laut


naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun terguncang.

Malin : “Ada apa ini??Badai begitu besar” Tiba-tiba kilat menyambar malin.

Malin : “Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”

Seketika simalin langsung menjadi batu karena telah dilaknat oleh Allah karena telah durhaka
kepada ibunya.

Teks 2
Teks dialog drama Persahabatan
Ibandi:
“Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”

Andine:
“A dan C”

Yensieta:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?

Ibandi:
“10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”

Aldiansyah:
“Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”

Yensieta:
“Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”

Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan
Budiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.

Ibandi:
“Bud,kamu sudah selesai?”

Budiman:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”

Ibandi:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”

Budiman:
“Tidak Bisa Ban,”

Ibandi:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”

Andine:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”

Aldiansyah:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”

Budiman:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”

Yensieta:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”

Budiman:
“Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”

Yensieta:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”

Andine:
“Iya Bud, bantu kami”

Budiman:
“tetap tidak bisa”

Aldiansyah:
“Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)

Ibandi:
“biarkan, kita lihat di buku saja”

Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.

Yensieta:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?

Ibandi:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”

Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.

Pengajar:
“Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”

Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.

Ibandi:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”

Andine:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”

Yensieta:
“Seharusnya kita belajar ya”

Aldiansyah:
“Iya, Budiman benar”

Ibandi:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Yensieta:
“Aku menyesal!”

Aldiansyah, Andine&Ibandi:
“Aku juga” bersama

Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut
berdiri hormat seperti yang lain.

Andine: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”

Budiman:
“Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita
bersama”

Yensieta:
“Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”

Andine:
“dan tidak kita ulangi lagi”

Aldiansyah:
“Kita sahabat sejati”

Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata
persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.

Sumber https://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-pendek-
singkat.html#ixzz5R2td7c5e

Penilaian

Nama :

Lembar Kerja I
KD 3.25
Menganalisis isi dan kebahasaan teks drama

Petunjuk :
1. Cermatilah teks drama yang berjudul “Persahabatan”!
2. Lengkapi kolom yang ada di bagian bawah teks!
Teks dialog drama Persahabatan

Ibandi:
“Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”

Andine:
“A dan C”

Yensieta:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?

Ibandi:
“10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”

Aldiansyah:
“Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”

Yensieta:
“Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”

Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan
Budiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.

Ibandi:
“Bud,kamu sudah selesai?”

Budiman:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”

Ibandi:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”

Budiman:
“Tidak Bisa Ban,”

Ibandi:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”

Andine:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”

Aldiansyah:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”

Budiman:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”

Yensieta:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budiman:
“Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”

Yensieta:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”

Andine:
“Iya Bud, bantu kami”

Budiman:
“tetap tidak bisa”

Aldiansyah:
“Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)

Ibandi:
“biarkan, kita lihat di buku saja”

Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.

Yensieta:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?

Ibandi:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”

Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.

Pengajar:
“Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”

Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.

Ibandi:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”

Andine:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”

Yensieta:
“Seharusnya kita belajar ya”

Aldiansyah:
“Iya, Budiman benar”
Ibandi:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”

Yensieta:
“Aku menyesal!”

Aldiansyah, Andine&Ibandi:
“Aku juga” bersama

Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut
berdiri hormat seperti yang lain.

Andine: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”

Budiman:
“Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita
bersama”

Yensieta:
“Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”

Andine:
“dan tidak kita ulangi lagi”

Aldiansyah:
“Kita sahabat sejati”

Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata
persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.

Sumber https://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-pendek-
singkat.html#ixzz5R2td7c5e

1. Uraikan isi naskah drama yang berjudul “Timun Mas”!


Kriteia Penjelasan Bukti dalam teks
2. Uraikan kebahasaan naskah drama yang berjudul “Persahabatan”!

KAIDAH KEBAHASAAN ISI BUKTI DALAM TEKS

DIALOG

Menggunakan tanda
petik pada dialog

Kata Ganti Orang 3

Kata Ganti Orabg 1

Konjungsi Temporal

Kata Kerja yang


menggambarkan
peristiwa

Kata kerja yang


menunjukkan sesuatu
yang dipikirkan
Menggunakan kata
sifat

Tanggal Catatan Teman Catatan Guru Nilai

Paraf Guru

LEMBAR KERJA KELOMPOK


MENDEMONSTRASIKAN NASKAH DRAMA

1. Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota 6 orang!


2. Bacalah naskah drama yang berjudul “ malin Kundang”!
3. Persiapkan langkah – langkah mendemonstrasikan naskah drama!
No Tahap persiapan Pemeran
pembagian peran
1 Pembagian peran
Peran malin Kundang
Peran Ibu malin Kundang
Peran Cahaya
Peran penjambret
Peran tetangga
4. Berilah komentar terhadap penampilan kelompok lain sebagai dasar evaluasi!
(lembar terlampir)
LEMBAR PENGAMATAN MENDEMONSTRASIKAN DRAMA

Kelompok …………..
No Kriteria pengamatan Komentar

Evaluasi 1 Evaluasi 2

1 Lafal/ucapan (terdengar jelas

oleh penonton)

2 Intonasi (variasi sesuai

tuntutan naskah)

3 Pengaturan nada (pengaturan

tepat sehingga maksud

kalimat mudah ditangkap

penonton)

4 Intensitas dan kelancaran

berbicara (konsisten)

5 Teknik muncul /kemunculan

pertama kali (mantap dan


memberikan kesan karakter

tokoh)

6 Pemanfaatan ruang yang ada

untuk memosisikan tubuh

(blocking) saat pementasan

7 Ekspresi dialog untuk

menggambarkan karakter

tokoh

8 Ekspresi wajah (sesuai

dengan karakter tokoh)

9 Pandangan mata dan gerak

anggota tubuh (gesture)

10 Gerakan / tingkah laku


Lampiran IV: INSTRUMEN PENILAIAN
Instrument Penilaian

1. Lembar Observasi Sikap


Indikator:Peserta didik menunjukkan perilaku tanggung jawabsi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.

Cermat Jumlah
No
Nama Peserta didik Skor
.
Hati – hati Penuh minat Teliti
1.
2.
3.
4.
5
6
7
8
Petunjuk Penilaian :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20 Petunjuk Penskoran :
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10 1 = menunjukkan sikap tidak pernah
2 = menunjukkan sikap jarang
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 5
3 = menunjukkan sikap sering
4 = menunjukkan sikap selalu
Instrument Penilaian LK I
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor Skor
Maksimal
Menguraikan 10 unsur dengan tepat 60 60
Menguraikan 9 unsur dengan tepat 55
Menguraikan 8 unsur dengan tepat 50
Menguraikan 7 unsur dengan tepat 45
Menguraikan 6 unsur dengan tepat 40
1.
Menguraikan 5 unsur dengan tepat 35
Menguraikan 4 unsur dengan tepat 30
Menguraikan 3 unsur dengan tepat 25
Menguraikan 2 unsur dengan tepat 20
Menguraikan 1 unsur dengan tepat 15
Menguraikan 8 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 40 40
tepat
Menguraikan 7 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 35
tepat
Menguraikan 6 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 30
tepat
Menguraikan 5 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 25
tepat
2.
Menguraikan 4 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 20
tepat
Menguraikan 3 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 15
tepat
Menguraikan 2 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 10
tepat
Menguraikan 1 kaidah kebahasaan dan alasan dengan 5
tepat
Jumlah 100

NILAI = JUMLAH SKOR YANG DIPEROLEH


Instrument Penilaian Praktik

Tabel Penilaian Mendemonstrasikan naskah drama


No Komponen Skor
1 2 3 4 5
1 Lafal/ucapan (terdengar jelas oleh penonton)
2 Intonasi (variasi sesuai tuntutan naskah)
3 Pengaturan nada (pengaturan tepat sehingga
maksud kalimat mudah ditangkap penonton)
4 Intensitas dan kelancaran berbicara
(konsisten)
5 Teknik muncul /kemunculan pertama kali
(mantap dan memberikan kesan karakter
tokoh)
6 Pemanfaatan ruang yang ada untuk
memosisikan tubuh (blocking) saat
pementasan
7 Ekspresi dialog untuk menggambarkan
karakter tokoh
8 Ekspresi wajah (sesuai dengan karakter
tokoh)
9 Pandangan mata dan gerak anggota tubuh
(gesture)
10 Gerakan / tingkah laku

Keterangan :
Nilai Kriteria Nilai Akhir
1 Kurang sekali Jumlah nilai yang diperoleh X 100
2 Kurang Jumlah maksimal
3 Sedang
4 Baik
5 Baik sekali

Anda mungkin juga menyukai