Anda di halaman 1dari 47

SI 2101R REK.

BAHAN KONSTRUKSI SIPIL


OUTLINE
❑Introduction
❑Kasus keruntuhan akibat korosi
❑Methods for slowing and
stopping corrosion
❑Conclusion
Apa itu Korosi??
Korosi: adalah kerusakan logam akibat reaksi kimia atau elektro-kimia
dengan lingkungan sekitarnya.

Timbul
peningkatan
Baja tegangan
keropos/terjadi
pengurangan
Permukaan luas penampang
baja tidak
dilindungi

Timbul
karat di
permukaan
baja
KOROSI
❖Korosi terjadi pada semua struktur baja/metal.
❖Tejadinya korosi:
✓Permukaan baja/besi terdapat air yang mengandung oksigen (O2).
✓Terjadi reaksi yang mengubah biji besi (berpotensi korosi) menjadi
ferro-hidroksida yang larut dalam air.
✓Larutan ferro-hidroksida bercampur dengan oksigen yang ada dalam
air menghasilkan ferri-hidroksida (karat/rust).

❖Kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap


percepatan/perkembangan korosi.
Jika tidak ada oksigen dan air → proses korosi
tidak berjalan
Korosi pada Elemen Jembatan

Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/82/Nandu_River_Iron_Bridge_corrosion_-_03.jpg
Kasus Keruntuhan Akibat
Korosi (1/3)

Wynch Bridge
Pertama kali diamati di jembatan besi Wynch, Sungai Tees, England, 1741, Wynch Bridge is the second bridge to have crossed the Tees at this point.
jembatan tidak dicat, setelah 60 tahun salah satu rantai penopangnya The first, built in 1741, was the earliest known suspension bridge in Europe.
korosi dan runtuh. Dari peristiwa ini semua struktur jembatan baja In 1802, one of the cables snapped as a party of walkers was crossing the
kemudian dilakukan perawatan secara berkala. bridge. Three men tumbled into the river in the gorge below; one of them
drowned. The bridge was initially repaired but, in 1830, it was replaced by
the present bridge.
Sumber: http://www.geograph.org.uk/photo/2481214
Kasus Keruntuhan Akibat
Korosi (2/3)

Sumber: Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Ironbridge


https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/25/The_Iron
_Bridge_%28Aerial%29.JPG

Jembatan besi tuang Coalbrookdale (Iron Bridge) di Shropshire, England, saat dibangun tahun 1779 tidak
dicat, namun setelah 9 tahun kemudian diberi lapisan bitumen/aspal, dan dilakukan pengecatan berulang
kali untuk perawatannya, ternyata sampai sekarang masih ada dan dapat tetap dipakai.
Kasus Keruntuhan Akibat
Korosi (3/3)

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kutai_Kartanegara_Bridge_post-collapsed.jpg

Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas


Sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di
Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710
meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa
penyangga, mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan sarana
Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu
penghubung antara Kota Tenggarong dengan Kecamatan Tenggarong
setempat, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan roboh.
Seberang yang menuju ke Kota Samarinda.
Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan
tercebur ke Sungai Mahakam. 24 orang tewas dan puluhan
luka-luka akibat peristiwa ini, sedangkan 12 orang dilaporkan
hilang, 31 orang luka berat dan 8 orang luka ringan.
Underground Corrosion

Pipa gas atau air yang terkubur dapat mengalami korosi


parah yang tidak terdeteksi sampai terjadi kebocoran yang
sebenarnya, yang pada saat itu dapat menyebabkan
kerusakan yang cukup parah.
Electronic Components

Dalam peralatan elektronik, sangat penting bahwa tidak boleh ada


tahanan yang dinaikkan pada sambungan arus rendah. Produk korosi
dapat menyebabkan kerusakan tersebut dan juga dapat memiliki
konduktansi yang cukup untuk menyebabkan korsleting. Resistor ini
merupakan bagian dari instalasi radar.
Corrosion Influenced by Flow-1

Impeller pompa besi yang ditampilkan di sini mengalami kerusakan ketika


zat asam secara tidak sengaja memasuki air yang dipompa. Kecepatan
tinggi pada pompa menyebabkan kerusakan akibat korosi.
Corrosion Influenced by Flow – 2

Ini adalah tikungan dalam sistem pendingin kerja pipa tembaga. Air
mengalir di sekitar lengkungan dan kemudian bergolak di bagian tepi yang
dipotong secara kasar. Di bagian hilir tepi ini dua lubang korosi gelap dapat
dilihat
Safety of Aircraft

Tepi bawah panel kulit pesawat ini mengalami korosi akibat kebocoran
dan tumpahan dari wastafel di toilet. Kegagalan dari komponen
struktural pesawat terbang dapat menyebabkan hasil yang paling
serius.
Pengaruh Korosi terhadap Nilai

Korosi mungkin tidak mengganggu dari suatu kegunaan material, tetapi


dapat mempengaruhi nilai komersialnya. Biasanya gunting dimasukkan ke
dalam bungkus plastiknya, sehingga menyebabkan terjadi korosi
permukaan. Kasus seperti ini bisa menyebabkan toko harus menjualnya
dengan harga yang lebih murah.
Korosi dan Keamanan pada
Kendaraan Bermotor

Masalah keselamatan yang terkait dengan korosi pada kendaraan


bermotor digambarkan dengan adanya lubang-lubang disekitar pipa
pengisi tangki bensin ini. Bahaya kebocoran bensin sudah jelas. Lumpur
dan kotoran yang berasal dari jalan dapat menahan garam dan air untuk
waktu yang lama,sehingga membentuk “tapal” yang korosif.
Korosi di Laut

Air laut adalah elektrolit yang sangat korosif terhadap baja ringan.
Kapal ini telah mengalami kerusakan parah di daerah yang paling
diterpa gelombang, di mana lapisan pelindung sebagian besar catnya
telah dihilangkan oleh tindakan mekanis.
Aluminium Corrosion

Tren kendaraan aluminium saat


ini bukan tanpa masalah. Chassis
kendaraan yang terbuat dari
aluminium menunjukkan korosi
yang sangat parah akibat kontak
dengan garam yang mana
penggunaan kendaraan berada
di daerah pesisir / pantai.
Kerusakan akibat Tekanan Karat yang
Mengembang

Batang besi pada tiang pagar taman ini


dipasang terlalu dekat dengan
permukaan beton. Sejumlah kecil
korosi menyebabkan pembentukan
karat besar yang memberikan tekanan
dan menyebabkan beton retak. Untuk
aplikasi teknik struktur, semua logam
tulangan harus dilapisi dengan beton
50 sampai 75 mm
“Korosi” Plastik

Tidak hanya logam yang mengalami


efek "korosi". Piringan ini terbuat
dari PVC yang diperkuat dengan
serat kaca. Karena tekanan internal
dan lingkungan , piringan ini
mengalami “retak akibat lingkungan
(environmental stress cracking)”.
Galvanic Corrosion
Korosi galvanik atau Galvanic Corrosion
adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua
buah logam atau paduan yang berbeda,
saling kontak atau bersentuhan dalam
suatu larutan elektrolit. Elektrolit dapat
berupa larutan air garam, asam atau basa.
Proses korosi ini melibatkan reaksi
elektrokimia oksidasi-reduksi

Talang air hujan ini terbuat dari aluminium dan biasanya menahan
korosi dengan baik. Seseorang mengikat kabel tembaga di
sekelilingnya, dan sel bimetalik lokal menyebabkan efek “knife-cut”
Galvanic Corrosion

Tubing yang ditampilkan di sini adalah bagian dari sistem hidrolik


pesawat. Bahannya adalah paduan aluminium dan untuk mencegah
korosi galvanik bimetalik akibat kontak dengan mur penahan yang
terbuat dari paduan tembaga dilapisi kadmium. Pelapisan tidak
diterapkan pada ketebalan yang memadai dan mengakibatkan korosi
berlubang.
Galvanic Corrosion

Velg Aluminium menjadi berkarat


akibat elektrolit yang ada di jalan
berlumpur. Korosi galvanik telah
terjadi antara jari-jari kuningan
berlapis krom dan pelek aluminium.
Galvanic Corrosion
Korosi galvanik bisa
menjadi lebih buruk di
bawah ban pada sepeda
yang digunakan
sepanjang musim
dingin. Di sini korosi
begitu parah hingga
menembus ketebalan
pelek.
Pencegahan dan Cara
Perlindungannya (1/3)
➢Struktur baja harus diberi perlindungan untuk mencegah
korosi.
➢Kecepatan korosi dari baja yang tidak terlindung
tergantung kondisi lingkungan disekitarnya.
➢Pengurangan logam akibat korosi dapat diabaikan jika
bertemu kondisi lingkungan sebagai berikut:
1. Bagian dalam bangunan dilengkapi dengan penyejuk udara, kecuali
jika ada kebocoran atau kondensasi sehingga ada genangan air.
2. Bagian dalam profil kotak berongga atau tabung yang tertutup
sehingga udara tidak dapat masuk secara efektif.
3. Ada penutup atau cor di beton, dalam hal ini permukaan baja harus
dibebaskan dari lapisan cat atau yang sejenis.
Pencegahan dan Cara
Perlindungannya (2/3)
➢Kondisi lingkungan yang cenderung lembab dan
tersedia O2 yang cukup akan menimbulkan korosi,
sehingga baja perlu perlindungan khusus.
➢Jenis dan kualitas perlindungan korosi harus
sesuai dengan jenis tingkat korosi yang ditimbulkan
lingkungannya.
➢Lingkungan yang menerima cipratan air laut,
terkena dampak gas tertentu, atau bahan kimia
tertentu, dapat meningkatkan risiko korosi
sehingga memerlukan lapisan perlindungan khusus
yang bermutu.
Pencegahan dan Cara
Perlindungannya (3/3)
➢Agar memiliki 1) Permukaan yang menyebabkan genangan air—struktur
ketahanan terhadap dengan bentuk yang menampung air (profil U atau C)—
korosi, langkah pertama harus diberi drainase agar kering. Juga perlu membuat
adalah memulai dalam akses untuk pembersihan.
cara pendetailannya.
2) Agar menghindari detail yang memungkinkan kontak dua
➢Struktur baja yang macam metal yang tidak sama (bimetalic corrosion).
terkena pengaruh cuaca
langsung harus 3) Menghindari ujung/sudut tajam dan ruang sempit
memiliki detail yang antara dua komponen baja yang akan menyulitkan
disiapkan sedemikian inspeksi/pemberian cat pelindung.
agar kemungkinan 4) Rongga ruang terbuka yang tidak ada akses ke dalamnya.
penyebab korosi dapat
dihindari, misalnya: 5) Kolom baja yang ditanam ke lantai beton yang memberi
ruang sela yang cenderung lembab (basah) antara beton
dan baja akan cenderung terjadi korosi.
PENCEGAHAN KOROSI
Metode pencegahan korosi:
1. Metode pencegahan korosi primer.
Menambahkan elemen logam tertentu untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi (Mangan,
Nikel, Tembaga, dsb.)

2. Metode pencegahan korosi sekunder.


Mengisolasi permukaan baja terhadap air yang
mengandung oksigen (dengan melapisi Cat Anti Karat
secara berkala, dengan melapisi logam lain, seperti:
Timah/Tembaga dengan cara disepuh).
MENGENDALIKAN KOROSI
➢Pengecatan/pemberian lapisan metal pelindung (hot dip atau
pelapisan metal dengan bahan metal seperti zinc/aluminium).
➢Perlindungan dengan cat umumnya terdiri dari pemberian lapisan
dasar (primer) yang diikuti satu/lebih lapisan finishing (top).
➢Lapisan primer berfungsi sebagai lapisan adesif pelindung utama
korosi, lapisan berikutnya untuk pelindung bagi lapisan pertama.
➢Secara umum semakin tebal lapisan pelindung, semakin lama jaminan
yang dapat diharapkan.
➢Lapisan akhir atau finishing atau top coating, merupakan pelindung
pertama terhadap kondisi lingkungan dan juga memberi tampilan.
➢Setiap lapisan yang diberikan harus saling kompatibel satu dengan
lainnya, sehingga disarankan memakai dari satu pabrik yang sama.
Lapisan Dasar (Primer):
Dapat dikategorikan dalam:
1. Alkyd primer, seperti red oxide zinc chromate
primer;
2. Epoxy ester atau resin primer, untuk kondisi
normal;
3. Zinc silicate (inorganic zinc) primer untuk lapisan
tahan lama.
Lapisan Akhir (Finishing/Top)
Dapat berupa:
1. Alkyd (daya tahan kimiawi kurang baik);
2. Epoxy ester atau resin (daya tahan kimiawi baik);
3. Polyurethane (lingkungan laut dan ketahanan pada abrasi);
4. Vinil (umum, dan aplikasi di lingkungan laut);
5. Chlorinated rubber (punya ketahanan terhadap reaksi kimia)
6. Resin silikon (tahan terhadap suhu tinggi)
Informasi lainnya
❑Ketebalan dari lapisan pelindung bervariasi dari 75 sampai 150 micron
tergantung dari tipe cat yang digunakan.

❑Selain tipe cat, yang penting adalah kebersihan lapisan permukaan


sebelum dicat. Untuk itu perlu pekerjaan persiapan khusus untuk
menghilangkan karat, cacat, grease (oli).

❑Kebersihan permukaan baja maupun pekerjaan persiapan untuk


pengecatan tersebut diatur dalam spesifikasi tertentu, missal di USA,
Steel Structures Painting Council (SSPC), sedangkan di Eropa dengan
Swedish Standard SIS 055900, yang diberikan dalam berbagai tingkat,
sesuai dengan biaya dan tingkat kebersihan yang dapat dijaminkan,
yaitu:
✓Pembersihan karat cara manual dengan sikat besi, sulit mendapatkan
kondisi efektif, dari penelitian hanya bisa membersihkan ± 30% dari
karat yang ada (Neil Tilley 1996). Menggunakan alat mekanikpun (sikat
besi bermotor) hanya mengikat ± 35%.
✓Pembersihan cara dicelup dalam kuali asam tertentu dapat
menghilangkan karat. Tingkat efektif kebersihan 100% dan sangat cocok
untuk pekerjaan persiapan hot-dip galvanizing. Jarang dipakai pada
pekerjaan persiapan untuk pengecatan.
✓Pembersihan tembak (blast), partikel abrasif (pasir khusus)
ditembakkan di kecepatan tinggi ke permukaan baja, sehingga disebut
sandblast. Jika permukaan baja sampai warna putih, itulah yang efektif.
Lapisan primer akan melekat kuat. Harganya sekian kali lipat cara
manual.
Blasting
blasting adalah proses membersihkan permukaan dengan cara
menembakkan partikel pasir pada sebuah permukaan material
sehingga terjadi gaya tumbukan atau gesekan. Dengan demikian
permukaan material akan menjadi bersih sekaligus kasar. Untuk
tingkat kekasaran permukaan dapat disetarakan dengan tekanan
serta ukuran pasirnya. Untuk partikel pasir yang banyak digunakan
adalah baking soda, alox, glass bead, garnet, silica, dan steel grit.
Teknik sand blasting ini banyak dipilih karena prosesnya yang efisien
dan cepat untuk membersihkan permukaan material yang terkena
bermacam kotoran termasuk sisa cat lama dan karat. Bila proses ini
sudah dilakukan maka permukaan material bisa menjadi kasar
sehingga cat yang baru bisa melekat lebih kuat.
Proses pembersihan ini dilakukan dengan menembakkan partikel
pasir tertentu dengan bantuan tekanan angin dari kompresor yang
bertekanan tinggi, dengan demikian partikel akan menyembur ke
permukaan sehingga terjadi benturan, hantaman, atau tumbukan.
Akibatnya permukaan material akan menjadi lebih bersih serta kasar
Centrifugal Blasting Technique
❖Umum
❖Alat relatif besar
❖Otomatis
❖Ramah lingkungan
❖Tidak berbahaya karena terlindung
Centrifugal Blasting Technique
Sumber: Clive H. Hare (1990)
Air Blasting Technique
❖Menggunakan udara tekanan tinggi
❖Bersifat mobile/dapat dipindah-pindahkan
❖Memerlukan operator yang ahli
❖Cenderung merusak lingkungan
❖Berbahaya
Air Blasting Technique
Sumber: Clive H. Hare (1990)
Cat Inorganic Zinc vs Hot Dip Galvanizing

❑Hot Dip Galvanizing: Proses melapisi permukaan besi baja dengan


logam seng dengan cara mencelupkan ke dalam seng cair bersuhu tinggi
sekitar 450˚C atau 840˚F.
❑Galvanisasi: proses metalurgi, terjadinya perpaduan (alloy) antara
permukaan besi-seng (hasil pencelupan pada zat seng cair) sebagai
lapisan pertama, jika tetap tercelup sampai suhu 450˚C akan tertutup
oleh seng sebagai lapisan kedua. Lapisan perpaduan besi-seng lebih
keras dari pada besinya sendiri.
❑Baja sebelum di galvanisasi harus dibersihkan permukaannya dari
segala kotoran.
Tahapan Dalam Proses Galvanishing

1. Degreasing: membersihkan permukaan dengan Cautic


Soda
2. Rinsing: membersihkan bekas Cautic Soda yang
Dipping/ dipakai
Degreasing Drying 3. Pickling: membuang Oxide pada permukaan baja
Galvanizing
memakai Sulphuric Acid
4. Rinsing: pembersihan bekas Sulphuric Acid
5. Fluxing: di larutan Zinc Amonium Chloride
Rinsing Fluxing Quencing 6. Drying: mengeringkan baja pada suhu oven sebelum
digalvanis
7. Dipping/Galvanizing: merendam baja (dip steel) di
larutan panas seng 99.95% pada temperatur sekitar
450˚C
Pickling Rinsing Quality Control 8. Quencing: di larutan Potassium Dichromate
9. Quality Control: pemeriksaan mutu dan sertifikasi
Keruntuhan Jembatan
Minnesota Tahun 2007
❑Interstate I-35 Bridge di Minneapolis, Minnesota, USA 1 Agustus 2007.
❑40 tahun sejak dibangunnya tahun 1967.
KEUNTUNGAN BAHAN BAJA
1. Penampang kecil, kekuatan tinggi
2. Seragam terhadap kekuatan
3. Str. Sambungan (las) memiliki kekuatan sama
dengan batang yang disambung
4. Daktilitas tinggi
5. Mudah dalam pengerjaan
6. Mudah dalam pengangkutan
7. Dapat dibongkar dan dipasang kembali
KELEMAHAN BAHAN BAJA
1. Perlu perawatan secara rutin
2. Str. Sambungan (baut) kekuatan penampang
berkurang
3. Karena penampang cukup kecil, bahaya tekuk
untuk batang tekan cukup besar
4. Tidak tahan terhadap suhu tinggi
5. Memiliki sifat patah lelah (fatique)
Gambar Alat Tes Korosi
Kesimpulan:
1. Baja unggul ditinjau dari segi kemampuannya menerima beban,
namun jika dibiarkan tanpa perawatan khusus di lingkungan terbuka,
terlihat lemahnya.
2. Kemungkinan terjadinya korosi pada baja merupakan kelemahan
kostruksi baja dibanding konstruksi beton.
3. Korosi pada konstruksi baja ibarat kanker, senyap, namun berakibat
mematikan.
4. Sehingga korosi pada konstruksi baja perlu mendapat perhatian dan
harus dapat dicegah, mulai dari penentuan spesifikasi dan detail
yang baik pada saat perencanaan, pelaksanaan, maupun tindakan
perawatan yang berkelanjutan.
Referensi:
Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan dengan
Cara Pengecatan. No. 028/T/BM/1999. Lampiran No. 6 Keputusan
Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20
Desember 1999
Dewobroto, W. 2015. Struktur Baja Perilaku, Analisis, dan Desain.
Lumina Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai