PROTEIN VIRUS
Fungsi
untuk melindungi genom virus terhadap daya kerja nuklease berpartisipasi menentukan penempelan virus pada sel. Simetri struktural partikel virus. Penentu sifat antigenik virus.
PROTEIN VIRUS
Virus Vaccinia mengandung banyak enzim dalam partikelnya untuk melaksanakan fungsi tertentu pada awal siklus infeksi. Beberapa virus memiliki protein khusus untuk perlekatan pada sel-sel, misalnya hemaglutinasi virus influenza. Virus tumor RNA mengandung suatu enzim reverse transcriptase yang membuat suatu salinan DNA dari RNA virus yang merupakan suatu langkah penting dalam transformasi virus-virus ini.
LIPIDA VIRUS
Virus
yang mengandung lipid bersifat peka terhadap eter dan pelarut organik lainnya dan ggangguan atau kehilangan lipid tersebut berakhibat kehilangan infeksitas. Virus yang tidak mengandung lipid bersifat resisten terhadap daya kerja eter.
KARBOHIDRAT VIRUS
Pembungkus
glikoprotein. Glikoprotein ini merupakan antigen yang penting. Glikoprotein virus ini sering merupakan protein yang terlibat dalam interaksi virus dengan antibodi yang menetralkannya.
RNAse
+
DNA Virus beruntai ganda DNA Virus beruntai tunggal RNA Virus beruntai ganda RNA Virus beruntai tunggal
MERAH
protein pembungkus virus oleh suatu detergen seperti dodesil sulfat. Deproteinasi oleh Pronasa dan Fenol. Setelah pemurnian dapat ditentukan sifat-sifatnya (kandungan gula ribosa atau deoksiribosa), untaian, ukuran. Urutan dan komposisi nukleotida setiap asam nukleat sangat khas.
SUHU
Pada suhu 50 60 C selam 30 menit maka daya infeksinya hilang atau berkurang (INAKTIVASI). Virus dapat disimpan dengan diLiofilisasi (dibekukeringkan) dan masih mempunyai daya infeksi. Virus akan kehilangan infeksitas setelah penyimpanan tetapi dengan Dimetil Sulfoxida (DMSO) konsentrasi 5%, virus menjadi lebih stabil. Daya infeksi virus :
Pada suhu kamar tetap. Pada suhu 4C tahan selama bertahun-tahun. -20 s/d. -70 C akan tahan lebih lama lagi.
DERAJAT KEASAMAN
Virus
hidup pada pH 5.0 9.0. Hidup baik pada pH 7.0 7.4. sehingga setiap buffer yang digunakan untuk mengolah virus dan untuk tes serologis digunakan pH 7.0 7.4. Virus yang dapat bertahan pada pH 9.0 sedikit sekali, hanya golongan Arbovirus.
PENYINARAN / RADIASI
Sinar X ( Rontgen), Ultraviolet (UV) dan partikel berenergi tinggi dapat menghilangkan aktivitas virus atau membunuh virus. Dosisnya bervariasi untuk setiap jenis virus.
OBAT CHEMOTHERAPEUTICA
Obat Chemotherapeutica terbagi menjadi 2 bagian besar : - Obat Sulfa. - Obat Antibiotika. Antibiotika dan sulfonamid anti kuman tidak memiliki efek terhadap virus. Rifamin dapat menghambat replikasi virus antara lain Poxvirus.
OBAT CHEMOTHERAPEUTICA
Penyakit virus yang bisa diobati hanya golongan virus tak sejati, yaitu virus yang menggunakan protein + RNA + DNA :
Chlamidae ( Bedsonia) Trachoma. Inclution Conjuctivitis. Psittacosis. Lympho Granuloma Venereum.
DESINFEKTAN
Digunakan untuk membunuh virus pada pekerjaan sehari-hari, contoh : Lysol, Formalin (merusak virus poliomyelitis), Propiolacton (efektif untuk membunuh Virus rabies dan Arbovirus). Pengaruh desinfektan ini bervariasi bagi virus, ada yang menyebabkan kematian virus ada yang hanya mengubah daya antigennya. Senyawa Ammonium kuartener, iodium organik tidak efektif, Klor pada konsentrasi tinggi hanya merusak virus. Alkohol tidak efktif terhadap virus tertentu
GARAM
Banyak
virus dapat distabilkan dengan garam-garam pada konsentrasi tertentu. Senyawa yang dipakai :
MgCl2, (Virus Polio, Echo, Coxsackie, Rhijovirus) MgSO4, (Virus Influenza, Morbili). Na2SO4. (Virus Herpes Simplek)
PEMBIAKAN VIRUS
Hewan
HEWAN PERCOBAAN
VIRUS
HEWAN PERCOBAAN
VIRUS RABIES, menggunakan tikus putih dewasa yang disuntik secara intra cerebral. Pada Waktu 1 sampai 2 minggu, tikus putih tersebut akan sakit, bulunya rontok dan kemudian mati. VIRUS DENGEU, menggunakan bayi tikus berumur 1 3 hari suntikan secara intra cerebral, dan sub cutan darah yang diperiksa. Setelah 7 10 hari tikus akan kejang-kejang atau lemas kemudian mati, maka darah tadi mengandung virus dengue.
HEWAN PERCOBAAN
VIRUS
Q FEVER, menggunkan marmot jantan disuntik secara intra peritoneal dengan sputum, darah, atau urine. Setelah 1 2 minggu, skrotumnya diperiksa, jika skrotum marmot membengkak, dan skrotum memerah dan penuh cairan, ini bukti bahwa bahan tersebut mengandung virus Q fever.