Anda di halaman 1dari 12

QIRA’AT AL-QUR’AN

KELOMPOK 8
1. Putriyatul Maulidiyah
(06041021056)
2. Rizka Amalia Oksanda
(06041021057)
3. Rudat Ilaina Alwanda
(06041021058)
PENGERTIAN QIRA’AT AL-QUR’AN
Menurut Etimologi
01 Masdar dari kata kerja qara’a (‫ )عرﻗ‬yang
artinya membaca

Menurut Ibnu al-Jazari


02 Ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-
kata Al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya
dengan cara menisbahkan kepada penukilnya.
(Rosihan Anwar: 2000)
Menurut al-Zaqarsyi
03 Perbedaan cara-cara melafalkan Al-Qur’an, baik mengenai
huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut
seperti takhfif (meringankan), tasqil (memberatkan) atau
yang lainnya. (Rosihan Anwar: 2000)

Menurut al-Shabuni
04 Suatu mazhab cara melafalkan Alqur’an yang dianut oleh
salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang
bersambung kepada Rasulullah SAW.
LATAR BELAKANG QIRA’AT AL-QUR’AN
LATAR BELAKANG HISTORIS
Qira’at telah muncul sejak masa Nabi SAW walaupun pada saat itu qira’at bukan
merupakan suatu disiplin ilmu. Karena perbedaan para sahabat melafazkan Al-Qur’an
dapat ditanyakan langsung kepada Nabi SAW, sedangkan Nabi tidak pernah menyalahkan
para sahabat yang berbeda itu. Asumsi ini dapat diperkuat oleh :
1. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab ra, berkata:
“Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca Al-Qur’an surah al-Furqan, aku
mendengar bacaannya mengandung beberapa huruf yang belum pernah dibacakan
oleh Rasulullah saw. kepadaku, sehingga setelah selesai shalatnya aku bertanya
kepadanya: Siapa yang membacakan ini kepadamu? Ia menjawab Rasulullah yang
membacakan kepadaku! Aku mengajaknya untuk menghadap pada Rasulullah: Aku
mendengar laki-laki ini membaca surah al-Furqan dengan beberapa huruf yang belum
pernah Engkau bacakan, sedang Engkau sendiri yang telah membacakan surah al-
Furqan kepadaku! Rasulullah menjawab: Begitulah surah ini diturunkan”
2. Imam Muslim dengan sanad dari Ubai bin Kaab berkata: Ketika aku berada di masjid
tiba-tiba masuklah seorang laki-laki untuk shalat dan membaca bacaan yang aku
ingkari, setelah itu masuk lagi laki-laki lain, bacaannya berbeda dengan laki-laki yang
pertama. Setelah kami selesai shalat kami menemui Rasulullah, lalu aku bercerita
tentang hal tersebut, kemudian Rasulullah memerintahkan keduanya untuk membaca,
maka Rasulullah saw. Mengatakan kepadaku: “Hai Ubay sesungguhnya aku diutus
membaca Al-Qur’an dengan tujuh huruf”.
LATAR BELAKANG CARA PENYAMPAIAN
Sahabat membacakan qira’at Al-Qur’an kepada murid-muridnya sehingga murid-murid lebih
suka mengemukakan qira’at gurunya daripada imam yang lain.
Hal ini mendorong ulama merangkum bentuk perbedaan cara melafazkan Al-Qur’an, yaitu :
1. Perbedaan dalam I’rab atau harakat kalimat tanpa perubahan makna dan bentuk
kalimat
Misalnya dapat dilihat dalam Qs. an-Nisa/4: 37 (kata bil-bukhli yang berarti kikir dapat
dibaca fathah pada huruf ba-nya, sehingga dapat dibaca bil-bakhli tanpa perubahan
makna).
2. Perubahan pada I’rab dan harakat, sehingga dapat merubah maknanya
Misalnya dalam Qs.Saba’/34:19 (Kata baa’id artinya jauhkanlah, yang kedudukannya
sebagai fi’il amr, boleh juga dibaca ba’ada yang kedudukannya menjadi fi’il madhi,
sehingga maknanya berubah “telah jauh”).
3. Perbedaan pada perubahan huruf tanpa perubahan I’rab dan bentuk tulisan,
sedang makna berubah
Misalnya dalam Qs.al-Baqarah/2: 259 (Kata nunsyizuha “Kami menyusun kembali” ditulis
dengan huruf zay diganti dengan huruf ra’, sehingga berubah bunyi menjadi nunsyiruha
yang berarti “Kami hidupkan kembali”).
4. Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tulisan, tapi makna tidak
berubah
Misalnya dalam Qs. al-Qari’ah/101: 5 (Kata ka-al-‘ihni “bulu-bulu” kadang dibaca kaash-
shufi “bulu-bulu domba”. Perubahan ini berdasarkan ijmak ulama, namun tidak
dibenarkan karena bertentangan dengan mushaf Usmani).
MACAM-MACAM QIRA’AT AL-QUR’AN
Qira’at Mutawatir
Diriwayatkan banyak orang yang didapatkan dari banyak orang menurut adat dan kebiasaan tidak mungkin mereka
bersepakat untuk berdusta dari awal hingga akhir sanad, tanpa ada batasan jumlah banyak sedikitnya orang
tersebut
Qira’at Masyhur
Sanadnya shahih namun tidak sampai mutawatir, sesuai dengan salah satu mushaf usmani dan salah satu dialek Arab
Contohnya dengan mem fathah kan huruf ‫ ت‬pada lafadz
ُ
‫تﻧﻛ ﺎﻣَ َو‬ ‫ﺗﻣ‬ ِ َ ‫ﺿ ﻣُ ﻟٱ‬
ُ ‫ذﺧ ﱠ‬ ِ ‫نﯾ ِﻠ‬
ّ ‫ﺿ َﻋ‬
ُ ‫ ٗاد‬, َ‫ﺗﻣ تﻧﻛ ﺎﻣَ و‬ ِ َ ‫ﺿ ُﻣ ﻟٱ‬
ُ ‫ذﺧ ﱠ‬ ِ ‫نﯾ ِﻠ‬
ّ ‫ﺿ َﻋ‬
ُ ‫ٗاد‬

Qira’at Syadzah
Tidak sah sanadnya, menyalahi rasm Utsmani, serta tidak termasuk dalam bagian dialek bahasa Arab. Misalnya:

Qira’at Mudrajah
Terdapat unsur penyisipan dan penambahan antara kalimat al-Qur’an dengan tafsir, pada
intinya terdapat penambahan tafsir dalam bacaan

Qira’at Maudhuat
Dinisbahkan kepada orang yang mengatakannya tanpa mempunyai dasar periwayatan
sama sekali
TOKOH QIRA’AT AL-QUR’AN
Ibn Amir
1 Nama lengkapnya Abdullah ibn Amir ibn Yazid ibn Tamim ibn Rabi’ah ibn Amir al-Yahshabi, diberi gelar Abu
Imran al-yahshabi, dilahirkan tahun 629 M. Seorang qodhi di Damaskus pada masa pemerintahan Walid ibnu
Abdul Malik. Dia adalah seorang tabi’in belajar qira’at dari al-Mughirah ibnu Abi Syihab al- Mahzumy dari Utsman
bin Affan dari Rasulullah SAW.

2 Ibn Katsir
Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah ibnu Katsir ibn Amr ibn Abdullah ibn Zadzan ibn Firuzan ibn Hurmuz
al-Makky, nama sebenarnya adalah Abu Sa’id. Dilahirkan di mekkah tahun 665 M. Ia adalah seorang tabi’in yang
pernah hidup bersama sahabat Abdullah ibnu Jubair, Abu Ayyub al-Anshari, dan Anas ibnu Malik, Abdullah bin
Abbas dan Abu Hurairah. Dan ibnu Katsir wafat pada tahun 120 H di Mekkah.

3 Ashim al-Kutsy
Nama lengkapnya ibn Abi an-Najud al-asadi, ia pernah belajar qira’at pada Dzar bin Hubaisy dari Abdullah bin
Mas’ud. Ia adalah seorang Tabi’in yang wafat pada tahun 127-128 H di Kufah.
4 Al-Kisa’iy
Dia adalah Abu al-Hasan Ali ibn hamzah al-Kisai’y al-Nahwiy. Abu Bakar ibn Anbariy
mengatakan dia paling mahir dalam bidang nahwu, satu-satunya orang yang paling tahu
tentang al-Gharib dan paling pandai dalam masalah qira’at. Bahkan ia perlu duduk di atas
kursi dan membaca al-Qur’an dari awal sampai akhir dan mereka mendengarkannya serta
menandai segala sesuatunya. Beliau wafat pada tahun 189 H.
Abu Amr
5 Nama lengkapnya adalah Abu Amar Zabban ibnul Ala ibnu Ammar al-Bashry, seorang guru besar pada rawi,
disebut juga sebagai namanya dengan Yahya, sebagian orang mengatakan namanya Abu Amr itu adalah nama
panggilan beliau. Dia termasuk yang paling tahu tentang qira’at, jujur dan percaya dalam agamanya. Dia
meriwayatkan dari Mujahid ibn Jabr, Said ibn Jubair dari ibn Abbas dari Ubay bin Ka’ab dari Rasulullah Saw. Dia
membaca di hadapan sejumlah orang antara lain Abu Ja’far, Zaid ibnu al-Qa’qa dan Hasan al-Bashry. al-Hasan
membaca di hadapan Haththan dan Abu al-Aliyah, sedang Abu al-Aliyah membaca di hadapan Umar bin
Khattab. Abu Amr wafat pada tahun 154 H di kufah.Dia adalah qari dari Basrah.
Kedua perawinya adalah ad-Dury yang wafat pada tahun 246 H, dan as-Susy yang wafat pada tahun 261 H.
Hamzah al-Kufy
6 Dia adalah Abu Ammarah Hamzah ibn Hubaib al-Zayyat al-Kufiy Maula Ikrimah ibn Rabi’ at-Tamimiy.
Dia
membaca di hadapan Abu Muhammad Sulaiman ibn Mihran al-A’masy di hadapan Yahya ibnu Watsab, di
hadapan Zirr ibn Hubaisy, di hadapan Utsman, Ali dan ibnu Mas’ud, di hadapan Nabi Saw. Dia seorang yang
sangat handal tentang Kitabullah, menguasai dengan baik, mengetahui berbagai kefarduan dan kebahasaan
serta hafidz di bidang hadits. Dia wafat di Hulwan pada tahun 156 H.

Imam Nafi’
7
Dia adalah Abu Ruwaim Nafi’ ibn Abdirrahim ibn Abu Nu’aim al-Madaniy. Dia mengambil qira’at dari Abu Ja’far
al-Qariy dan dari sekitar tujuh puluh tabi’i. Mereka mengambil dari Abdullah ibn Abbas dan Abu Hurairah, dari
Ubay bin Ka’ab dari Rasulullah Saw. Kepadanya kepemimoinan qira’at mencapai puncaknya di Madinah sl-
Munawarah. Beliau wafat pada tahun 169 H.
KETIGA IMAM QIRA’AT YANG MENYEMPURNAKAN IMAM QIRA’AT TUJUH
MENJADI SEPULUH QIRA’AT, YAITU:

Abu Ja’far al-Madani


Ia adalah Yazid bin Qa’qa, yang wafat di Madinah pada tahun 128 H, namun ada pula
yang mengatakan pada tahun 132 H.dua orang perawinya adalah ibn Wardan dan ibn
Jimaz.
Ibn Wardan adalah Abdul Haris Isa bin Wardan al-Madani yang wafat di madinah pada
tahun 160. H, sedangkan ibn Jimaz adalah Abur Rabi’ Sulaiman bin Muslim Bin Jimaz al-
Madani yang wafat pada tahun 170 H.
Ya’qub al-Basri
Dia adalah Abu Muhammad Ya’qub bin Ishaq binZaid al-Hadrami, yang wafat di
Basrah pada tahun 205 H. Dua orang perawinya adalah Ruwais (Abu Abdullah
Muhammad bin Mutawakkil al-Lu’lu’i al- Basri) yang wafat di Barah tahun 238 H dan
Rauh (Abul Hasan Rauh bin Abdul Mu’min al-Basri an-Nahwi) yang wafat pada tahun
234 H

Khalaf
Ia adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Sa’lab al-Bazar al-Bagdadi yang wafat
pada tahun 229 H. tetapi dikatakan pula bahwa pada tahun kewafatannya tidak diketahui.
Dua orang perawinya adalah Ishaq dan Idris. mIshaq adalah Abu Ya’qub Ishaq bin
Ibrahim bin Usman al-Warraq al-Marwazi yang wafat pada tahun 286 H. Sedang Idris
adalah abul Hasan Idris bin Abdul Karim al-Bagdadi al-Haddad yang wafat pada tahun
ADA JUGA QIRA’AT EMPAT BELAS, YAITU :

Yahya bin al-Mubarak al-Yazidi


Al-Hasan al-Bashri
an-Nahwi al-
Seorang Tabi’in besar yang wafat Baghdadi
tahun 110 H, merupakan qari dari
Wafat tahun 202 H.Dia adalah qari
Bashrah. dua paerawinya adalah
dari Bashrah, ia mengambil qira’at
Syuja’ Balkhi (120-190 H) dan Duri
dari Abi Amr dan Hamzah. Dua
yang wafat pada tahun 246 H
perawinya adalah Sulaiman bin
yang tidak sezaman dengannya
Hakam yang wafat pada tahun 235 H
dan meriwayatkan melalui
dan Ahmad bin Faraj Dharir yang
perantara.
wafat pada tahun 303 H yang
meriwayatkan melalu perantara.
Muhammbin
Abdirrahmanad Abu al-Fajr Muhammad bin
Ahmad Asy-
Dikenal dengan Ibn Mahishan yang Syanbudz
wafat pada tahun 123 H. qari dari Wafat tahun 388 H, 14 bacaan
Mekkah. dua perawinya adalah terkenal yang masing-masing 5
Bazzi (170-250 H) dan Ibnu orang dari Qurra Sab’ah. Abu Amr
Syanbudz yang wafat pada tahun berasal dari Iran suku Mazn Tamim.
SYARAT DITERIMANYA QIRA’AT AL-QUR’AN

Setiap qira’at yang sesuai dengan bahasa


Arab walaupun dari satu segi

Sesuai dengan salah satu mushaf Usmani


walaupun baru kemungkinan saja

Sahih sanadnya
KEGUNAAN QIRA’AT AL-QUR’AN
Meringankan umat Islam Bukti kemukjizatan al-Quran
dan mudahkan mereka dari segi kepadatan
untuk membaca al-Quran maknanya, karena setiap
A qiraat menunjukkan suatu
hukum syara’ tanpa adanya
Menunjukkan terjaganya dan
pengulangan lafaz
terpeliharanya al-Quran dari
perubahan dan
C Meluruskan aqidah yang
penyimpangan, padahal salah, misalnya
mempunyai bacaan yang penafsiran
dalam tentang sifat
berbeda sifat surga dan
B penghuninya dalam
Q.S.
Dapat menjelaskan hal-hal
mungkin masih global atau D al-Insan (76):
Menunjukkan keutamaan 20
samar dalam qiraat yang
lain, baik qiraat itu dan kemuliaan umat
Mutawatir, Masyhur ataupun Muhammad SAW atas
Syadz umat-umat pendahulunya
B E
TERIMA KASIH
‫ا ًر ْﻛ ﺷ‬

Anda mungkin juga menyukai