Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar minat membaca di kalangan siswa terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang Meningkatkan Minat Baca di Kalangan siswa dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.

i ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Batasan Masalah E. Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN A. Beberapa Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca B. Kiat Meningkatkan Minat Baca C. Menggairahkan Minat Baca

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil survey yangdilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Di antaranya survei InternasionalAssociations for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 menyebutkan kemampuan membaca murid-murid Sekolah Dasar Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat di atas Venezuella. Riset International Association for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) tahun 1996 menginformasikan bahwa melek baca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (skor 51,7). Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Dalam tahun 1998-2001 hasil suveri IAEEA dari 35 negara, menginformasikan melek baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir. Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan melek membaca siswa Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan. Rendahnya minat baca dikalangan siswa dan masyarakat Indonesia pada umumnya berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan. Wajar, sudah lebih setengah abad bangsa Indonesia merdeka, permasalahan kualitas pendidikan masih berada dalam potret yang buram. Kualitas pendidikan bangsa Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangganya. Kualitas pendidikan yang rendah ini berimplikasi pada rendahnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola masa depan dan lambatnya kemiskinan teratasi. Rendahnya kemampuan sumberdaya manusia itu, dapat dilihat dari minimnya bangsa Indonesia melahirkan pelaku-pelaku ekonomi yang berdaya saing. Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia berada diurutan 138 dari 140 negara. Menurut Ciputra sampai hari ini bangsa Indonesia hanya baru mempunyai 0,18% pengusaha dari jumlah penduduk sedangkan syarat untuk menjadi negara maju minimal 2% dari jumlah penduduk harus ada pengusaha. Saat sekarang Singapura sudah mempunyai 5% dan Amerika Serikat 7% dari jumlah penduduk. Berdasarkan kondisi Indonesia sekarang ini maka Indonesia membutuhkan minimal 400 ribu pengusaha. Pendidikan yang berkualitas sangat berperanan dalam melahirkan pengusaha-pengusaha tersebut. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, secara langsung atau tidak langsung ikut memperpanjang angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data BPS tahun 2007 di Indonesia orang miskin berjumlah 37,17 juta orang atau 16,58%. Namun, mengikuti standar yang ditetapkan oleh Bank Dunia, maka jumlah orang miskin di Indonesia hampir 50% dari jumlah penduduk. Tidak kalah pentingnya, rendahnya sumber daya manusia terlihat dari angka pengangguran yang dikandung oleh negara ini.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dikembangkan permasalahan pokok dalam penulisan ini, yaitu: 1. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya minat baca dikalangan siswa di Indonesia? 2. Bagaimana solusi yang bisa diberikan untuk meningkatkan minat baca dikalangan siswa di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya minat baca dikalangan siswa di Indonesia. 2. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan minat baca dikalangan siswa di Indonesia.

D. Batasan Masalah

Anda mungkin juga menyukai