Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketunaaksaraan merupakan masalah yang terjadi hampir di semua


negara di dunia. Ketunaaksaraan juga sangat terkait dengan
kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan. Atas dasar itu,
konferensi para Menteri Pendidikan Sedunia di Teheran tanggal 8-9
September 1965, mengusulkan kepada UNESCO agar semua negara
anggota PBB segera memulai upaya pengentasan ketunaaksaraan
secara internasional.

Atas usul Konferensi Menteri-Menteri Pendidikan negara anggota,


Sidang Umum UNESCO tahun 1966 mengeluarkan keputusan Nomor:
1451 yang menyatakan bahwa tanggal 8 September ditetapkan
sebagai Hari Aksara Internasional (International Literacy Day), dan
menganjurkan agar negara-negara anggota UNESCO memperingati
Hari Aksara Internasional (HAI) setiap tahun.

Selanjutnya atas dasar keputusan tersebut maka UNESCO, UNICEF,


WHO, World Bank, dan badan-badan internasional lain menjadi
sangat gencar mengkampanyekan dan mensosialisasikan pentingnya
pengentasan ketunaaksaraan di seluruh dunia. Negara-negara yang
tergabung dalam forum Dakar misalnya, pada tahun 2000 telah
menetapkan satu butir penting akan masalah ketunaaksaraan ini,
bahkan sampai pada sasaran kuantitatif, yakni pengurangan sebesar
50% tingkat tunaaksara orang dewasa pada tahun 2015.

Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh


UNDP antara lain dipengaruhi oleh tiga hal yaitu indeks kesehatan
(usia harapan hidup saat kelahiran), indeks pendidikan (rata-rata
lama pendidikan), dan pendapatan per kapita. Variabel melek aksara
penduduk menjadi penting, karena sangat mempengaruhi IPM suatu
negara terkait dengan lama memperoleh pendidikan. Oleh karena
1
itu, apabila dilihat dari perspektif nasional, maka pengentasan
ketunaaksaraan mempunyai nilai yang sangat strategis disamping
indikator-indikator yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan
laporan UNDP tahun 2011 peringkat HDI Indonesia berada pada
posisi 124 dari 187 negara.

Sebagai salah satu anggota UNESCO, Indonesia memberi perhatian


yang sangat besar terhadap upaya pengentasan ketunaaksaraan.
Namun demikian angka tunaaksara masih relatif tinggi sebagai akibat
dari tingginya angka putus sekolah kelas 1, 2 dan 3 sekolah dasar
yang disinyalir potensial menjadi tunaaksara baru, penyebaran
penduduk yang tidak merata, serta kondisi geografis yang luas.
Menurut data BPS tahun 2011, sasaran pendidikan keaksaraan
berjumlah 6.730.682 orang dari kelompok umur 15–59 tahun dengan
jumlah perempuan sebanyak 4.465.282 orang dan laki-laki 2.265.399
orang.

Untuk memacu percepatan pengentasan ketunaaksaraan,


pemerintah setiap tahun memberikan anugerah aksara dan
penghargaan aksara kepada kepala daerah baik di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota yang telah berhasil dalam menyukseskan
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Buta Aksara (GNP-PBA).
Anugerah Aksara dan Penghargaan Aksara ini diberikan pada puncak
peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) sebagai bentuk dukungan
bagi daerah-daerah dalam upaya menyukseskan pengentasan
ketunaaksaraan.

Agar tata cara pengajuan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh


pihak-pihak terkait, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pemberian
Anugerah Aksara dan Penghargaan Aksara Tahun 2012.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
2
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2004 tentang
Pendanaan Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-
PWB/PBA);
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 dan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional.
9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
126939/A.A3/KU/2011 tentang Pengangkatan Pejabat
Perbendaharaan/Pengelola Keuangan pada Dirjen PAUDNI
Kemdikbud TA 2012
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2012.

C. Pengertian

Anugerah Aksara adalah penghargaan yang diberikan oleh


pemerintah kepada Gubernur, Bupati/Walikota yang berjasa atas
dedikasinya dalam melakukan pengentasan ketunaaksaraan
penduduk di daerahnya, sesuai dengan jenisnya yaitu anugerah
aksara pratama, anugerah aksara madya, anugerah aksara utama,
dan anugerah aksara paripurna.
3
Penghargaan Aksara adalah penghargaan yang diberikan oleh
pemerintah kepada Gubernur, Bupati/Walikota yang berjasa atas
komitmen dan dedikasinya dalam memajukan keberaksaraan
penduduk di daerahnya.

Penghargaan ini diberikan setiap tahun bertepatan dengan


peringatan Hari Aksara Internasional.

D. Tujuan

Pemberian Anugerah Aksara dan Penghargaan Aksara dimaksudkan


untuk memotivasi semua pihak agar berpartisipasi aktif dalam
memajukan tingkat keberaksaraan penduduk tunaaksara. Secara
khusus, pemberian Anugerah dan Penghargaan Aksara bertujuan:

1. Mengapresiasi para pemimpin daerah (Gubernur,


Bupati/Walikota) yang mempunyai komitmen tinggi dalam
pelaksanaan pengentasan ketunaaksaraan di daerahnya.
2. Meningkatkan citra dan akuntabilitas program pendidikan
keaksaraan dalam rangka peningkatan keberaksaraan
penduduk.
3. Meningkatkan motivasi dan partisipasi seluruh elemen
bangsa untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
keberaksaraan penduduk.

E. Hasil yang Diharapkan

Dengan adanya pemberian Anugerah Aksara dan Penghargaan


Aksara yang diberikan pada Hari Aksara Internasional Tingkat
Nasional ke-47 tahun 2012 akan memberi dampak pada
termotivasinya semua pihak dalam menyukseskan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Buta Aksara (GNP-PBA). Secara khusus hasil
yang diharapkan:

4
1. Terapresiasinya para pemimpin daerah (Gubernur,
Bupati/Walikota) yang mempunyai komitmen tinggi dalam
pelaksanaan pengentasan ketunaaksaraan di daerahnya.
2. Meningkatnya citra dan akuntabilitas program pendidikan
keaksaraan dalam rangka peningkatan keberaksaraan
penduduk.
3. Meningkatnya motivasi dan partisipasi seluruh elemen
bangsa untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
keberaksaraan penduduk.

5
BAB II
PROSEDUR DAN KRITERIA USULAN

A. Prosedur Pengajuan Anugerah Aksara dan Penghargaan Aksara

Prosedur pengajuan anugerah dan penghargaan aksara bagi


Gubernur, Bupati/Walikota, dilakukan melalui tahapan berikut ini:

1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi mengusulkan Gubernur di


wilayahnya sesuai dengan kriteria kepada Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengusulkan
Bupati/Walikota di wilayahnya sesuai dengan kriteria, kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tembusan
kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
3. Usulan Anugerah Aksara maupun Penghargaan Aksara yang
telah memenuhi persyaratan dikirim kepada:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


up. Ditjen PAUDNI,
ub. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
d.a. Gedung E lantai 6, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
(Usulan diterima panitia paling lambat tanggal 7 Juli 2012)

B. Kriteria Usulan Penerima Anugerah Aksara dan Penghargaan


Aksara

1. Anugerah Aksara bagi Gubernur dan Bupati/Walikota


Pengajuan usulan Anugerah Aksara harus memenuhi kriteria
berikut:
a) Adanya penurunan jumlah penduduk tunaaksara
provinsi/kab/kota pada tahun 2010 dan 2011.
b) Menerbitkan peraturan daerah dan sejenisnya yang
mendukung Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Buta Aksara (GNP-PBA);
6
c) Mengalokasikan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal, khususnya Program Pendidikan
Keaksaraan;
d) Membentuk kelompok-kelompok kerja/satgas
pengentasan ketunaaksaraan mulai dari tingkat provinsi,
kabupaten/kota hingga kecamatan;
e) Mendorong pemimpin formal dan informal serta
organisasi kemasyarakatan untuk terlibat secara aktif
dalam gerakan pengentasan ketunaaksaraan di
wilayahnya

Bukti-bukti yang mendukung pemenuhan kriteria, baik yang


berbentuk Surat Keputusan, laporan, maupun anggaran,
harus dilampirkan, seperti:

a) Melampirkan data tunaaksara provinsi/kabupaten/kota


untuk tahun 2010 dan 2011.
b) Fotocopy DIPA APBD provinsi/kabupaten/kota khususnya
yang terkait dengan pendidikan keaksaraan tahun
anggaran 2011 dan 2012.
c) Peraturan daerah dalam bentuk Surat Keputusan atau
Surat Edaran yang ditandatangani oleh Gubernur atau
atas nama Gubernur;
d) Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja atau
Satuan Tugas (Satgas)
e) Laporan dan dokumentasi pelaksanaan pengentasan
ketunaaksaraan di berbagai pertemuan atau media yang
telah dipublikasikan.

2. Penghargaan Aksara bagi Gubernur dan Bupati/Walikota


Pengajuan usulan Penghargaan Aksara harus memenuhi kriteria
berikut:
a) Menerbitkan peraturan daerah dan sejensinya yang
mendukung gerakan penuntasan buta aksara;

7
b) Mengalokasikan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kabupaten/kota untuk Program Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, khususnya Program
Pendidikan Keaksaraan;
c) Membentuk kelompok kerja/satgas pengentasan
ketunaaksaraan di Kabupaten/Kota hingga Kecamatan;
d) Terlibat secara aktif dalam berbagai program pendidikan
keaksaraan yang dibuktikan dengan dokumentasi (publikasi
media).
e) Memiliki inovasi pendidikan keaksaraan yang kreatif dan
efektif;

Bukti-bukti yang mendukung pemenuhan kriteria, baik yang


berbentuk Surat Keputusan, laporan, maupun anggaran, harus
dilampirkan, yakni:

a) Peraturan daerah dalam bentuk Surat Keputusan atau Surat


Edaran;
b) Foto copy DIPA APBD kabupaten/kota khususnya yang terkait
dengan pendidikan keaksaraan tahun anggaran 2011 dan
2012.
c) Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja atau Satuan
Tugas (Satgas) pengentasan ketunaaksaraan.
d) Laporan dan dokumentasi pelaksanaan pengentasan
ketunaaksaraan di berbagai pertemuan atau media.
e) Bukti rekam jejak atas inovasi dan prestasi di bidang
pendidikan keaksaraan

Kepala daerah yang telah menerima anugerah/penghargaan pada


tahun sebelumnya, tidak dapat menerima
anugerah/penghargaan pada tahun berikutnya.

8
BAB III
PENUTUP

Anugerah Aksara dan Penghargaan Aksara dapat diberikan kepada


Gubernur, Bupati/Walikota oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang dinilai telah memenuhi syarat/kriteria yang telah
ditentukan walaupun tidak ada usulan dari Dinas Pendidikan
setempat. Dalam hal tertentu usulan penerima Anugerah dan
Penghargaan Aksara dapat diajukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal dengan
mempertimbangkan jasa dan prestasi yang bersangkutan.

Usulan yang terlambat (lewat dari batas waktu pengajuan) tidak akan
diterima oleh panitia. Semua usulan yang diterima dinilai oleh tim
penilai. Keputusan panitia/tim penilai tentang penerima anugerah
aksara dan penghargaan aksara tidak dapat diganggu gugat.

Jika ada yang kurang jelas, dapat menghubungi Direktorat


Pembinaan Pendidikan Masyarakat, u.p Subdit Pembelajaran dan
Peserta Didik,

d.a. Gedung E Lantai 6, Kompleks Kemdikbud,


Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, 10270,
Telp. 021-5725715, Fax. 021- 5725039.
Website: http://www.paudni.kemdikbud.go.id/dikmas

9
Lampiran 1

SISTEMATIKA PENGAJUAN
ANUGERAH AKSARA DAN PENGHARGAAN AKSARA*) TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG

A. Menggambarkan situasi dan kondisi objektif wilayah yang


bersangkutan berkaitan dengan angka buta aksara dan
perkembangan program pendidikan keaksaraan pada
umumnya.
B. Permasalahan dan dinamika yang dihadapi dalam penuntasan
buta aksara dan peningkatan kemampuan keberaksaraan
penduduk di wilayahnya.

II. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN DALAM PERCEPATAN


PENUNTASAN BUTA AKSARA

A. Strategi dan pendekatan dalam pelaksanaan percepatan


penuntasan buta aksara
B. Implementasi dalam penuntasan buta aksara (hasil yang
dicapai)
C. Sistem pendukung dalam pelaksanaan penuntasan buta
aksara
D. Sistem pemantauan dan penilaian dalam penuntasan buta
aksara
E. Inovasi atau prestasi yang dicapai dalam kaitannya dengan
program keaksaraan di daerahnya

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

10
LAMPIRAN

(disesuaikan dengan bukti hasil di masing-masing provinsi dan


kabupaten/kota sebagaimana diuraikan di atas)

*) Pilih salah satu penghargaan yang akan diusulkan.

11

Anda mungkin juga menyukai