Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FILSAFAT Mereview Buku Berjudul: PANORAMA FILSAFAT ILMU Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman

Oleh Nama : Umi Chofifah Nim : 09630007 Kelas : Kimia A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM Malang, 2009 PANORAMA FILSAFAT ILMU Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman Dalam buku yang berjudul Panorama Filsafat Ilmu yang ditulis oleh beberapa penulis yaitu, Conny Semiawan, Th. I. Setiawan dan Yufiarti melalui bebarapa re ferensi mengatakan beberapa bab yang dikandung dalam satu buku tersebut. Bab bab yang dibahas dalam buku tersebut adalah sebagai berikut pengembangan ilmu dan k etidaksempurnaannya; ilmu, filsafat dan filsafat ilmu; serta pengembangan ilmu pendidikan melalui inter, multi, dan transdisiplin ilmu. Dalam bab tentang pengembangan ilmu dan ketidaksempurnaannya dikatakan t entang awal mula adanya suatu ilmu pengetahuan adalah dari rasa ingin tahu para ilmuwan yang terus mengalir dan berdampak dalam berbagai penelitian yang mereka lakukan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan fisika, Jmes Ma xwell yang meneliti tentang spectrum elektromagnetika yang kemudian dilanjutkan oleh Heinrich Hertz. Serta penelitian yang dilakukan oleh Bronowski yang mengama ti tentang benda terkecil di dunia. Hingga seorang Aristoteles mengatakan bahwa s etiap manusia ingin mengetahui yang dituliskannya sebagai kalimat pembuka dalam k aryanya yang berjudul Metaphysica. Rasa ingin tahu dari manusia diperoleh melalui alat piker yaitu akal seseorang sejak kecil hungga usia lanjut bahkan dalam perk embangan bangsa sejak zaman purbakala sampai dengan hari ini. Cirri dari pengetahuan adalah bersifat sistematik dan holistic (sistemik ) agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun terjadi pula per geseran dalam pengetahuan ilmiah, hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara sarana sarana yakni cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. W alaupun hal itu berpengaruh, tetapi tidak menghentikan pengembangan ilmupengetah uan itu secara mandiri karena ilmu pengetahuan memiliki kedudukan mandiri dalam usahanya mengembangkan aturan ilmiah bagi dirinya sendiri. Meskipun demikian, il mu selalu menjadi bagian dari kemajuan dari kebudayaan dan masyarakat. Ilmu dan pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang memiliki dasar pe mbenaran yang bersifat sistematik dan sistemik serta bersifat intersubjektif at au objektif. Ketiga cirri tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya dan merupakan persyaratan bagi pengetahuan untuk disebut dengan pengatah uan ilmiah. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: a. Dasar pembenaran menuntut pengaturan kerja ilmiah b. Sistematik dan sistemik didasarkan pada penyelidikan ilmiah c. Sifat intersubjektif ilmu atau pengetahuan ilmiah tidak didasarkan pada intuisi dan sifat subjektif per orang Istilah ilmiah merupakan kualifikasi positif yang jawabannya mempunyai dasar yang kokoh atau kuat dan dapat dipercaya, yang hasil cara cara kerja tersebut bersifa t sistematik dan sistemik, kritis dan berdasarkan keahlian. Namun untuk mencap ai kesempurnaan suatu ilmu pengaetahuan melalui proses saling melengkapi.

Pencapaian ilmiah suatu pengetahuan tertentu selalu memerlukan penelitian yang o leh masyarakat ilmiah tertentu dinyatakan sebagai pondasi bagi praktik ilmiah se lanjutnya. Apapun yang dicapai dari pengetahuan harus bersifat baru tang bel;um ada sebelumnya. Selain itu juga harus bersifat terbuka sehingga dapat dilakukan penelitian selanjutnya oleh kelompok yang memiliki bidang yang sama dalam prakti k ilmiah. Paradigma merupakan kaidah dan standar praktik ilmiah. Paradigm ini akan mempen garuhi struktr kelompok yang melakukan praktik di lapangan dan menjadikan kegiat an pengumpulan fakta maupun pengutamaan teori lebih terarah. Orang orang yang m elakukan berbagai pengkajian dan penelitian ini berdasarkan atas paradigma bersa ma yang terikat pada kaidah kaidah dan standar standar praktik ilmiah yang sama. Cara cara yang dilakukan untuk memperoleh dasar pembenaran seperti yang telah di kemukakan membuat ilmu pengetahuan memiliki kecenderungan besar untuk bertambah, berkembang, dan mengalami pemurnian kadar kebenarannya . Disamping itu, kecende rungan itu juga didorong oleh: a. Suatu pengetahuan, apalagi pengetahuan yang masih baru, yang sering memb uat orang bertanya tanya dan mendorongnya untuk meneliti pengetahuan itu lebih l anjut. b. Kebenaran, sering menjadi tantangan untuk pengujian yang kemudian dapat te rbukti salah atau memang dapat terbukti kebenarannya. Berbagai ilmu ditemkan dalam berbagai metode ilmiah, namun kesempurnaan dari ilm u sampai saat ini pun belum ditemukan. Karena selalu ada suatu kondisi dimana se seorang dihadapkan pada sesuatu yang bersifat masih kabur (tidak jelas) dan tida k pasti. Dalam bab yang lain dalam buku tersebut, dibahas tentang ilmu, filsafat dan fils afat ilmu. Dijelaskan tentang definisi ilmu umumnya didasrkan pada apa yang dike rjakan oleh ilmu itu dengan melihat metode atau cara yang digunakannya, hingga b erkembang natural sains atau ilmu ilmu alamiah dan social sains atau ilmu ilmu so cial. Suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu pengatahuan ilmiah apabila pengetah uan itu dalam cara memperolehnya telah memenuhi syarat syarat tertentu. Bila sya rat syarat tersebut belum atau tidak dipenuhi maka ilmu pengatahuan tersebut ti dak dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan ilmiah. Pada umumnya, kalangan ilmiah sependapat tentang sifat sifat yang menjadi syarat agar suatu pengetahuan dapat diseut sebagai ilmu pengetahuan ilmiah. Syarat syarat tersebut adalah: a. Memiliki dasar pembenaran, yaitu mengharuskan eluruh cara kerja ilmiah d iarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang setinggi mungkin pada pengetahu an yang dihasilkannya. b. Bersifat sistematik, yaitu terdapat system di dalam susunan pengetahuan ilmiah (produk) dan di dalam cara memperoleh pengetahuan ilmiah tersebut (pros es dan metode). c. Intersubjektif, istilah ini lebih valid dibandingkan dengan istilah objek tif. Istrilah ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh seseorang harus me ngalami verifikasi oleh subjek subjek lain supaya pengetahuan tersebut lebih ter jamin kebenarannya. Dalam menyingkapi metode metode penelitian ilmiah yang berbeda dan juga saat men gkaji pengetahuan pengetahuan ilmiah yang termasuk dalam kelompok kelompok disip lin ilmu yang berbeda akan tampak beberapa masalah dengan pengertian objektif. Yai tu : a. Hasil penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif menghadap i banyak ketidaksepakatan dan kerancuan kebenaran yang berkenaan dengan pemakaia n istilah objektif, malah sering dirasa kurang valid untuk menggunakan istilah obj ektif pada penelitian yang sama. Hal ini terutama dikarenakan oleh karateristik penelitian kualitatif dimana nuansa subjektif peneliti sangat dominan dalam mene ntukan hasil penelitian, sehingga kebenaran atau objektivitas penelitian dan has ilnya itu diragukan. Dalam hal ini penekanan pada sifat intersubjektif dari hasi l penelitian tampaknya merupakan jalan keluar yang lebih data diterima untuk men jamin kebenarannya.

b. Sifat objektif penelitian atau hasil penelitian dari suatu pengetahuan i lmiah sering tidak sama dengan sifat objektif penelitian atau hasil penelitian d ari pengetahuan ilmiah yang lain, teruama bila pengetahuan pengetahuan yang diba ndingkan itu termasuk dalam kelompok kelompok disiplin ilmu yang berbeda, misaln ya, antara kelompok disiplin ilmu ilmu alamiah dengan kelompok disiplin ilmu ilm u social (ilmu mengenai manusia). Tampaknya , penggunaan istilah intersubjektif le bih diperlukan dalam ilmu ilmu social dibandingkan dalam ilmu ilmu alamiah. Ditnjau secara filosofis, sangat susah mengatakan sesuatu itu sebagai objektif, ka rena dapat dikatakan segala sesuatu mengenai hamper semua keberadaan di alam ini adalah hasil dari kesepakatan, yang dipelopori oleh idividu individu atau kelom pok kelompok yang dipandang memiliki otoritas dalam suatu bidang, yang kemudian diikuti oleh masyarakat luas. Ketiga sifat dari ilmu pengetahuan tersebut akan mempermudah ilmu untuk mengandu ng sifat sifat yang lainnya, yaitu: a. Universal, berlaku umum b. Dapat dikomunikasikan c. Progresif, adanya kemajuan, perkembangan atau peningkatan Bahkan dalam banyak hal, satu atau lebih dari sifat sifat itu sudah dengan sendi rinya terkandung di dalam suatu pengetahuan bila penegetahuan itu sudah lengkap mengandung sifat sifat dasar pembenaran, sitematik dan intersubjektif. Kemudian tentang filsafat, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philo sophia yang terdiri dari dua suku kata yaitu philos yang berarti cinta atau phil ia yang berarti persahabatan, dan kata sophos yang memiliki berbagai arti analog yaitu: intelegensi, kebijaksanaan, ketrampilan , pengalaman dan pengetahuan. Ka ren itu, sebagai jawaban aas pertanyaan : apakah filsafat itu?, filsafat sering diar tikan sebagai cinta akan kebijaksanaan. Sejauh ini, telah disepakati beberapa pengertian filsafat secara luas, yaitu: 1. Filsafat adalah usaha spekulatif yang rasional, sistematik dan konseptua l untuk memperoleh penegetahuan atau pandangan yang selengkap mungkin mengenai a pa yang disebut realitas atau kebenaran. Tujuan pencarian itu teruama unuk mengg ambarkan dengan kata kata, hakikat realitas akhir yang mendasar dan nyata. 2. Filsafat adalah usaha untuk menentukan batas batas dan jangkauan pengtah uan yang koheren dan menyeluruh, seperti tampak dari kegiatan filosofis yang mnc ari sumber, hakikat, kebenaran dan nilai nilai pengetahuan apapun. 3. Filsafat adalah wacana empat berlangsungnya penelusuran kritis terhadap berbagai pernyataan dan asumsi yang umumnya merupakan dasar suatu pengeahuan. 4. Akhirnya filsafat dapat dipandang sebagai suau tubuh pengetahuan yang me mperlihatkan kepada kita apa yang kita katakandan mengatakan kepada kita apa yan g kita lihat. Filsafat ilmu bukanlah ilmu filsafat. Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelus uri dan mnyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuau mengenai semua ilmu, teruama hakekatnya tanpa melupakan metodenya. Sedangkan ilmu filsafat bukanlah istilah yang tepat,karena seolah olah filsafat adalah ilmu, sedangkan yang sebe narnya filsafat bukanlah ilmu. Dalam bab terakhir dalam buku tersebut membahas tentang pengembangan ilmu pendid ikan melalui inter, multi dan transdisiplin ilmu. Disini dijelaskan tentang perk embangan ilmu pengeahuan di dunia maupun di Indonesia sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan pendidikan serasi dengan perkembangan psikologi seseorang, yang mel ihat tingkah laku seseorang semata mata dari refleks yang kemudian menjadi reflk s terkontrol selanjutnya menjadi organisasi mental yang luas. Perguruan tinggi adalah tempat ilmu pengetahuan menganalisis realitas kehidupan dalam usaha untuk memahami misteri alam, terutama di masa lalu. Perguruan tinggi juga berfungsi sebagai tempat proses pendidikan terutama untuk pembentukan sika p kependidikan , menumbuh suburkan budaya penelitian alam rangka eksplorasi dan pendalaman berbagai ilmu pengetahuan. Kenyataan yang tidak dapat disangkal adalah bahwa pendidikan dapat dilak ukan kapan saja, dimana saja dan merupakan suatu proses yang berpengaruh dalam s

etiap system.

BIOGRAFI PENGARANG Conny Semiawan adalah guru besar luar biasa di Universitas Indonesia, Fa kultas Psikologi , pada program Pascasarjana dan guru besar tetap di Universitas Negeri Jakarta, yang dahulu adalah IKIP Jakarta. Buku Bronowski adalah salah sau buku wajib yang telah dipergunakannya da lam perkuliahan filsafat ilmu sejak tahun 1982. Sebagai seorang ilmuwan, Conny S emiawan terlibat dalam pengembangan ilmu dan melakukan berbagai kajian sesuai ha k, tanggung jawab serta kewenangannya, serta mnghayati nya dalam mengacu pada ke benaran ilmu tersebut. Belasn buku yang telah diterbitkannya terutama terkait de ngan masalah pendidikan, psikologi keberbakatan, pendidikan usia dini, pendidika n tinggi dan filsafat ilmu. Demikian juga ratusan makalah dan kajian penelitian tentang psikologi dan penddikan keberbakatan, filsafat dan pendidikan telah terb it pada taraf nasional dan internasional. Theodorus Immanuel Setiawan adalah Doktor Psikiatri, Doktor Pendidikan d an seorang dokter. Mengajar Filsafat Ilmu di program S1 dan S3 di Universitas Ne geri Jakarta sejak tahun 1986, Psikologi Keberbakatan di program S2 Fakultas Psi kologi Universias Indonesia dan Agama dan IPTEK di Sekolah Tinggi Teologi Jakart a. Yufiarti adalah dosen luar biasa di Program Pascasarjana Universitas Neg eri Jakarta sejak tahun 1996. Pada tahun 2003, ia menjadi dosen tetap di Univers ias Negeri Jakarta. Mengajar Filsafat Ilmu pada program S1, S2, S3 di Universita s negeri Jakarta maupun di universitas swasta lainnya. Ia juga sebagai Sekretari s Jurusan Psikologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Di samping tiga penulis utama , mereka yang turut memberikan kontribusi ialah dari Ari Mochtar Pedju, Raymon van Oosten serta kata pengantar yang sanga indah dari Prof. Dr. Fuad Hassan.

Anda mungkin juga menyukai