Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Ombilin adalah salah satu

pembangkit listrik tenaga uap yang bahan bakunya adalah air.Air tersebut berasal

dari sungai batang Ombilin. Air ini nantiknya akan digunakan sebagai pengisi dan

membentuk siklus air dan uap di PLTU Ombilin.

Guna mencegah terjadinya kerusakan dan corossive pada tube-tube dan

condensor, yang disebabkan oleh kekeruhan yang disebabkan oleh lumpur, yang

melewati batas standar, maka perlu dilakukan qualiity control (pengendalian

mutu) pada sistem air PTP yang ada di PLTU Ombilin. Pengendalian mutu

dilakukan dengan cara anlisa conductivity pada air dengan alat conductivitymeter

Bedasarkan hal diatas penulis memilih judul : “POLA PEINJEKSIAN

BAHAN KIMIA DI PT PLN (Persero) UNIT PEMBANGKITAN OMBILIN.

1.2 Batasan Masalah

Pembatas masalah dilakukan agar masalah yang dibicarakan dapat tertata,

maka penulis membatasi masalah dalam hal pola peinjeksian bahan kimia di PT

PLN (Persero) Unit Pembangkitan Ombilin

1.3 Perumusan Masalah

Masalah yang dapat penulis rumuskan adalah :

1. Berapa Poly dan Alum yang di perlukan dalam satu kali penginjeksian?

1.4 Uraian Singkat Perusahaan


1. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
PT. PLN (Persero)Unit Pembangkitan Omblin merupakan salah satu
pembangkit terbesar di Sumatera Barat, dimana lokasi pembangkit, kantor dan
sarana penunjang lainnya didesa Sijantung Kec. Talawi Kota Sawahlunto yang
berjarak 120 KM dari Padang ke arah utara PT. PLN (Persero)Unit Pembangkit
Ombilin secara geografis berbatasan dengan:
1) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sijantang Koto.
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sijantang Koto.
3) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sijantang Koto.
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Ombilin.

2. Sejarah Perusahaan
Lokasi pembangkit, kantor dan sarana penunjang lainnya di Desa Sijantang
Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto yang berjarak 120 KM dari Padang ke arah
utara. Kemudian berdasarkan keputusan direktur PLN pusat dalam surat
keputusan 112-K/023/DIR/1996 Unit Ombilin dialihkan menjadi unit pelaksana di
bawah PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan Ombilin yang mempunyai tugas
mengoperasikan yaitu:

No Uraian Peralatan Kapasitas Mulai Operasi

1. PLTU Unit 1 100 MW 26 Agustus 1996

2. PLTU Unit 2 100 MW 15 November 1996

3. Struktur Organisasi
Organisasi adalah tempat dimana sekumpulan orang melakukan aktivitasnya
untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan. Didalamnya ada
interaksi antara elemen-elemen organisasi dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pada masing-masing bidang.
Struktur organisasi di PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan Ombilin
dikepalai oleh seorang Manajer yang dibantu oleh tiga Asisten Manajer dan satu
orang Manajer yaitu:
1) Manajer Bagian Enjiring.
2) Manajer Bagian Operasi.
3) Manajer Coal dan Ash Handing.

Asisten Manajer mempunyai tugas pokok sebagai berikut:


1) Bagian Enjiniring
Bagian Enjiniring ini melakukan perencanaan dan evaluasi
pengorganisasian dan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik. Untuk menjalankan
tugas pokonya Asisten Manajer Enjiniring dibantu oleh beberapa jajarannya yaitu:
a. Engineer/Asistant Engineer Perencanaan dan Evaluasi Operasi.
b. Engineer/Asistant Engineer Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharaan.
c. Analyst/Asistant Analyst Kinerja.
d. Engineer/Asistant Engineer Lingkungan dan Keselamatan
Ketenagalistrikan.
e. Analyst/Assistant Analist Teknologi Informasi.
2) Bagian Operasi

Bagian operasi melaksanakan pengoperasian unit pembangkit listrik susuai


dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan. Untuk menjalankan tugas pokonya
asisten manajer Operasi dibantu lima orang supervisor yaitu:

a. Supervisor Operasi Shift A.


b. Supervisor Operasi Shift B.
c. Supervisor Operasi Shift C.
d. Supervisor Operasi Shift D.
e. Supervisor Analisis Kimia.
a. Supervisor Pemeliharaan Turbin.
b. Supervisor Pemeliharaan Boiler.
3) Bagian Coal dan Ash Handling

Bagian Coal dan Ash Handling menyelenggarakan tugas untuk pengelolaan


bahan bakar Batubara dan Solar serta penanganan instalasi coal dan ash, tugas
pokoknya Asisten Manajer Coal dan Ash Handling dibantu oleh empat orang
Supervisor, yaitu:

a. Supervisor Operasi Coal dan Ash Handling.


b. Supervisor Pemeliharaan Coal Handling.
c. Supervisor Pemeliharaan Ash Handling.
d. Supervisor Pemeliharaan Bahan Bakar.
4. Tenaga Kerja

Jenis tenaga kerja di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Ombilin adalah
tenaga kerja tetap. Jumlah karyawan PLN adalah 130 orang, yang dibantu oleh out
sourching yang dikelola oleh mitra kerja PT. PLN (Persero) Sektor Ombilin.

PLTU Ombilin beroperasi selama 24 jam, berdasarkan bahan baku dan


permintaan pasar / konsumen. Jam kerja karyawan dibagi atas center site office,
yaitu:

1. Karyawan reguler / non shift.


Jam kerja sebagai berikut:
a. Senin – Kamis = 07.30 – 16.00 WIB.
b. Jumat = 08.00 – 16.30 WIB.
c. Istirahat = 12.00 – 13.00 WIB.

2. Karyawan Shift.
a. Shift Pagi = 07.30 – 15.30 WIB.
b. Shift Siang = 15.30 – 22.00 WIB.
c. Shift Malam = 22.00 – 07.30 WIB.
5. Manajemen Perusahaan

Untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) pada PLTU


Ombilin dilakukan 2 cara, yang pertama penerimaan karyawan dari PT. PLM
(Persero) Sumbangsel dan pusat, serta penambahan out sourching direkrut dari
wilayah setempat oleh mitra kerja PT. PLTU (Persero) Sektor Pembangkit
Ombilin.

Penempatan karyawan dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing


melalui observasi dan dilakukan orientasi disetiap bagian. Untuk penambahan
kemampuan karyawan dilakukan dengan mengikuti diklat-diklat.

6. Fungsi Perusahaan

PLTU Ombilin mempunyai fungsi yang hampir sama untuk setiap badan
usaha pada umumnya, seperti:

a. Fungsi Sosial

Dengan berdirinya PLTU Ombilin ini membuka lapangan pekerjaan bagi


masyarakat di Indonesia khususnya Kota Sawahlunto. Sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup karyawan dan masyarakat setempat pada umumnya.
Selain itu dapat berfungsi dalam bidang pendidikan dengan menerima mahasiswa
melakukan penelitian yang pada akhirnya dapat berguna bagi masisawa maupun
perusahaan sendiri.

b. Fungsi Ekonomi

PLTU Ombilin dapat meningkatkan Devisi daerah dengan pajak ekonomi


yang berguna untuk pembangunan demi tercapainya masyarakat adil makmur.

7. Distribusi Hasil

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Ombilin menyalurkan listrik pada


bagian wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Bagian Tengah.
BAB II
PROSES PRODUKSI PERUSAHAAN

2.1 Bahan Baku Produksi


Bahan baku produksi pada PT. PLN (Persero) Sektor Ombilin yang
merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap, adalah air yang berasal
dari sungai Batang Ombilin.
2.2 Mesin dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk menunjang produksi listrik
pada PT. PLN (Persero) adalah:
1. Saringan Stainer, merupakan saringan yang berfungsi untuk
menyaring kotoran-kotoran air sungai Ombilin yang berukuran
besar sebelum air tersebut dipompakan menggunakan River Water
Pump.
2. River Water Pump, adalah pompa yang digunakan untuk memompa
air sungai Ombilin ke Clarifier yang berjumlah sebanyak tiga buah
pompa.
3. Clarifier, merupakan tempat penampungan air yang digunakan
untuk memisahkan antara endapan yang terbentuk dengan air jernih
setelah dilakukan penginjeksian bahan kimia.
4. Storage Basin, berfungsi sebagai bak penampung air dari Clarifier.
5. Sand Filter, suatu tabung saringan pasir yang berfungsi menyaring
air dari kotoran-kotoran yang masih terbawa oleh air dari Storage
Basin.
6. Clear Well, berfungsi untuk menampung air bersih dari Sand Filter.
7. Carbon filter, merupakan saringan yang berbentuk tabung berisi
carbon aktif yang berfungsi untuk menghilangkan bau, warna, rasa
dan meningkatkan chlorin bebas dalam air.
8. Cation Exchanger, alat berbentuk tabung yang berfungsi untuk
mengikat ion-ion positif yang terbawa oleh air.
9. Degasser, alat yang berfungsi untuk membuang gas-gas terlarut
dalam air seperti CO2O2 dan H2S.
10. Anion Exchanger, berbentuk tabung yang berisi resin untuk
penangkap ion-ion negatif yang terbawa oleh air.
11. Mixed Bed, alat yang berbentuk tabung yang berfungsi untuk
mengikat ion positif dan negatif yang masih lolos pada Cation dan
Anion Exchanger.
12. Demineralized Tank, tempat penampung air bebas mineral yang
kemudian digunakan untuk pemakaian air internal.
13. Kondensor, tempat untuk berlangsungnya proses kondensasi dimana
air diubah menjadi uap kering di Steam untuk menggerakkan turbin
dan kemudian diubah menjadi air.
14. Make Up Pump, pompa untuk mensuplay kebutuhan air penambah
dari Demin Tank ke HotWell.
15. Hot Well, tempat penampungan Condensat dan air penambah.
16. Low Pressure Heater (LPH), pemanasan awal tekanan rendah,
sumber panas diambil dari Steam Biled 4 dan 5 pada Turbin.
17. Dearator, peralatan yang berfungsi untuk menghilangkan gas-gas
terlarut baik secara fisik maupun kimia.
18. Feed Water Tank, tanki tempat penampang air umpan yang akan
dipompakan masuk ke Boiler Drum.
19. Boiler Feed Pupm, pompa yang mentransfer air dari Feed Water
Tank menuju Boiler Drum.
20. Economizer, pipa-pipa tempat pemanasan air tingkat akhir, sumber
panas diambil dari gas buang.
21. Boiler Drum, drum tempat penampungan air sekaligus pembentuk
Steam.
22. Turbin Uap, peralatan yang akan menkonversi dari energi panas
menjadi energi gerak atau mekanik.
23. Generator, peralatan yang berfungsi untuk menkonversi energi
mekanik menjadi energi listrik.
2.3 Proses Produksi
Proses Pengelohan Air Dan Uap Pada PLTU Sektor Ombilin.
Proses pengolahan air di PLTU Ombilin berdasarkan tempat

dibedakan atas dua system yaitu :

1. Sistem Eksternal

Pada PLTU Ombilin sistem eksternal dilakukan pada Pretreatment

Plant dan Water Treatment Plant. Pretreatment bertujuan untuk mengolah

bahan mentah (air sungai) menjadi bahan baku.

A. PRE TREATMENT PLANT


Sirkulasi air di pretreatment dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Air Sungai

Di PLTU Ombilin semua kebutuhan air diambil dari sungai

ombilin. Air sungai dipompakan dengan satu atau dari tiga buah river

water pump yang sebelumnya air telah melewati saringan (filter)

untuk menyaring benda-benda berukuran besar seperti sampah, kayu

dan kotoran-kotoran lainnya. Kemudian air dipompakan ke bak

clarifier yang sebelumnya diinjeksikan dengan zat-xat kimia yaitu:

1. Alum (tawas)

Al2(SO4)3 + 6H2O 2 Al(OH)3 + SO4 + 6 H


Dimana: Al2(SO4)3 = Aluminium Sulfat

H2O = Air

Al(OH)3 = Aluminium Oxide

SO4 = Sulfate

H = Hidrogen

Tujuannya untuk membentuk koagulasi air.

2. Sodium Hipoclorid

NaOCl + H2O NaOH + HOCl

Dimana: NaOCl = Sodium Hipoclorid

H2O = Air

NaOH = Natrium Hidroksida

HOCl = Hypochlorous Acid

Tujuan untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat

dalam air.

3. Poly Elektrolit

Untuk membentuk dan memperbesar koagulasi

(flockulant) air sehingga kotoran-kotoran tersebut

mengendap.

b. Clarifier

Merupakan tempat penampungan air yang digunakan untuk

memisahkan antara endapan yang terbentuk dengan air jernih setelah

dilakukan penginjeksian bahan kimia. Selanjutnya air didistribusikan

ke storage basin.
c. Storage Basin

Storage basin berfungsi sebagai bak penampung dari clarifier yang

kemudian dipompakan untuk:

1. Cooling Tower

Sistem air pendingin yang digunakan untuk

mendinginkan uap bekas dari turbine didalam kondensor dan

pendingin lainnya. Air yang ditampung di storage basin

kemudian dipompakan dengan bantuan make up pump

menuju cooling tower. Untuk mengendalikan kualitas air

Cooling Tower, maka diinjeksikan bahan kimia:

a) TCCA (Tri Cloro Cranuric Acid)

Untuk menghambat dan melumpuhkan

mikroorganisme (berperan sebagai ocsidation biocide).

b) Tekno Cide

Bahan kimia yang berperan menghambat pertumbuhan

mikroorganisme (berperan sebagai non ocsidation

biocide).

c) Anti kerak dan korosi

Bahan kimia yang berperan untuk mencegah

terbentuknya kerak dan terjadinya korosi pada cooling

tower.
2. Fire Fighitng

Yaitu air yang digunakan untuk pemadaman kebakaran,

apabila terjadi kebakaran di PLTU Ombilin untuk keperluan

Fire Fighitng ini dibutuhkan beberapa buah pompa yang

akan memompakan air tersebut.

3. Air gineral service diperuntungkan sebagai air demin dan air

untuk portable water.

B. WATER TREATMENT PLANT

Proses pengolahan air di WTP dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Sand Filter

Air dari storage basin dipompakan ke sand filter yang berisi pasir

dan karbon aktif yang bertujuan untuk menyaring kotoran-kotoran

halus yang terbawa oleh air dan menghilangkan bau pada air.

b) Clear Well

Clear well berfungsi untuk menampung air bersih dari sand filter

yang kemudian dipompakan untuk:

1. Portable Water

Yaitu air yang digunakan untuk air minum dan air sanitasi

(kesehatan) di PLTU Ombilin yang diinjeksikan sodium

hypoclrorit.
2. Air Demineralized Tank

Yaitu air yang bebas dari garam-garam mineral dan akan

digunakan untuk bioler. Dari clear well ini dipompakan ke

carbon aktif.

c) Carbon Filter

Yaitu saringan yang berisi carbon aktif yang bertujuan untuk

menghilangkan warna, rasa, bau clorin bebas serta senyawa organik.

C + 2Cl2 CCl4

Alat ini beroperasi pada tekanan 3,5 – 6,0 bar g dan suhu 30 0 C-

600 C. Pada alat media filter yang digunakan adalah:

1. Support Gravel 1-2 mm dia 100 mm depth.

2. Support Gravel 6 mm dia 100 mm depth.

3. Activated Carbon type 207 c 100 mm depth.

d) Kation Exchanger

Yaitu alat untuk mengikat ion-ion positif yang dibawa oleh air

untuk disubsitusi dengan ion H+.

CaCl2 + 2 RH R2Ca + 2 HCl

CaSO4 + 2 RH R2Ca + H2SO4

MgCl2 + 2 RH R2Mg + 2 HCl

MgSO4 + 2 RH R2Mg + H2SO4

MgCO3 + 2 RH R2Mg + H2CO3


Na + RH RNa + H

Air yang keluar dari kation exchanger bersifat asam dan

mengandung gas-gas. Alan ini beroperasi pada suhu 30 0 C – 600 C

tekanan 3,5 – 6,0 bar g dan aliran rata-rata 17 m 3 / jam. Jenis resin

yang digunakan adalah Rohm and Haas Amberjet 1200 Na sebanyak

1,15 M3, bila resin telah jenuh maka harus dilakukan regenerasi

(pengaktifan kembali) dengan jalan menginjeksian HCl 5%.

Reaksi:

R2Ca + 2 HCl 2 RH + CaCl2

R2Mg + 2 HCl 2 RH + MgCl2

R3Al + 3 HCL 3 RH + AlCl3

Rna + HCl RH + NaCl

Air dari regenerasi yang mengandung garam-garam diteruskan

ke Tank Effluent untuk dinetralkan baru dibuang ke sungai.

e) Degasser

Adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuang gas-gas yang

terlarut dalam air hal ini untuk memudahkan kerja alat selanjutnya.

f) Anion Exchanger
Alat ini untuk mengikat ion negatif yang dibawa oleh air untuk

disubsitusikan oleh ion OH-.

Reaksi:

ROH + HCl RCl + H2O

ROH + H2SO4 R2SO4 + 2 H2O

Air yang keluar dari aninon exchanger bersifat netral dengan

range pH 6 – 7. Alat ini beroperasi pada suhu 300 C – 600 C dengan

tekanan 4 – 6 bar dan aliran ± 17,4 M 3 /hr. Resin yang digunakan

adalah:

a. 0,8 M3 Rohm dan Hass Amberjet 4200 CI (aktif).

b. 0,15 M3 Rohm dan Hass Ambersep 349 CI (insert).

Bila resin telah jenuh maka dilakukan proses regenerasi dengan

injeksi NaOH 3,5%.

g) Mixed Bed

Alat ini digunakan untuk mengikat ion-ion positif dan ion-ion

negatif yang lolos dari alat penukar kation dan anion.

Resin Inert berguna sebagai pembatas anatara resin anion dan

kation dalam tangki Mixed Bed. Untuk mengaktifkan resin anion

dapat dengan proses regenerasi yaitu meinjeksikan NaOH 3,5%.

Sedangkan untuk resin kation dengan injeksi HCl 4%.


Air dari regenerasi yang mengandung garam-garam diteruskan ke

Effluent Tank untuk dinetralkan selanjutnya diteruskan ke Waster

water treatment.

h) Deminiralized Tank

Berfungsi sebagai penampung air bebas mineral yang kemudian di

pakai untuk penambah pada sistim internal.

2. Sistem Internal

Sistem air internal merupakan sistem pengolahan air dalam unit

PLTU. Sistem ini merupakan sistem tertutup dimana air demineral dari

kondensor diubah menjadi air melalui proses kondensasi pada kondensor.

Air dari demineralized tank dipompakan dengan Make Up Pump ke

Hot Well yang selanjutnya dialirkan ke Low Pressure Heater (LPH) 1 dan

2. Pada LPH diinjeksikan zat kimia diantaranya:

a. Hydrazine

N2H4 + O2 H2O + N2

2N2H4 2NH3 + H2

NH3 + H2O NH4OH

Penginjeksian ini bertujuan untuk mengikat O2 yang terlarut dalam air.

b. Ammoniak

NH3 + H2O NH4OH

Berfungsi untuk mengatur pH sesuai dengan standar operasi unit.


Pada LPH 1 dan 2 sudah dimulai tingkat pemanasan awal yang

berasal dari sisa uap bekas pada turbin. Selanjutnya air dari LPH masuk ke

Dearator didalamnya akan terjadi proses pembuangan gas-gas H2O dan O2

yang terlarut dalam air.

Didalam dearator ini air selanjutnya masuk ke Feed Water Tank

yang berfungsi menampung air yang telah bebas dari gas-gas O2 dan H2

yang terlarut didalamnya. Selanjutnya air dari feed water tank dipompakan

ke Boiler Drum dengan menggunakan Boiler Feed Pump.

Selain ke Boiler drum air melalui pemanasan yaitu High Pressure

Heater (HPH) yang mempunyai 2 tingkat HPH 1 dan 2. Pada HPH ini

sumber panas diambil dari steam bleed turbin no 1 dan 2. Lalu dipanaskan

lagi di economizer dengan memanfaatkan panas dari gas buang.

Pada Boiler drum diinjeksikan Phospate (Na3PO4) yang bertujuan

untuk menaikan pH dan mengikat ion-ion Ca dan Mg dengan reaksi:

Na3PO4 + 2H2O 2NaOH + NaH2PO4

Na3PO4 + 3Ca(HCO3)2 Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 3H2O + 3CO2

Na3PO4 + Mg(HCO3)2 Mg3(PO4)3 + 3NaCO3 + 3H2O + 3CO2

Ca3(PO4)2 dan Mg3(PO4) yang terbentuk akan dibuang melalui

Continous Blow Down (CBD). Pada boiler terjadi pembentukan uap basah.

Sebelum sampai keturbin uap tersebut mengalami 2 tingkat pemanasan

yaitu Low Temperature Super Heater (LTSH) dan High Temperature

Super Heater (LTSH) dan Desuperheater untuk menstabilkan temperatur

dan tekanan yang menuju turbin.


Uap yang dihasilkan siap memutar turbin. Uap bekas yang telah

digunakan untuk memutar turbin selanjutnya kan mengalami kondensasi

pada kondensor.

2.4 DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI


Diagram alir proses produksi system internal PT.PLTU (Persero)

dapat dilihat pada lampiran III.

Anda mungkin juga menyukai