Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu kebutuhan manusia adalah energi, akan tetapi seperti yang kita ketahui bahwa sumber energi yang diandalkan saat ini sudah semakin menipis. Untuk itu perlu dicari sumber energi lain, dan batubara dianggap mempunyai potensi sebagai sumber energi pengganti. Hal ini terlihat dengan semakin intensifnya penggunaan batubara tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penambangan adalah suatu kegiatan mengambil bahan galian yang terdapat didalam kerak bumi yang bersifat ekonomis sehingga bahan galian tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan manusia melalui suatu tahapan proses yang menjadikan bahan galian tersebut menjadi bahan yang siap pakai bagi kepentingan umat manusia. Dalam melakukan kegiatan penambangan sangat membutuhkan modal yang sangat banyak. Tahapan yang pertama dalam mengambil bahan galian yaitu tahapan eksplorasi, dimana tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa disuatu daerah tersebut terdapat cebakan bahan galian. Tahapan eksplorasi ini mencakup eksplorasi umum dan eksplorasi khusus yang secara detail mencari informasi tentang cebakan bahan galian yang terdapat dalam suatu daerah sehingga kita dapat melakukan tahapan berikutnya yaitu studi kelayakan. Studi kelayakan merupakan tahapan berikutnya untuk mengkaji dan memproses data yang diperoleh dalam tahapan eksplorasi Apakah daerah tersebut mempunyai potensi cebakan bahan galian yang sangat besar dan Apabila daerah tersebut ditambang akan mendapatkan untung yang besar. Tahapan berikutnya yaitu tahapan eksploitasi yaitu tahapan untuk mengambil bahan galian didalam kerak bumi. PT Adaro Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara yang terletak di Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Sistem penambangan yang diterapkan adalah tambang terbuka. Kegiatan pertambangan tersebut mempunyai dampak negatif yang sangat

besar karena merusak lingkungan disekitar areal penambangan. Lingkungan bekas areal penambangan tersebut rusak berat karena kegiatan tersebut dan dapat menyebabkan tergenangnya air asam tambang akibat lubang bekas bahan galian tambang tersebut tidak ditutup. Air asam tambang merupakan dampak negatif yang paling nyata dalam kegiatan penambangan (sump). Air asam tambang tersebut harus dibuang, dengan cara membuat instalasi pipa pembuangan yang tepat sehingga air asam tersebut dapat dibuang dengan benar. a. b. c. d. e. f. Aspek topografi peta kontur tanah luas tanah elevasi Aspek hidrologi data curah hujan debit Aspek hidrolika saluran (pipa, panjang pipa, diameter pipa dll) saluran terbuka Aspek perancangan gambar rancangan anggaran biaya / cost tender Aspek pemasangan Aspek perawatan

B.

Maksud danTujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi

tugas besar mata kuliah pengantar teknik dan mesin fluida tentang pembuatan rancangan instalasi pipa pembuangan air asam tambang dari lubang bekas bahan galian (sump) akibat dari kegiatan penambangan yang tidak ditutup secara baik dan benar sehingga air asam tambang tersebut dapat dibuang dari lokasi penambangan dan memahami teknik pemasangan perpipaan pada daerah tambang dengan metode yang benar.

C. Keadaan Umum Daerah


a. Letak Geografis Daerah penambangan batubara PT Adaro Indonesia merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah kuasa pertambangan Eksploitasi DU. 182/Kal-Sel Daerah operasional PT Adaro Indonesia secara geogarafis terletak pada : 1. 2. 3. 11503330 sampai dengan11502610 Bujur Timur 20730 sampai dengan 205530 Lintang Selatan Lokasi penambangan berjarak 220 km ke arah Timur Laut kota Banjarmasin

Ga mbar 1 Peta Wilayah Kerja PT. Adaro

Gambar 2 Geologi Regional Kalimantan ( Moify from Moss & Finch, 1997) b. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi Kuasa Pertambangan Eksplorasi PT Adaro Indonesia terletak di Kabupaten Tabalong (Kecamatan Muara Harus, Murang Pudak, Upau Tanta dan Kelua), dan Kabupaten Balangan (Paringin, Lampihong, Awayan dan Batumandi). Tambang PT Adaro Tutupan berjarak 220 dari Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang biasanya ditempuh selama 4-5 jam, dan 15 km dari kota Tanjung dengan jalan beraspal. Jalan raya ini adalah bagian dari ruas jalan trans Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin dan Balikpapan, salah satu Kotamadya di Provinsi Kalimantan Timur. Wilayah kabupaten banjar memiliki 12 kecamatan yang terbagi dalam 283 desa/kelurahan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Statistik Kabupaten Banjar (Kabupaten Banjar Dalam Tahun 1998) jumlah penduduk Kabupaten Banjar sebanyak 395.251 jiwa. Secara rinci keadaan penduduk Kabupaten Banjar setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 1 berikut, yaitu : Tabel 1 Keadaan Desa dan Penduduk Kabupaten Banjar Tahun 1998

No Kecamatan

Luas (Km2)

Jumlah Desa

Jumlah Penduduk

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 .

Aluh-aluh Kertak Hanyar Gambu Sungai Tabuk Martapura Astambul Mataraman Simpang Empat Karang Intan Aranio Pengaron Sungai Pinang

143,90 81.30 129,30 147,30 221,40 216,50 148,40 611,30 215,35 1.166,35 567,90 1.019,50

31 26 13 20 58 22 15 27 26 12 19 14

39.367 32.002 25.816 42.392 99.542 31.085 21.667 34.107 24.609 7.689 21.713 15.259

Jumlah

4.668,50

283

395.251

c. Iklim dan Curah Hujan


1. Temperatur

Temparatur udara di Kalimantan Selatan secara umum beriklim sedang,

dimana temparatur udara rata-rata berkisar antara 25,7 C hingga 26,9C. Pada tahun 2008, temparatur tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan temparatur 34,4C, dan temparatur terendah pada bulan Agustus 20,2C. Kalau dilihat dari tren temparatur yang terjadi di Kota Banjarbaru, maka dapat dilihat adanya kecenderungan meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2006 kemudian menurun dari tahun 2006 ke tahun 2008 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 temparatur udara ratarata per tahunnya adalah 26,5C, sedangkan pada tahun 2008 temparatur mencapai 24,4C. Namun jika dilihat temparatur yang paling tinggi justru terjadi pada tahun 2006 yang mencapai 26,9C. Temparatur tertinggi pada tahun 2006 mencapai 28,4C yang terjadi pada bulan Oktober dan terendah terjadi pada bulan Agustus tahun 2004 dengan temparatur 25,3C.

2. Kelembaban Kelembaban udara mempunyai kecenderungan peningkatan kualitas,

dimana pada tahun 2004 kelembaban 78,0% dan tahun 2008 kelembaban 85,50%. Pada tahun 2004 masih ditemukan bulan yang mempunyai kelembaban 85,0%, sedangkan pada tahun 2008 kelembaban tertinggi 89,1%. Kelembaban udara di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

3. Curah Hujan Curah hujan di Kota Banjarbaru dalam kurun waktu tahun 2004-2008 menggambarkan pola perkembangan kearah tren tertentu, terjadi kenaikan dari tahun ketahun. Curah hujan yang terjadi di Kota Banjarbaru periode tahun 20042008 cukup bervariasi. Curah hujan terbesar terjadi pada tahun 2008 dengan ratarata perbulannya mencapai 427,2 mm per detiknya. Sehingga pada tahun 2008 tersebut Kota Banjarbaru mengalami genangan air hujan yang cukup besar pada beberapa tempat di Kota Banjarbaru akan tetapi tidak mengalami terjadinya benjana banjir.

Perkembangan curah hujan di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hari hujan juga mempengaruhi kestabilan musim di Kota Banjarbaru. Hari hujan yang terjadi pada periode tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru cukup bervariasi. hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pegeseran waktu dan musim yang berakibat pada sistem tata air yang ada di Kota Banjarbaru. Berikut ini adalah keadaan hari hujan rata-rata di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008 sebagai berikut:

BAB II
9

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan, tekanan dan ketinggian cairan.

B. Klasifikasi Pompa
Berdasarkan klasifikasi standart yang sering dipakai. Ada tiga kelas yang digunakan sekarang ini, sentirifugal, rotari, dan torak reciprocating. Istilah ini hanyak berlaku pada mekanik fluida bukan pada desain pompa itu sendiri.Ini penting karena banyak pompa yang dijual untuk keperluan yang khusus hanya melihat detail dan desain yang terbaik saja sehingga masalah yang berdasarkan kepada kelas dan jenis pompa menjadi sejumlah yang berbeda-beda sesuai dengan pompa tersebut, Untuk lebih jelas dapat dilihat klasifikasi pompa di bawah ini: a. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mempunyai kontruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang keluar darimupller akan melalui sebuah bidang tegak lurus pompa impeller di pasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros dan pada ujung yang lain di pasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak Pompa ditumpu oleh dua buah bantaklan. Sebuah packing atau perapat ipasang pada bagian rumah yang ditempu untuk mencegah air yang bocor keluar atau udara masuk ke dalam pompa

10

Gambar 2.1 Jenis jenis Pompa Sentipugal b. Pompa Rotari Pompa jenis rotari terdiri dari casing tetap yang didalamnya terdapat roda roda gigi (gerak), sudu-sudu (vanes), torak-torak, bumbungan (cam), segmen, sekrup-sekrup dan lain-lain yang beroperasi dengan jarak ruangan (regangan /clerence) yang minimum. Pada pompa rotari cairan diperangkap atau dijebak, di dorong ke casing yang tertutup, sama seperti torak pada pompa torak. c. Pompa Torak (Reciprocating) Pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi dengan katup katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama sama dengan gerak yang sesuai dari katup katup yang menyebabkan cairan mengisi dan tersalur secara silih berganti dari silinder.

11

C. Gangguan Kerja Pompa


Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja baik gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada peralatan tersebut. Gangguan kerja mempengaruhi kondisi peralatan sehingga peralatan tidak beroperasi sesuai dengan standart yang ditentukan. Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat adalah sebagai berikut : 1. Turunnya tekanan pompa. 2. Adanya getaran bunyi yang tidak wajar. 3. Turunnya kapasitas pompa. 4. Berkurangnya daya motor penggerak. 5. Adanya kebocoran pada pompa. Gangguan gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu waktu, untuk itu perlu direncanakan bagaimana penganggulangan yang dilakukan terhadap setiap gangguan tersebut.

D. Tinggi Tekan Pompa


Selama perencanaan sistem pemompaan ada sejumlah elemen yang harus diperhatikan tanpa memandang kelas dan jenis pompa apa yang dipilih untuk instalasi tersebut. Elemen ini termasuk tinggi tekan (head), kapasitas, sifat cairan yang dipompakan, pemipaan, penggerak dan ekonomi. Jadi, secara umum, pembahasan salah satu faktor ini sama-sama berlaku untuk pompa sentrifugal, rotari atau torak. Dengan demikian, tinggi tekan pompa biasanya tidak akan diubah oleh kelas unit yang di pilih. Beberapa perkecualiannya yang timbul umumnya terbatas pada jenis pompa tertentu dan akan ditunjukkan nanti. Yang kadang-kadang dilalaikan selama perencanaan sisten adalah konsep penting ekonomi desain yang bermula dari proyek dan berkelanjutan selama pemakaiannya. Misalnya pengkajian tentang kondisi tinggi tekan dan lokasi
12

pompa dapat menghasilkan penghematan daya yang berharga dalam periode yang lama tanpa memperbesar harga awal proyek tersebut. Pemilihan ukuran pipa yang bijak, yang didasarkan pada beban yang dapat ditaksir atau beban masa mendatang yang dihitung, adalah contoh lain tentang bagaimana perencanaan pendesainan dapat dilaksanakan untuk mengimbanginya dalam bentuk keekonomian operasi. Jadi sementara bab ini membahas tinggi tekan (head) pada pompa, ditinjau juga dari segi hidraulik praktis, juga diperhatikan bagaimana persiapan pemilihan dapat mempengaruhi keseluruhan instalasi.
E.

Sistem Pemipaan
Sistem pemipaaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu

fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan. Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal untuk perencanaan dan pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip analisa static dan dinamic stress, thermodinamic, teori aliran fluida untuk merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Peletakan komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu diperhatikan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : panjang perpipaan, susunan yang kompleks,
13

menghindari pipa melalui daerah yang tidak boleh ditembus, menghindari penembusan terhadap struktur kapal, ddl. Jalur instalasi pipa sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur. Oleh karena itu sebagai langkah awal maka dibuatlah suatu gambar diagram yang akan menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi. Gambar diagram sistem dibuat guna memastikan sistem akan memenuhi kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem saling compatible dengan yang lainnya. Diagram pipa merupakan point awal untuk mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan. Diagram pipa menggambarkan komponen sistem dan hubungannya satu sama lain dalam bentuk skematik.

F. Koefisien Limpasan
Koefisien limpasan (C) merupakan angka yang secara empiris dihitung berdasarkan tiga parameter DAS, yakni tutupan lahan, tekstur tanah dan kemiringan lereng. Pada penelitian ini,penentuan harga C diambil dari Soil and Water Conservation Engineering, John Wiley & Son,1985 (tabel 2).Metode yang digunakan untuk overlay ketiga data di atas adalah intersect, yakni pertama meng-overlay tutupan lahan dan tekstur tanah, kemudian layer tersebut dioverlay dengan peta kemiringan lereng. 1 2 3 4 5 6 7 8 Daerah pegunungan yang curam Daerah pegunungan tersier Tanah bergelombang dan hutan Tanah dataran yang ditanami Persawahan yang diairi Sungai di daerah pegunungan Sungai kecil di dataran Sungai yang lebih besar dari setengah daerah pengalirnnya 0,75-0,9 0,7-0,8 0,5-0,75 0,45-0,6 0,7-0,8 0,75-0.85 0,45-0,75 0,5-0,75

G.

Catchment Area.

14

Untuk perencanaan suatu bangunan pemanfaatan air, system pemipaan dan pemopaan, pengendalian banjir, bendung dan waduk ataupun bangunan air lainnya, salah satu faktor yang sangat penting diketahui adalah sifat dan karakter pengaliran daerah yang bersangkutan. Studi seperti yang dimaksudkan di atas adalah sangat luas dan memerlukan data-data penunjang yang cukup, namun oleh karena kita ingin mengetahui besaran debit banjir atau air, maka pembahasan dipersempit pada pengetahuan tentang hujan yang jatuh dalam daerah pengaliran atau catchment area. Definisi catchment area ialah luas suata daerah yang dapat menangkap jatuhnya hujan dan mengalirkan air limpasan (run-off), baik berupa limpasan permukaan (surface run-off) maupun limpasan bawah permukaan (sub surface run-off), ke arah stream sungai. Cara membuat catchment area adalah sebagai berikut : 1. Ambil peta situasi skala 1 : 50.000 atau 1 : 100.000. 2. Pilih sungai utama yang akan diamati. 3. Tentukan lokasi rencana bangunan air sebagai titik observasi. 4. Buat garis batas catchment mulai dari titik observasi ke hulu meliputi seluruh anak-cabang sungai-sungai yang berorientasi dengan sungai utama. 5. Garis batas catchment berupa garis kontur atau garis tinggi atau puncak gunung yang memisahkan dua atau lebih daerah pengaliran. 6. Jika garis batas catchment sudah sempurna, maka ukurlah luas catchment dan panjang sungai utama dari anak-cabang sungai terpanjang hingga ke titik observasi dalam satuan Km panjang. Perhatikan nilai konversi satuan peta , misal untuk skala 1 : 50.000 angka konversi 1 cm = 500 m. 7. Tempatkan posisi stasiun-stasiun Penakar Hujan yang ke atas gambar peta.

H.

Bilangan Reynolds

15

Dalam

mekanika

fluida, terhadap

bilangan gaya viskos (/L)

Reynolds yang

adalah rasio antara gaya inersia (vs)

mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds(18421912) yang mengusulkannya pada tahun 1883. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis. Rumusan : Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

dengan:

vs kecepatan fluida, L panjang karakteristik, viskositas absolut fluida dinamis, viskositas kinematik fluida: = / , kerapatan (densitas) fluida.

Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.

16

BAB III ASPEK DALAM PERENCANAAN


A.
a.

Aspek Topografi
Luas Area Tambang Lokasi tambang berjarak 220 km dari Banjarmasin Ibukota Provinsi

Kalimantan Selatan. PT Adaro Indonesia memulai kegiatan eksplorasi pada tahun 1982. Studi kelayakan dibuat pada tahun 1998, dan pada tahun 1990 kegiatan konstruksi tambang dimulai. Wilayah kontrak PT Adaro Indonesia yang pada awalnya seluas 1.480 km persegi, diciutkan berdasarkan hasil eksplorasi menjadi 335 km persegi saja.

b.

Kontur Tanah Keadaan topografi didaerah tambang PT Adaro adalah landai dari

ketinggian 30 meter diatas permukaan laut dan kondisi berawa, sedangkan daerah perbukitannya stinggi 200 meter dan banyak dialiri sungai-sungai kecil. Pada daerah yang lebih rendah dipenuhi oleh sawah masyarakat, perkebunan karet dan padang rumput, sedangkan daerah perbukitannya dipenuhi dengan hutan.

c.

Elevasi Permukaan Tanah Di daerah sekitar lokasi penambangan PT Adaro Indonesia

merupakan daerah dengan relief permukaan yang didominasi oleh pegunungan, hutan, perkebunan dengan kemiringan yang tidak begitu curam. Hal ini tidak berbeda jauh dengan daerah lingkar tambang. Daerah sekitar tambang juga merupakan daerah pegunungan dengan elevasi sekitar .

17

B.
a.

Aspek Hidrologi
Data Curah Hujan Curah hujan adalah Besaran yang menyatakan tebalnya air hujan yang

jatuh ke tanah dalam waktu tertentu dimana tidak terserap ataupun menguap kembali ke atmosfer Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Tebalnya hujan pada setiap tempat dapat diketahui dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukur hujan disebut penakar hujan. Diseluruh indonesia pada saat ini terdapat lebih kurang 4000 unit alat penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam pada suatu gelas ukur. Sedangkan alat pancatat hujan otomatis mencatat jumlah curah hujan pada kertas pencatat yang setiap hari atau minggunya diganti dengan baru. Tabel 2 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Setiap Bulan Tahun 2006 NO BULAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Jumlah Hujan (mm) 362,6 345,9 294,8 219,3 72,5 188,2 24,7 4,6 2,9 16,5 155,6 Curah Jumlah Hari Hujan (mm) 28 26 26 20 15 30 11 6 2 1 18

18

12. Desember 408,4 21 Rata-rata 174,7 Sumber : Stasiun Klimatologi Banjarbaru b. Data Debit Air

17

Debit adalah laju aliran sungai (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik perdetik (m3/s). Rumus Menghitung Debit Air Limpasan, yaitu : Q = 0,278 C I A Keterangan : C : Koefisin Limpasan I : Intensitas Hujan (mm/Jam) A : Luas Daerah (Km2) Pada lokasi penambangan PT Adaro Indonesia yang berada di lokasi Kabupaten Tabalong curah hujan tertinggi tahun 2006 pada bulan Desember yaitu sebanyak 408 mm/21 hari. Dengan menggunakan rumus diatas dapat dicari besarnya debit pada lokasi penambangan PT Adaro Indonesia adalah : Diketahui : C = 0,9 I = 408 mm/ 21 hari = 408 mm/504 jam A = 3 Hektar = 0,03 Km2 Ditanya : Q ...?

Penyelesaian : Q = 0,278 C I A
19

= 0,278 x 0,9 x 408/504 x 0,03 = 0,00607 m3/s Jadi besarnya debit air limpasan pada lokasi PT Adaro Indonesia adalah sebesar 0,00607 m3/s.

c. Saluran Air Yang Ada Saluran air yang biasa digunakan untuk membuang sisa air asam tambang dapat berupa : 1. Aliran saluran terbuka (Open Channel Flow) 2. Aliran Saluran tertutup Keduanya dalam beberapa hal adalah sama, berbeda dalam satu hal yang penting, yaitu : 1. Aliran pada saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas yang dipengaruhi oleh tekanan udara bebas (P atmosphere) 2. 3. 4. sungai) 5. 6. Sulit menentukan kekasaran (sungai berbatu sedangkan pipa tembaga licin). Kesulitan pengumpulan data di lapangan. Aliran pada pipa tidak dipengaruhi oleh tekanan Perhitungan pada saluran terbuka lebih rumit dari Bentuk penampang yang tidak teratur (terutama udara secara langsung kecuali oleh tekanan hydraulic (y) pada perhitungan pipa.

Perbandingan dari rumus energi untuk kedua tipe aliran tersebut adalah :

20

Aliran pada saluran tertutup


P V P V 1 1 + 1 + 2 h1 + g 2 g = h2 g 2 g +hf
2 2

Aliran pada saluran terbuka

h1 +

V1 2g

V2 2g h = h2 + + f

Pada perancangan instalasi pembuangan air asam tambang (sump) ini kita menggunakan instalasi dengan saluran tertutup mengingat karena debit air pada lubang galian ini kecil sehingga, jenis saluran tertutup sangat cocok pada lubang galian ini. Jadi dalam rancangan instalasi pembuangan air asam tambang ini kita cukup memakai pipa sebagai saluran pembuangannya dan juga biaya yang kita keluarkan lebih kecil apabila kita menggunakan jenis saluran terbuka.

C.Aspek Perancangan
a. Gambar Sump

21

b.

Biaya Rancangan Di dalam perencanaan masalah biaya, kita harus benar-benar teliti,

sehingga cost yang digunakan dalam pengolahan instalasi ini tidak terlalu besar sehingga berpengaruh pada profit tambang yang kita peroleh. Tentu saja hal ini bukan menjadi patokan utama, kualitas material yang digunakan dalam pembangunan instalasi ini tetap juga harus kita pertimbangkan. Apabila harga material tersebut murah, tetapi kualitasnya jelek, hal ini malah memerlukan biaya yang mahal (perawatan). Untuk menghitung cost, terlebih dahulu kita menentukan jenis pipa dan pompa yang akan kita gunakan. Untuk pipa, kita menggunakan pipa dengan diameter 3 inch, hal ini dikarenakan debit limpasan lubang galian ini cukup besar. Untuk pompa, kita terlebih dahulu harus menghitung berapa kapasitas pompa yang digunakan. Diketahui : Q D1 D2 Ditanya Jawab : : 0,25 D12 = 0,25 x 3,14 x (0,07622) = 0,0045 m2
A2 =

= 0,00607 lt/s = 3 inch = 0,0762 m = 2 inch = 0,0508 m

t = 143 hari

V...?

A1 =

0,25 D22

= 0,25 x 3,14 x (0,05082) = 0,00202 m2


V1 =

Q / A1

= 0,00607 / 0,0045 = 1,33 m/s


V2 =

Q / A2

= 0,00607 / 0,00202 = 2,99 m/s

22

Ql

= 0,00607 x 12337920 = 74891,174 m3


=

74891174 liter H = v / Luas area

Jadi volume air yang menggenangi area tambang adalah sebesar 74891174 liter.

= 74891,174 / 30000 m = 2,5 m Jadi, tinggi genangan air adalah 2,5 m Setelah diketahui jenis pompa yang digunakan, kita dapat menghitung berapa cost yang akan kita anggarkan untuk pengerjaan instalasi ini. Akan tetapi pada pengerjaan instalasi anggaran dibatasi, yaitu tidak lebih dari anggaran yang telah ditetapkan. Tabel 3 Anggaran biaya pemasangan instalasi pipa pembuangan No Bahan Jumlah A Bahan 1 Pipa PVC D = 3 7 btg 2 3 inch Pipa PVC D = 2 15 btg inch Sambungan Elbow 8 buah 16 buah 2 buah 1 Buah 1 Buah 5 Buah 1 3 Harga/satuan Pengeluaran 420.000 600.000 40.000

@Rp. 60.000/ 4 Rp. m @Rp. 40.000/ 4 Rp. m @Rp. 5.000 @Rp. 4.500 @Rp. 10.000 @Rp. 20.000 @Rp. 3.200.000 @Rp. 11.000 Rp.

900 4 Sambungan Datar 5 Katup 6 Saringan 7 Pompa 8 Lem Pipa B Upah Pekerja 1 Mandor 2 Pekerja Total Pengeluaran

Rp. 72.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 3.400.000 Rp. 55.000

@Rp.50.000/hari Rp. 50.000 @Rp.30.000/hari Rp. 90.000 Rp. 4.767.000

BAB IV INSTALASI DAN PERAWATAN


A.Pemasangan Pompa dan Pipa Lokasi Tambang
a. Pemasangan Pompa
23

Pada pemasangan pompa untuk instalasi air ini menggunakan pompa berukuran biasa mengingat jumlah air yang terdapat pada bekas galian yang tidak terlalu banyak. Pemasangan pompa haruslah berada lebih dekat dengan sisi hisap daripada sisi buang, hal ini dilakukan agar pompa tidak menghisap air terlalu jauh yang dapat berakibat cepat rusaknya pompa. Pemasangan pompa hruslah berada pada posisi yang stabil dan aman serta terlindung adari hujan agar pompa tidak cepat mengalami korosi(berkarat). b. Pemasangan Jaringan Pipa Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau pengilangan tidaklah jauh berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin terjadi hanya pada kondisi khusus atau batasan tertentu yang diminta pada setiap proyek. Jenis pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. 2. Jenis pipa tanpa sambungan (Pembuatan pipa tanpa sambungan) Jenis pipa dengan sambungan (Pembuatan pipa dengan Adapun bahan-bahan pipa secara umum adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Carbon Steel Carbon Moly Galvenees Ferro Nikel Stainless Steel PVC Chrome Moly pengelasan)

Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih sebelumnya. Komponen perpipaan perpipaan yang dimaksud di sini meliputi, yaitu : 1. Pipes (pipa-pipa) 2. Flanges (flens-flens)

24

3. Fittings (sambungan) 4. Valves (katup-katup) 5. Bolting (baut-baut) 6. Gasket 7. Special Items (bagian khusus) Pemasangan pipa diatas tanah dapat dilakukan pada rak pipa (pipe rack) diatas penyangga-penyangga pipa, atau diatas dudukan pipa (sleeper). Pada pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula dimasukkan pipa peralatan yaitu yang meliputi pipa kolom dan vessel, pipa exchanger, pipa pompa dan turbin, pipa kompresor, dan pipa utilitas. Jenis material yang umum digunakan antara lain adalah : Carbon steel piping (pipa baja Karbon) Pipa ini banyak digunakan karena mudah dipasang, tapi untuk melindungi karat dari luar biasanya dilapas dengan bahan anti karat. Bahan anti karat ini lebih baik menggunkanan pelapis plastik seperti scotch kote atau plicoflex, karena lebih tahan daripada pelapis dari aspal atau residu Cast Iron Water Pipe (besi tuang pipa air) Digunakan untuk pembuangan air dengan tekanan tertentu Concrete pipe (pipa beton) Digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24 atau lebih Concrete Lined steel pipe (pipa baja dilapisi semen) Pipa ini digunakan untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta mempunyai tekanan diatas kemampuan pipa besi tuang Duriron Pipe Pipa ini digunakan untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi yang tinggi. Pipa ini sangat getas seperti gelas, sehingga harus hati-hati dalam pengangkutan dan pemasangan. c. Perawatan Instalasi Perawatan terhadap instalasi air ini haruslah dilakukan secara rutin dan berkala, hal dilakukan agar dapat terus menjaga daya kerja instalasi ini agar dapat terus bekerja lebih lama daripada instalasi yang

25

tanpa perawatan. Dalam hal ini kita juga dapat lebih menghemat biaya pengeluaran. d. Perawatan Berkala Pompa yang digunakan untuk mengeluarkan atau menghisap air asam tambang atau Sumb harus diperiksa kondisinya pompanya Apakah masih dalam kondisi yang bagus ? serta harus dilakukan perawatan secara berkala, meluputi pembersihan tadah isap dan pipa isap, pemeriksaan kondisi operasi, serta kinerja pompanya. Pemakaian pompa secara terus-menerus perlu di imbangi dengan maintence yang berkala, agar kinerja pompa dan pipa dapat maksimal. Pengecekan terhadap hamparan pipa perlu dilakukan, sehingga kita dapat mengetahui apakah terdapat kebocoran tau halhal lain yang menyebabkan terhambatnya kinerja pompa. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan agar kinerja pompa dapat maksimal antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Operasikan pompa mendekati titik efisiensi terbaiknya (BEP) Pastikan NPSH yang cukup pada lokasi pemasangan Modifikasi sistim pompa dan kehilangan pompa untuk meminimalkan penyumbatan. Pastikan ketersediaan instrumen dasar pada pompa seperti pengukur tekanan, pengukur aliran Sesuaikan terhadap variasi beban dengan menggunakan penggerak 6.
7.

kecepatan

yang lebih

bervariasi dari satu

atau

pengendali untuk

berurutan dari unit yang banyak. Hindari pengoperasian pompa penggunaan yang sama Gunakan pompa pendorong/booster untuk beban kecil yang memerlukan tekanan yang lebih tinggi 8. Untuk memperbaiki kinerja alat penukar panas, kurangi perbedaan suhu antara saluran masuk dan keluar daripada meningkatkan debit aliran

26

9. 10.
11.

Perbaiki sil dan paking untuk meminimalkan kehilangan air oleh tetesan Seimbangkan sistim untuk meminimalkan aliran dan menurunkan permintaan daya pompa Hindari head pemompaan dengan penggunaan pengembalian jatuh bebas (gravitasi), dan gunakan efek sifon Lakukan keseimbangan air untuk meminimalkan pemakaian air, dengan demikian mengoptimumkan pengoperasian pompa Hindari pensirkulasian ulang air pendingin dalam Genset Diesel, kompresor udara, sistim pendinginan, pompa air umpan menara pendingin, pompa kondensor dan pompa proses

12.

13.

14. 15. 16.

Pada operasi banyak pompa, padukan secara hati-hati operasi pompa untuk menghindarkan penyumbatan saluran Ganti pompa yang sudah tua dengan pompa yang efisien energinya Perbaiki efisiensi pompa yang ukurannya berlebih, pasang penggerak kecepatan yang bervariasi, turunkan ukuran/ganti impeler, atau ganti dengan pompa yang lebih kecil

17. 18. 19.

Optimalkan jumlah tahap dalam pompa multi-tahap jika terdapat keuntungan pada tekanan keluar. Kurangi tahanan sistim dengan cara pengkajian penurunan tekanan dan optimalisasi ukuran pipa Periksa secara teratur getarannya untuk memperkirakan kerusakan pada bantalan, kesalahan penggabungan, ketidakseimbangan, kelonggaran fondasi dll.

Untuk perawatan secara berkala sebaiknya dilakukan setiap 1-2minggu sekali. Jadi pada saat perawatan berkala dilakukan pengecekan secara menyeluruh mulai dari pipa pembuangan, kolam pengendapan sampai dengan pompa. Sehingga kinerja instalasi pipa pembuangan tersebut dapat bekerja dengan maksimal. e. Perawatan Inspeksi

27

Untuk perawatan inpeksi pompa agar pompa tersebut dapat bekerja secara optimal kita harus memperhatikan hal hal atau prosedur pemeriksaan adalah sebgai berikut : 1. Pemeriksaan tanda isap dan pipa isap Jika pada pembangunan instalasi ada benda asing, kotoran dan sampah yang masuk ke dalam pipa atau tadah isap, maka pompa akan mengalami gangguan yang serius. Karena itu pompa harus diperiksa sebelum diuji coba dan benda-benda yang dapat mengganggu dan merusak harus disingkirkan. 2. Pemeriksaan sistem listrik Ketepatan kapasitas pemutus sirkit, harga preset rele arus lebih, dan ukuran serta sambungan kabel harus diyakinkan. Untuk motor, terutama motor benam, tahanan isolasinya harus diukur dan dipastikan bahwa harganya sesuai dengan jaminan paberiknya. 3. Pemeriksaan kelurusan Kelurusan poros pompa dan motor harus diperiksa karena Sehingga akan menyebabkan kinerja pompa akan terhambat. 4. jumlahnya. 5. 6. Pemeriksaan dengan memutar poros Poros harus dapat berputar dengan halus jika diputar dengan tangan. Pemeriksaan pipa alat pembantu Semua katup pada sistem pipa pembantu seperti pipapendingin, pip[a perapat untuk perapat mekanis, dan pipa pengimbang, harus terbuka penuh. Jumlah dan tekanan air pendingin dan air pelumas harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 7. Pemeriksaan katup Katup yang dipasang ditengah-tengah pipa isap (pada sistem isapan dengan dorongan) harus dipastikan dalam kondisi terbuka penuh. 8. Memancing Pemeriksaan minyak pelumas bantalan Gemuk dan minyak untuk bantalan harus diperiksa kebersihannya dan menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar pada mesin.

28

Pompa harus dipancing dengan mengisi penuh pompa dan pipa isap dengan zat cair. 9. Pemanasan/pendinginan awal Untuk pompa bertemperatus tinggi (atau pompabertemperatur rendah), zat cair dengan temperatur tinggi (rendah) harus secara berangsur-angsur dimasukan ke dalam pompa untuk pemanasan (atau pendinginan) awal sebelum pompa dijalankan. 10. Pemeriksaan arah putaran Pemeriksaan arah putaran biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu melepas kopling atau sabuk yang menghubungkan pompa dengan motor penggerak. Motor di hidupkan sendiri dan diperiksa putarannya. 11. Penanganan katup keluar pada waktu seri Katup pada pipa keluar harus dalam keadaan trbuka penuh atau tertutup penuh, tergantung pada jenis pompa yang digunakan. Perhitungan Head Losses Dengan perhitungan head losses adalah sebagai berikut: Diketahui : f belokan f katup D1 D2 L1 L2 Z1 Z2 g V1 V2 = 0,3 = 0,08 = 0,0762 m = 0,0508 m = 27 m = 57 m = 17 m = 25 m = 9,81 m/s = 1,33 m/s = 2,99 m/s

P/ : diasumsikan = 0 Diketahui :

29

Viskositas ( ) = 300 = 0,802 x 10-6 V1 V2 D1 D2 = 1,33 m/s = 2,99 m/s = 0,0762 m = sisi isap = 0,0508 m = sisi buang : Re1 dan Re2...? f1 dan f2...? V .D Re 1 = 1 1 Re 1 = 1,33 0,0762 0,000000802

Ditanya

= 126366,584 (Jenis Aliran Turbulen) f1 = f1 = 0,316 Re 1


0 , 25

0,316 126366 ,584 0, 25

= 0,0167 Jadi nilai dari f gesekan dengan f saringan adalah sama, yaitu 0,0167 Re 2 = Re 2 = V 2 .D 2 2,99 0,0508 0,000000802

= 189391,521 (Jenis Aliran Turbulen) f2 = f2 = 0,316 Re 2


0 , 25

0,316 189391 ,521 0, 25

= 0,0151 Jadi nilai dari f gesekan adalah 0,0151 Ditanya : Head Losses pompa...?

30

Jawab : 1. Mayor Losses a. Sisi isap Hf gesekan L v = f1 1 1 D1 2 g = 0,0167 = 0,533 b. Sisi buang Hf gesekan = L v f2 2 2 D2 2 g 57 2,99 2 0,0508 2 9,81
2 2

27 1,33 2 0,0762 2 9,81

= 0,0151 = 7,72

Hf mayor losses = 0,533 + 7,72 = 8,253

2. Minor Losses a. Sisi isap Hl saringan v1 = f1 2 g 1,33 2 = 0,0167 2 9,81 = 0,001505 x 1 = 2 0,0015 v1 = fbelokan 2 g = 0,3 x = 0,02704 x 1 = 0,027 Hl katup = fkatup v1 2 g
31
2 2

Hl belokan

1,33 2 = 0,08 2 9,81 = 0,007212 x 1 = 0,00721 Hl sisi hisap = 0,001505 + 0,02704 + 0,00721 = 0,0357 b. Sisi buang Hl katup = = fkatup 0,08

v2 2 g

2,99 2 2 9,81

= 0,0364 x 1 = 0,0364 Hl belokan = fbelokan = 0,3 v2 2 g


2

2,99 2 2 9,81

= 0,136 x 7 = 0,957 Hl sisi buang Hl minor losses = 0,0364 + 0,957 = 0,993 = Hl sisi hisap + Hl sisi buang = 0,0357+ 0,993 = 1,029 Total HL = Hf mayor losses + Hl minor losses = 8,254 + 1,029 = 9,283 Dengan menggunakan persamaan Bernoulli: P P2 V V2 H = 1 + Z1 Z 2 + 1 + HL 2g 0 + 17 25 + 1,33 2,99 + 9,283 2 9,81
32
2 2

H = = 1,198 Kesimpulan: Dalam pemilihan pompa harus diperhatikan spesifikasi pompa yang memiliki head losses lebih besar dari 1,198 agar air dapat dipompa ke luar dari Sump.

B.

Gambar Rancangan Instalasi Pompa dan Pipa

Keterangan : 1. 2. 3. = Fluida = Saringan = Sambungan Pipa 900 4. 5. 6. = Sambungan Pipa Lurus = Katup = Pompa

BAB V PENUTUP

33

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tentang perancangan

instalasi pipa pembuangan air asam tambang adalah sebagai berikut, yaitu:Kita dapat mengetahui cara dalam pembuatan perencanaan instalasi pipa mengenai pembuangan air asam tambang secara benar sehingga tidak merusak lingkungan sekitar tambang. 1. Dalam perencanaan instalasi pipa kita harus mengetahui semua aspek yang dapat menunjang dalam pembuatan instalasi pipa sehingga dalam pembuangan air asam tambang dapat berjalan dengan maksimal. Aspek-aspek tersebut meliputi : Aspek topografi Aspek hidrologi Aspek hidrolika Aspek perancangan Instalasi/pemasangan Aspek perawatan 2. Dalam aspek Topografi kita dapat mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan peta lokasi, kontur tanah, luas tanah, elevasi sehingga kita dapat memperkirakan letak atau posisi yang tepat dalam merencanakan instalasi pembunagan air asam tambang secara benar. 3. Dalam aspek Hidrologi kita dapat mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan data curah hujan baik primer maupun sekunder sehingga kita dapat menentukan besarnya debit air limpasan dari data curah hujan tertinggi selama satu tahun.

Adapun rumus debit yang dipakai dalam perhitungan yaitu : Q = 0,278 C I A Keterangan : C : Koefisien Limpasaan

34

I A 4.

: Intensitas Hujan (mm/jam) : Luas Penampang

Pada rancangan instalasi pipa pembuangan air asam tambang ini menggunakan saluran tertutup karena debit air limpasan pada bekas lubang galian kecil dan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat instalasi ini secara maksimal.

5. Dalam aspek perancangan dan instalasi (pemasangan) kita dapat

mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan pemasangan pipa secara benar serta perawatan pipa secara berkala maupun secara inspeksi. Dalam perencanaan pemasangan pipa kita harus mengetahui bahan-bahan yang akan dipakai dalam perencanaan serta memperhatikan penempatan pompa, pondasi, urutan pemasangan, serta pemerikasaan kelurusan. Pada pompa yang dipakai secara terusmenerus harus dilakukan pemerikasaan dan perawatan secara berkala sehingga kerja pompa akan maksimal

B. Saran
Dalam pembuatan rancangan instalasi pipa pembuagan air asam tambang sangat membutuhkan perhitungan yang sangat tepat dan sangat efisien sehingga rancangan tersebut dapat berguna dan dapat dimanfaatkan secara maksimal karena apabila dalam pembuatan rancangan instalasi pipa itu secara sembarangan akan mempunyai dampak yang sangat fatal baik dari segi lingkungan maupun secara ekonomis. Kita harus mengetahui semua aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi pipa secara detail dan terperinci sehingga dalam pembuatan instalsi pipa dapat sempurna dan ekonomis.

35

Anda mungkin juga menyukai