Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan

tuti

Pertemuan Ke 2 s/d 4

MATA KULIAH : METODE NUMERIK JURUSAN DOSEN : Dra. HARMASTUTI M.Kom : TEKNIK MESIN S-1 FAKULTAS : TEKNIK INDUSTRI

Metode numerik

Ringkasan

tuti

Error , Nilai Fungsi Dan Pendeferensialan Numerik

2.1. Galat (Error) Angka bena digunakan untuk menangani hampiran (aprogsimasi) yang berkaitan dengan manipulasi bilangan. Angka bena atau digit dikembangkan secara formal menandakan keadalan suatu nilai numerik. Angka bena( significant digits) angka yang dapat digunakan dengan pasti.

Galat (Error) Galat numerik timbul karena penggunaan hampiran(aprogsimasi) untuk menya-takan operasi atau besaran matematis yang eksak.Hubungan nilai eksak(sejati / sebenar-nya) dengan nilai pendekatannya (aprogsimasi) dapat dirumuskan sebagai berikut. Nilai sejati (true value) = aprogsimasi + galat atau Et = Nilai sejati Aprogsimasi Dimana Et , menunjukkan nilai eksak dari galat dan t menyatakan galat sejati ( true error). Kelemahan rumus (2.5) tingkat besaran nilai yang diperiksa tidak diperhatikan, oleh karenanya perlu menormalkan galat terhadap nilai sejatinya. Menormalkan galat terhadap nilai sejati : Galat relatif pecahan = galat/ nilai sejati, Galat relatif dikalikan 100 persen yaitu : (2.6) atau (2.5) (2.4)

t = [( galat sejati)/ nilai sejati] x 100% t menunjukkan prosentase galat relatif yang sejati

Dalam masalah rekayasa nilai eksak(true value) tidak diketahui oleh karenanya perlu adanya alternatif lain untuk menentukan galat yaitu perlunya penormalan galat dengan nilai pendekatannya. Menormalkan galat terhadap nilai pendekatan (aprogsimasi) a= [( galat pendekatan)/ nilai pendekatan] x 100% indek a (2.7)

menunjukkan bahwa galat dinormalkan terhadap nilai pendekatan.Untuk

menentukan taksiran galat (error ) tanpa mengetahui nilai sejati, penentuan galat

Metode numerik

Ringkasan

tuti

dilakukan secara berulang atau secara iterasi. Sedangkan prosentase galat relatif dirumuskan rumus sbb :
nilai pendekatan sekarang - nilai pendekatan sebelumnya

a =
nilai pendekatan sekarang

x 100%

( 2.8)

nilai galat pada persamaan ( 2.4) sampai ( 2.8) dapat positif atau negatif, penghitungan dihentikan apabila dipenuhi |

a|<

dimana

=( 0,5 x 102-n )% ,

adalah angka bena (digit) yang diperhatikan. Contoh 1 :

Jika diberikan uraian deret Maclaurin dari fungsi cos x, yaitu

cos x = 1

x 2 x 4 x 6 x8 + + ... 2! 4! 6! 8!

dengan memulai dari suku pertama cos x = 1, taksirlah nilai cos( lanjutkan sampai suku ke lima dari deret diatas. Dan tentukan error relatifnya. Jawab : Untuk x =

) dan 3

, tentukan nilai cos( ) 3 3

1. iterasi pertama : Perhitungan diawali dengan menentukan nilai


cos x = 1

2. iterasi kedua : Perhatikan dua dua suku pertama dari deret Maclaurin x2 cos x = 1 2! 2 , maka cos( ) = 1 9 = 1 0,54775 = 0.45225 3 2! a1 = maka = N ps N pb N ps x100%

0.45225 1 x100% = 121.116% 0.45225

Nps adalah nilai pendekatan sekarang(baru), Npb adalah nilai pendekatan sebelumnya 3. iterasi ketiga : Perhatikan tiga dua suku pertama dari deret Maclaurin x2 x4 + 2! 4!

cos( x ) = 1 cos( ) = 0.50225 3


Metode numerik

diperoleh nilai

Ringkasan

tuti

a2

0.50225 0.45225 x100% = 9.95% 0.50225

4. iterasi keempat : Perhatikan empat suku pertama yaitu dari deret Maclaurin cos( x ) = 1 diperoleh cos( ) = 0.500414 3 dan error relatifnya a = 0.500414 0.50225 x100% = 0.366% 0.500414 x2 x4 x6 + 2! 4! 6!

dan seterusnya Jika diperhatikan dari keempat iterasi (hitungan), tampak pada iterasi yang ke empat nilai error (galat) relatifnya semakin kecil. Hal ini diartikan bahwa pada iterasi keempat nilai cos( ) semakin mendekati nilai sebenarnya (sejati). 3

3.

Nilai fungsi dengan deret Taylor.

Deret Taylor menyediakan sarana untuk menetukan nilai fungsi pada suatu titik dalam bentuk nilai fungsi dan turunannya pada titik yang lain. Sebelum memulai dengan penggunaan deret Taylor untuk menentukan nilai fungsi diingatkan kembali dengan Teorema Taylor yaitu Jika fungsi f dan n +1 turunannya kontinu pada selang yang memuat a dan x maka nilai fungsi pada x adalah sebagai berikut f ( x) = f (a ) + f ' (a )( x a ) + Dengan suku sisa Rn, Rn = 1) Teorema Taylor akan disebut deret Taylor untuk n mendekati takberhingga yaitu :
x ( x t ) n! n f ( n +1) (t ) dt

f ' ' (a)


2!

( x a )2 +

f 3 (a)
3!

( x a)3 + ...

f n (a ) ( x a ) n + Rn n! ( 3.

Metode numerik

Ringkasan

tuti

f ( x) = f (a ) + f ' (a )( x a) +

f ' ' (a )

2!

( x a)2 +

f 3 (a )

3!

( x a )3 + ...

( 3.2) Ekspansi maju deret Taylor untuk xi+1 pada titik dasar xi f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ' ( a)( xi +1 xi ) + f ' ' ( xi ) ( xi +1 xi ) +
2

f ''' (a)

2!

3!

( xi +1 xi ) 3 + ...

(3.3) 3.1. Nilai fungsi Pada bab berikut akan dibahas bagaimana menentukan nilai pendekatan suatu fungsi dengan menggunakan deret Taylor, yaitu dengan memperhatikan satu suku pertama yang disebut dengan pendekatan orde nol, memperhatikan dua suku pertama disebut dengan pendekatan orde pertama dan seterusnya. Untuk menentukan nilai fungsi f(xi+1) disekitar x = xi adalah sebagai berikut. Pendekatan orde-nol f ( xi +1 ) = f ( xi ) ( 3.4)

Persamaan 3.2 menunjukkan bahwa nilai f pada titik baru sama dengan nilai f pada titik lama. Pendekatan orde-pertama f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ' ( xi )( xi +1 xi ) (3.5) Suku tambahan orde-pertama terdiri dari kemiringan slope f(xi) dikalikan jarak antara xi dan xi+1 Pendekatan orde-kedua f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ' ( xi )( xi +1 xi ) + (3.6) Pendekatan orde-ketiga f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ' ( xi )( xi +1 xi ) + (3.7) f " ( xi ) f 3 ( xi ) ( xi +1 xi ) 2 + ( xi +1 xi )3 2! 3! f " ( x) ( xi +1 xi ) 2 2!

Metode numerik

Ringkasan

tuti

dan seterusnya. Dengan menuliskan h =xI+1 xI maka rumus deret Taylor 3.1 dapat di sederhanaan sebagai berikut f ( xi +1 ) = f ( x) + f ' ( x)h + (3.8) f " ( x) 2 f 3 ( x) 3 f n ( xi ) n h + h + ... + h + Rn 2! 3! n!

dengan suku sisa untuk pendekatan orde ke n adalah

f n +1 ( ) n +1 Rn = h (n + 1)! = nilai x, xi < < xi +1 3.2. Pendeferensialan Numerik

(3.9)

Penulisan deret Taylor untuk meramal kecepatan suatu fungsi waktu menetukan v(t). dinyatakan sbb: v(ti +1 ) = v(ti ) + v' (ti )(ti +1 ti ) + v" (ti ) (ti +1 ti )2 + ... + Rn 2! dengan hanya memperhatikan dua suku pertama saja diperoleh v(ti +1 ) = v(ti ) + v' (ti )(ti +1 ti ) + R1 Persamaan 3.11 dapat dinyatakan sebagai berikut

yaitu

(3.10)

(3.11)

v ' (t =

v (t ) v(t ) R i +1 i i ) t t t ti i1 i + i1 + error pendeka tan


orde pertama pemotongan

(3.12)

3.1.1.

Selisih Terbagi Berhingga (finit divided difference) Turunan Pertama

Dengan menggunakan rumus 3.12 dapat diturunkan selisih maju (forward diference) dan selisih mundur(backward diference) dari turunan pertama yaitu: f ' (x i ) = f ( x i +1 ) f ( x i ) x i +1 x i + O( x i +1 x i ) ( 3.13)

dapat ditulis
Metode numerik 6

Ringkasan

tuti

f i + O ( h) h dimana fi disebut selisih maju pertama ( first forwart difference) f ' ( xi ) = h = x i +1 xi ( interval )

(3.14)

3.1.2

Selisih Mundur Turunan Pertama mundur, dimaksudkan untuk f " ( xi ) 2 h ... 2 f i h menghitung suatu nilai

Deret Taylor diperluas

sebelumnya berdasarkan suatu nilai sekarang adalah sebagai berikut : f ( xi 1 ) = f ( xi ) f ' ( xi )h + (3.15)

dengan hanya memperhatikan dua suku pertama didapat rumus berikut f ( xi ) = f ( xi ) f ( xi 1 ) h = (3.16)

dimana fi disebut selisih mundur pertama h = x i xi-1 ( interval ) 3.1.3. Selisih Terpusat(central) dari Turunan Pertama Dengan mengingat uraian deret Taylor maju yaitu : f " ( xi ) 2 h + ... ( 3.17) 2 dengan mengurangkan uraian deret Taylor 3.15 ke uraian deret taylor 3.17 didapat f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ' ( xi )h + rumus selisih terpusat dari turunan pertama adalah sebagai berikut f ' ( xi ) = f ( xi +1 ) f ( xi 1 ) O(h 2 ) 2h (3.16)

3.1.4. Selisih Berhingga Dari Turunan Yang Lebih Tinggi 1. Selisih terbagi berhingga maju kedua ( second forward finite divided

difference) f ( xi + 2 ) 2 f ( xi +1 ) + f ( xi ) + O(h 2 ) 2 h

f " ( xi ) =

(3.17)

2. Selisih terbagi berhingga mundur kedua ( second backward finite divided difference)

Metode numerik

Ringkasan

tuti

f " ( xi ) =

f ( xi ) 2 f ( xi 1 ) + f ( xi 2 ) + O(h 2 ) 2 h

( 3.11)

Rumus derivatif maju(forward difference) dan derivatif mundur ( backward difference) dapat ditulis dalam bentuk table. Koefisien diperoleh dengan cara menguraikan rumus binomium newton ( a-b)n 1. : Tabel rumus-rumus derivatif maju( forward difference) dari turunanturunan pertama hingga yang ke empat untuk tingkat kesalahan O(h).

h f(xI) = h2 f(xi)= h3 f(xi)= h4 f4(xi) = 2.

fi -1 1 -1 1

fi +1 1 -2 3 -4

fi +2 1 -3 6

fi +3

fi +4

1 -4

Tabel 3.1 Forward difference dari O( h) Derivatif mundur (backward difference) dari turunan-turunan pertama hingga yang ke empat untuk tingkat kesalahan O(h). fi -4 h f(xI) = h2 f(xi)= h3 f(xi)= h4 f4(xi) = fi -3 fi -2 1 3 6 fi-1 -1 2 -3 -4 fi 1 1 1 1

1 -4

Tabel 3.2. Backrward difference dari O( h) Dimana fi = f( x) , fi+1 = f( x + h), fi+2 = f( x + 2h), fi+3 = f( x + 3h) dan fi+4 = f( x + 4h), fi = f( x) , fi-1 = f( x - h), fi-2 = f( x - 2h), fi-3 = f( x - 3h) dan fi-4 = f( x - 4h),

2 fi = ( fi ) , 2 fi = (fi) dan seterusnya


Cara membaca tabel Untuk membaca tabel 3.1, pandang baris pertama dari O(h), dari tabel tersebut dapat dibaca bahwa tabel 3.1 forward difference

Metode numerik

Ringkasan

tuti

hf ' ( x ) = f + f i i i +1 f (x ) + f (x ) i i + 1 + O ( h) = h 3. Derivatif maju( forward difference) dan derivatif mundur (backward difference) untuk tingkat kesalahan O(h)2. Yaitu fi 2h f(xi) = h2 f(xi)= 2h3 f (xi )= h4 f4(xi) = -3 2 -5 3 fi +1 4 -5 18 - 14 fi +2 -1 4 - 24 26 fi +3 -1 14 - 24 fi +4 fi +5

11

-3 -2

Tabel 3.3 Forward difference O( h)2 fi - 5 fi - 4 fi -3 fi -2 fi-1 2h f(xI) = h2 f(xi)= 2h3 f(xi)= h4 f4(xi) = -1 - 14 - 24 1 4 24 26 -4 -5 - 18 - 14

fi 3 2 5 3

-2

3 11

Tabel 3.4. Backrward difference dari O( h)2 3. Tabel Selisih Terpusat (central ) . fi -2 2h f(xi) = h2 f(xi)= 2h3 f(xi)= h4 f4(xi) = Tabel 3.5 Selisih terpusat O( h)2 fi-3 fi-2 f i-1 fi 12h f(xi) = 1 -8 0 12h2 f(xi)= -1 16 -30 8 h3 f(xi)= 1 -8 13 0 6 h4 f4(xi) = -1 12 -39 56 fi-1 -1 1 2 -4 fi 0 -2 0 6 fi+1 1 1 -2 -4 fi+2

-1 1

1 1

fi+1 8 16 -13 -39

fi+2 -1 -1 8 12

fi+3

-1 -1

Tabel 3.6. Selisih terpusat O( h)4 Contoh 3.1 :

Suatu fungsi f(xi) pada xi , selisih terbagi maju dari turunan pertamanya f i = 0 .23751 dan selisih mundur terbagi dari turunan pertama diketahui h

Metode numerik

Ringkasan

tuti

h dan

i = 0 .24369

dengan h = 0.1. Tentukan representasi Central(terpusat) dari

f '(x ) i

f " ( x ) dengan memperhatikan O(h2). i

Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus selisih maju terbagi f h i = f (x ) f (x ) i +1 i = 0 .23751 h f (x ) f ( x ) = h .0 .23751 i +1 i maka dapat dinyatakan

= (0 .1) (0 .23751 )

dan dengan menggunakan rumus selisih mundur terbagi f h i = f (x ) f (x ) i i 1 = 0 .24361 h f (x ) f (x ) = h .0 .24361 i i 1

didapat

= (0 .1) (0 .24361 )

Sedangkan dari rumus Central (terpusat) untuk turunan pertama dan kedua dengan memperhatikan O(h2) dapat diturunkan f '(x ) i = = f (x ) f (x ) ( f (x ) f ( x )) + ( f ( x ) f ( x )) i +1 i 1 = i +1 i i i 1 2h 2h
(0 .1)(0 .23751 ) + (0 .1) (0 .24361 )

2 0 .1

0 .48112 0 .2

dan

= .....

f "( x ) i = Contoh 3.2

f (x ) 2 f (x ) + f (x ) ( f (x ) f ( x )) ( f ( x ) f ( x )) i +1 i i 1 = i +1 i i i 1 h2 h2
(0 .1)( 0 .23751 0 .24361 )

(0 .1)2 :

= 0 .0618

Buat algoritma pemrogramannya untuk menentukan turunan pertama dari y = x3 , untuk h kecil yang bervariasi mulai dari 1 sampai 10-10 gunakan forward difference pada x = 10 . Jawab : Secara Umum soal diatas dapat dibuat algoritmanya sebagai berikut Langkah 1. Langkah 2. Langkah 3. Langkah 4.
Metode numerik

Masuk nilai x. (input). Definisikan A : 1-10. Hitung H = 1


10 A

Hitung S = f(x+H) f(x)


10

Ringkasan

tuti

Langkah 5. Langkah 6. Langkah 7. Langkah 8. LATIHAN 1.

Tentukan Derivatif= DER ( DER= S/H) Cetak H, S, DER Ulang perhitungan sampai batas toleransi dipenuhi. Stop ( jika batas toleransi telah di penuhi)

Dengan menggunakan bahasa pemrograman pascal silakan dibuat programnya.

Diberikan data sebagai berikut x f(x) 0 30 1 33 2 28 3 12 4 -22

Tentukan f (0), f (2), f (4) dan f(0) dengan menggunakan selisih maju , mundur dan terpusat ( central) yang memperhatikan O(h) dan O( h)2. 2. x f( x) 0 1.00 Berikut representasi fungsi data fisik dalam bentuk interval 0.5 0.80 1.0 0.20 1.5 0.25 2.0 0.31 2.5 0.38 3.0 0.44

Tentukan f ( 1.5) dengan memperhatikan O(h)2 , dengan h = 0.5. 3. Dengan memperhatikan selisih fungsi dari f(x) = sin 10x. O(h) dan O(h)2 tentukan dengan f(0) dengan Ulangi menggunakan gambarnya. 3.1.5 Perambatan galat (Error) Hal ini bertujuan mengkaji bagaimana error dalam bilangan dapat merambat melalui fungsi matematis. Contohnya , apabila kita ingin mengalikan dua bilangan yang mempunyai error maka bagaimana menaksir error dalam hasil kali ini. Seandainya dipunyai fungsi f(x), dengan x sebai perubah bebas. Dan x maju h =0.2.

perhitungan dengan memperhatikan h = 0.01 bandingkan hasilnya dan nyatakan

merupakan pendekatan dari x. Untuk mengetahui pengaruh penyimpangan x dan x pada nilai fungsi tersebut dapat di perhatikan rumus berikut , f ( x) = f ( x ) f ( x ) ( 3.12) Tetapi dengan menggunakan rumus 3.12 muncul kesulitan karena nilai fungsi sebenarnya yaitu f(x) tidak diketahui. Untuk mengatasinya dapat digunakan rumus f ( x) = f ' ( x) x dimana f(x) menyatakan suatu taksiran error dari fungsi dan
~ ~ ~ ~ ~

( 3.13)

x menyatakan taksiran error dari x.


Metode numerik 11

Ringkasan

tuti

Contoh 3.3 : Tentukan defleksi Y dari puncak tiang perahu layar yang dirumuskan Y = FL4 8 EI

Dimana F adalah beban samping ( pon/kaki), L adalah tinggi (kaki), E modulus kekenyalan( pon/kaki2) dan I momen inersi ( kaki4). Taksirlah eror dalam Y jika F = 50 pon/kaki , L = 30 pon /kaki , E = 1.5 X 108 pon/ kaki4 dan I = 0.06 kaki4

F = 2 pon/kaki , I = 0.0006 kaki2

L = 0.1 pon /kaki ,

E = 0.01 X 108 pon/ kaki4 dan

Daftar Pustaka - Chapra S.C& Canale R.P ( 1988) Metode Numerik Mc Graw-Hill, Inc. - Conte S.D / Carl de Boor( 1980) Dasar-Dasar Analisis Numerik Mc Graw-Hill, Inc.

Metode numerik

12

Anda mungkin juga menyukai