Anda di halaman 1dari 3

Interpretasi beragam pola pengaliran

Oleh: Agung Agustian (D1H 04 0044)

Pola aliran Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta kondisi iklim. Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama pada skala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola yang menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapis sangat tergantung pada jenis, sebaran, ketebalan dan bidang perlapisan batuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan. Howard (1967) membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran dasar dan pola pengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap pengali. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen (tetap). 2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasar lainnya. 3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari pola dasar setempat. Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau dikurangi.Van der Weg (1968) membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional, pola pengendapan dan pola khusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub angular), tralis dan rektangular termasuk pola erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate) , menga nyam ( braided), berkelok (meandering), yazoo, rektikular dan pola dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi pola khusus dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst (gamping) dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.

Tabel Pola pengaliran dan karakteristiknya (van Zuidam, 1985)


POLA PENGALIRAN DASAR

KARAKTERISTIK Perlapisan batuan sedimen relatif datar atau paket batuan kristalin yang tidak seragam dan memiliki ketahanan terhadap pelapukan. Secara regional daerah aliran memiliki kemiringan landai, jenis pola pengaliran membentuk percabangan menyebar seperti pohon rindang. Pada umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang sampai agak curam dan dapat ditemukan pula pada daerah bentuklahan perbukitan yang memanjang. Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritik dengan pola paralel atau tralis. Bentuklahan perbukitan yang memanjang dengan pola pengaliran paralel mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh perlipatan. Baruan sedimen yang memiliki kemiringan perlapisan (dip) atau terlipat, batuan vulkanik atau batuan metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengaliran biasanya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen. Kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, tidak memiliki perulangan lapisan batuan dan sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus. Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi dan sisa - sisa erosi. Pola pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut sebagai pola pengaliran multi radial. Catatan : pola pengaliran radial memiliki dua sistem yaitu sistem sentrifugal (menyebar ke luar dari titik pusat), berarti bahwa daerah tersebut berbentuk kubah atau kerucut, sedangkan sistem sentripetal (menyebar kearah titik pusat) memiliki arti bahwa daerah tersebut berbentuk cekungan. Struktur kubah / kerucut, cekungan dan kemungkinan retas (stocks) Endapan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan gamping dan lelehan salju (permafrost)

DENDRITIK

PARALEL

TRALLIS

REKTANGULAR

RADIAL

ANULAR MULTIBASINAL POLA PENGALIRAN MODIFIKASI SUB DENDRITIK PINNATE ANASTOMATIK MENGANYAM (DIKHOTOMIK) SUB PARALEL KOLINIER SUB TRALLIS DIREKSIONAL TRALLIS TRALLIS BERBELOK TRALLIS SESAR ANGULATE KARST

Umumnya struktural Tekstur batuan halus dan mudah tererosi Dataran banjir, delta atau rawa Kipas aluvium dan delta Lereng memanjang atau dikontrol oleh bentuklahan perbukitan memanjang. Kelurusan bentuklahan bermaterial halus dan beting pasir. Bentuklahan memanjang dan sejajar Homoklin landai seperti beting gisik Perlipatan memanjang. Percabangan menyatu atau berpencar , sesar paralel Kekar dan / atau sesar pada daerah miring Batugamping

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan jaringannya adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan). Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan kegiatan vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif mempengaruhi arah dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan dapat mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan topologi yang memudahkan terjadinya pelapukan dan ketahanan batuan terhadap erosi.

Tabel Kontrol struktur terhadap bentuk sungai (sumber : Morisawa, 1985)


KONTROL STRUKTUR A. DINAMIK 1. SESAR AKTIF -Teras -Lembah memanjang -Saluran "OFFSET" -Sungai subsekuen -Lembah terjal -Sungai anteseden -Sungai konsekuen -Pola aliran radial -Lembah gelas anggur -Sungai terputus -Saluran menyebar -Membentu genangan -Pembelokkan sungai secara tajam. -Dasar sungai curam BENTUK SUNGAI

2. PERLIPATAN AKTIF 3. KEGIATAN VULKANIK B. PASIF. 1. TERAS SESAR

-Teras -Lembah memanjang -Sungai subsekuen -Lembah terjal -Saluran "OFFSET' -Aliran paralel -Aliran sepanjang lereng kemiringan. -Aliran konsekuen -Pola radial -Sungai konsekuen -Pola tralis -Lembah asimetri -Sungai subsekuen -Pola rektangular

-Lembah gelas anggur -Sungai terputus -Saluran menyebar -Membentuk genangan -Sungai subsekuen -Pola tralis -Aliran pada tebing pendek -Pola anular -Sungai subsekuen -Pembelokkan sungai -Sungai subsekuen. -Kelurusan saluran -Sungai subsekuen

2. KEMIRINGAN

3. KUBAH 4. ANTIKLIN SINKLIN 5. KELURUSAN SUNGAI 6. KEKAR

Referensi
Zuidam, R.A. Van., 1985. Aerial Photo-Interpretation Terrain Analysis and Geomorphology Mapping. Smith Publisher The Hague, ITC.

Anda mungkin juga menyukai