Anda di halaman 1dari 16

Rejeki dalam pandangan Islam

WELCOME
Bersama : Dwi Condro Triono, PhD

1X9= 2X9= 3X9= 4X9= 5X9= 6X9= 7X9= 8X9= 9X9=

9 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1

Proses = salah Hasil = benar


Berorientasilah pada proses yang benar dan hasil yang benar

Hakikat Rejeki

STEI HAMFARA YOGYAKARTA

PENGANTAR
Banyak orang memahami bahwa rejeki itu diperoleh dari hasil usahanya sendiri. Jika orang bekerja keras kemudian menerima gaji, hal itu dianggap dari hasil usahanya. Pedagang yang memperoleh keuntungan, dianggap karena hasil usahanya. Dokter yang menerima upah kerena mengobati pasiennya, dianggap upah itu datang dari dirinya.
Ini adalah pemahaman rejeki yang salah jenis pertama

APAKAH PEMAHAMAN ITU BENAR?

Benarkah Penyebab datangnya rejeki itu atas usaha kita ?

Marilah kita melihat faktanya secara lebih mendalam


STEI HAMFARA YOGYAKARTA

Fakta rejeki ada 2 aspek:


Al-haal
Al-asbab

Kondisi/keadaan yang biasanya dapat mendatangkan rizki Bersifat tidak pasti Wilayah yang diusahakan manusia

Bersifat kausalitas (sebab-akibat) Bersifat pasti Masalah yang ghaib bagi manusia

Membutuhkan dalil yang bersifat pasti

berarti merujuk Al-Quran

Al-asbab
sebab datangnya

Dalil harus qothi :

baik qothi Tsubut: Sumber maupun qothi dilalah:penunjukan

Jadi sebab datangnya Rizki Cuma satu yaitu dari

ALLAH AWT

Memunculkan sikap yang salah:


Rejeki itu datangnya dari Allah semata. Usaha manusia itu tidak ada gunanya. Manusia cukup hanya pasrah pada Allah. Apapun yang diberikan Allah, itulah rejeki kita. Manusia tidak perlu bersusah-payah dalam mencari rejeki. Semua sudah ada jatahnya.
Ini adalah pemahaman rejeki yang salah jenis kedua

REJEKI
MENGUASAI MANUSIA (AL-ASBAB) DIKUASAI MANUSIA (AL-HAAL)

BERASAL DARI ALLAH

BERASAL DARI MANUSIA

QODLO ALLAH

HASIL USAHA MANUSIA


AKAN DIHISAB

TIDAK DIHISAB

Makna Rejeki (secara bahasa)

Rejeki (razaqa) itu bermakna Atha = pemberian Rejeki tidak sama dengan kepemilikan Untuk memperolehnya bisa lewat jalan yang halal, juga bisa dari jalan haram Semuanya tetap disebut sebagai rejeki

ALLAH SWT

AL-ASBAB

REJEKI

AL-HAAL

USAHA MANUSIA

USAHA HALAL

USAHA HARAM

KEPEMILIKAN

REJEKI HALAL

REJEKI HARAM

PEMAHAMAN REJEKI DALAM 2 LINGKARAN MANUSIA


TAWAKKAL SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH IKHTIAR KEYAKINAN PADA REJEKI BERASAL DARI ALLAH MENGUASAI MANUSIA YAKIN BAHWA ALLAH AKAN SELALU MEMBANTU KITA

PENYANGGA

MEMUNCULKAN SEMANGAT DALAM MENCARI REJEKI

DIKUASAI MANUSIA

SENANTIASA TERIKAT DENGAN SYARIAT ALLAH SENANTIASA TERIKAT DENGAN SUNNATULLAH DALAM MENCARI REJEKI

langkah-langkah kita

Keyakinan yang mendalam akan rejeki dari Allah. Senantiasa berpegang teguh pada hukum syara. Manusia harus terikat pada sebab-sebab kepemilikan, bukan sebab-sebab datangnya rejeki. Terikat pada sunnatullah (hukum sebab-akibat). Senantiasa berdoa (Allah Maha Pemberi lagi Maha Penolong).

Fungsi memahami rejeki yang benar

Selalu optimis (karena dijamin Allah). Selalu terikat dengan hukum syara (karena jumlah tidak ada hubungannya dengan cara yang dipakai). Tidak menghalalkan segala cara dalam mencari rejeki. Tidak takut menolak rejeki yang datang dengan cara yang haram. Tidak mudah putus asa jika gagal dalam usahanya. Membuat kita tidak takut berjuang untuk Islam.

Alhamdulillah
wassalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai