Anda di halaman 1dari 16

KETERIKATAN

KEPADA HUKUM
SYARA
Syariat
ISLAM
Pengertian Syariat Islam
Hukum Syara
(Seruan Allah SWT dan Rasul SAW) yang
terkait perbuatan hamba
Khitab As-syaari
Apa-apa yang terdapat dalamAl-Quran dan
As-sunnah berupa perintah dan larangan
Perbuatan manusia
Bukan hanya perbuatan orang beriman atau
Mukallaf saja
JENIS KHITAB AS-SYAARI

• WAJIB
• SUNNAH
• HARAM
• MAKRUH
• MUBAH
SUMBER-SUMBER HUKUM SYARA

AL-QURAN

AS-SUNNAH

IJMA SAHABAT

QIYAS
AL-QURAN

Al-Quran adalah kalam Allah yang


difirmankan melalui malaikat jibril kepada
Rasulullah SAW
AS-SUNNAH

As-sunnah adalah
perkataan, perbuatan dan
taqrir Rasulullah SAW
terhadap perbuatan seorang
sahabat yang diketahuinya
IJMA SAHABAT

- Ijma adalah kesepakatan


terhadap suatu hukum
bahwa hal itu
merupakan hukum syara

- Ijma yang bisa diterima


hanyalah ijma sahabat

- Contoh ijma sahabat :


pengumpulan Al-Quran
menjadi Mushaf
- Qiyas : menyamakan suatu
QIYAS
kejadian yang tidak ada nash-
nya, dengan suatu kejadian
yang sudah ada nash
hukumnya karena disebabkan
adanya kesamaan illat (sebab)
hukumnya

- Contoh Qiyas : larangan


berjual beli saat adzan jumat
(Q.S. Al-Jumu’ah : 9)
AL-HAKIM
- Manusia diciptakan mempunyai akal dan potensi kehidupan
(kebutuhan jasmani & kebutuhan naluri-naluri

- Manusia hidup di dunia adalah dalam rangka memenuhi


kebutuhann hidupnya

- Agar pemenuhan menghasilkan ketenangan, ketentraman, dan


kebahagiaan, maka manusia harus mengetahui status hukum
perbuatan & benda apakah tergolong baik atau buruk, apakah
mendatangkan manfaat atau mudharat

- Harus diketahui siapa Al-Hakim yang berhak mengeluarkan hukum


tentang baik dan buruk tersebut

- Al-Hakim bukan manusia melainkan Allah SWT yang mengetahui


hakikat baik dan buruk
KETERIKATAN PADA HUKUM
SYARA’
 Allah SWT tidak membiarkan pemenuhan kebutuhan manusia
berdasarkan akal dan hawa nafsu manusia

 Allah SWT mengutus Rasulullah SAW untuk menunjukan yang


baik dan yang buruk (Q.S Al Balad:10)

 Manusia dimintai pertanggungjawaban setelah diutusnya rasul


(Q.S Al Isra:15)

 Manusia tidak dapat lagi membantah setelah diutusnya rasul


(Q.S An-Nisaa:165)

 Setiap muslim wajib menyesuaikan seluruh amal perbuatan


dengan huku allah SWT yang dibawa Rasulullah SAW
(Q.s Al-Hasyr: 7)
TOLAK UKUR
PERBUATAN

• Manusia berbuat sesuai dengan tolak ukur baik


dan buruk atau terpuji dan tercela
• Tolak ukur tersebut bukan ditentukan oleh akal
dan hawa nafsu, sebab akan menimbulkan
kerusakan sebab:
 Manusia sering keliru (Q.S Al-
Baqarah:216)
 Manusia sering menimbulkan kerusakan
(Q.S Ar-Ruum:21)
• Tolak ukur baik-buruk atau terpuji-tercela harus
berasal dari syara
 Islam diturunkan dalam rangka
menyelamatkan manusia di
dunia dan di akhirat (Maslahat
Hakiki)

 (QS.Al Anbiyah:107)
maksudnya membawa syariat
yang mengandung maslahat
HUKUM SYARA bagi manusia
MENGANDUNG
MASLAHAT  (QS.Yunus:58 DAN Al
An’am;157) petunjuk dan
rahmat membawa maslahat
serta menjauhkan mafsadat
bagi manusia
Semua demi diri Kita sendiri, untuk kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat

Setelah mati, kita semua akan dimintai


pertanggungjawaban di akhirat kelak, tentang umur,
tubuh, ilmu dan harta kita selama hidup di dunia,
untuk apa?

PILIH YANG Orang yang mendapatkan kemenangan atau


kesuksesan yang besar (faudzu al-adzim) adalah
TERBAIK
yang hidup di akhirat dengan hasanah (mendapat
UNTUK HIDUP ridha Allah dan surga)
KITA, Kesuksesan besar di akhirat hanya dapat diperoleh
KARENA… bila di dunia memeluk aqidah dan melaksanakan
syariah Islam, termasuk bergiat dalam dakwah…
Kesempatan kita untuk taat pada syariah
dan bergiat dalam dakwah hanya selama
hidup di dunia. Setelah mati, tidak ada
lagi kesempatan

Kita bakal mati setiap saat, maka


gunakan kesempatan yang ada dengan
sebaik-baiknya sebelum semua berakhir
dan tinggallah penyesalan
KESEMPATAN KITA
SUNGGUH HANYA Sesal dahulu pendapatan, sesal
SEKALI INI kemudian setelah tiba di akhirat tidak ada
gunanya
JANGAN Bukankah kita tak hendak menyesal
DITUNDA-TUNDA... nanti…….?
INSYA ALLAH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai