Anda di halaman 1dari 10

CARA PEMBERIAN OBAT

BENTUK SEDIAAN OBAT SEDIAAN PADAT TABLET KAPLET KAPSUL PIL GRANULA BOLI BENTUK SEDIAAN OBAT

Timbulnya efek lambat Tidak bermanfaat utk pasien: sering muntah, diare, tdk sadar, tdk kooperatif

Utk obat iritatif dan rasa tdk enak penggunaannya terbatas

Obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/usustidak bermanfaat (penisilin G, insulin)---- ELP (Efek Lintas Pertama)

Obat absorbsi tidak teratur SUBLINGUAL

SEDIAAN SEMI PADAT SALEP KRIM GEL SUPOSITORIA BENTUK SEDIAAN OBAT

Cara: Obat diletakkan di bawah lidah yg kaya akan pembuluh darah KEUNTUNGAN ??? 1. 2. Efek obat cepat Kerusakan obat di saluran cerna & metabolisme di dinding usus dan hati dpt dihindari (tdk lewat vena porta) CONTOH: Nitrogliserin (angina pektoris Isoprenalin (asma bronkial) Tujuan: 1. 2. Efek lokal Efek sistemik CARA REKTAL

SEDIAAN CAIR 1. SIRUP LARUTAN SUSPENSI EMULSI SISTEM SAL. CERNA ENTERAL

Rongga mulut-poros usus contoh:oral,sublingual, bukal, rektal 2. PARENTRAL (Diluar sal cerna) Contoh : topikal, inhalasi, suntikan 1. SISTEM KARDIOVASKULER INTRAVASKULER

KAPAN??? Bila obat oral sulit/tdk dpt dilakukan krn: Iritasi lambung Terurai di lambung Tjd efek lintas pertama Contoh : Asetosal, parasetamol, indometasin, teofilin, barbiturat FAKTOR YG MEPENGARUHI ABSORBSI??? 1. 2. 3. 4. Btk sediaan Basis suppo Materi tinja Pelepasan obat CARA PARENTRAL (Obat dimasukkan ke dlm tubuh selain sal cerna) KEUNTUNGAN: 1. Dpt utk pasien yg tidak sadar, sering muntah diare,, yg sulit menelan/pasien yang tdk kooperatif 2. Dpt utk obat yg mengiritasi lambung

(lgs ke pemb.darah) Contoh : intravena, intratekal, intrakardial 2. EKSTRAVASKULER Contoh : i.m. (intramuskuler=otot), s.c (subkutan= dibawah kulit)., i.p. (intraperitoneal= rongga perut), peroral, inhalasi CARA ORAL

KEUNTUNGAN: Relatif aman Praktis Ekonomis Kerugian cara oral

3.

Dpt menghindari kerusakan obat di sal cerna dan hati

Sering mengiritasi epitel paru ---sekresi sal nafas Toksisitas pd jantung. paru--- v. pulmunal---atrium kiri

4.

Bekerja cepat dan dosis ekonomis

KELEMAHAN 1. 2. 3. Kurang aman Tidak disukai pasien Berbahaya( suntikan---infeksi) KULIT

CONTOH: GAS: oksigen----anoksia UAP: eter---- anestesi, amilnitril---angina AEROSOL : Adrenalin ----asma

TUJUAN: EFEK LOKAL (Jaringan sasaran) EFEK SISTEMIK ---tempat kerja sistemik. (Transdermal therapeutic system) contoh : skopolamin---mabuk jalan nitrogliserin----angina pektoris SUNTIKAN (INJEKSI) Diberikan bila: 1. Obat tidak diabsorbsi di sal. Cerna Dibutuhkan kerja cepat suntikan Intradermal (mll dermis)

2. Subkutan (dibawah kulit) Absorbsi tergantung: Sifat fisika kimia obat Kondisi kulit Jenis bahan pembawa syarat : tdk iritatif Absorbsi S.C< I.M krn suplai darah dlm jaringan kulit lbh sedikit drpd jar otot. 3. Intravena (lewat vena). Berguna utk obat iritatif dan lar hipertonis ---efek cepat. 4. Intraarterial ( lewat p.d arteri) kulit 5. Intra tekal (lewat R. subarachnoid) 6. Intramuskuler (Lewat otot) SUNTIKAN

Penghalang Absorbsi: STRATUM KORNEUM

JENIS PEMBERIAN 1. TRANSEPIDERMAL (menembus epidermis)---intraseluler dan interseluler 2.TRANSAPENDAGEAL (lewat alat tambahan kulit)---transfolikuler, klj minyak,kelenjar keringat

6. INTRAMUSKULER (LEWAT OTOT) Tempat penyuntikan Pantat (gluteus maximus) Lengan bag. Atas (deltoid) Paha (vastus lateralis)

INHALASI (memasukkan obat ke sal. nafas)

Sakit---oki dipilih yg tidak dekat syaraf 7. INTRAPERITONEUM( lewat rongga perut) 8. INTRAMEDULER (lewat sumsum tulang) 9. INTRAARTIKULER (LEWAT SENDI)

TUJUAN : EFEK LOKAL& SISTEMIK KEUNTUNGAN: 1. Absorbsi tjd cepat & homogen---perm. Absorbsi luas 2. 3. 4. Kadar obat dpt dikontrol Terhindar dari efek lintas pertama Dpt diberikan lgs pd bronkus-----asma bronkial inhalasi

KERUGIAN Diperlukan alat & metoda khusus Sukar mengatur dosis

BENTUK SEDIAAN OBAT


FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 2011

banyak, terutama di rumah sakit atau puskesmas, tercantum dalam DOEN dan ditetapkan oleh MenKes RI. Manfaat Bentuk Sediaan Obat Bentuk sediaan obat sangat bermanfaat, yaitu antara lain : Menjaga stabilitas bahan berkhasiat yang dikandungnya Ketetapan takaran/dosis pemakaian obat setiap kali pemberian Praktis, aman dan menyenangkan dalam pemakaian, karena BSO disesuaikan dengan rute pemberian Menentukan angka bioavailabilitas Menentukan onset of action and duration of action Dokter bebas menentukan pilihan sediaan untuk pasien Dapat ditentukan mutunya dan mudah diawasi Dapat dijadikan komoditi ekonomi. Bentuk sediaan obat (BSO), dapat dibagi dalam beberapa bentuk, sebagai berikut : A. Sediaan Padat, terdiri dari : 1. Serbuk

Defenisi Yang Berhubungan dengan Obat Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam maupun sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif (profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada manusia maupun hewan. zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan begitu saja, sebagai obat terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan. Oleh karena itu muncul sediaan pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, supositoria, salap dan lain-lain. Obat jadi yaitu suatu obat yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan. Bentuk sediaan obat adalah sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Obat paten atau specialite adalah obat milik perusahaan tertentu dengan nama khas yang diberikan produsennya dan dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar (proprietary name). Obat generik (generic name) adalah obat dengan nama umum tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram oleh pemerintah dengan nama generik yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Harga obat disubsidi oleh pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh MenKes RI. Obat esensial adalah obat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak dengan nama generik atau resmi untuk pelayanan kesehatan masyarakat

Serbuk adalah obat-obat baik tunggal ataupun merupakan campuran obat-obat yang halus, terbagi rata, kering dan digunakan baik untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar. Syarat-syarat serbuk adalah : Halus Homogen Kering

Serbuk dapat dibedakan atas : a. Pulvis Pulvis adalah serbuk yang tidak dibagi-bagi digunakan untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar. Pulvis untuk pemakaian dalam hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten b. Pulveres Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bungkus-bungkus sebagai dosis pemakaiannya dan hanya digunakan untuk pemakaian dalam. Serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. Keuntungan sediaan serbuk :

Bahan dan dosis obat dapat divariasi agar cocok dengan pasien tertentu

Tablet per oral Diabsorpsi pada saluran pencernaan, yang termasuk golongan ini adalah : Tablet umum Tablet untuk penggunaan per oral, baik yang dihancurkan dalam air atau langsung ditelan, yang bahan aktifnya dalam saluran pencernaan diabsorpsi atau bekerja local (antasida). Tablet kunyah Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotik tertentu. Tablet berlapis banyak Tablet dengan beberapa lapisan atau tablet dalam tablet, lapisan dalam menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Tujuan tablet berlapis banyak :

Lebih stabil dibandingkan sediaan cair Penyebaran dan absorpsi berlangsung lebih cepat Kerugian :

Rasa dan bau tidak dapat ditutupi Tidak semua obat dapat diberikan dalam bentuk serbuk misalnya obat yang saling bereaksi satu sama lain. 2. Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut . Dalam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul cangkang keras di isi dengan tangan. Keuntungan sebagai berikut : -.Pembebasan dan absorpsi obat dalam saluran pencernaan cepat -.Obat-obat dapat bervariasi untuk kepentingan pasien -.Dapat diberikan dosis yang tepat untuk suatu pengobatan. Kerugian : Sukar diberikan kepada anak-anak dan pasien yang sukar menelan Obat bentuk kapsul perlu untuk : 3. Mencegah bau yang tidak enak Mencegah rasa yang tidak enak Mencegah kerusakan obat karena udara Tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Keuntungan (bila diformulasi dengan baik) : Dosis obat teliti dan stabil Memenuhi sifat fisika dan kimia untuk waktu yang diperlukan Pembebasan yang khas dapat diberikan Rasa dan iritasi pada lambung dapat dihindari Praktis dalam penggunaan dan penyimpanan.

-.Untuk memisahkan bahan obat berbeda satu sama lain karma tidak tersatukan. -.Untuk menyediakan obat dan pelepesannya dalam dua tingkatan atau lebih untuk

mendapatkan suatu kerja diperpanjang. Tablet berbuih (tablet efervesen) Kombinasi utama dari tablet efervesen adalah kombinasi antara senyawa asam yakni asam sifrat atau asam tartat ataupun kombinasi dari keduanya dengan senyawa basa yakni Natrium Bikarbonat. Tablet efervesen sebelum ditelan dilarutkan dalam air, sehingga menghasilkan gas karbondioksida (CO2).

Tablet bersalut Yang termasuk tablet bersalut antara lain : Tablet salut biasa Umumnya tablet disalut dengan gula, tetapi penyalutan dengan gula mempunyai beberapa kelemahan sehingga menyebabkan penggunaan salut selaput lebih diterima.

Kerugian : Tidak dapat diberikan pada anak-anak dan pasien yang parah Kadang-kadang sifat-sifat umum suatu obat tidak dapat diharapkan efektif.

Tablet selut-enterik Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan

Angka bioavailabilitas tinggi, efek terapi mudah tercapai.

lambung atau dapat mengeritasi mokosa lambung, diperlukan bahan penyalut enterik, yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Tablet depo Termasuk tablet yang pelepasan obatnya dikendalikan dengan tujuan untuk memperpanjang efek terapi (kerja obat) dengan cara merancang tablet melepaskan obatnya secara perlahan-lahan. Tablet Oral Tablet oral dapat dibedakan : a. Yang diabsorpsi secara langsung melalui mukosa mulut dan menghasilkan efek sistematik b. Umumnya bekerja lokal sekitar mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga ditujukan untuk absorpsi sistematik setelah ditelan. Yang termasuk tablet oral adalah : Tablet hisap (Lozenges) Tablet umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorpsi sistematik setelah ditelan. Kebanyakan tablet hisap mengandung anti septik, anestesi lokal, ekspetoransia. Yang termasuk juga tablet hisap adalah pastiles dan trockes. Tablet sublingual Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Cara ini berguna untuk penyerapan obat yang dirusak saluran pencernaan atau sedikit sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Contoh: Nitrogliserin. Tablet ditaruh dibawah lidah akan melarut segera untuk memberikan efek obat dengan cepat. Tablet bukal Tablet bukal digunakan dengan cara meletakan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap langsung melalui mukosa mulut. Contoh yang penting diberikan dengan cara ini senyawa hormon steroid (seperti tablet progesteron). Kebaikan tablet sublingual dan bukal : Terhindar dari First pass effect.

Keburukan tablet sublingual dan bukal: Kemungkinan salah dalam cara pemakaian, yaitu obat tidak didiamkan terlebih dahulu di dalam mulut tapi langsung ditelan sehingga akibatnya efek terapi sulit dicapai. Rasa dan bau kurang enak sulit dihindarkan.

Tablet Dengan Pelepasan Terkendali Tablet dengan pelepasan terkendali terdiri dari tablet depo dan bentuk kerja diperlambat. A. Tablet depo dapat dibedakan a. Sustained release (sustained-action atau pembebasan bahan aktif berlanjut) Keunggulan tipe bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis, pengaruhnya biasanya berlangsung 8 sampai 12 jam. Obat sustained release cocok untuk pengobatan penyakit kronik dari penyakit yang akut. b. Repeat release (repeat-action atau bentuk kerja berulang) Berupa tablet khusus dibuat sedemikian rupa supaya dosis awal dari obatnya dilepaskan dari kulit tablet, sedangkan dosis kedua dari inti tablet. Yang diantara keduanya dipisahkan oleh salut penyekat yang perlahanlahan tenbus air. Tablet semacam ini memungkinkan pelepasan dua dosis obat dari sebuah tablet, sehingga mengurangi makan obat yang berulang kali. c. Prolonged release (prolonged-action atau

pembebasan bahan aktif diperpanjang) Bentuk sediaan prolonged-release yang menahan pelepasan obat, frekuensi penggunaan harus lebih sedikit dari pada bentuk obat dengan bentuk sediaan biasa.

B. Bentuk kerja diperlambat (delayed-release) Tablet salut enterik Pelepasan obat dari sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus mengingat beberapa alasan : Untuk obat yang dirusak pada cairan lambung

Untuk obat yang menimbulkan rangsang (iritasi) yang berlebihan pada lambung

Cream : - Adalah salep yang banyak mengandung air tidak kurang dari 60% - Mempunyai konsistensi lebih lembut dan halus dari salep asli -.Berupa emulsi dan biasanya dari tipe yang mudah dicuci dengan air -.Biasanya digunakan pada daerah yang terangsang dan sensitif.

Obat yang menimbulkan rasa mual Obat yang diabsorpsi lebih baik dalam usus dari pada dalam lambung.

4. SUPOSITORIA Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistematik. Keuntungan : Dapat diberikan pada pasien muntah-muntah dan tidak sadar Dapat menghindari kerusakan oleh enzim pencernaan Dapat menghindari biotrasformasi dihepar Dapat menghindari iritasi lambung oleh obat Lebih sesuai untuk digunakan oleh pasien dewasa, anak-anak dan bayi yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat. Kerugian : Kurang cocok untuk daerah tropik Dapat menimbulkan iritasi Supositoria diberikan apabila : Pemberian per oral tidak mungkin Pasien tidak dapat minum obat itu Diinginkan kerja yang lama dari obat.

Pasta : -.Adalah salep kental kaku, biasanya tidak meleleh

pada suhu tubuh -.Membentuk lapisan pelindung didaerah yang dioleskan -.Mengandung zat padat lebih besar dari 50%. Jelly : - Adalah selep yang lebih halus, umumnya cair - Mengandung sedikti atau tanpa lilin - Dipergunakan terutama pada membran mukosa, sebagai pelicin atau basis. b. Penggolongan salep menurut terapi berdasarkan daya penetrasinya Salep epidermis Dimaksudkan hanya bekerja dipermukaan kulit untuk menghasilkan efek lokal Diharapkan tidak diserap dan berlaku sebagai pelindung, antiseptik, adstringens, parasiticed, counterirritant. Dasar salep yang kerap dipakai ialah vaselin. Salep endodermis -. Dimaksudkan untuk melepaskan obat agar memasuki kulit tetapi tidak menembus kulit -. Diserap sebagian saja dan berlaku sebagai emollient, stimulant, anodyna dan lokal irritant -. Dasar salep yang terbaik adalah minyak tumbuhtumbuhan dan lemak alami. Salep deadermis -. Dimaksudkan untuk melepaskan obat menembus kulit dan menimbulkan efek konstitusi (yang mendasar) Penggolongan salep menurut terapi tidak dapat dipastikan karena akan dipengaruhi oleh faktor-faktor : Keadaan kulit penderita

Macam Supositoria : Supositoria memberikan efek lokal dan sistemik (dubur) Ovula memberikan efek lokal (vagina) Beccilla memberikan efek lokal (urethra)

B. SEDIAAN SETENGAH PADAT ( SEMI SOLID ) Unguenta = ointment = salep a. Penggolongan salep menurut konsistensinya Salep : adalah sediaan dengan konsistensi kuat yang jika dioleskan diatas kulit akan melunak dan membentuk suatu lapisan penutup pada permukaan kulit

Ukuran penggunaan Lama kontak salep dengan kulit Tingkat gesekan yang dilakukan dalam penggunaan

Dapat diencerkan bila mengiritasi lambung

Absorpsi cepat dan onset tercapai cepat

Oculenta = salep mata Adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok. Kebaikan : Waktu kontak zat aktif obat dengan mata bertambah dibandingkan dengan guttae Keburukan : Pandangan kabur karena pengaruh dasar salap Kurang nyaman di mata Harga lebih murah Sediaan lebih stabil Kerugian :

Cocok untuk anak-anak dan bayi Mudah diberi deodorant Untuk pemakaian luar mudah dipakai.

Volume lebih besar Ada obat yang tak stabil dalam larutan

Ada obat yang rasa dan bau sukar ditutupi dalam larutan.

Contoh larutan untuk obat luar : Collutoria = kolutorium = obat cuci mulut. Collyria = obat cuci mata.

Tujuan pemberian obat bentuk pasta adalah : a. Menyerap eksudat dari kulit yang luka/infeksi, karena adanya bahan porous yang dapat menyerap cairan. b. Mengurangi atau menghilangkan rasa gatal pada kulit. c. Menfixer/melengketkan obat pada kulit, sehingga dapat terlaksana kontak obat dengan kulit. d. Dapat memberikan rasa sejuk karena mengandung air. C. SEDIAAN CAIR Sediaan cair dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Solutiones (larutan) Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang larut. Biasanya dilarutkan dalam air. Sediaan ini dapat digunakan untuk pemakaian dalam atau pemakaian luar. Solusio terbagi dua, yaitu solusio obat dalam (peroral) dan solusio obat luar. Bila disebutkan solusio saja, yang dimaksudkan adalah solusio obat dalam. Keuntungan : Merupakan campuran homogen Dosis mudah dirubah-rubah dalam pengobatan

Collyria adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, Isotonis, yang digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan bufer dan pengawet. Gargarisma = Gargle = Obat Kumur Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang harus di encerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan Infeksi tenggorok. Contoh Larutan untuk obat dalam : Elixira = Eliksir Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol dalam eliksir adalah 5-10%. Bila kadar alkohol dalam eliksir adalah 10-12% dalam sediaan, maka fungsi alkohol selain meningkatkan kelarutan juga berfungsi sebagai pengawet

sehingga tidak perlu lagi dibubuhi pengawet yang lain. Sirupsi = Sirup Sirup adalah sediaan cair berupa Larutan yang mengandun sakarosa. Kecuali dinyatakan lain kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Dalam perdagangan sediaan larutan dapat dibedakan : - Berupa larutan sudah jadi dan dibuat tersedia bagi ahli farmasi untuk diserahkan kepada pasiennya. - Campuran kering untuk larutan, terutama sekali antibiotik diberikan dalam bentuk bubuk kering atau ganul untuk diracik kembali dengan jumlah air suling yang dicantumkan, segera sebelum diserahkan kepada pasien. Larutan ini stabil 7-14 hari. 2. Suspensi Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang Pada etiket harus tertera kocok dahulu dan disimpan dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat sejuk. Kebaikan dan Keburukan sediaan suspensi : Kebaikan a. Bentuk sediaan lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat lainnya secara oral. b. Mudah diberikan kepada bayi dan anakanak serta dosisnya mudah diatur. c. Rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia. Keburukan a. Pada beberapa zat aktif, rasa dan baunya sulit diatasi dengan korigensia b. Beberapa zat aktif tidak stabil dalam bentuk sediaan cair d. c. b. Tipe Emulsi : a. b. c. c.

sehingga akan rusak bila disimpan lebih lama Bisa terjadi reaksi penggumpalan dalam penyimpanan yang agak lama. Sirup dan suspensi kering adalah sediaan obat yang dalam perdagangan berada dalam keadaan kering (powder), bila hendak diberikan kepada pasien harus ditambahkan aquadest sampai garis tanda kalibrasi yang diinginkan. Setelah menjadi sirup atau suspensi cair, waktu penggunaan amat terbatas yaitu 7-10 hari. Kalau waktu pemakaian lebih lama potensi obat menurun atau hilang. 3. Emulsi Sediaan emulsi dapat digunakan untuk pemakaian

Per oral Per injeksi Pada kulit atau membran mukosa seperti lotion, linimen, cream dan salep.

Tipe Emulsi terdiri dari : a. Emulsi tipe O/W (Oil/Water = minyak dalam air) Dapat diencerkan dengan air secara kontinyu. Umumnya digunakan sebagai obat dalam. Emulsi tipe W/O (Water/Oil = air dalam minyak) Tidak dapat diencerkan dengan air. Umumnya digunakan sebagai obat luar. 4. Beberapa sediaan cairan untuk penggunaan khusus Lotion = Lasio = Bedak Kocok Adalah suatu sediaan dengan medium air yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana mediumnya adalah air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberikan efek menyejukkan. Lotion dipakai untuk efek menyejukkan, mengeringkan,

antipruritik, dan efek protektif dalam pengobatan dermatoses akut. Jangan digunakan pada luka yang berair sebab akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake. Wadah losio harus diberi label untuk memberi petunjuk pada pasien, supaya mengocok dengan seksama sebelum pemakaian dan juga hanya pemakaian luar. Potiones = Potio Adalah sediaan berupa cairan yang dimaksudkan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai volume dosis tunggal dalam jumlah yang banyak, umumnya 50 ml. Enema / Clisma = Pompa Adalah larutan air atau minyak atau suspensi untuk pemberian rektal. Enema dapat digunakan untuk : Irigasi Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh. Etiket diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat digunakan untuk injeksi. Guttae (obat tetes) Adalah sediaan cair, berupa larutan, emulsi, suspensi Untuk obat dalam atau obat luar dengan cara meneteskan Guttae untuk obat luar adalah sebagai berikut : 1. Guttae Oris (tetes mulut), setelah diencerkan dengan air dikumur-kumur tidak untuk ditelan. 2. 3. 4. Guttae Auriculares (tetes telinga) Guttae Nasales (tetes hidung) Guttae Ophthalmicae (tetes mata) Harus steril Dapat berupa larutan dan suspensi 4. 3. 2. Efek lokal dan sistematik Untuk membersihkan usus besar.

Kebaikan guttae per-oral : Pemakaian mudah, praktis dan aman terutama bagi bayi dan anak Pemberian dapat dicampur dengan makanan dan minuman untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat Pemberian dengan bantuan pipet lebih praktis, aman dan dosis tepat. Keburukan guttae per-oral : Harga lebih mahal, karena wadah sulit dan harus disertai penetes Dalam peracikan sulit dilaksanakan dan untuk pengadaan pipet. Injeksi Sediaan steril dapat berupa : Larutan Emulsi Suspensi Serbuk (untuk dilarutkan atau di suspensikan).

RESEP
Cara penulisan Resep Harus diperhatikan tentang bagian-bagian dalam penulisan resep yaitu: 1. Inscriptio identitas dokter, kota tempat praktek, tanggal pembuatan resep dan tanda R/ Ordinatio (Prescriptio) Nama dan jumlah masing-masing obat, serta bentuk yang dibuat Singnatura Cara pemakaian obat dan identitas pasien Subscriptio tanda-tangan atau paraf dokter

BAHASA DALAM PERESEPAN TUJUAN: MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN APOTEKER DENGAN MENGGUNAKAN RESEP SEBAGAI SARANA BAHASA KOMUNIKASI: BAHASA LATIN: BHS MATI, KEPASTIAN ARTI, BHS DUNIA KEDOKTERAN. SINGKATAN LATIN DALAM PENULISAN RESEP

6 tahap melakukan panatalaksanaan pasien suatu penyakit secara rasional dan ilmiah secara tertulis (resep) Mendefinisikan permasalahan pasien Menjelaskan tujuan terapi secara spesifik Menjelaskan kesesuaian terapi dengan obat pilihan Memulai suatu terapi Memberikan informasi, instruksi dan peringatan Melakukan monitoring pengobatan dan menghentikan terapi

PRINSIP PENGOBATAN PENGOBATAN DILAKUKAN STLH UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGEND. PENYAKIT TELAH TERLAKSANA PERTIMBANGAN :

- DIAGNOSA DITEGAKKAN DG TEPAT - OBAT DIBERIKAN SESUAI DG AGEN PENYAKIT - DOSIS, CARA DAN FREKUENSI PEMBERIAN SESUAI ATURAN - KONTROL RESPON TERNAK THD OBAT - DILAKUKAN HANYA APABILA MENGUNTUNGKAN. - MENGETAHUI DAN MEMATUHI WITHDRAWL TIME UNT HINDARI RESIDU

Anda mungkin juga menyukai