Farmasetika
Farmasi
(Yunani:Pharmacon)
Farmakon
obat/guna-guna
Penelitian Selanjutnya
Tablet kuno besar
Obat
Definisi Obat
Penggolongan Obat
Berdasarkan jenis
Berdasarkan mekanisme kerja
Berdasarkan tempat/lokasi pemakaian
Berdasarkan efek yang ditimbulkan
Berdasarkan cara pemberian
Berdasarkan komposisi obat
Berdasarkan cara pembuatan
Berdasarkan daya kerja/terapi
Berdasarkan Jenis
Obat keras/obat daftar G (Gevarlijk)
Obat bebas/OTC (Over The Counter)
Obat bebas terbatas (Warscwing)
Obat narkotika/opiat (opiat=candu)
Obat cacing
Obat infeksi
Obat kanker
Hipnotikum
Sedatif
Oksitosik
Medriasis
Emetik
Diuretik
Ekspektrorans
Katartika
Sudorifika
dll
Lambung/Usus
Obat
Sistem Sirkulasi
Obat
E
K
S
R
E
S
I
Rektal
Parenteral (IV)
Jaringan
Metabolisme
Obat
Metabolit
Absorpsi Obat
Difusi Pasif
Difusi Terfasilitasi
Mekanisme Transfor Khusus
Jalur Absorpsi
Absorpsi peroral
Mudah, aman, menyenangkan, diabsorpsi dalam usus
halus, respon lambat
Absorpsi sublingual
Di bawah lidah, trochisi, lozenges, gargarisma
Jalur Absorpsi
Absorpsi perektal
Melalui mukosa usus besar, suppositoria, enema
Absorpsi perenteral
Intravena,intramuskular, intraartial
Distribusi Obat
Kompleks protein darah-obat, penimbunan pada organ
tertentu
Efek obat ditentukan oleh kapasitas permeabilitas
sel/jaringan, afinitas reseptor, waktu paruh (T1/2)
Metabolisme Obat
Meliputi proses biokimia (oksidasi, reduksi,
hidrolisis, konjugasi)
Interaksi Obat
OTT (Obat Tidak Tersatukan)
Kimia
Fisika
Farmakologi
Efek Kombinasi
Antagonis dan subaditif
Sinergis (sinergis aditif dan sinergis
superaditif/potensiasi)
Toleransi/habituasi
Dosis/Takaran
Ukuran/konsentrasi obat yang diharapkan dapat
mempunyai efek kerja/daya terapi pada orang
dewasa
Macam-macam dosis
Dosis lazim/usual dose
Dosis maksimal (TM)
Dosis toksik
Dosis letalis
Dosis kuratif
Dosis kombinasi (TM Berganda)
Rumus Evans
anak-anak
n = umur yang akan datang
untuk obat antiinfeksi.antibakteri
n = umur anak sekarang
untuk obat sensitif (opiat)
n = umur yang sudah lewat
Bakteriologi (penyakit)
Formula Umum :
Zat aktif/zat berkhasiat
Zat tambahan/zat farmasetik/zat pembantu
Aturan pembuatan obat tercantum dalam farmakope
Angka romawi : X, L, M
Timbangan
Timbangan besar (timbangan gram, > 1 gram)
Timbangan kecil (timbangan halus/timbangan mg, < 1
gram)
Timbangan kasar (menimbang > 1 kg)
Penimbangan
Untuk setengah padat : perkamen dilapisi parafin
Untuk zat-zat kental : perkamen/cawan penguap
Etiket
Pemberian Etiket
Biru : Obat luar
Putih : Obat dalam
Etiket memuat
Nama dan alamat apotek
Nama dan SIK Apoteker
Nomor dan tanggal resep
Nama pasien
Signa
Label Obat luar untuk obat luar
Definisi
Serbuk adalah bahan tunggal dan
campuran/racikan
untuk pemakaian dalam (internal) atau luar
(eksternal) dengan zat pembawa
Penggolongan
Bentuk
Derajat halus
Tujuan penggunaan
Bentuk
Derajat halus
Sangat kasar, Kasar, Agak kasar, Agak halus, Sangat
halus, Sangat halus sekali
Tujuan Penggunaan
Keuntungan
Dapat diberikan dalam jumlah dan dosis besar
Lebih mudah ditelan daripada tablet dan
kapsul
Lebih mudah diabsorpsi daripada ablet dan
kapsul
Kekurangan
Rasa pahit dan kurang enak
Tidak sesuai untuk zat-zat yang hidroskopis
dan mudah teroksidasi
Tidak sesuai untuk lambung
Pengayakan
Penyerahan
Penggolongan
Keuntungan
Bentuknya menarik
Cara penggunaan
Tablet kunyah
Tablet sublingual
Tablet bukal
Tablet hipodermik
Talet effervescent
Cara pembuatan
Cetak langsung
Granulasi kering
Granulasi basang
Formula Umum
Zat berkhasiat
Zat pengisi
Zat pengikat
Zat penghancur
Zat pelincir
Zat pewarna
Zat perasa
Zat penyalut
Pil/Pilulae
Definisi
Bentuk sediaan padat bulat atau bulat telur,
mengandung bahan obat, dimaksudkan untuk
Per oral dengan berat 125 mg/pil
Formula Umum
Zat berkhasiat
Zat pengisi
Zat pengikat
Zat penabur
Zat penyalut
2.
3.
4.
Granul/granula
Definisi :
Sediaan pil yang sangat kecil dengan berat 30 mg
dan bila tidak disebut apa-apa berarti zat
berkhasiat 1 mg dan zat tambahan/pengikat 3 mg
per granul
Granul putih : laktosa, PGS/campuran GOM
dengan laktosa
Granul coklat : succus liquritiae 3 mg dan radix
liquiritiae 22 mg
SEDIAAN CAIR
Internal/Obat minum/Potio
Eksternal/Obat luar/Topikal
FORMULA UMUM
b. Air/aquadestilata/H2O
Air murni
Air suling
Air keran
c. Alkohol/Etanol/Etil alkohol/Spiritus
Alkohol
Spiritus dilutus
Spiritus fostios
d. Gliserin
Gliserin spisum
Pembantu pelarut/cosolvent
Koloris
Odoris
Antioksidan
untuk larutan yang menggunakan minyak-minyak lemak
contoh : propil galat, propil hidroksi toluen
KEUNTUNGAN
DOSIS MERATA
ABSORSPI CEPAT
DAPAT DIBERIKAN
PADA ANAK DAN
MANULA
ADA KEMUNGKINAN
MEMISAH
EMULSI DAN
SUSPENSI
MUDAH DITUMBUHI
MIKROORGANISME
DOSIS KADANG TIDAK TEPAT
LARUTAN/SOLUTIO
Bentuk sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat berkhasiat yang larut
dalam suatu pelarut
Contoh :
Solutio citratis magnesii ( Magnesium
sitrat dalam air)
MIXTURA/MIKSTURA
Bentuk sediaan cair/larutan dari dua
atau lebih zat dalamsuatu pelarut
Contoh :
Mixtura citratis magnetici (Magnesium
sitrat, Sirupus simplex Spiritus citri)
KELARUTAN
Adalah jumlah gram zat terlatur dalam
sejumlah ml pelarut
KELARUTAN
PROSES KELARUTAN
Kohesif
Daya tarik menarik
DAFTAR KELARUTAN
Sangat mudah larut
Mudah larut
=1: 1
Larut
Agak sukar larut
Sukar larut
= 1 : 10-30
= 1 : 10
= 1 : 30-100
= 1 : 100-1.000
Penggerusan
Pengadukan atau pengocokan
Penambahan dapar
Kompleksasi
Kodifikasi secara kimia
SIRUP/SYRUP/SIRUPUS
Larutan pekat dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
obat atu pewangi
JENIS SIRUP
Sirup obat
Larutan manis, kental, dan jernih mengandung 10% sirupus
simplex
Sirup paling sederhana, terdiri dari
Sakarosa
60-80%
Metil paraben
0,25%
Air
100%
ad
Sirup beraroma
Sirup yang memiliki aroma tertentu, contoh : sirop coklat
Dry sirup :
Bentuk sirup yang kering(serbuk/granul)
Harus diracik kembali dengan aquades
Untuk obat yang tidak tahan lama dalam bentuk larutan
ELIKSIR/ELIXIR
Larutan hidroalkohol yang jernih dan manis,
digunakan untk penggunaan oral, diberi rasa
dan aroma yang sesuai
FORMULA UMUM ELIKSIR
Zat berkhasiat
Alkohol
10 25%
Sirup
10%
Corrigens
Aquades ad 100%
Larut air
Larut alkohol
DROPS/OBAT TETES
ORAL/INTERNAL
Berupa larutan jernih, kental seperti
sirup, eliksir, suspensi atau larutan jernih
EKSTERNAL
Tetes hidung/Guttae nasales
Tetes mata/Guttae ophtalmicae
Tetes telinga/ Guttae auriculares
TETES HIDUNG/GUTTAE
NASALES/NASAL
DEKONGESTAN/OTTO GUTTAE
Berupa larutan dalam botol tetes/semprot
TETES MATA/GUTTAE
OPHALMICA/OCULO GUTTAE
Dibagi menjadi :
Collyrium/koliria = cuci mata
Oculenta
= salep mata
Steril
Multiple dose
Harus memperhatikan tonisitas
TETES TELINGA/GUTTAE
AURICULARES/OTTO GUTTAE
Digunakan untuk membersihkan,
mengobati infeksi, peradangan pada telinga
Berbentuk larutan atau suspensi atau salep
cair
OBAT OLES
Digunakan pada bibir
Isi : antiseptik
Bentuk harus kental,
supaya tahan lama
Contoh : Borogliserin
Spray hidung
menghilangkan sumbatan pada
hidung = dekongestan
Kulit
untuk menghindari sinar
matahari=sunscreen
Spray untuk kulit
untuk kutu air, jamur
LOTION/LOSIO/LOTIO/OBAT CUCI
LINIMENTUM/OBAT GOSOK
Larutan dalam alkohol atau dalam lemak
Dapat berupa emulsi, larutan atau
suspensi
Etiket KOCOK DAHULU
COLODION
Sediaan cair kental dan jernih
Terdiri dari piroksilin 4% dalam alkohol
dan eter
Mudah menguap
Bila dioleskan akan meninggalkan
lapisan pada kulit
JELY/JEL
Massa lengket transparan,
jernih
Pembentuk jel : metil
selulosa, tragakan
Biasa digunakan sebagai
pembawa
OBAT POMPA/ENEMA/CLYSMA
Larutan yang dimasukkan ke dalam
rektum dengan cara memencet botol
sehingga keluar dengan kasar zat
berkhasiat tertentu
Zat pembawa : larutan Na fosfat, Na
bisulfit, gliserin, minyak mineral (cuci
perut)
Contoh : Stesolin (obat jantung)
TINCTUR TOPIKAL
Tinctur yang digunakan secara topikal
Berbentuk larutan jernih dengan pelarut
atau pembantu pelarut
Biasanya mengandung antiseptik
Zat pembawa
Contoh
Iodium tinctur
Tinctur mertiolat
: Akohol