Anda di halaman 1dari 6

# 1 | OKTOBER 2007

MEDIA KOMUNIKASI ASOSIASI IBU MENYUSUI INDONESIA

Suasana grand launching AIMI: talkshow, lomba pasang diaper, dan bazar.

AIMI, Berdiri dan Harus Terus Berlari


Inilah si bayi ajaib AIMI! Barangkali itu ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi AIMI sekarang. Ya, karena AIMI yang baru berdiri tanggal 21 April 2007 lalu harus segera berlari agar bisa melakukan kegiatannya mendukung ibu-ibu menyusui dan terus mengampanyekan manfaat ASI bagi bayi. Mia Sutanto, Ketua AIMI, mengatakan berdirinya AIMI telah mendapat sambutan yang luar biasa. Tidak lama setelah kami mengadakan grand launching AIMI, jumlah member AIMI terus bertambah. Hingga pertengahan September ini jumlah member AIMI telah mencapai 300an, katanya. Jumlah member yang terus bertambah ini, lanjut Mia, memacu semua pengurus untuk bekerja lebih keras mulai dari menyiapkan paket keanggotaan, merencanakan berbagai kegiatan AIMI terutama kelas-kelas breastfeeding, sambil terus menyosialisasikan AIMI dan manfaat ASI untuk bayi. Kehadiran AIMI tak lepas dari milis asiforbaby di yahoogroups yang merupakan cikal bakalnya. Di milis tersebut sangat banyak sharing ibu-ibu mengenai kehamilan dan masalah menyusui. Semakin banyaknya anggota milis ini membuat sebagian anggota untuk memperluas kegiatan yang tadinya hanya didiskusikan di dunia maya, untuk diangkat ke dunia nyata. Harapannya kita bisa menjangkau khalayak yang lebih luas, tidak hanya ibu-ibu yang bisa akses internet, jelas Nia Umar, Wakil Ketua AIMI. Menurut Nia, sejumlah kegiatan telah disiapkan mulai dari kelas edukasi mengenai breastfeeding, konsultasi dan juga seminar seputar menyusui. Para mitra AIMI bisa melakukan konsultasi baik melalui website, telepon dan datang langsung, tambahnya. Meriah Acara Grand Launching Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dilakukan bersamaan dengan Peringatan Pekan ASI Sedunia 2007 yang telah dilangsungkan pada hari Minggu, 26 Agustus 2007 berjalan dengan sangat meriah dan sukses. Acara ini dihadiri oleh sekitar 350 orang dengan acara utama talkshow tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Topik talkshow yang menghadirkan pembicara dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, dr. Nurwansyah, Sp.OG dan dua artis yang telah berhasil melakukan IMD yaitu Sophie Navita dan Tiara Lestari, mengambil tema Inisiasi Menyusu Dini: Dekapan Pertama melalui Sentuhan Kulit Ibu dan Bayi. Tema ini disesuaikan dengan tema Peringatan Pekan ASI Sedunia 2007, yaitu Menyusu pada SATU jam pertama kehidupan dilanjutkan dengan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan, menyelamatkan lebih dari satu juta bayi. Bersamaan dengan berlangsungnya berbagai acara hiburan di panggung, juga digelar bazaar AIMI yang diikuti oleh sekitar 30 stand, antara lain menjual berbagai kebutuhan ibu hamil dan menyusui, serta kebutuhan anak dan bayi. Sebagian dari hasil penjualan di stand bazaar ini masuk ke kas AIMI, yang selanjutnya akan digunakan sebagai dana operasional AIMI. Dari AIMI untuk mitranya Mia Sutanto mengatakan, AIMI tengah berbenah untuk bisa memberikan akses yang luas kepada setiap mitranya dalam sosialisasi dan kampanye ASI. Saat ini, kata Mia, para mitra AIMI baru mendapatkan paket keanggotaan awal AIMI yang terdiri dari kartu member, merchandise AIMI, dan berbagai potongan harga untuk pembelian merchandise dan event yang diadakan AIMI, juga layanan konsultasi untuk member. Saat ini, tambah Mia, untuk konsultasi mengenai breastfeeding bisa dilakukan melalui website dan telepon. Kartu mitra AIMI nantinya juga akan berfungsi sebagai kartu diskon disejumlah merchant yang menjadi breastfeeding partners AIMI, seperti toko keperluan bayi, salon dan beberapa merchant lainnya. Kami berupaya untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh mitra AIMI. Mia menambahkan, sosialisasi mengenai manfaat ASI dan dukungan untuk ibu-ibu yang baru memberikan ASI kepada bayinya harus terus digalakkan. Semua mitra AIMI diharapkan bisa membantu ibu-ibu lain yang ada di lingkungannya untuk terus memberikan ASI kepada bayinya. Nah, nggak perlu ragu lagi ya untuk mengamalkan ilmu per-ASIan kepada teman, tetangga dan saudara mitra AIMI semua. Ajak mereka ramai-ramai untuk mendukung kampanye ASI melalui AIMI. Go ASI Go!!!
yeye@aimi-asi.org

medi si
Diterbitkan 3 bulan sekali oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Kontributor edisi ini MediASI say thanks to : Selvie, Putu, Clodi, Mia Sutanto, Euis, Shanty , Irawati, YeYe, Rani. Semua email mengenai MediASI, harap ditujukan kepada redaksi@aimi-asi.org. Online MediASI bisa didownload di www.aimi-asi.org

dari red ksi


Dear Mitra AIMI tercinta, Selamat bergabung dengan AIMI dan kali ini untuk pertama kalinya Mitra AIMI mendapatkan MediASI yang rencananya diterbitkan setiap 3 bulan. MediASI ini, sesuai dengan namanya, tidak lain dimaksudkan sebagai salah satu jembatan komunikasi antar Mitra AIMI, Breastfeeding Partner AIMI dan pengurus AIMI. Laporan mengenai grand launching AIMI bisa Anda baca di edisi kali ini, terutama bagi para member yang tidak berkesempatan menyaksikan secara langsung acara tersebut. Selain itu, kami juga menyajikan berbagai artikel mengenai menyusui, glossary/istilah yang akrab kita pakai dalam aktivitas menyusui, serta berbagi pengalaman dengan member lain yang sudah lulus ASIX. Keberadaan MediASI ini tentunya tidak akan lepas dari partisipasi para Mitra AIMI. Karena itu, kami mengharapkan kesediaan para Mitra AIMI untuk memberikan masukan, baik berupa naskah, foto, juga kritik untuk perbaikan MediASI kita. Silahkan mengirimkan email ke redaksi@aimi-asi.org untuk semua masukan dari Anda. Semoga kehadiran MediASI edisi pertama ini turut mewarnai harihari para Mitra AIMI dan keluarga. Salam ASI! Redaksi

medi si

# 1 | OKTOBER 2007

sarjana

si

Rubrik ini berisi testimonial dari orang tua yang telah berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya hingga 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Ingin berbagi kisah Anda? silahkan kirim email ke redaksi@aimi-asi.org

Faya dan ASI


Nama: Fayza Nashita Raffi Nama Ibu : Shelly Krismirinda Tempat Lahir: RSB YPK Jakarta Pusat Tanggal Lahir: 14 Maret 2007 TB/BB Lahir: 47 cm / 3,28 kg Proses Kelahiran: Sectio IMD: Tidak berhasil DSOG: Dr. Wachyu Hadisaputra SpOG TB/BB setelah lulus ASIX: 67 cm / 8,2 kg Ketika Faya berumur satu setengah bulan (yang berarti dua minggu lagi kembali ke kantor), tiba-tiba Faya selalu laper. Mimik ASI hingga berjam-jam lamanya, namun tetap nangis laper. Aku sampai terheranheran, kok Faya gak kenyang-kenyang ya. Rasa-rasanya energi terkuras, PD dah lecet-lecet, dan jangan tanya soal waktu tidur. Jangankan menabung ASIP buat stock saat aku ngantor, dalam sehari itu aja aku ragu apa Faya cukup mimiknya. Aku udah pasrah, yang penting hingga dua bulan ini Faya minum ASI full selama aku belum ngantor. Menjelang beberapa hari terakhir masuk kantor, Alhamdulillah ASI-ku bertambah hingga dua kali lipat. Bahkan aku bisa stock ASIP hingga 4 x 100ml. Padahal sebelumnya aku ragu. Bagiku itu hal yang luar biasa. Akhirnya, aku bisa menyusui Faya hingga lulus ASIX.

Baby Malik Tumbuh Sempurna Berkat ASI!


Nama : Malik Hilmi Arkan Nama Ibu : Wulan Dharmajati Tempatlahir : Jakarta (RS Bunda - Menteng) Tgl lahir : 18 Januari 2007 TB/BB Lahir : 41 cm / 1,540 kg Proses kelahiran : partus spontan IMD: Tidak DSOG : Dr. Wachyu Hadisaputra & Dr. Ivan Rizal Sini TB/BB lulus ASIX : 63 cm / 5,250 kg Malik Hilmi Arkan lahir prematur, berat badannya hanya 1540 gram. Pupus harapanku untuk bisa mengalami IMD. Hatiku perih melihat Malik harus puasa, dengan hanya infus intake cairannya. Aku terus memompa ASI, karena ia harus minum ASI. 20 ml, 30 ml lama-lama menjadi 90 ml. Untungnya Dokter dan suster sangat mendukungku untuk memberikan ASI Eksklusif. Di hari keempat aku harus pulang, ibu mana yang tak sedih harus pulang tanpa menggendong bayinya. Saat itu pula banjir melanda Jakarta. Aku dan suamiku menembus hujan dan banjir, delivery ASI must go on. Di usia Malik ke 10 hari, rumah sakit memberi kabar Malik sudah bisa menyusu langsung. Alhamdulillah. Esoknya aku datang, badan kecilnya diangkat dari inkubator, diselimuti dan dipakaikan topi yang kebesaran hingga harus dilipat dengan selotip. Tak apa, ia tetap ganteng. Tak terasa air mata menetes, ia menyusu dengan lahap dan kemudian terlelap. Sejak hari itu, tiap hari aku datang, mengantar ASI dan menyusuinya. Indahnya dunia mulai terasa. Genap usia Malik 3 minggu, ia pulang ke rumah, beratnya hanya 1,880 kg. Mampukah aku merawatnya? Hydronefrosis, hiper bilirubin, atresia bilier, kolestasis intrahepatik, dan anemia defisiensi zat besi. Aku harus mengerti semua itu untuk bisa merawatnya. Satu per satu diagnosa menakutkan bisa kita lewati. Aku yakin salah satunya karena ia mendapat asupan yang terbaik, yaitu ASI Eksklusif. Kita hanya mahluk Nya, mana mungkin aku mengingkari bahwa ciptaan-Nya pasti sempurna, bahwa ASI adalah terbaik dan sempurna.

Dhaffin si Bayi ASI


Nama : Athaya Dhaffin Khairi Nama Ibu : R. Yulia Saptasari Tempat Lahir : RS Bunda - Menteng Jakarta Tanggal Lahir : 19 Maret 2007 jam 20.40 TB/BB Lahir : 50cm /3,33kg Proses Kelahiran: Sectio IMD: Tidak DSOG : Dr. Laila Nuranna SPOG TB/BB setelah lulus ASIX: 68cm /9,2kg Ketika baru lahir Dhaffin sering menyusu terus menerus. bahkan bisa terus menyusu sepanjang malam. Ia seperti tak pernah kenyang. Aku bulatkan tekad bahwa ASIku cukup. Aku pun menyempatkan berkonsultasi ke klinik laktasi untuk belajar memerah ASI. Aku siapkan stok ASI perah untuk Dhaffin menjelang kembali bekerja. Pernah satu kali sepulang dari kantor, ketika menyeberang lampu merah, cooler bag-ku tersangkut di stang motor orang. Aku pun sempat tarik-tarikan dengan si pengendara motor. Mobil-mobil dibelakangnya pun akhirnya mulai menyalakan klakson, ternyata lampu sudah hijau. Untung ASI-ku bisa terselamatkan! Dengan berjalannya waktu, semakin bervariasi permasalahan yang kuhadapi. Mulai dari PD terkena bisul/jerawat akibat sering digigit oleh Dhaffin. Juga ada masa Dhaffin mendadak nursing strike. Serta produksi ASI menurun karena tuntutan pekerjaan yang terasa cukup membebani dan melelahkan. Tapi syukurlah semua itu bisa terlewati, bahkan aku sekarang punya cadangan ASI perah sampai 60 botol yang sebetulnya untuk stok saat aku harus dinas ke luar kota yang ternyata batal. Mudah-mudahan Dhaffin bisa terus minum ASI sampai 2 tahun, amin.clodi@aimi-asi.org

ASI: Senjata Mudik Paling Asik


Tak terasa Lebaran sudah didepan mata ya, tradisi mudik dan perjalanan untuk bersilaturahmi pasti mewarnai hari-hari Mitra AIMI semua. Sebagai seorang ibu yang memiliki bayi, tentu traveling memberikan kerepotan tersendiri. Repot tapi tetap asik! Mitra AIMI sudah pasti lebih dimudahkan karena tak perlu direpotkan dengan membawa dot, botol susu, sterilizer, susu bubuk, termos air panas. Cukup siapkan apron untuk menyusui, atau kalau mau lebih matching dengan busana moms saat itu, bisa pakai pashmina untuk menutup dada ketika menyusui. Untuk mempermudah persiapan mudik Anda, coba periksa sekali lagi perbekalan dengan check list di bawah ini : 1. Perlengkapan bayi, mulai dari pakaian, popok, perlak, sabun mandi, handuk, bedak bayi, kaos kaki, jaket, selimut, penghangat badan (minyak telon), topi, tisu basah, dll. 2. Pastikan bayi dalam keadaan sehat. Karena jika sedang demam, atau lainnya, ia akan mudah tertular penyakit lain selama dalam perjalanan. 3. Kantongi nama dan alamat dokter atau rumah sakit di tempat yang anda kunjungi. Sehingga jika ada keadaan darurat, setidaknya anda sudah tahu harus kemana. 4. Bawa juga peralatan P3K dan jangan lupa termometer untuk anak Anda. 5. Bawa tempat yang nyaman untuk tidur bayi. Bisa berupa kasur busa tipis, jangan lupa bantal dan gulingnya. 6. Jika membawa kendaraan sendiri, jangan lupa membawa car seat, demi keamanan bayi. 7. Jika bayi anda sudah mulai makan (6 bulan ke atas), pastikan Anda membawa sendok dan mangkuk makannya. Persiapkan makan home made beku. Letakkan dalam cool box yang sudah diisi blue ice. 8. Jika Anda akan menempuh perjalanan lebih dari 10 jam. Usahakan perjalanan di malam hari. Selain menghindari panas terik matahari, juga bayi relatif tidak rewel karena dalam masa istirahat/tidur. Jika haus tinggal disusui saja, beres. Sekarang Anda sudah siap? Selamat jalan-jalan, hati-hati di jalan ya!
selvie@aimi-asi.org

baby on board

medi si

# 1 | OKTOBER 2007

wawanc ra
Rubrik ini akan menampilkan profil tokoh maupun masyarakat biasa yang memiliki kepedulian terhadap pemberian ASI. Jika Anda memiliki tokoh atau orang biasa yang pantas untuk ditampilkan di rubrik ini, kirim email ke redaksi@aimi-asi.org

Nurul Ainy Sidik: Anak ASI Terbukti Sehat dan Cerdas


Pada edisi perdana ini MediASI mewawancarai Ibu Dr. Nurul Ainy Sidik (NAS), MARS (Magister Administrasi Rumah Sakit), dia adalah Pembimbing dan Surveior Akreditasi Rumah Sakit. Lembaga ini berada dibawah Komisi Akreditasi Rumah Sakit Indonesia - suatu lembaga independen, yang dahulu dibawah Departemen Kesehatan. Perempuan kelahiran Surabaya, 23 April 1948 ini telah merasakan manfaat ASI yang ia berikan pada anaknya. Berikut sedikit percakapan MediASI dengan ibu berputeri satu ini. Apa aktivitas Anda saat ini? Saat ini, saya sedang dalam kesibukan menjadi editor buku Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kabupaten disusun oleh PPIDAI, Depkes dan WHO yang diadaptasi dari buku panduan WHO. Bisakah diceritakan mengenai keluarga Anda? Saya menikah dengan pemuda asal Bali bernama Ida Bagus Putera. Kami memiliki seorang puteri bernama Ida Ayu Trepti Pratiwi (Tiwi) lahir tahun 1978. Bagaimana pengalaman Anda pada waktu menyusui puterinya? Saya memberikan ASI selama dua tahun. Tiwi lahir melalui proses sectio dengan general anastesi, sehingga tidak dapat langsung bertemu dan menyusui karena belum sadar/siuman. Suster pun sempat mencoba memberikan susu formula. Ternyata, Tiwi menolak. Ia muntahkan susu formula tersebut. Suster pun segera menghentikan pemberian susu formula, dan menunggu saya siuman untuk segera memberikan ASI. Wah, puteri ibu pinter ya, tahu apa yang terbaik. Nah, bagaimana pendapat Anda mengenai banyaknya ibu-ibu yang menyerah sehingga tidak memberikan ASI dengan berbagai alasan? Menurut saya, sebetulnya bagi ibu yang memiliki masalah dalam proses menyusui (bengkak, lecet, dsb) dapat mengatasinya dengan massage dengan baby oil, dipompa, kompres. Dengan tekad bulat, pasti segala kendala dapat diatasi. Apakah Anda sudah merasakan manfaat ASI bagi puteri Anda? Tentu saja. Ketika kami sekeluarga boyongan pindah dari Denpasar ke Jakarta melalui perjalanan darat, saat itu Tiwi masih berusia 3 tahun. Ia tampak gembira, sehat, tidak masuk angin ataupun sakit. Sementara, saya dan suami kelelahan. Tiwi sehat dan kuat, jarang sakit hingga dewasa ini. Ia hampir tidak pernah minum antibiotik. Berapa lama Anda memberikan ASI saja kepada Tiwi, dan pada usia berapa Tiwi
Nurul Ainy Sidik (kelima dari kanan) dan keluarga saat pernikahan putri semata wayangnya.

mulai dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI? Semasa bayi, Tiwi diberikan ASI Ekslusif selama 5 bulan, dan pada saat berusia 5 bulan mulai dikenalkan MPASI. (Catatan redaksi: Pada akhir tahun 70an, pedoman ASI eksklusif yang dipakai Indonesia, masih menggunakan hitungan 4 bulan. Saat ini penelitian menunjukkan bahwa organ pencernaan bayi, baru siap menerima asupan padat setelah umur 6 bulan. Hasil penelitian ini menjadi acuan dan sudah diterapkan di seluruh dunia) Mengenai perlunya dukungan keluarga terhadap proses pemberian ASI? Saya setuju sekali dukungan sangat diperlukan dalam proses menyusui. Suami saya sangat mendorong saya untuk memberikan ASI. Begitu juga orangtua. Tidak ada satupun yang menganjurkan stop ASI atau beralih ke susu formula. Apakah menurut Anda, ASI sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak? Anak ASI memang terbukti sehat dan cerdas. Saya sangat merasakan bahwa Tiwi anak yang cerdas. Ia bisa melewati masa sekolah dengan lancar dan kuliah berjalan mulus. Boleh diceritakan dimana Tiwi kuliah? Dan saat ini bekerja dimana?

Tiwi kuliah di Fakultas Teknik UI jurusan Arsitektur, kemudian ia mengambil Magister Sains Perkotaan. Tiwi saat ini bekerja membantu Profesornya mengembangkan project pembangunan perkotaan di Bali. Diantaranya, project pembuatan semacam Taman Mini Indonesia Indah. Bagaimana mengenai keluarga Tiwi ? Tiwi menikah dengan putera Bali yang samasama kuliah di UI bernama IB Made Mahendra. Mereka menikah pada tahun 2007 dan saat ini sedang mengandung bayinya usia 7 bulan (anak pertama). Tiwi sudah berkonsultasi dengan dokternya untuk persiapan Iniasiasi Menyusui Dini (IMD) di RS Meilia. Apa harapan Anda melihat menurunnya prosentase ibu menyusui di Indonesia Saya sangat mengharapkan adanya edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya ASI dari berbagai wadah dan lembaga yang ada. Semakin banyak ibu mendapatkan pengetahuan, maka semakin mudah melalui berbagai kendala dalam hal menyusui. Selain itu akan semakin tinggi tingkat keyakinan akan manfaat ASI yang melebihi dari kualitas terbaik susu formula apapun. Nantinya dapat meningkatkan prosentase ibu menyusui di Indonesia. Karena, dengan memberi ASI pada bayi, maka Indonesia kelak dapat memiliki anakanak yang sehat dan cerdas.
putu@aimi-asi.org

medi si

# 1 | OKTOBER 2007

konsult

si gloss ry
Istilah Menyusui
Antibodi Zat-zat yang terkandung dalam ASI yang berfungsi untuk kekebalan tubuh. Areola Area yang berwarna kehitaman, melingkari puting payudara. Engorgement / Pembengkakan payudara Pembengkakan payudara karena penuh berisi ASI, normal terjadi pada mingguminggu pertama kelahiran. Dapat diatasi dengan pemerahan ASI (diselasela menyusui) dan pengompresan dengan air hangat. Flat nipple (Puting datar) Puting susu yang cenderung datar dan kadang menyebabkan kesulitan dalam menyusui, walau demikian kondisi ini dapat diatasi dan bukanlah halangan untuk menyusui. Growth Spurt Suatu periode dimana bayi memiliki kebutuhan ASI lebih banyak dari biasanya. Biasanya terjadi pada usia bayi 3 minggu, 6 sampai 8 minggu, 3 bulan dan 6 bulan. Milk Ejection Reflex atau Let-down Reflex Suatu kondisi dimana ASI keluar secara tiba-tiba dan lebih banyak dari biasanya. Faktor pencetusnya adalah hormon oxytocin, yang dapat dipicu antara lain oleh rangsangan pada payudara karena dihisap bayi, pemerahan ASI, rasa kangen pada bayi, dll. Nipple confusion (Bingung puting) Suatu keadaan dimana bayi menolak menyusui karena bingung akan puting susu ibunya dan sulit membedakannya dengan dot atau empeng. Biasanya terjadi pada bayi yang dalam bulanbulan pertama kelahirannya sudah diberikan dot atau empeng. Oxytocin Biasa juga diistilahkan dengan hormon cinta, yaitu salah satu hormon yang berpengaruh dalam produksi ASI dan milk-ejection reflex. Disebut hormon cinta karena rasa sayang ibu terhadap bayi dapat mempengaruhi otak untuk memproduksi hormon ini. Prolactin Hormon yang merangsang produksi ASI. ataupun posisi mulut bayi pada payudara ibu, maka bayi yang tadinya hanya sedikit sekali mendapatkan ASI karena hanya mengempeng pada payudara ibu, mulai bisa MINUM ASI sehingga asupannya meningkat. So moms, kalau memang mencurigai asupan ASI bayi kita kurang, jangan langsung berpikiran bahwa ASI kita tidak cukup. Ataupun produksinya menurun. Seringkali karena ketidaktahuan, misalnya ternyata posisi badan bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara kurang tepat, sehingga walaupun produksi ASI banyak, namun bayi TIDAK BISA mengeluarkan dari payudara secara efektif sehingga jumlah ASI yang berhasil diminum sedikit. Keep breastfeeding ya moms...it's the gold standard for infant nutrition...

Rubrik Konsultasi akan hadir setiap edisi. Setiap pertanyaan seputar ASI akan dijawab oleh konselor laktasi AIMI. Untuk edisi ini, pertanyaan akan dijawab oleh Mia Sutanto. Pertanyaan untuk rubrik ini bisa dikirimkan melalui konseling@aimi-asi.org Apakah ASI saya cukup untuk bayi saya? Jawab: Sebelum kita meneliti tanda cukup tidaknya pemberian ASI, ada baiknya para moms memastikan terlebih dahulu 2 hal: (1) posisi badan bayi pada saat menyusui sudah tepat; dan (2) pelekatan mulut bayi pada payudara ibu sudah benar, sehingga bayi MINUM ASI, dan bukan hanya ngempeng pada payudara/puting ibu. Seringkali dari pengalaman saya, hanya dengan membetulkan sedikit posisi badan bayi Seringkali dokter anak menyatakan bayi kuning sebagai Breastfeeding Jaundice dan Breastmilk Jaundice, apakah yang dimaksud dengan Breastfeeding Jaundice dan Breastmilk Jaundice tersebut? Jawab: 1. Breastfeeding Jaundice, disebabkan ketika bilirubin yang telah larut dalam air (water soluble) masuk ke dalam usus untuk dibuang melalui BAB. Ternyata, ada sebagian yang akan diserap kembali oleh tubuh setelah oleh dinding usus diubah lagi komposisinya menjadi larut dalam lemak (fat soluble). Semakin banyak BAB yang berhasil mengeluarkan Bilirubin, maka akan semakin sedikit yang terserap kembali oleh tubuh bayi. Oleh karena itu, PENTING SEKALI bagi bayi baru lahir untuk MINUM ASI dalam bentuk KOLOSTRUM yang banyak mengandung zat laxative sehingga bilirubin dapat dikeluarkan secara maksimal, sehingga sedikit sekali yang akan terserap kembali ke dalam tubuhnya. Bayi yang TIDAK SERING MINUM ASI dapat mengalami gejala ini, maka penting sekali untuk sering-sering menyusui BBL (minimal 8-12x dalam 24 jam), dan memastikan bahwa BAYI MINUM ASI dan tidak hanya ngempeng pada puting/payudara ibu. 2. Breastmilk Jaundice. Kondisi ini biasanya timbul setelah bayi berusia sekitar 1 minggu dan memuncak pada hari ke-10 sampai ke-21, namun dapat berlangsung selama 2-3 bulan. Selama kurun waktu tersebut, walaupun bayi banyak minum ASI, pertambahan berat badan bagus, BAB sering, BAK berwarna bening, bayi sehat, aktif, licah dan responsif, namun Bilirubinnya tetap tinggi dan bayi tetap kelihatan kuning. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini, namun kalangan medis mencurigai bahwa Beta Glucuronidase, suatu zat yang terdapat dalam ASI mengurangi kemampuan lever bayi untuk mengatasi kadar bilirubin dalam tubuhnya. Breastmilk Jaundice adalah normal. Apabila bayi dalam kondisi sehat seperti disebutkan diatas, maka tidak ada alasan untuk berhenti menyusui. Untuk keseluruhan kasus-kasus tersebut,

terdapat satu kesimpulan bahwa hubungan antara sakit kuning dengan ASI adalah karena Bayi Baru Lahir (BBL) sedikit minum ASI atau bahkan tidak minum ASI sama sekali. Jika bayi tidak minum ASI sama sekali justru akan memperparah kondisi tersebut. Mengapa BBL sampai sedikit minum ASI atau bahkan tidak minum ASI sama sekali? (1) BBL sudah diberikan prelactal, yaitu cairan/makanan lainnya (susu formula, air gula) sebelum mulai menyusu; (2) BBL tidak diberikan kesempatan untuk menyusu dengan sering. Minimal 8-12x dalam 24 jam; dan (3) BBL sering menyusu tetapi TIDAK MINUM ASI alias HANYA NGEMPENG saja pada puting/payudara ibu. Ini disebabkan karena posisi badan bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara ibu belum tepat, sehingga bayi mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ASI/KOLOSTRUM dari payudara ibu. Jadi, dalam hal ini, justru TIDAK PERLU berhenti menyusui untuk mengetahui apakah kuningnya disebabkan oleh ASI. Sesuai dengan kesimpulan diatas, kuningnya justru akan menjadi semakin parah apabila KURANG MINUM ASI. Pastikan bahwa CARA MENYUSUI SUDAH TEPAT dan BAYI MINUM ASI sesering mungkin. putu@aimi-asi.org

shanty@aimi-asi.org

medi si

# 1 | OKTOBER 2007

kolom

si

Rubrik ini berisi tulisan ringan dan pengalaman unik Anda dalam menyusui. Untuk edisi perdana, kolom ini ditulis oleh Meutia Chaerani, pengurus AIMI yang kini tinggal di Singapore.

Jalan-Jalan dengan Bayi Dibuat Praktis Dengan ASI


Kata orang, punya bayi itu repot dan sang ibu dibuat susah untuk bepergian dan beraktivitas. Apalagi, kata orang, kalau menyusui, pasti tambah lagi repotnya. Kebanyakan orang berpikir, dengan menyusui, ibu jadi harus terus bersama bayi, dan lagi sulit untuk menyusui di luar rumah. Apa benar? Saya berani bilang kalau anggapan tersebut sama sekali tidak benar. Tetap menyusui meskipun beraktivitas dapat dilakukan dengan dua cara, baik dengan memerah ASI, atau dengan membawa bayinya dalam aktivitas tersebut. Sebenarnya, membawa bayi dalam kegiatan sehari-hari, bukan hal aneh dalam budaya membesarkan anak. Zaman dulu, bayi selalu dalam gendongan ibunya ketika si ibu harus turun bertani di ladang atau berdagang ke pasar. Kenapa zaman sekarang hal ini tidak bisa dilakukan? Untunglah, sekarang ini sudah cukup banyak ibu yang beraktivitas di luar rumah dan tetap menyusui, misalnya wanita karir (memerah ASI di kantor), mahasiswa (seperti saya, bawa bayi ke kampus), atau ibu rumah tangga yang aktif me-manage rumahtangga dan bergaul di luar. Memang sekilas menyusui terlihat seperti tidak praktis untuk kegiatan sehari-hari, tetapi jika mempertimbangkan keuntungan jangka panjang (baik dari segi kesehatan, keuangan, dan keterikatan dengan anak), memberi ASI jauh melampaui alternatif lainnya. Apabila bepergian ke luar kota atau luar negeri dengan bayi, ASI membuatnya menjadi lebih praktis! Mulai dari mempersiapkan barang bawaan. Dengan ASI, anda mengurangi kebutuhan membawa botol, pembersih botol, kaleng susu formula, wadah susu formula, sterilizer, lap, dan berbagai kebutuhan lainnya. Anda akan mendapatkan ruang lebih banyak di bagasi anda untuk membawa pulang oleh-oleh! Kemudian, saat di perjalanan. Apabila naik pesawat, memberi ASI pada saat tinggal landas dan mendarat akan mengurangi ketidaknyamanan telinga bayi yang mampet. Sederhana saja, tinggal angkat baju anda dan letakan bayi anda pada payudara, beres! Tidak perlu mencari air panas, meramu susu, dan menyiapkan botol. Demikian pula apabila naik kendaraan darat dan laut, anda cukup menggendong bayi dan mengangkat baju, tidak perlu menghentikan kendaraan guna mencari air panas. Lantas, selama perjalanan. Rencana perjalanan anda menjadi lebih fleksibel karena tidak perlu selalu kembali ke tempat penginapan untuk menyiapkan susu bayi. Dengan ASI anda dapat menyusui kapan saja dan di mana saja (kalaupun malu di tempat umum, anda bisa tutupi dengan selendang atau nursing apron, dan minta tolong suami untuk menutupi anda). Selain itu banyak juga keuntungan sepanjang perjalanan, antara lain mengurangi risiko bayi sakit karena kualitas air yang tidak terjamin, dan tentunya, hemat waktu dan biaya. Palingpaling bahu dan punggung anda agak capek karena menggendong bayi atau mendorong kereta bayi terus menerus, tetapi pikirkan juga kebersamaan keluarga dan kesenangan bayi anda karena dilibatkan dalam kegiatan bersama.
rani@aimi-asi.org

Perlu Apron yang modis untuk menyusui? Atau mau berteriak lewat kaos Peduli ASI?
Segera pesan berbagai merchandise AIMI dan kebutuhan untuk bayi dan ibu menyusui, melalui online store kami di www.aimi-asi.org, email: belanja@aimi-asi.org Paling pas untuk kado kelahiran yang berkesan! Untuk member AIMI dapatkan diskon 10% setiap pembelian merchandise.

Adakah yang Bisa Kami Bantu?


Jika Anda : Sayang dan peduli pada kesehatan bayi Anda Ingin memberikan ASIX 6 bulan sebagai hadiah pertama untuk kehidupan bayi Anda Ingin meneruskan pemberian ASI kepada buah hati Anda sampai usia 2 tahun atau lebih Ingin mendapatkan dukungan sepenuhnya ketika memutuskan untuk memberikan ASI kepada bayi Anda Ingin mendukung ibu-ibu lain agar sukses memberikan ASI kepada bayinya Bergabunglah dengan AIMI dengan mengirimkan email ke register@aimi-asi.org Kami menerima semua bentuk partisipasi Anda berupa tenaga, pikiran dan dana, serta berbagai dukungan lainnya. Contact Info : Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sekretariat : Graha MDS Lt. 4 Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati, Blok B1/34 Jln. RS Fatmawati No. 39 Jakarta 12150 Telp (021) 727 90165 Fax (021) 727 90166 Rekening AIMI BCA KCP Mall Pondok Indah a/n Ratna Armiyani Norek . 7310042018 Bank Mandiri Cabang Jakarta Kemang Raya a/n. Siti Arimbi Pulungan Norek 126.00.0499705.1

medi si

# 1 | OKTOBER 2007

si

pa di balik AIMI
Nia Umar, pendiri milis asiforbaby
Rahmah Housniati itulah nama dari lengkap ibu yang gesit ini, lulusan dari humas Fikom Unpad yang merasa perlu untuk mengganti namanya, berhubung banyak orang yang salah mengucap atau menuliskan namanya. Akhirnya untuk memudahkan di pilihlah Nia Umar, sebagai nama bekennya. Istri dari Muhammad Hani Syarief dan ibu dari Najya Hani Assegaf ini sehari-hari selain sibuk sebagai wakil ketua AIMI juga kerja di bidang desain dan percetakan yaiu JBdesign dan memproduksi kaos anakanak Made In Heaven. Nia bisa dibilang tetua alias pendiri milis asiforbaby, bersama dengan Fanina Andini pada September 2006. Menurut Nia, ide untuk membuat milis berawal dari sulitnya mencari informasi tentang ASI dan berhubungan dengan ASI dan banyaknya

Rubrik ini dimaksudkan untuk menambah dekat seluruh mitra AIMI dengan pengurus yang bertugas saat ini. Untuk kali ini, ada tiga pentolan AIMI yang bisa Anda simak profilnya.

Bu Ketu yang jago belly dance


Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal Mbak Mia, ibu dari putri berusia 3 tahun bernama Mikaila Faiza Sharifa Sutanto. Mia saat ini adalah ketua dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Ibu cantik yang punya nama lengkap Ratna Armiyani ini, ditengah kesibukannya sehari-hari mengurus dan mengenalkan AIMI, menjawab telepon masuk dari ibu-ibu yang berkonsultasi mengenai permasalahan menyusui dan ASI dan melakukan urusan kerjaan kantor sebagai corporate legal, tapi juga nggak pernah ketinggalan untuk menjalankan hobbynya menari, apalagi kalo bukan belly dance yang sekarang lagi asyik ditekuninya. Bu Ketu- panggilan akrab rekan-rekan AIMI untuk Mbak Mia, pertama kali terjun ke dunia per-ASI-an karena ingin membantu dan memberikan dukungan bagi adiknya yang baru melahirkan supaya bisa terus memberikan ASI untuk bayinya. Waktu itu cuma berbekal pengalaman pribadi aja, belum punya ilmunya kata mbak Mia. Karena hal itulah kepikiran untuk belajar lebih banyak lagi tentang ilmu ASI, tapi darimana ya? ujarnya lagi. Sampai pada suatu hari di bulan November 2006 saat membaca salah satu majalah ada artikel mengenai konselor laktasi termasuk keterangan mengenai pelatihannya. Akhirnya mencari tahu lah dan ikut pelatihan 40 jam untuk menjadi konselor laktasi. Kemudian bergabung dengan ibuibu di milis asiforbaby dan bersama-sama dengan ibu lainnya membuat wadah yang sekarang bernama AIMI.

mitos-mitos mengenai ASI dan terlanjur dianggap benar. Tak ada rencana apapun terbersit saat membuat milis itu, tambahnya. Bahwa saat ini member milis hampir mencapai seribu, kata Nia, itu adalah hasil yang luar biasa yang dihasilkan oleh member milis asiforbaby. Sekarang semangat yang begitu besar itu juga bisa disalurkan lewat wadah lain yaitu AIMI. tambahnya.

Fanina Andini, dari Jakarta ke Cilegon tetap peduli ASI


Dari ide Nina-lah, nama milis asiforbaby berasal. Bersama Nia Umar, Nina juga orang pertama yang membuaka account Yahoo Groups untuk milis ini. Nina yang bekerja dan menetap di Cilegon mulai berakrab-akrab dengan ASI saat melahirkan Nayla Syifa Nathania (sekarang 20 bulan). Saat itu terasa sekali sulitnya memberikan ASI ditambah kurangnya dukungan dari RS. Dukungan utama datang dari keluarga dan 2 orang yang telah berhasil memberikan ASI ekslusif . Dukungan dan informasi yang benar di sekeliling ibu-ibu menyusui terutama ibu baru sangat penting, ujarnya. Dari hasil ngobrol-ngobrolnya dengan Nia, sepakat untuk mendirikan milis dan nggak nyangka banget, Alhamdulillah perkembangannya bisa sampai seperti sekarang ini ujarnya

lebih lanjut Selain bekerja, Nina saat ini juga aktif mengenalkan dan membuat jaringan untuk mengenalkan AIMI khususnya informasi tentang ASI di Cilegon, karena pengetahuan dan dukungan untuk ibu menyusui di kota ini masih sangat rendah sekali ditambah lagi dengan pendapat masyarakat yang menganggap bahwa ASI diberikan kepada bayi karena orang tuanya tidak mampu membeli susu formula.
euis@aimi-asi.org

mereka bic ra
saat ini Nia Kurnia, ibu dari Naufal Zhafran (8 bulan), member AIMI yang bekerja dan menetap di Balikpapan

Ketua IDAI Dr Hardiono Pusponegoro SpAk, pendiri Klinik Anakku dan mantan

AIMI Mampu Melawan Gencarnya Iklan Sufor

sejawat dokter anak sudah Saya senang dan bangga dengan berdirinya AIMI ini, saya dan rekan hasilnya masih minimal. Dengan berusaha mempopulerkan ASI dari dulu sampai sekarang, namun dan sikap mengenai ASI AIMI ini, bertambah lagi satu pejuang yang akan menularkan pengetahun trend untuk keluarga, termasuk kepada khalayak. Harapan saya, jadikan ASI sebagai gaya hidup, berkesinambungan tentang ASI.. ayah. Semoga AIMI bisa membuat program yang terkoordinir dan

Jadikan ASI sebagai gaya hidup

& Diarra Anissa Alya Rohali, artis dan ibu dari Namira Adjani Ramadina (7 tahun) Radini (1 bulan)

Sayang saya tinggal Seneng banget waktu di milis asiforbaby diumumkan berdirinya AIMI. berkampanye ASI jauh dari Jakarta. Tapi ini justru melecutkan semangat untuk terus Harapan saya, AIMI bisa karena informasi tentang ASI di Balikpapan masih sangat kurang. bagi ibu dan bayi. menjadi pusat informasi, konsultasi dan perlindungan hak meyusui melawan gencarnya Semoga AIMI bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat, mampu yang ada di luar iklan sufor melalui media, rumah sakit, tenaga kesehatan, terutama ASI Eksklusif 6 bulan, Jakarta. Masyarakat di Balikpapan minim sekali informasi tentang kurang. Di RS tempat saya melahirkan, dukungan rumah sakit dan tenaga kesehatan sangat itu, saya pengen senam hamil justru diselingin iklan sufor. Sangat menyedihkan! Karena tapi juga di daerah. banget AIMI segera mengaktifkan Rumah ASI, tidak hanya di Jakarta

Two thumbs up buat AIMI

yang hendak dicapai cukup Keberadaan asosiasi ini penting banget, menurutku kegiatan dan tujuan eksklusif. Dari 10 temanku bagus. Ibu-ibu butuh encouragement untuk tetap menyusui secara Alhamdulillah so far (anak ke mungkin hanya 2 orang yang memberikan ASI secara eksklusif. Tapi juga ya, jadi lebih sabar dan dua ini) aku bisa menyusui secara eksklusif. Mungkin faktor umur jadi nggak keganggu. Pokoknya lebih aware pentingnya ASI.Kerja juga sudah nggak ngoyo kayak dulu, terbaik untuk anak-anaknya, 2 thumbs up buat AIMI, ibu2 yang gagah berani memperjuangkan yang rg karena ASI eksklusif awal dari segalanya bukan? irawati@aimi-asi.o

Anda mungkin juga menyukai