Anda di halaman 1dari 1

7 Imam Qiroat Al-Quran

Mereka adalah: (1) Abu `Amru bin Al-Ala (perawinya adalah Ad-Duri dan As-Susi), (2) Ibnu Katsir (perawinya adalah Al-Bazzi dan Qumbul), (3) Nafi` Al-Madani (perawinya adalah Qalun dan Warsy), (4) Ibnu Amir Asy-Syami (perawinya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan), (5) `Ashim Al-Kufi (perawinya adalah Syu`bah dan Hafsh). qiroat imam ashim riwayat hafsh inilah yang biasa kita baca, (6) Hamzah Al-Kufi (perawinya adalah Khalaf dan Khalad) dan (7) Al-Kisai Al-Kufi (perawinya adalah Abul Harits dan Ad-Duri). Namun demikian, yang dimaksud dengan tujuh huruf bukanlah qiraat tujuh. Anggapan bahwa tujuh huruf menjelaskan huruf pertama adalah qiraat Imam Nafi, huruf kedua adalah qiraat Imam Ashim, dan seterusnya yang mengasosiasikan tujuh huruf dengan tujuh imam qiraat adalah pendapat yang keliru. Urgensi qiraat adalah menjaga kelestarian Al-Quran sebagaimana ia diturunkan. Ulama menentukan hukum mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan qiraat yaitu fardhu kifayah.

Dalam ilmu qiraat juga terdapat istilah ushul dan furush. Ushul adalah perbedaan yang tetap dari para imam maupun perawi, mencakup fathah, imalah, saktah, isymam dan lain-lain. Misalnya Imam Warsy selalu membaca miring (taqlil) setiap ada kata yang berwazan falaa, fulaa, filaa. Demikian juga Imam Hamzah selalu membaca saktah bila ada sukun atau tanwin bertemu hamzah. Sedangkan furush adalah perbedaan yang tidak selalu dibaca sama meski oleh imam yang sama. Misalnya kata maliki, Imam Ashim membaca panjang kata tersebut yang terdapat di surat al-Fatihah, tapi membaca pendek kata yang sama, yang terletak di surat anNaas. Juga Imam Ashim membaca fathah setiap bertemu alif layyinah, namun khusus di surat Hud ada kata majrahaa yang dibaca imalah.

Anda mungkin juga menyukai