Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK AGAMA ISLAM

MAKALAH

Kelompok II
Nama anggota : 1.Yasser Ansyar 2.Yuddi Supriyadi

Kelas

: SI-10

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

LATAR BELAKANG
Makalah ini dibuat agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Mercu Buana. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR ISI
Ayat Tanziliyah :
1.1 Alquran sebagai petunjuk bagi orang bertakwa 1.2 Beberapa kelebihan membaca Alquran

1.1 Alquran sebagai petunjuk bagi orang bertakwa


AL QURAN SEBAGAI SATU-SATUNYA PEDOMAN DALAM ISLAM Allah menjelaskan bahwa hanya Al Quran dan kitab sebelumnya saja yang wajib diimani oleh orang bertaqwa (2:4). Jadi, salah satu kriteria orang bertaqwa adalah beriman kepada Al Quran dan kitab-kitab sebelumnya, Kemudian, Al Quran bersifat membenarkan kitab-kitab sebelumnya sehingga beriman kepada Al Quran saja sudah cukup. Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam, Dalam Al Quran, Allah dengan sangat jelas memerintahkan kepada manusia supaya menjadikan kitab Allah sebagai alat untuk memutuskan perkara yang terjadi di antara manusia. Perintah seperti itu diturunkan pada jaman Nabi Musa (5:44), Nabi Isa (5:47), dan Nabi Muhammad (5:48 dan 5:49). Tampak di sini bahwa semua informasi itu ada dalam satu surat, yaitu Al Maaidah. Ini menunjukkan penegasan Allah tentang penggunaan kitab Allah sebagai pedoman dalam pemutusan suatu perkara di antara manusia. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. tersebut menjelaskan bahwa Al Quran merupakan satu-satunya pedoman dalam islam. Untuk menjelaskannya, kita perlu membahas tentang kata perkara. Perkara pada dasarnya adalah masalah. Masalah dapat dinyatakan dengan pertanyaan. Pertanyaan dapat diajukan oleh seseorang atau beberapa orang yang terlibat dalam suatu masalah. Pertanyaan membutuhkan jawaban yang benar. Jawaban yang benar ada di Al Quran. Atau, sesuatu yang sesuai dengan Al Quran adalah benar. Demikanlah kurang lebih alur pikirnya. Jika kita ingin menanyakan sesuatu tentang agama, kitab yang diperintahkan untuk dijadikan pedoman untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah Al Quran. Selain itu, aturan perundang-undangan dalam suatu negara juga harus sesuai dengan Al Quran sehingga keputusan suatu perkara yang dihasilkan secara tidak langsung sudah dibuat berdasarkan Al Quran.

Sebagai tambahan, dalam Al Quran diceritakan bahwa orang yang tidak beriman kepada Al Quran karena disesatkan syaitan akan menyesal di akhirat dan Nabi Muhammad akan mengatakan bahwa mereka dahulu telah mengabaikan Al Quran . ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad mengingatkan agar kaumnya hanya mengimani Al Quran saja. Allah menjelaskan bahwa Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Di samping itu, kita semua sudah mengetahui bahwa Allah tidak berkenan jika disekutukan. Apakah orang tidak takut apabila Allah marah karena Al Quran telah disaingi? Yang jelas, Allah tidak berkenan jika Al Quran dianggap remeh. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?

1.2 Beberapa Kelebihan membaca Alquran


Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya. Bukan itu saja, Al Quran itu adalah Kitab Suci yang paling penghabisan diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat di dalam Kitab-kitab Suci yang diturunkan sebelumnya. Kerana itu, setiap orang yang mempercayai Al-Quran, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta untuk mengamalkan dan mengajarkannya samapi merata rahmatnya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.

Setiap Mu'min harus yakin, bahwa membaca Al-Quran saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Sebab, yang dibacanya itu adalah Kitab Suci Ilahi. Al-Quran adalah bacaan yang paling baik bagi seorang Mu'min. Baik dikala senang maupun susah; di kala gembira ataupun sedih. Malahan membaca Al-Quran itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi ubat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas'ud r.a. meminta nasehat, katanya: " Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan ubat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini, aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tak enak, tidur tak nyenyak." Maka Ibnu Mas'ud menasihatinya, katanya:" Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, iaitu ketempat orang membaca Al-Quran, engkau baca Al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan solat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman fikiran dan kemurnian

hati. Seandainya jiwamu belum juga terubat dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu."

Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas'ud r.a. itu. Dia pergi mengambil wudhu kemudian diambilnya Al-Quran, terus dia baca dengan hati yang khusyu. Selesai membaca Al-Quran, berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tenteram, fikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama sekali.

Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al-Quran, Rasulullah telah menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksdunya demikian: "Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, iaituorang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al-Quran ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diredhai Allah."

Di dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al-Quran, demikian maksudnya: "Perumpamaan orang Mu'min yang membaca Al-Quran, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat; orang Mu'min yang tak suka membaca Al-Quran, adalah seperti buah kurma, baunya tidak begitu harum, tetapi manis rasanya; orang munafiq yang membaca Al-Quran ibarat sekuntum bunga, berbau harum, tetapi pahit rasanya; dan orang munafiq yang tidak membaca Al-Quran, tak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali."

Dalam sebuah hadits, Rasulullah juga menerangkan bagaimana besarnya rahmat Allah terhadap orang-orang yang membaca Al-Quran di rumah-rumah peribadatan (masjid, surau, mushalla dan lain-lain). Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang mashyur lagi syahih yang berbunyi sebagai berikut: "Kepada kaum yang suka berjemaah di rumah-rumah peribadatan, membaca Al-Quran secara bergiliran dan ajar mengajarkannya terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketenteraman, akan berlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan mengingat mereka" (diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah).

Dengan hadits di atas nyatalah, bahwa membaca Al-Quran, baik mengetahui ertinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah, amal solih dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya; memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al-Quran itu dibaca. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a. Rasulullah bersabda : "Hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan sembahyang dan dengan membaca Al Quran."

Di dalam hadits yang lain lagi, Rasulullah menyatakan tentang memberi cahaya rumah tangga dengan membaca Al-Quran itu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daru Quthi dari Anas r.a. Rasulullah memerintahkan : "Perbanyaklah membaca Al-Quran di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada orang membaca Al-Quran, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah." Mengenai pahala membaca Al-Quran, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa, tiap-tiap orang yang membaca Al-Quran dalam sembahyang, akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya; membaca Al-Quran di luar sembahyang dengan berwudhu, pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya; dan membaca Al-Quran di luar sembahyang dengan tidak berwudhu, pahalanya sepuluh kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya.

Wallahualam

Daftar Pustaka
Dr.M.Ali Syamsuddin Amin,M.Si (Assembling the spiritual power) Google.com

Penutup
Al Quran adalah satu-satunya pedoman dalam agama yang dibawa Nabi Muhammad. Masyarakat yang ingin mengetahui atau mempelajari islam harus mempelajari satu kitab saja, yaitu Al Quran. Demikianlah contoh makalah dari kelompok kami, apabila terdapat kesalahan mohon agar dimaafkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai