FAKTOR FISIK &

KIMIAWI
VIRUS
Adhi Kumoro Setya
Virus mudah dipengaruhi
faktor eksternal
Pengetahuan faktor
fisik dan kimiawi
penting untuk ;
Mempelajari,
mencegah, meneliti, px
lab (diagnosa)
Fisik Kimiawi virus

  Untuk menganalisis komponen kimia virus diperlukan virus

murni dan dlm jumlah besar

 sumber virus dari bahan ;

1.seluler seperti jaringan / biakan sel terinfeksi. 
2. ekstraseluler seperti plasma, medium biakan sel/jaringan

 Penyusun terbesar virus = protein.

 Selubung virus mengandung glikoprotein dan lipid
 Unsur karbohidratnya berupa monosakarida
Click icon to add picture

KOMPOSISI VIRUS
 Protein

Fungsi utama protein viral:

1. Mempermudah transfer asam nukleat virus dari sel hospes ke sel hospes
lainnya.
2. Melindungi genom virus dari inaktivasi oleh nuklease (hospes).
3. Ikut berperan pada perlekatan dengan sel hospes, serta memberi struktur
partikel virus. Menentukan sifat antigenik virus. Respon imum hospes
ditujukan bagi determinan antigenik virus.
4. Aktivitas khusus: Pada beberapa virus terdapat protein tertentu misalnya,
Hemaglutinin v. Influenza : Mampu mengaglutinasi eritrosis.
Ensim : Untuk mengalami siklus replikasi reverse transkriptase yang
mampu menyalin DNA dari RNA
Contoh : Poxvirus memiliki 15 ensim
 Asam Nukleat

 Virus hanya mengandung 1 jenis asam nukleat

yakni DNA atau RNA, merupakan informasi
genetik yang diperlukan untuk replikasi.
 Sedangkan genom dapat beruntai ganda atau
tunggal, berbentuk melingkar atau untaian dan
bersegmen atau tanpa segmen.
 Beberapa (dlm jumlah kecil) virus mengandung enzim ;
1. Neuramidase
- berada pada bagian (tonjolan) glikoproteinnya
- menghidrolisa galaktosa N asetil neuraminat
- membantu proses penetrasi dalam sel
- dimiliki oleh orthomyxovirus

2. RNA polimerase
- berperan dalam proses transkripsi
- dimiliki oleh poxvirus, myxovirus, rhabdovirus

3. Nuklease
- bekerja pada asam nukleat

4. Transkriptase terbalik / reverse transcriptase

- membentuk DNA dari cetakan RNA
- dimiliki oleh retrovirus
 Lemak

 Komposisi fosfolipid khusus selubung virion

ditentukan oleh sel hospes yang terlibat pada
proses budding (pertunasan).
 Virus yang mengandung lemak peka eter. Bila
terpapar agen tersebut kemampuan infeksi
virus akan hilang.
 Karbo hidrat

 Selubung virus mengandung glikoprotein,

disandi sendiri oleh virus.
 Glikoprotein pada permukaan memiliki
selubung yang melekatkan partikel virus pada
sel hospes, dengan berikatan pada reseptor.
 Glikoprotein merupakan antigen penting.
 Umumnya virus labil krn panas (55-60oC) = denaturasi kapsid, virus tidak
mampu melekat pada sel hospes dan gangguan pd proses uncoating. Scr
umum tjd pada virus berselubung
 Untuk keperluan penyimpanan jangka panjang virus disimpan pada suhu
rendah
 Virus dalam bentuk suspensi bertahan baik dalam larutan isotonik dan pH
faali.
 Larutan mempertinggi stabilitas virus MgCl2, MgSO4, Na2SO4
 Virus dpt inaktif krn radiasi elektromagnetik (ion dan gel pendek) = sinar
X, sinar UV
 bahan kimia (fenol, kresol, HCL encer, natrium hipoklorit) dapat
menginaktifasi virus dengan cepat. (VIRUS tak berselubung lebih tahan
zat kimia)
 VIRUS tak berselubung lebih tahan zat kimia
 Zat kimia bersifat stabilisator (serum, albumin, susu bebas lemak, dan
gliserol)
 SUHU
 Pada suhu 50 – 60 C selam 30 menit maka daya
infeksinya hilang atau berkurang (INAKTIVASI).
 Virus dapat disimpan dengan diLiofilisasi
(dibekukeringkan) dan masih mempunyai daya infeksi.
 Virus akan kehilangan infeksitas setelah penyimpanan
tetapi dengan Dimetil Sulfoxida (DMSO) konsentrasi
5%, virus menjadi lebih stabil.
 Daya infeksi virus :
 Pada suhu kamar  tetap.
 Pada suhu ± 4C  tahan selama bertahun-tahun.
 -20 s/d. -70 C  akan tahan lebih lama lagi.
 DERAJAT KEASAMAN

 Virus hidup pada pH 5.0 – 9.0.

 Hidup baik pada pH 7.0 – 7.4.
sehingga setiap buffer yang digunakan
untuk mengolah virus dan untuk tes
serologis digunakan pH 7.0 – 7.4.
 Virus yang dapat bertahan pada pH 9.0
sedikit sekali, hanya golongan Arbovirus.
PENYINARAN / RADIASI

Sinar X ( Rontgen), Ultraviolet (UV) dan

partikel berenergi tinggi dapat
menghilangkan aktivitas virus atau
membunuh virus. Dosisnya bervariasi
untuk setiap jenis virus.
PENGECATAN (ZAT WARNA)

Virus dapat ditembus sampai tingkat

tertentu oleh zat warna vital (toluidin blue,
neutral red, proflavin, acridin orange), zat-
ini akan tetap terikat dengan asam nukleat
virus. Sehingga virus akan peka terhadap
cahaya biasa dan akan kehilangan daya
infeksinya.  INAKTIVASI FOTODINAMIK.
KEPEKAAN TERHADAP ETER

 Digunakan untuk mengetahui apakah virus

berenvelope atau tidak.
 Mengandung lipida yang bisa dilarutkan oleh
eter, sehingga virus menjadi tidak infektif.
 Tidak mengandung lipida atau mengandung
lipida yang tidak bisa larut dalam eter, sehingga
virusnya tetap infektif meskipun sudah dioleh
dengan eter.
KEPEKAAN TERHADAP ETER
 Virus yang resisten terhadap eter :
 Parvovirus.
 Papopavirus.
 Poxvirus. (bervariasi).
 Adenovirus.
 Picornavirus.

 Virus yang Sensitif terhadap eter :

 Herpesvirus.
 Orthomyxovirus.
 Paramyxovirus.
 Arenavirus.
 Coronavirus.
 Oncornavirus.
 Rhabdovirus.
 DESINFEKTAN

 Digunakan untuk membunuh virus pada pekerjaan

sehari-hari, contoh : Lysol, Formalin (merusak virus
poliomyelitis), Propiolacton (efektif untuk
membunuh Virus rabies dan Arbovirus).
 Pengaruh desinfektan ini bervariasi bagi virus, ada
yang menyebabkan kematian virus ada yang hanya
mengubah daya antigennya.
 Senyawa Ammonium kuartener, iodium organik
tidak efektif, Klor pada konsentrasi tinggi hanya
merusak virus. Alkohol tidak efktif terhadap virus
tertentu
 GARAM

 Banyak virus dapat distabilkan dengan

garam-garam pada konsentrasi tertentu.
 Senyawa yang dipakai :
 MgCl2, (Virus Polio, Echo, Coxsackie, Rhijovirus)
 MgSO4, (Virus Influenza, Morbili).
 Na2SO4. (Virus Herpes Simplek)
AGEN SEPERTI VIRUS (Atipik)
Viroid

 Molekul tungga, RNA sirkuler tanpa selubung.

 Mekanisme replikasi belum jelas.
 Menyebabkan penyakit tanaman, tidak
berimplikasi pada kesehatan manusia.
Virus cacat (defective virus)

 Terdiri dari asam nukleat dan protein, tetapi tidak

bereplikasi tanpa virus ’helper’ (ada fungsi yang hilang).
 karena mutasi atau delesi materi genetik selama
pertumbuhan
 virus cacat membantu penyembuhan suatu proses
infeksi dengan menghambat atau membatasi
pertumbuhan partikel infektif.
Pseudovirion

 Terdiri atas DNA sel hospes menggantikan

DNA viral di dalam kapsid.
 Terbentuk selama proses infeksi virus tertentu
ketika DNA hospes terfragmentasi dan
kemudian potongannya menyatu dengan
protein kapsid.
 Pseodovirus dapat menginfeksi sel, tetapi tidak
bereplikasi.
Prion

 Partikel terdiri atas protein saja, tidak terdeteksi

adanya asam nukleat.
 Terbentuk selama proses infeksi virus tertentu
ketika DNA hospes terfragmentasi dan
kemudian potongannya menyatu dengan
protein kapsid.
 Pseodovirus dapat menginfeksi sel, tetapi tidak
bereplikasi.
Klasifikasi virus
 Sebenarnya didasarkan atas penyakit yg timbul
serta pertimbangan epidemiologi dan ekologi

 Sekarang berdasarkan pertimbangan biofisik,

antigenik dan biologi molekuler.

 Virus dibagi dalam :

Famili-subfamili-genus-spesies-strain/tipe
Famili : ~viridae
Genus : ~virus
 PENAMAAN
(Bahasa Inggris)

International Committee on the Taxonomy of Viruses

(ICTV)

Famili : Picornafiridae
Genus : Enterovirus
Species : poliovirus
Dasar Klasifikasi :
 Jenis asam nukleat : RNA / DNA; beruntai tunggal /
beruntai ganda; cara replikasi.
 Ukuran dan morfologi, termasuk jenis simetri, jumlah
kapsomer, dan ada atau tidaknya selubung.
 Sifat biologi, kimia, dan fisika.
 Adanya enzim khusus.
 Sifat-sifat imunologik.
 Metode penularan alami.
 Host, jaringan, dan trofisme sel.
 Patologi; pembentukan benda inklusi.
 Simptomatologi.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi

 Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis

asam nukleat dan juga protein membran terluarnya
(envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
 Virus DNA
 Virus RNA

 Virus berselubung

 Virus non-selubung
 Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan
cara penyebaran

 Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:

 Virus Enterik
 Virus Respirasi
 Arbovirus
 Virus onkogenik
 Hepatitis virus
 Klasifikasi virus berdasarkan genomik
fungsional

 Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur

fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi
Baltimore yaitu:
 Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
 Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
 Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
 Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
 Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
 Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
 Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
 Klasifikasi virus berdasarkan sifat kimia & fisikanya
Simetri Adanya Sensitivitas Ukuran Tipe fisik asam Famili virus
Asam selubung thd eter partikel nukleat
nukleat pada virion (nm)

DNA Ikosahedral Telanjang Resisten 18-26 ss Parvoviridae

45-55 ds melingkar Papovaviridae
70-90 ds Adenoviridae

Berselubung Sensitif 100 ds Herpesviridae

Kompleks Lapisan Resisten 230-400 ds Poxviridae
kompleks
42 ds melingkar Hepadnaviridae

RNA Ikosahedral Telanjang Resisten 20-30 ss Pikornaviridae

35-39 ss Kalciviridae
60-80 ds bersegmen Reoviridae

Berselubung Sensitif 50-70 ss Togaviridae

Tidak Berselubung Sensitif 45-50 ss Flaviviridae
diketahui/ 50-300 ss bersegmen Arenaviridae
kompleks 80-160 ss Koronaviridae
~100 ss diploid Retroviridae

Heliks Berselubung Sensitif 90-100 ss bersegmen Bunyaviridae

80-120 ss bersegmen Ortomiksoviridae
150-300 ss Paramiksoviridae
75-180 ss Rabdoviridae
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIMPTOMATOLOGI

 KLASIFIKASI TERTUA BERDASARKAN PADA

PENYAKIT YG DITIMBULKANNYA.DAN
SISTEM INI MEMUDAHKAN UNTUK
PENGOBATAN/ KLINIK.

 TETAPI CARA INI TIDAK MEMUASKAN OK

ADA BEBERAPA PENYAKIT TIMBUL DNG
PENYEBAB VIRUS YG SAMA.

 ATAU VIRUS DAPAT MENYEBABKAN LEBIH

DARI SATU PENYAKIT TERGANTUNG DARI
ORGAN YANG DISERANG.
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIMPTOMATOLOGI

A.PENYAKIT YG PENYEBARAN VIRUS MERATA KE

SELURUH TUBUH MELALUI ALIRAN DARAH DAN
MEMPENGARUHI BANYAK ORGAN,RUAM KULIT :
-RUBELA,
-CAMPAK,
-RUBEOLA,
-CACAR AIR,
-DENGUE,
-DEMAM KUNING.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
SIMPTOMATOLOGI

2.PENYAKIT SUSUNAN SYARAF:

--POLIO MIELITIS,
--MENINGITIS ASEPTIK,
--RABIES
--HERPES SIMPLEK
--CAMPAK
--VAKSINIA
KLASIFIKASI BERDASARKAN
SIMPTOMATOLOGI

3.PENYAKIT PADA KULIT ATAU

SELAPUT LENDIR
-HERPES SIMPLEK TIPE I (Biasanya oral)
-HERPES SIMPLEK TIPE II (biasanya genital).
-MOLUSKUM KONTAGIOSUM KUTIL,
-HERPES ZOSTER, DLL

4.PENYAKIT MATA
-KOJUNGTIVITIS ADENOVIRUS,
-KERATOKONJUNGTIVITIS HERPES DAN
-KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK EPIDEMIK
(ENTEROVIRUS 70)
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIMPTOMATOLOGI

5.PENYAKIT HATI
-HEPATITIS A,B,C,D,E,
-DEMAM KUNING,
-VIRUS RUBELA DLL

6.PENYAKIT KELENJAR LIUR

-GONDONG,
-SITOMEGALOVIRUS
7.PENYAKITSALURAN PENCERNAKAN:
-ADENO VIRUS,
-ENTERIKVIRUS ,
-ROTAVIRUS

8.PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL

-HERPES SIMPLEK,
-VIRUS HEPATITIS B,
-VIRUS PAPILOMA,
-VIRUS MOLOSKUM KONTAGIOSUM,
-RETROVIRUS,
-AIDS .