Anda di halaman 1dari 5

PROSES VARIABEL KECEPATAN PENDINGINAN DENGAN METODE JOMINY TEST PADA BAHAN BESI ALLOY Riyan A, Ariza Noly

K,Nurul Fitria A, Inayati Nur S, Findah Rahmawatus S Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Telah dilakukan percobaan proses variabel kecepatan pendinginan dengan metode jominy test pada bahan besi alloy yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan pendinginan terhadap mikrostrukture dan microhardness pada besi. Percobaan ini dilakukan dengan memanaskan batang besi alloy di dalam furnace tube pada suhu 700 C. Setelah itu dilakukan proses quenching dengan menyemprotkan air pada salah satu ujung batang (jominy test),sehingga diperoleh kecepatan pendinginan yang berbeda. Proses pendinginan dilakukan hingga seluruh batang mencapai suhu ruang mendekati 38 C.Setelah dilakukan proses pemanasan dan pendinginan ,dilakukan pengujian kekerasan dan uji mikrostruktur pada ketiga titik,yaitu ujung tengah,atas dan bawah. Berdasarkan percobaan ini dapat diperoleh nilai rata-rata kekerasan besi karbon setelah diberi perlakuan pada besi karbon antara lain, pada ujung besi karbon yang paling atas sebesar ....... kg/mm2, pada bagian tengah sebesar 133,65 kg/mm2, dan kekerasan pada bagian ujung besi yang disemprot air adalah ....... kg/mm2. Kata kunci: mikrostruktur,microhardnes,.pemanasan,quenching,jominy test. PENDAHULUAN Bahan material memiliki sifat kekerasan yang dapat diuji tingkat kekerasannya. padaumumnya jenis logam yang diuji kekerasannya adalah besi alloy. Dibandingkan dengan besi karbon, besi alloy lebih lunak. kekerasan suatu bahan menyatakan ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastis. Suatu bahan dikatakan mengalami deformasi plastis karena atom penyusun bahan tersebut mengalami pergeseran (perpindahan) akibat adanya gaya eksternal yang menyebabkan atom mengalami dislokasi. adanya peristiwa dislokasi ini menyebabkan atom mengalami slip,sehinnga menimbulkan perubahan dimensi pada struktur kristalnya. Pada percobaan ini pengujian kekerasan material besi dilakukan dengan proses heath-treatment (perlakuan panas) dan dengan proses quenching (proses pendinginan cepat).Pada proses quenching (pendinginan cepat) mekanismenya dipengaruhi oleh temperatur, waktu, serta media yang digunakan.. Bila pendinginan dilakukan secara cepat, maka perubahan fasanya berdasarkan mekanisme geser menghasilkan struktur mikro dengan sifat mekanik yang keras dan getas

Daerah batas dari perubahan sifat keras kesifat getas itu dikenal sebagai suhu transisi yang dipengaruhi oleh komposisi kimia, proses perlakuan panas dan proses pengerjaan dingin.Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Alat Uji KekerasanBahan (vicker Hardness)dan alat uji Jominy Test. Untuk material logam, suhu transisi tersebut mungkin berada disekitar atau diatas suhu kamar.Struktur mikro material logam akan terbentuk bergantung dari kecepatan pendinginannya .Untukebih memahami struktur mikro besi alloy dengan uji kekerasan dan uji jominy test maka dilakukan percobaan ini. DASAR TEORI Quenching. Proses quenching melibatkan beberapa factor yang saling berhubungan. Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan, yang kedua adalah komposisi kimia dan hardendility dari logam. Hardenbility merupakan fungsi dari komposisi kimia dan ukuran butir pada temperatur tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga berpengaruh terhadap hasil proses quenching. Quenching yang dilakukan pada logam spesimen panas (setelah proses austenisasi) pada media pendingin akan mengalami mekanisme pendinginan.

Gambar 1 Mekanisme pendinginan seperti pada Gb.1, yang memperlihatkan laju pendinginan panas dari logam sebagai fungsi dari temperatur permukaan logam. Gb.1 juga menghubungkan temperatur permukaan logam dan waktu yang perlukan pada mekanisme pelepasan panas. Awal pencelupan, logam pertama kali akan diselimuti oleh selubung uap, Tahap kedua dari kurva pendinginan dinamakan tahap didih nukleat dan pada tahap ini terjadi perpindahan panas yang cepat karena logam langsung bersentuhan dengan air.

Sintering.Praktek sintering melipui kontrol dari karakteristik partikel, struktur padatan muda, dan perkiraan struktur kimia yang terbentuk sebagai fungsi dari kondisi selama proses sintering berlangsung.Pada tahap ini terjadi pelepasan ikatan, penghilangan cairan yang terkandung dalam sampel seperti air, dan konversi zat additive seperti organometallic atau polimer. Secara tipikal biasanya penahanan temperatur pertama ini dilakukan dalam temperatur yang masih rendah yaitu hanya sekitar beberapa ratus derajat.Dalam isothermal sintering, temperature meningkat secara monoton sampai pada penahan temperatur sintering (secara tipikal 0.5 sampai 0.8 dari temperatur leleh untuk sintering

pada zat padat, atau berapapun dibawah temperatur eutectic untuk fase liquid), dan kemudian didinginkan dibawah temperatur ruang. Pada umumnya lama waktu penahanan sebanding dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur hingga temperatur penahanan. Mekanisme Terbentuknya Martensit Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa transformasi dari austenit ke martensit terjadi apabila dilakukan pendinginan cepat (quenching), untuk itu diperlukan suatu diagram yang dapat memberikan informasi struktur mikro yang terbentuk akibat proses pendinginan yang berlangsung cepat yaitu diagramTTT(timetemperaturtransfor mation). Karakteristik utama yang membedakan transformasi austenit ke martensit dengan reaksi yang lain adalah reaksi ini tidak melibatkan pengintian dan pertumbuhan yang dicirikan dengan kontrol difusi atom. Pembentukan martensit didasari pada proses pergeseran atom yang melibatkan penyusutan dari struktur kristal. Struktur martensit merupakan konsekwensi langsung dari tegangan disekitar matriks yang timbul akibat mekanisme geser. Metode jominy test.Dengan pengujian Jominy (jominy test) dapat dibuktikan bahwa lajupendinginan yang berbeda-beda akan menghasilkan kekerasan bahan yangberbeda. Pada percobaan Jominy, kecepatan pendingin tidak merata. Hal tersebutdisebabkan karena hanya satu bagian/ujung (bagian bawah) dari benda uji yangdiquench dengan semprotan air, sehingga kecepatan

pendinginan yang terjadimenurun sepanjang benda uji, dimulai dari ujung semprotan air . Pada percobaan ini,sampel dipanaskan hingga suhu austenit . Nilai kekerasan berbanding lurus denganjarak dari tempat berakhirnya quench. Makin lambat laju pendinginan logam, makinbanyak matriks perlit yang ditampilkan dan kekerasan makin turun.. Dengan pengujian Jominy maka dapat diketahui laju pendinginan yang berbeda akan menghasilkan kekerasan bahan yang berbeda. Pada percobaan Jominy ini , mampu keras dari suatu baja yang sama akan bervariasi karena dipengaruhi oleh komposisinya, dimana komposisi tersebut merupakan komposisi kimia dan terdapat ukuranukuran dari setiap benda uji atau spesimen. Spesimen yang biasa digunakan dalam percobaan Jominy test ini adalah baja karbon. Hardening (pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material terutama kekerasan dengan cara celup cepat (quenching) material yang sudah di panaskan kedalam suatu media quenching berupa air , air garam, Oli Dan lainlain. Perubahan dari sifat yang di karenakan proses perlakuan panas mencakup pada daerah keseluruhan dari logam dan hanya sebahagian saja, contoh pada permukaan saja. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada temperature pemanasan (temperature oustinising), holding time dan laju pendinginan yang di lakukan serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung pada hardenahility.Untuk memperoleh

kekerasan yang baik (martensit yang keras) maka pada saat pemanasan harus dapat dicapai struktur austenit, karena hanya austenit yang dapat bertransformasi menjadi martensit. Bila struktur lain itu bersifat lunak, misalnya ferit maka tentunya kekerasan yang tercapai juga tidak akan maksimum.Kekerasan suatu bahan dapat diketahui dengan pengujian kekerasan memakai mesin uji kekerasan (hardness tester ) menggunakan 3 cara atau matoda telah banyak dilakukan, yaitu : metoda brinel, Rockwell dan Vickers. Uji kekarasan Vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang dasarnya berbentuk bujur sangkardari suhu quenching . METODE PERCOBAAN Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalahtube furnace, grinder, poliser, thermometer digital, mikroskop optic, dan vickers hardnes.Bahan- bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah batang besi,aquades,alumina dan HCl. Pengujian Kekerasan Pengujian sebelum dilakukan heat treatment Sebelum dilakukan pengujian kekerasan, besi karbon dipotong sepanjang 4 cm dan diiris melintang pada bagian sisi lingkarannya sehingga besi karbon tidak berbentuk tabung tapi setengah tabung yang memiliki permukaan lurus memanjang. Setelah itu, besi karbon di haluskan dengan menggunakan grinder sampai halus, ditambah dipoliser dengan alumina untuk mengkilapkan permukaan uji.

Pengujian kekerasan sebelum perlakuan, dilakukan dengan menggunakan alat vickers hardnes. vickers hardnes dapat menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap intan berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut. Intan pada vicker hardnes dengan berat 2 kg akan membebani besi karbon dengan waktu pembebanan 8 detik sehingga akan timbul bekas pembebanan pada besi karbon. Dari bekas pembebanan tersebut, akan diperoleh diameter bekas pembebanan sehingga dengan data diameter akan diperoleh nilai kekerasan pada besi karbon secara otomatis pada alat. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali pada tempat yang berbeda, sehingga diperoleh tiga data nilai kekerasan yang nantinya dirata-rata untuk mendapatkan nilai kekerasan uniform dari besi karbon. Pengujian setelah dilakukan pemanasan dan pendinginan Pengujian kekerasan setelah dilakukan pemanasan dan pendinginan sama dengan pengujian kekerasan sebelum dilakukan pemanasan dan pendinginan terhadap besi karbon. Namun, bagian yang dilakukan pengujian kekerasan berbeda.Yaitu terdiri dari bagian ujung, bagian tengah dan bagian dekat ujung yang disemprot air pada permukaan melintang. Pengujian pada masing-masing bagian dilakukan sebanyak tiga kali sehingga diperoleh data nilai kekerasan rata-rata dari masing bagian tersebut.

Jominy tes Besi karbon dimasukkan kedalam tube furnace, kemudian tube furnace dihidupkan dan tunggu sampai suhu tube furnace mencapai suhu 750C. Setelah mencapai 750C, besi karbon diambil dengan menggunakan penjepit, kemudian salah satu bagian ujungnya didinginkan dengan cara menyemprotkan air secara konstan sampai suhu besi karbon menurun mendekati suhu kamar yaitu sebesar 38C. untuk mengetahui suhu besi karbon menurun sampai suhu kamar digunakan thermometer digital sehingga suhu besi karbon dapat diketahui. Setelah itu dilakukan pengujian kekerasan pada bagian ujung besi karbon, bagian tengah besi karbon dan bagian ujung besi karbon dekat yang disemprot air dengan menggunakan Vickers hardnes.

Setelah itu, dilakukan proses eksa terhadap besi karbon yang sudah dihaluskan dengan cara mencelupkan besi karbon tersebut kedalam larutan HCL 10% selama 5 detik agar grain size dan grain boundarinya dapat diamati. Kemudian besi karbon di amati mikrostrukturnya dengan menggunakan mikroskop optik, diatur jarak lensanya sehingga diperoleh pengamatan mikrostruktur antara grain dan grain boundary yang jelas. Pengamatan dilakukan di tiga tempat yang berbeda, yaitu pada bagian ujung besi karbon, bagian tengah besi karbon dan bagian ujung besi karbon dekat yang disemprot air.Sehingga nantiya diperoleh pengamatan mikrostruktur dari besi karbon yang berbeda-beda. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian mikrostruktur Pengujian dilakukan terlebih dahulu dengan membuat halus permukaan irisan melintang dari besi karbon yang sudah di panaskan dan didinginkan sampai mengkilap dengan menggunakan grinder dan poliser.

Anda mungkin juga menyukai