Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes, 73
thn 2016).
b. Kajian Farmaseutik
Bentuk dan kekuatan sediaan
jumlah obat
Stabilitas dan ketersediaan
Inkompatibilitas
c. Kajian Klinis
Ketepatan indikasi dan dosis
Aturan, cara dan lama penggunaan obat
Duplikasi atau polifarmasi
Alergi, interaksi dan efek samping obat
Kontraindikasi
Interaksi obat
Inkompatibilitas obat: Reaksi yang tidak diinginkan yang terjadi pada reaksi
obat dengan cairan pelarut, dengan tempat obat, maupun dengan obat lain.
Interaksi Obat: Perubahan dari efek obat karena pengaruh dari zat lain (obat,
bahan kimia, nutrisi) menghasilkan solusi yang tidak lagi optimal untuk pasien
setelah zat dicampur .
1. Kajian Administrasi
2. Kajian Farmaseutik
3. Kajian Klinis
No Nama obat Indikasi
1. Azithromycin - Infeksi saluran pernafasan bagian atas (missal sinusitis,
faingitis, tonsillitis dan media otitis akut)
- Infeksi saluran pernafasan bagian bawah (missal
bronchitis akut, ringan sampai pneumonia sedang)
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Infeksi genital tanpa komplikasi
2. Fg Troches Gingivitis, stomatitis, laryngitis, bronkitis, tonsillitis,
angina Vincent, difterina faringeal, periserotonis, infeksi
didalam mulut dan faring.
3. Acethylcystein Mukolitik pada bronkial akut dan kronik dan paru dengan
mucus yang tebal seperti/; akut bronchitis, bronchitis
kronik dan akut berulang
4. Methylprednisolone Untuk keadaan yang membutuhkan terapi dengan
glukokortikoid seperti penyakit endokrin, penyaki rematik,
penyakit kolagen, penyakit kulit, keadaan alergi, penyakit
mata, saluran pernafasan, darah tinggi.
5. Cetirizine Pengobatan rhinitis alergi menahun, rhinitis alergi
musiman, dan urtikaria idiopatis kronis.
Pembahasan Resep 1:
Dari obat – obat tersebut kita dapat menganalisa jika pasien menderita infeksi
pada saluran pernapasannya atau yang biasa disebut bronkitis, yang pada biasanya
disebabkan oleh virus. Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan utama
dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau
inflamasi pada saluran tersebut. Iritasi dan peradangan tersebut menyebabkan
bronkus menghasilkan mukosa atau lendir lebih banyak. Dan tubuh berusaha
mengeluarkan lendir atau mukosa yang berlebihan dengan cara batuk.
Maka dari itu Dokter meresepkan Azithromycin, yakni antibiotik yang bekerja
mengobati infeksi saluran pernafasannya yang disebabkan oleh virus. kemudian
dokter juga meresepkan Fg Troches, yakni antibiotik yang dapat menyembuhkan
peradangan yang disebabkan oleh infeksi tadi. Dan selanjutnya untuk mengobati
bantuk yang disebabkan oleh produksi mukus yang berlebih dari infeksi tersebut
dokter meresepkan Acetylcystein, methylprednisole dan cetitirizine untuk diracik/
dicampurkan untuk di kemas menjadi satu kedalam kapsul. dari resep tersebut
dapat di simpulakan tidak adanya duplikasi ata polifarmasi dalam peresepan.
semua obat yang diresepkan oleh dokter saling berhungan satu sama lain.
Pada resep tidak terjadi interaksi, antar obatnya semua saling berhubungan dan
dari resep racikan tersebut juga dapat disimpulkan tidak terjadi Inkompatibilitas
antar obat yang diracik, sangat jarang resep yang beresiko inkompatibilitas karena
dapat membahayakan jiwa pasien.
100
1. Acetylcystein : 200 × 21 = 10,5
3
2. Methylprednisolone : 4 × 21 = 15,75
3
3. Cetirizine : × 21 = 6,3
10
Pengkajian Resep 2:
1. Kajian Administrasi
2. Kajian Farmaseutik
3. Kajian Klinis
Pembahasan Resep 2:
Dari resep kedua dapat disimpulkan pasien mengalami sakit pada giginya,
kemungkinan sakit gigi pasien ini sudah termasuk parah, sehingga dokter
meresepka 2 antibiotik untuk menyembuhkan infeksi pada gigi yang disebabkan
oleh bakteri pada gigi. Antibiotik yang diresepkan dokter adalah cefadroxil dan
metronidazole, dimana cefadroxil adalah antibiotik yang penggunaanya tidak
boleh dibarengi denga antibiotik lain karena akan membuat keefektifan dari
cefadroxilnya itu sendiri terganggu. Maka dari itu penggunaan keduanya harus di
beri rentan waktu, sehingga dokterpun meresepkannya untuk cedroxil di gunakan
sehari 2 kali sedangkan metronidazole 3 kali sehari yakni:
2. Kajian Farmaseutik
3. Kajian Klinis
Maka dari itu solusinya dokter meresepkan clopidogrel sebagai obat antiplatelet
yang dapat mencairkan darah agar darah tidak beku dan tersumbat salah satunya
agar tidak tersumbat di otak. selain itu dokter juga meresepkan amlodipine agar
tensi pada pasien kembali normal, namun dokter juga meresepkan atorvastatin
untuk mengatasi kolesteronya agar tidak menyebabkan tensi naik lebih tinggi lagi.
Sedangkan untuk syaraf di otot – ototnya dokter meresepkan gabapentin dan
flunarizine untuk mencegah atau mengobati sakit kepala yang disebabkan oleh
tensi dan kolesterol yang tinggi.
Dari resep ke – 3 ini tidak ada duplikasi atau polifarmasi obat. Namun untuk
penggunaan atorvastatin dan amlodipine akan lebih baik jika di beri jeda, yakni
penggunaan amlodipine pada malam hari sesudah makan dan atorvastatin
diminum malam hari sebelum tidur.