Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FAHRIZAN ROMADHON

Nim. : 2018060024

1. Pengertian Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau sesuatu yang dibaca secara
berulang. Sedangkan menurut terminologi, Al-Qur’an artinya firman Allah SWT yang
diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sebuah mukjizat untuk kemudian
disampaikan dengan jalan mutawatir dengan perantaraan malaikat Jibril.
Qiro’at adalah perbedaan pengucapan lafal AL-Qur’an,baik menyangkut huruf-hurufnya
maupun pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil
(menebalkan), dan lainnya. 7 imam qiroah sab’ah beserta perawinya:
1. Abu ‘Amr ibn Al ’Alaa’ (Gurunya Para Perawi): perawinya adalah ad-Duuriyy dan As-
Suusiyy, Adapun ad-Duuriyy dia adalah Abu ‘Umar Hafsh ibn ‘Umar ibn ‘Abd al-‘Aziz
ad-Duuriyy an-Nahwi. Sedangkan As-Suuusiyy adalah Abu Syu’aib Shalih ibn Ziyad ibn
‘Abdullah As-Suusiyy wafat tahun 261 H.
2. Ibn Katsir: Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Al-Bazziyy dan
Qunbul. Adapun Al-Bazziyy, dia adalah Ahmad ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn Abi
Bazzah Al Muadzin Al Makiyy, dan memiliki nama kunyah Abu al-Hasan, wafat di
Makkah 250 H. Adapun Qunbul dia adalah Muhammad ibn ‘Abdirrohman ibn
Muhammad ibn Khalid ibn Sa’id al-Makki al-Makhzumi. Ia memiliki nama kunyah Abu
‘Amr dan dijuluki Qunbul. Ia wafat di Makkah tahun 291 H.
3. Nafi’ al-Madani : Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Qaaluun dan
Warasy. Qaaluun dia adalah ‘Isaa ibn Mainaa al-Madani seorang pengajar bahasa
arab, memiliki nama kunyah Abu Musa, dan nama Qaaluun adalah
julukannya. Sedangkan Warasy dia adalah ‘Utsman ibn Sa’id ibn al-Mishri memiliki
nama kunyah Abu Sa’id dan Warasy adalah nama julukannya. Dia dijuluki dengan
julukan tersebut ada yang mengatakan karena kulitnya yang sangat putih. Dia wafat
di Mesir tahun 197 H.
4. Ibnu ‘Amir asy-Syami : Dia adalah ‘Abdullah ibn ‘Amir al-Yashubiy seorang hakim di
Damaskus pada masa kekhalifahan Walid ibn ‘Abdil Malik. Dia diberi nama kunyah
Abu ‘Imraan dan dia termasuk salah seorang Tabi’in. Ia wafat di Damaskus tahun 118
H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan.
5. Ashim al-Kuufi : Dia adalah ‘Ashim ibn Abi an-Najuud, ada yang menamainya Ibnu
Bahdalah Abu Bakar dan dia adalah salah seorang tabi’in, wafat di kufah tahun 128 H.
Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya dia adalah Syu’bah dan Hafs.
6. Hamzah al-Kuufi’ : Dia addalah Hamzah ibn Habib ibn ‘Imarah az-Zayyat al-Faradhi at-
Taimy, diberi nama kunyah Abu ‘Imarah. Ia wafat di Bahlawan pada masa kekhalifahan
Abu Ja’far al-Manshur tahun 156 H. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya
adalah Khalaf dan Khalad.
7. Al Kisaa’I Al Kuufi : Ia adalah ‘Ali ibn Hamzah, Imam ahli Nahwu kalangan Kufah, diberi
nama kunyah Abd al-Hasan, dinamakan al-Kisaa’i karena dia ihram memakai Kisaa’
(kain penutup Ka’bah). Ia wafat di Ranbawaih salah satu daerah di perkampungan Ar-
Ray. Dua orang yang meriwayatkan Qira’at darinya adalah Abu Harist dan Hafs ad-
Duuriy.
2. Mengapa qiroah Imam Ashim lebih populer:
 Faktor pertama, Sanad yang dimiliki imam Ashim sangatlah kuat. Dari urutan sanad,
imam ini menempati rangkaian ketiga dari seluruh sanad yang ia miliki dari gurunya
yang bersambung ke Rasulullah. Ketiga gurunya yaitu Abdurrahman bin as-Sulami,
Zirr bin Hubaisy dan Sa’ad bin Iyas. Kemudian, Abdurrahman bin as-Sulami
mendapatkan qiraahnya melalui lima sahabat senior yakni Usman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Zaid bin Tsabit. Lalu Zirr bin
Hubaisy mendapatkan qiraahnya melalui Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan
Abdullah bin Mas’ud. Sementara Sa’ad bin Iyas mendapatkan qiraahnya melalui
Abdullah bin Mas’ud saja. Persambungan sanad melalui Abdurrahman bin as-Sulami
inilah yang menyebabkan sanad imam ‘Ashim sangatlah kuat.
 Faktor kedua, pengaruh Ibnu Mujahid yang membakukan qiraat tujuh dan peran
penyalinan mushaf serta percetakan. Seusai pembakuan tujuh qiraat oleh Ibnu
Mujahid, hanya empat bacaam imam yang bertahan. Setelah itu persebaran agama
Islam semakin kuat dan qiraat Ashim riwayat Hafs disebut sebagai bacaan paling
mudah.

Hingga ada teknologi percetakan, pada tahun 1694 percetakan Abraham


Hincklemann di Hamburg, Jerman mencetak secara sempurna mushaf Al-Qur’an.
Mushaf ini lengkap menggunakan huruf Arab yang disertai dengan tanda baca, tanda
huruf, dan penomoran ayat. Dan qiraah yang digunakan dalam percetakan ini adalah
qiraat Ashim riwayat Hafs.

 Faktor Ketiga, kebijakan pemerintah Mesir pada tahun 1924/1925 untuk mencetak
dan menyebar luaskan ke seluruh penjuru dunia. Saat itu Raja Fuad secara resmi
menggunakan qiraat Ashim riwayat Hafs dan dinilai proyek percetakan Al-Qur’an
yang berhasil untuk pertama kali. Sehingga mayoritas umat muslim menggunakan
gaya bacaan ini, meski mereka tidak menyadarinya.
3. Kaidah bacaan imam nafi'
 Imalah adalah memiringkan harakat fathah menuju kasrah. Imalah Terbagi menjadi
2 yaitu Imalah Kubra dan Imalah Sughra. Imalah Kubra (biasa disebut Imalah saja)
yaitu membaca huruf antara fathah dan kasrah sehingga terdengar seperti vokal /e/
dalam kata “tekad”. Qira’at `Ashim riwayat Hafsh hanya mengenal Imalah Kubra dan
hanya terdapat pada satu tempat yaitu huruf Ra dalam surah Hud ayat 41 pada kata:
‫( َمجْ راه‬majrééhaa) Dalam riwayat Warsy tariq al-Azraq, Imalah Kubra juga hanya
terdapat pada satu tempat yaitu pada huruf Ha dalam dalam surah Thaha ayat 1:
‫(طه‬thaahéé). Imalah Sughra atau Taqlil yaitu membaca sebuah huruf dengan
memiringkan sedikit harakat fathahnya. Cara membaca Taqlil mirip dengan
penyebutan vokal /e/ dalam kata relung hanya saja vokal /e/ dibaca panjang. Dalam
riwayat Warsy thariq al-Azraq, terdapat banyak tempat dimana huruf dibaca dengan
Taqlil.
 Lam al-Ta`rif
Lam at-Ta`rif adalah huruf Laam sukun yang sesudahnya berupa huruf Hamzah dan
ditulis bersambung (‫)ال‬. Imam Warsy membaca Lam at-Ta`rif dengan Naql, yaitu
memindahkan harakat huruf Hamzah ke huruf Lam sehingga huruf Hamzah tidak lagi
dibaca. Contoh: Dalam riwayat Hafsh terbaca:‫(ااْل َعْ لَى‬al-a`laa) Sedangkan dalam
riwayat Warsy thariq al-Azraq dibaca:‫(ااَل عْ لى‬ala`lee).
 Mad Muttashil adalah huruf mad yang bertemu dengan huruf Hamzah dalam satu
kata. Imam Warsy membaca Mad Muttashil dengan Thul (dibaca panjang 6
harakat). Contoh Huruf Lam pada kata :‫(أُولَئِك‬ulaaaaaa’ika
 Mad al-Munfashil adalah huruf mad yang bertemu dengan huruf Hamzah di lain
kata. Imam Warsy membaca Mad al-Munfashil dengan Thul(panjang 6
harakat). Contoh: ‫َو َمآ أُن ِز َل‬
 Mim al-Jama’ adalah huruf Mim yang menjadi akhir dari kata Jama’ al-Mudzakkar.
Jika huruf setelah Mim al-Jama’ berupa huruf Hamzah Qatha’ maka Mim al-Jama’
dibaca dengan di-dhammah (Shilah Mim Jama’) yang panjangnya 6 harakat
(Thul/Mad al-Munfashil).
 As-Sakin al-Mafshul adalah bertemunya huruf shahih sukun yang teletak di akhir
kata dengan huruf Hamzah Qatha’ yang terletak di awal kata berikutnya. Imam
Warsy membaca as-Sakin al-Mafshul dengan cara memindahkan harakat huruf
Hamzah ke huruf mati sebelumnya (an-Naql) sehingga huruf Hamzah tidak dibaca
lagi. Jika huruf Hamzah berupa huruf mad maka huruf sebelumnya dibaca dengan
Thul setelah terjadi an-Naql. Dalam riwayat Hafsh terbaca: ‫َق ْد‬
‫ ْفلَ َح ْالم ُْؤ ِم ُنون‬q
َ adaflahalmu’minuuna) Sedangkan dalam riwayat Warsy thariq al-Azraq
dibaca:
ْ َ‫ َق َدا ْفل‬qadaflahal muuminuuna)
‫حالمُو ِم ُنون‬
 Mad Badal
Mad Badal adalah bertemunya dua Hamzah dimana Hamzah kedua diganti menjadi
Alif sehingga Hamzah yang pertama dibaca panjang. Imam Warsy rahimahullah
membaca Mad Badal dengan Thul (panjangnya 6 harakat). Contoh:‫َءا َم َّنا‬
(aaaaaamannaa) Kata ‫( َءا َم َّنا‬aamannaa) berasal dari kata ‫( أَ ْأ َم َّنا‬a’mannaa).

Anda mungkin juga menyukai