Anda di halaman 1dari 41

PRESENTASI PPh PASAL 21

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 1

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pengertian Pajak Penghasilan 21


PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk apapun yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan jasa dan kegiatan
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 2

PRESENTASI PPh PASAL 21

PENGERTIAN PPh PASAL 21/26


PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN

- PEKERJAAN ATAU JABATAN


- JASA & KEGIATAN YG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI

PENGHASILAN BERUPA : - GAJI - UPAH - HONORARIUM - TUNJANGAN, DAN - PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN

WP DN
PPh PASAL 21
3/4/2009

WP LN
PPh PASAL 26
Nanang Rukmana, SE, Ak.
Hal 3

PRESENTASI PPh PASAL 21

Unsur-unsur PPh Pasal 21/26

Wajib Pajak Pemotong Pajak Obyek Pajak Tarif Pajak

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 4

PRESENTASI PPh PASAL 21

Wajib Pajak PPh Pasal 21

Pegawai Tetap Pegawai Lepas Penerima Pensiun Penerima Honorarium Penerima Upah

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 5

PRESENTASI PPh PASAL 21

Bukan Wajib Pajak PPh Pasal 21


Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam keputusan Menteri Keuangan No. 611/KMK.04/1994 sepanjang bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau pekerjaan lain
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 6

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pemotong Pajak PPh


Pemberi kerja baik orang pribadi, badan, BUT baik induk maupun cabang Bendaharawan pemerintah pusat /daerah, Instansi, Departemen, KBRI, dll Dana Pensiun, PT. TASPEN, ASTEK, JAMSOSTEK, THT BUMN/ BUMD Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, organisasi
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 7

PRESENTASI PPh PASAL 21

Bukan Pemotong PPh 21/26


Perwakilan Diplomatik seperti kedutaan besar negara sahabat Badan / Organisasi Internasional seperti organisasi PBB

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 8

PRESENTASI PPh PASAL 21

Obyek Pajak PPh Pasal 21/26


Penghasilan Teratur Penghasilan Tidak Teratur Upah harian, mingguan, satuan & borongan Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja Uang tebusan pensiun, Pesangon THT, dll Honorarium dengan nama dan bentuk apapun Imbalan dengan nama dan bentuk apapun Penghasilan natura yang diberikan oleh bukan wajib pajak
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 9

PRESENTASI PPh PASAL 21

PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21/26


DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TERATUR DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TIDAK TERATUR BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN BERUPA UANG TEBUSAN PENSIUN, TABUNGAN/TUNJANGAN HARI TUA PESANGON & PEMBAYARAN LAIN SEJENIS BERUPA HONORARIUM, UANG SAKU, HADIAH, KOMISI, BEASISWA & IMBALAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, KEGIATAN
TERMASUK PEMBERIAN DALAM BENTUK NATURA/KENIKMATAN YANG DIBERIKAN OLEH BUKAN WAJIB PAJAK
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 10

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tidak Termasuk Penghasilan


Pembayaran oleh perusahaan asuransi Penerimaan dalam bentu Natura Iuran pensiun & THT yang dibayar pemberi kerja Natura yang diberikan oleh pemerintah Kenikmatan Pajak yang ditanggung pemberi kerja

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 11

PRESENTASI PPh PASAL 21

TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21


PEMBAYARAN ASURANSI DARI PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN JIWA, DWIGUNA, DAN BEASISWA NATURA/KENIKMATAN YANG DIBERIKAN OLEH WAJIB PAJAK & PEMERINTAH IURAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN KEPADA DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENTERI KEUANGAN,PENYELENGGARA TASPEN & JAMSOSTEK YANG DIBAYAR OLEH PEMBERI KERJA, IURAN THT KENIKMATAN BERUPA PAJAK YANG DITANGGUNG PEMBERI KERJA

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 12

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pengurang Penghasilan yang diperbolehkan


1. Tetap: -Tanpa melihat memiliki jabatan atau tidak -Besarnya 5% dari Penghasilan Bruto maksimum Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan

Biaya Jabatan, khusus untuk Peg.

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 13

PRESENTASI PPh PASAL 21

2. Iuran Pensiun dan THT


Iuran Pensiun dan THT - Yang dibayar pegawai - Yayasan dana pensiun yang disetujui menteri keuangan - Jumlahnya tidak dibatasi

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 14

PRESENTASI PPh PASAL 21

3. Biaya Pensiun
Khusus untuk penerima pensiun berkala atau bulanan Besarnya 5% dari uang pensiun maksimum Rp 2.400.000 setahun atau Rp 200.000 sebulan

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 15

PRESENTASI PPh PASAL 21

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Menurut keadaan wajib pajak tanggal 1 Januari /awal tahun, khususnya WPDN Keadaan pada saat datang ke Indonesia khusus WNA

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 16

PRESENTASI PPh PASAL 21

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 17

PRESENTASI PPh PASAL 21

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)


Status TK/TK/1 TK/2 TK/3 K/K/1 K/2 K/3 K/I/K/I/1 K/I/2 K/I/3
3/4/2009

PTKP Setahun Rp 15.840.000,00 Rp 17.160.000,00 Rp 18.480.000,00 Rp 19.800.000,00 Rp 17.160.000,00 Rp 18.480.000,00 Rp 19.800.000,00 Rp 21.120.000,00 Rp 31.680.000,00 Rp 33.000.000,00 Rp 34.320.000,00 Rp 35.640.000,00

PTKP Sebulan Rp 1.320.000,00 Rp 1.430.000,00 Rp 1.540.000,00 Rp 1.650.000,00 Rp 1.430.000,00 Rp 1.540.000,00 Rp 1.650.000,00 Rp 1.760.000,00 Rp 2.640.000,00 Rp 2.750.000,00 Rp 2.860.000,00 Rp 2.970.000,00
Hal 18

Nanang Rukmana, SE, Ak.

PRESENTASI PPh PASAL 21

SOAL LATIHAN
Tuan Armono seorang guru SMK di Jakarta mempunyai keluarga yang menjadi tanggungannya sebagai berikut
NAMA Susiani Budi Utomo Joko Pramono Sudarmono Susana Andrian TGL LAHIR 23 Nop 1980 3 Juni 2001 HUB. KELUARGA Istri Anak kandung PEKERJAAN Wirausaha Pelajar Mahasiswa Mahasiswa Pelajar

15 Mei 1988 Adik Kandung 22 Agt 1950 Ayah kandung 26 Des 1984 25 Mar 1998 Adik Ipar Keponakan

Bagaimana status Tuan Armono menurut pajak? Berapa PTKP-nya?


3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 19

PRESENTASI PPh PASAL 21

TARIF PPh ORANG PRIBADI PASAL 17


LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK

TARIF

Rp 1.000 s.d. Rp. 50.000.000 Rp. 50.001.000 s.d. Rp. 250.000.000 Rp. 250.001.000 s.d. Rp 500.000.000 DI ATAS Rp. 500.001.000

5% 15 % 25 % 30 %

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 20

PRESENTASI PPh PASAL 21

TARIF PPh ORANG PRIBADI PASAL 17

Tarif Deviden Tidak memiliki NPWP Tidak mempunyai NPWP untuk yang dipungut /potong Pembayaran Fiskal untuk yang punya NPWP

10% 20% lebih tinggi dari yang seharusnya 100% lebih tinggi dari yang seharusnya Gratis

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 21

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tarif Pasal 17 dikenakan atas :


Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari : 1. Pegawai tetap 2. Penerima pensiun berkala 3. Pegawai tidak tetap 4. Pemagang, calon pegawai 5. Kegiatan Multilevel marketing

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 22

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tarif Pasal 17 dikenakan atas :


Penghasilan Bruto dari :

1.Honorarium, uang saku, hadiah penghargaan, komisi, dll. 2.Honorarium anggota dewan komisaris/ pengawas tidak merangkap peg. Tetap 3.Jasa produksi, tantiem, bonus yang diterima mantan pegawai 4.Penarikan dana pensiun iuran pasti 5.Pembayaran lain : pemain musik, olahragawan dll
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 23

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tarif 15% dikenakan atas Tenaga Ahli Dengan Norma Perhitungan 50% Penghasilan bruto yang dibayarkan kpd: - Pengacara - Akuntan - Arsitek - Dokter - Konsultan, notaris - Penilai, aktuaris

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 24

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tarif 5 % dikenakan atas


Upah harian Upah mingguan Upah satuan Upah borongan Jika upah yg diterima sehari di atas Rp 150.000 sehari dan tidak lebih dari Rp 1.320.000 sebulan dan tidak dibayarkan secara bulanan
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 25

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pegawai harian
Paijo seorang tukang bangunan dibayar harian sebesar Rp 170.000 per hari. Maka besarnya PPh terutang atas penghasilan tersebut adalah : Penghasilan bruto = Rp 170.000,00 PKP (170.000 150.000) = Rp 20.000,00 PPh terutang (5% x Rp 20.000) = Rp 1.000,00 Penghasilan bersih = Rp 169.000,00

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 26

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pegawai harian
Jika Paijo bekerja selama 8 hari. Maka besarnya PPh terutang atas penghasilan tersebut adalah : Upah sampai hari ke-8 (170.000 x8)= Rp 1.360.000,00 PTKP 8 hari =8 x (15.840.000:360) = Rp 352.000,00 Upah terutang pajak (PKP) = Rp1.008.000,00 PPh terutang 8 hari (5% x 1.008.000)= Rp 50.400,00 PPh yg telah dipotong (8 x Rp 1.000) = Rp 8.000,00 PPh kurang dipotong untuk 8 hari = Rp 41.600,00

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 27

PRESENTASI PPh PASAL 21

Pegawai harian
Besarnya PPh terutang atas penghasilan hari ke 8 dst adalah : Upah sehari = Rp 170.000,00 PTKP sehari (15.840.000:360) = Rp 44.000,00 Upah harian terutang pajak (PKP) = Rp 126.000,00 PPh terutang sehari (5% x 126.000)= Rp 6.300,00

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 28

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tarif 5 % dikenakan atas


Mufti Praso
Upah Januari Rp 100.000 x 20 hr = Rp 2.000.000 Penghasilan Neto setahun = Rp 24.000.000 PTKP setahun (TK/-) = Rp 15.840.000 Penghasilan Kena Pajak = Rp 8.160.000 Pajak Terutang setahun Pajak terutang sebulan = Rp = Rp 408.000 34.000

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 29

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNI)


1. Bekerja sejak awal tahun ( Jan - Des ) Penghasilan bruto /bulan Rp XXX Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX Penghasilan Neto Rp XXX x 12 PTKP Rp XXX PKP Rp XXX

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 30

PRESENTASI PPh PASAL 21

Contoh
Tunggul Ametung Gaji Pokok Tunj. Fungsional Tunj. Istri Tunj. Anak (max 2 @ 50.000) Tunj. Beras (4 jiwa @ 10.000) Penghasilan bruto sebulan Penghasilan Bruto setahun (13.190.000 x 12) Tunjangan Seragam Penghasilan bruto setahun Pengurang : Biaya Jabatan Rp 158.460.000 x 5% (max.) Penghasilan Neto setahun PTKP (K/3) PKP Tunjangan PPh Tunjangan sebulan
3/4/2009

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

10.000.000 3.000.000 50.000 100.000 40.000 13.190.000

Rp 158.280.000 Rp 180.000 Rp 158.460.000 (Rp 6.000.000) Rp 152.460.000 Rp 21.120.000Rp131.340.000 Rp 14.701.000*) Rp 1.225.083

5% x 50.000.000 = Rp 2.500.000 15% x 81.340.000 = Rp 12.201.000 Nanang Rukmana, SE, Ak.


Hal 31

PRESENTASI PPh PASAL 21

Tunggul Ametung Gaji Pokok Tunjangan-tunjangan Penghasilan bruto sebulan Penghasilan Bruto setahun Tunjangan Seragam Penghasilan bruto setahun Pengurang : Biaya Jabatan Rp 173.161.000 x 5% Penghasilan Neto setahun PTKP (K/3) PKP PPh Terutang setahun PPh Terutang sebulan

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

10.000.000 4.415.083 14.415.083 172.981.000 180.000 173.161.000

(Rp 6.000.000) Rp 167.161.000 Rp 21.120.000Rp 146.041.000 Rp 16.906.150 Rp 1.408.846

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 32

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNI)


2.Bekerja pada tahun berjalan (Sep - Des) Penghasilan bruto /bulan Rp XXX Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX Penghasilan Neto Rp XXX x 4 PTKP Rp XXX PKP Rp XXX Menghitung penghasilan neto tidak perlu disetahunkan
3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 33

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNI)

3. Berhenti bekerja karena Pensiun Perhitungan sama dengan poin 2

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 34

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNI)


4. Berhenti karena meninggal sebelum tahun pajak berakhir (misal meninggal Agustus) Penghasilan bruto /bulan Rp XXX Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX Penghasilan Neto Rp XXX x 12 PTKP Rp XXX PKP Rp XXX

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 35

PRESENTASI PPh PASAL 21

PENGHASILAN BRUTO
PEGAWAI TETAP
GAJI, TUNJANGAN TERKAIT DG GAJI DIKURANGI : - BI. JABATAN 5% DARI PENGH. BRUTO MAX. Rp.6.000.000/THN - IURAN YG TERIKAT DG PENGH. TETAP

PENERIMA PENSIUN
UANG PENSIUN BULANAN, TUNJANGAN

PEG. TIDAK TETAP PEMAGANG, CAPEG


TERKAIT DG GAJI
D I K U R A N G I

DIKURANGI : - BI. PENSIUN 5% DARI PENGH. BRUTO MAX. Rp.2.400.000/THN ATAU 200.000/BLN

PENGHASILAN NETO

DIKURANGI

PTKP

TARIF PASAL 17 UU PPh


3/4/2009

PENGHASILAN KENA PAJAK (dibulatkan ke bawah hingga ribuan)


Nanang Rukmana, SE, Ak.
Hal 36

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP ( WNA ) tinggal lebih dari 183 hari di Indonesia


1. Bekerja Sejak awal tahun (Jan Penghasilan bruto /bulan Rp Biaya-biaya yg diperkenankan Rp Penghasilan Neto Rp PTKP Rp PKP Rp - Des) XXX XXX XXX x 12 XXX XXX

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 37

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNA) tinggal lebih dari 183 hari di Indonesia


2. Bekerja tidak setahun penuh (Sep-Des) Penghasilan bruto /bulan Rp XXX Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX Penghasilan Neto Rp XXX x 12 PTKP Rp XXX PKP Rp XXX

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 38

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PKP (WNA) tinggal lebih dari 183 hari di Indonesia


3. Berhenti bekerja karena meninggalkan Indonesia Penghasilan bruto /bulan Rp XXX Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX Penghasilan Neto Rp XXX x 12 PTKP Rp XXX PKP Rp XXX

PPh Pasal

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 39

PRESENTASI PPh PASAL 21

Menghitung PPh Pasal 21 (WNA)

Untuk WNA yang tinggal kurang dari 183 hari diperkenankan PPh Pasal 26, tarif 20% dari penghasilan bruto

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 40

PRESENTASI PPh PASAL 21

TERIMA KASIH

3/4/2009

Nanang Rukmana, SE, Ak.

Hal 41

Anda mungkin juga menyukai