Anda di halaman 1dari 31

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN

PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang

bahwa dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009; 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar; 7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara; 8. Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 18/Kep/Menko/Kesra/X/1994 tentang Koordinasi Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Nomor 07/Kep/Menko/Kesra HI/1999; 9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 036/U/1995 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA. Pasal 1 Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA) dilaksanakan dengan menggunakan Pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 September 2006 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 35TAHUN2006 TANGGAL 18 SEPTEMBER 2006

PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA (GNP-PWB/PBA)

A.

Tujuan Tujuan GNP-PWB/PBA adalah: 1. Mempercepat perluasan akses anak usia 7-12 tahun di SD/MI/pendidikan yang setara dalam rangka mendukung penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun pada akhir tahun 2008; 2. Mempercepat perluasan akses anak usia 13-15 tahun di SMP/MTs/pendidikan yang setara dalam rangka mendukung penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun pada akhir tahun 2008; 3. Mempercepat peningkatan angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pengurangan jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas (data BPS 2004, sebanyak 15.414.311 orang atau 10,21%) menjadi 5% pada akhir tahun 2009. Sasaran dan Target GNP-PWB/PBA 1. Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (GNP-PWB) a. Sasaran GNP-PWB adalah: 1) Anak usia 7 - 1 2 tahun yang belum mengikuti pendidikan atau putus sekolah SD/MI/pendidikan yang setara; 2) Anak yang telah lulus SD/MI/pendidikan yang setara, yang belum memperoleh kesempatan belajar, dan yang putus sekolah di SMP/MTs/pendidikan yang setara. b. Target GNP-PWB adalah: 1) Meningkatnya persentase peserta didik SD/MI/pendidikan yang setara yang berusia 7 - 1 2 tahun terhadap penduduk usia 7 - 1 2 tahun (APM) sekurang-kurangnya menjadi 95% pada akhir Tahun 2008; 2) Meningkatnya persentase peserta didik SMP/MTs/pendidikan yang setara terhadap penduduk usia 1 3 - 1 5 tahun (APK) sekurangkurangnya menjadi 95% pada akhir Tahun 2008; 3) Menurunnya angka putus sekolah SD/MI/pendidikan yang setara setinggitingginya menjadi 1% dan SMP/MTs/ pendidikan yang setara setinggitingginya menjadi 1%; 4) Meningkatnya kualitas lulusan dengan indikator 60% peserta Ujian Sekolah SD mencapai nilai di atas 6.00, 70% peserta Ujian Nasional SMP mencapai nilai di atas 6,00; 5) Terlengkapinya sarana dan prasarana pendidikan sehingga 75% SD/MI dan 75% SMP/MTs memenuhi Standar Nasional Pendidikan; 6) Meningkatnya jumlah sekolah yang memiliki perpustakaan menjadi 30% untuk SD/MI/pendidikan yang sederajat, dan 80% untuk SMP/MTs/pendidikan yang sederajat; 7) Meningkatnya jumlah gedung SD/MI/pendidikan yang sederajat menjadi 100% dalam kondisi baik, dan SMP/MTs/pendidikan yang sederajat menjadi 99% dalam kondisi baik;

B.

8)

Terbentuknya dan berfungsinya jaringan sistem informasi pendidikan dengan baik antarpusat-provinsi-kabupaten/kota; 9) Empat puluh persen (40%) SD/MI dan tujuh puluh persen (70%) SMP/MTs menjalankan manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan baik; 10) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. 2. Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PBA) a. Sasaran GNP-PBA adalah: 1) Penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas, dengan prioritas penduduk buta aksara usia 15-44 tahun; 2) Penduduk buta aksara parsial atau penduduk yang hanya bisa membaca dan menulis selain huruf latin. b. Target GNP-PBA adalah: 1) Sampai dengan Tahun 2009, target nasional penduduk buta aksara adalah sebanyak 7,7 juta orang yang terdiri atas: a) Target pemberantasan penduduk buta aksara yang telah dimelekaksarakan pada Tahun 2005 sebanyak 800 ribu orang; b) Target pemberantasan penduduk buta aksara usia 15 -44 tahun dari Tahun 2006-2009 sebanyak 3,6 juta orang; c) Target pemberantasan penduduk buta aksara usia 45 tahun ke atas sebanyak 3,3 juta orang. 2) Pada tingkat provinsi, target pemberantasan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas diprioritaskan pada 9 provinsi yang memiliki penduduk buta aksara tertinggi. 3) Pada tingkat kabupaten/kota, target pemberantasan penduduk buta aksara adalah: a) Bagi kabupaten/kota dengan jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas kurang dari 5%, ditargetkan agar tuntas pada akhir Tahun 2007. b) Bagi kabupaten/kota dengan jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas antara 5-10%, ditargetkan agar tuntas pada akhir Tahun 2008. c) Bagi kabupaten/kota dengan jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas di atas 10%, ditargetkan agar tuntas pada akhir Tahun 2009. Data sasaran dan target GNP-PWB/PBA, terlampir. C. Strategi Pelaksanaan GNP-PWB/PBA 1. Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (GNP-PWB) a. Perluasan dan pemerataan pendidikan: 1) memperluas dan meratakan layanan pendidikan bagi anak usia wajar dikdas termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus terutama di daerah terpencil, terisolasi, dan tertinggal; 2) memberikan perhatian khusus dalam bentuk pembinaan, pemberian bantuan teknis, dan subsidi pada daerah-daerah yang APM/APK-nya rendah, terutama yang masih di bawah 75%, dan daerah-daerah yang angka absolutnya (anak tidak sekolah) tinggi; 3) menyediakan subsidi untuk kegiatan operasional sekolah dan keperluan siswa agar siswa dapat melanjutkan dan menamatkan pendidikan di SD/SMP/pendidikan yang sederajat tanpa terkendala oleh permasalahan ekonomi, geografi, sosial-budaya, daya tampung, dan lain-lain;

melakukan sosialisasi percepatan penuntasan Wajar Dikdas melalui berbagai cara kepada berbagai pihak, terutama masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya "pendidikan bagi semua"; 5) melakukan advokasi dan asistensi kepada pemerintah daerah, terutama yang perhatian terhadap pembangunan pendidikannya masih tergolong rendah. b. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan: 1) melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan melalui peningkatan prestasi akademik dan non-akademik siswa; 2) menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah; 3) mengembangkan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif/inovatif, efektif, menyenangkan, kontekstual, aktual, konkret, dan bermakna bagi pengembangan siswa; 4) melakukan rehabilitasi sarana/prasarana dan pemenuhan fasilitas pembelajaran agar memadai untuk menyelenggarakan proses belajar dan mengajar; 5) meningkatkan kapasitas (kemampuan), baik guru, kepala sekolah maupun kelembagaan sekolah. c. Tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik: 1) menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good governance), yaitu partisipatif, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, wawasan ke depan, penegakan hukum, keadilan, demokrasi, prediktif, kepekaan, profesional, efektif dan efisien, serta kepastian jaminan mutu; 2) meningkatkan kapasitas aparatur dan lembaga untuk melaksanakan tugas dan fungsinya; 3) mengedepankan pengelolaan, kepemimpinan, organisasi dan administrasi pendidikan yang berpihak pada pelayanan peserta didik. 2. Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PBA) Strategi pelaksanaan GNP-PBA dilaksanakan berdasarkan 3 (tiga) pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu: a. Perluasan akses Pendidikan Keaksaraan 1) Perluasan kerjasama lintas sektor (lembaga/instansi terkait) baik di pusat maupun daerah dalam penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan; 2) Penguatan kerjasama penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dengan perguruan tinggi, unit pelaksana teknis pendidikan luar sekolah, dan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan seperti organisasi keagamaan, organisasi perempuan, organisasi profesi, serta lembaga/organisasi masyarakat lainnya, sehingga menjadi gerakan yang mengakar dalam masyarakat; 3) Pemanfaatan berbagai potensi sumberdaya yang tersedia di masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan; 4) Penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada daerah-daerah dengan jumlah penduduk buta aksara tertinggi. b. Peningkatan mutu pendidikan keaksaraan 1) Pengembangan dan penetapan standar kompetensi keaksaraan (SKK) dan standar isi (SI) pendidikan keaksaraan mulai dari keaksaraan dasar, keaksaraan lanjutan, dan keaksaraan mandiri;

4)

2)

3)

4)

5)

Pengembangan dan penetapan alat ukur penilaian pendidikan keaksaraan yang sahih dan terpercaya berdasarkan SKK dan SI pendidikan keaksaraan; Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan keaksaraan pada tingkat kelompok belajar agar proses pembelajarannya bermutu sehingga dapat mencapai SKK. Penjaminan mutu meliputi perbaikan sumberdaya dan proses pembelajaran, seperti: pendidik dan tenaga kependidikan, bahan ajar, sarana pembelajaran, inovasi strategi pembelajaran, dan biaya pembelajaran; Penguatan program pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan pendidikan life skills agar proses pembelajaran menarik dan tidak membosankan; Pelestarian kemampuan keaksaraan dengan menyediakan sarana Taman Bacaan Masyarakat (IBM) pada desa/kelurahan yang dinyatakan Juntas Aksara.

c. Tata Kelola dan Akuntabilitas Pendidikan Keaksaraan 1) Peningkatan mekanisme pelaporan jumlah penduduk buta aksara dan hasil-hasil pendidikan keaksaraan secara periodik dan berjenjang mulai dari kelompok belajar, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai dengan tingkat pusat yang didukung oleh data keaksaraan yang semakin bermutu dan terpercaya; 2) Pendampingan pengendalian, pemantauan dan evaluasi secara periodik terhadap penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dan kelompok belajar melalui SKB; 3) Pemanfaatan berbagai media elektronik dan cetak dalam mensosialisasikan GNP-PBA; 4) Pelaksanaan berbagai pertemuan (workshop, seminar, temu koordinasi, talkshow) dan kunjungan ke daerah (roadshow) dalam menggalang dukungan dari berbagai elemen bangsa dalam pelaksanaan gerakan percepatan PBA; 5) Pengalokasian, penyaluran, dan pemanfaatan anggaran program pendidikan keaksaraan secara transparan dan akuntabel; 6) Menerbitkan sertifikat pendidikan keaksaraan bagi mereka yang sudah berhasil menempuh pendidikan keaksaraan berbentuk Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA).

D.

Organisasi dan Tata Kerja GNP-PWB/PBA 1. Tugas dan Fungsi Sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara, maka tugas dan fungsi para pihak yang ditunjuk dalam instruksi presiden tersebut, adalah sebagai berikut. a. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra): 1) mengkoordinasikan pelaksanaan GNP-PWBPBA; 2) membentuk Tim Koordinasi Nasional untuk pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi GNP-PWBPBA yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dan ketua harian Menteri Pendidikan Nasional, serta beranggotakan pimpinan instansi lain yang terkait; dan 3) melaporkan hasil pelaksanaan GNP-PWBPBA kepada Presiden. b. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas): 1) menetapkan Pedoman Pelaksanaan GNP-PWBPBA;

c.

d.

e.

f.

g.

2) menyusun kerangka induk (grand design) GNP-PWBPBA; 3) melaksanakan kegiatan Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Penuntasan Buta Aksara; 4) melakukan advokasi, sosialisasi, komunikasi, informasi, dan edukasi GNP-PWBPBA; 5) melakukan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan GNP-PWBPBA; 6) melakukan kajian pelaksanaan GNP-PWBPBA; 7) melakukan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA; dan 8) melaporkan secara berkala pelaksanaan GNP-PWBPBA kepada Presiden melalui Menko Kesra. Menteri Dalam Negeri (Mendagri): 1) memfasilitasi pemerintah provinsi, kabupaten/kota dalam: a) pembentukan Tim Koordinasi; b) pelaksanaan sosialisasi dan advokasi; c) penyusunan rencana aksi; d) penetapan sasaran, anggaran, dan pencapaian target program. 2) mendorong swasta, organisasi perempuan, organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi sosial masyarakat untuk berpartisipasi melaksanakan GNP-PWBPBA; dan 3) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA di daerah serta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menko Kesra melalui Mendiknas. Menteri Agama (Menag): 1) melakukan sosialisasi GNP-PWBPBA dan advokasi kepada Kantor Wilayah Departemen Agama di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta lembaga atau organisasi keagamaan yang menjadi binaannya; 2) memfasilitasi, menggerakkan dan melaksanakan GNP-PWBPBA di lingkungan madrasah, pondok pesantren dan lembaga atau organisasi keagamaan yang menjadi binaannya, antara lain mencakup sasaran, anggaran, dan pencapaian target program; dan 3) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA di lingkungan madrasah, pondok pesantren dan lembaga atau organisasi keagamaan yang menjadi binaannya, dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menko Kesra melalui Mendiknas. Menteri Keuangan: merencanakan dan mengalokasikan anggaran pelaksanaan GNP-PWBPBA sesuai dengan usulan Mendiknas dan pimpinan instansi lain yang terkait. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP): 1) melakukan sosialisasi GNP-PWBPBA dan advokasi kepada lembaga atau organisasi perempuan yang menjadi binaannya; 2) memfasilitasi dan menggerakkan pelaksanaan GNP-PWBPBA di lingkungan lembaga atau organisasi perempuan yang menjadi binaannya, antara lain mencakup sasaran, anggaran, dan pencapaian target program; dan 3) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA di lingkungan lembaga atau organisasi perempuan yang menjadi binaannya, dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menko Kesra melalui Mendiknas. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS): 1) melakukan kerjasama dengan Mendiknas dalam pemutakhiran data nasional untuk mendukung GN-PPWPBA, yang diperinci menurut provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan jenis kelamin; dan

2) menyajikan data setiap tahun sebagaimana dimaksud dalam butir a, dan melaporkannya kepada Mendiknas. h. Gubernur: 1) membentuk Tim Koordinasi GNP-PWBPBA di tingkat provinsi; 2) melakukan sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan GNP-PWBPBA; 3) menyusun rencana aksi daerah GNP-PWBPBA di tingkat provinsi; 4) memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota dalam penyusunan rencana aksi daerah GNP-PWBPBA; 5) mengkoordinasikan, menggerakkan, mendorong dan memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan GNP-PWBPBA; 6) mendorong dunia usaha/industri, lembaga/organisasi keagamaan, organisasi perempuan, organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi sosial masyarakat lainnya untuk melaksanakan GNP-PWBPBA; dan 7) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA di daerah serta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendiknas. i. Bupati/Walikota: 1) membentuk Tim Koordinasi GNP-PWBPBA di tingkat kabupaten/kota; 2) melakukan sosialisasi dan advokasi kepada kecamatan, kelurahan, dan desa dalam rangka pelaksanaan GNP-PWBPBA; 3) menyusun rencana aksi daerah GNP-PWBPBA di tingkat kabupaten/kota; 4) mengkoordinasikan, menggerakkan, mendorong dan memfasilitasi kecamatan, kelurahan, dan desa dalam pelaksanaan GNP-PWBPBA; 5) mendorong dunia usaha/industri, lembaga/organisasi keagamaan, organisasi perempuan, organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi sosial masyarakat lainnya untuk berperanserta melaksanakan GNP-PWBPBA; 6) memfasilitasi kecamatan, kelurahan dan desa untuk membentuk Tim Koordinasi GNP-PWBPBA di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa; 7) memfasilitasi kecamatan, kelurahan dan desa melakukan pemutakhiran data tentang nama, jenis kelamin, usia dan alamat penduduk yang menjadi sasaran GNP-PWBPBA; 8) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWBPBA di daerahnya, serta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Gubernur dengan tembusan kepada Mendagri. 2. Tim Koordinasi GNP-PWB/PBA Berdasarkan rincian tugas dan fungsi masing-masing menteri yang memimpin departemen dan kepala lembaga pemerintah non-departemen (LPND), serta gubernur dan bupati/walikota sebagaimana yang diatur dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2006, maka langkah awal yang dilakukan dalam rangka optimalisasi koordinasi pelaksanaan GNP-PWB/PBA adalah membentuk tim koordinasi pada setiap jenjang pemerintahan. Tim koordinasi GNP-PWB/PBA tersebut adalah sebagai berikut: a. Tim Koordinasi Nasional (TKN) yang dibentuk oleh Menko Kesra, berkedudukan di Departemen Pendidikan Nasional, yang terdiri dari: Menko Kesra sebagai ketua, Mendiknas sebagai ketua harian, dan pimpinan instansi lain yang terkait sebagai anggota. b. Tim Koordinasi Provinsi (TKP) yang dibentuk oleh Gubernur, berkedudukan di Kantor Gubernur, yang terdiri dari: Gubernur sebagai ketua, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi sebagai ketua harian, Kepala Kantor Wilayah Departemen

Agama (Kanwildepag) Provinsi sebagai wakil ketua harian, dan pimpinan dinas dan lembaga non dinas terkait sebagai anggota. c. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) yang dibentuk oleh Bupati/Walikota, berkedudukan di Kantor Bupati/Walikota, yang terdiri dari: Bupati/Walikota sebagai ketua, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai ketua harian, Kepala Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten/Kota sebagai wakil ketua harian, dan pimpinan dinas dan lembaga non dinas terkait sebagai anggota. d. Tim Koordinasi Kecamatan (TKC) yang dibentuk oleh Camat, berkedudukan di kantor kecamatan, yang terdiri dari: Camat sebagai ketua, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan sebagai ketua harian, dan para tenaga kependidikan (jalur formal dan nonformal), Mantri Statistik, Kantor Urusan Agama (KUA), lembaga/organisasi masyarakat dan keagamaan di tingkat kecamatan sebagai anggota. e. Tim Koordinasi Desa/Kelurahan (TKD) yang dibentuk oleh Lurah/Kepala Desa, berkedudukan di Kantor Desa/Kelurahan, yang terdiri dari: Kepala Desa/Lurah sebagai ketua, dan para unsur-unsur tenaga kependidikan (jalur formal dan nonformal), pamong desa, lembaga/organisasi kemasyarakatan dan keagamaan di tingkat desa/kelurahan sebagai anggota. 3. Tugas dan Fungsi Tim Koordinasi GNP-PWB/PBA a. Tim Koordinasi Nasional (TKN) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) Menyusun rencana aksi nasional GNP-PWB/PBA sampai dengan Tahun 2009: a) Menghimpun dan mengorganisasikan data dan informasi yang diperoleh dari provinsi yang meliputi peta pencapaian data wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (Wajar Dikdas) dan pemberantasan buta aksara (PBA) per provinsi dan kabupaten/kota; b) Menetapkan target-target program serta tonggak-tonggak pencapaiannya per provinsi; c) Merumuskan strategi dan pentahapan untuk mencapai setiap tonggak pencapaian target; d) Melakukan perhitungan cepat (quick count) yang hasilnya dapat diketahui setiap akhir Juli; dan e) Menyusun kebutuhan anggaran setiap tahun serta alokasinya untuk pelaksanaan program dengan memperhitungkan patungan anggaran dari sumber APBN dan APBD. 2) Melaksanakan kegiatan GNP-PWB/PBA: a) Mencatat target sasaran dan anggaran yang dikelola setiap tahun pada masing-masing kementerian/ lembaga, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga lain yang melaksanakan program wajib belajar dikdas 9 tahun dan pendidikan keaksaraan; b) Menyiapkan dan mendistribusikan bahan-bahan sosialisasi, pedomanpedoman dan bahan ajar; c) Mengkoordinasikan dan melaksanakan sosialisasi GNP-PWB/PBA; d) Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan GNP-PWB/PBA dengan seluruh TKP di seluruh Indonesia; e) Menyiapkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Aksara Internasional setiap tahun; f) Melaksanakan GNP-PWB/PBA secara efektif dan efisien berdasarkan rencana yang telah ditetapkan; 3) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWB/PBA;

4) Meningkatkan kemampuan kelembagaan yang mendukung program wajib belajar Dikdas 9 tahun dan pendidikan keaksaraan, termasuk sumberdaya, institusi, aturan, sarana dan prasarana, serta anggaran; 5) Melaksanakan kerjasama dengan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi profesi, pengusaha, perguruan tinggi, dan lain-lain, serta menggalang potensi masyarakat untuk berperanserta dalam GNP-PWB/PBA; 6) Melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap hasil dan proses GNPPWB/PBA berdasarkan data dan informasi empiris yang dikumpulkan dari pelaksanaan program di lapangan; 7) Melaporkan pelaksanaan GNP-PWB/PBA kepada Presiden Rl melalui Menko Kesra, selaku Ketua TKN setiap akhir bulan Agustus. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, TKN dapat membentuk sekretariat TKN yang bertugas mengkoordinasikan seluruh departemen, kementerian dan LPND terkait, serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan GNP-PWB/PBA sehari-hari di seluruh provinsi. b. Tim Koordinasi Provinsi (TKP) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) Menyusun rencana aksi provinsi GNP-PWB/PBA sampai dengan Tahun 2009: a) Mendata kondisi setiap akhir bulan Juli yang meliputi peta pencapaian data wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (wajar dikdas) dan pemberantasan buta aksara (PBA) per kabupaten/kota dan kecamatan; b) Menetapkan target-target program serta tonggak-tonggak pencapaiannya pada tingkat kabupaten/kota dan kecamatan; c) Menyusun kebutuhan anggaran setiap tahun serta alokasinya untuk pelaksanaan program dari sumber APBD Provinsi setelah memperhitungkan patungan anggaran dari APBN dan APBD kabupaten/kota. 2) Melaksanakan kegiatan GNP-PWB/PBA: a) Mencatat target sasaran dan anggaran yang dikelola setiap tahun pada masing-masing kabupaten/kota dan kecamatan dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA; b) Menggandakan dan mendistribusikan bahan-bahan sosialisasi, pedoman-pedoman, dan bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan GNP-PWB/PBA; c) Mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau, serta melaksanakan sosialisasi GNP-PWB/PBA yang dilaksanakan di kabupaten/kota; d) Menyiapkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Aksara Internasional setiap tahun di tingkat provinsi; e) Menggalang kerjasama dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA baik dengan pemerintah kabupaten/kota maupun organisasi kemasyarakatan serta perguruan tinggi; f) Meningkatkan kemampuan kelembagaan yang mendukung program wajib belajar Dikdas 9 tahun dan pendidikan keaksaraan, termasuk sumberdaya, institusi, aturan, sarana dan prasarana, serta anggaran; dan g) Melaporkan pelaksanaan GNP-PWB/PBA kepada Mendiknas, selaku Ketua Marian TKN setiap akhir bulan Juli. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, TKP dapat membentuk sekretariat TKP yang bertugas mengkoordinasikan seluruh instansi terkait di provinsi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan GNP-PWB/PBA sehari-hari di seluruh kabupaten/kota di wilayahnya.

10

c. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) Menyusun rencana aksi kabupaten/kota GNP-PWB/PBA sampai dengan Tahun 2009: a) Mendata kondisi setiap akhir bulan Juli yang meliputi peta pencapaian data wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (Wajar Dikdas) dan pemberantasan buta aksara (PBA) per kecamatan dan desa/kelurahan; b Menetapkan target-target program serta tonggak-tonggak pencapaiannya pada tingkat kecamatan dan desa/kelurahan; c) Menyusun kebutuhan anggaran setiap tahun serta alokasinya untuk pelaksanaan program dari sumber APBD kabupaten/kota setelah memperhitungkan patungan anggaran dari APBN dan APBD provinsi. 2) Melaksanakan kegiatan GNP-PWB/PBA: a) Mencatat target sasaran dan anggaran yang dikelola setiap tahun pada masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA; b) Melakukan sosialisasi serta mendistribusikan pedoman-pedoman dan bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan GNPPWB/PBA; c) Mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau, serta melaksanakan sosialisasi GNP-PWB/PBA yang dilaksanakan di kecamatan dan desa/kelurahan; d) Menyiapkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Aksara Internasional setiap tahun di tingkat kabupaten/kota; e) Menggalang kerjasama dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA baik dengan aparat kecamatan dan desa/kelurahan maupun organisasi kemasyarakatan; f) Melaporkan pelaksanaan GNP-PWB/PBA kepada Mendiknas, selaku Ketua Marian TKN dan Gubernur selaku Ketua TKP setiap akhir Bulan Juni. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, TKK dapat membentuk sekretariat TKK yang bertugas mengkoordinasikan seluruh instansi terkait di kabupaten/kota dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan GNP-PWB/PBA sehari-hari di seluruh kecamatan di wilayahnya. d. Tim Koordinasi Kecamatan (TKC) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) menghimpun, mengolah, dan menyajikan data Wajar Dikdas dan buta aksara per desa/kelurahan; 2) merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan GNP-PWB/PBA yang dilakukan di setiap desa/kelurahan; 3) menunjuk dan/atau mengusulkan lembaga atau organisasi masyarakat serta tenaga kependidikan sebagai penyelenggara atau pengelola program; 4) mengkoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan GNP-PWB/PBA yang dilaksanakan baik oleh lembaga atau organisasi masyarakat di seluruh desa/kelurahan; 5) melaksanakan kerjasama dengan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi profesi,

11

pengusaha dalam mendukung GNP-PWB/PBA di seluruh desa/kelurahan; 6) memantau dan menghimpun laporan tentang proses dan hasil penyelenggaraan program secara periodik dari penyelenggara atau pengelola pada setiap desa/kelurahan; 7) melaporkan pelaksanaan GNP-PWB/PBA kepada Bupati/Walikota setiap akhir bulan Mei. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, TKC dapat membentuk sekretariat TKC yang bertugas mengkoordinasikan seluruh instansi terkait di kecamatan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan GNP-PWB/PBA sehari-hari di seluruh desa/kelurahan di wilayahnya. e. Tim Koordinasi Desa/Kelurahan (TKD) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) melakukan pendataan secara periodik pada setiap bulan: a) anak usia 7-12 tahun yang belum sekolah atau putus sekolah di SD/MI/pendidikan yang setara; b) anak usia 13-18 tahun yang telah lulus SD/MI/pendidikan yang setara tetapi belum mengikuti pendidikan tingkat SMP/MTs atau putus sekolah SMP/MTs/pendidikan yang setara; c) penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas; 2) melakukan sosialisasi pentingnya wajib belajar dikdas 9 tahun dan melek aksara bagi setiap anggota masyarakat; 3) mengkoordinasikan dan membantu lembaga atau organisasi masyarakat sebagai penyelenggara atau pengelola program; 4) mendaftar anak-anak usia 7-15 tahun yang belum sekolah dan mewajibkan orangtuanya untuk mengirimkan mereka ke sekolah atau lembaga PNF kesetaraan dalam rangka mendukung Wajar Dikdas 9 tahun; 5) mendaftar penduduk usia 15 tahun ke atas dari setiap keluarga yang masih buta aksara dan mewajibkan mereka mengikuti pendidikan keaksaraan; 6) melakukan pemantauan pelaksanaan program pendidikan keaksaraan ke setiap kelompok belajar secara periodik; 7) menghimpun laporan proses dan hasil penyelanggaraan program GNPPWB/PBA dari setiap RT/RW secara periodik setiap bulan; 8) melaporkan pelaksanaan GNP-PWB/PBA kepada Camat dan Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, TKD dapat membentuk sekretariat TKD yang bertugas mengkoordinasikan seluruh instansi terkait di desa/kelurahan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan GNPPWB/PBA sehari-hari baik oleh sekolah maupun kelompok belajar. Struktur Organisasi GNP-PWB/PBA, terlampir.

E.

Tahapan Pelaksanaan GNP-PWB/PBA Pelaksanaan GNP-PWB/PBA dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. penyusunan dan Penetapan Permendiknas tentang Pedoman Pelaksanaan GNP-PWB/PBA; 2. pembentukan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional (TKN); 3. penyusunan dan Penetapan Rencana Induk GNP-PWB/PBA;

12

4. 5. 6. 7. 8.

penyusunan Petunjuk Teknis GNP-PWB/PBA; penyusunan Rencana Aksi Nasional GNP-PWB/PBA; pelaksanaan Program GNP-PWB/PBA; monitoring dan Evaluasi serta Pendataan; penyusunan Laporan.

F.

Pembiayaan 1. Pembiayaan untuk pelaksanaan GNP-PWB/PBA bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); b. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) provinsi; c. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota; dan d. sumber lain yang tidak mengikat. 2. Sumber pendanaan tersebut diupayakan dengan proporsi sebagai berikut: a. APBN Pusat; antara 50% - 60% b. APBD Provinsi; antara 20% - 30% c. APBD Kabupaten/Kota; antara 20% - 30%. 3. Prosedur tentang pengajuan dana, pencairan dana, rincian penggunaan dana, dan pertanggungjawaban dana, mengacu pada peraturan yang berlaku.

G.

Mekanisme Pelaksanaan GNP-PWB/PBA 1. Sosialisasi GNP-PWB/PBA a. Kegiatan sosialisasi GN-PPWB/PBA bertujuan untuk: 1) menggugah kesadaran masyarakat agar memahami/ menghayati dan mau berpartispasi, berkontribusi dan berdedikasi dalam pelaksanaan GNPPWB/PBA; 2) mengkampanyekan dan mempublikasikan GNP-PWB/PBA kepada seluruh elemen masyarakat; 3) meningkatkan peranserta masyarakat dalam GNP-PWB/PBA dan Forum Pendidikan Keaksaraan serta Forum Tutor Keaksaraan; 4) menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan GNPPWB/PBA; 5) menggerakkan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA. b. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui: 1) media massa seperti media cetak (koran, majalah, leaflet, brosur dan lain-lain), elektronik (radio, televisi); 2) pertemuan-pertemuan koordinasi yang dilakukan oleh TKN, TKP, TKK, TKC dan TKD sesuai lingkup tugas masing-masing; 3) seminar talkshow, roadshow, workshop, dan cara-cara lain yang sesuai situasi dan kondisi setempat; 4) menyisipkan pesan GNP-PWB/PBA dalam berbagai forum-forum yang dilakukan oleh lembaga/instansi terkait. 2. Pendataan dan Pemetaan Pelaksanaan pendataan dan pemetaan dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut: a. TKD melakukan pendataan dan pemetaan sasaran secara akurat dan mutakhir yang memuat data dan informasi tentang: 1) anak usia Wajar Dikdas yang tidak bersekolah meliputi: nama, jenis kelamin, usia, alamat tempat tinggal, dan penyebab/alasan tidak bersekolah;

13

2) penduduk buta aksara meliputi: nama, jenis kelamin, usia, alamat tempat tinggal, dan pekerjaan; 3) jumlah anak usia Wajar Dikdas; 4) jumlah siswa menurut usia wajar dikdas maupun di luar usia Wajar Dikdas; 5) jumlah warga belajar yang mengikuti program Paket A dan Paket B menurut usia wajar dikdas maupun di luar usia Wajar Dikdas; 6) jumlah warga belajar yang sedang mengikuti program PBA; 7) angka mengulang, angka melanjutkan, dan angka putus sekolah (Wajar Dikdas); 8) tenaga guru, tutor, pamong belajar, tenaga lapangan Dikmas (TLD) dan lainnya; 9) sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia. b. Hasil pendataan dan pemetaan yang dilakukan oleh TKD, kemudian dikirimkan kepada TKC. c. TKC mengumpulkan, mengelompokkan, dan merekap data berdasarkan aspekapek tersebut pada butir a di atas, kemudian mengirimkannya kepada TKK. d. TKK mengagregasi data dari seluruh kecamatan di wilayahnya. Hasil agregasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan pemetaan program dan penyusunan rencana dan program kegiatan (proposal usulan kegiatan). e. TKK menyampaikan hasil pendataan dan pemetaan tersebut kepada TKP sebagai dasar untuk memperoleh dukungan anggaran pelaksanaan GNPPWB/PBA. f. TKP melakukan agregasi data dari semua kabupaten/kota di wilayahnya, dan mengusulkan anggaran sesuai hasil pendataan dan seterusnya diajukan ke Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui TKN. g. Depdiknas melalui TKN mengolah data dan informasi sebagai bahan kebijakan dalam penyusunan rencana dan anggaran secara nasional. 3. Penyusunanan Rencana dan Program Kegiatan Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan seperti tersebut di atas, penyusunan rencana dan program kegiatan serta pengajuan anggaran di setiap level (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi), harus memperhatikan halhal sebagai berikut: a. memprioritaskan percepatan penuntasan wajar dikdas dan PBA di daerah yang memiliki angka absolut tinggi; b. memilih pola/satuan pendidikan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan daerah; c. menggalang semua potensi yang ada di masyarakat; d. menyesuaikan dengan karakteristik dan kondisi daerah; e. memanfaatkan nilai positif sifat paternalistik/tokoh masyarakat yang dapat menjadi panutan; f. menjalin hubungan kemitraan dengan pihak-pihak terkait; g. penyediaan sumberdaya pendidikan yang mendukung GNP-PWB/PBA; h. pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan, teratur, dan terencana. 4. Proses Pelaksanaan Kegiatan a. Pengajuan Proposal Berdasarkan rencana dan program yang telah disusun di setiap level, lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan sebagai penyelenggara program, dapat mengajukan proposal dengan mekanisme sebagai berikut: 1) semua kegiatan yang pembiayaannya dibebankan pada DIPA Pusat, proposal diajukan ke TKN melalui TKC, TKK dan TKP;

14

2) semua kegiatan yang pembiayaannya dibebankan melalui dana dekonsentrasi, proposal diajukan ke TKP melalui TKC dan TKK; 3) semua kegiatan yang pembiayaannya dibebankan melalui APBD propinsi, proposal diajukan ke TKP melalui TKC dan TKK; 4) semua kegiatan yang pembiayaannya dibebankan melalui APBD Kabupaten/ Kota, proposal diajukan ke TKK melalui TKC; b. Penilaian, Pengesahan, dan Penetapan Proposal 1) semua proposal yang pembiayaannya dibebankan pada DIPA Pusat, penilaian dan pengesahan dilakukan oleh TKP sedang penetapan dilakukan oleh TKN. 2) semua proposal yang pembiayaannya dibebankan kepada dana dekosentrasi, penilaian dan pengesahan dilakukan oleh TKK sedang penetapan dilakukan oleh TKP. 3) semua proposal yang pembiayaannya di bebankan kepada dana APBD Provinsi, penilaian dan pengesahan dilakukan oleh TKK sedang penetapan dilakukan oleh TKP. 4) semua proposal yang pembiayaannya dibebankan kepada dana APBD Kabupaten/Kota, penilaian dan pengesahan dilakukan oleh TKC sedang penetapan dilakukan oleh TKK . 5) TKK, TKP, dan TKN dapat melakukan verifikasi ke lapangan jika proposal yang diajukan oleh lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan sebagai penyelenggara program dianggap meragukan. 6) TKK dan TKP merekap daftar calon lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan sebagai penyelenggara program, sasaran program, dan anggaran yang diajukannya, dan seterusnya mengajukannya ke TKN. c. Penyaluran, Pemanfaatan dan Pertanggungjawaban Dana 1) Penyaluran dana yang bersumber pada DIPA Pusat dapat dilakukan melalui block grant atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku, melalui rekening TKP atau TKK atau TKC atau TKD atau Lembaga Pendidikan atau Organisasi Kemasyarakatan Penyelenggara Program. 2) Penyaluran dana yang bersumber pada dana dekonsentrasi dapat dilakukan melalui block grant atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku, melalui rekening TKK atau TKC atau TKD atau Lembaga Pendidikan atau Organisasi Kemasyarakatan Penyelenggara Program. 3) Penyaluran dana yang bersumber pada dana APBD Provinsi dilakukan sesuai Peraturan Daerah (Perda) Provinsi. 4) Penyaluran dana yang bersumber pada dana APBD Kabupaten/Kota dilakukan sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota. 5) TKN, TKP, TKK, TKC dan TKD harus menggunakan dan mempertanggungjawabkan dana sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku. 6) Lembaga Pendidikan atau Organisasi Kemasyarakatan Penyelenggara Program harus menggunakan dan mempertanggungjawabkan dana sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam akad kerjasama dan peraturan yang berlaku. d. Pelaksanaan Kegiatan 1) Lembaga Pendidikan (SD/MI/pendidikan yang sederajat dan SMP/MTs/ pendidikan yang sederajat) Penyelenggara Program, berkewajiban untuk: a) menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai kebutuhan;

15

b) menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, termasuk acuan-acuan penyelenggaraan program pendidikan; c) mengembangkan dan mengadakan pelatihan bagi guru/tutor; d) membimbing siswa sesuai bakat dan minat anak; e) melaksanakan program pembelajaran sesuai rencana kurikulum yang berlaku; f) memanfaatkan sarana dan fasilitas yang dimiliki sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran; dan g) melakukan proses belajar mengajar sesuai jadwal, materi, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran yang ditentukan. 2) Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan, Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Luar Sekolah sebagai Penyelenggara Program PBA, berkewajiban untuk: a) menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, termasuk acuan-acuan penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan; b) mengembangkan dan mengadakan pelatihan-pelatihan; c) mengidentifikasi, menyeleksi, dan menunjuk tutor; d) menyeleksi dan menentukan lokasi pembelajaran; e) mengelompokkan calon warga belajar dalam kelompok belajar; f) meningkatkan peran dan fungsi tutor; g) melaksanakan fungsi pendampingan dan konsultasi; h) pemanfaatan teknologi tepat guna dalam program life skills; dan i) melakukan pembelajaran sesuai jadwal, materi, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran yang ditentukan sesuai petunjuk teknis penyelenggaraan program.

H.

Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan 1. Tujuan Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pemantauan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan GNP-PWB/PBA, sehingga diperoleh masukan atau peringatan dini dalam upaya perbaikan pelaksanaan program ke depan. Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan program GNP-PWB/PBA berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer maupun sekunder pada akhir suatu program, yang meliputi (a) kesesuaian antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan dan (b) rekomendasi untuk menindaklanjuti hasil evaluasi. Sedangkan pelaporan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui pemantauan. Melalui pemantauan, evaluasi, dan pelaporan diharapkan dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan (keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan, dan tantangan, dalam pelaksanaan GNP-PWB/PBA. 2. Indikator Kinerja Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja satuan organisasi/lembaga yang mencakup aspek teknis, administrasi dan pengelolaan kegiatan GNPPWB/PBA. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pada hakekatnya untuk mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja atau target yang ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator kinerja yang digunakan memiliki kriteria yang berlaku spesifik, jelas, relevan, dapat dicapai, dapat dikuantifikasikan, dan dapat diukur secara obyektif serta fleksibel terhadap perubahan/penyesuaian. Secara umum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemantauan dan evaluasi atau pengukuran kinerja satuan organisasi/ lembaga, yaitu:

16

a.

Indikator masukan, yang mencakup antara lain; kurikulum, siswa/warga belajar/peserta didik, dana, sarana dan prasarana belajar, data dan informasi, pendidik/tutor dan tenaga kependidikan, kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan peserta didik (fisik dan mental) dalam belajar, kebijakan dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. b. Indikator proses, yang meliputi antara lain; lama waktu belajar, kesempatan mengikuti pembelajaran, lama mengikuti pembelajaran, jumlah yang putus (droup out), efektivitas pembelajaran, mutu proses pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan. c. Indikator keluaran, yang terdiri antara lain; jumlah peserta didik yang lulus atau selesai mengikuti program, kemampuan rata-rata peserta didik, mutu lulusan, dan jumlah peserta didik yang menyelesaikan pembelajaran berdasarkan jenis kelamin. d. Indikator dampak, yang antara lain berupa; kemampuan/jumlah peserta didik yang bisa bekerja di perusahaan atau usaha mandiri, peningkatan mata pencaharian atau penghasilan, pengaruh para lulusan terhadap mutu angkatan kerja/lingkungan sosial, peran serta peserta didik dalam pembangunan lingkungan dan terhadap kehidupan masyarakat secara luas. 3. Tahapan Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Proses pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan; meliputi 1) penyusunan kerangka acuan yang berisi tentang alasan, pelaksana, waktu, tempat, dan cara pemantauan serta evaluasi terhadap pelaksanaan GNP-PWBPBA, dan 2) penyusunan instrumen dan petunjuk pelaksanaannya. b. Pengorganisasian; meliputi: 1) pembentukan tim untuk setiap tingkatan (nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan); 2) pembagian tugas, fungsi dan tanggungjawab; dan 3) pembentukan struktur organisasi dan menentukan mekanisme kerja. c. Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil. d. Pengolahan data; meliputi: 1) verifikasi data untuk memastikan validitas data; 2) tabulasi dan pemberian kode; 3) analisis data; dan 4) kesimpulan dan saran. e. Pelaporan dan tindak lanjut; meliputi: 1) penyusunan laporan yang terdiri dari laporan eksekutif dan laporan lengkap; 2) penyusunan kegiatan tindaklanjut berdasarkan kesimpulan dan saran. 4. Mekanisme Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GNP-PWB/PBA dilakukan oleh lembaga yang lebih tinggi terhadap lembaga yang lebih rendah (TKN - TKP - TKK - TKC TKD) sampai pada Lembaga Pendidikan atau Organisasi Kemasyarakatan Penyelenggara Program, serta kelompok belajar PBA, dengan ketentuan sebagai berikut: a. pemantauan dan evaluasi dari tingkat pusat dilakukan oleh TKN dan dikoordinasikan oleh Menko Kesra; b. pemantauan dan evaluasi dari tingkat provinsi dilakukan oleh TKP dan dikoordinasikan oleh Gubernur; c. pemantauan dan evaluasi dari tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh TKK dan dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota;

17

d. pemantauan dan evaluasi dari tingkat kecamatan dilakukan oleh TKC dan dikoordinasikan oleh Camat; e. pemantauan dan evaluasi dari tingkat desa/kelurahan dilakukan oleh TKD dan dikoordinasikan oleh Kepala Desa/Lurah; f. pengawasan penggunaan dana penyelenggaraan program GNP-PWBPBA dapat dilakukan oleh lembaga pengawasan dan masyarakat; g. pemantauan proses pembelajaran di lembaga pendidikan dan kelompok belajar dilakukan secara intensif oleh TKC, TKD dan penyelenggara/pengelola program; h. evaluasi pembelajaran pada hakekatnya dilakukan oleh guru/tutor atau tenaga pendidik yang mengelola kelompok belajar yang bersangkutan, sesuai ketentuan yang berlaku; i. setiap hasil pemantauan dan evaluasi harus dilaporkan secara periodik dan berjenjang. j. prosedur penyusunan laporan sesuai ketentuan yang berlaku; k. pelaporan dilakukan secara berkala dan disampaikan secara berjenjang mulai dari lembaga yang lebih rendah sampai pada lembaga yang lebih tinggi. I. lembaga pendidikan/penyelenggara program bersama-sama dengan guru/tutor membuat laporan pelaksanaan program secara berkala, antara lain memuat data kemajuan hasil belajar setiap siswa/warga belajar, dan menyampaikannya kepada TKD dan TKC; m. TKC menghimpun dan menganalisis laporan, dan hasilnya disampaikan kepada TKK; n. apabila berdasarkan hasil analisis laporan terdapat masalah/kendala yang ditemukan di lapangan, TKK harus segera turun ke lapangan untuk mencari solusi terhadap masalah/kendala yang ditemukan sekaligus memberikan pengarahan dan bimbingan; o. TKK wajib memantau pelaksanaan program secara berkala atau intensif, dan hasilnya disampaikan kepada TKP, dan selanjutnya diolah dan dianalisis sebagai bahan laporan ke TKN; p. data hasil pemantauan yang disampaikan oleh TKP kepada TKN, akan digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan dan rencana pada tahun berikutnya. MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

18

Stuktur Organisasi GNP-PWB/PBA

PRESIDEN

MENKO KESRA

MENDAGRI

MENDIKNAS

MENTERI LAIN

BPS

TIM KOORDINASI NASIOMAL (TKN)


GUBERNUR
TIM KOORDINASI PROVINSI (TKP) BUPATI/WALIKOTA TIM KOORDINASI KAB/KOTA (TKK)

CAMAT
TIM KOORDINASI KECAMATAN (TKC)

KEPALA DESA/LURAH TIM KOORDINASI DESA/KEL. (TKD)

ORGANISASI SOSIAL (ORSOSMAS BINAAN)

Keterangan :
garis komando

garis koordinasi

19

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 35 TAHUN 2006 TANGGAL 18 SEPTEMBER 2006

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
NO Provinsi/Kab/Kota APK SMP/MTs/ SD/MI/ Sederajat Sederajat
128,60 128,07 129,11 131,76 132,73 126,35 127,72 128,78 146,40 129,53 129,05 133,75 122,20 142,89 112,77 131,65 113,25 121,90 133,69 133,62 141,19 141,08 109,81 110,41 105,51 111,69 107,09 107,69 111,00 106,91 107,89 111,24 114,53 105,99 109,82 115,42 108,40 112,44 115,35 111,79 115,62 111,10 105,25 101,29 105,67 112,69 109,89 108,76 91,17 97,89 89,14 88,94 75,42 85,60 68,92 99,28 100,18 84,96 99,73 98,96 87,86 109,54 93,36 83,82 67,70 76,85 68,48 88,87 107,62 113,28 98,37 42,01 85,45 94,82 93,49 84,03 93.43 76,28 102,77 104,10 110,73 85,58 94,20 141,90 89,06 150,13 133,81 143,98 134,59 96,76 85,70 99,67 86,89 103,03 103,62 141,13

APM SD/MI/ Sederajat


93,39 92,06 95.75 97,42 95,67 89,92 92,44 90,92 99,88 95,39 96,37 98,68 91,25 98,33 82,33 97,01 83,04 89,34 95,14 99,97 99,76 99,39 94,03 93,72 89,82 96,93 91,21 92,78 97,28 92,28 93,45 88.82 99,66 93,14 92,81 96,56 97,58 94.76 97,50 99,55 98,37 99,88 91.51 88,08 91,94 97,77 95,54 97,03

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L


2.03 4.59 2.44 422 2.85 1.41 1.41 1.64 0.59 1.97 1.71 2.47 1.06 0.57 ** ** ** ** ** ** ** ** 1.68 5.84 3.00 3.02 2.19 2.82 0.36 1.56 1.92 1.04 1.33 0.95 1.6 0.59 1.61 0.87 0.74 0.58 0.76 0.52 ** ** ** ** ** **

P
5.34 6.90 7.75 6.14 7.09 8.41 6.30 5.17 6.29 4.89 5.06 3.56 3.63 1.52 ** ** ** ** ** ** ** ** 4.68 14.92 8.21 8.10 7.45 5.51 6.19 4.45 3.85 4.78 3.64 3.88 3.07 3.59 2.26 2.47 1.93 1.47 1.10 0.98 ** ** ** ** ** **

L+P
3.72 5.77 5.20 5.18 4.99 4.91 3.86 3.49 346 3.44 3.33 3.05 2.33 1.07 ** ** ** ** ** ** ** ** 3.20 10.51 563 5.61 4.85 4.14 3.35 3.03 2.93 2.93 2.49 2.42 2.36 2.10 1.94 1.69 1.34 1 01 0.93 0.76 ** ** ** ** ** **

I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 7 18 19 20 21 22 23 24 25

NANGROEACEH DARUSSALAM KAB. ACEH BESAR KAB. ACEH BARAT KAB. SIMEULEU KAB. ACEH SELATAN KAB. ACEH TENGGARA KAB. ACEH SINGKIL KAB. PIDIE KOTA SABANG KAB. ACEH TIMUR KAB. ACEH TENGAH KAB. BIREUEN KAB. ACEH UTARA KOTA BANDA ACEH KAB. ACEH TAMIANG KAB. NAGAN RAYA KAB. ACEH JAVA KAB. ACEH BARAT DAYA KAB. GAYO LUES KAB. BENER MERIAH KOTA LHOKSEUMAWE KOTA LANGSA SUMATERA UTARA KAB. NIAS KAB. ASAHAN KAB. TAPANULI TENGAH KAB. SIMALUNGUN KAB. LANGKAT KAB. DAIRI KAB. TAPANULI UTARA KAB. TOBA SAMOSIR KAB. DELI SERDANG KOTA TANJUNG BALAI KAB. LABUHAN BATU KAB. KARO KOTA TEBING TINGGI KAB. MANDATING NATAL KOTA P. SIANTAR KOTA BINJAI KOTA SIBOLG KOTA MEDAN KAB. TAPANULI SELATAN KAB. NIAS SELATAN KAB. PAK - PAK BARAT KAB. HUMBANG HASUNDUTAN KAB. SAMOSIR KAB. SERDANG BEDAGAI KOTA PADANG SIDEMPUAN

20

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO APM SMP/MTs/ Sederajat 88,24 80,06 57,44 91,66 90,18 88,20 75,33 71,84 * 68,52 117,21 113,84 116,18 147,85 120,68 112,24 83,68 92,33 90,43 94,28 81,34 95,83 99,75 89,41 81.31 91,74 97,09 90,00 94,47 99,73 103,16 71,16 58,58 69,86 70,83 79,06 53,77 82,84 * 96,59 97,77 92,19 96,22 94,06 99.00 96,22 96.79 95,35 87,67 91,08 76,34 88,26 87,57 97,71 92,94 86,62 93,42 9250 99,58 91,56 89,29 90,25 82,00 94,13 69,74 99,83 82,49 92,67

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%)


L 2.59 5.89 4.59 368 4.31 2.37 2.12 234 2.94 1.52 0.97 1.16 1.12 1.29 0.47 0.48 ** ** ** 2.15 4.30 3.98 4.06 1.56 1.57 2.48 3.26 1.33 1.43 0.49 0.10 3.56 5.68 5.47 4.09 1.25 ** **
P

Provinsi/Kab/Kota

SD/MI/ Sederajat
128,88 125,46 128,27 125,37 125,80 126,51 127,09 131,41 * 130,16 132,24 127,25 132,89 145,80 133,80 134,65 129,29 127,11 116,88 100,84 84,10 97,34 100,13 108,69 102,04 96,13 105,42 102,12 109,32 99,39 98,50 111,86 103.69 102,93 101,16 128,24 104,64 111,46

SD/MI/ Sederajat
94,85 93,08 95,94 88,36 94,83 93,80 95,07 98,53

L+P 4.40 7.94 7.87 7.77 6.55 4.54 4.13 3.89 3.47 3.0 2.59 2.07 1.92 1.77 1.09 0.71 ** ** ** 3.61 6.32 6.25 6.15 4.62 4.49 4.45 3.73 2.76 2.34 0.95 0.52 4.95 8.31 7.55 5.26 1.76 ** **

III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 V 1 2 3 4 5 6 KAB. SIAK

SUMATERA BARAT KAB. PADANG PARIAMAN KAB. SAWAH LUNTO KAB. PESISIR SELATAN KAB. TANAH DATAR KAB. AGAM KAB. UMAPULUH KOTO KAB. PASAMAN KAB. KEP. MENTAWAI KAB. SOLOK KOTA SOLOK KOTA SAWAH LUNTO KOTA PAYAKUMBUH KOTA PADANG PANJANG KOTA BUKIT TINGGI KOTA PADANG KAB. SOLOK SELATAN KAB. DHAMAS RAYA KAB. PASAMAN BARAT RIAU

6.04 9.68 11.16 11.60 8.45 6.49 5.93 5.43 4.12 4.53 4.06 2.91 2.65 2.23 1.65 0.90 ** ** ** 5.12 8.60 8.75 8.37 7.93 7.41 6.55 4.22 4.14 3.29 1.43 0.92 6.32 11.01 9.78 6.62 2.23 ** **

KAB. BENGKALIS KAB. INDRAGIRI HULL) KAB. PELALAWAN KAB. ROKAN HULU KAB. KUANTAN SENGGIGI KAB. ROKAN HILIR KAB. KAMPAR KAB. INDRAGIRI HILIR KOTA DUMAI KOTA PEKAN BARU KEPULAUAN RIAU KAB. KEP. RIAU KAB. KARIMUN KAB. NATUNA KOTA BATAM KAB. LINGGA KOTA TANJUNG PINANG

21

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO Provinsi/Kab/Kota JAMBI
KAB. TJ. JABUNG TIMUR KAB. SAROLANGUN KAB. BUNCO KAB. KERINCI KAB. MUARO JAMBI KAB. TEBO KAB. BATANGHARI KAB. MERANGIN KOTA JAMBI KAB. TJ. JABUNG BARAT SUMATERA SELATAN KAB. MUSI RAWAS KAB. OGAN K. ILIR KAB. MUSI BANYUASIN KAB. OGAN K. ULU KAB. LAHAT KAB. M. ENIM (LIOT) KOTA PALEMBANG KAB BANYUASIN KAB. OGAN K.ULU TIMUR KAB. OGAN K.ULU SELATAN KAB. OGAN ILIR KOTA PRABUMULIH KOTA LUBUK LINGGAU KOTA PAGAR ALAM BENGKULU KAB. BENGKULU UTARA KAB. BENGKULU SELATAN KAB. REJANG LEBONG KOTA BENGKULU KAB.MUKO - MUKO KAB. KEPAHIANG KAB. LEBONG KAB. KAUR KAB. SELUMA LAMPUNG KAB. LAMPUNG TIMUR KAB. TULANG BAWANG KAB. LAMPUNG SELATAN KAB. LAMPUNG BARAT KAB. TANGGAMUS KAB. LAMPUNG TENGAH KAB. WAY KANAN KAB. LAMPUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA METRO

SD/MI/ Sederajat 121,55


117,15 119,51 115,94 129,57 114,42 115,62 120,43 120,03 132,50 128,44 119,25 116,59 116,05 116,16 116,80 118,84 117,78 128,57 119,88 118,87 116,28 114,08 123,06 113,14 122,60 121,80 116,26 118,45 126,29 129,87 114,47 122,75 120,32 121,12 120,42 115,42 115,92 116,64 112,24 114,63 115,17 112,54 116,29 117,96 121,98 114,44

SMP/MTs/ Sederajat 90,79 74,76 91,44 90,57 97,77 84,57 81,95 91,75 89,31 106,33 76,27 75,18 56,29 82,40 63,92 65,25 83,28 70,50 97,83 48,60 81,29 73,07 69,46 100,09 95,11 93,41 83,84 94,24 108,36 78,08 110,61 58,22 61,19 78,92 56,9 76,17 85,47 88,33 75,68 70,58 73,37 82,81 95,50 78,58 88,50 107,56 107,19

APM SD/MI/ Sederajat 94,64


92,76 91,84 90,63 98,55 87,72 98,66 91,82 95,58 98,53 98,76 94,75 89,35 96,07 94,02 92,98 88,73 95,56 99,43 95,45 97,26 94,52 93,52 96,20 93,26 94,31 92,75 88,51 90,72 96,43 98,81 87,66 92,30 90,61 91,17 92,19 95,54 96,23 96,12 93,13 98,40 94,75 92,89 97,29 97,32 98,91 95,31

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L 3.03


4.99 3.06 4.07 286 2.71 2.80 1.66 0.64 1.13 0.73 2.16 5.19 4.30 3.55 2.30 2.05 1.34 1.34 ** ** ** ** ** ** ** 3.82 6.44 4.11 262 0.97 ** ** ** ** ** 5.38 8.50 8.14 5.77 6.89 4.99 5.48 2.46 2.14 2.71 1.64
P

L+P 6.34
8.43 6.66 6.29 5.94 5.60 5.14 3.59 3.45 3.08 2.17 3.91 8.87 6.97 624 4.40 425 2.77 2.00 ** ** ** ** ** ** ** 6.41 10.04 6.73 5.53 1.38 ** ** ** ** ** 8.35 12.53 11.24 9.71 8.95 8.53 8.25 4.53 4.14 4.46 2.78

VI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 VII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 VIII 1 2 3 4 2 3 4 5 3 IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9.71
12.02 10.33 8.44 8.89 8.66 7.64 552 6.39 4.89 3.84 5.66 12.36 9.57 9.05 6.53 6.51 4.18 264 ** ** ** ** ** ** ** 9.07 13.71 9.67 8.43 1.78 ** ** ** ** ** 11.55 16.75 14.81 13.99 11.23 12.36 11.25 6.76 6.24 6.28 3.96

22

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO APM
SMP/MTs/ Sederajat

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%)


L 5.46 6.77 4.43 1.72 ** ** ** ** 0.90 1.17 0.98 0.57 0.73 0.90 ** 3.66 14.73 8.57 7.92 8.00 6.20 5.54 4.49 3.65 2.51 2.57 253 2.40 1.59 1.47 1.11 1.40 1.36 1.52 1.11 1.41 2.53 0.21 ** ** **
P

Provinsi/Kab/Kota

SD/MI/ Sederajat
127,67 125,95 124,66 132,70 124,07 137,05 126,57 122,51 102,89 101,73 102,74 103,61 105,00 101,68 98,91 117,29 113,18 112,41 115,97 111,99 112,53 117,47 116,59 116,93 120,45 120,85 113,44 117,10 118,60 120,18 123,57 122,88 122,66 113,91 118,34 115,05 120,05 124,87 122,29 120,05 118,85

SD/MI/ Sederajat
92,89 94,96 90,83 97,55 94,09 86,02 91.15 94,63 96,12 95,01 96,05 96,45 97,83 95,33 92,88 94,41 91,70 90,90 93,56 90,48 90,83 94,74 94,16 94,18 97,24 97,59 91,57 95,07 95,73 96,54 97,88 99,16 98.80 91,99 94,32 92,89 96,37 97,98 96,99 96,98 95,30

L+P
8.52 10.00 7.76 351 ** ** ** ** 1.59 1.91 1.58 1.57 1.56 1.39 ** 6.17 23.59 13.74 13.58 12.28 10.83 10.47 8.24 6.44 4.80 4.54 4.23 3.82 3.45 3.13 2.78 2.51 2.30 2.19 2.04 2.01 4.23 0.46 ** ** **

X 1 2 3 4 5 6 7 XI 1 2 3 4 5 6 XII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

BANGKA BELITUNG KAB. BANGKA KAB. BELITUNG KOTA PANGKAL PINANG KAB. BANGKA TENGAH KAB. BANGKA SELATAN KAB. BELITUNG TIMUR KAB. BANGKA BARAT DKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAKARTA TIMUR KOTA JAKARTA PUSAT KOTA JAKARTA SELATAN KOTA JAKARTA BARAT KAB. KEPULAUAN SERIBU JAWA BARAT KAB. INDRAMAYU KAB. SUBANG KAB. KARAWANG KAB. CIREBON KAB. KUNINGAN KAB. BEKASI KAB. MAJALENGKA KAB. BOGOR KAB. PURWAKARTA KAB. CIAMIS KAB. SUKABUMI KAB. SUMEDANG KAB. CIANJUR KOTA CIREBON KOTA DEPOK KAB. GARUT KOTA BOGOR KAB. TASIKMALAYA KOTA BEKASI KAB. BANDUNG KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR

87,49 88,69 87,60 138,11 70,67 53,06 86,10 85,25 98.12 88,21 111,20 92,59 120,50 72,87 76,30 81,12 72,05 80,76 75,22 71,80 86,07 74,31 79,80 73,60 100,10 91,88 60,10 94,69 59,32 199,77 98,33 73,33 103,57 84,59 102,00 75,48 116,55 124,49 95,31 88,90 102,85

11.54 13.17 11.05 5.37 ** ** ** ** 2.27 2.61 2.17 2.58 2.41 1.89 ** 8.73 32.60 18.83 19.55 16.86 15.17 15.55 11.98 9.34 7.10 6.39 6.08 5.25 534 4.69 4.45 3.62 3.25 2.84 2.95 263 608 0.71 ** ** **

23

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO APM SD/MI/ Sederajat 95,75 92,56 97,47 93,16 92,56 96,23 93,60 97,79 97,89 95,72 98,34 94.06 94,05 99,50 93,95 93,75 94,70 96,57 95,45 97,23 94,91 93,32 97,26 93,90 94,53 96,08 98,96 93,17 98,91 94,83 98,71 98,40 99,29 98,78 97,43 99,98 97,31 95,61 98,04 96,32 97,79 99,75

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L


8.71 18.33 12.73 14.44 11.63 10.98 11.27 12.18 11.29 2.70 7.77 9.39 11.59 10.02 10.65 8.88 8.54 8.84 7.73 6.70 7.24 7.94 8.12 7.67 6.00 5.64 2.90 6.80 5.53 5.41 4.02 2.70 2.03 225 2.90 1.59 8.66 17.92 9.67 7.30 5.20 1.02
P

Provinsi/Kab/Kota
JAWA TENGAH KAB. SRAGEN KAB. WONOGIRI KAB. BLORA KAB. KARANG ANYAR KAB BREBES KAB. BOYOLALI KAB. SUKOHARJO KAB. PATI KAB. TEGAL KAB. KLATEN KAB. KENDAL KAB. BANJARNEGARA KAB. PEMALANG KAB. PEKALONGAN KAB. REMBANG KAB. BATANG KAB. PURWOREJO KAB. GROBOGAN KAB. DEMAK KAB. KEBUMEN KAB. CILACAP KAB. WONOSOBO KAB. MAGELANG KAB. JEPARA KAB. KUDUS KAB. SEMARANG KAB. PURBALINGGA KAB. TEMANGGUNG KAB. BANYUMAS KOTA PEKALONGAN KOTA TEGAL KOTA MAGELANG KOTA SALATIGA KOTA SEMARANG KOTA SURAKARTA D.I. YOGYAKARTA KAB. GUNUNG KIDUL KAB. BANTUL KAB. KULON PROGO KAB. SLEMAN KOTA YOGYAKARTA

SD/MI/ Sederajat
120,18 116,30 122,42 117,03 116,24 120,29 117,68 122,65 122,9 120,28 123,46 117,91 118,15 125,60 117,79 117,75 118,69 121,14 119,94 122,15 119,17 117,09 122,15 117,62 118,76 120,62 123,46 117,08 124,06 119,06 125,73 122,41 125,35 122,43 121,17 127,26 119,13 115,84 119,41 119,98 117,77 129,26

SMP/MTs/ Sederajat

L+P 14.21 26.71 21.89 20.43 18.62 18.51 18.31 18.08 17.67 6.53 17.05 16.01 15.86 15.48 15.47 14.92 14.81 14.25 13.63 13.33 13.19 13.17 12.71 12.30 11.11 1022 4.72 9.54 8.41 7.96 6.89 6.53 5.57 5.08 4.72 379 14.25 26.64 15.39 14.80 9.13 2.78

XIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 XIV 1 2 3 4 5

93,46 93,57 96,46 93,14 97,22 91,93 96,06 94,95 99,92 85,00 98,95 91,74 79,96 85,07 89,63 97,35 88,67 95,14 88,46 95,57 96,74 90,95 77,13 79,03 94,65 101,71 94,34 82,44 95,69 92,73 92,97 104,84 142,10 125,90 108,03 137,13 108,33 101,36 103,12 120,66 97,12 147,72

19.53 34.65 30.01 25.95 25.31 26.11 24.83 23.60 23.78 10.23 25.86 22.87 20.29 20.55 20.26 20.84 21.05 19.68 19.47 19.75 18.78 18.40 17.43 16.90 16.07 14.61 6.50 12.20 11.30 10.35 9.57 10.23 8.74 7.68 6.50 5.79 19.63 34.58 21.07 21.72 13.09 4.44

24

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO Provinsi/Kab/Kota SD/MI/ Sederajat SMP/MTs/ Sederajat 92,13 47,65 79,33 95,95 97,81 107,17 66,83 91,42 44,70 95,72 91,13 98,46 97,39 100,79 99,94 99,92 100,29 94,21 91,50 92,99 93,82 95,70 102,44 95,56 97,89 99,21 97,88 98,54 99,28 94,23 113,62 139,02 119,56 130,04 99,11 126,05 117,64 105,66 102,49 APM SD/MI/ Sederajat Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L 10.63 37.31 24.10 21.69 21.84 20.41 17.76 16.41 16.55 17.08 16.53 16.23 15.41 13.66 11.14 11.57 12.11 20.41 9.44 8.96 7.67 7.77 5.38 6.58 6.88 6.58 6.66 5.35 4.47 4.07 3.53 2.61 2.29 1.79 2.44 2.26 1.77 1.26 ** P 22.36 54.76 40.93 40.44 39.77 36.41 36.14 32.64 31.88 30.36 29.50 29.48 28.70 29.10 24.35 22.27 21.61 36.41 21.86 21.38 18.89 18.34 19.05 17.93 17.14 16.26 14.98 15.04 13.84 13.51 11.27 8.61 8.86 9.03 8.50 7.48 7.18 4.44 ** L+P 16.63 46.67 33.15 31.48 31.14 28.80 27.84 24.56 24.53 23.79 23.27 23.08 22.17 21.67 18.10 17.06 17.06 28.80 15.77 15.18 13.20 13.04 12.43 12.33 11.95 11.50 11.06 10.31 9.21 8.97 7.38 5.75 5.71 5.64 5.48 4.99 4.49 2.88 **

XV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

JAWA TIMUR
KAB. SAMPANG KAB. SUMENEP KAB. BONDOWOSO KAB. SITUBONDO KAB. PROBOLINGGO KAB. BANGKALAN KAB. JEMBER KAB. PAMEKASAN KAB. PONOROGO KAB. LUMAJANG KAB. TUBAN KAB. BOJONEGORO KAB. NGAWI KAB. PACITAN KAB. MADIUN KAB. LAMONGAN KAB. PROBOLINGGO KAB. BANYUWANGI KAB. PASURUAN KAB. MALANG KAB. NGANJUK KAB. MAGETAN KAB. KEDIRI KAB. BLITAR KAB. TRENGGALEK KAB. TULUNGAGUNG KAB. JOMBANG KAB. MOJOKERTO KAB. GRESIK KOTA. PASURUAN KOTA BLITAR KOTA MOJOKERTO KOTA MADIUN KAB. SIDOARJO KOTA KEDIRI KOTA MALANG KOTA SURABAYA KOTA BATU

108,93
106,55 107,75 106,56 109,47 110,10 105,92 107,32 106,26 110,76 109,36 110,39 108,34 106,42 110,48 107,09 106,44 110,90 108,60 113,44 104,97 112,71 108,59 111,55 103,65 103,59 105,62 107,46 110,95 107,54 108,16 109,20 112,63 106,55 110,78 111,59 106,96 119,35 116,82

95,78
94,45 93,91 93,13 94,66 98,82 99,34 94,20 94,03 97,97 99,40 97,66 94,04 92,40 96,77 95,32 94,04 99,54 95,09 99,09 91,65 99,87 94,82 99,77 92,34 91,77 94,27 94,80 98,22 93,39 95,02 96,52 98,38 96,16 95,68 99,19 94,11 99,98 99,69

25

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO Provinsi/Kab/Kota SD/MI/ Sederajat 111,22 110,38 113,93 104,37 108,08 117,67 117,11 BALI KAB. KARANGASEM KAB. KLUNGKUNG KAB. GIANYAR KAB. BANGLI KAB. JEMBRANA KAB. BADUNG KAB. BULELENG KAB. TABANAN KOTA DENPASAR N.T.B. KAB. LOMBOK TENGAH KAB. LOMBOK TIMUR KAB. LOMBOK BARAT KAB. BIMA KAB. DOMPU KOTA MATARAM KAB. SUMBAWA KAB. SUMBAWA BARAT KOTA BIMA N.T.T. KAB. SUMBA BARAT KAB. BELLI KAB. T.T. SELATAN KAB. SUMBA TIMUR KAB. T.T. UTARA KAB. KUPANG KAB. FLORES TIMUR KAB. SIKKA KAB. LEMBATA KAB. MANGGARAI KAB. NGADA KAB. ENDE KAB. ALOR KOTA KUPANG
KAB. ROTE - NDAO KAB. MANGGARAI BARAT SMP/MTs/ Sederajat

APM SD/MI/

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L


3.59 4.51 5.24 295 1.58 2.90 0.31 9.70 24.23 15.91 12.71 11.79 7.58 932 5.31 5.72 243 17.56 28.10 22.08 19.58 10.73 10.57 9.22 5.98 * * 12.46 28.22 20.09 18.72 15.00 14.49 15.37 9.47 10.37 6.42 7.71 6.42 3.15 3.24 1.44 ** **
P

Sederajat
92,59 90,07 96,27 85,01 90,31 99,60 98,94 96,03 93,47 94,62 98,04 94,4 93,71 98,74 93,42 97,45 98,98 92,31 90,06 90,31 95,31 91,73 95,24 98,75 91,55 0,00 0,00 90,66 86,94 91,91 90,98 86,77 87,18 95,58 90,54 86,23 88,12 95,07 93,26 85,95 90,28 97,39
86,65 90,28

L+P 6.22 7.30 8.92 5.41 3.50 5.03 1.08 15.56 34.05 23.27 19.45 18.21 13.42 13.40 12.53 10.41 4.81 24.89 3524 30.40 29.80 15.81 15.06 13.37 10.88 * * 15.07 30.55 21.43 21.13 18.98 18.64 17.80 16.63 12.84 11.32 10.61 8.63 6.49 5.14 1.80 ** **

XVI 1 2 3 4 5 6 XVII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XVIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14


15 16

BANTEN KAB. SERANG KAB. TANGERANG KAB. LEBAK KAB. PANDEGLANG KOTA TANGERANG KOTA CILEGON

72,06 67,14 80,90 45,14 52,65 104,54 111,71 93,65 86,27 86,66 90,16 77,32 96,83 96,21 91,09 95,20 112,77 89,35 97,20 93,10 79,84 81,34 92,45 101,65 83,78 0,00 0,00 59,13 38,23 55,67 55,02 55,20 57,53 59,91 60,93 58,54 49,03 61,88 61,17 62,66 63,33 87,93
91,74 70,32

8.85 9.97 12.67 8.09 5.47 7.14 1.84 21.39 44.31 30.56 26.09 24.87 19.07 17.46 19.55 15.04 7.19 31.41 41.40 36.84 39.41 20.88 19.24 17.2 15.67 * * 17.57 32.88 22.80 23.44 23.12 2250 20.42 22.67 14.90 14.93 13.45 10.67 9.17 6.88 2.18 ** **

122,83 119,96 120,56 124,99 120,29 119,54 126,20 118,91 119,51 130,93 106,34 104,42 104,94 106,69 105,12 106,69 114,05 104,51 0,00 0,00 111,45 106,59 115,05 107,36 113,00 109,64 117,26 109,18 109,55 107,60 112,07 115,36 110,14 110,38 121,82
107,35 110,67

26

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO Provinsi/Kab/Kota
KALIMANTAN BARAT KAB. SINTANG KAB. KETAPANG KAB. PONTIANAK KAB. BENGKAYANG KAB. KAPUAS HULU KAB. SAMBAS KAB. SANGGAU KAB. LANDAK KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG KAB. SEDAKAU KAB. MELAWAI KALIMANTAN TENGAH KAB. K. BARAT KAB. KAPUAS KAB. BARITO SELATAN KAB. K. TIMUR KAB. BARITO UTARA KOTA PALANGKA RAYA KAB. KATINGAN KAB. SERUYAN KAB. SUKAMARA KAB. LAMANDAU KAB. GUNUNG MAS KAB. PULAU PISANG KAB. MURUNG RAYA KAB. BARITO TIMUR KALIMANTAN SELATAN KAB. BARITO KUALA KAB. H. S. UTARA KAB. KOTA BARU KAB. TANAH LAUT KAB. TAPIN KAB. H. S. SELATAN KAB. TABALONG KAB. BANJAR KAB. H. S. TENGAH KOTA BANJAR BARU KOTA BANJARMASIN KAB. BALANGAN KAB. TANAH BUMBU

SD/MI/ Sederajat
114,05 112,29 117,19 117,00 112,03 113,00 113,78 112,93 108,55 117,22 122,80 105,46 106,63 120,74 116,10 123,59 114,66 121,27 118,89 125,42 120,73 119,67 101,11 118,13 121,41 122,17 125,30 120,47 118,13 122,20 113,96 122,86 119,45 115,70 115,98 113,98 116,89 118,53 126,90 120,91 112,42 112,89

SMP/MTs/ Sederajat

APM SD/MI/

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%)


L
7.61 10.74 7.66 9.12 10.19 7.90 5.16 6.87 6.46 4.42 ** ** ** 2.46 596 3.31 2.11 0.83 1.15 0.82 ** ** ** ** ** ** ** ** 3.53 6.57 5.98 4.84 4.38 4.80 4.99 2.11 2.84 1.64 1.12 1.15 ** **
P

Sederajat
92,08 87,63 96,36 95,84 87,93 87,99 91,95 88,81 86,57 99,47 96,16 83,95 84,71 93,05 90,94 93,94 87,12 93,94 90,88 98,21 92,58 93,88 79,18 90,38 95,12 93,69 96,07 94,38 93,99 96,05 89,24 97,82 98,68 97,03 90,25 95,18 90,44 91,78 99,60 98,39 86,99 88,78

L+P
12.43 15.98 15.60 14.43 14.10 11.93 10.75 10.49 10.00 7.71 ** ** ** 3.84 8.24 4.91 3.00 2.37 1.68 1.26 ** ** ** ** ** ** ** ** 6.47 10.98 9.37 9.12 8.17 8.05 7.94 6.85 5.62 2.96 2.82 2.17 ** **

XX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 XXI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 XXII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

64,10 58,72 66,98 64,40 65,01 43,07 72,26 66,94 58,87 69,14 86,73 52,06 0,00 61,35 81,16 42,03 54,28 81,90 46,78 106,92 46,41 68,86 58,12 33,76 58,86 71,12 53,08 58,68 74,41 68,88 81,74 88,39 69,41 65,88 69,13 71,82 50,65 78,64 100,86 104,80 54,21 48,03

17.52 21.65 23.91 19.85 18.44 16.37 16.49 14.44 13.85 11.00 ** ** ** 5.33 10.76 6.62 3.93 4.11 2.24 1.68 ** ** ** ** ** ** ** ** 9.29 14.98 12.42 13.45 12.01 11.07 10.67 11.45 8.32 4.20 456 3.15 ** **

27

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO XXIII 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 XXIV

Provinsi/Kab/Kota KALIMANTAN TIMUR


KAB. BULUNGAN KAB. KUTAI BARAT KAB. PASIR KAB. MAUNAU KAB. KUTAI TIMUR KAB. KUTAI KAB. NUNUKAN KAB. BERAU KOTA SAMARINDA KOTA BALIKPAPAN KOTA TARAKAN KOTA BONTANG KAB. KUTAI KARTANEGARA KAB. BULONGAN KAB. PENAJAM PASER UTARA

SD/MI/ Sederajat 113,37 *


119,23 108,82 108,60 112,78

SMP/MTs/ Sederajat 78,40

APM SD/MI/ Sederajat 94,39

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%)


L 3.04
7.99 5.84 5.07 6.23 3.34 3.95 4.86 1.90 1 22 2.11 . 1.03 ** ** ** P

L+P 5.14
11.67 9.63 9.29 9.22 6.57 6.30 6.06 3.12 2.90 2.70 2.47 1.18 ** ** **

7.44
15.89 13.81 13.96 12.55 10.52 8.82 7.44 4.61 4.62 3.33 5.68 1.34 ** ** **

*
59,74 66,10 69,81 59,31

*
96,30 89,31 89,49 89,64

*
108,95 109,51 121,93 110,70 110,02 114.15 110,83 114,73 111,46

*
58,37 68,97 99,89 98,44 95,90 98,28 67,85 69,58 61,22

*
90,13 90,17 99,89 98.97 98,38 99,19 91,18 95,81 88,65

SULAWESI UTARA
KAB. KEP. SANGIHE KOTA BITUNG KAB. B. MONGONDOW KAB. MINAHASA KOTA MANADO KAB. KEP. TALAUD KAB. MINAHASA UTARA KAB. TOMOHON

109,12
104,70 114,69 112,08 111,35 104,27 109,30 *** 104.89

91,88
90,98 99,34 87,10 86,28 99,10 91,87 *** 95.29

94,00
88,91 95,72 98,02 99,68 82,84 92,91 *** 90,68

1.00
2.73 1.45 1 52 0.54 0.11 ** *** **

1.10
1.99 1.57 1.30 0.85 0.66 ** *** **

1.05
2.36 1.51 1.41 0.69 0.39 ** *** **

1 2 3 4 5 6 7 8

XXV

SULAWESI TENGAH
KAB. DONGGALA KAB. BANGGAI KAB. BANGGAI KEP. KAB. MOROWALI KAB. TOLI-TOLI KAB. POSO KAB. BUOL KOTA PALU KAB. PARIGI MOUTUNG KAB. TOJO UNA - UNA

104,56
103,94 104,95 102,19 104,96 103,05 103,02 103,37 110,91 102,98 107,33

64,12
42,52 78,68 46,42 63,63 65,97 87,60 82,31 96,71 61,51 63,58

91,79
91,92 94,07 89,72 93,63 89,90 78,51 89,19 98,77 92,37 96,24

4.41
6.63 5.41 4.51 4.75 3.43 2.30 1.27 0.51 ** **

8.44
13.39 10.16 8.47 7.52 6.39 3.91 2.21 1.88 ** **

6.37
9.85 7.71 6.46 6.15 4.88 3.08 1.73 1.20 ** **

1
2 3 4 5 6 7 8 9 10

28

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK SMP/MTs/ SD/MI/ Sederajat Sederajat
101,91 96,17 103.55 100,59 105.76 98,54 104,63 101,23 * 96,74 102,82 101,18 101,93 100,95 103.43 101,60 * 103,60 96,81 101,38 100,54 101,67 * 107,16 105,83 101,31 85,32 121,34 117,31 117,35 120,59 130,27 119,85 123,39 125,56 127,21 121,20 132,11 135,49 137.27 132,69 142,93 134,97 127,73 76,47 59,71 61,01 74,30 77,47 65,05 67,10 58,90 * 83,56 86,22 83,44 65,93 85,75 76,52 69,95 * 67,77 73,51 72,29 80,39 58,36 * 86,87 93,69 83,03 88,15 86,56 90,55 67,21 82,78 99,46 93,59 96,41 84,95 97,37 67,49 96,27 67,63 62,29 63,77 107,33 58,53 53,6

NO

Provinsi/Kab/Kota

APM SD/MI/ Sederajat


91,94 86,49 93,27 90,60 95,78 88,93 94,74 90,41 * 87,07 93,19 91,23 92,08 90,69 93,50 91,70 * 93,83 87,17 91,62 90,85 91,71 * 96,90 9514 91,52 77,59 95,31 96,53 91,28 95,81 97,54 96,74 96,43 96,06 96,65 95,80 96,74 95,52 99,09 94,12 99,87 91,26 85,47

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L


13.74 32.47 28.83 23.59 1896 19.40 18.52 18.66 19.38 16.34 16.20 12.55 15.34 12.75 11.69 11.55 11.32 9.85 11.29 9.58 7.16 6.57 5.99 6.45 3.20 ** ** 6.41 8.09 11.09 4.05 4.63 4.05 ** ** ** ** ** ** 5.19 3.67 6.73 1.68 ** **
P

L+P
16.60 35.07 31.08 26.84 23.34 22.07 21.68 21.32 20.86 20.42 19.06 17.24 17.14 16.79 15.80 14.09 13.59 13.00 12.79 12.75 9.73 9.15 8.56 8.16 4.84 ** ** 9.53 14.86 13.70 7.59 6.16 7.59 ** ** ** ** ** ** 5.30 4.01 6.73 1.95 ** **

XXVI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 XXVII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 XXVIII 1 2 3 4 5

SULAWESI SELATAN KAB. JENEPONTO KAB. BANTAENG KAB. TAKALAR KAB. BONE KAB. BULUKUMBA KAB. GOWA KAB. WAJO KAB. POLEWALI MAMASA KAB. PANGKAJENE KEP. KAB. TANA TORAJA KAB. MAROS KAB. SINJAI KAB. ENREKANG KAB. SOPPENG KAB. PINRANG KAB. MAMUJU*) KAB. SELAYAR KAB. BARRU KAB. S. RAPPANG KAB. LUWU KAB. LUWU UTARA KAB. MAJEN KOTA PARE-PARE KOTA MAKASSAR KAB. LUWU TIMUR KOTA PALOPO SULAWESI TENGGARA KAB. MUNA KAB. BUTON KAB. KENDARI KAB. KOLAKA KOTA KENDARI KAB. KONAWE KAB. KONAWE SELATAN KAB. WAKATOBI KAB. BOMBANA KAB. KOLAKA UTARA KOTA BAUBAU GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KOTA GORONTALO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO

19.23 37.53 3313 2962 26.89 24.23 24.64 23.52 22.29 23.95 22.04 21.78 18.71 20.88 19.25 16.27 16.00 15.84 14.30 15.64 12.15 11.83 10.82 9.71 6.40 ** ** 12.56 2088 16.11 11.28 7.74 11.28 ** ** ** ** ** ** 5.40 4.34 6.73 2.20 ** **

29

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO Provinsi/Kab/Kota SD/MI/ Sederajat
129,97 128,07 129,12 130,04 134,45 129,37 *** 132,15 *** 122,93 122,47 * 136,61 111,84 120,78 133,17 125,71 122,83 103,46 114,84 112,18 107,13 114,92 120,38 116,43 111,49 117,90 119,91 111,94 124,07 112,80 *** 114,50 *** *** 115,49 113,57 116,38 124,07
SMP/MTs/ Sederajat APM

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%)


L
2.04 11.95 1.07 1.33 0.67 1.00 *** ** *** 3.09 3.14 364 1.09 ** ** ** ** ** ** 24.78 80.05 56.73 57.73 21.54 12.10 11.45 8.09 8.18 0.76 0.91 ** *** ** *** *** ** ** ** **
P

SD/MI/ Sederajat
93,64 94,48 92,54 92,71 98,22 93,42 *** 93,25 *** 93,87 91,51 . 104,51 81,42 92,98 107,73 90,43 97,71 83,78 92,55 87,59 84,92 94,04 95,89 95,20 90,88 92,21 95,66 92,25 97,68 89,88 *** 96,65 *** *** 93,65 91,25 91,18 97,68

L+P
2.96 15.30 2.27 1.48 1.08 0.91 *** ** *** 4.46 5.49 4.72 2.52 ** ** ** ** ** ** 30.46 83.96 67.99 67.42 24.50 15.77 15.58 11.25 9.86 2.97 2.30 ** *** ** *** *** ** ** ** **

XXIX 1 2 3 4 5 6 7 8 XXX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XXXI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 KAB. BURU

MALUKU

80,96 67,52 65,97 91,20 91,96 92,97 *** 88,74 *** 75,80 72,16 . 78,07 69,21 77,83 68,18 83,34 72,49 78,03 57,88 0,00 45,61 55,27 63,91 63,61 53,73 80,74 47,86 63,84 79,40 * *** 27,15 *** *** 62,23 55,17 50,68 79,40

3.87 18.70 3.48 1.61 1.48 0.82 *** ** *** 5.80 7.79 5.79 3.82 ** ** ** ** ** ** 36.46 88.47 78.94 77.00 27.34 19.56 20.12 14.71 11.81 5.25 3.94 ** *** ** *** *** ** ** ** **

KAB. MALUKU TENGAH KAB. MALTENG BARAT KOTA AMBON KAB. MALUKU TENGGARA. KAB. KEPULAUAN ARU KAB. SERAM BAG. BARAT KAB. SERAM BAG. TIMUR MALUKU UTARA KAB. HALMAHERA TENGAH. KAB. MALUKU UTARA KOTA TERNATE KAB. HALMAHERA BARAT KAB. HALMAHERA UTARA KAB. HALMAHERA TIMUR KAB. HALMAHERA SELATAN KAB. KEPULAUAN SULA KOTA TIDORE KEPULAUAN PAPUA KAB. PUNCAK JAVA KAB. JAYAWIJAYA KAB. PANIAI KAB. NABIRE KAB. YAPEN WAROPEN KAB. MERAUKE KAB. JAYAPURA KAB. MIMIKA KAB. BIAK NUMFOR KOTA JAYA PURA KAB. MAPPI KAB. ASMAT KAB. YAHUKIMO KAB. PEGUNUNGAN BINTANG KAB. TOLIKARA KAB. SARMI KAB. KEEROM KAB. WAROPEN KAB. SUPIORI

30

DATA DASAR APK DAN APM SD/MI, APK SMP/MTs AKHIR TAHUN 2005 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 15 TAHUN KE ATAS, KEADAAN AKHIR TAHUN 2005
APK NO APM
SMP/MTs/ Sederajat 61,42 46,65 39,29 61,36 94,54 *** * *** *** ***

Buta Aksara 15 tahun ke atas (%) L 7.46


3.35 10.75 14.31 0.32 *** ** *** *** ***

Provinsi/Kab/Kota

SD/MI/ Sederajat 108,60


109,48 107,48 104,76 112,60 *** 113,27 *** *** *** 114,19

SD/MI/ Sederajat 91,95


91,67 95,21 85,78 94,89 *** 97,46 *** *** ***

P 16.01
7.93 16.12 30.90 2.56 *** ** *** *** ***

L+P 11.68
5.61 13.42 2272 1.39 *** ** *** *** ***

XXXII IRIAN JAVA BARAT


1 2 3 4 5 6 7 8 9 KAB. FAK FAK KAB. SORONG KAB. MANOKWARI KOTA SORONG KAB. KAIMANA KAB. SORONG SELATAN KAB. RAJA AMPAT KAB. TELUK BINTUNI KAB. TELUK WONDAMA

TOTAL NASIONAL

85,22

94,34

6.52

13.84

10.21

Sumber * ** L

: = = =

Statistik Pendidikan 2005, Susenas BPS 2005 Tida Ada Data Daerah Pemekaran (data buta aksara tergabung di Kab/Kota induknya) Laki-laki, P = Perempuan

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

31

Anda mungkin juga menyukai