Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK KOMPOSIT MATRIKS LOGAM (Al-Al2O3) DENGAN PROSES PRIMEX SEBAGAI APLIKASI KOMPONEN OTOMOTIF Agus Pramono, Dwinanto

Jurusan Teknik Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Cilegon Banten Jl. Jend. Sudirman Km.3 Cilegon, 42435 Telp. (0254)395502, 372261, Fax. (0254) 395502

agus.pramono.stmt@gmail.com//agus.pramonost_mt@yahoo.co.id Abstrak Karakteristik MMCs dipengaruhi oleh kesempurnaan infiltrasi dari prosentase magnesium dan volume fraksi penguat. Penelitian ini menekankan pengaruh prosentase Mg terhadap karakteristik MMC (Al/Al2O3) hasil proses PRIMEX. Material yang digunakan adalah serbuk Corundum (Al2O3), alumunium ingot, serbuk magnesium (Mg) sebagai dopan dan Nitrogen (N2) sebagai gas inert. Dalam penelitian ini untuk metode pembuatan MMC menggunakan waktu tahan yang digunakan 5 jam, dengan temperatur proses 850 oC dan prosentase Mg yang digunakan adalah 7%, 9% dan 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh kandungan Magnesium terhadap karakterisasi dari komposit yang meliputi pengujian densitas, porositas dan struktur mikro pada MMC (Al/Al2O3) dengan proses PRIMEX. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa dengan semakin besarnya kandungan magnesium akan meningkatkan karakteristik dari komposit matrik logam. Pada penelitian ini diperoleh waktu tahan 5 jam dan 15 %Mg memiliki densitas yang optimum sehingga distribusi struktur mikro yang dihasilkan lebih seragam. Kata kunci : MMC, PRIMEX, Waktu Tahan,% Mg dan Piston Komposit. . Abstract Characteristics of MMCs is influenced by the perfection of infiltration of the percentage of magnesium and the volume fraction of reinforcement. This study emphasizes the influence of the percentage of Mg on the characteristics of the MMC (Al2O3) results PRIMEX process. The material used is powdered corundum (Al2O3), aluminum ingot, magnesium powder (Mg) as the dopant and nitrogen (N2) as an inert gas. In this research for MMC manufacturing method using the holding time used in 5 hours, with a temperature of 850oC and percentage Mg process used is 7%, 9% and 15%.. This study aimed to observe the effect of magnesium content on the characterization of the composite that includes testing of density, porosity and microstructure on the MMC (Al2O3) with PRIMEX process. From the results of this study shows that by increasing the amount of magnesium will increase the characteristics of metal matrix composite. In this study, obtained by holding time 5 hours and 15% Mg has the optimum density so that the resulting distribution Micro structure more uniform.

Keywords: MMC, PRIMEX, Left Holding time ,% Mg and Composite Piston

1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang begitu cepat memberi suatu ide baru dalam menghasilkan sebuah inovasi melalui pengembangan material. Pemilihan material untuk suatu komponen umumnya terdiri atas beberapa aspek seperti kekuatan, modulus elastisitas, ketangguhan, ketahanan impak dan tahan terhadap temperatur tinggi. Penggunaan bahan dasar logam telah lama dikembangkan untuk produk industri karena logam memiliki sifat mekanis dan elektrik yang baik. Sehingga perlu dikembangkan alternatif baru yang menunjang material logam pada industri seperti komposit. Komposit adalah material hasil kombinasi makroskopik dari dua atau lebih komponen yang berbeda, memiliki interface diantaranya dengan tujuan mendapatkan sifat fisik dan mekanis tertentu yang lebih baik daripada sifat masing-masing komponen penyusunnya (ASM Handbook Vol 21). Dengan perkembangan teknologi saat ini diperlukan suatu pengembangan metoda baru yang bisa menawarkan solusi teknik yang mengedepankan kemampuan sistem. Saat ini telah dikembangkan suatu metode komposit yang dikenal dengan MMC (Metal Matrix Composite). Aluminium yang ulet dan Alumina yang kuat dan tangguh adalah logis ada suatu pemikiran dan usaha menggabungkan kedua material tersebut untuk dijadikan suatu material yang baru yaitu komposit matrik logam (MMC) melalui proses Pressureless Metal Infiltration (PRIMEX). Matrik logam yang biasanya digunakan dalam pembuatan material komposit ini antara lain logam alumunium, titanium, magnesium dan

paduannya. Adapun pemilihan logam Aluminium sebagai matrik dikarenakan logam ini memiliki berat jenis yang ringan sehingga dapat digunakan sebagai substitusi komponen otomotif yang bergerak. Proses pembuatan komposit matrik logam (KML) dapat dilakukan melalui berbagai metode salah satunya adalah metode infiltrasi logam tanpa tekanan atau pressureless metal infiltration (PRIMEX) (mater, 1991), teknik ini dapat membuat KML berbagai penguat. Yang khas dalam teknik ini adalah mampu mengendalikan secara ketat kondisi prosesnya sehingga memungkinkan terjadi infiltrasi secara spontan tanpa bantuan tekanan [hartomo,1992]. Dari komposit matrik logam dengan metode PRIMEX ini dapat diaplikasikan dalam komponen dasar otomotif seperti Komponen 2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari pembuatan Komposit Matrik Logam (MMC) ini untuk mengetahui hasil yang optimal dari terjadinya reaksi leburan Almunium dengan Alumina yang mana reaksi pembentukan logam untuk menghasilkan komposit logam terdiri atas butiran halus partikel alumina dengan interpenetrasi Aluminium, sehingga dapat diketahui penggunaan kadar magnesium optimal yang mampu membasahi matrik dan penguatnya untuk aplikasi material komposit logam dangan bahan aluminium dan penguatnya Alumina sehingga nilai karakteristik (kekerasan, densitas, porositas) dan struktur mikro dari material komposit logam dengan matrik Aluminium dan penguatnya Alumina dengan variasi Magnesium (7%,9% dan 15% dari berat Aluminium dengan fraksi volume 70% dan 30% Alumina dari berat aluminium dapat diketahui

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempelajari Mekanisme Proses pembuatan Komposit Logam dari Bahan Al/Al2O3 melalui

3. Metodologi Penelitian Bahan-bahan KML yang digunakan terdiri dari Aluminium, alumina sebagai matrik dan serbuk Mg Tabel 1. Bahan-bahan Komposit Matrik Logam
No 1 3 4 Bahan Al Ingot Mg Alumina Ukuran 6 x 3 x 1 (cm) 0,06 0,3 mm 325 mesh Keterangan

proses PRIMEX sebagai Aplikasi dari Komponen Otomotif, sehingga dapat menggantikan peran dari logam untuk aplikasi Piston. sebagai dopan sebagai pendorong terjadinya pembasahan dan infiltrsi. Bahan-bahan KML yang digunakan disajikan pada Tabel 1.

Ingot Al dari PT. OGINDO Aluminium Serbuk Mg dari PT.KPDS Cilegon Oripax Oriental Chemical Ltd. Korea

Gambar 1. Susunan bahan baku Tabel 2. Spesifikasi Plat Alumunium Seri 1100 Hasil Uji Spectrometer Al (%) 99,32 Ni (%) 0,00233 Fe (%) 0,4562 Mg(%) 0.0049 Si (%) 0,1069 Zn(%) 0,0020 Cu(%) 0,0741 Cr (%) 0,0010 Ti (%) 0,0144 Sn (%) 0,0004 Mn(%) 0,0065 V (%) 0,0099

Pada preparasi sampel dilakukan sebagai berikut : Pembuatan barier dan Potong ingot alminium dengan ukuran 6x3x1 (cm), Timbang dan campur serbuk alumina dan

magnesium Masukkan campuran serbuk alumina dan magnesium kemudian potongan aluminium diletakkan diatas serbuk, setelah itu dimasukkan dalam dapur tube

furnace carbolite. Gas Nitrogen dengan tekanan 0.5 kg/cm2 dimasukkan 30 menit sebelum proses firing. Lakukan pemrogaman tube furnace carbolite. Lakukan pemanasan pada temperatur 900oC dengan 7% wt Mg, 9% wt Mg, Tabel 3. Komposisi Alumina Komposisi (% berat) Al2O3 ZnO 97.1 0.12 TiO2 0.31 MgO BaO

dan 15% wt Mg serta waktu tahan 5 jam Didinginkan dalam dapur sampai temperatur kamar. Keluarkan sampel dari tray (mangkok) dengan cara membongkar barier.

Na2O Fe2O3 CaO 0.001 0.001

K2O

SiO2

LOI 0.08

0.012 0.21

0.041 0.064 2.07

Gambar 2. Foto Instalasi Percobaan PRIMEX

Tabel 4. Komposisi Magnesium Komposisi (% berat) Mg 98.50 Mo 0.081 Fe 0.057 Cu 0.085 LOI -

H13 dan kekerasan lapisan intermetalik hasil pencelupan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode indentasi (vickers micro hardness). Pengujian kekerasan awal baja H13, dilakukan pengamplasan mulai grit 80 hingga 1000. Penjejakan dilakukan sebanyak 3 titik dengan beban 500 gf dan waktu penjejakan 15 detik. Pengujian 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Pengujian Densitas

kekerasan lapisan intermetalik hasil pencelupan, sampel yang digunakan untuk pengujian adalah sampel hasil SEM. Permukaan sampel hasil SEM diamplas dengan amplas grit 1000-1500, kemudian dipoles. Penjejakkan dilakukan sebanyak 2 titik pada tiap lapisan dengan beban 25 gf, dan waktu 15 detik

Pengujian Densitas dilakukan dengan sampel yang berbeda variabel dimana fraksi volume magnesium divariasikan terhadap berat dari komposit matriks aluminiumnya. Pengujian densitas dilakukan melalui

cara archimedes dengan media air, data hasil uji densitas terhadap material komposit logam aluminium seri 1100 dengan penguat alumina, ditunjukkan pada Tabel 5. .

Tabel 5. Data hasil uji Densitas Sampel 7 % mg 9 % mg 15 % mg Ms (g) 6,187 6,734 8,376 Mb (g) 6,28 6,856 8,555 Mk (g) 0,339 0,435 0,724 Mg (g) 4,504 4,984 6,424 Densitas (g/Cm3) 2,925 2,918 2,933

4.2 Pengujian Porositas Pengujian porositas dilakukan pada sampel dan cara yang sama seperti pengujian densitas. Data hasi uji Porositas terhadap material komposit

logam aluminium dengan penguat alumina, ditunjukan dari Tabel 6.

Tabel 6. Data hasil uji Porositas Ms Sampel (g) 7 % mg 9 % mg 15 % mg 6,187 6,734 8,376 (g) 6,28 6,856 8,555 (g) 0,339 0,435 0,724
. 4.3 Pengujian mikroskop optik

Mb

Mk

Mg (g) 4,504 4,984 6,424

Porositas (%) 0,043 0,052 0,062

Data hasil uji metalografi terhadap material komposit logam aluminium paduan seri 1100 dengan penguat alumina karbida menggunakn mikroskop optik. Struktur Mikro Komposit Matrik Logam dengan Fraksi Volume 7% Mg Dari Berat Komposit aluminium dengan penguat alumina

Gambar 4. Struktur Mikro Komposit paduan Al seri 1100/Al2O3 dengan fraksi volume 9% Magnesium. Pembesaran 200x dengan posisi tengah.

Gambar 5. Struktur mikro komposit paduan Al seri 1100/ Al2O3 dengan fraksi volume15% Magnesium. Pembesaran 200x dengan posisi tengah. Gambar 3. Struktur Mikro Komposit paduan Al seri 1100/Al2O3 dengan fraksi volume 7% Magnesium. Pembesaran 200x dengan posisi kiri. 4.4 Pengaruh fraksi volume magnesium terhadap nilai densitas. Berdasarkan hasil pengujian densitas yang dilakukan dengan rumus archimedes dengan media air terhadap material Komposit Matriks Logam Al seri 1100/Al2O3 ditunjukkan pada Tabel V. Dari pengolahan data uji densitas diperoleh grafik hubungan antara fraksi volume magnesium terhadap densitas dari komposit Aluminium paduan seri

1100 dengan penguat alumina, seperti terlihat pada gambar 6.


Pengaruh Vf Mg terhadap Densitas
2,935
Densitas (gr/cm 3)

leburan mengisi pori-pori menyebabkan kenaikan densitas. 4.5 Pengaruh magnesium Porositas. fraksi volume terhadap nilai

2,930 2,925 2,920 2,915 2,910 7 % mg 9 % mg Fraksi Volume (%) 15 % mg

Gambar 6. Grafik Pengaruh Fraksi Volume Magnesium Terhadap Nilai Densitas. Dari grafik menunjukkan bahwa material komposit logam aluminium paduan seri 1100 dengan penguatnya alumina pada fraksi volume dengan prosentase magnesium 7% memiliki nilai 2,925 g/Cm3, pada prosentase magnesium 9 % memiliki nilai densitas 2,918 g/Cm3, sedangkan pada prosentase magnesium 15% memiliki nilai 2,933 g/Cm3. Pada material komposit logam aluminium dengan penguat alumina hasil densitas maksimal dicapai pada prosentase magnesium 15 %. Dari data hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa densitas dipengaruhi oleh waktu tahan dan prosentase magnesium, dimana densitas meningkat dengan meningkatnya prosentase magnesium. Semakin lama waktu tahan yang diberikan dan peningkatan prosentase magnesium menyebabkan kemampuan membasahi (wettability) antara logam keramik lebih baik. Ini disebabkan oleh perubahan energi permukaan dan oleh reaksi interface yang lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi. bertambahnya viskositas leburan, sehingga leburan mampu mengisi poripori antar partikel alumina. Dengan semakin banyak/mudah aluminium

Berdasarkan hasil pengujian porositas yang dilakukan dengan rumus archimedes dengan media air terhadap material komposit matriks logam Al seri 1100/ Al2O3 ditunjukkan pada Tabel VI. Dari pengolahan data uji porositas diperoleh grafik hubungan antara fraksi volume magnesium terhadap porositas dari komposit Aluminium paduan seri 1100 dengan penguat alumina, terlihat pada gambar 7.
Pengaruh Vf Mg tehadap Porositas
0.07 0.06
Porositas (% )

0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 7 % mg 9 % mg Fraksi Volume (%) 15 % mg

Dari gambar 5.9 menunjukkan grafik yang terjadi peningkatan porositas pada penambahan fraksi volume magnesium material komposit logam aluminium paduan seri 1100 dengan penguatnya alumina, seiring penambahan fraksi volume magnesium menunjukkan grafik yang naik pada nilai dari porositas menunjukkan pembasahan yang dilakukan oleh magnesium tidak optimal yang disebabkan pada proses pemanasan sehingga ketidakoptimalan pembasahan ini mengakibatkan terjadinya pori. Selain itu juga, pori dapat dihasilkan karena adanya aliran gas nitrogen yang tidak merata sehingga magnesium tidak optimal melakukan pembasahan pada aluminium untuk

infitrasi pada Al2O3. Adanya porositas akan mempengaruhi sifat mekanis komposit matrik logam dan mempengaruhi struktur berpori yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan dan kekerasan jika dibandingkan dengan struktur yang lebih padat. Pada fraksi volume dengan kadar magnesium 7% didapat nilai prosentase porositas sebesar 0,043 %, pada kadar magnesium 9% nilai porositasnya adalah 0,052%, sedangkan pada kadar magnesium 15% nilai porositasnya sebesar 0,062%. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor salah satunya infiltrasi yang tidak maksimal pada komposit logam aluminium paduan seri 1100 dengan penguat alumina, porositas juga sangat merusak kualitas permukaan setelah proses permesinan. Porositas bisa diakibatkan oleh penyusutan atau oleh gas terperangkap. Penyusutan yang terjadi pada saat pemadatan merupakan sumber utama pembentukan porositas tuangan, hal ini dihasilkan dari pengurangan volume yang diikuti pengerasan. Sedangkan porositas akibat gas, dihasilkan dari penurunan daya larut gas dalam padatan. 4.6. Pengamatan Struktur Mikro

peleburannya, sehingga MgAl2O4 hanya sedikit yang terbentuk dan tidak menyebar merata. Pada gambar 5 dengan fraksi volume 15% menunjukkan aluminium banyak melakukan pembasahan sehingga banyak membentuk MgAl2O4, kesempurnaan ini disebabkan sempurnanya pembasahannya yang dilakukan magnesium dengan bantuan gas nitrogen sehingga mengikat aluminium untuk melakukan infiltrasi pada keramik (alumina). pemanasan yang kurang optimal mengakibatkan material komposit memiliki energi yang sedikit untuk mentranspot atom untuk melakukan diffusi aliran massa, dari perbedaan ini dapat terlihat pada sampel material komposit logam aluminium paduan seri 1100 dengan penguatnya alumina dengan proses PRIMEX ini menunjukkan foto struktur mikro dengan hasil yang jelas, distribusi aluminium yang berinfiltrasi pada partikel alumina untuk prosentase magnesium menunjukkan perbedaan dari interface ke tengah yang semakin rapat 5. 5.1. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Pengamatan struktur mikro dilakukan untuk mengetahui mikrostrukturnya pada sampel komposit hasil proses PRIMEX dengan perbedaan variabel fraksi volume magnesium. Dari hasil foto struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik perbesaran 200 kali (gambar 3-5), terlihat adanya perubahan struktur mikro secara bertahap dan juga kenaikan jumlah pori yang tidak terlalu signifikan, Pada gambar 3 dengan fraksi volume 7% magnesium menunjukkan banyaknya aluminium yang belum sempurna dalam

Berdasarkan hasil penelitian pada variasi prosentase magnesium yang diteliti terhadap Komposit Matrik Logam Al/Al2O3 dapat ditarik kesimpulan : 1. Densitas meningkat dengan meningkatnya waktu tahan dan prosentase magnesium. Densitas maksimum dicapai pada prosentase magnesium 15 % yaitu 2,933 gr/cm3. 2. Pororositas meningkat tidak significan dengan semakin bertambahnya prosentase magnesium. Pororositas minimum

dicapai pada prosentase magnesium 7 % yaitu 0,043 %. 3. Kekerasan meningkat dengan semakin tingginya prosentase magnesium. Kekerasan maksimum dicapai pada prosentase magnesium 15 % yaitu 123,25 BHN 4. Distribusi Fasa yang merata mengakibatkan terbentuknya hasil reaksi produk dan keseragaman butir. 5.2. Saran 1. Pada penempatan sampel haruslah tepat pada pemanasannya dan aliran gas nitrogennya sehingga optimal dalam proses infiltrasinya. 2. Proses mixing antara penguatnya dengan coupling agent diharapkan benar-benar merata. Sinopsis penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis waktu tahan yang ideal untuk Komposit logam Proses Primex serta digunakannya jenis penguat lain seperti SiC maupun Carbon DAFTAR PUSTAKA Aghajanian M. K., Karankdikar. P. G.,2007, Ceramic Engineering and Science Vol. 27. M Cubed Technologies, Inc. 2 Newark, DE 19711. D. G. Clark, J. A. Little & T. W. Clyne, 1993 Ceramic/Metal Wetting in a Spontaneous Infiltration Process for Fabrication of Metal Matrix Composites, Advanced Composite93, 993 Gibson, Ronald F.,1994, Principles of Composite Material Mechanics, McGraw-Hill. Inc. New York 27-29 A. Zulfia, DR. R.J. Hand,2000, Role of Mg and Mg + Si as External Dopants in Production of Pure Al-SiC Metal Matrix Composites by Pressureless

Infiltration Mat. Science and Technology.Vol.16, 867-868 A. Mortensen,Solidification Processing Of Reinforced Metals,1990, Dept. of Mat. Sci. and Eng. Massachusetts Inst.of Tech. Cambridge, MA 021394307,USA, 101-103 E. Taheri-Nassaj, M. Kobashi and T. Choh,1995, Fabrication and Analysis of an In Situ TiB2/Al Composite by Reactive Spontaneous Infiltration, Mat.Sci. and Eng. A134,135-141 A.Bintang, Yuswono, 1998, Pengaruh Penambahan Unsur Magnesium Terhadap Ketahanan Aus dan Kekerasan Komposit Paduan Al-7, 14% Si Dengan penguatan SiC(p), Prosiding Seminar Nasional, November 22 M. K. Aghajanian, J. T. Burke, D.R. White, A.S. Nagelberg,1989, A New Infiltration Process For The Fabrication Of Metal Matrix Composites, Int.SAMPE Symposium 34, 819-823 J. W. McCoy, C. Jones, F. E. Wawner,1988, Preparation and Properties of Cast Ceramic/Aluminum Composites, SAMPE Q, 19 (2), 37 Aruna Bahdur,1987, Behaviour of AlMg Alloys at High Temperatur, Journal of Materials Science 22, 1941-1943 Masyuri Rahman, Pengaruh Temperature dan Prosentase Mg Terhadap Karakteristik Komposit Matrik Logam Al/Al2O3 Hasil Infiltrasi Tanpa Tekanan,2004, Tesis Dept. Metalurgi Fak. Teknik UI, Jakarta, 9-22 Yunus Salahudin.,2007 jurnal Analisa pengaruh prosentase magnesium ideal terhadap karakteristik produk komposit aluminium (Al/Al2O3) dengan proses Primex.

Anda mungkin juga menyukai