Penyebaran MDR kasus baru (yg belum pernah mendapat pengobatan OAT)
Zignol M, et al. JID 2006; 194: 479-85
1.052.145
203.230
19,3
10.192.986
489.139
4,8
Perkiraan Kasus MDR Global Perkiraan prevalensi MDR global (kasus aktif diasumsi selama 2-3 tahun): 1.000.000 1.500.000 kasus Diperkirakan 42% dari kasus MDR global mempunyai riwayat pengobatan 50% kasus MDR global ada di China dan India, 7% berikutnya ada di Federasi Rusia
WHO Anti-tuberculosis drug resistance in the world, Fourth global report, 2008
MDR= 5,14%
MDR=37,69%
INH = 1 dalam 106 RIF = 1 dalam 108 EMB = 1 dalam 106 Strep = 1 dalam 106 INH + RIF = 1 dalam 1014
1
I R E P
INH I
I I
I I I
I = resisten thd INH, R = resisten thd RIF, P = resisten thd PZA, E = resisten thd EMB
I I I I I I I INH I I I I I I I I
I I IP
IR I I I
INH RIF
IR
IR IR
IR IR IR IR IRP IR IR IR IR IR IR
10
12
14
16
18
20
22
24
Minggu
Lima Faktor:
Pengobatan yg tidak selesai atau tidak adekuat menimbulkan mutan M.tb yg resisten Pasien yg lambat didiagnosis, MDR, tidak dapat pengobatan efektif menjadi penular terus menerus penularan tipe resisten ke kontak yang rentan Pasien dgn TB resisten obat yg diobati dgn short course chemotherapy tidak bisa disembuhkan meneruskan penularan
Resistensi Obat: Faktor Pendukung Lima Faktor (lanjutan): Pasien dgn TB resisten terpajan dgn short course chemotherapy bisa mengembangkan resistensi didapat berikutnya (efek penggandaan) Ko-infeksi HIV infeksi TB menjadi penyakit TB masa penularan lebih lama penularan (resistensi primer ataupun sekunder )
DOTS vs MDR
Program dgn DOTS yg efektif: kepatuhan pengobatan , pengobatan efektif angka kesembuhan Mencegah MDR Tapi jika MDR TB endemis, DOTS sendiri tidak cukup: Berbahaya !!!!! Lebih susah disembuhkan Kinerja DOTS
Contoh: resistens yang didapat lebih lanjut : Di Rusia kepatuhan DOTS 99.2%, tapi angka kesembuhan 54% Angka TB makin buruk karena MDR
Diagnosis MDR-TB
Diagnosis MDR-TB
Diagnosis yg tepat dan pengobatan yg cepat untuk MDR-TB didukung oleh:
Pengenalan faktor risiko untuk MDR-TB Pengenalan kegagalan obat secara dini Uji sensitiviti obat (jika tersedia)
Uji kepekaan obat, jika tersedia, seharusnya dilakukan bila: Ada faktor risiko utk MDR Ada tanda gagal pengobatan Hasil uji kepekaan obat dapat: Mengkonfirmasi diagnosis resistensi Menjadi pedoman pilihan pengobatan
DST: Indonesia
TB Resisten Obat:
Prinsip Penatalaksanan dan Pengobatan
Pilihan berdasarkan:
Ketersediaan OAT lini kedua (second-line) Pola resistensi setempat dan riwayat penggunaan OAT lini kedua Uji kepekaan obat lini pertama dan kedua
Second-line Injectable
Streptomycin Kanamycin Amikacin Capreomycin
Third-line
Quinolone
Ofloxacin Ciprofloxacin Levofloxacin Moxifloxacin
Other 2nd-line
Ethionamide Cycloserine PAS
Other agents
AMX/CLV Clofazimine Clarithromycin
Prinsip Umum dari WHO Penggunaan paling tidak 4 obat-obatan sangat mungkin akan efektif. Jangan menggunakan obat yang mempunyai resistensi silang (cross-resistance). Singkirkan obat yg tidak aman untuk pasien. Gunakan obat dari grup 1-5 dgn urutan yg berdasarkan kekuatannya. Harus siap mencegah, memantau dan menanggulangi efek samping obat yg dipilih.
Tambahan Pertimbangan Pengobatan Gunakan DOT utk semua dosis Gunakan pemberian harian, tidak intermitten Lama pengobatan minimum 18-24 bulan Bila mungkin, teruskan obat suntik paling tidak 6 bulan setelah konversi biakan Teruskan paling tidak tiga obat oral untuk pengobatan yang sempurna
Gunakan DOT dengan cara yang berpihak kepada pasien selama masa pengobatan. Catat obat yang diberikan, hasil bakteriologis, gambar foto toraks, dan kejadian efek samping obat. Optimalkan penatalaksanaan penyakit yang mendasari dan status nutrisi.
Other 2nd line drugs: Cs, PAS, Pto/Eto, Trd Unclear drugs: Cla, CoA, Clofa
Bila memungkinkan digunakande firstline drugs, karena efek dan toleransinya baik. Gunakan dosis maksimal
Aminglikosida dan kapreomisin adalah bakterisidal yang sebaiknya digunakan Dosis maksimal Disuntik selama fase awal
Fluoroquinolones (FQ) bakterisidal kuat second-line drugs. Digunakan bila strainnya masih sensitif dengan FQ. Cross-resistance sangat bervariasi diantara FQ.
Cipro
2nd-line Bacteriostatic agents Agents of unclear efficacy PAS AMX/CLV CS Clofazimine ETO/PTO Clarithromycin (THZ) Linezolid
500 mg
750 mg
750-1000 mg
500 mg 8g
750 mg 8g
750-1000 mg 8g
PEMANTAUAN PENGOBATAN
Gejala klinis Konversi dahak dan biakan Pemeriksaan tiap bulan (tahap awal) dan tiap 2 bulan (tahap lanjutan)
1 1 1 0 2 4
1 6
18
2 2 0 2
Evaluasi Utama Pemeriksaan dahak Setiap bulan sampai konversi, bila sudah konversi setiap 2 bulan dan biakan dahak Evaluasi Penunjang Evaluasi klinis (termasuk BB) Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap Pengawasan oleh PMO Uji kepekaan obat* Foto toraks Kreatinin serum** Kalium serum** Thyroid stimulating hormon ()*** Evaluasi secara periodik Enzim hepar (SGOT, SGPT)# Tes kehamilan Hb dan Leukosit Berdasarkan indikasi
Neuropati perifir
Bercak kemerahan(Rash)
Sakit kepala
Kejang
Ibu hamil Menyusui daan kontrasepsi hormon Diabetes mellitus Gangguan ginjal Gangguan hati
HASIL PENGOBATAN
100
80
60
40
20
Brazil (316)
Estonia (106)
Latvia (165)
Romania (585)
Peru (1508)
Died
Failed
Defaulted
Transferred
Not evaluated
Tuberkulosis Resisten Obat Ringkasan: Kecurigaan dini, diagnosis dan pengobatan tepat adalah unsur kritis untuk mencegah perkembangan lebih lanjut dan penularan penyakit resisten obat Riwayat pengobatan adalah faktor paling penting untuk menduga resistensi obat, tapi faktor-2 lain juga harus diketahui
Ringkasan (lanjutan):
Kenali tanda-tanda bila pengobatan standar mulai gagal Lakukan uji kepekaan obat lini pertama, jika mungkin, untuk semua pasien terduga MDR Lakukan konsultasi dengan pakar jika mungkin, untuk semua pasien terduga MDR- atau XDR-TB
STRATEGI PENGOBATAN TB MDR DI INDONESIA Standardized regimen (paduan standar) OAT 5 kelompok (berdasarkan potensi dan efikasi) Paduan regimen uji pendahuluan Km - E - Eto - Lfx - Z - C / E - Eto - Lfx - Z -Cs Tahapan pengobatan TB MDR 2 tahap: tahap awal dan tahap lanjutan
Perlu diperhatikan
Resisten Quinolon PAS; Kanamisin Kapreomisin Dosis berdasarkan BB Obat injeksi minimal 6 bulan atau 4 bulan setelah konversi(tahap awal) Lama pengobatan minimal 18 bulan Injeksi 5 x/minggu, oral setiap hari Dosis tunggal
Konversi = hasil pemeriksaan dahak dan biakan 2 x jarak 30 hari negatif Tahap awal: rawat inap dan jalan Tahap lanjutan RS rujukan , UPK 2 ,UPK 1
KETERANGAN
Kasus TB MDR dipastikan berdasarkan hasil uji kepekaan oleh Laboratorium yang tersertifikasi
Masyarakat yang tinggal dalam wilayah uji Pendahuluan Ada PMO Menyetujui ikut dalam program dengan mengisi dan menandatangani inform consent
Dibuktikan dengan KTP dari otoritas dimana pasien berdomisili dan dicek kebenarannya oleh UPK (RS dan Puskesmas) PMO merupakan syarat mutlak yang harus ada sebelum mulai pengobatan Pasien dan PMO menandatangani persetujuan tertulis setelah mendapat penjelasan yang cukup dari Tim Ahli Klinis TB MDR
Kriteria eksklusi
KRITERIA KETERANGAN
Penyakit penyerta yang Kondisi berat karena penyakit utama atas dasar riwayat dan pemeriksaan berat (ginjal, hati, laboratorium epilepsi dan psikosis) Pengguna napza Pasien HIV Kelainan fungsi hati Kelainan fungsi ginjal Pendatang/migran Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Anamnesis, Hasil Laboratorium HIV sudah terlampir Kenaikan normal SGOT/SGPT >3 kali nilai
kadar kreatinin >2.2 mg/desiliter Hasil penilaian petugas menyimpulkan bahwa pasien adalah penduduk tidak tetap
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan setelah hasil kepekaan ada Sebelum pengobatan dimulai Pemantauan efek samping obat Indikasi pasien yang akan diobati TB MDR Data klinis, BB Foto toraks Kreatinin serum Kalium serum Thyroid stimulating hormon (TSH) Enzim hepar (SGOT, SGPT) HB, leukosit
Dikenal, dipercaya dan disetujui, , disegani dan dihormati oleh pasien. Tinggal dekat dengan pasien. Bersedia membantu pasien dengan sukarela. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama dengan pasien Petugas kesehatan, kader kesehatan, anggota PPTI, anggota PKK
EFEK SAMPING
Efek samping >> Diagnosis segera tatalaksana Pemantauan ketat Ringan - berat Ringan UPK Berat RS rujukan TB MDR
HASIL PENGOBATAN
Administratif Komitmen Direksi Perbaikan sarana Rawat Jalan dan Rawat Inap Lingkungan Maksimalkan ventilasi dan sinar matahari Proteksi pribadi Punaan alat pelindung diri MASKER
Patients Room
TERIMA KASIH
Smear/Culture DST & QC Surgery Drugs Case Management