WELCOME
Bersama : Dwi Condro Triono, PhD
9 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1
Hakikat Rejeki
PENGANTAR
Banyak orang memahami bahwa rejeki itu diperoleh dari hasil usahanya sendiri. Jika orang bekerja keras kemudian menerima gaji, hal itu dianggap dari hasil usahanya. Pedagang yang memperoleh keuntungan, dianggap karena hasil usahanya. Dokter yang menerima upah kerena mengobati pasiennya, dianggap upah itu datang dari dirinya.
Ini adalah pemahaman rejeki yang salah jenis pertama
Kondisi/keadaan yang biasanya dapat mendatangkan rizki Bersifat tidak pasti Wilayah yang diusahakan manusia
Bersifat kausalitas (sebab-akibat) Bersifat pasti Masalah yang ghaib bagi manusia
Al-asbab
sebab datangnya
ALLAH AWT
REJEKI
MENGUASAI MANUSIA (AL-ASBAB) DIKUASAI MANUSIA (AL-HAAL)
QODLO ALLAH
TIDAK DIHISAB
Rejeki (razaqa) itu bermakna Atha = pemberian Rejeki tidak sama dengan kepemilikan Untuk memperolehnya bisa lewat jalan yang halal, juga bisa dari jalan haram Semuanya tetap disebut sebagai rejeki
ALLAH SWT
AL-ASBAB
REJEKI
AL-HAAL
USAHA MANUSIA
USAHA HALAL
USAHA HARAM
KEPEMILIKAN
REJEKI HALAL
REJEKI HARAM
PENYANGGA
DIKUASAI MANUSIA
SENANTIASA TERIKAT DENGAN SYARIAT ALLAH SENANTIASA TERIKAT DENGAN SUNNATULLAH DALAM MENCARI REJEKI
langkah-langkah kita
Keyakinan yang mendalam akan rejeki dari Allah. Senantiasa berpegang teguh pada hukum syara. Manusia harus terikat pada sebab-sebab kepemilikan, bukan sebab-sebab datangnya rejeki. Terikat pada sunnatullah (hukum sebab-akibat). Senantiasa berdoa (Allah Maha Pemberi lagi Maha Penolong).
Selalu optimis (karena dijamin Allah). Selalu terikat dengan hukum syara (karena jumlah tidak ada hubungannya dengan cara yang dipakai). Tidak menghalalkan segala cara dalam mencari rejeki. Tidak takut menolak rejeki yang datang dengan cara yang haram. Tidak mudah putus asa jika gagal dalam usahanya. Membuat kita tidak takut berjuang untuk Islam.
Alhamdulillah
wassalamualaikum wr.wb.