Anda di halaman 1dari 6

Keruntuhan Jembatan Mahakam II (Jembatan Kutai Kartanegara)

Informasi Umum  Jenis Jembatan Anchorage Type  Tipe Deck Jembatan  Total Span  Main Cable  Hanger Join  Hanger  Pylon  Lantai Jembatan berupa aspal HRS 40mm  Masing-masing tiang pada tiap kelompok pondasi disatukan oleh pile cap dari beton bertulang K350/U40  Terdapat 2 Tower jembatan yang terbuat dari kolom beton (tinggi 12m) dan disambung dengan kolom baja(tinggi 37 m). Tiap tower dirangkai dengan tipe buah penaku (branching) baja.  Kabel penggantung terbuat dari baja galvanis dan dilapisi sejenis lubricant sebagai corrosive protection.  Selesai Konstruksi  Pelaksana Konstruksi Utama : Pada Tahun 2001 : PT. Hutama Karya : Continuous Stiffening Truss Girder : 710m (Center Span 270m, Outer Span 2 x 200m) : Parallel Stand Rope (18 Strands) : Single Rope Type Pin Plate Connection : Single Bar with Bolt : Portal Type : Beton Bertulang K350/U30 dengan Wearing Course : Suspension Bridge Type There Span-Externally

 Pelaksana Perawatan Jembatan Pada Tahun 2011 adalah PT. Bukaka Teknik

 Jembatan Runtuh pada 26 November 2011 pukul 16.30 dalam 15 detik (kondisi cuaca cerah tanpa hujan dan angin) Sejarah Jembatan Sejak 5 tahun lalu (Tahun 2006) deformasi jembatan sudah diluar batas normal. Melalui hasil pemeriksaan jembatan perlu dilakukan perbaikan pada Pengencangan baut-baut clamp Penyesuaian hanger untuk mengembalikan posisi chamber sesuai perencanaan Perbaikan/penggantian expansion joint Pengisian pasir pada angker blok Pada tahun 2006 melakukan perbaikan pada : Perbaikan/penggantian expansion joint Pengisian pasir pada angker blok Pada 2011 dilaksanakan perbaikan pada Pengencangan baut clamp Penyesuaian hanger untuk mengembalikan posisi chamber sesuai perencanaan Tower/Pylon 1 miring 15-30 cm ke arah Tenggarong dan Tower/Pylon 2 miring 8-10 cm ke arah Samarinda. Chamber bentang tengah jembatan telah turun 50 cm dibandingkan pada saat selesai konstruksi tahun 2001. Kondisi saat sebelum runtuhnya Jembatan Mahakam II y Deck jembatan telah mengalami kemiringan pada sisi kiri (dipandang dari sisi Samarinda) y Pengangkatan deck dengan menggunakan Tackle/dongkrak y Kondisi lalu lintas tetap terbuka dan dalam kondisi padat y Kondisi cuaca cerah tanpa angin : :

Kondisi Umum Jembatan Pasca Keruntuhan Setelah jembatan runtuh yang tersisa adalah kabel utama dan kedua pylon. Semua hanger terlepas dari clamp penghubung dengan kabel utama. Tidak tersisa satu pun hanger yang menggantung pada cable utama. Sebagian besar deck jembatan hampir seluruhnya jatuh dan tenggelam kedalam sungai. Hanya deck jembatan terluar yang masih terlihat dan dalam kondisi remuk.

Gambar 1. Deck Jembatan Mahakam II Kondisi kabel utama masih baik dan terhubung dengan angker blok. Kabel terdiri dari 18 Strand Rope yang masing-masing strand terhubung dengan angker blok 2 buah batang angker. Namun terdapat informasi yang menyatakan telah terjadi kekenduran kabel sebesar 18 cm. Kondisi Pylon (pada sisi sebelah Tenggarong) secara kasat mata terlihat utuh, namun bila diperhatikan terjadi pergoyangan kearah bentang dalam. Selain itu terjadi pergeseran pada dudukan pylon terhadap kolom pedestal pile cap pondasi pylon (sudah tidak berada di titik tengah).

Hubungan Portal Pylon dengan Pondasi

Gambar 2. Hubungan Portal Pylon Semua clamp mengalami kegagalan sehingga menyebabkan terlepasnya hanger dari cable utama. Pola kegagalan clamp berupa patahnya salah satu atau kedua pelat pengapit kepala hanger. Beberapa clamp juga terjadi kegagalan pada pin. Berdasarkan pengamatan, kegagalan clamp Nampak berupa kegagalan getas. Tidak Nampak terjadinya proses pelelehan sebelum putus.

Gambar 3. Bentuk Clamp Pasca Runtuh

Rangka gelagar lantai kendaraan secara umum mengalami kegagalan akibat tekuk. Seluruh gelagar rangka untuk bentang tengah tenggelam masuk kedalam sungai sehingga yang dapt diamati hanya gelagar rangka yang ada pada bentang luar. Perkiraan Penyebab Keruntuhan Jembatan Mahakam II  Terdapat kegagalan (tanpa melalui proses deformasi plastis) pada clamp penyambung antara tali penggantung (hanger) dengan kabel utama tanpa adanya kegagalan pada tali penggantung. [Clamp penyambung seharusnya memiliki factor keamanan yang lebih dibandingkan pada tali penggantung sehingga apabila harus terjadi kegagalan pada hanger maka akan diawali dengan deformasi plastis pada tali-tali penggantung].  Adanya gaya tiba-tiba yang memberikan muatan kabel melebihi kapasitas 200 ton. [daya muatan jalan untuk 1 kali lintasan bisa menampung beban hingga 40 ton. Kapasitas penggantung 200 ton dan kabelnya mampu menahan beban 240 ton].  Adanya penyimpangan pada saat pelaksanaan pembangunan berakibat pada kekuatan dan batas umur dari jembatan tersebut. Contohnya seperti ; jumlah baut yang seharusnya digunakan delapan ternyata yang digunakan hanya enam, kemudian merk dan kekuatan dari bahan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.  Pada saat melakukan pekerjaan perawatan ada kemungkinan melakukan pengendoran baut yang berarti ada pengalihan beban kesekelilingnya yang membuat beban naik dikabel vertikal lainnya yang berakibat clamp patah. Seteah satu clamp patah, maka clamp lainnya pun putus secara simultan dalam waktu yang amat singkat. Korban Keruntuhan Jembatan Mahakam II Sampai sekarang terdapat 22 korban yang meninggal serta 14 korban hilang. Pencarian korban menggunakan jasa SAR dan para penyelam local. Pencarian korban ini juga menggunakan bantuan jangkar. Banyak informasi yang menyatakan bahwa

para pengusaha batu bara menderita ratusan miliar akibat runtuhnya jembatan Mahakam II ini.

Gambar 4. Penggunaan Jangkar dalam Pencarian Korban

Anda mungkin juga menyukai